Presentasi Kasus Henny

34
PRESENTASI KASUS SKIZOFRENIA HEBEFRENIK RESIDUAL EKSASERBASI AKUT Disusun Oleh : Eka Henny Suryani 142.0221.123 Pembimbing : dr. Yenny DP, SpKJ(K) KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO FAKULTAS KEDOKTERAN UPN ”VETERAN” JAKARTA

description

preskas stase jiwa

Transcript of Presentasi Kasus Henny

PRESENTASI KASUSSKIZOFRENIA HEBEFRENIK RESIDUAL EKSASERBASI AKUT

Disusun Oleh :Eka Henny Suryani142.0221.123

Pembimbing :dr. Yenny DP, SpKJ(K)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTOFAKULTAS KEDOKTERAN UPN VETERAN JAKARTAPERIODE 25 Mei 27 Juni 2015JAKARTA

LEMBAR PENGESAHAN

PRESENTASI KASUS

SKIZOFRENIA RESIDUAL EKSASERBASI AKUT

Disusun oleh :

Eka Henny Suryani142.0221.123

Telah dipresentasikan dan disetujui,Pada : Juni 2015

Pembimbing :

dr. Yenny DP, SpKJ(K)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya sehingga presentasi kasus yang berjudul Skizofrenia Residual Eksaserbasi Akut dapat diselesaikan. Penyusunan presentasi kasus ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas di Kepaniteraan Klinik Kesehatan Jiwa RSPAD Gatot Soebroto. Presentasi kasus ini dapat diselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak, dengan rendah hati disampaikan rasa terima kasih kepada:1. dr. Agung, SpKJ, selaku Kepala Departemen Kesehatan Jiwa RSPAD Gatot Soebroto.2. dr. Yenny DP, SpKJ(K), selaku pembimbing presentasi kasus atas bimbingan, arahan, dan masukan dalam penyusunan presentasi kasus ini.3. Orang tua kami yang selalu mendoakan, memberi motivasi, dan semangat dalam penyusunan referat ini.Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan presentasi kasus ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk memperbaiki mutu dalam pembuatan presentasi kasus yang akan datang. Penulis berharap semoga presentasi kasus ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Jakarta, Juni 2014 Penulis

STATUS PASIEN

I.IDENTITAS PASIENNama: Tn. SWUmur: 33 tahunJenis kelamin: Laki-lakiTanggal lahir: 1 September 1982Alamat: Jl. Cempaka V No. 15, B RT 013/001 Cempaka Putih Jakarta PusatSuku: JawaPekerjaan: Tidak BekerjaStatus perkawinan: Belum MenikahAgama: KhatolikPendidikan: SMATanggal masuk RS: 31 Mei 2015Pukul: 20.30 WIBCara pasien datang: Diantar oleh ibu dan kakak laki-lakinya

