Presentasi kasus a

17
ANALISIS KASUS BLIND CASE

Transcript of Presentasi kasus a

Page 1: Presentasi kasus a

ANALISIS KASUS

BLIND CASE

Page 2: Presentasi kasus a

Identitas Klien

Nama : Dodo

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 4,5 tahun

Agama : Protestan

Pendidikan : TK

Sekolah : TK XD Yogyakarta

Status : Anak kandung

Posisi anak dalam keluarga : Anak ke 1 dari 2 bersaudara

Page 3: Presentasi kasus a

Identitas Orang Tua

Identitas Ayah Ibu

Nama FA SW

Usia 28 tahun 25 tahun

Agama Protestan Protestan

Pendidikan D-3 D-1

Pekerjaan Wiraswasta Wiraswasta

Page 4: Presentasi kasus a

Keluhan

Selama 2-3 bulan terakhir sering tidak masuk

sekolah. Kapaupun masuk didahului oleh

sikap ogah-ogahan. Di sekolah sering kali

mengeluh pusing atau sakit perut, dan minta

dijemput oleh orang tua / pengasuh. Jadi

sering meninggalkan sekolah lebih awal dari

seharusnya.

Page 5: Presentasi kasus a

Hasil Asesmen

Tugas-tugas sekolahbanyak

Guru menghukum ketikatidak mengerjakan tugas

Teman-teman mengejeksaat sakit perut

Tidak terlalu banyakmelibatkan diri dalampermainan

Orang tua menuntut harusmengalah dengan adik

Senang dengan keteraturan, ditunjukkan denganmenyusun rapi mainannya

Hubungan dengan temansekelas dan teman sebayacukup baik

Di rumah santun

Senang menggambar

Cukup pandai

Mau bergaul dengan temansekelas dan di rumah

Faktor Risiko Faktor Protektif

Page 6: Presentasi kasus a

Gejala

Sering membolos sekolah

Bila di sekolah sering meminta di jemput lebih awal

Di sekolah cenderung malas, namun di rumah lebih semangatdalam belajar

Mudah menyerah dalam mengerjakan tugas

Suka mengganggu jalannya kelas

Cenderung pasif di dalam kelas dan pergaulan dengan teman sebaya di sekolah

Pandangan sering ke luar kelas

Membuat orang lain jengkel

Sakit perut, pusing, keringat dingin

Tidak mau ditinggal oleh orang tuanya saat sekolah

Mengompol

Rewel,sering ngambek

Page 7: Presentasi kasus a

Asesmen Lanjutan

Usia adik

Kesiapan sekolah (school readiness)

Kemampuan kognisi

Tugas-tugas di sekolah seperti apa

Sistem pendidikan di sekolah (berapa lama, usia

berapa)

Pada situasi apa gejala muncul

Klien menyukai keteraturan, mungkinkah terjadi

perubahan dalam kegiatan rutin sehari-hari.

Page 8: Presentasi kasus a

DiagnosisFremont, W. P. 2003. School Refusal in Children and Adolescent. Am Fam Physician. 68 (8) :

1555-1561.

Kriteria DiagnosisKeterangan

Gejala yang DiperolehAda Tidak

Tekanan emosional yang

berat berkaitan dengan

menghadiri sekolah; dapat

termsuk kecemasan,

temper tantrum, depresi,

atau gejala somatis.

√ - Adanya tanda-tanda kecemasan

(menolak untuk ditinggal sendirian

bila berada di sekolah, mengompol,

dan keringat dingin)

- Temper tantrum (ngambek, rewel,

dan menangis bila dipaksa masuk

ke kelas)

- Tertekan bila sedang di sekolah

(cenderung malas, mudah

menyerah dalam mengerjakan

tugas, mengganggu jalannya kelas,

cenderung pasif, dan pandangan

lebih sering ke luar kelas)

- Gejala somatis yang dialami ketika

di sekolah dan apabila

mengerjakan tugas sekolah adalah

pusing dan sakit perut.

Page 9: Presentasi kasus a

Diagnosis

Orang tua sadar akan

ketidakhadiran anak ke

sekolah; anak sering

berusaha membujuk

orang tua untuk

mengizinkannya tinggal

di rumah.

√ - Sering tidak masuk sekolah

- Sering meninggalkan sekolah

lebih awal (minta di jemput

lebih awal dengan alasan sakit).

Tidak munculnya

perilaku anti sosial yang

signifikan.

√ - Tidak muncul

Page 10: Presentasi kasus a

Diagnosis

Selama jam sekolah,

anak biasanya tinggal di

rumah karena dianggap

sebagai lingkungan yang

aman

√ - Sering membolos sekolah atau

bila sedang di sekolah, anak

minta di jemput pulang lebih

awal.

