Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid

38
PRESENTASI KASUS SKIZOFRENIA PARANOID Pembimbing : Dr.Yos Suwardi SpKJ Disusun Oleh : Yohana Juliaratri 207.315.037 FK UPN Jakarta

Transcript of Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid

Page 1: Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid

PRESENTASI KASUSSKIZOFRENIA PARANOID

   

Pembimbing :Dr.Yos Suwardi SpKJ

 Disusun Oleh :

Yohana Juliaratri207.315.037

FK UPN Jakarta

Page 2: Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid

IDENTITAS PASIEN • Nama : Tn. B• Jenis Kelamin : Laki-laki• Tempat/Tgl. Lahir : Bogor, 10 Oktober 1967 • Usia : 42 tahun• Agama : Islam• Suku : Jawa• Pendidikan Terakhir : SPK• Status Pernikahan : Duda tanpa anak• Pekerjaan : Perawat RSPAD bagian perawatan• Alamat : Jln. Jambu RT 001 RW 015 No.138 Cilangkap,

Tapos, Depok• Tanggal masuk RS :10 Mei 2010

Page 3: Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid

RIWAYAT PSIKIATRI

Autoanamnesis : Tanggal 19 Agustus 2010Alloanamnesa : Tanggal 21 Agustus 2010

dengan ayah dan ibu pasien Keluhan Utama

Pasien marah-marah sambil mondar-mandir didalam rumah sepanjang hari

  Keluhan Tambahan

Pasien tidak tidur dan tidak makan selama beberapa hari sebelum masuk rumah sakit

 

Page 4: Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid

Riwayat Gangguan Sekarang

2 bulan SMRS

• jarang kontrol ke poliklinik• tidak mau minum obat• mendengar bisikan teman sekantornya yang menghina & menjelekan pasien.• selalu membicarakan tentang robot & software yang akan dia buat dengan modal dari luar negeri.

1 bulan SMRS-ayah pasien dirawat di RS & pasien hanya sendirian dirumah.- membeli banyak buku komputer. - tidak makan bahkan sampai berhari- hari karena membaca buku.- jarang mandi

1 minggu SMRS- marah-marah pada ayah dan ibunya karena merasa ditinggalkan dan tidak diperhatikan lagi.- tidak melakukan aktifitas lagi selain mondar-mandir didalam rumah dari depan kebelakang sambil marah-marah.- tidak mau makan, hanya mau minum teh manis.- jarang sekali tidur malam hari, bahkan pasien melarang ibu dan ayahnya menutup pintu rumah saat malam karena menurut pasien akan ada tamu dari luar negeri yaitu pemodal untuk pabrik software nya -merasa kesal karena mendengar bisikan-bisikan dari teman-teman sekantornya yang terus mengejek sebagai orang gila.

1hari SMRS- marah-marah sambil mondar-mandir- tidak tidur dan makan-Merasa sinusitisnya kambuh-Merasa kakinya sakit-Ayah pasien minta dijemput dari BAKWAT- keesokan harinya baru jemputan RSPAD datang

Page 5: Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid

4 bulan di Bangsal Amino

- merasa kecewa karena tidak ada dokter yang mau mengoperasi sinusitisnya. - merasa kakinya sakit- mendengar suara-suara bisikan teman sekantornya dan “Erik Estrada” yang tidak jelas bicara apa namun dianggap membicarakan pasien - merasa cakra kepalanya seperti terbuka orang lain dapat mengetahui isi pikiran dan ide- idenya- merasa orang lain dapat masuk ke tubuh pasien dan mengendalikan tubuhnya.- berencana akan membuat handphone dengan bahan baku rumput dengan bantuan dana dari luar negeri- mengaku ayahnya sering masuk kedalam tubuh pasien dan mengendalikan pasien terutama saat sedang menulis.  

Page 6: Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid

Riwayat Gangguan Sebelumnya 1. Riwayat gangguan psikiatri

Pasien pertama kali masuk perawatan pada tahun 1994 : marah-marah dan membanting-banting barang, selalu ingin membuat mesin-mesin canggih sehingga mengutak ngatik mesin ventilator ICU RSPAD.

