Presentasi kasus tuberculosis

22
PRESENTASI & REFLEKSI KASUS PRESENTASI & REFLEKSI KASUS “TUBERCULOSIS PARU” “TUBERCULOSIS PARU” Disusun oleh : AULIA FAKHRINA 20040310034

description

Tuberkulosis (TB) paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang menginfeksi paru

Transcript of Presentasi kasus tuberculosis

  • PRESENTASI & REFLEKSI KASUSTUBERCULOSIS PARUDisusun oleh : AULIA FAKHRINA20040310034

  • I. IDENTITAS PASIENNama: Sdr. R Usia: 16 tahunJenis Kelamin: Laki-lakiPekerjaan: PelajarAlamat: Slokopan, Sokorini, MuntilanAgama: IslamTgl. Masuk RS: 30 April 2009Dirawat pada: R. Mawar

  • II. ANAMNESISKeluhan Utama:

    Batuk berdarah

    Riwayat Penyakit Sekarang:

    Empat hari sebelum masuk RS, pasien periksa di Puskesmas karena keluhan batuk berdarah. Di Puskesmas sudah diperiksa dahak (SPS) dan hasilnya positif TB. Setelah hasil pemeriksaan tersebut, pasien telah mendapatkan OAT dari Puskesmas. Pagi hari sebelum masuk RS, pasien mengeluh tiap batuk mengeluarkan darah banyak dan ada darah yang bergumpal.

  • Riwayat Penyakit Dahulu:

    Pasien belum pernah merasakan hal serupa sebelumnya, dan riwayat penyakit lain disangkal pasien.

    Riwayat Penyakit Keluarga :

    Paman pasien menderita batuk lama dan tidak diobati.

  • III. PEMERIKSAAN FISIKKU : sedang, CM VS : TD: 129/76N : 83 S : 36,8Kepala : Mesocepal CA -/-, SI -/-Leher : JVP tidak meningkatPulmo : vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-)Cor : S1-S2 reguler, cardiomegali(-), bising (-)Abdomen : timpani(+), supel(+), ascites(-)Ekstremitas : udem(-), akral hangat, perfusi baik.

  • IV. PEMERIKSAAN PENUNJANGPx Darah Rutin & Kimia Darah

    Px Rontgen ThoraxKesan : Proses TB

    AL : 12,5MCV : 76,9AE : 5,11MCH : 24,9Hb : 12,7MCHC : 32,3Ht : 39,3AT : 599

    GDS : 79SGPT : 15Ureum : 15Cholesterol : 139Creatinin : 0,74Triglycerid : 111SGOT : 17As. Urat : 7,70

  • V. DIAGNOSIS KERJA Tuberculosis Paru

    VI. RENCANA TERAPIInfus RL 20 tts/menitInj. Kalnex 1A/8 jamInj. Ceftriaxon 1A/12 jamCodein 3xI4 FDC 1xIII tabDiet TKTPCek darah rutin & kimia darah (sudah dilakukan), rontgen thorax (sudah dilakukan), BTA 3x (SPS)

  • TUBERCULOSISA. DEFINISITuberkulosis (TB) paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang menginfeksi paru (Mansjoer et al, 1999).

    B. ETIOLOGIPenyebab tuberkulosis adalah Mycobacterium tuberculosis, tergolong ordo Actinomycetes, familia Mycobacteriacae dan genus Mycobacterium. Mycobacterium tergolong sejenis kuman berbentuk batang, non motil, dan tersusun tunggal dengan ukuran panjang 1 4 / mikrometer dan tebal 0,3 0,6 / mikrometer.

  • C. PATOFISIOLOGISumber penularan adalah penderita TB BTA positif.Bersin dan batuk kuman ke udara bentuk droplet nuclei terhirup ke dalam saluran nafas menyebar ke paru dan tubuh lain melalui sistem peredaran darah, limfe, saluran nafas dllDaya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak negatip (tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak menular.Kemungkinan seseorang terinfeksi TB ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut (DepKesRI, 2003).