Anak mengekspresikan

kemauan untuk

mengerjakan tugas-tugas

sekolah dan

memenuhinya dengan

menyelesaikannya di

rumah.

√ - Tugas tidak dikerjakan karena

pusing dan sakit perut (dihukum

guru karena tiga kali tidak

mengerjakan tugas)

- Lebih semangat belajar di

rumah

Page 11: Presentasi kasus a

Penyebab

Terjadi perubahan dalam proses pembelajaran di

sekolah Hal ini pada akhirnya terkait dengan

kesiapan anak sekolah

Mempertimbangkan usianya yang baru 4,5 tahun.

sudah diberikan tugas-tugas sekolah yang cukup

banyak dan rutin.

Ketika Dodo tidak termotivasi untuk mengerjakan

tugas sekolah, Guru menghukum Dodo sehingga

membuatnya semakin tidak termotivasi dan

merasa takut dengan sekolah.

Page 12: Presentasi kasus a

Penyebab

Selain dari lingkungan sekolah, lingkungan lain yang mungkin menyebabkan terjadi perubahan pada anak adalah lingkungan keluarganya. Diceritakan dalam kasus bahwa tampaknya Dodo baru saja punya adik. Meskipun masih diperlukan asesmen lebih lanjut, tapi tampak bahwa terjadi perubahan dalam keluarga Dodo sejak adiknya lahir, misalnya perhatian orangtua yang tadinya berfokus sepenuhnya padanya, sekarang kasih sayang dan perhatian orangtua terbagi pada adiknya. Dalam cerita Dodo tampak peduli dengan adiknya dan suka bermain bersama, tapi di sisi lain ia juga kadang kesal dengan adiknya karena suka merebut mainannya dan merobek bukunya.

Terjadinya perubahan-perubahan ini membuat Dodo merasa cemas sehingga menstimulasi gejala-gejala fisik seperti sakit perut atau pusing. Meskipun demikian, munculnya gejala fisik bisa jadi juga berhubungan dengan pola makan dan pola tidur Dodo, yang harus diasesmen lebih lanjut.

Page 13: Presentasi kasus a

Rancangan Intervensi

No Program Aktivitas Perilaku yang diharapkan

Program anak

Pertemuan awal Konsultasi menghadirkan orang

tua dan guru.

Pertemuan dengan orang tua

Pertemuan dengan guru

Pertemuan dengan guru dan orang

tua.

Menyamakan persepsi

Action plan

Page 14: Presentasi kasus a

Rancangan Intervensi

Terapi individu

2. (Play Therapy) sandtherapy Anak dapat mengekspresikan emosi-

emosinya terutama negatif, dan mendorong

anak mendapatkan pengalaman emosi

yang positif

1. Sensitisasi emosi

Dengan buku pelangi hatiku (1

sesi)

Mendengarkan cerita tentang

berbagai kosakata emosi-emosi

Mengenali emosi negatif dan positif

(debriefing)

Evaluasi

3. Desensitisasi Bermain pura-pura sekolah Anak pelan-pelan dapat mendapatkan

pengalaman positif tentang sekolah

Page 15: Presentasi kasus a

Rancangan Intervensi

5. Token ekonomi

Melibatkan orang tua dan

guru.

Memberikan reward apabila ia

dapat sekolah dengan diantar

orang tua tetapi mau ditinggal

dan ditunggui selama 1 jam

Kemudian selanjutnya hanya

diantar, tanpa di tunggui.

Muncul motivasi anak sekolah dan

persepsi positif terhadap sekolah dan

guru.

Program orang tua dan guru

4. Self evaluation Mencaritahu respon-respon

orang tua dan guru terhadap

perilaku anak.

Orang tua bersama-sama terapis dapat

menemukan pola yang tidak tepat

6. Psikoedukasi (konseling) Diskusi Orang tua dan guru memiliki

kesempatan untuk memahami keadaan

anak

7. Evaluasi

Page 16: Presentasi kasus a

Comments

Mb che: diagnosisnya apa? Ada SAD jg

kayaknya...

Tante enthin: lihat diagnosisnya, kenapa

pertemuan dgn ortu dan guru berbeda2?

Konseling dan psikoedukasi beda lho...

Page 17: Presentasi kasus a

Dari Ibu Wisjnu

School refusal itu merupakan dampak, cari akar masalah/penyebabnya

Tadi sudah diduga akarnya, yaitu guru. Jadi fokus intervensi harus pada penyebabnya dulu, baik di sekolah atau di rumah.

Harus ada prioritas, menurut terapis mana yang kontribusinya paling besar, itu yang diselesaikan dulu. Jangan fokus pada perilaku maladaptif anak. Meskipun perilaku anak berubah, jika lingkungannya tidak berubah, masalah tidak terselesaikan.