Tahun 2001, 2003 dan 2005 suka marah-marah dan memecahkan barang-barang namun lupa setelahnya mengapa pasien marah-marah

Tahun 2007 karena marah-marah dan merasa seperti ada suara yang terus mengejek pasien, pasien dirawat selama sebulan, setelah itu dipulangkan hanya satu bulan pasien mau minum obat selanjutnya pasien tidak mau minum obat dengan alasan obat itu isinya racun.

Tahun 2009, pasien kembali dirawat di paviliun Amino RSPAD karena sehari sebelum masuk pasien marah-marah sampai melempari piring ke tembok di rumah pasien.

Page 7: Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid

2. Riwayat Penggunaan zat psikoaktif Riwayat penggunaan rokok & obat-obatan disangkal

oleh pasien dan keluarganya. 

3. Riwayat Medis - sejak 1985 dan sudah 5 kali menjalani operasi sinusitis

namun menurut pasien penyakitnya tidak sembuh. - Menurut ayahnya, dokter THT yang merawatnya menyatakan pasien sudah sembuh - Riwayat trauma kepala (-). Riwayat Kejang / epilepsi, demam tinggi, dan adanya tumor otak disangkal.

4.Riwayat FarmakoterapiHaloperidol, THP, Clozaryl, Carbamazepin

Page 8: Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid

RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI A. Riwayat prenatal dan perinatal Menurut ibu pasien selama kehamilan tidak ada gangguan kesehatan,

dilahirkan saat usia kehamilan 9 bulan, dilahirkan di rumah sakit bersalin oleh bidan.

  B. Masa kanak – kanak ( 0- 3 tahun ) Menurut ibu pasien, tumbuh kembang pasien sama dengan anak seumurnya.

 

C. Masa pertengahan (3 -11 tahun) Menurut ayah pasien, pasien merupakan anak yang rajin dan pintar,

pasien selalu mendapat ranking 1 di sekolahnya. Namun pasien tidak punya banyak teman karena pasien anak yang pendiam dan tidak suka bergaul. Sepulang sekolah pasien akan langsung pulang ke rumah dan belajar.

Page 9: Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid

D. Masa kanak akhir dan remaja Pasien merupakan murid yang rajin dan pandai tetapi tidak terlalu banyak bergaul dengan

teman-temannya karena pasien pendiam. Pasien pernah masuk ke SMU 1 Bogor tanpa tes tetapi masuk hanya 1 minggu karena alasan tidak ikut PKL ke Cibodas-Cianjur karena tidak ada biaya, dan pasien langsung memutuskan untuk berhenti dari sekolah tersebut. Menurut ayah pasien, pasien adalah anak yang kurang pergaulan karena jarang bermain dengan teman-teman sebayanya. Waktu luang pasien hanya dihabiskan untuk membaca buku dirumah.

 

Page 10: Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid

Masa dewasa

1. Riwayat pendidikanPasien lulus dari SD sekitar tahun 1981 dan melanjutkan ke SMP Cibinong. Setelah tamat SMP pasien sempat bersekolah di SMAN 1 Bogor selama satu minggu dan melanjutkan pendidikan ke SPK RSPAD Gatot Soebroto dari tahun 1984 dan lulus pada tahun 1987 dengan peringkat 1. Pasien pernah kuliah computer di BSI Keramat Raya namun namun berhenti di tahun terakhir karena pasien tidak berminat lagi. Sebenarnya pasien ingin sekali kuliah di ITB namun ayahnya melarangnya karena tidak ada biaya dan takut akan berhenti ditengah jalan karena menurut ayah pasien saat itu pasien sudah mulai banyak keinginan namun tidak logis.

 

Page 11: Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid

2. Riwayat pekerjaanPada tahun 1987 pasien bekerja sebagai perawat ICU RSPAD gatot Soebroto , pasien bekerja di ICU hingga tahun 1994. Selama bertugas di ICU menurut ayah pasien, pasien selalu berusaha untuk bertukar tugas menjadi jaga malam supaya bisa berburu buku-buku komputer saat siang harinya. Setelah itu pasien pindah ke Bagian Perawatan (Bagwat) hingga saat ini. Semenjak sakit pasien hanya diberi tugas mengantarkan surat-surat sebelum sakit pasien merupakan staf dari kepala bagian perawatan dan memiliki tugas yang berbobot. Hal ini yang menyebabkan pasien malas untuk bekerja.

