PRESENTASI KASUS

62
PRESENTASI KASUS BAGIAN ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN )

Transcript of PRESENTASI KASUS

Page 1: PRESENTASI KASUS

PRESENTASI KASUS

BAGIAN ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN

)

Page 2: PRESENTASI KASUS

IDENTITAS PASIEN

• NAMA: Ny. Sumarmi• UMUR: 38 tahun• JENIS KELAMIN: perempuan• ALAMAT:cungkup, banyuadem,

srumbung• MASUK TANGGAL: 17 Agustus 2010• NO RM: 122420

Page 3: PRESENTASI KASUS

ANAMNESA

KELUHAN UTAMA

KENCENG-KENCENG

Page 4: PRESENTASI KASUS

• RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG:G1P0A0 merasa hamil 8 bulan. Kenceng-

kenceng sejak tadi pagi, kenceng-kenceng dirasakan belum teratur dan masih jarang. Air ketuban rembes (-), belum keluar lendir darah.

• Riwayat Kehamilan dan Persalinan: belum pernah hamil maupun melahirkan.

• Riwayat ANC: 4x di bidan

Page 5: PRESENTASI KASUS

• Riwayat Menikah: menikah 1x• Riwayat Menstruasi:

Menarche pada usia 13 tahun; lamanya 7 hari; keputihan;dismenorrhe (-); HPHT 20 Desember 2009; HPL: 27 September 2010; umur kehamilan:34+1minggu

• Riwayat KB: belum pernah memakai KB• Riwayat Operasi: tidak ada riwayat operasi.

Page 6: PRESENTASI KASUS

• Riwayat Penyakit Dahulu:asma (-), hipertensi (-), Diabetes Melitus (-), jantung (-)

• Riwayat Penyakit Keluarga:asma (-), hipertensi (-), Diabetes Melitus (-), jantung (-), riwayat anak kembar pada keluarga (+), suami pasien merupakan anak kembar.

Page 7: PRESENTASI KASUS

PEMERIKSAAN FISIK

• Keadaan Umum : Baik, komposmentis.• TD : 130/70 ; N: 80x/m; R:20x/m; S: 37oC

• Mata: konjungtiva anemis (-)/(-), sclera tidak ikterik, edema palpebra (-)/(-)

• Ekstremitas: Refleks fisiologis (+), refleks patologis (-), edema dan varises (-)

Page 8: PRESENTASI KASUS

PEMERIKSAAN OBSTETRI• Pemeriksaan Luar:Inspeksi: Keadaan umum baik, perut membesar, terdapat striae

gravidarum, bekas jahitan operasi (-).

Palpasi :L1 Teraba 1 bagian bulat lunak dan 1 bagian bulat keras, kesan kepala

dan sebagian bokong, dengan Tinggi Fundus Uteri : satu jari dibawah processus xiphoideus

L2 Teraba 1 bagian besar memanjang sebelah kanan dan kiri, kesan punggung di kanan dan punggung di kiri

L3 Teraba bagian bulat keras dan bulat lunak, kesan kepala dan bokong (presentasi kepala dan presentasi bokong)

L4 Kepala masuk panggul

Page 9: PRESENTASI KASUS

• Auskultasi: Denyut Jantung Janin (+)

Janin I:150x/menit

Janin II: 139x/menit

• Pemeriksaan Dalam: VU/V tenang, dinding vagina licin, portio tebal,

effisement <30%, Pembukaan Ɵ (-), KK (+), Station H1, sarung tangan lendir darah (-).

Page 10: PRESENTASI KASUS

HASIL LABORATORIUM

• Angka leukosit : 7,99.10³/µL• Angka erotrosit: 2,99.10⁶/µL• Hemoglobin: 9,7 g/dL• Angka trombosit: 224.10³/ µl• GDS: 98 mg%• HBsAg: (-)

Page 11: PRESENTASI KASUS

HASIL USG

• Hasil USG: janin ganda preskep-presbo gerak (+), DJJ (+) janin dan janin 2 plasenta di fundus grade II AK.

