Presentasi Kasus Snh Adib i
-
Author
sarypratignyo -
Category
Documents
-
view
529 -
download
1
Embed Size (px)
Transcript of Presentasi Kasus Snh Adib i

5/8/2018 Presentasi Kasus Snh Adib i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-snh-adib-i 1/29
PRESENTASI KASUS
STROKE NON HEMORAGIK
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Dalam Mengikuti Program Pendidikan
Profesi Bagian Ilmu Penyakit Syaraf
Diajukan Kepada Yth. :
Dr. GAMA SITA SETYA PRATIWI, Sp. S
Disusun oleh:
ADIB MUJANAT
20030310109
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
BAGIAN ILMU PENYAKIT SYARAF
RSUD SALATIGA

5/8/2018 Presentasi Kasus Snh Adib i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-snh-adib-i 2/29
2009
HALAMAN PENGESAHAN
Telah dipresentasikan presentasi kasus dengan judul
STROKE NON HEMORAGIK
Hari / Tanggal : 6 April 2009
Menyetujui:
Dokter Pembimbing / Penguji
2

5/8/2018 Presentasi Kasus Snh Adib i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-snh-adib-i 3/29
Dr. GAMA SITA SETYA PRATIWI, Sp. S
STROKE NON HEMORAGIK
A. DEFINISI
Stroke adalah gangguan fungsional otak yang bersifat lokal dan atau global,
terjadi secara akut berlangsung selama 24 jam atau lebih yang disebabkan oleh gangguan
aliran darah otak (Sidharta, 1999).
Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresif cepat,
berupa defisit neurologis fokal dan/atau global, yang berlangsung 24 jam atau lebih atau
langsung menimbulkan kematian, dan semata-mata disebabkan gangguan peredaran
darah otak non traumatik (Mansjoer, 2000).
B. EPIDEMIOLOGI
Setiap tahunnya, 200 dari tiap 100.000 orang di Eropa menderita stroke, dan
menyebabkan kematian 275.000-300.000 orang Amerika. Di pusat-pusat pelayanan
neurologi di Indonesia jumlah penderita gangguan peredaran darah otak (GPDO) selalu
menempati urutan pertama dari seluruh penderita rawat inap.
Insidensi GPDO menurut umur, bisa mengeani semua umur, tetapi secara
keseluruhan mulai meningkat pada usia dekade ke-5. Insidensi juga berbeda menurut
jenis GPDO. Perdarahan subarachnoidal primer sudah mulai timbul pada usia dasawarsa
ke-3 sampai ke-5 dan setelah usia 60 tahun. Perdarahan intraserebral sering didapati
mulai pada dekade ke-5 sampai ke-8 usia orang Amerika. Sedangkan trombosis lebih
sering pada umur lima puluhan hingga 70-an. GPDO pada anak muda juga banyak
didapati akibat infark karena emboli, yaitu mulai dari usia di bawah 20 tahun dan
meningkat pada dekade ke-4 hingga ke-6 dari usia, lalu menurun, dan jarang dijumpai
3

5/8/2018 Presentasi Kasus Snh Adib i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-snh-adib-i 4/29
pada usia yang lebih tua. (Harsono, 2007)
C. ANATOMI VASKULARISASI OTAK
Otak memperoleh darah melalui dua sistem, yakni sistem karotis dan sistem
vertebral. A.karotis interna , setelah memisahkan diri dari a.carotis komunis, naik dan
masuk ke rongga tengkorak melalui kanalis karotikus, berjalan dalam sinus kavernosus,
mempercabangkan a.opthalmika untuk nervus opticus dan retina, akhirnya bercabang dua
: a.serebri anterior dan a.serebri media. Untuk otak sistem ini memberi aliran darah ke
lobus frontalis, parietalis dan beberapa bagian lobus temporalis.
Sistem vetebral dibentuk oleh a.vetebralis kanan dan kiri yang berpangkal di
a.subclavia, menuju dasar tengkorak melalui kanalis transversalis di kolumna vertebralis
servikalis, masuk rongga kranium melalui foramen magnum, lalu mempercabangkan
masing-masing sepasang a.serebelli inferior. Pada batas medula oblongata dan pons,
keduanya bersatu menjadi a.basilaris, dan setelah mengeluarkan 3 kelompok cabang
arteri, pada tingkat mesensefalon, a.basilaris berakhir sebagai sepasang cabang a.serebri
posterior, yang melayani daerah lobus oksipital dan bagian medial lobus temporalis.
Ke 3 pasang arteri cerebri ini bercabang-cabang menelusuri permukaan otak, dan
beranastomosis satu dengan yang lainnya. Cabang-cabangnya yang lebih kecil menembus
ke dalam jaringan otak dan juga saling berhubungan dengan cabang-cabang a.serebri
lainnya. Untuk menjamin pemberian darah ke otak, ada sekurang-kurangnya 3 sistem
kolateral antara sistem karotis dan vetebral, yaitu:
1. Sirkulus Willlisi, yakni lingkungan pembuluh darah yang tersusun oleh a.serebri
media kanan dan kiri, a.komunikans anterior (yang menghubungkan kedua
a.serebri anterior), sepasang a.serebri posterior, dan a. komunikans posterior
4