Page 12: Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid

3. Riwayat pernikahan Pasien menikah pada tahun 2004, pasien belum dikaruniai anak.

Pernikahan ini bertahan selama 2 tahun karena istri pasien menggugat cerai. Setelah perceraiannya pasien menjadi lebih sering melamun dan malas melakukan pekerjaannya.

 

Page 13: Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid

4. Agama Pasien beragama islam, tidak rajin beribadah, pasien sholat

hanya jika orang tua pasien mengajak sholat.  5. Riwayat psikoseksual Pasien memiliki orientasi seksual yang normal yaitu

heteroseksual  6. Aktivitas sosial Menurut ayah pasien, pasien adalah anak yang pendiam,

tidak banyak bergaul sepulang kerja pasien hanya tidur dan membaca. Pasien sangat jarang berkumpul atau bermain dengan temannya.

  7. Riwayat hukum

Tidak ada riwayat kriminal selama kehidupan pasien. 

Page 14: Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid

8. Riwayat keluarga- Pasien merupakan anak pertama dari enam bersaudara, memiliki satu orang adik laki-laki dan empat orang adik perempuan. - Ayah pasien seorang tentara dan ibu pasien ibu rumah tangga. - Ayah pasien sangat memanjakan pasien sehingga pasien sangat tergantung pada ayahnya dalam membuat keputusan. - Menurut ayah pasien hubungan pasien dan adik-adiknya tidak terlalu akrab karena pasien lebih sering berdiam diri dikamarnya membaca buku. - Ayah pasien mengakui bahwa adik kandungnya yang paling kecil mengalami gangguan mental sejak kecil. - Ibu pasien juga mengakui pernah menderita depresi setelah melahirkan adik pasien yang terakhir karena rumah mereka terkena gusur. Ibu pasien mengaku saat itu tidak dapat makan dan tidur hanya menangis dan kadang melihat bayangan-bayangan hitam yang menurut ibu pasien merupakan jin kiriman dari kakaknya. Gangguan tersebut berlangsung selama kurang lebih 1 bulan. Namun akhirnya sembuh setelah diobati oleh kyai guru mengajinya.

•  

Page 15: Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid
Page 16: Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid

8. Situasi kehidupan sekarang Saat ini pasien tinggal dengan kedua orangtuanya di rumah orangtuanya, adik-adiknya sudah berkeluarga dan tinggal terpisah dari orangtuanya. Pasien jarang mengobrol dengan adik-adiknya jika berkumpul dirumah orang tuanya, pasien lebih dekat dengan keponakan laki-lakinya yang menurut pasien mempunyai minat yang sama pada computer dan software. Hubungan pasien dengan adik-adiknya kurang baik karena pasein menganggap adik-adiknya selalu menentang keinginan pasien untuk mendirikan pabrik software.

9. Persepsi pasien tentang diri dan lingkungannyaPasien tidak menyadari bahwa dirinya mengalami gangguan jiwa, pasien menduga alasan ia dirawat ialah karena sakit sinusitis dan kakinya.

10. Persepsi keluarga tentang diri pasien Menurut keluarga, pasien merupakan seseorang yang pendiam dan tertutup pada orang tua dan adik-adiknya.Keluarga pasien mengetahui apa yang terjadi dengan pasien dan dapat menerima keadaan tersebut, keluarga sangat khawatir dengan kondisi pasien dan berharap pasien dapat sembuh, karena pasien sudah berkali-kali dirawat namun tidak kunjung sembuh.

 

Page 17: Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid

11. MimpiPasien pernah bermimpi datang kealam kematian dan bertemu vampire luar negeri dan lokal.

 12. Fantasi

Pasien memiliki cita-cita menjadi insinyur dan dapat merancang helikopter chinook, program-program software dan pabrik handphone dan komputer. Pabriknya akan didirikan di atas paviliun amino dengan bahan baku rumput. Pasien juga ingin menikahi dokter karena merasa dirinya juga pernah sekolah kedokteran, lalu berkeliling dunia bersama istrinya dengan mobil yang didalamnya merupakan laboraturium tempat pasien membuat penelitiannya. Pasien juga ingin melanjutkan sekolah ke Jerman.

Page 18: Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid

STATUS MENTALPemeriksaan dilakukan tanggal 19 Agustus 2010 jam 14.00 WIBDeskripsi Umum :1. Penampilan :

Pasien berjenis kelamin laki-laki berusia 43 tahun dengan penampilan sesuai dengan usia. Tinggi sekitar 155 cm, berkulit sawo matang, rambut beruban lurus potongan sangat pendek dan rapi. Perawatan dan kerapihan diri cukup, pasien memakai kemeja kotak-kotak, celana celana pendek berwarna biru dan pasien menggunakan alas sandal jepit warna biru.

