presentasi kasus
-
Upload
hilyajae-hee -
Category
Documents
-
view
23 -
download
4
description
Transcript of presentasi kasus
بسماهللالرحمنالرحيم
Kepaniteraan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Jiwa
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
Rumah Sakit Jiwa Islam-Klender
2015
Presentasi Kasus
Putri Indah Permata
1102009228
Pembimbing:
dr. Prasila Darwin ,spKJ
GANGGUAN BIPOLAR I
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. SL Jenis Kelamin : Perempuan Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 23 Juli 1962 Usia : 52 tahun Agama : Islam Alamat : Pulo Gebang, Jakarta Suku Bangsa : Padang Pendidikan terakhir : D3 Status pernikahan : Menikah Pekerjaan : Tidak Bekerja Tanggal masuk RSIJK : 24 November 2014 Jam Masuk RSIJK : 07.00 WIB Tempat wawancara : Ruang perawatan RSIJ Klender
RIWAYAT PSIKIATRIK Autoanamnesis :
Diambil pada tanggal : 15 Januari 2015 pukul 10.00 WIB di Bangsal RSIJ Klender.16 Januari 2015 pukul 10.00 WIB di Bangsal RSIJ Klender.
19 Januari 2015 pukul 13.00 WIB di Bangsal RSIJ Klender.
Alloanamnesis :
Diambil pada tanggal :
18 Januari 2015 Pukul 12.00 WIB
Diperoleh data dari : Adik pasien Nama (inisial) : Ny.B Pendidikan terakhir : S1 Pekerjaan : Pegawai Swasta Hubungan dengan pasien : Adik
• Pasien mudah marah• Pasien banyak bicara• Pasien kurang tidur
Keluhan Utama
Keluhan Tambahan
Pasien dibawa ke Rumah Sakit Islam Jiwa Klender oleh adik dan ipar nya karena mengamuk di rumahnya pada beberapa jam sebelum masuk rumah sakit.
• Menurut Autoanamnesa, pasien dibawa ke RS Islam Jiwa Klender
karena sehabis memarahi pembantu rumah tangga di rumahnya pada
beberapa jam sebelum masuk rumah sakit. Pembantu rumah
tangganya bernama Ny.I. Hal tersebut pasien lakukan karena Ny.I
meminta tolong mengambilkan pisau. Menurut pasien, Ny.I juga
berlaku tidak sopan kepada dirinya. Menurut pasien, Ny.I sering
membicarakan dirinya kepada tetangga di sekitar rumahnya. Oleh
karena itu, pasien memarahi Ny.I dengan perkataan-perkataan kasar
dan hampir memukul nya.
• .
Riwayat Gangguan Sekarang
• Pasien merasa bahwa semua tetangga nya takut kepada
dirinya karena pasien merasa dirinya paling kuat. Pasien
pernah pergi keluar rumah tanpa busana karena tidak
diberikan rokok. Pasien biasanya merokok 4 - 5 bungkus
sehari.
• Beberapa bulan yang lalu, pasien juga masuk perawatan di
RS Islam Jiwa Klender karena pasien mengamuk ke
tetangga nya yang menurut pasien mencela dirinya.
• Adanya keluhan mendengar bisikan atau suara yang tidak
ada sumber nya, disangkal oleh pasien. Keluhan melihat
sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh orang lain juga disangkal.
Ada niatan ingin bunuh diri disangkal.
• Pada Alloanamnesa dengan adik pasien, pasien dibawa ke RS
Islam Jiwa Klender karena mengamuk di rumahnya. Pasien
mengamuk dengan memarah-marahi pembantu rumah tangga
nya dan hampir memukul nya. Menurut adiknya, pasien sudah
ada keluhan banyak bicara sejak 4 hari sebelum masuk rumah
sakit. Isi dari pembicaraan pasien juga berpindah-pindah topik.
