PRESENTASI KASUS PPOK.pptx
description
Transcript of PRESENTASI KASUS PPOK.pptx
Definisi
Penyakit Paru Obstruktif Kronik adalah penyakit paru kronik yang ditandai dengan hambatan aliran udara di saluran napas yang tidak sepenuhnya reversibel.
Hambatan aliran udara ini bersifat progresif dan berhubungan dengan respons inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang beracun / berbahaya.
Epidemiologi
Masalah kesehatan umum dan menyerang sekitar 10% penduduk usia 40 tahun ke atas.
Penyebab kematian yang ketiga di dunia (WHO, 2002)
Angka kematian PPOK naik seiring dengan peningkatan usia.
Faktor Risiko
Genetik Pajanan inhalasi
Asap rokok Polusi tempat kerja Polusi udara di dalam dan di luar ruangan
Jenis kelamin Usia Infeksi saluran napas Status sosio-ekonomi
Diagnosis
Foto toraks curiga PPOK : Hiperlusen, Jantung pendulum Diafragma mendatar Corakan bronkovaskuler meningkat
Hasil spirometri pada pasien PPOK: VEP1/KVP < 80% 30 % VEP1 < 70% prediksi
Penatalaksanaan
Tujuan Penatalaksanaan PPOK meliputi: Mencegah progresivitas penyakit Mengurangi gejala Meningkatkan toleransi latihan Mencegah dan mengobati komplikasi Mencegah dan mengobati eksaserbasi berulang Mencegah atau meminimalkan efek samping obat Memperbaiki dan mencegah penurunan faal paru Meningkatkan kualitas hidup penderita Menurunkan angka kematian
Penatalaksanaan
4 program tatalaksana: Evaluasi dan monitor penyakit Menurunkan faktor risiko Tatalaksana PPOK stabil Tatalaksana PPOK eksaserbasi
Penatalaksanaan PPOK Stabil
Edukasi Farmakologi (Obat-obatan)
Bronkodilator ; antikolinergik, β2 agonis, gol xantin Antioksidan Dipertimbangkan mukolitik
Non-farmakologi Rehabilitasi Terapi oksigen Nutrisi Vaksinasi influenza
Penatalaksanaan PPOK Eksaserbasi
Prinsip penatalaksanaan PPOK eksaserbasi : Optimalisasi penggunaan obat-obatan
bronkodilator, kortikosteroid sistemik, dan antibiotik.
Terapi oksigen Terapi nutrisi Rehabilitasi fisik dan respirasi Evaluasi progresivitas penyakit Edukasi
AnamnesisIdentitas Nama : Ny. S. Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 55 Tahun Alamat : Desa Sei Teluk Pak Kedai Pekerjaan : Tidak bekerja lagi Agama : Islam Nomor RM : 728257 Tanggal Masuk RS : 13 April 2014
Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri di ulu hati
• Pasien merasa nyeri di ulu hati
• Pasien mengaku sering tidak nafsu makan.
Riwayat Penyakit Dahulu
Memiliki riwayat hipertensi
Memiliki riwayat PPOK
Diabetes Mellitus disangkal
Riwayat pengobatan dengan OAT disangkal
Riwayat keluargaIbu pasien memiliki riwayat
penyakit asma
Riwayat sosial ekonomi Tidak bekerja lagi
Riwayat kebiasaan Merokok selama 40 tahun
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis Keadaan umum :lemah Keadaan sakit : tampak sakit berat Kesadaran : kompos mentis, GCS : E4M6V5 Tanda vital
Nadi : 90 x/menit, isi cukup dengan irama teratur Tekanan darah : 140/100 mmHg Napas : 36 x/menit, teratur, kedalaman cukup, dengan
jenis pernapasan abdomino-torakal Suhu : 37°C, aksilar
Pemeriksaan Fisik
Kulit : warna kulit sawo matang, sianosis (-), dekubitus (-)
Kepala : bentuk tidak ada kelainan, simetris, dan nyeri tekan (-)
Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-) Telinga : sekret (-) Hidung : sekret (-), deviasi septum (-) Mulut : bibir sianosis (-), lidah kotor (-), tonsil T1/T1 Leher : pembesaran limfonodi (-), kaku kuduk (-),