5/8/2018 Presentasi Kasus Snh Adib i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-snh-adib-i 5/29
(yang menghubungkan a.serebri media dan posterior) kanan dan kiri.
2. Anastomosis antara a.serebri interna dan a.karotis eksterna di daerah orbita,
masing-masing melaui a.optalmika dan a.fasialis ke a.maksilaris eksterna.
3. Hubungan antara sistem vetebral dengan a.karotis eksterna.
Adapun gambaran aliran pembuluh darah otak dapat diamati di bawah ini:
Bagan 1. Sistem arteri karotis dan vetebral
Bagan 2. Sistem Willisi
D. KLASIFIKASI
Stroke dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Stroke Hemoragik
2. Stroke Non Hemoragik
Stroke Hemoragik
Merupakan stroke karena perdarahan. Dapat dibagi :
5

5/8/2018 Presentasi Kasus Snh Adib i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-snh-adib-i 6/29
a. Perdarahan intraserebral ( PIS )
Perdarahan intraserebral disebut juga perdarahan intraparenkim atau
hematoma intrakranial. Stroke jenis ini terjadi karena pecahnya arteri otak. Hal ini
menyebabkan darah bocor ke otak dan menekan bangunan-bangunan di otak.
Peningkatan tekanan secara tiba-tiba menyebabkan kerusakan sel-sel otak di
sekitar genangan darah. Jika jumlah darah yang bocor meningkat dengan cepat,
maka tekanan otak meningkat drastis. Hal ini menyebabkan hilangnya kesadaran
bahkan dapat menyebabkan kematian. Penyebab perdarahan intraserebral yang
paling sering adalah hipertensi dan aterosklerosis serebral karena perubahan
degeneratif yang disebabkan oleh penyakit ini biasanya dapat menyebabkan
ruptur pembuluh darah.
b. Perdarahan subarakhnoid
Perdarahan subarakhnoid terjadi ketika pembuluh darah di luar otak
mengalami ruptur. Hal ini menyebabkan daerah di antara tulang tengkorak dan
otak dengan cepat terisi darah. Seorang dengan perdarahan dapat mengalami nyeri
kepala yang muncul secara tiba-tiba dan berat, sakit pada leher, serta mual dan
muntah. Peningkatan tekanan yang mendadak di luar otak dapat menyebabkan
hilangnya kesadaran dengan cepat bahkan kematian (Stroke Center, 2003).
Untuk memberikan gambaran pada stroke hemoragik, dapat dilihat
gambar di bawah ini:
6

5/8/2018 Presentasi Kasus Snh Adib i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-snh-adib-i 7/29
Stroke Non Hemoragik
Stroke karena penyumbatan, dapat disebabkan karena :
a. Trombosis serebri
Biasanya ada kerusakan lokal pembuluh darah akibat aterosklerosis.
Proses aterosklerosis ditandai oleh plak berlemak pada tunika intima arteri besar.
Plak cenderung terbentuk pada percabangan atau tempat yang melengkung.
Pembuluh darah yang mempunyai resiko adalah arteri karotis interna, arteri
vertebralis bagian atas. Hilangnya tunika intima membuat jaringan ikat terpapar.
Trombosit akan menempel pada permukaan yang terbuka sehingga permukaan
dinding menjadi kasar. Trombosit akan melepaskan enzim adenosin difosfat yang
mengawali proses koagulasi (Sylvia, 1995).
Adesi trombosit (platelet) dapat dipicu oleh produk toksik yang dilepaskan
makrofag dan kerusakan moderat pada permukaan intima. Trombosit juga
melepaskan growth factors yang menstimulasi migrasi dan proliferasi sel otot
polos dan juga berperan pada pembentukan lesi fibrointimal pada subendotelial
(Stroke Center, 2003).
b. Emboli serebri
Embolisme serebri biasanya terjadi pada orang yang lebih muda,
kebanyakan emboli serebri berasal dari suatu trombus di jantung sehingga
7

5/8/2018 Presentasi Kasus Snh Adib i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-snh-adib-i 8/29
masalah yang dihadapi sesungguhnya adalah perwujudan penyakit jantung. Selain
itu, emboli juga dapat berasal dari plak ateroma karotikus atau arteri karotis
interna. Setiap bagian otak dapat mengalami emboli, tempat yang paling sering
adalah arteri serebri media bagian atas (Sylvia, 1995).
Berikut ini adalah gambaran pada stroke non hemoragik :
Berdasarkan gejala klinis yang tampak stroke non hemoragik terbagi menjadi :
1. Transient Ischemic Attack (TIA)
Defisit neurologi yang bersifat akut yang terjadi kurang dari 24 jam, dapat
hanya beberapa menit saja. Terjadi perbaikan yang reversibel dan penderita pulih
seperti semula dalam waktu kurang dari 24 jam. Etiologi TIA adalah emboli atau
trombosis dan plak pada arteria karotis interna dan arteria vertebrabasalis.
2. Stroke In Evolution (SIE)
Stroke dimana defisit neurologinya terus bertambah berat.
3. Reversibel Ischemic Neurology Deficit (RIND)
Gejala yang muncul bertahap, akan hilang dalam waktu lebih dari 24 jam
tetapi tidak lebih dari 3 minggu, tetapi pasien dapat mengalami pemulihan
8

