Presentasi Kasus Hipospadia

20
PRESENTASI KASUS BEDAH ANAK ANAK LAKI-LAKI USIA 12 TAHUN DENGAN HIPOSPADIA TIPE PENOSCROTAL DENGAN CHORDAE Oleh : Lanny Margaretha Barutu G9911112088 Pembimbing : dr. Suwardi, Sp.B, Sp.BA

description

Hipospadia anak

Transcript of Presentasi Kasus Hipospadia

Page 1: Presentasi Kasus Hipospadia

PRESENTASI KASUS BEDAH ANAK

ANAK LAKI-LAKI USIA 12 TAHUN DENGAN HIPOSPADIA TIPE

PENOSCROTAL DENGAN CHORDAE

Oleh :

Lanny Margaretha Barutu

G9911112088

Pembimbing :

dr. Suwardi, Sp.B, Sp.BA

KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI

S U R A K A R T A

2012

Page 2: Presentasi Kasus Hipospadia

BAB 1

STATUS PENDERITA

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : An. Iqbal Rahman

Umur : 12 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Karang Widodo 2/2 Nglembe. Sambi Boyolali

Tanggal Masuk : 26 Juni 2012

Tanggal Pemeriksaan : 2 Juli 2012

No. CM : 10124276

II. ANAMNESIS

A. Keluhan Utama: Kencing lewat bawah penis sejak lahir

B. Riwayat Penyakit Sekarang:

Seorang anak laiki-laki berumur 12 tahun dibawa ke poli bedah anak

RSDM dengan keluhan kencing lewat bawah penis sejak lahir. Pasien lahir

prematur pada usia kehamilan 30 minggu dengan persalinan ditolong bidan.

Keluhan pasien ini sudah pernah dikonsulkan ke dokter sewaktu pasien

masih kecil, namun disarankan untuk menunggu pasien cukup besar dan siap

untuk dilakukan operasi. Karena merasa sudah siap, keluarga membawa

pasien ke RSDM dan dilakukan operasi.

C. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat ibu demam tinggi saat kehamilan : disangkal

Riwayat mengkonsumsi antibiotik : disangkal

Riwayat paparan sinar X : disangkal

2

Page 3: Presentasi Kasus Hipospadia

D. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat sakit serupa : disangkal

Riwayat sakit jantung : disangkal

Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal

E. Riwayat ANC dan Persalinan

ANC di bidan

Lahir di bidan

F. Anamnesa Sistemik

Keluhan utama : Kencing lewat bawah penis

Kepala : Pusing (-), nggliyer (-), jejas (-)

Mata : Pandangan kabur (-), mata kuning (-), pandangan

dobel (-), berkunang-kunang (-)

Hidung : Pilek (-), mimisan (-), hidung tersumbat (-)

Telinga : Pendengaran berkurang (-), keluar cairan (-),

berdenging (-)

Mulut : Mulut terasa kering (-), bibir biru (-), sariawan (-),

gusi berdarah (-), gigi berlubang (-), bibir pecah-

pecah (-)

Tenggorokan : Sakit telan (-), serak (-), gatal (-)

Respirasi : Sesak (-), batuk (-), dahak (-), batuk darah (-),

mengi (-)

Cardiovaskuler : Nyeri dada (-), pingsan (-), kaki bengkak (-),

keringat dingin (-), berdebar-debar (-)

Gastrointestinal : Mual (-), muntah (-),nafsu makan menurun (-),

perut membesar (-), muntah darah (-), BAB warna

hitam (-), BAB darah lendir (-), BAB sulit (-)

Genitourinaria : BAK warna seperti teh (-), BAK batu (-), BAK

panas (-), BAK warna merah (-), nyeri saat BAK

(-)

Muskuloskeletal : nyeri otot (-), nyeri sendi (-), bengkak sendi (-),

kesemutan (-)