deviasi trakea (-), pembesaran tiroid (-), bendungan JVP (-)
Pemeriksaan Fisik
Jantung Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat Palpasi : iktus kordis tidak teraba Perkusi : tidak ada pembesaran jantung Auskultasi : bunyi jantung I/II normal, bising (-), gallop (-)
Abdomen Inspeksi : bentuk normal, venektasi (+) Palpasi : nyeri tekan (+) di regio epigastrium, hati tidak teraba, lien
tidak teraba Perkusi : asites (-) Auskultasi : bising usus normal
Ekstremitas : oedema (-), sianosis (-), jari tabuh (-), capillary refill < 2 detik pada ekstremitas atas dan bawah, tremor (-) pada ekstremitas atas
Pemeriksaan Fisik
Status Lokalis Torak : bentuk barrel chest, sela iga melebar Paru
Inspeksi : statis : simetrisdinamis : gerakan paru simetris, tidak ada ketinggalan gerak
Palpasi : stem fremitus normal kanan = kiri di seluruh lapang paru
Perkusi : hipersonor di seluruh lapang paru Auskultasi : vesikuler melemah di kedua lapang paru,
wheezing (+) di seluruh lapang paru, komponen ekspirasi memanjang
Pemeriksaan Penunjang Laboratorium (hasil pemeriksaan tanggal
14-04-2014) Hb : 15,4 g/dL Ht : 36,0 % Leukosit : 8.700/µL Trombosit : 303.000 /µL Ureum : 34,3 mg/dL Kreatinin : 0,8 mg/dL SGOT : 28,1 U/L SGPT : 18,9 U/L
Diagnosis
Diagnosis kerja : PPOK Hipertensi Suspek Gastritis
Diagnosis banding : Asma Bronkial Bronkiektasis
Tatalaksana Non Medikamentosa Tirah baring dengan posisi kepala lebih tinggi Terapi oksigen 2 L/menit Terapi cairan RL atau NaCl 0,9% 500 ml Terapi nutrisi Edukasi untuk mengindari polusi udara seperti asap rokok,
dan jangan merokok lagi. Edukasi tentang penting latihan fisik ringan seperti berjalan selama beberapa menit dan latihan otot pernapasan.
Edukasi jika terjadi serangan seperti sesak yang bertambah dan batuk dan produksi dahak meningkat segera berobat ke dokter.
Edukasi tentang penyakit pasien yang merupakan penyakit paru kronik yag ireversibel dan dapat memburuk jika pasien tidak memiliki pola hidup yang baik.
Edukasi pada pasien untuk sering mengontrol tekanan darahnya di Puskesmas terdekat.
Medikamentosa
Combivent (Salbutamol + Ipratropium Bromida) nebulizer 2 x 1
Injeksi Dexamethasone 3 x 1 amp Injeksi Ceftriaxone 1 x 1 gr Ambroxol tab 3,30 mg Ranitidin 2 x 150 mg Salbutamol 3 x 2 mg Captopril 2 x 25 mg
Usulan Pemeriksaan Lanjutan
Rontgen Thoraks PA Pemeriksaan spirometri Analisa Gas Darah Radiologi CT-Scan EKG Ekokardiografi Pemeriksaan bakteriologi dari sputum
pasien
Catatan Kemajuan
Senin, 14/04/14 S : sesak napas terutama saat baring, susah tidur O : Keadaan umum tampak sakit sedang, pasien gelisah karena
sesak , Kesadaran kompos mentis, GCS 15 TD : 150/80 mmHg, FN : 80x/menit, FP : 24x/menit, suhu 36,50 C
Pemeriksaan paru : Inspeksi : statis : simetris, dinamis : gerakan paru simetris,
tidak ada ketinggalan gerak Palpasi : stem fremitus normal kanan = kiri di seluruh lapang
paru Perkusi : hipersonor di seluruh lapang paru Auskultasi : vesikuler melemah di kedua lapang paru,
wheezing (+) di seluruh lapang paru
Catatan Kemajuan
..........Senin 14-04-14. A : PPOK, DD : asma bronkial P :
Terapi oksigen 2 L/menit Terapi cairan RL 500 ml (20 tpm) Combivent (Salbutamol + Ipratropium Bromida) nebulizer 2 x 1 Injeksi Dexamethasone 3 x 1 amp Injeksi Ceftriaxone 1 x 1 gr Ambroxol tab 3 x 30 mg Ranitidin 2 x 150 mg Salbutamol 3 x 2 mg