Pasien juga kurang tidur pada malam hari. Sepanjang malam
biasanya pasien hanya merokok dan bernyanyi-nyanyi dengan
suara yang keras. Sepanjang hari pasien merokok kira-kira bisa
sampai 4-5 bungkus rokok. Jika pasien tidak dituruti kemauan
merokoknya, pasien akan marah-marah dan pergi keluar rumah
tidak memakai baju.
• Menurut adik pasien, Sebelum dibawa ke RSIJK pasien
merasa bahwa pembantu rumah tangga nya tidak
sopan kepada dirinya, pasien juga merasa bahwa
semua tetangga nya takut terhadap dirinya karena
pasien merupakan “seorang jagoan” menurut dirinya.
Pasien juga mudah marah jika ada sesuatu hal yang
tidak sesuai dengan kemauannya.
Riwayat Gangguan Sebelumnya
Psikiatrik
Menurut Ny. B sebagai adik pasien, pasien sudah mengalami
keluhan sering mengamuk, berbicara banyak, membanting barang
dirumah, yang disertai dengan kurangnya tidur sejak pertengahan
tahun 1990. Awalnya pada pertengahan tahun 1990, pasien
mengamuk, lalu pasien di rawat di RS Swasta dan di rujuk untuk
ke Psikiater di RS Dharmawangsa. Di RS Dharmawangsa pasien
dirawat selama ±1 Bulan. Menurut keluarga pasien pada awal
tahun 1990, sebelum mengamuk, pasien sering menyendiri
dikamar semenjak usaha toko materialnya mengalami masalah.
• Kemudian pasien dipulangkan dikarenakan keadaannya
stabil. Namun, dalam beberapa bulan, pasien mengamuk
kembali. Lalu pasien dibawa ke pengobatan alternative
selama 2 tahun. Selama 2 tahun tersebut pasien terkadang
masih sering mengamuk. Lalu pada tahun 1992, ketika
keluhan pasien muncul kembali, pasien dibawa ke RS Islam
Jiwa Klender. Dan semenjak saat itu, pasien melakukan
rawat jalan di RS Islam Jiwa Klender. Rata-rata dalam
setahun pasien bisa keluar masuk sebanyak 2-3 kali di rawat
di RS Islam Jiwa Klender. Lama perawatan biasanya kurang
dari satu bulan.
• Semenjak tahun 1992 tersebut pasien rutin kontrol namun pasien tidak rutin taat meminum obat. Keluarga pasien harus memarahi pasien dahulu, baru pasien mau makan obat. Pasien tinggal dirumahnya sendiri dan anaknya tinggal bersama Ny.B semenjak suami pasien dirawat di RS. Rumah Ny.B bersebelahan dengan rumahnya, sehingga pasien jarang di kontrol oleh adiknya.
• Menurut Ny. B, pasien biasanya banyak bicara dalam dua bulan sekali dan berlangsung selama 1-2 minggu.
Medik
• Pasien tidak pernah menderita penyakit medis lain seperti
kelainan bawaan sejak lahir, kejang, penyakit jantung dan
trauma kepala.
Penggunaan Zat
• Pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah minum alkohol
dan mengkonsumsi obat-obatan Narkotika.
KRONOLOGIS PERJALANAN PENYAKIT
Riwayat Hidup
•Pasien lahir cukup bulan dengan riwayat persalinan normal,spontan. •Pasien ditolong oleh paraji didekat rumah.•Pasien merupakan anak tiga dari tujuh bersaudara yang lahir dari pernikahan yang sah.•Untuk riwayat prenatal tidak dapat digali.
Pasien diasuh oleh orang tua pasien.
Untuk perjalanan tumbuh kembang tidak
dapat digali karena pasien tidak ingat
dan anak pasien tidak mengetahui.•Masa ini dilalui pasien dengan baik, pasien tumbuh seperti anak-anak seusianya. •Sehari-hari pasien selama di sekolah pergaulannya kurang baik dan dari semenjak pasien SD, kebanyakan temannya adalah laki-laki.
