Presentasi Kasus Jiwa Skizoafektif

download Presentasi Kasus Jiwa Skizoafektif

of 21

Transcript of Presentasi Kasus Jiwa Skizoafektif

KASUS UJIAN

Disusun Oleh:Ega surya setya N.110.2007.097

Penguji:Dr. K. Maria Poluan, Sp.KJ (K)

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN KESEHATAN JIWARUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARATGATOT SOEBROTOJAKARTA 2014

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIENNama: Tn. DJenis Kelamin: Laki-lakiTempat, tanggal lahir: 3 april 1971Usia: 43 tahunSuku bangsa: SundaAgama: IslamPendidikan terakhir: MTs YPMI Wanayasa purwakartaPekerjaan: TNI Angkatan DaratAlamat rumah: Asr Kodam 0602 SerangStatus Pernikahan: Sudah menikahTanggal Masuk RSPAD: 24 Februari 2014Diantar oleh: Kesatuan

II. RIWAYAT PSIKIATRIA. Keluhan Utama

Autoanamnesa (9-10 Maret 2014)Pasien mengaku marah-marah dirumah.

Alloanamnesa (9 Maret 2014 Ny. T, istri pasien)Pasien marah-marah dan memukul istrinya.

Keluhan TambahanAutoanamnesa: Pasien sering merasa bahwa banyak orang yang memperhatikan dan ingin memukul pasien, dan pasien sering mendengar bisikan-bisikan yang mengejek pasien.

B. Riwayat Gangguan SekarangAutoanamnesis pada tanggal 9 maret 2014, Pasien mengaku marah marah dan memukul istri, sehingga istri kabur dari rumah dan membawa kedua anaknya, menurut pasien tindakannya memukul istri karena merasa disepelekan soal keuangan oleh istri pasien.Pasien juga mengaku sering mendengar bisikan-bisikan yang mengejek pasien dan pasien merasa bahwa ada banyak orang yang memperhatikan dan membenci pasien, sehingga membuat pasien kesal.Pasien mengaku sejak dirawat di paviliun Amino, pasien minum obat secara teratur dan tepat waktu. Keinginan pasien saat ini adalah ingin kembali ke rumah meminta maaf kepada istri pasien, pasien juga berharap istri pasien mau pulang ke rumah. Alloanamnesis dengan istri pasien, pada tanggal 9 maret 2014 melalui telepon, menurut istri pasien sudah satu bulan lebih pasien sering marah - marah tanpa sebab yang jelas, setiap kali pasien marah-marah istri pasien selalu dipelakukan kasar seperti dipukul dan diludahi, istri pasien mengaku kabur dari rumah karena sudah tidak tahan dengan perlakuan pasien.Istri pasien mengatakan bahwa satu bulan terakhir ini cara bicara pasien menjadi aneh, tidak jelas, dan tidak jarang pasien terlihat bicara sendiri. Perilaku pasien juga terlihat aneh, seperti rajin membersihkan rumah tetangga, namun pasien tidak pernah memperhatikan kebersihan rumahnya sendiri.Kedua anak pasien selalu merasa takut setiap kali pasien ada di rumah karena pasien sering bertindak kasar kepada kedua anak pasien. Begitu pula di tempat kerja dan lingkungan sekitar rumah, hampir semua teman dan tetangga merasa terganggu dengan perilaku pasien yang cenderung temperamental dan berkata-kata kasar.Menurut istri pasien, pasien sangat tidak suka jika ada orang lain termasuk atasannya menegur mengenai perilaku pasien yang dinilai buruk, pasien sangat berani dan cenderung tidak takut sekalipun harus berhadapan dengan atasannya, tiap kali pasien mendapat teguran pasien selalu marah-marah dan mengajak berkelahi siapapun yang menegurnya dan pasien sering melampiaskan kekesalannya ke istri pasien.Istri pasien juga mengatakan bahwa pasien tidak teratur meminum obat yang di berikan dokter spesialis jiwa, pasien selalu marah jika dipaksa agar minum obat oleh istri pasien.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya1. Riwayat Gangguan PsikiatriMenurut pengakuan istri pasien, pasien sudah berkali-kali di rawat di Paviliun Amino RSPAD gatot Soebroto sejak tahun 1993 dan juga di RS. Dustira Bandung pada tahun 2010.Pertama kali dirawat di paviliun RSPAD Gatoto Soebroto pada tahun 1993 selama 2 minggu, karena pasien sering marah marah tanpa sebab dan merusak barang-barang di rumah.Perilaku pasien mulai berubah semenjak kepulangan pasien dari bertugas di timor-timor, sewaktu bertugas di timor-timur pasien pernah mendapat masalah yaitu tidak sengaja menembak temannya sendiri hingga tewas dan menurut keterangan beberapa teman pasien pada waktu itu, hal ini di karenakan kesalahan komunikasi.Selama menjalani perawatan pasien teratur minum obat, namun sewaktu pasien pulang ke rumah pasien jarang meminum obat dan selalu menolak jika di minta untuk minum obat.Pada tahun 2010 pasien pernah menjalani perawatan di rumah sakit dustira namun seminggu menjalani perawatan pasien kabur dan pulang ke rumah.Istri pasien mengaku tidak terlalu ingat sudah berapa kali pasien pernah menjalani perawatan dan pengobatan hal ini di karenakan pasien memang sudah terlalu sering menjalani perawatan sejak tahun 1993 hingga sekarang dengan keluhan yang sama.