Catatan Kemajuan
Selasa, 15 /4/14
S : sesak napas, batuk makin sering, gemetar dan gelisah setelah minum obat, sering berkeringat
O : Keadaan umum tampak sakit sedang
Kesadaran kompos mentis, GCS 15
TD : 150/80 mmHg, FN : 60x/menit, FP : 24x/menit, suhu 36,50 C
Catatan Kemajuan
Rabu, 16/04/14 S : sesak napas terutama saat berbaring, batuk , sudah
mulai bisa tidur. O : Keadaan umum tampak sakit sedang
Kesadaran kompos mentis, GCS 15
TD : 140/80 mmHg, FN : 100x/menit, FP : 24x/menit,
suhu 36,50 C
Catatan KemajuanKamis 17/04/14 S : sesak napas terutama saat berbaring, batuk berkurang ,
sulit tidur O : Keadaan umum tampak sakit ringan
Kesadaran kompos mentis, GCS 15
TD : 140/80 mmHg, FN : 80x/menit, FP : 24x/menit,
suhu 36,40 C Pemeriksaan paru :
Inspeksi : statis : simetris dinamis : gerakan paru simetris, tidak ada ketinggalan gerak Palpasi : stem fremitus normal, kanan = kiri di seluruh lapang paru Perkusi : hipersonor di seluruh lapang paru Auskultasi : vesikuler melemah di kedua lapang paru, wheezing (+) di
bagian apeks kanan dan kiri paru
Catatan Kemajuan
A : PPOK, DD : Asma bronkial P :
Terapi oksigen 2 L/menit Combivent (Salbutamol + Ipratropium Bromida) nebulizer 2x1 Ambroxol tab 3 x 30 mg Salbutamol 3 x 2 mg Terapi per intravena dihentikan atas permintaan pasien.
Catatan Kemajuan
Senin, 21/04/14 S : sesak napas hanya saat berbaring, batuk (-) O : Keadaan umum tampak sakit ringan
Kesadaran kompos mentis, GCS 15
TD : 150/80 mmHg, FN : 88x/menit, FP : 24x/menit, suhu 360 C Pemeriksaan paru :
Inspeksi : statis : simetris dinamis : gerakan paru simetris, tidak ada ketinggalan gerak Palpasi : stem fremitus normal, kanan = kiri di seluruh lapang paru Perkusi : hipersonor di seluruh lapang paru Auskultasi : vesikuler di kedua lapang paru, wheezing (+) terdengar saat
ekspirasi kuat di apeks kanan paru.
Catatan Kemajuan
........Senin, 21/04/14 A : PPOK, DD : Asma bronkial P : Pasien sudah boleh pulang
Ambroxol tab 3 x 30 mg
Salbutamol 3 x 2 mg
Diagnosis Pertimbangkan PPOK bila terdapat :
Anamnesis : Sesak napas Batuk kronik Produksi sputum kronik Riwayat terpajan asap rokok, polusi udara, polusi tempat kerja
Pemeriksaan fisik: Bentuk dada : barrel chest Penggunaan otot bantu napas Pelebaran sela iga Hipertrofi otot bantu napas Fremitus melemah Hipersonor Suara napas vesikuler melemah atau normal Ekspirasi memanjang Mengi
Klasifikasi Berdasarkan Global Initiative for Chronic
Obstructive Lung Disease (GOLD) 2010, PPOK dibagi atas 4 derajat: Derajat I : PPOK Ringan
biasanya tanpa gejala, faal paru VEP1/KVP < 70%, VEP1 80% prediksi
Derajat II : PPOK SedangVEP1/KVP < 70%, atau 50% < VEP1 < 80% prediksi
Derajat III : PPOK BeratVEP1/KVP < 70%, atau 30% < VEP1 < 50% prediksi
Derajat IV : PPOK Sangat BeratVEP1/KVP < 70% atau VEP1 < 30% atau VEP1< 50% disertai gagal napas kronik
Penatalaksanaan PPOK Eksaserbasi
Gejala eksaserbasi : Sesak napas bertambah Batuk makin sering/hebat Produksi sputum bertambah banyak Sputum berubah warna Keterbatasan aktivitas bertambah Terdapat gagal napas akut Kesadaran menurun
Penatalaksanaan PPOK Eksaserbasi
Prinsip penatalaksanaan PPOK eksaserbasi : Optimalisasi penggunaan obat-obatan
bronkodilator, kortikosteroid sistemik, dan antibiotik.
Terapi oksigen Terapi nutrisi Rehabilitasi fisik dan respirasi Evaluasi progresivitas penyakit Edukasi