Untuk hubungan sosial pasien tidak memiliki banyak teman di lingkungan sekitarnya, karena menurut pasien, semua tetangga nya takut pada dirinya karena pasien emosional.
a. Riwayat pendidikan• Pasien mulai bersekolah SD pada umur 6
tahun, selalu naik kelas, tidak pernah mendapat peringkat dikelas.
• Pasien melanjutkan ke SMP, tidak pernah berprestasi di SMP.
• Pasien melanjutkan ke SMA, tidak berprestasi.
• Kuliah D3 di Jurusan Akademi Keperusahaan, lulus tepat waktu 3 tahun.
b. Riwayat Pekerjaan• Pasien pernah bekerja, membuka usaha
toko material di dekat rumahnya, namun tidak berlangsung lama.
c. Riwayat Pernikahan• Menikah satu kali, dengan seorang laki-
laki yang bernama Tn.L dan dikaruniai satu orang anak yang bernama An.F yang saat ini berusia 14 tahun.
• Saat menikah pasien berusia 35 tahun dan suaminya berusia 36 tahun. .
d. Riwayat Agama• Pasien beragama islam.• Sejak kecil diajarkan oleh orang tuanya untuk mengaji dan melakukan shalat wajib. • Pasien jarang melakukan sholat 5 waktu secara rutin.
e. Riwayat Psikoseksual• Riwayat gangguan psikoseksual (-), seks bebas (-).• Pertama kali pacaran saat SMA dengan teman SMA nya, berpacaran 4x dan setelah putus pasien bertengkar dengan semua mantan pacarnya.
f. Riwayat Aktivitas Sosial• Mempunyai dua sahabat dari semenjak kuliah. • Tidak pernah berbaur dengan tetangga nya di lingkungan rumah, karena menurut pasien, semua tetangga nya takut dengan dirinya. • Tidak pernah bergabung dalam organisasi apapun baik di lingkungan sekolah dan di lingkungan rumah.
g. Riwayat Hukum• Pelanggaran hukum yang berat (-).• Berurusan dengan aparat penegak hukum (-)• Terlibat dalam proses peradilan yang terkait dengan hukum (-)
h. Riwayat Keluarga• Pasien tinggal dirumah sendiri namun rumahnya bersebelahan bersama salah satu rumah adik perempuan (Ny. B), Sedangkan anak pasien tinggal dirumah Ny. B.
SKEMA KELUARGA
SITUASI KEHIDUPAN SEKARANG
• Pasien tinggal sendiri sedangkan anaknya tinggal bersama adik pasien
(Ny.B).
• Suami pasien sedang dirawat di Rumah Sakit Mental di Bogor.
Persepsi Pasien Terhadap Diri dan Kehidupannya
• Pasien tidak menyadari bahwa dirinya memiliki penyakit jiwa dan sadar
berada di rumah sakit islam jiwa klender karena pasien ingin menenangkan
diri saja.
Persepsi keluarga terhadap diri pasien
• Keluarga pasien menyadari bahwa pasien mengalami gangguan jiwa.
Namun tidak memantau setiap hari kepatuhan pasien makan obat.
Impian, Fantasi dan nilai-nilai
• Impian : Pasien ingin anaknya sukses.
• Fantasi : Pasien ingin menjadi artis.
• Nilai-nilai : Jika pasien menemukan dompet dijalan,
pasien akan mengembalikan uang nya.
•.
Status Mental(dilakukan pada tanggal 17 Januari 2015)
Deskripsi Umum
Penampilan
Pasien seorang perempuan berpenampilan cenderung lebih muda daripada umurnya,
postur nya tegak, saat di wawancara pasien menggunakan baju merah berbahan kaos
dengan celana pendek bermotif loreng-loreng hijau. Rambut diurai tidak disisir rapih.
Memakai sandal berwarna coklat. Wajah memakai riasan wajah. Pasien nampak
santai dan bersemangat saat diwawancara.