II. RIWAYAT PSIKIATRIA. Keluhan utamaAutoanamnesis: tanggal 31 Mei 2015Pasien tidak merasa sakit (Tilikan 1)Alloanamnesa: tanggal 3 Juni 2015Pasien marah-marah ingin membunuh ibunya dan pasien tidak bisa diam di rumah.B.Riwayat gangguan sekarangAwal mula gejala timbul pada tanggal 28 Mei ibu pasien mengaku di rumah pasien bertingkah laku aneh, mandi selama 3 jam dari jam 7 malam sampai jam 10 malam. Kemudain setelah pasien mandi, pasien tidak mengenakan baju berlarian dari kamar mandi dan langsung menuju ke kamarnya. Ibu pasien tidak diperbolehkan untuk masuk ke kamarnya.Pada tanggal 29 Mei, pasien mengurung diri di kamar dan bertingkah seolah sedang mengobrol dengan seseorang, dirinya menganggap bahwa pasien kerabat jokowi dana akan diberikan pekerjaan oleh jokowi. pasien mengaku bahwa dirinya adalah pemain sepak bola internasional dan menjadi pelatih sepak bola yang professional. Ibu pasien mengaku bahwa cara makan pasien tidak wajar, pasien memasukkan semua makanan ke dalam mulutnya tanpa mengunyah sehingga mulut pasien penuh dengan makanan. Pasien juga tiba-tiba mengamuk pada saat pesanan burger kingnya belum sampai dirumah dan mengancam akan membunuh ibunya pabila pesanan burgernya tidak sampai juga.Pasien datang ke RSPAD pada hari Minggu tanggal 31 Mei 2015 diantar oleh ibu dan kakak laki-laki pasien, pasien datang melalui IGD RSPAD dan diberikan suntikan obat penenang menuju paviliun amino agar pasien tidak mengamuk dan marah-marah karena sebelumnya pasien tdak tahu akan dibwa ke rumah sakit.Sebelumnya pada tanggal 1 Mei, pasien ditemukan pingsan di lobby apartemen setelah berlari dan berkeliling apartemen menggunakan baju perempuan yang dimiliki oleh kakak perempuan pasien. Kemudian pasien dibwa ke RS Ridwan untuk diperiksa dan didapatkan dislokasi pada lengan tangan sebelah kanannya. Ibu pasien mengaku bahwa selama di rumah sakit, pasien tidak sadar selama 2 hari dan menjalani operasi untuk mereposisikan lengannya kembali. Setelah sadar, pasien menangis meratapi bahwa nasibnya tidak seberuntung kakak maupun adiknya yang sudah bekerja. Pasien juga meminta agar ketika dia sudah sembuh, pasien ingin mengunjungi makam bapaknya. Setelah 2 minggu dirawat di RS. Ridwan, pasien pulang dalam keadaan baik dan belum ada tanda-tanda gangguan jiwa. Pada hari Kamis tanggal 28 Mei pasien mengalami perubahan perilaku yang ditandai dengan mandi dari jam 19.00-23.00 WIB. Ibu pasien mengaku kaget dengan perilaku anaknya yang mandi selama berjam-jam dan memakai baju perempuan pada saat keluar dari kamar mandi.Setelah kejadian tersebut, pasien mengalami tingkah laku yang hiperaktif tidak bisa diam, makan berantakan seperti orang kesurupan, banyak berbicara sendiri dan cenderung marah-marah ketika apa yang dia inginkan tidak dipenuhi oleh ibunya. Pasien ingin membunuh ibu pasien dan mengganggap bahwa ibunya adalah Jokowi. Selama dirawat di pavilion amino pasien terlihat hiperktif, tertawa tanpa sebab dan sering menggurutu terkadang mudah marah. Pasien tidak mau mandi dan lebih suka berjalan mondar-mandir sambil berbicara sendiri.Riwayat Gangguan Sebelumnya :1. Riwayat gangguan psikiatri:Pasien memiliki riwayat gangguan psikiatri sebelumnya yaitu depresi, disertai gaduh gelisah sekitar 9 tahun yang lalu akibat ketidakmauan pasien untuk melanjutkan kuliah di Universitas YAI jurusan psikologi. Menurut ibu pasien, Tn. SW sudah mulai menarik diri dengan teman maupun lingkungan sosialnya sejak putus dari kuliahnya. Kegiatan pasien di rumah hanya nonton tv di kamar, tidak bersosialisai dengan orang rumah, keluar kamar hanya makan, dan tidur saja di rumah. Pada tahun 2006 beberapa bulan sebelum pasien putus kuliah, ayah pasien meninggal dunia. Pasien memiliki kedekatan lebih dengan ayahnya karena sejak kecil pasien sangat dimanjakan oleh ayahnya dan lebih banyak diurus dan dilayani oleh pembantu dan supir. Ibu pasien mengaku bahwa pasien menjalani pengobatan rawat jalan dengan Prof. dr. wahyu dan mendapatkan obat haldol dan stelazin sekitar 9 tahun yang lalu. Saat itu keadaan pasien membaik dan mau kuliah kembali ini karena pasien rajin minum obat selama 2 tahun. Akan tetapi pada tahun 2008 pasien tidak mau kuliah lagi dan pada akhirnya pasien di DO dari Universitas. Menurut ibu pasien, pasien tidak mau bersosialisasi dengan keluarga besarnya apabila diundang ke acara arisan keluarganya. Pasien merasa tidak percaya diri dan minder akibat kegagalannya dalam kuliah dan tidak bisa sukses seperti kakak maupun adiknya.Pada tanggal 1 Mei 2015, pasien ditemukan pingsan di lobby apartemen setelah berlari dan berkeliling apartemen menggunakan baju perempuan yang dimiliki oleh kakak perempuan pasien. Kemudian pasien dibawa ke RS Ridwan untuk diperiksa dan didapatkan dislokasi pada lengan tangan sebelah kanannya. Ibu pasien mengaku bahwa selama di rumah sakit, pasien tidak sadar selama 2 hari dan menjalani operasi untuk mereposisikan lengannya kembali. Setelah sadar, pasien menangis meratapi bahwa nasibnya tidak seberuntung kakak maupun adiknya yang sudah bekerja. Pasien juga meminta agar ketika dia sudah sembuh, pasien ingin mengunjungi makam bapaknya. Setelah 2 minggu dirawat di RS. Ridwan, pasien pulang dalam keadaan baik dan diberikan obat risperidon, seroquel, dan klobazam pada bagian keshatan jiwa di RS tersebut. Kemudian pada tanggal 28 Mei pasien marah-marah dan ingin membunuh ibunya.2. Riwayat penyakit sistemik Ibu pasien menyangkal adanya riwayat kejang saat kecil/epilepsi, trauma kepala, kehilangan kesadaran, penyakit saraf, dan tumor otak.3. Riwayat Penggunaan zat psikoaktif Menurut ibu pasien, pasien tidak memiliki kebiasaan merokok, dan tidak pernah mengkonsumsi alkohol maupun zat psikotropika lainnya.

III. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADIA. Riwayat prenatal dan perinatal Pasien dilahirkan melalui persalinan normal saat usia kehamilan 9 bulan, dilahirkan di Rumah Sakit dalam keadaan sehat.B. Masa kanak kanak ( 0- 3 tahun) Menurut ibu pasien, tumbuh kembang pasien sama dengan anak sebayanya, imunisasi lengkap, diberi ASI oleh ibunya dan tidak ada gangguan fisik pada masa pertumbuhannya.C. Masa pertengahan ( 3 -11 tahun )Menurut ibu pasien, Tn. SW mempunyai prestasi yang cukup di sekolah dan tidak pernah tinggal kelas. Pasien melanjutkan sekolah dasar dengan prestasi di dalam kelasnya.D. Masa pubertas dan remajaPada saat SMP dan SMA pasien bersekolah di swasta padahal pasien ingin bersekolah di sekolah negeri. Pendidikan dari ayah pasien cukup disiplin dan mengikusertakan pasien pada klub bola karena kesukaan pasien pada bola akan tetapi pasien tidak mau. Menurut ibu pasien, pasien memiliki hubungan yang baik dengan teman-teman. Pasien menyukai sepak bola dan basket. Pasien tidak pernah ikut organisasi sebelumnya karena malas. Pasien mengaku sering bermain dan cukup banyak teman. Pasien memiliki kedekatan lebih dengan ayahnya karena sejak kecil pasien sangat dimanjakan oleh ayahnya dan lebih banyak diurus dan dilayani oleh pembantu dan supir.E. Masa dewasa1. Riwayat pendidikanPasien bersekolah dari sekolah dasar sampai sekolah menengah atas di Malang Jawa Timur. Pada saat pasien kelas 2 SMA, pasien pindah ke Jakarta mengikuti ibunya. 2. Riwayat pekerjaanPasien tidak bekerja dan tidak mau melanjutkan kuliahnya.

3. Riwayat pernikahanPasien saat ini belum menikah.

4. AgamaPasien beragama Khatolik dan berdasarkan keterangan dari ibu pasien, pasien jarang beribadah ke gereja. 5. Riwayat PsikoseksualPasien memiliki orientasi seksual yang normal, yaitu heteroseksual. Pasien mengaku tidak punya pacar saat ini akan tetapi pada saat SMA pasien mengaku dekat dengan perempuan bernama Andriana dan putus komunikasi setelah pasien ke Jakarta dan tidak tinggal di Malang.