2 . Perilaku dan aktivitas psikomotor :Selama wawancara, pasien duduk dengan tenang (pasien duduk dengan kaki bergoyang-goyang) serta kontak mata baik.

3. Sikap terhadap pemeriksa :Pasien kooperatif dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pemeriksa, jawaban sesuai dengan pertanyaan yang diajukan pemeriksa. Pasien menjawab semua pertanyaan yang diajukan pemeriksa

Page 19: Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid

B. Mood dan Afek Mood : Eutimia.Afek : TerbatasKeserasian : Serasi antara mood dan afek 

C. Pembicaraan Bicara spontan, volume suara cukup, irama teratur, artikulasi jelas. Isi pembicaraan kadang irasional tetapi sesuai dengan apa yang ditanyakan.

D. Gangguan Persepsi

Halusinasi visual : (-)Halusinasi auditorik : pasien mendengar suara-suara rekan kerjanya dan “Erik Estrada” yang membicarakan dirinya namun tidak jelas membicarakan apa.

Page 20: Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid

Proses pikirankoheren.  Isi pikirWaham bizzare (+):

Pasien yakin dapat membuat handphone dengan bahan baku rumput yang banyak terdapat dibangsal amino dengan bantuan dana dari luar negeri. Pasien juga merasa cakra kepalanya seperti terbuka sehingga orang lain dapat mengetahui isi pikiran dan ide-idenya dan pasien merasa orang lain dapat masuk ke tubuh pasien dan mengendalikan tubuhnya.

Waham Somatik (+) :Pasien merasa setiap menulis ada yang menekan tangannya sehingga menjadi sakit jika menulis.

Page 21: Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid

Sensorium & KognitifTaraf kesadaran dan kesiagaanCompos mentis, Kesiagaan baik.

 OrientasiWaktu : Baik, pasien dapat membedakan waktu saat

pagi, siang, dan malam.

Tempat : Baik, pasien mengetahui bahwa dirinya berada di RSPAD Gatot Subroto

Orang : Baik, pasien dapat mengenali dokter pemeriksa, koas, perawat, dan teman teman sebangsalnya

 

Page 22: Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid

Daya IngatJangka Panjang : Baik pasien masih ingat dimana dan kapan pasien lahir

Jangka Sedang : Baik, pasien dapat mengingat siapa yang mengantarnya ke rumah sakit.

Jangka Pendek : Baik, pasien dapat mengingat menu makan siang sebelum wawancara.

Jangka Segera : Baik, pasien tidak kesulitan untuk menghafal nama koass pemeriksa.

Konsentrasi & PerhatianBaik, pasien tidak mengalami kesalahan saat melakukan pengurangan 100-7-7 dan seterusnya serta mengeja huruf pada kata “dunia” dari belakang.

Kemampuan Membaca & MenulisBaik, pasien dapat menulis nama dan alamatnya sendiri serta dapat membaca ulang tulisannya sendiri dengan baik.

 

Kemampuan VisuospasialBaik, pasien dapat menggambarkan jam dan memperlihatkan arah jarum panjang dan jarum pendek dengan baik.

 

Page 23: Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid

Pikiran Abstrak Baik, pasien dapat mengerti peribahasa

“panjang tangan” dan “ besar pasak daripada tiang”  Intelegensia & Kemampuan Informasi

Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pemeriksa, seperti: “siapa presiden dan wakil presiden Republik Indonesia saat ini. Pasien dapat menjelaskan istilah-istilah kesehatan

Kemampuan Mengendalikan ImpulsSelama wawancara pasien tampak tenang, dapat mengendalikan diri dan berperilaku sopan.

Page 24: Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid

Daya Nilai & Tilikan1. Daya Nilai Sosial

Pasien kooperatif ketika diwawancara. 2. Penilaian realita

Terganggu, pasien kurang mampu membedakan antara hal yang nyata dan tidak nyata.

3. TilikanDerajat 1, pasien tidak tahu dirinya sedang sakit, namun mengaku dirinya dirawat di paviliun amino untuk menyembuhkan sinusitis dan kakinya.