Perilaku dan aktivitas motorik
Pasien tampak tenang di hadapan pewawancara, tidak ada kegelisahan selama
wawancara. Pasien menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pemeriksa dengan
spontan.
Sikap terhadap pemeriksa
Sikap pasien cukup kooperatif dalam wawancara, dan kontak mata antara pasien dan pewawancara cukup baik.
Bicara
Irama : Teratur.
Kecepatan : Cepat.
Volume : Normal.
Artikulasi : Jelas
Mood, Afek dan Keserasian• Mood : Hipertim• Afek : Luas• Keserasian : Serasi
Gangguan Persepsi1. Halusinasi• Auditorik : Tidak ada• Visual : Tidak ada• Taktil : Tidak ada• Olfaktori : Tidak ada• Gustatorik : Tidak ada2. Ilusi : Tidak ada3. Depersonalisasi : Tidak ada4. Derealisasi : Tidak ada
Pikiran 1. Proses Pikir• Produktifitas : Kaya Ide• Kontuinitas
– Blocking : Tidak Ada– Asosiasi Longar : Tidak Ada– Inkoheren : Tidak Ada– Flight of Idea : Ada ( selama wawancara,
pasien berpindah-pindah topik).– Sirkumstansia : Tidak Ada– Tangensial : Tidak Ada– Neologisme : Tidak Ada– Word Salad : Tidak Ada– Hendaya Berbahasa : Tidak Ada
2. Isi Pikir • Produktivitas : Kaya Ide
Waham- Waham Kebesaran : Ada- Waham Bizzare : Tidak ada- Waham Kejar : Tidak ada- Waham Referensi : Tidak ada- Waham Dikendalikan
• Thought withdrawal : Tidak ada• Thought insertion : Tidak ada• Thought broadcast : Tidak ada• Thought control : Tidak ada
- Waham nihilistik : Tidak ada
Fungsi Kesadaran dan Kognitif
1. Kesadaran : Compos mentis
2. Orientasi : Baik
– Waktu baik (Pasien dapat menyebutkan hari di wawancara hari apa,
bulan apa, tahun berapa, jam serta dapat membedakan antara siang dan
malam)
– Tempat baik (Pasien mengetahui bahwa dirinya berada di RS Jiwa
Klender, dan pasien mengetahui jalan pulang ke rumahnya. Pasien juga
mengetahui kamar bangsalnya, kamar perawat dan kamar mandi)
– Orang baik (Pasien mengetahui bahwa pemeriksa adalah dokter
muda, dan mampu menyebut orang yang ditunjuk, seperti suster, serta
pasien sekitarnya)
3. Daya ingat.
• Daya ingat segera baik (pasien dapat menyebutkan 3 benda yang
pewawancara ajukan).
• Daya ingat yang pendek baik (pasien dapat mengingat menu sarapan
tadi pagi).
• Daya ingat jangka panjang baik (pasien dapat mengingat tempat
sekolah pasien ketika TK sampai SMA).
4. Konsentrasi dan Perhatian: Tidak baik (Pasien hanya dapat menjawab
benar 1 nilai, 100-7)
5. Kemampuan membaca dan menulis: Baik ( pasien dapat menulis dan
melaksanakan kata-kata seperti PEJAMKAN MATA ANDA).
6. Visuospasial: Baik (Pasien dapat menggambar bangunan segi lima yang
bersinggungan).
7. Pikiran abstrak: Baik ( pasien dapat mengartikan “Tangan Panjang”).
8. Kemampuan informasi dan intelegensi: Baik (Pasien mengetahui Presiden
dan Wakil Presiden RI saat ini).
9. Kemampuan Mengendalikan Impuls: Masih baik ( dilihat perilaku pasien
selama wawancara)
10. Daya Nilai dan Tilikan
- Daya nilai sosial : Baik (mengenal beberapa nama perawat dan
pasien di Bangsal RSIJK dan mengetahui siapa pemeriksa).
- Uji daya nilai : Baik (Pasien mengembalikan dompet).