• Janin I: BPD 7,73~31, AC 24,2~28+2, FC 5,56~29+2, TBJ 1332 gram,AVG 28+1minggu.

• Janin II: BPD 7,27~29+1, AC 23,7~28+1, FC 5,36~28+3, TBJ 1178 gram,AVG 27+1minggu.

Page 12: PRESENTASI KASUS

ASSESMENT

Partus prematurus iminens, gemelli, primigravida tua

hamil preterm 34+1minggu belum dalam persalinan.

Page 13: PRESENTASI KASUS

PLAN• Manajemen konservatif

• Injeksi dexamethason 2x1 ampul• Nifedipin 20 mg---dilanjutkan

3x10 mg• SF 2x1

• Eritromisin 4x500 mg

Page 14: PRESENTASI KASUS

FOLLOW UPTanggal 23 Agustus 2010 S. ketuban merembeso. TD:120/80; RR: 20x/m; T:36⁰C ; HR:88x/m

DJJ janin I:138x/m; DJJ janin II:148x/mASS. KPD, Partus prematurus iminens, gemeli(preskep-presbo)

primigravida hamil preterm 35 minggu belum dalam persalinan

PLAN. Manajemen konservatifNifedipin 3x10 mgEritromisin 4x500 mgObservasi HIS dan DJJAwasi tanda-tanda chorioamnionitis

Page 15: PRESENTASI KASUS

Tanggal 24 Agustus 2010 S. kenceng-kenceng (+) jarango. TD:120/80; RR: 20x/m; T:36⁰C ; HR:88x/m

DJJ janin I:138x/m; DJJ janin II:148x/mASS. KPD, Partus prematurus iminens, gemeli(preskep-presbo)

primigravida hamil preterm 35 minggu belum dalam persalinanPLAN.Manajemen konservatif

Nifedipin 3x10 mgEritromisin 4x500 mgObservasi HIS dan DJJAwasi tanda-tanda chorioamnionitis

Page 16: PRESENTASI KASUS

Tanggal 25 Agustus 2010 S. kenceng-kenceng jarango. TD:110/60; RR: 20x/m; T:36⁰C ; HR:84x/m

DJJ janin I:122x/m; DJJ janin II:136x/m, angka leukosit 7,74.10³/µL; HB: 8,2 g/dL

ASS. KPD, Partus prematurus iminens, gemeli(preskep-presbo) primigravida hamil preterm 35 minggu belum dalam persalinan

PLAN.Manajemen konservatifNifedipin 3x10 mgEritromisin 4x500 mgObservasi HIS dan DJJAwasi tanda-tanda chorioamnionitis

Page 17: PRESENTASI KASUS

Tanggal 26 Agustus 2010 S. kenceng-kenceng jarango. TD:130/80; RR: 20x/m; T:36⁰C ; HR:84x/m

DJJ janin I:140x/m; DJJ janin II:130x/m, angka leukosit 12,94.10³/µL; HB: 10 g/dL; angka trombosit: 211.10³/µL

ASS. KPD, Partus prematurus iminens, gemeli(preskep-presbo) primigravida hamil preterm 35 minggu belum dalam persalinan

PLAN. pro SC

Page 18: PRESENTASI KASUS

DIAGNOSA

KETUBAN PECAH DINI, PARTUS PREMATURUS IMINEN,

GEMELI (preskep-presbo),PRIMIGRAVIDA,HAMIL PRETERM 35 MINGGU,

Belum Dalam Persalinan

Page 19: PRESENTASI KASUS

TINJAUAN PUSTAKA

Page 20: PRESENTASI KASUS

KETUBAN PECAH DINI

Apabila ketuban pecah spontan dan tidak diikuti tanda-tanda persalinan. Ada teori yang menghitung beberapa jam sebelum inpartu, misalnya 1 jam atau 6 jam sebelum inpartu.