5/8/2018 Presentasi Kasus Snh Adib i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-snh-adib-i 9/29
sempurna.
4. Complete Stroke Ischemic
Stroke yang defisit neurologinya sudah menetap.
Faktor yang mempengaruhi aliran darah ke otak :
- Keadaan pembuluh darah, bila menyempit akibat stenosis atau ateroma atau
tersumbat oleh trombus/ embolus.
- Keadaan darah : viskositas darah yang meningkat, hematokrit yang meningkat
(polisitemia) menyebabkan aliran darah ke otak lebih lambat; anemia yang berat
menyebabkan oksigenasi otak menurun.
- Tekanan darah yang sistemik memegang tekanan perfusi otak. Otoregulasi otak
yaitu kemampuan intrinsik dari pembuluh darah otak agar aliran darah otak tetap
konstan walaupun ada perubahan dari tekanan perfusi.
- Kelainan jantung; menyebabkan menurunnya curah jantung antara lain fibrilasi
dan lepasnya embolus menimbulkan iskemia di otak.
E. FAKTOR RESIKO
1. Faktor resiko mayor
a. Hipertensi
Hipertensi merupakan faktor risiko baik untuk orang tua atau dewasa muda.
b. Diabetes Mellitus
Orang yang diobati dengan insulin mempunyai resiko mengidap stroke.
c. Penyakit Jantung.
2. Faktor resiko minor
9

5/8/2018 Presentasi Kasus Snh Adib i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-snh-adib-i 10/29
a. TIA
b. Usia
c. Jenis kelamin
d. Peningkatan hematokrit
e. Hiperlipidemia
f. Hiperuricemia
g. Kenaikan fibrinogen
h. Obesitas
i. Merokok
j. Kontrasepsi
k. Stress
l. Faktor genetik
F. GAMBARAN KLINIS
Gejala neurologi yang timbul tergantung berat ringannya gangguan pembuluh
darah dan lokasinya. Hal ini dapat terjadi pada :
1. Sistem karotis
Gangguan penglihatan (Amaurosis fugaks / buta mendadak)
Gangguan bicara (afasia atau disfasia)
Gangguan motorik (hemiparese / hemiplegi kontralateral)
Gangguan sensorik pada tungkai yang lumpuh
2. Sistem vertebrobasiler
Gangguan penglihatan (hemianopsia / pandangan kabur)
Gangguan nervi kraniales
10

5/8/2018 Presentasi Kasus Snh Adib i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-snh-adib-i 11/29
Gangguan motorik
Gangguan sensorik
Koordinasi
Gangguan kesadaran
G. DIAGNOSIS
1. Anamnesa, dapat memberikan gejala dan tanda yang sesuai dengan daerah fokal
2. Melakukan pemeriksaan fisik neurologik
3. Skoring untuk membedakan jenis stroke :
- Skor Siriraj :
( 2,5 x derajat kesadaran ) + ( 2 x vomitus ) + ( 2 x nyeri kepala ) + ( 0,1 x tekanan
diastolik ) – ( 3 x petanda ateroma ) – 12 =
Hasil : SS > 1 = Stroke Hemoragik
-1 > SS > 1 = perlu pemeriksaan penunjang ( Ct- Scan )
SS < -1 = Stroke Non Hemoragik
Keterangan : - Derajat kesadaran : sadar penuh (0), somnolen (1), koma (2)
- Nyeri kepala : tidak ada (0), ada (1)
- Vomitus : tidak ada (0), ada(1)
- Ateroma : tidak ada penyakit jantung, DM (0), ada (1)
- Algoritma Gadjah Mada
Dengan
↓
Penurunan kesadaran +, sakit kepala +, refleks Babinski + YA stroke perdarahan
TIDAK
↓
Penurunan kesadaran +, sakit kepala +, refleks Babinski - YA stroke perdarahan
11