- Penilaian realita : Terganggu saat ini
11. Tilikan
- Derajat I : Pasien merasa dirinya tidak sakit.
12. Taraf Dapat Dipercaya
- Dapat dipercaya
PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Internus
1. Kesadaran : Compos Mentis
2. Tekanan darah : 130/80 mmHg
3. Nadi : 96 /menit
4. Suhu : Afebris
5. Tinggi Badan : 168 cm
6. Berat badan : 88 kg
B. Status Neurologis
1. GCS : 15 (E4, V5, M6)
2. Mata
• Gerakan : Baik ke segala arah
• Bentuk pupil : Bulat, isokor
• Rangsang cahaya langsung : +/+
3. Motorik
• Tonus : Baik
• Turgor : Baik
• Kekuatan :Baik
• Koordinator : Baik
• Refleks : Baik
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Kesadaran : Compos MentisMood : HipertimAfek : LuasKeserasian : SerasiGangguan Proses Pikir : Kaya ide. (Flight of idea)Gangguan Isi Pikir : Waham KebesaranFungsi Kognisi : Kurang konsentrasi Visuospasial BaikDaya Nilai realita : Terganggu Saat IniTilikan : ITaraf Dapat Dipercaya : Dapat Dipercaya
EVALUASI MULTIAKSIAL
• Aksis I : F31.2. Gangguan Afektif Bipolar Episode Kini Manik
dengan gejala Psikotik.
• Aksis II : Tidak didapatkan adanya diagnosis.
• Aksis III :Tidak didapatkan adanya diagnosis.
• Aksis IV :Masalah dengan keluarga.
• Aksis V : GAF 70-61 (Beberapa gejala ringan dan
menetap, disabilitas ringan dalam fungsi,secara umum masih
baik).
DIAGNOSA
F31.2. Gangguan Afektif Bipolar Episode Kini Manik
dengan gejala Psikotik.
DAFTAR MASALAH
1. Organobiologik : Tidak ada masalah genetik.
2. Psikologik : gangguan proses pikir yaitu flight of idea
dengan produktivitas kaya ide .
Gangguan isi pikir yaitu waham kebesaran
3. Lingkungan dan sosial : Pasien tidak tinggal bersama
keluarganya yang sehat. Jika tidak diingatkan pasien tidak
patuh minum obat. Pasien juga kurang mampu dalam
perawatan diri secara mandiri.
RENCANA TERAPI
1. Rawat Inap
2. Psikoterapi
- Suportif
- Reedukatif
- Rekonstruktif
3. Farmakoterapi- Natrium divalproat 1 x 500 mg.- Risperidon 2 x 2 mg.
PROGNOSIS
PROGNOSISQuo ad vitam : dubia ad bonamQuo ad functionam : dubia ad bonamQuo ad sanationam : dubia ad malam
Tinjauan Pustaka
GANGGUAN BIPOLAR I
Definisi :
Gangguan mood yang kronis dan berat yang ditandai dengan episode mania, hipomania, campuran dan depresi.
Epidemiologi
• Gangguan bipolar adalah gangguan yang lebih jarang dibandingkan dengan gangguan depresif berat.
• Prevalensi gangguan bipolar di Indonesia hanya sekitar 2%.
• Laki-laki dan wanita sama besar. • Onset dari masa anak-anak (usia 5-6 tahun)
sampai 50 tahun atau lebih. Rata-rata usia usia 30 tahun.
• Mengenai semua ras.