Page 21: PRESENTASI KASUS

FAKTOR PREDISPOSISI

1. Infeksi (pada selaput ketuban, ascenden dari vagina, cairan ketuban)

2. Serviks yang inkompeten (kanalis servikalis yang selalu terbuka,akibat persalinan, kuretage)

3. Tekanan intra uteri yang meninggi (trauma, hidramnion, gemeli)

4. Kelainan letak (misal sungsang, tidak ada bagian terendah yang menutupi pintu atas panggul)

Page 22: PRESENTASI KASUS

DIAGNOSA KPD

1. Anamnesa2. Inspeksi3. Pemeriksaan dengan spekulum4. Pemeriksaan dalam5. Pemeriksaan penunjanga. Laboratorium (tes lakmus; mikroskopis)b. USG

Page 23: PRESENTASI KASUS

KOMPLIKASI KPD

• Infeksi intrauterine• Tali pusat menumbung• Partus prematuritas• Partus kering

Page 24: PRESENTASI KASUS

Penatalaksanaan KPD pada kehamilan aterm (> 37 Minggu)

• Jarak antara pecahnya ketuban dan permulaan dari persalinan disebut periode latent = L.P = “lag” period. Makin muda umur kehamilan makin memanjang L.P-nya

• Sekitar 70-80 % kehamilan genap bulan akan melahirkan dalam waktu 24 jam setelah kulit ketuban pecah,bila dalam 24 jam setelah kulit ketuban pecah belum ada tanda-tanda persalinan maka dilakukan induksi persalinan,dan bila gagal dilakukan bedah caesar.

Page 25: PRESENTASI KASUS

• Pemberian antibiotik profilaksis.• Pelaksanaan induksi persalinan perlu

pengawasan yang sangat ketat terhadap keadaan janin, ibu dan jalannya proses persalinan berhubungan dengan komplikasinya.

• Induksi dilakukan dengan mempehatikan bishop score jika > 5 induksi dapat dilakukan, sebaliknya < 5, dilakukan pematangan servik, jika tidak berhasil akhiri persalinan dengan seksio sesaria.

Page 26: PRESENTASI KASUS

Penatalaksanaan KPD pada kehamilan preterm (< 37

minggu)• Pada kasus-kasus KPD dengan umur kehamilan yang kurang

bulan tidak dijumpai tanda-tanda infeksi pengelolaanya bersifat konservatif disertai pemberian antibiotik yang adekuat sebagai profilaksi.

• Penderita dirawat di rumah sakit, posisi tidur trendelenberg. • Pemeriksaan dalam tidak perlu.• Pemberian kortikosteroid.• Pemberian tokolitik agen untuk menunda proses persalinan.• Muncul tanda-tanda infeksi--Induksi persalinan• Bedah caesar

Page 27: PRESENTASI KASUS

PERSALINAN PRETERM

Pendahuluan : Persalinan preterm masih meningkatkan

kematian perinatal sekitar 65-75% ↓

* Maturitas organ bayi* Berat badan lahir rendah* Pertumbuhan janin terhambat

Page 28: PRESENTASI KASUS

Con’t..DefinisiPersalinan preterm adalah persalinan yang

berlangsung pada umur kehamilan 20-37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. (ACOG, 1995)

Bayi premature adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37 minggu atau kurang. (WHO, 1961)

Persalinan preterm adalah persalinan yang terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu. (POGI Semarang, 2005)

Page 29: PRESENTASI KASUS

Con’t..• Etiologi dan Faktor Predisposisi

Proses patogenik sbg mediator kimia ->kontraksi

rahim

• Aktivasi aksis kelenjar hipotalamus-hipofisis-adrenal baik pada ibu maupun janin akibat stress pada ibu atau janin.•Inflamasi desidua korioamnion atau sistem akibat infeksi asenden dari traktus genitourinaria atau infeksi sistemik.•Perdarahan desidua•Peregangan uterus patologik•Kelainan pada uterus atau serviks

Page 30: PRESENTASI KASUS

Con’t..• Kondisi selama kehamilan yang berisiko

terjadinya persalinan preterm :

Janin dan Placenta :