2. Riwayat Gangguan MedisPasien tidak pernah mengalami penyakit berat yang membuat pasien harus di rawat, dan istri pasien menyangkal bahwa pasien pernah mengalami kecelakaan atau trauma dikepala.

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan AlkoholPasien adalah perokok dan tidak mengkonsumsi alkohol maupun obat obatan terlarang.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi1. Riwayat Prenatal dan PerinatalMenurut istri pasien, Pasien lahir di purwakarta pada tahun 1971, pasien adalah anak tunggal, dan pada waktu pasien lahir ayah pasien sudah lama meninggal. Tidak didapatkan informasi yang akurat mengenai riwayat kelahiran pasien.2. Riwayat Masa Kanak Awal (0-3 tahun)Tidak didapatkan informasi yang akurat.3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)Pasien mengaku Saat bersekolah ditingkat dasar pasien sudah tinggal terpisah dari ibunya, hal ini dikarenakan keterbatasan ekonomi, dan pada waktu itu pasien tinggal di rumah bibinya di purwakarta. Pasien bisa mengikuti seluruh pelajaran dengan baik, pasien mengaku sering menjadi juara kelas sewaktu di sekolah dasar. 4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan RemajaSaat bersekolah ditingkat menengah pertama yaitu di MTs YPMI Wanayasa purwakarta, pasien bisa mengikuti pelajaran dengan baik dan karena keterbatasan ekonomi, setelah lulus pasien tidak bisa melanjutkan ke jenjang berikutnya sehingga akhirnya pasien pulang kembali tinggal bersama ibunya.5. Masa dewasaa. Riwayat PendidikanSetelah lulus sekolah tingkat menengah pertama, selama empat tahun pasien bekerja membantu ibunya, hingga pada tahun 1989 pasien mengikuti pendidikan menjadi tentara angkatan darat.b. Riwayat PekerjaanPasien adalah seorang Tentara Angakatan Darat yang ditempatkan di purwakarta hingga tahun 2004, dan kemudian pindah ke kodam 06012 serang.c. Riwayat Pernikahan / PsikoseksualPasien menikah pada tahun 1992 dan di karuniai 2 orang anak ( 1 anak laki-laki dan 1 anak perempuan), pada awal pernikahan pasien dengan istri hidup harmonis. d. Riwayat Kehidupan BeragamaPasien beragama Islam dan mengaku menjalankan solat bila mau.e. Riwayat Pelanggaran HukumPasien pernah menembak temannya sendiri sewaktu bertugas di timor timor.

E. Riwayat KeluargaPasien merupakan anak tunggal, sejak kecil pasien dibesarkan seorang diri oleh ibunya di karenakan ayahnya yang sudah lama meninggal sejak pasien lahir. Pasien memiliki tiga saudara tiri, dan hubungan pasien dengan saudara tirinya kurang begitu dekat.