  • D. KLASIFIKASIMenurut American Thoracic Society tahun 1981, tuberkulosis dibagi menjadi 6 kelas yang ditujukan untuk anak maupun dewasa :Kelas 0Tidak ada jangkitan tuberkulosis, tidak terinfeksi (tidak ada riwayat terpapar, reaksi terhadap tes tuberkulin tidak bermakna)Kelas 1Terpapar tuberkulosis, tidak terinfeksi (riwayat pemaparan, reaksi tes kulit tuberkulin tidak bermakna)Kelas 2Ada infeksi tuberkulosis, tidak timbul penyakit (reaksi tes kulit tuberkulin bermakna, pemeriksaan bakteri negatif, tidak ada bukti klinik maupun radiologik)

  • Kelas 3Ada infeksi tuberkulosis, saat ini sedang sakit (M. Tuberculosis ada dalam biakan, selain itu reaksi tes kulit tuberkulin bermakna dan / atau bukti radiologik tentang adanya penyakit)Kelas 4Tuberkulosis : saat ini sedang tidak menderita penyakit (ada riwayat mendapat pengobatan pencegahan tuberkulosis atau adanya temuan radiografik yang stabil pada orang yang reaksi tes kulit tuberkulinnya bermakna, pemeriksaan bakteriologis bila dilakukan negatif. Tidak ada bukti klinik dan radiografik tentang adanya penyakit pada saat ini)Kelas 5Orang dicurigai mendapatkan tuberkulosis (diagnosis tunda)

    (Price and Wilson, 1995).

  • Klasifikasi diagnosis TB adalah:1. TB Paru BTA mikroskopis langsung (+) atau biakan (+), kelainan foto thorak menyokong TB, dan gejala klinis sesuai TB.BTA mikroskopis langsung atau biakan (-), tetapi kelainan rontgen dan klinis sesuai TB dan memberikan perbaikan pada pengobatan awal anti TB ( initial terapi).Pasien golongan ini memerlukan pengobatan adekuat.

    2. TB Paru tersangkaDiagnosis pada tahap ini bersifat sementara sampai hasil pemeriksaan BTA didapat (paling lambat 3 bulan). Pasien dengan BTA mikroskopis langsung (-) atau belum ada hasil pemeriksaan atau pemeriksaan belum lengkap, tetapi kelainan rontgen dan klinis sesuai TB Paru. Pengobatan dengan anti TB sudah dapat dimulai.3. Bekas TB (tidak sakit)Ada riwayat TB pada pasien dimasa lalu dengan atau tanpa pengobatan atau gambaran rontgen normal atau abnormal tetapi stabil pada foto serial dan sputum BTA (-) kelompok ini tidak perlu diobati.

  • E. MANIFESTASI KLINISDemam, Batuk atau batuk darah, sesak nafas, nyeri dada, malaise (nafsu makan berkurang, berat badan menurun,keluar keringat malam)

    F. DIAGNOSIS1. Seseorang dicurigai menderita tuberkulosis jika :Mempunyai sejarah kontak erat (serumah) dengan penderita TB BTA positif.Terdapat reaksi kemerahan cepat setelah penyuntikan BCG (dalam 3-7 hari).Terdapat gejala umum TB.

  • 2. Gejala spesifik3. Uji tuberkulin (+)4. Reaksi cepat BCG5. Foto rntgen dada6. Pemeriksaan mikrobiologi dan serologi7. Respons terhadap pengobatan dengan OAT

  • G. PENATALAKSANAANKategori 1 :

    Untuk pasien TB baru dengan BTA (+), atau pasien TB baru dengan BTA (-) tetapi pada rontgen thoraks menunjukkan kelainan luas, dan pasien TB ekstraparu berat2HRZE/4H3R32HRZE/4HR2HRZE/6HEKategori 2 :

    Untuk pasein TB paru yang kambuh, gagal pengobatan, dan after default2HRZES/HRZE/5H3R3ES2HRZES/HRZE/5HRE

  • Kategori 3 :

    Untuk pasien TB baru dengan BTA (-) dan rontgen thoraks menunjukkan kelainan paru minimal, dan pasien TB ekstraparu ringan2HRZ/4H3R32HRZ/4HR2HRZ/6HEKategori 4 :

    Untuk pasien TB kronik, diberikan H seumur hidup, bila mampu berikan OAT second line.