5/8/2018 Presentasi Kasus Snh Adib i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-snh-adib-i 12/29
TIDAK
↓
Penurunan kesadaran +, sakit kepala -, refleks Babinski - YA stroke perdarahan
TIDAK
↓
Penurunan kesadaran +, sakit kepala -, refleks Babinski + YA stroke perdarahan
TIDAK
↓
Penurunan kesadaran -, sakit kepala +, refleks Babinski + YA stroke perdarahan
TIDAK
↓
Penurunan kesadaran -, sakit kepala +, refleks Babinski - YA stroke perdarahan
TIDAK
↓
Penurunan kesadaran -, sakit kepala -, refleks Babinski + YA stroke iskemik
TIDAK
↓
Penurunan kesadaran -, sakit kepala -, refleks Babinski - YA stroke iskemik
- Skor Stroke Djoenaedi
Gejala klinis Onset Nilai
1. TIA sebelum serangan 12. permulaan serangan Sangat mendadak(1-2 menit) 6,5
Mendadak (menit- 1 jam) 6,5
Pelan-pelan (beberapa jam) 1
3. waktu serangan Bekerja (aktivitas) 6,5
Istirahat/duduk/tidur 1
Bangun tidur 1
4. sakit kepala Sangat hebat 10
Hebat 7,5
Ringan 1
Tidak ada 0
5. muntah Langsung sehabis serangan 10
Mendadak (menit-jam) 7,5Pelan-pelan (1 hari / >) 1
Tidak ada 0
6. kesadaran Menurun langsung waktu serangan 10
Menurun mendadak (menit-jam) 10
Menurun pelan-pelan (1 hari/ >) 1
Menurun sementara lalu sadar lagi 1
Tidak ada gangguan 0
7. tekanan darah sistolik Waktu serangan sangat tinggi (>200/110) 7,5
12

5/8/2018 Presentasi Kasus Snh Adib i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-snh-adib-i 13/29
Waktu MRS sangat tinggi (>200/110) 7,5
Waktu serangan tinggi (>140/100) 1
Waktu MRS tinggi (>140/100) 1
8.tanda rangsangan selaput otak Kaku kuduk hebat 10
Kaku kuduk ringan 5
Kaku kuduk tidak ada 0
9. pupil Isokor 5Anisokor 10
Pinpoint kanan/kiri 10
Medriasis kanan/kiri 10
Kecil dan reaksi lambat 10
Kecil dan reaktif 10
10. fundus okuli Perdarahan subhialoid 10
Perdarahan retina(flame shaped) 7,5
Normal 0
TOTAL SKOR : > 20 Stroke Hemoragik
< 20 Stroke Non hemoragik
Diagnosis banding PIS, PSA, dan SNH
Gejala KlinisSH
SNH
PIS PSA
1. Gejala defisit fokal
2. Permulaan (onset)
3. Nyeri Kepala
4. Muntah pada awalnya
5. Hipertensi6. Kesadaran
7. Hemiparesis
Berat
Menit/jam
Hebat
Sering
Hampir selaluBisa hilang
Sering sejak
awal
Ringan
1-2 menit
Sangat hebat
Sering
Biasanya tidak Bisa hilang sebentar
Permulaan tidak ada
Berat/ringan
Pelan (jam/hari)
Ringan/tidak ada
Tidak,kecuali lesi
di batang otak
SelaluBisa hilang/ tidak
Sering dari awal
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Scan tomografik, sangat membantu diagnosis dan membedakannya
dengan perdarahan terutama pada fase akut.
2. Angiografi serebral ( karotis atau vertebral ) untuk membantu
membedakan gambaran yang jelas tentang pembuluh darah yang terganggu,
atau bila scan tidak jelas.
3. Pemeriksaan Likuor serebrospinalis : seringkali dapat membantu
13

5/8/2018 Presentasi Kasus Snh Adib i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-snh-adib-i 14/29
membedakan infark, perdarahan otak, baik PIS maupun PSA.
4. Laboratorium : Bila curiga perdarahan tes koagulasi ( HT, HB, PTT,
Protrombin Time), Trombosit, Fibrinogen, GDS, Cholesterol, Ureum dan
Kreatinin.
5. EKG (Elektrokardiogram ) : Untuk menegakkan adanya miokard infark,
disritmia (terutama atrium fibrilasi) yang berpotensi menimbulkan stroke
iskemik atau TIA.
6. Foto Rongten Thorax
I. PROGNOSIS
Prognosis pada stroke perdarahan pada umumnya lebih baik dari pada stroke non
perdarahan. Tetapi juga tergantung dari seberapa besar perdarahan yang terjadi. Dan
juga dipengaruhi oleh beberapa faktor :
a) Tingkat kesadaran : sadar 16% meninggal, somnolen 39% meninggal,
stupor meninggal 71%, dan koma meninggal 100%.
b) Usia : Pada usia 70 tahun atau lebih, angka kematian meningkat tajam.
c) Jenis kelamin : laki-laki lebih banyak 61% yang meninggal daripada
perempuan 41%.
d) Tekanan darah tinggi prognosis jelek
e) Lain-lain : cepat dan tepatnya pertolongan.
Sedangkan prognosis stroke perdarahan subaraknoidal bergantung pada :
a) Etiologi : lebih buruk pada aneurisma
b) Lesi tunggal/multiple : aneurisma multiple lebih buruk
c) Lokasi aneurisma/lesi : pada a. komunikans anterior dan a. serebri anterior
14