• Perdarahan TM awal

•Perdarahan Anterpartum

• KPD

•IUGR

•Cacat bawaan janin

•Polihimdramnion

Ibu :• Penyakit berat pada ibu•Diabetes Melitus•Preeklamsi/hipertensi•Infeksi Saluran Kemih/genital/intrauterine•Penyakit Infeksi dengan demam•Stress psikologi •Kelainan bentuk uterusRiwayat persalinan preterm/ abortus berulangInkompeten serviks (panjam seviks kurang dr 1 cm)Pemakaian obat narkotikTrauma Perokok beratKelainan imunologi/kelainan resus

Page 31: PRESENTASI KASUS

• Patogenesis Infeksi korioamnion diyakini merupakan salah satu sebab terjadinya ketuban pecah dini dan persalinan preterm. Kemungkinan diawali dengan aktivasi fosfolipase A2 yang melepaskan bahan asam arakidonat dari selaput amnion janin, sehingga asam arakidonat bebas meningkat untuk sintesis prostaglandin. Endotoksin dalam air ketuban akan sel desidua untuk menghasilkan sitokin dan prostaglandin yang dapat menginisiasi persalinan.

Page 32: PRESENTASI KASUS

Con’t..

• Proses persalinan preterm yang dikaitkan dengan infeksi diperkirakan diawali dari pengeluaran produk sebagai hasil dari aktivasi monosit. Seperti : sitokin, termasuk IL-1, TNF, dan IL-6 . Sementara itu PAF (Platelet Activating Factor) yang ditemukan dalam air ketuban terlibat secara sinergik pada aktivasi jalinan sitokin tadi. PAF juga dihasilkan oleh paru dan ginjal janin, dengan demikian janin juga memainkan peran yang sinergik dalam mengawali proses persalinan preterm yang disebabkan oleh infeksi. Bakteri sendiri mugkin menyebabkan kerusakan membrane lewat pengaruh dari protease.

Page 33: PRESENTASI KASUS

DESIDUA dan atau AMNION

PRODUK BAKTERI

CAIRAN AMNION

FAKTOR PENGAKTIF TROMBOSIT

MIOMETRIUM

KONTRAKSI UTERUS

MONOSIT

SITOKININTERLEUKIN 1 DAN 6FAKTOR NEKROSIS TUMOR

ASAM ARAKHIDONAT

PROSTAGLANDIN E2 DAN F 2α

Page 34: PRESENTASI KASUS

Diagnosis•

Beberapa kriteria dapat dipakai sebagai diagnosis ancaman persalinan preterm, yaitu :Kontraksi yang berulang sedikitnya setiap 7-8 menit sekali,

atau 2-3 kali dalam waktu 10 menitAdanya nyeri pada punggung bawah (low back pain)Perdarahan bercakPerasaan menekan daerah serviksPemeriksaan serviks telah menunjukkan terjadi pembukaan

sedikitnya2 cm dan penipisan 50-80%Presentasi janin rendah, sampai mencapai spina isiadikaSelaput ketuban pecah merupakan tanda awal terjadinya

persalinan pretermTerjadinya pada usia kehamilan 22-37 minggu

Page 35: PRESENTASI KASUS

• Pencegahan Persalinan PretermPengenalan pasien yang beresikoPemeriksaan serviks

• Indikator Resiko terjadinya Persalinan Preterm :Indikator Klinik : timbulnya kontraksi dan pemendekan serviks

(secara manual maupun ultrasonografi). Terjadinya ketuban pecah dini juga meramalkan akan terjadinya persalinan preterm.

Indikator Laboratorik : jumlah leukosit dalam air ketuban (20/ml atau lebih), pemeriksaan CRP (> 0,7 mg/ml) dan pemeriksaan leukosit dalam serum ibu (> 13.000/ml)

Indicator biokimia : Fibronektin janin, Cotricotropin Releasing Hormone (CRH), Sitokin inflamasi : seperti IL-1β, IL-6, dan TNF-α , Isoferitin plasenta , Feritin :

Page 36: PRESENTASI KASUS

Con’t..Langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah

persalinan preterm antara lain : 1. Hindari kehamilan pada ibu terlalu muda (kurang dari 17 tahun)2. Hindari jarak kehamilan terlalu dekat3. Menggunakan kesempatan periksa hamil dan memperoleh pelayanan

antenatal yang baik4. Anjuran tidak merokok dan perlu cukup istirahat5. Hindari kerja berat dan perlu cukup istirahat6. Obati penyakit yang dapat menyebabkan persalinan preterm7. Kenali dan obati infeksi genital/saluran kencing8. Deteksi dan pengamanan faktro resiko terhadap persalinan preterm.