3

Page 4: Presentasi Kasus Hipospadia

Extremitas : atas : pucat (-/-), kebiruan (-/-), bengkak (-/-),

luka (-/-), terasa dingin (-/-)

bawah : pucat (-/-), kebiruan (-/-), bengkak (-/-),

luka (-/-), terasa dingin (-/-)

Kulit : kering (-), gatal (-), luka (-), pucat (-), kuning (-),

kebiruan (-)

B. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : KU sedang, CM, gizi kesan cukup

Tanda vital:

a. Nadi : 102 x / menit, ireguler, isi cukup.

b. Respirasi : 24 x / menit

c. Suhu : 36,8 0 C (per axiller)

Kulit : Warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), petechie (-),

venectasi (-), spider nevi (-), turgor baik (+)

Kepala : Bentuk mesocephal, luka (-), rambut warna hitam dan tidak

mudah dicabut

Mata : Cekung (-/-), conjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-),

reflek cahaya (+/+), pupil isokor (3mm/3mm), oedem palpebra

(-/-)

Telinga : Sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-)

Hidung : Napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), epistaksis (-/-)

Mulut : Bibir kering (-), sianosis (-), stomatitis (-), mukosa pucat (-),

gusi berdarah (-), lidah kotor (-), lidah hiperemis (-), lidah

tremor (-), papil lidah atrofi (-)

Tenggorokan : Tonsil hipertrofi (-), faring hiperemis (-)

Leher : Simetris, trachea di tengah , JVP tidak meningkat, KGB

servikal membesar (-), tiroid membesar (-), nyeri tekan (-)

Thorax : Normochest, simetris, retraksi supraternal (-), spider nevi (-),

pernapasan tipe thoraco-abdominal

Jantung : Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat

Auscultasi : BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-)

4

Page 5: Presentasi Kasus Hipospadia

Paru : Inspeksi : Simetris statis dan dinamis

Palpasi : Fremitus raba kanan = kiri

Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), ST (-/-), wheezing

(-/-)

Abdomen : Inspeksi : Dinding perut sejajar dinding dada, distended (-)

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Perkusi : Timpani

Palpasi : Supel, Hepar/Lien tidak teraba.

Extremitas : Atas : Pitting edem (-/-), akral dingin (-/-), luka (-/-),

clubbing finger (-/-), spoon nail (-/-)

Bawah : Pitting oedem (-/-), akral dingin (-/-),luka (-/-),

clubbing finger (-/-), spoon nail (-/-)

STATUS LOKALIS

R. Genitourinaria

Inspeksi : Ostium uretra di penoscrotal, chordate (+), radang (-)

Palpasi : nyeri tekan (-)

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laboratoriu m

Tgl 20 Juni 2012

Hemoglobin : 9,6 g/dL

Hematokrit : 31 %

Jml eritrosit : 3,45 x 106 /uL

Jml leukosit : 3,6 x 103 /uL

Jml trombosit : 383 x 103/uL

Gol. Darah : A

APTT : 30,6

PT : 13,6

5

Page 6: Presentasi Kasus Hipospadia

D. ASSESMENT

Hipospadia tipe penoscrotal dengan chordae

E. TERAPI

Pro Chordectomy

F. LAPORAN OPERASI (27 Juni 2012)

- Posisi supine dalam general anestesi , toilet medan operasi , tutup

dengan duk steril berlubang

- Pasang DC no. 8. Fiksasi dengan silk 2.0 pada ujung penis

- Buat irisan flap pada preputium circuler

- Dilakukan release chordae sehingga penis bisa tampak tegak

- Flap preputium dijahit untuk menutup row surface pada penis

- Op selesai

G. ASSESMENT POST OPERASI

Post chordectomy atas indikasi hipospadia tipe penoscrotal dengan chordae

H. PLANNING POST OPERASI

- Inf. KAEN 3C 15 tpm

- Inj. Ceftriaxone 500 mg/ 12 jam

- Inj. Metronidazol 20 mg/ 12 jam

- Medikasi luka

- Pertahankan DC sampai 7 hari post op

- Diet TKTP

6

Page 7: Presentasi Kasus Hipospadia

BAB 11

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

Hipospadia adalah suatu kelainan yang terjadi bila penyatuan di garis tengah

lipatan uretra tidak lengkap sehingga meatus uretra terbuka pada sisi ventral penis

(Dorland, 2006).