5/8/2018 Presentasi Kasus Snh Adib i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-snh-adib-i 15/29
lebih buruk karena sering perdarahan masuk ke intraserebral atau ke
ventrikel (perdarahan ventrikel).
d) Umur : prognosis jelek pada usia lanjut.
e) Kesadaran : bila koma lebih dari 24 jam, buruk hasil akhirnya.
f) Gejala : bila kejang, memperburuk keadaan atau prognosis.
J. PENATALAKSANAAN
a) Terapi Umum
Dengan 5 B
− Breath : Oksigenasi, pemberian oksigen dari luar
− Blood : Usahakan aliran darah ke otak semaksimal
mungkin dan
pengontrolan tekanan darah pasien.
− Brain : Menurunkan tekanan intra kranial dan
menurunkan udema
serebri.
− Bladder : Dengan pemasangan DC
− Bowel : Saluran pencernaan dan pembuangan
b) Terapi Khusus
- Stroke Non Hemoragik
Memperbaiki perfusi jaringan : Pentoxyfilin : Reotal
Sebagai anti koagulansia : Heparin, Warfarin
Melindungi jaringan otak iskemik : Nimodipin
Anti udema otak : Deksametason, Manitol
15

5/8/2018 Presentasi Kasus Snh Adib i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-snh-adib-i 16/29
Anti agregasi platelet : golongan asam asetil salisilat (aspirin).
- Stroke Hemoragik
Anti udema otak : Deksametason, Manitol
Melindungi jaringan otak : Neuroprotektan : piracetam
Obat hemostatikum : Kalnex
Neurotropik : Neurodex
16

5/8/2018 Presentasi Kasus Snh Adib i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-snh-adib-i 17/29
Presentasi Kasus
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S.S.
Umur : 65 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jl. Somoporo Kidul RT 01/RW 08 Sidorejo Lor Kota Salatiga.
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : Tamat SMTA
No.CM : 135869
Tanggal Masuk : 23 Maret 2009 Jam 18.15
ANAMNESA (autoanamnesa)
Keluhan Utama
Kaki kiri tiba-tiba tidak bisa digerakkan.
Keluhan Tambahan :
Tangan sebelah kiri juga tiba-tiba terasa lemas, sulit mengucapkan kata-kata, merasa
tidak sampai pelo.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pada tanggal 23 Maret 2009 jam 12.00, saat pasien sedang naik sepeda, tiba-tiba kaki kiri
pasien tidak bisa digerakkan, pasien masih dalam keadaan sadar. Beberapa saat kemudian
tangan sebelah kiri juga tiba-tiba terasa lemas, tidak ada keluhan sakit kepala berdenyut
17

5/8/2018 Presentasi Kasus Snh Adib i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-snh-adib-i 18/29
hebat maupun sakit kepala berputar, tidak muntah, tidak perot. Secara perlahan-lahan
pasien pulang ke rumah. Sekitar pukul 15.00 (3 jam kemudian) pasien merasa sudah agak
sulit untuk mengucapkan kata-kata tapi belum pelo. Tidak ada rasa kesemutan, kebas
maupun panas pada wajah. Pasien tidak terasa mual maupun muntah, mata bisa melihat
jelas, pandangan tidak kabur, kelopak mata masih bisa membuka dan menutup.
Pasien tidak mengeluh sesak, BAK dan BAB (+) normal. Tidak ada alergi obat-obatan
tertentu. Pasien hobi olahraga bersepeda, sangat jarang mengkonsumsi makanan
berlemak. Bagi pasien ini merupakan serangan yang pertama kali. Selama ini pasien
sangat jarang memeriksakan tekanan darahnya ke pelayanan kesehatan. Tekanan darah
paling tinggi selama ini 180mmHg. Pasien juga tidak pernah kontrol ke pelayanan
kesehatan. Esok paginya pasien merasa bicara sudah seperti biasa, kaki dan tangan sudah
bisa digerakkan.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat HT (+), riwayat DM (-), riwayat penyakit jantung (-), penyakit ginjal (-),
liver(-), riwayat trauma kepala disangkal, riwayat stroke sebelumnya (-).
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat HT (-), riwayat DM (-), riwayat penyakit jantung (-), penyakit ginjal (-),
liver(-), riwayat stroke sebelumnya (-).
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien merupakan pegawai swasta ikut pemborong. Tugas pasien sebagai penanggung
jawab keluar masuknya material bangunan. Pasien merasa kelelahan selama beberapa
hari ini. Istri hanya sebagai ibu rumah tangga. Pasien hanya memiliki satu anak laki-laki
umur 27 tahun. Sudah satu bulan ini anak pasien pergi ke Singapura tanpa pamit,
mendapat kontrak kerja di perusahaan rekaman musik di sana. Anak pasien baru saja
pulang setelah tahu bapaknya sakit. Pasien merasa cukup dengan penghasilan di bawah 1
18