Page 37: PRESENTASI KASUS

Con’t..• Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk

mencegah morbiditas dan mortalitas neonatus preterm adalah :– Menghambat persalinan preterm dengan pemberian

tokolisis– Pematangan surfaktan paru janin dengan kortikosteroid– Bila perlu dilakukan pencegahan terhadap infeksi

Page 38: PRESENTASI KASUS

• TokolisisPemberian tokolisis masih perlu dipertimbangkan bila dijumpai kontraksi uterus yang regular dengan perubahan serviks.

• KortikostroidPemberian terapi kortikosteroid dimaksudkan untuk pematangan surfaktan paru janin

• Antibiotik Antibiotik diberikan hanya bilamana kehamilan mengandung resiko

terjadinya infeksi.

Page 39: PRESENTASI KASUS

• Cara PersalinanBila janin presentasi kepala, maka diperbolehkan partus pervaginam. Seksio sesarea hanya dilakukan atas indikasi obstetkrik.

• Perawatan NeonatusKeadaan kritis bayi premature yang harus dihindari adalah kedinginan, pernapasan yang tidak adekuat, atau trauma.Bila mungkin bayi sebaiknya dirawat dengan cara KANGURU untuk menghindari hipotermia. Kemudian dibuat perencanaan pengobatan dan asupan cairan.

Page 40: PRESENTASI KASUS

GEMELI• Kehamilan kembar atau kehamilan

multipel ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan multipel dapat berupa kehamilan ganda/ gemelli (2 janin), triplet (3 janin), kuadruplet (4 janin), Quintiplet (5 janin) dan seterusnya.

Page 41: PRESENTASI KASUS

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

• Ras• Hereditas• Usia ibu dan paritas• Faktor gizi• Terapi kesuburan

Page 42: PRESENTASI KASUS

ETIOLOGI

• Kembar monozygot• Kembar dizygot

Page 43: PRESENTASI KASUS

ADAPTASI IBU

• Secara umum, derajat dari perubahan fisiologis maternal lebih

besar pada kehamilan kembar dibanding dengan kehamilan

tunggal. Pada trimester 1 sering mengalami nausea dan muntah

yang melebihi yang dikarateristikan kehamilan-kehamilan

tunggal. Perluasan volume darah maternal normal adalah 500 ml

lebih besar pada kehamilan kembar, dan rata-rata kehilangan

darah dengan persalinan vagina adalah 935 ml, atau hampir 500

ml lebih banyak dibanding dengan persalinan dari janin tunggal.

Page 44: PRESENTASI KASUS

• Massa sel darah merah meningkat juga, namun secara proporsional lebih

sedikit pada kehamilan-kehamilan kembar dua dibanding pada kehamilan

tunggal, yang menimbulkan” anemia fisiologis” yang lebih nyata. Kadar

haemoglobin kehamilan kembar dua rata-rata sebesar 10 g/dl dari 20

minggu ke depan. Sebagaimana diperbandingkan dengan kehamilan

tunggal, cardiac output meningkat sebagai akibat dari peningkatan denyut

jantung serta peningkatan stroke volume. Ukuran uterus yang lebih besar

dengan janin banyak meningkatkan perubahan anatomis yang terjadi

selama kehamilan. Uterus dan isinya dapat mencapai volume 10 L atau

lebih dan berat lebih dari 20 pon. Khusus dengan kembar dua monozygot,

dapat terjadi akumulasi yang cepat dari jumlah cairan amnionik yang

nyata sekali berlebihan, yaitu hidramnion akut.