 

Taraf Dapat DipercayaSecara umum, keterangan yang diberikan pasien dapat

dipercaya.

Page 25: Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid
Page 26: Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pemeriksaan dilakukan pada Tn.B, usia 43 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir SPK RSPAD Gatot Soebroto. Masuk Bangsal Amino RSPAD Gatot Soebroto pada tanggal 10 Mei 2010 diantar oleh ayah pasien dan rekan kerjanya karena Pasien marah-marah sambil mondar-mandir didalam rumah sepanjang hari Menurut ayah pasien 2 bulan sebelum masuk rumah sakit, pasien tidak teratur minum obat dan jarang kontrol ke poliklinik. Ayah pasien juga mengatakan bahwa pasien sering bercerita mendengar bisikan-bisikan teman sekantornya yang menghina dan menjelek-jelekkan pasien.Pasien juga selalu membicarakan tentang robot dan software yang akan dia buat dengan modal dari luar negeri.Saat ini pasien telah menjalani perawatan kurang lebih 4 bulan di Bangsal Amino. Saat ini pasien masih mendengar mendengar suara-suara bisikan teman kantornya dan “Erik Estrada” yang tidak jelas bicara apa namun dianggap membicarakan pasien. Pasien juga merasa cakra kepalanya seperti terbuka sehingga orang lain dapat mengetahui isi pikiran dan ide-idenya dan pasien merasa orang lain dapat masuk ke tubuh pasien dan mengendalikan tubuhnya. Pasien berencana akan membuat handphone dengan bahan baku rumput yang banyak terdapat dibangsal amino dengan bantuan dana dari luar negeri.

Page 27: Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid

Pada pemeriksaan status mental didapatkan seorang laki laki, penampilan sesuai dengan usia, Berkulit sawo matang, rambut dipotong sangat pendek lurus. perawatan dan kerapihan diri cukup, pasien memakai kemeja kotak-kotak, celana pendek biru dan menggunakan alas kaki.Perilaku dan psikomotor pasien selama wawancara antara pasien dan pemeriksa pasien dalam keadaan kompos mentisSikap pasien terhadap pemeriksa kooperatif dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pemeriksa pasien duduk dan kedua kaki pasien tidak bisa diam, kontak mata baik, bersikap sopan terhadap pemeriksa dan menjawab semua pertanyaan yang ditanyakan pemeriksa. Pembicaraan spontan, artikulasi jelas dan volume cukup. Mood saat itu eutimia afek terbatas dan terkesan serasi. Ditemukan gangguan persepsi yaitu halusinasi auditorik. Proses pikir koheren dengan isi pikir ditemukan waham somatik dan waham bizzare. Orientasi, daya ingat, konsentrasi dan kemampuan visuospasial pasien baik. Kemampuan membaca, menulis, pikiran abstrak, serta inteligensia pasien baik. Kemampuan mengendalikan impuls dan daya nilai pasien baik. Namun RTA pasien terganggu, dengan tilikan derajat 1.

Page 28: Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid

FORMULASI DIAGNOSTIKPada pasien ini ditemukan adanya gangguan persepsi, dan pikiran yang bermakna serta

menimbulkan suatu distress (penderitaan) dan disability (hendaya) dalam pekerjaan dan kehidupan sosial pasien, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami gangguan jiwa.

 Aksis I :

Berdasarkan riwayat perjalanan penyakit, pasien tidak pernah menderita penyakit yang secara fisiologis mengganggu fungsi otak dan juga ditemukan adanya riwayat penggunaan zat psikoaktif. Tidak pernah trauma kepala, demam tinggi atau kejang sebelumnya. Hal ini dapat menjadi dasar untuk menyingkirkan diagnosis gangguan mental organik dan penggunaan zat psikoaktif.Dari anamnesa dan pemeriksaan didapatkan pasien bahwa pasien mengalami gangguan isi pikir berupa waham somatik dan waham bizzare. Pasien juga mengalami gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik. Kedua gangguan tersebut sudah berlangsung lebih dari 1 bulan. Adanya gejala positif kesal yang menonjol, afek terbatas dan aktifitas menurun. Adanya though of broadcasting dan delusion of control, dan tidak memiliki tilikan yang baik terhadap diri dan lingkungannya. Berdasarkan kriteria diagnostik menurut PPDGJ III pada ikhtisar penemuan bermakna pasien dapat digolongkan dalam F20.0 Skizofrenia Paranoid dengan adanya halusinasi dan waham yang menonjol.