Etiologi
FAKTOR BIOLOGIS
• Kelainan metabolit Amin Biogenik
• Faktor neurokimia lain
• Regulasi Neuroendokrin
FAKTOR GENETIK
FAKTOR PSIKOSOSIAL
EPISODE MANIK
Paling sedikit satu minggu ( bisa kurang, bila dirawat ) pasien mengalami mood yang elasi, ekspansif, atau iritabel. Pasien memiliki, secara menetap, tiga atau lebih gejala berikut (empat atau lebih bila hanya mood iritabel) yaitu:
• Grandiositas atau percaya diri berlebihan
• Berkurangnya kebutuhan tidur
• Cepat dan banyaknya pembicaraan
• Lompatan gagasan atau pikiran berlomba
• Perhatian mudah teralih
• Peningkatan energi dan hiperaktivitas psikomotor
• Meningkatnya aktivitas bertujuan (social, seksual, pekerjaan dan sekolah)
• Tindakan-tindakan sembrono (ngebut, boros, investasi tanpa perhitungan yang matang).
EPISODE HIPOMANIKPaling sedikit empat hari, secara menetap, pasien mengalami peningkatan mood, ekspansif atau iritabel yang ringan, paling sedikit terjadi gejala (empat gejala bila mood iritabel) yaitu:
• Grandiositas atau meningkatnya kepercayaan diri
• Berkurangnya kebutuhan tidur
• Meningkatnya pembicaraan
• Lompat gagasan atau pemikiran berlomba
• Perhatian mudah teralih
• Meningkatnya aktifitas atau agitasi psikomotor
• Pikiran menjadi lebih tajam
• Daya nilai berkurang
Tidak ada gambaran psikotik (halusinasi, waham, atau perilaku atau pembicaraan aneh) tidak membutuhkan hospitalisasi dan tidak mengganggu fungsi personal, sosial, dan pekerjaan.
EPISODE DEPRESI MAYORPaling sedikit dua minggu pasien mengalami lebih dari empat simptom atau tanda yaitu :
• Mood depresif atau hilangnya minat atau rasa senang
• Menurun atau meningkatnya berat badan atau nafsu makan
• Sulit atau banyak tidur
• Agitasi atau retardasi psikomotor
• Kelelahan atau berkurangnya tenaga
• Menurunnya harga diri
• Ide-ide tentang rasa bersalah, ragu-ragu dan menurunnya konsentrasi
• Pesimis
• Pikiran berulang tentang kematian, bunuh diri (dengan atau tanpa rencana) atau tindakan bunuh diri.
• Gejala-gejala diatas menyebabkan penderitaan atau mengganggunya fungsi personal, sosial, pekerjaan.
EPISODE CAMPURAN
• Memenuhi kriteria episode manik dan episode mayor ( kecuali durasi )
hampir setiap hari selama paling sedikit satu minggu.
• Gangguan mood cukup berat hingga menyebabkan hendaya nyata dalam
fungi pekerjan atau aktivitas sosial yang niasa dilakukan atau hubungan
dengan orang lain, atau memerlukan perawatan untuk mencegah melukai
diri sendiri atau orang lain atau terdapat gambaran psikotik.
• Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik langsung penggunaan
zat atau kondisi umum.
DIAGNOSIS AFEKTIF BIPOLAR( PPDGJ III)
F31 Gangguan Afek bipolar
F31.0 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Hipomanik
F31.1 Gangguan afektif Bipolar, Episode kini Manik Tanpa Gejala Psikotik
F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan gejala psikotik
F31.3 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Ringan atau Sedang
F31.4 Gangguan afektif bipolar, Episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik
F31.5 Gangguan afektif bipolar, Episode Kini Depresif Berat dengan Gejala Psikotik
F31.6 Gangguan Afektif Bipolar, episode kini Campuran
F31.7 Gangguan Afektif Bipolar, kini dalam Remisi
F31.8 Gangguan Afektif Bipolar Lainnya
F31.9 Gangguan Afektif Bipolar YTT.
DIAGNOSIS BIPOLAR I( DSM-IV)
• Gangguan mood bipolar I, episode manik tunggal
• Gangguan mood bipolar I, episode manik saat ini
• Gangguan mood bipolar I, episode campuran saat ini
• Gangguan mood bipolar I, episode hipomanik saat ini
• Gangguan mood bipolar I, episode depresi saat ini
• Gangguan mood bipolar I, episode Yang tidak dapat
diklasifikasikan saat ini
Gangguan mood bipolar I, episode manik tunggal
A. Hanya mengalami satu kali episode manik dan tidak ada riwayat depresi mayor sebelumnya.
B. Tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, skizoafektif, Gangguan waham, atau dengan Gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan.