5/8/2018 Presentasi Kasus Snh Adib i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-snh-adib-i 19/29
juta untuk hidup bersama keluarganya.
Faktor Resiko
Merokok (-), Obesitas (-), penyakit darah tinggi (+), kencing manis (-), riwayat stroke (-)
Suka makan berlemak (-), pasien gemar olah raga bersepeda, konsumsi alkohol
disangkal, tidak pernah kegemukan.
Anamnesis Sistem
Sistem Serebrospinal : Compos mentis, GCS : E4V5M6
Sistem Kardiovaskular :Hipertensi (191/113 mmHg saat di UGD)
Sistem Respirasi : Tidak ada keluhan.
Sistem Gastrointestinal : Tidak ada keluhan.
Sistem Urinaria : Tidak ada keluhan.
Sistem Muskuloskeletal : Tangan dan kaki sebelah kiri sudah bisa digerakkan.
Sistem Hormonal : Tidak ada keluhan
Sistem Integumentum : Tidak ada keluhan
RESUME ANAMNESIS
Pada tanggal 23 Maret 2009 jam 12.00, saat pasien sedang naik sepeda, tiba-tiba kaki kiri
pasien tidak bisa digerakkan, pasien masih dalam keadaan sadar. Beberapa saat kemudian
tangan sebelah kiri juga tiba-tiba terasa lemas, tidak ada keluhan sakit kepala berdenyut
hebat maupun sakit kepala berputar, tidak muntah, tidak perot. Secara perlahan-lahan
pasien pulang ke rumah. Sekitar pukul 15.00 (3 jam kemudian) pasien merasa sudah agak
sulit untuk mengucapkan kata-kata tapi belum pelo. Tidak ada rasa kesemutan, kebas
maupun panas pada wajah. Pasien tidak terasa mual maupun muntah, mata bisa melihat
jelas, pandangan tidak kabur, kelopak mata masih bisa membuka dan menutup. Pasien
tidak mengeluh sesak, BAK dan BAB (+) normal. Tidak ada alergi obat-obatan tertentu.
Pasien hobi olahraga bersepeda, sangat jarang mengkonsumsi makanan berlemak. Bagi
pasien ini merupakan serangan yang pertama kali. Selama ini pasien sangat jarang
19

5/8/2018 Presentasi Kasus Snh Adib i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-snh-adib-i 20/29
memeriksakan tekanan darahnya ke pelayanan kesehatan. Tekanan darah paling tinggi
selama ini 180mmHg. Pasien juga tidak pernah kontrol ke pelayanan kesehatan. Esok
paginya pasien merasa bicara sudah seperti biasa, kaki dan tangan sudah bisa digerakkan.
DATA OBJEKTIF
Status pasien
Tanggal : 28 Maret 2009
KU : Baik, Composmentis, GCS E4 V5M6
Tekanan darah : 130/70 mmHg
Nadi : 100x /menit
Respirasi : 19x /menit
Suhu : 36,2 °C
STATUS INTERNUS
Kepala : Mesocepal, simetris, nyeri tekan (-)
Mata, conjunctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor 2m.
Hidung, simetris, sekret (-).
Telinga , simetris, nyeri tekan (-), sekret (-).Leher : simetris, limfonodi tidak teraba, kaku kuduk (-), range of motion (+);
Kaku kuduk (-).
Thorax :
Paru : Inspeksi : tidak ketinggalan gerak, simetris, retraksi (-)
Palpasi : ketinggalan gerak (-), nyeri tekan(-), vokal fremitus(+/+) N
Perkusi : sonor pada seluruh lapang pandang paru
Auskultasi : SD: vesikular, ST (-), ronkhi basah (-), wheezing (-).
Jantung : Inspeksi : ictus cordis tidak kuat angkat
Palpasi : ictus cordis teraba di SIC 5 linea midclavicularis kiri
Perkusi : suara redup
Auskultasi : irama jantung teratur, suara tambahan (-)
Abdomen : Inspeksi : simetris, perut lebih rendah dari dada, jejas(-), sikatrik(-),
20

5/8/2018 Presentasi Kasus Snh Adib i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-snh-adib-i 21/29
caput medusa (-).
Auskultasi : peristaltik normal
perkusi : hipertimpani, pekak beralih (-).
palpasi : nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba.
Pemeriksaan ekstremitas
Anggota Gerak
PemeriksaanEkstremitas
Superior (D/S)
Ekstremitas
Inferior (D/S)
Gerakan Bebas/ Bebas Bebas/ Bebas
Sensibilitas + N / +N +N / +N
Kekuatan 5/5- 5/5-
Tonus N/↑ N/ ↑
Klonus -/- -/-Trofi Eutrofi Eutrofi
Reflek fisiologis
Refleks Dextra/Sinistra
Biseps + N / +N
Triseps + N / +N
Brachioradialis + N / +N
Patella + N / +N
Achiles + N / +N
Reflek Patologis
Refleks Ekstremitas Dextra Ekstremitas Sinistra
Babinski - -
Chaddock - -
Openheim - -
Gordon - -
Schaeffer - -
Gonda - -
STATUS NEUROLOGIS
Kesadaran : compos mentis GCS E4 V5 M6
21