  • H. KOMPLIKASI

    Komplikasi dini : Pleuritis, Efusi pleura, Empiema, Laringitis, menjalar ke organ lain, Ponchets arthropathyKomplikasi lanjut : Obstruksi jalan nafas (sindroma obstruksi pasca tuberkulosa), Kerusakan parenkim berat, Amiloidosis, Karsinoma paru, Sindroma gagal nafas dewasa (ARDS), sering terjadi pada tuberkulosis milier dan kavitas tuberkulosis

  • PROGNOSIS

    Tanpa pengobatan, setelah lima tahun, 50% dari penderita TB akan meninggal, 25% akan sembuh sendiri dengan daya tahan tinggi, dan 25% sebagai kasus kronik, yang tetap menular (WHO, 1996 dalam DepKesRI, 2003).Dengan pengobatan antibiotik yang sesuai, TB dapat disembuhkan dalam perbandingan > 9 dari 10 pasien (Anonim, 2002).

  • REFLEKSI KASUSPada kasus ini, didapakan diagnosis Tuberculosis Paru berdasarkan gejala klinis yaitu adanya riwayat batuk lama, batuk berdarah dan adanya riwayat keluarga yang menderita batuk lama. Didukung dengan hasil pemeriksaan sputum BTA positif (dilakukan di Puskesmas dan diulang di RS tetapi hasil pemeriksaan sputum di RS belum jadi) dan hasil rontgen thorax yang menunjukkan adanya Proses TB.

    Menurut WHO dan IUATLD (International Union Against Tuberculosis and Lung Disease) pasien ini termasuk dalam Kategori 1, yaitu pasien TB baru dengan BTA (+), atau pasien TB baru dengan BTA (-) tetapi pada rontgen thoraks menunjukkan kelainan luas, dan pasien TB ekstraparu berat.

  • Terapi untuk TB Kategori I adalah :

    2HRZE/4H3R32HRZE/4HR2HRZE/6HE

    Terapi pada pasien ini yaitu Infus RL 20 tts/menit, Inj. Kalnex 1A/8 jam, Inj. Ceftriaxon 1A/12 jam, Codein 3xI, 4 FDC 1xIII tab, dan diet TKTP menurut saya sudah tepat. Kalnex berfungsi untuk menghentikan batuk berdarah akibat pembuluh darah yang pecah. Ceftriaxon berfungsi untuk menanggulangi infeksi (AL : 12,5 x 103 /L). Codein berfungsi untuk mengurangi gejala batuk, penggunaan OAT dan Diet TKTP juga sudah tepat dalam penatalaksanaan pasien ini.

  • DAFTAR PUSTAKAAmin, Z., & Bahar A. (2007). Tuberkulosis Paru. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi IV. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta: 988-1000.DepKesRI. (2003). Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.Jawetz, Melnick, &Adelberg. (1996). Mikobakteria. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 20. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta:302-313.Mansjoer, A., dkk. (1999). Tuberkulosis Paru. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I. Edisi 3. Media Aesculapius FKUI. Jakarta:472-476.Price, S.A., Wilson, L.M. (1995).Tuberkulosis Paru-Paru. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid II. Edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta:753-763.Rani AA, Soegondo S, Nasir AU, dkk. (2006). Tuberkulosis Paru. Panduan Pelayanan Medik. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta:109-111.

  • Terima Kasih