Presentasi Kasus Keratitis Jasz PPT
-
Upload
haziq-mars -
Category
Documents
-
view
138 -
download
22
description
Transcript of Presentasi Kasus Keratitis Jasz PPT
I. IDENTITAS
Nama : Ny. R AUmur : 30 tahunAgama : IslamPekerjaan : GuruAlamat : Jl.Ratu Dibalau,Bandar LampungTanggal pemeriksaan : 10 Juli 2015
II.ANAMNESISDilakukan auto anamnesis pada tanggal 10 Juli 2015
Keluhan Utama•Penglihatan mata kiri menurun sejak 3 hari yang lalu.
Keluhan Tambahan
•Mata kiri berair (tidak terlalu banyak ), merah dan mengganjal.
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang ke poliklinik Rumah Sakit Imanuel dengan keluhan penglihatan mata kiri menurun, mata berair terutama pada hari malam dan merah.
• Gejala diawali mata merah terasa perih, bengkak dan mengganjal seperti berpasir sejak 3 hari yang lalu.
• Satu hari yang lalu pasien menggunakan obat tetes yang dibeli di apotek dan merah menghilang.
• Tidak ada demam, silau atau rasa berkelilipan dan belekan.
• Tidak diawali batuk pilek atau tenggorokan.
• Riwayat kena debu disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Umum:•Hipertensi (-)•Diabetes Mellitus (-)•Alergi (-)
Mata•Riwayat sakit mata sebelumnya (-)•Riwayat operasi mata (-)•Riwayat trauma mata sebelumnya (-)
• Riwayat Penyakit Keluarga:• Hipertensi (+)• Diabetes Melitus (-)
III. PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS•Keadaan umum : tampak sakit ringan•Kesadaran : Compos Mentis•Tekanan darah : 110/70 mmHg•Pernapasan : 21 x/menit•Suhu : 36,2°C•Nadi : 82 x/menit•Kepala : Normocephali •Mulut : Bibir lembap, mukosa mulut lembap•THT : tidak ada deviasi septum nasi, MAE lapang, faring
tidak hiperemis. Tonsil T3- T4,tenang, uvula di tengah•Thoraks : Simetris, Retraksi (-) •Jantung : BJ I-II Reguler ,Murni, Murmur (-) Gallop (-)•Paru : SN vesikuler Rh -/- Wh -/-•Abdomen : Datar, Simetris , Nyeri tekan (-) , Bising usus normal.•Ekstremitas : Tidak ada kelainan deformitas, pustule (-) vesikel (-) edema -/-
2. KEDUDUKAN BOLA MATA
OD OS
Eksoftalmos Tidak ada Tidak ada
Enoftalmos Tidak ada Tidak ada
Deviasi Tidak ada Tidak ada
Gerakan Bola Mata Normal ke semua arah Normal ke semua arah
3. PALPEBRA SUPERIOR DAN INFERIOR
OD OS
Edema Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan Tidak ada Ada (superior)
Ektropion Tidak ada Tidak ada
Entropion Tidak ada Tidak ada
Blefarospasme Tidak ada Tidak ada
Trikiasis Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Ptosis Tidak ada Tidak ada
4. KONJUNGTIVA SUPERIOR DAN INFERIOR OD OS
Hiperemis Tidak ada Ada
Krepitasi Tidak ada Tidak ada
Folikel Tidak ada Tidak ada
Papil Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Hordeolum Tidak ada Tidak ada
Kalazion Tidak ada Tidak ada
Korpus alienum Tidak ada Tidak ada
5. KONJUNGTIVA BULBI
OD OS
6. SKLERA
Sekret Tidak ada Tidak ada
Injeksi Konjungtiva Tidak ada Tidak ada
Injeksi Siliar Tidak ada Ada
Pendarahan Subkonjungtiva Tidak ada Tidak ada
Pterigium Tidak ada Tidak ada
Pinguekula Tidak ada Tidak ada
Nevus Pigmentosus Tidak ada Tidak ada
Kista Dermoid Tidak ada Tidak ada