5/8/2018 Presentasi Kasus Snh Adib i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-snh-adib-i 22/29
Orientasi : Tempat: baik; Waktu: baik; Orang: baik
Jalan pikiran : cerita sistematis
Daya ingat : baik
Kemampuan bicara : baik
Gerakan abnormal : tidak ada
Syaraf Kranialis
N. cranialis Kanan Kiri
N. I (Olfaktorius)
Daya penghidu N N
N. II ( Optikus )
Daya Penglihatan
Pengenalan warna
Medan Penglihatan
N
N
N
N
N
NN. III ( Okulomotorius )
Ptosis
Gerak bola mata ke superior
Gerak bola mata ke medial
Gerak bola mata ke inferior
Reflek cahaya direct
(-)
N
N
N
N, 2mm
(-)
N
N
N
N, 2mm
N. IV ( Troklearis )
Gerak bola mata ke lateral bawah
Diplopia
N
(-)
N
(-)
N. V ( Trigeminus )Menggigit
Membuka mulut
Sensibilitas wajah atas
Sensibilitas wajah tengah
Sensibilitas wajah bawah
Reflek zigomatik
Reflek masseter
Trismus
N
N
N
N
N
+N
+N
-
N
N
N
N
N
+N
+N
-
N. VI ( Abdusens )
Gerak mata ke lateral
Diplopia
N
-
N
-
N. VII ( Facialis )
Kerutan kulit dahi
Kedipan mata
Lipatan nasolabial
N
N
N
N
N
N
22

5/8/2018 Presentasi Kasus Snh Adib i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-snh-adib-i 23/29
Sudut mulut
Mengerutkan dahi
Mengangkat alis
Menutup mata
Meringis
Menggembungkan pipi
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N. VIII ( Akustikus )
Tes bisik
Dengan detik arloji
N
N
N
N
N. IX ( Glosofaringeus )
Sengau
Tersedak
(-)
(-)
(-)
(-)
N. X ( Vagus )
Denyut Nadi
Bersuara
Menelan
100x/menit
N
N
N. XI ( Assesorius )
Memalingkan muka
Sikap Bahu
Mengangkat Bahu
Trofi otot bahu
N
N
N
(-)
N
N
N
(-)
N. XII ( Hipoglossus )
Artikulasio
Sikap Lidah
Tremor LidahMenjulurkan Lidah
Trofi otot lidah
N
N
(-) N
Eutrofi
N
N
(-) N
Eutrofi
23

5/8/2018 Presentasi Kasus Snh Adib i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-snh-adib-i 24/29
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Tanggal 24-03-2009
AL : 7,8. 103/ µL
AE : 5,4 . 106 / µL
HB : 15,4 g/dl
HT : 46,9 %
AT : 411.103/ µL
Golongan darah : O
GDP : 90 mg/dl
GD2PP : 102 mg/dl
Ureum : 15 mg/dl
Creatinin : 0,7 mg/dl
Cholesterol total : 150 mg/dl
Trigliserid : 70 mg/dl
HDL : 48 mg/dl
LDL : 113 mg/dlAsam urat : 4,6 mg/dl
SGOT : 19 µ/e
SGPT : 12 µ/e
Na : 147 mm/e
K : 3,7 mmol/e
Cl : 102 mmol/e
Ca : 8,3 mg/dl
Mg : 2,0 mg/dl
24

5/8/2018 Presentasi Kasus Snh Adib i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-snh-adib-i 25/29
DIAGNOSIS
Skor Siriraj ={ (2,5 x derajat kesadaran) + (2 x vomitus) + (2 x nyeri kepala)
+ (0,1 x tekanan diastolik) }– (3 x petanda ateroma) – 12
= {(2,5 x 0) + (2 x 0) + (2 x 0 ) + (0,1 x 113)}- (3 x 0) –12
= -0,7 perlu pemeriksaan penunjang ( Ct- Scan )
Algoritma Gajah Mada :
Penurunan kesadaran (-), Nyeri Kepala (-), Refleks Babinski (-) = Stroke Iskemik
Skor Stroke Djoenaedi
Gejala klinis Onset Nilai
1. TIA sebelum serangan 0
2. Permulaan serangan Sangat mendadak(1-2 menit) 0Mendadak (menit- 1 jam) 6,5
Pelan-pelan (beberapa jam) 03. waktu serangan Bekerja (aktivitas) 6,5
Istirahat/duduk/tidur 0
Bangun tidur 0
4. sakit kepala Sangat hebat 0
Hebat 0Ringan 0
Tidak ada 0
5. muntah Langsung sehabis serangan 0
Mendadak (menit-jam) 0
Pelan-pelan (1 hari / >) 0
Tidak ada 0
6. kesadaran Menurun langsung waktu serangan 0
Menurun mendadak (menit-jam) 0Menurun pelan-pelan (1 hari/ >) 0
Menurun sementara lalu sadar lagi 0Tidak ada gangguan 0
7. tekanan darah sistolik Waktu serangan sangat tinggi (>200/110) 0
Waktu MRS sangat tinggi (>200/110) 0
Waktu serangan tinggi (>140/100) 0
Waktu MRS tinggi (>140/100) 1
8.tanda rangsangan selaput otak Kaku kuduk hebat 0
Kaku kuduk ringan 0
25