Patofisiologi

Hipospadia terjadi karena gangguan perkembangan uretra anterior yang

tidak sempurna sehingga uretra terletak dimana saja sepanjang batang penis

sampai perineum. Semakin proksimal muara meatus maka semakin besar

kemungkinan ventral penis memendek dan melengkung karena adanya chordae.

Sampai saat ini terjadinya hipospadia masih dianggap karena kekurangan

androgen atau kelebihan estrogen pada proses maskulinisasi masa embrional

Devine, 1970 mengatakan bahwa deformitas yang terjadi pada penderita

hipospadia disebabkan oleh Involusi sel-sel interstitial pada testis yang sedang

tumbuh yang disertai dengan berhentinya produksi androgen dan akibatnya terjadi

maskulinisasi yang tak sempurna organ genetalia eksterna

Etiologi

Penyebab hipospadia sebenarnya multifaktor dan sampai sekarang belum

diketahui penyebab pastinya. Namun, ada beberapa factor yang oleh para ahli

dianggap paling berpengaruh antara lain :

1. Gangguan dan ketidakseimbangan hormon

Hormon yang dimaksud di sini adalah hormon androgen yang mengatur

organogenesis kelamin (pria). Atau bisa juga karena reseptor hormon

androgennya sendiri di dalam tubuh yang kurang atau tidak ada. Sehingga

walaupun hormone androgen sendiri telah terbentuk cukup akan tetapi

apabila reseptornya tidak ada tetap saja tidak akan memberikan suatu efek

yang semestinya. Atau enzim yang berperan dalam sintesis hormone

androgen tidak mencukupi pun akan berdampak sama.

7

Page 8: Presentasi Kasus Hipospadia

2. Genetika

Terjadi karena gagalnya sintesis androgen. Hal ini biasanya terjadi karena

mutasi pada gen yang mengkode sintesis androgen tersebut sehingga

ekspresi dari gen tersebut tidak terjadi.

3. Lingkungan

Biasanya faktor lingkungan yang menjadi penyebab adalah polutan dan zat

yang bersifat teratogenik yang dapat mengakibatkan mutasi.

Klasifikasi

Dari kegagalan perkembangan penis tersebut akan terjadi 5 macam letak

osteum uretra eksternum yaitu di : 1. Glans, 2. Koronal glandis, 3. Korpus penis,

4. Penoskrotal, 5. Perineal.

Metropolitan Congenital Defects Program (MCDP) membagi hipospadia

atas 3 derajat, yaitu :

* Derajad I : OUE letak pada permukaan ventral glans penis & korona

glandis.

* Derajat II : OUE terletak pada permukaan ventral korpus penis

* Derajat III: OUE terletak pada permukaan ventral skrotum atau perineum

Biasanya derajat II dan derajat III diikuti oleh melengkungnya penis ke

ventral yang disebut chordae . Chordae ini disebabkan terlalu pendeknya kulit

pada permukaan ventral penis.