GENOGRAM

Keterangan: Laki-lakiPerempuanPasien

F. Situasi Kehidupan SekarangPasien Tinggal di Asrama Kodam 0602 Serang, dengan istri dan kedua anaknya. G. Persepsi pasien tentang diri dan lingkunganPasien merasa nyaman dilingkungan Paviliun Amino tetapi pasien ingin segera pulang ke rumah dan bertugas kembali.H. Persepsi keluarga tentang diri pasienIstri pasien mengatakan, pasien sering marah marah dan merusak barang. Hubungan pasien dengan istri dan anaknya kurang baik, hal ini di karenakan perilaku pasien yang dianggap buruk oleh istri dan kedua anaknya.

I. Mimpi, fantasi dan nilai-nilaiPasien mengatakan ingin membuat kolam air mancur di halaman pavilion amino.

III. STATUS MENTALPemeriksaan dilakukan pada tanggal 10 Maret 2014A. Deskripsi Umum 1.PenampilanPasien berjenis kelamin laki-laki berusia 43 tahun dengan penampilan tidak sesuai dengan usia, kulit berwarna sawo matang, rambut hitam dan beruban. Pasien menggunakan kaos loreng, celana panjang loreng dengan alas kaki. Perawatan diri kurang baik, Pasien berjalan dengan baik dan normal. 2. Perilaku dan Aktivitas MotorikSelama wawancara pasien lebih banyak bergerak duduk dan berdiri memperagakan apa yang dibicarakan pasien. Kontak mata dengan pemeriksa baik. Pasien dapat menjawab pertanyaan, namun terkadang jawaban kurang sesuai atau keluar dari topik yang di tanyakan pemeriksa.3. PembicaraanPasien cenderung lebih banyak berbicara, spontan, volume suara cukup, irama cepat, pengucapan terkadang kurang jelas. Isi pembicaraan dapat di mengerti meskipun terkadang cenderung berpindah-pindah dari satu topik ke topik lain.4. Sikap Terhadap PemeriksaPasien cukup kooperatif saat diajukan pertanyaan dan pasien mau menjawab pertanyaan yang diberikan.

B. Alam Perasaan Mood dan AfekMood: eutimikAfek: inappropriate affect (afek yang tidak sesuai)Keserasian: tidak serasi

C. Gangguan Persepsi1. Halusinasi: Auditorik, pasien merasa ada suara-suara yang mengejek pasien.2. Ilusi: Tidak ada

D. Fungsi Intelektual 1. Inteligensi dan kemampuan informasiPasien dapat menjawab tahun berapa saat ini, siapa presiden RI saat ini,wakil presiden RI saat ini serta gubernur dan wakil gubernur propinsi Banten saat ini. 2. OrientasiWaktu: Pasien dapat membedakan waktu saat pagi, siang dan malam serta mengetahui hari.Tempat: Baik, pasien mengetahui bahwa dirinya berada di RSPAD Gatot Soebroto.Orang: Baik, pasien mengenali semua temannya di bangsal dengan benar, dan mengetahui sedang di wawancarai oleh dokter muda.3. Daya IngatanJangka panjang: Baik, pasien dapat mengingat tanggal lahir dan nama nama kakak dan adiknya serta orang tuanya.Jangka sedang: Baik, pasien dapat mengingat aktivitas yang dilakukannya selama berada di bangsal seminggu terakhir.Jangka pendek: Baik, pasien dapat mengingat menu makan sore sebelum wawancara.Jangka segera: Baik, pasien dapat mengulang kalimat yang diberikan pemeriksa.

4. Konsentrasi dan PerhatianPasien tidak dapat menghitung dengan benar 100-7 dan tidak dapat menjawab pengurangan berikutnya dengan benar.

5. Kemampuan membaca dan menulisPasien dapat membaca sebuah kalimat yang ditulis oleh pemeriksa. Pasien mau menulis namanya.

6. Kemampuan VisuospasialPasien mampu memngambar pot bunga, kaligrafi bertuliskan basmallah.

7. Pikiran AbstrakPasien dapat mengartikan peribahasa sederhana ada gula ada semut maupun peribahasa yang lainnya.

8. Kemampuan menolong diri sendiriPasien mampu melakukan aktifitas mandi, makan dan menganti pakaian dengan baik.

E. Pikiran 1. Proses PikirFlight of idea 2. Isi PikirWaham Curiga

F. Pengendalian ImpulsPengendalian impuls pasien baik, pasien dapat mengendalikan diri dengan berperilaku baik dan sopan serta kooperatif saat dilakukan wawancara.