5/8/2018 Presentasi Kasus Snh Adib i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-snh-adib-i 26/29
Kaku kuduk tidak ada 0
9. pupil Isokor 5
Anisokor 0
Pinpoint kanan/kiri 0
Medriasis kanan/kiri 0
Kecil dan reaksi lambat 0Kecil dan reaktif 0
10. fundus okuli Perdarahan subhialoid 0
Perdarahan retina(flame shaped) 0
Normal 0
Jumlah : 19
> 20 Stroke Hemoragik
< 20 Stroke Non hemoragik
CT- SCAN :
Tidak dilakukan
DIAGNOSIS
Diagnosis klinis : Hemiparesis sinistra et causa SNH dengan hipertensi.
Diagnosis topik : Lesi pada hemisferium cerebri dextra.
Diagnosis etiologi : Stroke Non Hemoragik
PENATALAKSANAAN
a. Farmakologi
1. Terapi Umum
- Monitor keadaan umum
26

5/8/2018 Presentasi Kasus Snh Adib i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-snh-adib-i 27/29
- Dengan 5 B
a. Breath : oksigenasi, pemberian oksigen dari luar
b. Blood : usahakan aliran darah ke otak semaksimal mungkin dan
pengontrolan tekanan darah pasien.
c. Brain : menurunkan tekanan intrakranial dan menurunkan edema serebri
d. Bladder : dengan pemasangan kateter kontrol keseimbangan cairan.
e. Bowel : kontrol defekasi, beri asupan nutrisi yang memadai
2. Terapi Khusus
a. Infuse RL 20 tpm : menjaga keseimbangan cairan tubuh
b. Neurobat® 2x1 ampul; drip: vitamin B1 100mg, B6 200mg, dan B12
200mcg
c. ATP 2x1 ampul : untuk menambah energi.
d. Manitol 6 x 50 cc : sebagai anti edema
e. Neurotam® : agen neurotropik, sebagai pengobatan infark serebri untuk
melindungi jaringan otak dan melancarkan peredaran darah mikrosirkular
otak. Dosis awal 1200mg. Dosis selanjutnya 2 x 3gr.
f. Amlodipin 5 mg 1x 1 : antihipertensi, Ca antagonis.
g. Usul Aspilet 1x1 : sebagai agen trombolitik, untuk
melancarkan aliran darah otak
b. Non Farmakologi
Pasien diberikan edukasi seputar penyakitnya, diantaranya:
a. Motivasi penderita untuk tetap rajin kontrol hipertensi dan latihan
rutin agar dapat beraktivitas sehari-hari seperti biasanya.
27

5/8/2018 Presentasi Kasus Snh Adib i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-snh-adib-i 28/29
b. Motivasi menjaga asupan makanan rendah garam dan
menghindari kolesterol agar hipertensi terkontrol.
c. Motivasi keluarga pasien agar selalu memberi dukungan dan
semangat psikologis pada pasien untuk membantu proses penyembuhan.
PROGNOSIS
Dubia ad bonam
28

5/8/2018 Presentasi Kasus Snh Adib i - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-snh-adib-i 29/29
DAFTAR PUSTAKA
Asviretty, Nuhoni, S.A., Tulaar, A., Idris, F.H., Handoyo, A.P., Suginarti , Ramli, H.,
Enizar, 2002, Standar Operasional Prosedur Rehabilitasi Medik di Rumah
Sakit , Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Hamid, T, 1992, Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (Phisiatry), unit rehabilitasi
medik RSUD DR. SOETOMO / FK UNAIR. Surabaya.
Harsono, 2007. Kapita Selekta Neurologi . Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada,
Cetakan keenam. Gajah Mada University Press : Yogyakarta.
Lamsudin, R., 1997, Algoritma Stroke Gadjah Mada Penerapan Klinis Untuk
Membedakan Stroke Perdarahan Intraserebral dengan Stroke Iskemik Akut
atau Stroke Infark , Berkala Ilmu Kedokteran, vol.29, no.1: 11 – 16.
Mansjoer, 2000 , Stroke dalam Kapita Selekta Kedokteran, Ed 3, Media Aeuculapius,
Jakarta, hal : 17-26.
Sidharta, 2004, Stroke dalam Neurologi Klinis dalam Praktek umum, ED 5, Dian Rakyat,
Jakarta, hal : 260-275.
Sylvia, 1995, Penyakit Serebrosvaskuler dan Nyeri Kepala dalam Patofisiologi Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed 4, EGC, Jakarta, hal : 964-968.
29