Page 45: PRESENTASI KASUS

• Dalam keadaan ini mudah terjadi kompresi yang cukup besar serta pemindahan banyak visera abdominal selain juga paru dengan peninggian diaphragma. Ukuran dan berat dari uterus yang sangat besar dapat menghalangi keberadaan wanita untuk lebih sekedar duduk.

• Pada kehamilan berganda yang dikomplikasi dengan hidramnion, fungsi ginjal maternal dapat mengalami komplikasi yang serius, besar kemungkinannya sebagai akibat dari uropati obstruktif. Kadar kreatinin plasma serta urin output maternal dengan segera kembali ke normal setelah persalinan. Dalam kasus hidramnion berat, amniosintesis terapeutik dapat dilakukan untuk memberikan perbaikan bagi ibu dan diharapkan untuk memungkinkan kehamilan dilanjutkan.

Page 46: PRESENTASI KASUS

HASIL AKHIR KEHAMILAN

• Abortus• Malformasi• Berat lahir rendah• Durasi gestasi menurun (Kelahiran preterm,

Kehamilan berkepanjangan pada usia gestasi 40 minggu)

• Perkembangan selanjutnya

Page 47: PRESENTASI KASUS

DIAGNOSA GEMELI

• Anamnesa dan pemeriksaan klinis• Alat bantu diagnosa lain:• Bagian tubuh janin• Bunyi jantung janin• Pemeriksaan radiologis• USG• Pemeriksaan biokimiawi

Page 48: PRESENTASI KASUS

PENANGANAN PERSALINAN

• Persalinan Per Vaginam

Setelah janin pertama lahir, presentasi janin kedua,

dan taksiran berat janin harus segera ditentukan

dengan pemeriksaan bimanual. Biasanya dalam 10

sampai 15 menit his akan kuat lagi, bila his tidak timbul

dalam 10 menit diberikan 10 unit oksitosin yang

diencerkan dalam infus untuk menstimulasi aktifitas

miometrium.

Page 49: PRESENTASI KASUS

• Apabila janin kedua letak memanjang, tindakan

selanjutnya adalah melakukan pecah ketuban dengan

mengalirkan ketuban secara perlahan-lahan.

Penderita dianjurkan mengejan atau dilakukan

tekanan terkendali pada fundus agar bagian bawah

janin masuk dalam panggul, dan pimpinan persalinan

kedua seperti biasa

Page 50: PRESENTASI KASUS

• Apabila janin kedua letak lintang dengan denyut jantung janin

dalam keadaan baik, tindakan versi luar intrapartum merupakan

pilihan. Setelah bagian presentasi terfiksasi pada pintu atas

panggul, selaput ketuban dipecah selanjutnya dipimpin seperti

biasanya. Bila janin kedua letak lintang atau terjadi prolap tali

pusat dan terjadi solusio plasenta tindakan obsterik harus segera

dilakukan, yaitu dengan dilakukan versi ekstraksi pada letak lintang

dan ekstraksi vakum atau forseps pada letak kepala

Page 51: PRESENTASI KASUS

Sectio Caesaria

• Seksiosesarea dilakukan bila janin pertama letak

lintang, terjadi prolap tali pusat, plasenta previa pada

kehamilan kembar atau janin pertama presentasi

bokong dan janin kedua presentasi kepala,

dikhawatirkan terjadi interloking dalam perjalanan

persalinannya, ukuran janin II lebih besar dari janin I,

serviks segera berkontraksi dan menebal setelah

janin I lahir, disfungsi uterus hipotomik, gawat janin.

Page 52: PRESENTASI KASUS

PEMBAHASAN• Ibu ini adalah seorang primigravida tua (usianya 38 tahun). Ibu

datang dengan keluhan utama kenceng-kenceng, namun masih

jarang dan intervalnya tidak teratur, air ketuban maupun

lendirdarah belum keluar, tidak ada riwayat menderita asma,

hipertensi, DM,maupun penyakit jantung, suami adalah anak

kembar, jenis kelamin saudara kembar suaminya yaitu laki-laki.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital tensi 130/70mmHg,

Hr=80x/m, RR=20x/m; T=37oC, tidak didapatkan konjungtiva

anemis maupun sklera ikterik, pada ekstremitas tidak didapatkan

edema.