G. Daya Nilai1. Daya nilai sosial Pasien kooperatif, sopan terhadap pemeriksa dan perawat serta teman temannya di bangsal.2. Penilaian realita Terganggu (adanya waham curiga dan halusinasi auditorik)

H. TilikanDerajat 1, menyangkal bahwa dirinya sakit.

I. Taraf Dapat DipercayaSecara umum, keterangan yang didapat dari autoanamnesa dan alloanamnesa dapat dipercaya.IV. PEMERIKSAAN FISIK A. Status InternusKeadaan umum : BaikKesadaran: kompos mentisTensi : 110 / 80 mmHgNadi: 84 x / menitFrekuensi nafas: 22 x / menit

Sietem kardiovaskular: dalam batas normalSistem respirasi: dalam batas normalSistem gastrointestinal: dalam batas normalSistem ekstremitas : dalam batas normal

B.Status NeurologikGCS: E4 M6 V5

V. IKTISAR PENEMUAN BERMAKNATelah dilakukan pemeriksaan pada pasien, laki-laki, berinisial Tn. D berusia 43 tahun, beragama Islam, dengan pendidikan terakhir MTs, bekerja sebagai tentara yang ditempatkan di Serang dengan status sudah menikah, datang ke rumah sakit diantar oleh kesatuan pada tanggal 24 Februari 2014 dengan keluhan marah-marah dan memukul istri hingga istri pasien kabur dari rumah.Berdasarkan STATUS MENTAL, Pasien berjenis kelamin laki-laki berusia 43 tahun dengan penampilan tidak sesuai dengan usia, kulit berwarna sawo matang, rambut hitam dan beruban. Pasien menggunakan kaos loreng, celana panjang loreng dengan alas kaki. Perawatan diri kurang baik, Pasien berjalan dengan baik dan normal.Secara umum perilaku pasien tampak normal. Selama wawancara pasien duduk dan berdiri terus menerus.Mood eutimik (suasana perasaan dalam rentang normal, tidak adanya mood yang tertekan), afek inappropriate. Pasien cenderung lebih banyak berbicara, spontan, volume suara cukup, irama cepat, pengucapan terkadang kurang jelas. Isi pembicaraan dapat di mengerti meskipun terkadang cenderung berpindah-pindah dari satu topik ke topik lain.Pada persepsi pasien tidak memiliki riwayat halusinasi visual, olfaktorik, gustatorik, dan taktil, namun memiliki halusinasi auditorik. Proses pikir flight of ideas dan waham curiga pada isi pikir. Pasien memiliki orientasi yang cukup baik.

VI. FORMULASI DIAGNOSTIK Aksis IPada pasien ditemukan adanya pola perilaku atau psikologis yang secara klinis bermakna dan secara khas berkaitan dengan suatu gejala yang menimbulkan distress (penderitaan) dan disability (hendaya) dalam beberapa fungsi psikososial dan pekerjaan.Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami suatu gangguan jiwa.Gangguan ini merupakan gangguan mental non-organik karena tidak ditemukan adanya gangguan kesadaran dan kognitif, pasien juga tidak berada dalam pengaruh zat psikoaktif dan alkohol, sehingga diagnosa gangguan mental organik dan gangguan mental akibat zat psikoaktif dapat disingkirkan.

Dari anamnesa dan pemeriksaan didapatkan bahwa pasien dicurigai gangguan kearah Skizoafektif tipe manik (F25.0). Gangguan pasien telah terjadi bertahun - tahun, dengan halusinasi auditorik dan merasa ada yang memperhatikan, sehingga berdasarkan PPDGJ III diagnosis untuk aksis I adalah F25.0 Skizoafektif tipe manik.

Aksis IIBelum ditemukan data yang cukup bermakna untuk menentukan suatu gangguan kepribadian, butuh didalami lebih lanjut, oleh karena itu belum ada diagnosis untuk Axis II.

Aksis III(-)

Aksis IVUntuk aksis IV ditemukan adanya masalah berkaitan dengan hubungan rumah tangganya.