6. Aktivitas SosialPasien cenderung pendiam dan sifatnya tertutup. Pasien hanya memiliki satu sahabat yang menjadi pedeta di salah satu gereja di daerah Pluit.

7. Riwayat HukumPasien tidak pernah melakukan tindakan kejahatan yang berurusan dengan pihak berwajib dan hukum.

8. Riwayat KeluargaPasien merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara. Pasien memiliki 2 orang kakak yaitu 1 perempuan dan 1 laki-laki dan seorang adik perempuan. Ayahnya bekerja sebagai pengurus PSSI di Kota Malang dan sudah meninggal pada tahun 2006. Sedangkan ibu pasien bekerja sebagai Karyawan. Menurut keterangan dari ibu pasien, tidak ada anggota keluarga yang menderita keluhan sama seperti pasien.

Genogram Tn. A 55 tahunNy. S 52 tahun

Ny. L36thn Tn. B 34thnTn. S 34thn Ny. R 30thn

Keterangan: = Laki-laki = Laki-laki meninggal = Perempuan = Pasien= Hubungan lebih erat

9. Situasi kehidupan sekarang Saat ini pasien tinggal bersama ibunya di rumah ibunya di daerah cempaka putih Jakarta Utara. Paisen menarik diri dari kehidupan sosial dan pasien jarang sekali mandi.

10. Persepsi pasien tentang diri dan lingkungannyaPasien mengetahui kalau dirinya sedang dirawat di Pavilun Amino RSPAD dan merasa bahwa dirinya tidak sakit.

11. Persepsi keluarga tentang diri pasien Keluarga pasien merasa pasienm membutuhkan perawatan dan pengobatan yang terbaik untuk kesembuhan pasien.

12. Mimpi, fantasi, dan nilai-nilai kehidupanHarapan pasien adalah pasien ingin menjadi pelatih sepak bola, dan berharap cepat pulang bekerja sebagai IT karena psien merasa bahwa jokowi telah memberikan pekerjaan pada pasien. Nilai-nilai yang ditanamkan pada pasien adalah lupakan masa lalu dan tatap masa depan.STATUS MENTALDiperiksa tanggal 1 Juni 2015A. Deskripsi Umum :1. Penampilan :Pasien berjenis kelamin laki - laki berusia 32 tahun dengan penampilan sesuai dengan usia. Berkulit putih dan berambut agak panjang, penampilan kurang rapi dan tidak merawat diri. Pada saat diwawancara tanggal 1 Juni 2015 pasien menggunakan baju kaos lengan pendek berwarna hitam dan celana panjang berwarna hitam dengan alas kaki sandal berwarna hitam cara berjalan normal.

2. Perilaku dan aktivitas psikomotorSelama dilakukan wawancara pasien menunjukkan perilaku yang tidak wajar sambil tertawa tanpa sebab, pasien posisi duduk dan sesekali berjalan kesana-kesini, aktivitas psikomotor pasien normal.

3. Sikap terhadap pemeriksa :Pasien kooperatif selama wawancara, berperilaku hiperaktif, berbicara tidak jelas. Pasien menjawab setiap pertanyaan yang diajukan pemeriksa. Kontak mata pasien dengan pemeriksa tidak fokus untuk melihat pemeriksa.

B. Mood dan Afek Tanggal 1 Juni 20151. Mood : Disforia2. Afek : Terbatas (Sulit dirabarasakan)3. Keserasian: serasi antara mood dan afek

C. Pembicaraan Pembicaraan spontan, dalam menjawab pertanyaan volume suara terkadang tinggi, intonasi cukup, artikulasi tidak jelas pada akhir kalimat dan sering menggurutu. Pasien menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pemeriksa walaupun terkadang tidak langsung ke ide jawaban.