Page 53: PRESENTASI KASUS

• Dari pemeriksaan obstetri didapatkan kesan TFU 1 jari bawah

processus xiphoideus teraba bulat lunak dan bulat keras,

puka,puki, preskep, presbo,kepala masuk panggul, letak janin

memanjang; didapatkan DJJ pada 2 tempat yang berlawanan

yaitu di kuadran kanan bawah dan kuadran kiri atas dengan

frekuensi yang berbeda(DJJ I= 150x/m; DJJ II= 139x/m),

Page 54: PRESENTASI KASUS

• pada pemeriksaan dalam didapatkan VU/V tenang, dinding

vagina licin, portio tebal, effisement <30%, Pembukaan Ɵ (-), KK

(+), Station H1, sarung tangan lendir darah (-). Serta

dikonfirmasi dengan USG yang menunjukkan janin ganda

preskep-presbo gerak (+), DJJ (+) janin dan janin 2 plasenta di

fundus grade II AK (+), jadi diagnosis pasien tersebut adalah

partus prematurus iminens, gemeli (preskep-presbo)

primigravida hamil preterm 34 minggu belum dalam persalinan.

Page 55: PRESENTASI KASUS

• Pasien ini termasuk pada belum dalam persalinan, karena kontraksi

persalinan sejati yaitu antara lain (kontraksi terjadi dengan interval

yang teratur, interval secara bertahap memendek, intensitas secara

bertahap meningkat, nyeri di punggung dan abdomen, serviks

membuka, nyeri tidak hilang dengan sedasi); adapun kontraksi pada

persalinan palsu yaitu( kontraksi terjadi dengan interval yang tidak

teratur, interval tetap lama, intensitas tetap tidak berubah, nyeri

terutama di perut bawah, serviks belum membuka, nyeri biasanya

mereda dengan sedasi).

Page 56: PRESENTASI KASUS

• Gemeli adalah Kehamilan kembar atau kehamilan multipel

ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan

multipel dapat berupa kehamilan ganda/ gemelli (2 janin),

triplet (3 janin), kuadruplet (4 janin), Quintiplet (5 janin) dan

seterusnya. Penegakan diagnosis gemeli dapat melalui

anamnesa (di keluarga ada yang kembar), pemeriksaan

obstetri (ditemukan 2 presentasi janin, 2 punggung, 2 DJJ

pada tempat yang berlawanan dengan frekuensi maksimal,

dengan USG).

Page 57: PRESENTASI KASUS

• Manajemen yang diberikan pada pasien ini yaitu

manajemen konservatif yaitu mempertahankan

kehamilan dengan memberikan tokolisis

(nifedipin 20mg dilanjutkan 3x10mg) dan

kortikosteroid 2x1 ampul (2x24 jam) yang

berfungsi untuk pematangan paru janin.

Page 58: PRESENTASI KASUS

• Namun setelah hari VI di rumah sakit air ketuban merembes.

Sehingga diagnosis pasien ini menjadi ketuban pecah dini, partus

prematurus iminens, gemeli (preskep,presbo) primigravida hamil

preterm 35 minggu belum dalam persalinan. Untuk diagnosis pasti

adanya ketuban pecah dini seharusnya selain melalui anamnesa,

bisa juga dengan pemeriksaan in spekulo (ditemukan cairan keluar

dari orificium uteri eksterna), pemeriksaan kertas lakmus(lakmus

merah akan berubah menjadi biru karena cairan amnion alkalis

pH=7,1) atau pemeriksaan mikroskopik (akan didapatkan

gambaran daun pakis), pemeriksaan yang lebih akurat lagi yaitu

dengan USG.

Page 59: PRESENTASI KASUS

• Penegakan diagnosis KPD pada pasien ini hanya berdasarkan

anamnesa dan inspeksi adanya cairan keluar dari vagina.