8

Page 9: Presentasi Kasus Hipospadia

Gambar 1. Jenis Hipospadia Berdasarkan Letak Lubang Saluran Kemih

Manifestasi klinis

Gejala dan tanda yang biasanya di timbulkan antara lain :

a. Lubang penis tidak terdapat di ujung penis, tetapi berada di bawah penis

b. Penis melengkung ke bawah

c. Penis tampak seperti kerudung karena kelaianan pada kulit di depan penis.

d. Ketidakmampuan berkemuh secara adekuat dengan posisi berdiri

e. Glans penis bentuknya lebih datar dan ada lekukan yang dangkal di bagian

bawah penis yang menyerupai meatus uretra eksternus.

f. Preputium tidak ada dibagian bawah penis, menumpuk di bagian

punggung penis

g. Adanya chordae, yaitu jaringan fibrosa yang mengelilingi meatus dan

membentang hingga ke glans penis, teraba lebih keras dari jaringan sekitar

h. Kulit penis bagian bawah sangat tipis

i. Tunika dartos, fasia buch dan korpus spongiosum tidak ada

j. Dapat timbul tanpa chordae, bila letak meatus pada dasar dari glans penis

k. Chordae dapat timbul tanpa hipospadia sehingga penis menjadi bengkok

l. Sering disertai undescended testis (testis tidak turun ke kantung skrotum)

m. Kadang disertai kelainan congenital pada ginjal

9

Page 10: Presentasi Kasus Hipospadia

n. Ketidaknyamanan anak saat BAK karena adanya tahanan pada ujung

uretra eksterna.

Diagnosis

Kelainan hipospadia diketahui segera setelah kelahiran. Kelainan ini

diketahui dimana letak muara uretra tidak diujung gland penis tetapi terletak di

ventroproksimal penis. Kelainan ini terbatas di uretra anterior sedangkan leher

vesica urinaria dan uretraposterior tidak terganggu sehingga tidak ada gangguan

miksi.

Penatalaksanaan

Untuk penatalaksanaan hipospadia pada bayi dan anak biasanya dilakukan

dengan prosedur pembedahan. Tujuaan utama pembedahan ini adalah untuk

merekontruksi penis menjadi lurus dengan meatus uretra ditempat yang normal

atau dekat normal sehingga pancaran kencing arahnya kedepan. Keberhasilan

pembedahan atau operasi dipengaruhi oleh tipe hipospadia dan besar penis.

Semakin kecil penis dan semakin ke proksimal tipe hipospadia semakin sukar

tehnik dan keberhasilan operasinya.

a. Langkah – Langkah Pada Operasi Hipospadia

1. Koreksi meatus

2. Koreksi chordae bila ada

3. Rekonstruksi uretra

4. Pengalihan kulit dorsal penis yang berlebihan ke ventral

5. Koreksi malformasi – malformasi yg berhubungan Teknik operasi

b. Teknik Operasi Secara Garis Besar

1. Perbaikan multi tahap

Perbaikan dua tahap

Tahap I : Chordectomy, Chordectomy dgn memotong uretra plat distal,

meluruskan penis sehingga meatus tertarik lebih proksimal.

10

Page 11: Presentasi Kasus Hipospadia

Tahap II: Urethroplasty, Penutupan kulit bagian, ventral dilakukan

dengan memindahkan preputium dorsal dan kulit penis

mengelilingi bagian ventral dalam tahap uretroplasti

2. Perbaikan Satu Tahap

Akhir tahun 1950, pelepasan chordae kendala utama, tetapi dapat

dihilangkan sejak ditemukan teknik ereksi buatan.

Contoh : Broadbent (1961), McCormack (1954), Devine & Horton

(1961), Teknik Y-V

11

Page 12: Presentasi Kasus Hipospadia

modifikasi Mathieu, Teknik Lateral Based (LB)Flap

a. Teknik Y-V Modifikasi Mathieu

b. Teknik Lateral Based (LB) Flap

DAFTAR PUSTAKA

12

Page 13: Presentasi Kasus Hipospadia

Barroso, U. 2009. Hypospadias repair. Journal of Pediatric Urology. 5: 90-92

Dorland. 2006. Kamus Kedokteran. Jakarta : EGC

Purnomo, B. 2008. Dasar-Dasar Urologi. Jakarta: Sagung Seto

Snodgrass, W. 2011. Hypospadia dilemmas. Journal of Pediatric Urology. 20:1-

13

13