Aksis VPenilaian kemampuan penyesuaian menggunakan skala Global Assesment of Functioning (GAF) menurut PPDGJ IIIdidapatkan pada Aksis V GAF pada saat ini adalah 60-51 (gejala sedang, disabilitas sedang).

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL Aksis I: (Menurut PPDGJ III) F25.0 Skizoafektif tipe manik / DD : bipolar episode manik Aksis II: Belum ada diagnosis Aksis III: - Aksis IV: Masalah yang berkaitan dengan rumah tangga Aksis V: GAF saat ini 60-51

VIII. DAFTAR PROBLEM OrganobiologikTidak ada PsikologikMood:EutimikAfek: inappropriate affect

Gangguan persepsi: Halusinasi auditorikProses Pikir: flight of ideasIsi pikir:Waham curigaTilikan: Derajat 1, RTA terganggu

IX. PROGNOSISQuo ad vitam: dubia ad bonamQuo ad fungtionam: dubia ad bonamQuo ad sanationam: dubia ad malam

X. TERAPIa. Psikofarmaka Risperidon 2 x 2 mg

b. Psikoterapi Terhadap pasien:Psikoterapi suportif: untuk membina hubungan, menunjukan empati dan reassurance, dimana terapis ikut terlibat dan berperilaku aktif, berempati dan memberikan perhatian pada pasien, menerima pasien tanpa menghakimi, mensupport usaha adaptif pasien, dan menghormati pasien sebagai manusia seutuhnya. Mengembalikan pasien pada fungsi optimal terutama dalam kehidupan social ekonomi, minimal pasien dapat mengendalikan emosi dan melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.

c. Sosioterapi Terhadap keluarga:Psikoedukasi mengenai :a. Penyakit pasien Memberikan penjelasan yang bersifat komunikatif, informatif dan edukatif mengenai penyakit pasien, gejala-gejalanya, faktor-faktor yang memberatkan, dan bagaimana cara pencegahan. Sehingga keluarga bisa menerima dan mengerti keadaan pasien serta mendukung proses terapi dan mencegah kekambuhan.

b. Terapi yang diberikanMemberikan penjelasan mengenai terapi yang diberikan pada pasien dimana diterangkan kegunaan obat terhadap gejala pasien serta efek samping yang mungkin muncul pada pengobatan. Selain itu ditekankan pentingnya pasien kontrol dan minum obat secara teratur sehingga diharapkan keluarga turut serta dan bekerja sama dalam berjalannya program terapi.

XI. DISKUSIPada pasien ditemukan adanya pola perilaku dan alam pikir yang secara klinis bermakna dan menimbulkan penderitaan (distress) dan hendaya (disability) dalam fungsi pekerjaan dan sosial, dengan demikian berdasarkan PPDGJ III dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami suatu gangguan jiwa.Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan status mental pasien didapatkan adanya gangguan ini selama bertahun - tahun, adanya gejala berupa halusinasi auditorik yaitu mendengar suara bisikan dan adanya waham curiga yang menonjol. Oleh karena itu, berdasarkan PPDGJ III, diagnosis untuk aksis I adalah F25.0, yaitu Skizofrenia tipe manik.

Dalam subtipe Skizoafektif terdapat klasifikasi seperti :Halusinasi atau waham harus menonjol secara bersamaan dengan adanya ganguuan afek; Halusinasi auditorik mendengar suara suara bisikan yang mengejeknya. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi pada pasien waham yang ada hanyalah waham curiga saja. Adanya gangguan afek yang menonjol bersamaan dengan munculnya gejala gejala psikotik.