Page 29: Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid

Aksis III :Tidak ditemukan kelainan. Aksis IV :Terdapat masalah pada lingkungan keluarga yaitu pasien merasa tidak nyaman dengan situasi rumah, pasien

tidak dekat dengan adiknya dan juga pasien memilik masalah dalam pekerjaannya. pasien juga tidak patuh minum obat selama 2 bulan terakhir dan tidak kontrol ke poliklinik.

  Aksis V :Penilaian kemampuan penyesuaian menggunakan skala Global Assessment Of Functioning (GAF) menurut

PPDGJ III, didapatkan GAF tertinggi dalam satu tahun terakhir adalah 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap, diabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik). GAF pasien saat ini : 60-51 yaitu gejala sedang ( modarate ), disabilitas sedang dalam fungsi sosial dan pekerjaan

Page 30: Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid

EVALUASI MULTI AKSIAL

Aksis I : Skizofrenia paranoid (F20.0)Aksis II : Gangguan kepribadian Skizoid (PPDGJ III:F60.1)Aksis III : Tidak ada kelainanAksis IV : Masalah berkaitan dengan pekerjaan dan hubungan

yang kurang dekat dengan keluarga (adik nya) serta pasien juga tidak patuh minum obat

Aksis V : GAF tertinggi dalam satu tahun terakhir : 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap, diabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik).

 GAF saat ini : 60-51 gejala sedang ( moderate), disabilitas sedang dalam fungsi

sosial dan pekerjaan. 

Page 31: Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid

DAFTAR MASALAHA. Organobiologik

Adanya faktor genetik dikarenakan ada keluarga dari ayah yang mempunyai keluhan yang sama dengan pasien, kemungkinan adanya regresi mental, dan kemungkinan adanya resistensi obat.

 B. PsikologisKetidakpatuhan minum obat karena merasa obatnya tidak dapat menyembuhkan sakit sinusitisnya malahan akan meracuni nya.

C.Lingkungan & Sosioekonomi

Ketidakpatuhan meminum obat dan kontrol dari keluarga pasien, hubungan yang kurang harmonis dengan adik-adik pasien.

 

PROGNOSISAd Vitam : ad bonam Ad Sanationam : dubia ad malam Ad Fungsionam : dubia ad malam 

Page 32: Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid

RENCANA TERAPIPsikofarmaka :haloperidol 2 x 10 mgclozaryl 1x25mgTHP 2 x 2 mgCarbamazepin 1 x 200 mg 

Psikoterapi :- Memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga yang bersifat komunikatif, edukatif dan informatif tentang keadaan pasien sehingga pasien dapat menjaga kepatuhan minum obat, mengerti tentang gangguan yang dideritanya sehingga dapat menjaga kepatuhan minum obat, mengerti tentang gangguan yang dideritanya, dan juga menyadari bahwa ada kemungkinan bahwa keluhan-keluhan yang dideritanya didasari oleh faktor psikologis dan dapat mencari bantuan psikiatri pada saat pasien membutuhkannya.- Mengembalikan pasien pada fungsi optimal terutama dalam kehidupan sosioekonomi, minimal pasien dapat mengendalikan emosi dan melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.

Page 33: Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid

Sosioterapi Terhadap keluarga, yaitu memberikan edukasi dan informasi yang benar tentang penyakit pasien sehingga diharapkan keluarga dapat menerima pasien dan mendukung kearah penyembuhan. Memberitahu keluarga pasien untuk tidak memberikan tekanan emosional pada pasien. Keluarga juga diharapkan mampu mengawasi kepatuhan pasien untuk kontrol minum obat. Meminta keluarga untuk lebih mendengarkan dan komunikasi dengan pasien. Memberi informasi kepada keluarga pasien terutama ibu dari pasien tentang pentingnya obat yang diminum oleh pasien kepada penyembuhan dari pasien. Dan kerutinan untuk kontrol berobat jika obat habis untuk memantau perjalanan penyakit pasien dan tindak lanjut dari pengobatan yang di dapat pasien.