Warna Putih Putih
Ikterik Tidak Ada Tidak ada
7.KORNEA
OD OSKejernihan Jernih Jernih
Permukaan Rata Rata
Ukuran 11 mm 11 mm
Sensibilitas Baik Reflek Kornea (-)
Infiltrat Tidak ada Ada(dendritik)
Keratik Presipitat Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Ulkus Tidak ada Tidak ada
Perforasi Tidak ada Tidak ada
Arcus senilis Ada Ada
Edema Tidak ada Tidak ada
8.BILIK MATA DEPAN
OS OD
9.IRIS
Kedalaman Sedang Sedang
Kejernihan Jernih Jernih
Hifema Tidak ada Tidak ada
Hipopion Tidak ada Tidak ada
Warna Coklat Coklat
Kripte Jelas Jelas
Sinekia Tidak ada Tidak ada
Koloboma Tidak ada Tidak ada
10.PUPIL
OD OS
11. LENSA
Letak Ditengah Ditengah
Bentuk Bulat Bulat
Ukuran 3 mm 3 mm
Refleks Cahaya Langsung + +
Refleks Cahaya Tak Langsung + +
Kejernihan Jernih Jernih
Letak Di tengah Di tengah
Shadow test Tidak dilakukan Tidak dilakukan
12.BADAN KACA
OD OS
13. FUNDUS OKULI
Kejernihan Jernih Jernih
Batas Tegas Tegas
Warna Orange Orange
Ekskavasio - -
Rasio Arteri :Vena 2:3 2:3
C/D Ratio 0.4 0.4
Reflex Makula + +
Eksudat Tidak ada Tidak ada
Perdarahan Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Ablasio Tidak ada Tidak ada
14.PALPASI
OD OS
15.KAMPUS VISI
Nyeri Tekan Tidak ada ada
Massa Tumor Tidak ada Tidak ada
Tensi Okuli Normal/palpasi Normal/palpasi
Tonometri Schiotz 14.6 17.3
Tes Konfrontasi Normal Normal
V.RESUME
SubjektifAnamnesis:Pasien datang ke poliklinik Rumah Sakit Imanuel dengan keluhan penglihatan mata kiri menurun, mata berair terutama pada hari malam dan kadang gatal. Gejala diawali mata merah terasa perih, bengkak dan mengganjal seperti berpasir sejak 3 hari yang lalu. Satu hari yang lalu pasien menggunakan obat tetes yang dibeli di apotek dan merah menghilang.
ObjektifPada pemeriksaan generalisata:Pada pemeriksaan fisik status generalis : Ku : tampak sakit ringan, tekanan darah 110/70 mmHg.Pada pemeriksaan ophtalmologis:Visus OD 6/6Visus OS 6/20Palpebral superior OS terasa nyeriKonjungtiva bulbi OS ada injeksi siliar.Kornea OS ada infiltrat dendritik.Refleks Kornea menurunNyeri tekan OS
VI. DIAGNOSIS KERJA•Keratitis Dendritik OS (Herpes Simplex)
VII. DIAGNOSIS BANDING•Keratitis herpes zoster•Erosi kornea berulang•Keratitis bacterial•Keratitis acantamoeba pseudodendritis•Keratitis vaccinia
VII. PENATALAKSANAAN
IX. PROGNOSIS•Ad Vitam : Bonam•Ad Fungsionam : Bonam
•Ad Sanationam: Bonam
- Trifluridine 1% drops 9x/ hari
- Acyclovir oral 5x400 mg selama 7-10 hari
- Atropine 1%
- Artificial tears 4-8x / hari
- Antibiotic topical
- Debridement
PENDAHULUAN•Keratitis adalah peradangan pada salah satu dari kelima lapisan kornea.
•Pola keratitis dapat dibagi menurut distribusi, kedalaman, lokasi, dan bentuk.
•Berdasarkan distribusinya, keratitis dibagi menjadi keratitis difus, fokal, atau
multifokal.
• Berdasarkan kedalamannya, keratitis dibagi menjadi epitelial, subepitelial stromal,
atau endotelial.
•Berdasarkan lokasi keratitis dapat berada di bagian sentral atau perifer kornea
•Berdasarkan bentuknya terdapat keratitis dendritik, disiform, dan bentuk lainnya.