D. Gangguan persepsiHalusinasi visual dan auditorik ada

E. Pikiran 1. Arus pikiranArus pikir pasien adalah inkoheren

2. Isi pikiranIsi pikir pasien adalah terdapat waham kebesaran yaitu dia merasa menjadi pelatih klub arema malang,mempunya banyak teman di klub sepak bola internasional (Waham Kebesaran)

F. Sensorium dan Kognitif1. Taraf kesadaran dan kesiagaanCompos mentis, Kesiagaan baik.

2. OrientasiWaktu: Baik, pasien dapat membedakan waktu saat pagi, siang, dan malamTempat: Baik, pasien mengetahui bahwa dirinya berada di RSPAD Gatot SubrotoOrang : Baik, pasien dapat mengenali dokter pemeriksa, perawat dan pasien lainnya.

3. Daya IngatJangka PanjangBaik, pasien ingat nama SD, SMP, dan SMA dulu ia sekolah.Jangka MenengahBaik, pasien dapat mengingat siapa yang mengantarnya ke rumah sakit dan nama saudara kandung serta nama keponakannya.Jangka PendekBaik, pasien dapat mengingat menu sarapan yang baru saja dimakannya.Penyimpanan dan daya ingat segeraBaik, pasien dapat mengingat 3 angka yang diucapkan oleh dokter.

4. Konsentrasi dan PerhatianBaik, pasien dapat menjwab pertanyaan penambahan yaitu 2 ditambah 2 sama dengan 4.

5. Kemampuan Membaca dan MenulisBaik, pasien dapat membaca dan menulis nama dengan baik.

6. Kemampuan VisuospasialBaik, pasien dapat menggambarkan gunung beserta padi dan burung

7. Pikiran AbstrakBaik, pasien dapat menggambarkan dan merencanakan taktik formasi bola.

8. Intelegensia dan Kemampuan InformasiBaik, pasien dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pemeriksa, seperti: siapa nama pelatih arema malang?.

G. Kemampuan Mengendalikan ImpulsSelama wawancara pasien tidak dapat mengendalikan diri dengan berperilaku hiperaktif .

H. Daya Nilai dan Tilikan1. Daya dan Nilai sosialBaik, pasien bersikap sopan terhadap dokter muda baik perempuan maupun laki-laki, pasien juga bersikap sopan kepada perawat dan pasien lainnya.

2. Penilaian realitaDinilai dari sikap, pikiran, dan perilaku pasien. Pada pasien ini insight terganggu, karena adanya waham yang menyebabkan gangguan pada sikap, pikiran, dan perilaku pasien.

3. TilikanDerajat 1 : pasien tidak menyadari bahwa dirinya sakit.

I. Taraf Dapat Dipercaya (Reliabilitas)Secara umum ,tidak dapat dipercaya karena berdasarkan autoanamnesis informasinya tidak sejalan dengan alloanamnesa dengan keluarganya.

V. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LEBIH LANJUT1. Status Internaa. Keadaan Umum : Baikb. Kesadaran : Compos Mentisc. Status Gizi: Cukupd. Tanda tanda vital Tekanan Darah: 120/80 mmHg Nadi: 88 kali/menit, reguler Nafas: 22 kali/menit Suhu: 36,7Ce. Mata : CA -/- SI -/-f. THT : Perdarahan (-), palpasi pada daerah sinus pada bagian sinus nyeri (-), deviasi septum (-)g. Mulut dan Gigi : tidak terdapat plaque gigi dan stomatitish. Jantung: Bunyi jantung I-II regular, tidak ada murmur, tidak ada gallop.i. Paru : Vesikuler kiri dan kanan, tidak ada wheezing, tidak ada rhonki.j. Abdomen : Datar, supel, tidak ada nyeri tekan, hati dan limpa tidak teraba, bising usus normal. Di bagian abdomen terdapat makula hipopigmentasi ukuran bervariasi dengan skuama halus diatasnya. k. Ekstremitas : Akral hangat, tidak ada edema.