Page 34: Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid

DISKUSIPada pasien ini ditegakkan diagnosa skizofrenia paranoid karena berdasarkan anamnesis dan

pemeriksaan status mental, memenuhi kriteria umum dari skizofrenia paranoid menurut PPDGJ III, yaitu :

 ► Kriteria Umum SkizofreniaGejala :♦Satu gejala yang amat jelas :1. Thought Echo, Thought Insertion / Withdrawal, Thought Broadcasting2. Delution of Control, Delusion of Influence, Delusion of Passivity, Delusional Perception3. Halusinasi Auditorik4. Waham-waham menetap jenis lainnya

Paling sedikit dua gejala :1. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja2. Arus pikiran yg terputus atau mengalami sisipan3. Perilaku katatonik5. Gejala negatif (apatis, bicara jarang, respons emosional yg tumpul / tidak wajar, penarikan diri dari

pergaulan sosial)

Gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebihHarus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam suatu mutu keseluruhan dari beberapa aspek perilaku pribadi dan bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri, dan penarikan diri secara sosial.

Page 35: Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid

Kriteria Sskizofrenia ParanoidMemenuhi kriteria umum diagnosis skizofreniaSebagai tambahan :♦ Halusinasi dan / atau waham harus menonjol♦ Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif

tidak nyata / tidak menonjol.  Berdasarkan riwayat perjalanan penyakit dan status mental yang didapatkan pada pasien,

ditemukan gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik serta gangguan isi pikir berupa waham somatik dan waham bizzare.

  Halusinasi auditorik dinilai dari pernyataan pasien yang tidak dapat tidur karena terganggu oleh

suara teman-temannya yang sedang merasa mendengar suara teman kerja yang terus berbicara tentang dirinya.

 Waham bizzare dinilai dari cerita pasien yang merasa kepalanya terbuka sehingga isi pikirannya

keluar dan orang lain dapat membaca pikirannya, dan pasien merasa orang lain dapat memasuki dirinya dan mengendalikan tubuhnya. Waham somatik dinilai dari cerita pasien Pasien merasa setiap menulis ada yang menekan tangannya sehingga menjadi sakit jika menulis.

 Pada pasien ini ditegakkan diagnosis F20.0 Skizofrenia Paranoid didasarkan pada gambaran klinis

pada pasien dan disesuaikan dengan pedoman diagnostik PPDGJ III.

Page 36: Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid

Untuk terapi psikofarmaka, pengobatan yang dipilih pada pasien ini adalah pemberian antipsikosis Haloperidol dengan dosis 10 mg diberikan 2 kali per hari.

Haloperidol dipilih untuk mengatasi gejala positif (waham dan halusinasi ) dari skizofrenia. Penggunaan antipsikosis tipikal Haloperidol dipilih karena dapat mempertahankan fungsi

kognitif. Penggunaan obat antipsikotik (Haloperidol) dapat menimbulkan efek samping gejala

ekstrapiramidal / sindrom parkinsonisme (distonia akut, akatisia, tremor, bradikinesia, rigiditas).

Untuk itu diberikan obat Trihexilphenidyl 1 x 2 mg sebagai obat profilaksis anti Parkinson. Pasien juga diberikan antipsikosis atipikal clozaryl dengan dosis 25 mg diberikan 1 kali per

hari karena pasien memilik gangguan ini sejak lama, sehingga pemberian antipsikosis tunggal kurang membawa hasil, maka perlu ditambah pemberian antipsikosis golongan lainnya sebagai kombinasi terapi skizofrenia.

Carbamazepine juga diberikan pada pasien dengan dosis 200 mg 2 kali perhari sebagai mood stabilizzer agar pasien merasa tenang dan tidak meluap-lupa jika sedang marah,mengingat kebiasaan pasien yang suka membanting barang jika sedang marah.

 

 

Page 37: Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid

Walaupun penggunaan obat psikofarmaka (antipsikotik) merupakan tatalaksana paling utama, namun penelitian menemukan bahwa intervensi psikososial, termasuk didalamnya psikoterapi dan sosioterapi, dapat memberikan perbaikan klinis.

Modalitas psikososial harus berintegrasi dengan penggunaan obat dan harus saling mendukung.

Psikoterapi dan sosioterapi yang bertujuan untuk membantu meningkatkan kemampuan sosial, rasa percaya diri, dan dalam hal perawatan diri.

Ketiga terapi itu diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup pasien menjadi lebih baik.

Page 38: Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid

TERIMA KASIH