TINJAUAN PUSTAKA
Keratitis herpes simpleks atau keratitis dendritik merupakan salah satu infeksi kornea yang disebabkan oleh virus herpes simpleks, ditandai dengan adanya infiltrasi sel radang dan edema pada lapisan kornea
ANATOMI KORNEA•Kornea adalah jaringan transparan tembus cahaya, menutupi bola mata bagian depan.
•Kornea menempati 1/6 dari jaringan fibrosa bagian depan dari bola mata.
•Pembiasan sinar terkuat dilakukan oleh kornea, dimana 40 dioptri dari 50 dioptri pembiasan sinar masuk dilakukan oleh kornea.
•Dari anterior ke posterior, kornea mempunyai lima lapisan yang berbeda-beda : lapisan epitel, lapisan Bowman, stroma, membran descment dan lapisan endotel.
Fisiologi Kornea•Kornea mempunyai dua fungsi utama
•Kornea mempertahankan sifat transparansi kornea dan pergantian dari jaringannya.
•Sifat tembus cahayanya disebabkan strukturnya yang uniform, avaskuler dan deturgenes.
medium refraksi memproteksi lensa intraokular.
keadaan dehidrasi relative jaringan kornea dipertahankan oleh pompa bikarbonat aktif pada endotel dan oleh fungsi sawar epitel
dan endotel
Endotel lebih penting daripada epitel
• Dalam mekanisme dehidrasi
• Cedera kimiawi atau fisik pada endotel jauh lebih berat daripada cedera pada epitel
•Kerusakan sel-sel endotel menyebabkan edema kornea dan hilangnya sifat transparan.
• Sebaliknya cedera pada epitel hanya menyebabkan edema lokal stroma kornea sesaat yang akan menghilang bila sel-sel epitel itu telah beregenerasi.
ETIOLOGIKeratitis herpes simpleks merupakan peradangan pada kornea yang disebabkan oleh infeksi virus herpes simpleks tipe I maupun tipe II.
Erosi kornea berulang dan keratitis vaksinasi juga memiliki gambaran dendritik.
Keratitis acanthamoeba juga bisa menimbulkan gambaran dendritik.
PATOFISIOLOGI•Kondisi normal – mekanisme pertahanan :-
• refleks berkedip
• fungsi antimikroba film air mata (lisosim)
• epitel hidrofobik yang membentuk barrier terhadap difusi
• kemampuan epitel untuk beregenerasi secara cepat dan lengkap.
• Keratitis herpes simplek dibagi dalam 2 bentuk yaitu epitelial dan stromal.
• Epitelial
• Stromal
pembiakan virus intraepitelial
kerusakan sel epitelialtukak kornea
superfisial
reaksi imunologik tubuh terhadap virus
yang menyerang
menarik sel radang kedalam stroma
Sel radang ini mengeluarkan bahan proteolitik untuk merusak virus tetapi juga akan merusak jaringan stroma disekitarnya
• Kira-kira 94-99% kasus bersifat unilateral , 40% atau lebih dapat terjadi bilateral
• Gejala utama umumnya iritasi, fotofobia, mata berair.
• Bila kornea bagian pusat yang terkena terjadi sedikit gangguan penglihatan.
• Karena anestesi kornea umumnya timbul pada awal infeksi, gejala mungkin minimal dan pasien mungkin tidak datang berobat.
• Sering ada riwayat lepuh – lepuh, demam atau infeksi herpes lain, namun ulserasi kornea kadang – kadang merupakan satu – satunya gejala infeksi herpes rekurens
• Gejala spesifik pada keratitis herpes simpleks ringan adalah tidak adanya foto-fobia.
GEJALA KLINIS
• Keratitis herpes simplek juga dapat dibedakan atas bentuk superfisial, profunda, dan bersamaan dengan uveitis atau kerato uveitis.
• Keratitis superfisial dapat berupa pungtata, dendritik, dan geografik.
• Keratitis dendritika merupakan proses kelanjutan dari keratitis pungtata yang diakibatkan oleh perbanyakan virus dan menyebar sambil menimbulkañ kematian sel serta membentuk defek dengan gambaran bercabang.
• Lesi bentuk dendritik merupakan gambaran yang khas pada kornea, memiliki percabangan linear khas dengan tepian kabur, memiliki bulbus terminalis pada ujungnya.