2. Status Neurologisa. GCS: 15b. Tanda Rangsang Meningeal : negatifc. Tanda-tanda efek ekstrapiramidal: Tremor: tidak ada Akatisia: tidak ada Bradikinesia: tidak ada Rigiditas: tidak adad. Motorik : 5 5 5 5

e. Sensorik : Dalam batas normal

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pemeriksaan dilakukan pada Tn. SW, usia 33 tahun, agama Khatolik, suku Jawa pendidikan terakhir SMA masuk Paviliun Amino RSPAD Gatot Soebroto pada tanggal 31 Mei 2015. Pasien datang ke RSPAD bersama kakak laki-laki pasien dan ibunya. Sebelumnya pasien pernah dirawat di RS Ridwan karena dislokasi lengan pada tanggal 1 Mei dan dirawat selama 14 hari. Pada tanggal 28 Mei 2015, pasien bertingkah laku aneh yaitu mandi selama 3 jam dan keluar kamar mandi menggunakan baju perempuan. Pasien gelisah, mudah marah dan ingin membunuh ibunya. Sebelumnya Pasien memiliki riwayat gangguan psikiatri yaitu gaduh gelisah dan depresi pada tahun 2006 setelah Ayah pasien meninggal pada tahun 2006 dan pasien mulai menarik diri dari sosial dan tidak mau kuliah. Selama dirawat di pavilion amino pasien terlihat hiperktif, tertawa tanpa sebab dan sering menggurutu terkadang mudah marah. Pasien tidak mau mandi dan lebih suka berjalan mondar-mandir sambil berbicara sendiri.Riwayat kehidupan pasien mulai prenatal dan perinatal baik. Pada masa Remaja tidak ada masalah. Pasien jarang bersosialisasi dengan lingkungan semenjak putus sekolah.di keluarga pasien tidak adan yang meemiliki keluhan yang sama. Ketika dilakukan pemeriksaan anamnesa, pasien merasa pasien tidak sakit dan tidak tahu alasan dirinya dibawa ke RSPAD. Berdasarkan pemeriksaan status mental tanggal 1 Juni 2015. Penampilan umum pasien sesuai dengan umur, penampilan kurang rapi dan merawat diri. Selama pemeriksaan pasien cukup kooperatif. Selama dilakukan wawancara pasien menunjukkan perilaku yang hiperaktif sambil tertawa tanpa sebab, pasien posisi duduk, aktivitas psikomotor pasien normal.Terdapat mood yang disforik dan afek terbatas, antara mood dan afek serasi. Pembicaraan spontan, volume suara tinggi dengan intonasi cukup, artikulasi tidak jelas. Pasien menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pemeriksa. Kontak mata pasien tidak melihat ke pemeriksa selama wawancaraTerdapat gangguan persepsi yang dialami pasien berpa halusinasi auditorik. Arus pikir pasien adalah inkoheren. Isi pikir pasien adalah terdapat waham kebesaran yaitu dia merasa menjadi pelatih klub arema malang. Terdapat halusinasi auditorik Pada pemeriksaan sensorium pasien mempunyai kesadaran, orientasi, daya ingat, kemampuan membaca dan menulis baik. Kemampuan visuospasial, berpikir abstrak, intelegensia serta daya yang cukup baik. Derajat tilikan 1 dan reliabilitas tidak dapat dipercaya.