C. Gejala-gejala tidak disebabkan efek fisiologik langsung zat atau kondisi medik umum.
D. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna atau menimbulkan hendaya dalam social, pekerjaan dan aspek fungsi penting lainnya.
Gangguan mood bipolar I, episode manik saat ini
A. Saat ini dalam episode manik.
B. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu kali episode manik, depresi, atau campuran.
C. Episode mood pada kriteria A dan B bukan skizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, Gangguan waham, atau dengan Gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan.
D. Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik langsung zat atau kondisi medik umum.
E. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna atau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan dan aspek fungsi penting lainnya.
Gangguan mood bipolar I, episode campuran saat ini
A. Saat ini dalam episode campuran.
B. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami episode manik, depresi atau campuran.
C. Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan skizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizifreniform, Gangguan waham, atau Gangguan psikotik yang tidak diklasifikasikan.
D. Gejala-gejala tidak disebabkan efek oleh fisiologik langsung zat atau kondisi medik umum.
E. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna atau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi penting lainnya.
Gangguan mood bipolar I, episode hipomanik saat ini
A. Saat ini dalam episode hipomanik.
B. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu episode manik atau campuran.
C. Gejala mood menyebabkan penderita yang secara klinik cukup bermakna atau hendaya sosial, pekerjaan atau aspek fungsi penting lainnya
D. Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan sebagai skizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, Gangguan waham, dan dengan Gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan.
Gangguan mood bipolar I, episode depresi saat iniA. Saat ini dalam episode depresi mayor.
B. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami episode manik dan campuran.
C. Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan sebagai skizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, Gangguan waham, dan dengan Gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan.
D. Gejala-gejala tidak disebabkan efek fisiologik langsung zat atau kondisi medik umum.
E. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna atau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi penting lainnya.
Gangguan mood bipolar I, episode Yang tidak dapat diklasifikasikan saat ini
• Kriteria, kecuali durasi, saat ini, memenuhi kriteria untuk manik, hipomanik, campuran atau episode depresi.
• Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu episode manik atau campuran.
• Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan sebagai skizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, Gangguan waham, atau dengan Gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan di tempat lain.
• Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna atau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi penting lainnya.
Diagnosis Banding
• Skizofrenia
• Skizoafektif
• Gangguan mood akibat medis atau zat
Terapi
• Perawatan di rumah sakit
• Terapi psikososial
- Terapi kognitif
- Terapi interpersonal
- Terapi perilaku
- Terapi berorientasi psikoanalitis
- Terapi keluarga
Farmakoterapi
Prognosis
Bipolar I memiliki prognosis yang kurang baik dibandingkan depresi mayor (40-50% kemungkinan mengalami episode manik kedua dalam 2 tahun episode pertama).
Komplikasi
• Gangguan emosi
• Bunuh diri
• Masalah memori dan berfikir
• Efek perilaku dan emosional saat fase manik pada pasien
• Penyalahgunaan zat
Daftar Pustaka
• American Psychiatry Assosiasion. Practice guideline for the treatment of patients with bipolar disorder. 2nd edition. 2002.
• Amir N. Gangguan mood bipolar: kriteria diagnostic dan tatalaksana dengan obat antipsikotik atipik. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010.
• Elvira,Sylvia. Buku ajar psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2010.
• Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Kaplan-sadock sinopsis psikiatri: ilmu pengetahuan perilaku psikiatri klinis. Jilid satu. Jakarta: Binarupa Aksara; 2010.hlm.791-853.
• Konsesus Nasional Terapi Gangguan Bipolar. Panduan tatalaksana gangguan bipolar. Jakarta: Konsesus Nasional Terapi Gangguan Bipolar; 2010.