• Ada juga bentuk lain yaitu bentuk ulserasi geografik yaitu sebentuk penyakit dendritik menahun yang lesi dendritiknya berbentuk lebih lebar hat ini terjadi akibat bentukan ulkus bercabang yang melebar dan bentuknya menjadi ovoid
• Lesi epitel kornea lain yang dapat ditimbulkan HSV adalah keratitis epitelial ”blotchy”, keratitis epitelial stelata, dan keratitis filamentosa.
DIAGNOSIS
ANAMNESISriwayat traumariwayat penyakit kornea, misalnya pada keratitis herpetic akibat infeksi herpes simpleks sering kambuhpemakaian obat lokal oleh pasienpenyakit-penyakit sistemik, seperti diabetes, AIDS, dan penyakit ganas
PEMERIKSAAN
pemeriksaan sensasi kornea lokasi dan morfologi kelainan pewarnaan dengan fluoresin Neovaskularisasi derajat defek pada epithel lokasi dari infiltrat pada kornea edema kornea keratik presipitat keadaan di bilik mata depan.
Pemeriksaan pada Kornea
Uji Fluoresein•Uji untuk melihat adanya defek pada epitel kornea.
Uji Fistel•Uji untuk mengetahui letak dan adanya kebocoran
Kornea
Uji Placido•Untuk melihat kelengkungan kornea
Uji Sensibilitas Kornea•Uji untuk menilai fungsi saraf trigeminus kornea.
PENATALAKSANAAN
Bertujuan menghentikan replikasi virus didalam kornea, sambil memperkecil efek merusak akibat respon radang.
Debridementdebridement epitelial - karena virus berlokasi di dalam epitelDebridement juga mengurangi beban antigenik virus pada stroma kornea.
Debridement dilakukan dengan aplikator berujung kapas khusus. Obat siklopegik seperti atropi 1 % atau homatropin 5% diteteskan kedalam sakus konjugtiva, dan ditutup dengan sedikit tekanan. Pasien harus diperiksa setiap hari dan diganti penutupnya sampai defek korneanya sembuh umumnya adalah 72 jam.
Berdasarkan gejala :-
Gejala pada margo palbebra/kulit sekitar mata
1.Acyclovir topikal – 5x sehari
2.Kompres hangat/dingin pada lesi kulit
3.Margo palbebra : Trifluridine 1% drop 5x/hari, Vidarabine 3% salep 5x/hari pada anak (7-14 hari)
Kerusakan epitel kornea
1.Trifluridine 1% drop 9x/hari atau vidarabine 3% salep 5x/hari + asiklovir oral 5x400mg
2.Siklopegik
3.Debridement
Kerusakan Stroma KorneaDisiformis Keratitis
-Siklopegik
-Steroid topikal
-Profilaksis antiviral
-Antibiotic
Terapi Bedah
•Keratoplasti penetrans untuk rehabilitasi penglihatan pasien yang mempunyai parut kornea berat
PROGNOSISBaik apabila tidak terjadi parut atau vaskularisasi pada korneaBila tidak diobati, penyakit ini berlangsung 1-3 tahun dengan meninggalkan gejala sisa
PEMBAHASAN KASUS
• keluhan penglihatan mata kiri menurun, mata berair terutama pada hari malam dan merah.
• Gejala diawali mata merah terasa perih, bengkak dan mengganjal seperti berpasir sejak 3 hari yang lalu.
Pemeriksaan fisik ditemukan •visus mata kiri menurun•Palbebra superior terasa nyeri •injeksi siliar pada konjugntiva bulbi OS•infiltrat dendritik OS •reflek kornea menurun • nyeri tekan OS.
• Tatalaksana
• debridemen dan siklopegik (atropi 1% atau hematropin 5%) ditutup dengan bebat tekan selama 72 jam dengan tujuan untuk memberikan rasa nyaman pada mata pasien.
• Trifluridine 1% tetes tiap 4 jam untuk menghambat DNA polymerase virus dan berpenetrasi dengan baik melalui kornea.
• Acyclovir 400 mg tablet, 5x/hari untuk mencegah proses sintesis DNA virus lebih lanjut dan dengan efek samping yang minimal.