VII. FORMULASI DIAGNOSTIKAksis I:Berdasarkan anamnesis, riwayat perjalanan penyakit, status mental dan pemeriksaan, pada pasien ini ditemukan adanya perubahan pola perilaku, pikiran, dan perasaan yang secara klinis bermakna dan menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan hendaya (disability) dalam fungsi pekerjaan dan sosial. Dengan demikian berdasarkan PPDGJ III dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami suatu gangguan jiwa.Pada pasien tidak ditemukan penyakit yang secara fisiologis mengganggu fungsi otak, seperti cedera/trauma kepala atau penyakit lainnya yang berhubungan dengan gangguan jiwa. Pada pemeriksaan fisik dan neurologis juga tidak ditemukan keadaan yang dapat menunjukan gangguan fungsi organik. Oleh sebab itu, diagnosis gangguan mental organik (F00-F09) dapat disingkirkan.Dari autoanamnesis dan alloanamnesis, diketahui pula bahwa tidak terdapat : Pasien tidak memiliki riwayat penggunaan zat psikoaktif ataupun alkohol, sehingga diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif (F10-F19) dapat disingkirkan.Pasien memenuhi kriteria umum diagnosis Skizofrenia, karena memenuhi pedoman diagnostik skizofrenia berikut:Adanya halusinasi auditorik serta waham kebesaran, serta gejala negatif yang sebelumnya lebih menonjol yaitu perlambatan psikomotorik, perawatan diri dan kinerja sosial yang buruk, lebih dari satu tahun. Kasus ini memenuhi skizofrenia tipe residual karena memenuhi pedoman diagnostik gejala negatif dari skizofrenia yang menonjol yang telah berlangsung lebih dari 1 tahun. Pada pasien ini terdapat gejala negative selama 9 tahun. Kemudian paisen ini memenuhi criteria skizofrenia tipe hebefrenik karena memenuhi pedoman diagnostik dengan adanya gejala kepribadian premorbid (senang menyendiri), berbicara disertai cekikikan, perasaan puas diri, senyum sendiri, berperilaku seperti kekanak-kanakan dan adanya waham kebesaran serta halusinasi auditorik.

Aksis II:Gangguan Kepribadian DependenKarena pasien bergantung dengan Ayah dan ibunya. Sejak kecil apsien termaksud anak yang penurut dan paling dimanja dengan ayahnya sehingga pasien cenderung bergantung dengan kasih sayang yang diberikan oleh ayah nya. Pasien lebih banyak di layani oleh pembantu dan supir sehingga pasien tidak bisa mandiri sampai dewasa.

Aksis III: Tidak memiliki gangguan kondisi medik

Aksis IV:Ditemukan masalah kuliah dengan keluarganya, ayah pasien meninggal karena pasien sangat dimanjakan oleh ayahnya dan minder dengan saudaranya karena pasien tidak bisa sukses seperti kakak dan adiknya.

Aksis V:Penilaian kemampuan penyesuaian menggunakan skala Global Assesment of Functioning (GAF) menurut PPDGJ-III didapatkan pada Aksis V GAF current adalah 60-51. Untuk saat ini 40-31 dengan gejala beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi.VIII. EVALUASI MULTI AKSIALAksis I: Skizofrenia Hebefrenik Residual Eksaserbasi AkutAksis II: Gangguan Kepribadian DependenAksis III: Tidak ada diagnosisAksis IV : Masalah keluarga yang bergantung dengan Ayahnya dan rasa tidak percaya diri karena tidak sukses seperti kakak maupun adiknyaAksis V : Penilaian kemampuan penyesuaian menggunakan skala Global Assesment of Functioning (GAF) menurut PPDGJ-III didapatkan pada Aksis V GAF current adalah 60-51. Untuk saat ini 40-31dengan gejala beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi.DIAGNOSISDiagnosis kerja: Skizofrenia Hebefrenik Residual Eksaserbasi Akut (F20.5&F20.1)Diagnosis banding:Skizofrenia Paranoid (F20.0)

IX. DAFTAR MASALAHA. OrganobiologikTidak terdapat riwayat gangguan jiwa yang serupa pada keluarga.

B. Psikologis a. Masalah Keluargab. Masalah Kehidupan Sosialc. Mood: Kesan disforiad. Afek: Terbatase. Gangguan persepsi: Halusinasi auditorikf. Isi pikir: Waham Kebesarang. RTA: Tergangguh. Tilikan: Derajat1C. Lingkungan & SosioekonomiMenarik diri dari kehidupan sosial, dan putus kuliahX. PROGNOSISAd Vitam : ad bonam Ad Sanationam : dubia ad bonam Ad Fungsionam : dubia ad bonam