Pada pasien terdapat ciri-ciri skizofrenia seperti yang dilampirkan diatas, serta adanya gangguan pada afek yang menonjol secara bersamaan. kecenderungan pada Skizoafektif tipe manik (F.25.0) dimana pasien berhalusinasi mendengar suara bisikan yaitu adanya halusinasi auditorik, dan merasa bahwa istrinya selalu berselingkuh dengan banyak laki-laki lain yaitu waham curiga, serta adanya suatu perasaan yang selalu ingin marah marah terhadap istrinya sampai memukul istrinya terus menerus.Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis serta hasil pemeriksaan, kecenderungan pasien ini menderita Skizoafektif tipe manik yang dijelaskan pada PPDGJ III F25.0.Psikofarmaka yang diberikan untuk pasien tersebut adalah obat atipikal. Pemberian Risperidone (derivat Benzisoxazole) yang merupakan APG II pertama diberikan 2 x 2 mg yang bekerja sebagai antagonis poten serotonin dan dopamin, obat ini berafinitas terhadap dopamin D2 receptor juga terdapat serotonin 5-HT2 receptor sehingga efektif terhadap gejala positif dan gejala negatif pada pasien. Selain diberikan psikofarmaka sebagai terapi utama, perlu ditambahkan juga terapi yang lain yaitu psikoterapi suportif untuk mensupport pasien dalam masa adaptasinya dan psikoedukasi perihal penyakit pasien serta menekankan betapa pentingnya kepatuhan minum obat.Dari hasil autoanamnesis terakhir dengan pasien, pasien kooperatif dan mau bergabung bersama pasien lain dan selalu makan dan minum obat teratur. Pasien berkeinginan untuk segera keluar dari RSPAD agar bisa melanjutkan pekerjaannya sebagai seorang tentara dan sangat ingin memlakukan hubungan seksual dengan istrinya.

XII. LAMPIRAN

XIII. Hhh

XIV. FOLLOW UPNama: Tn. DJenis Kelamin: Laki-lakiUsia: 43 tahunPekerjaan: TNI Angkatan DaratNomer rekam medis: 34 40 - 56Status Pernikahan: Sudah menikahTanggal Masuk RSPAD: 24 Februari 2014Diagnosis: Skizoafektif tipe manic

Tanggal 9 maret 2014 (14:30) Subyektifpasien masih banyak bicara dan banyak bergerak,pasien mengatakan ingin pulang bertemu anak dan istrinya. Obyektif laki laki tampak lebih tua dari usianya perawatan diri kurang sikap / psikomotor : kooperatif bicara spontan, cepat semakin lama semakin mengacau mood / afek : eutimik, inapproppiate affect proses / isi pikir : flight of ideas, waham curiga persepsi : halusinasi auditorik RTA : terganggu Assessment / penilaian Aksis I: skizoafektif tipe manic Aksis II: - Aksis III: - Aksis IV: masalah rumah tangga Aksis V: GAF 60 - 51 Planning / perencanaanRisperidon 2 x 2 mg

Tanggal 10 maret 2014 (10:30) Subyektifpasien berkali kali bertanya kapan pasien bisa pulang, pasien masih banyak bicara dan mondan mandir saat bicara. Obyektif laki laki tampak lebih tua dari usianya perawatan diri kurang sikap / psikomotor : kooperatif bicara spontan, cepat semakin lama semakin mengacau. mood / afek : eutimik, inapproppiate affect proses / isi pikir : flight of ideas, waham curiga persepsi : halusinasi auditorik RTA : terganggu Assessment / penilaian Aksis I: skizoafektif tipe manic Aksis II: - Aksis III: - Aksis IV: masalah rumah tangga Aksis V: GAF 60 - 51 Planning / perencanaanRisperidon 2 x 2 mg

Tanggal 11 maret 2014 (08:00) SubyektifPasien sedang berolahraga, pasien juga meminta cuti untuk pulang sebentar ke rumahnya karena rindu dengan keluarganya. Obyektif laki laki tampak lebih tua dari usianya perawatan diri kurang sikap / psikomotor : kooperatif bicara spontan, cepat semakin lama semakin mengacau. mood / afek : eutimik, inapproppiate affect proses / isi pikir : flight of ideas, waham curiga persepsi : halusinasi auditorik RTA : terganggu Assessment / penilaian Aksis I: skizoafektif tipe manic Aksis II: - Aksis III: - Aksis IV: masalah rumah tangga Aksis V: GAF 60 - 51 Planning / perencanaanRisperidon 2 x 2 mg

DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan HI, Sadock BJ. Synopsis of Psychiatry, 8th edition. Lippincot Williams and Wilkins. Philadelphia; 1996.2. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI. Pedaman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ III), cetakan pertama, Jakarta; 1993.3. Maslim, Rusdi.Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. 2007. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya: Jakarta. Edisi ketiga.4. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Buku Ajar Psikiatri, cetakan pertama, edisi kedua, Jakarta; 2013.

Winfrey Pangestu0