XI. RENCANA TERAPIa. Psikofarmaka :Rencana Terapi pada pasien ini adalah:1. Seroquel2x200 mg (Quetiapine)Seroquel merupakan antipsikotikayang merupakan antipsikotika atipikal golongan dibenzodiazepine.Seroquel merupakanserotonin-dopamine anta-gonists, bekerja dengan cara mem-blokade dopamine pada reseptor pasca-sinaptik neuron di otak, dan juga berafinitas terhadap Serotonin 5 HT2 Receptors, sehingga selain berefek untuk gejala positif, efektif juga untuk gejala negatif. Seroquel diindikasikan untuk pengobatan akut dan pemeliharaan skizofrenia.2. Depakote 2x250mgMerupakan obat antikonvulsan golongan asam valproic berisi divalproex sodium digunakan untuk terapi pada manik akut atau gejala yang berhubungan dengan bipolar dengan atau tanpa psikosis.b. Psikoterapi : Memberikan penjelasan pada pasien yang bersifat komunikatif, edukatif dan informatif tentang keadaan pasien sehingga pasien dapat menjaga kepatuhan minum obat, mengerti tentang gangguan yang dideritanya dan juga menyadari bahwa ada kemungkinan bahwa keluhan-keluhan yang dideritanya didasari oleh faktor psikologis dan dapat mencari bantuan psikiatri pada saat pasien membutuhkannya. Memberikan penjelasan mengenai fungsi dan efek samping obat yang diminum oleh pasien serta efek bila pasien tidak minum obat sehingga dapat menjaga kepatuhan minum obat. Mengembalikan pasien pada fungsi optimal dalam kehidupan, minimal pasien bisa menjalani aktivitas sehari-hari dan merawat kebersihan diri dengan baik.

c. Sosioterapi :Terhadap keluarga memberikan edukasi dan informasi yang benar tentang penyakit pasien sehingga diharapkan keluarga dapat menerima pasien dan mendukung kearah penyembuhan. Keluarga dapat mengawasi kepatuhan pasien untuk kontrol minum obat. Meminta keluarga untuk lebih mendengarkan dan komunikasi dengan pasien.XII. DISKUSISkizofrenia residual adalah skizofrenia yang diawali dengan gejala positif, namun minimal dalam waktu satu tahun terakhir telah timbul gejala negatif. Gejala-gejala positif disini antara lain adalah waham, halusinasi, pikiran kacau, dan bicara kacau. Sedangkan gejala-gejala negatifnya adalah apati(bersikap acuh tak acuh), alogia, afek tumpul/datar, anhedonia(tidak suka berhubungan sosial), dan antensional impairmen (pecahnya perhatian).Minimal terdapat satu riwayat episode psikotik dan dapat didiagnosis sebagai skizofrenia sebagai berikut a) thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda ; atau thought insertion or withdrawal = isi yang asing dan luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan thought broadcasting= isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya; delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar;Halusinasi Auditorik: Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien, atau mendiskusikan perihal pasien pasein di antara mereka sendiriWaham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, Atau paling sedikitnya dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:b) Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja , apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus.c) Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation) yang berakibat inkoherensia atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme.d) Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing) atay fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor.e) Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan respons emosional yang f) menumpul tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neureptika.apun gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal);* Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitute), dan penarikan diri secara sosial.Skizofrenia Residual, dapat didiagnosis menurut PPDGJ-III sebagai berikut (harus dipenuhi semua nya) :)Gejala Negatif dari skizofrenia yang menonjol misalnya perlambatan psikomotorik, aktifitas menurun, afek yang menumpul, sikap pasif dan ketidak adaaninisiatif, kemiskinan dalam kuantitas atau isi pembicaraan, komunikasi non verbal yang buruk, seperti ekspresi muka, kontak mata, modulasi suara, dan posisi tubuh, perawatan diri, dan kinerja sosial yang buruk.(b)Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas dimasa lampau yang memenuhi kriteria untuk diagnosa skizofrenia(c)Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas dan frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat berkurang (minimal) dan telah timbul sindrom negatif dari skizofrenia(d)Tidak terdapat dementia, atau penyakit/gangguan otak organik lainnya, depresi kronis atau institusionla yang dapat menjelaskan disabilitas negatif tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa.Rujukan ringkasan dari PPDGJ III.1997. Jakarta.2. Maslim, Rusdi. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya.2007.Jakarta.3. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi 2. Jakarta. EGC, 2013.