Pengawasan KPD harus lebih ketat karena pada KPD bisa

menimbulkan komplikasi yaitu infeksi yang dapat

membahayakan bagi ibu maupun janin. Ketuban pecah dini

termasuk dalam kehamilan resiko tinggi, kesalahan dalam

mengelola KPD akan membawa akibat meningkatnya angka

morbiditas dan mortalitas ibu maupun bayi.

Page 60: PRESENTASI KASUS

DAFTAR PUSTAKA• Smith .J.F., Premature Rupture of Membranes, http://www.chclibrary.org/micromed/00061770.html,

2001.• Bruce.E., Premature Rupture of Membrane (PROM), http://www.compleatmother.com/prom.htm, 2002• Yancey .M.K., Prelabor Rupture of Membrane at Term : Inducce or Wait?, medscape General Medicine 1

(1), 1999• Anonim, Premature Rupture of Membrane,

http://www.medem.com/medlb/article_detaillb_for_printer.cfm?article_ID=zzzcoCHLUJC&sub_cat=2005, 2002.

• Anonim, Premature Rupture of Membrane, http://www.mcevoy.demon.co.uk/medicine/ObsGyn/Obstetric/labour/PROM.html, 2002

• Parry.S, Strauss.J.F, Premature Rupture of the Fetal Membrane dalam The New England Jurnal of medicine, Volume 338:663-670, March, 1998

• Syaifuddin.A.B., Ketuban Pecah Dini dalam Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal dan Neonatal, JNPKKD – POGI bekjerjasama dengan Yayasan Buku Pustaka Suwarno Prawihardjo, Jakarta, 2002, hal : 218 – 220.

• Hacker.N.F., Moor J.George, Ketuban Pecah Dini dalam Esensial Obstetri dan Ginekologi, edisi 2, Hipokrates, Jakarta, 2001, hal : 304 – 306

• Syaifuddin.A.B., Ketuban Pecah Dini dalam Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo Bekerjasama dengan Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi – POGI, Jakarta, 2002, hal : M-112 – M-115.

• Komite Medik RSUP DR.Sardjito, Ketuban Pecah Dini dalam Standar Pelayanan medis RSUP DR. Sardjito, Buku I, Medika Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1999, hal : 32 – 33.

Page 61: PRESENTASI KASUS

• Phupong.V., Prelabour Rupture of Memnranes in Journal of Pediatric, Obstetric and Gynaecology, Nov/Dec, 2003, Hal : 25 – 31

• Manuaba.I.B.G., Ketuban Pecah Dini dalam Kapita Selekta Penatalaksanaan Obstetri Ginekologi dan KB, EGC, Jakarta, 2001, hal : 221 – 225.

• Mokhtar.R., Ketuban Pecah Dini dalam Sinopsis Obsteri, Obstetri Fisologi Obstetri Patologi I, EGC, Jakarta, 1994, hal : 285 – 287.

• Anonim, Premature Rupture of the Membrane, http:///www.hon.ch/Dossier/MotherChild/labor_complications/rupture_membranes.html, 2003

• Anonim, High-Risk PregnencyPremature Rupture of Membranes (PROM) / Preterm Prematurure Rupture of Membrane, http://www.musckid.com/health_library/hipregnant/prm.htm, 2001

• Anonim, Premature Rupture of Membrane (PROM), http://www.womens-health.co.uk/prom.htm, 2002.• Anonim, Premature Rupture of the Membranes,

http://www.netnurse.com/pregnency/edudocs/c_conn0200.cfm, 2002• Diakses dari internet pada tanggal 25 Agustus 2010 dari :

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/145_11PersalinanPreterm.pdf/145_11PersalinanPreterm.html• Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo/editor ketua, Abdul Bari saifudin, editor, Triatmo Rachimhadhi, dkk.

Edisi 4. Cetakan 1. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2008. hal 667-668• Cunning FG, Gant N, et al. Wiliam Obstectric 22nd edisi McGraw-Hill,Medical Publishing Division, 2005 : hal.764• Buku Acuan Nasional Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal/editor, Abdul Bari Saefudin, dkk, edisi 1.

Cetakan 4. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2006• Budiono Wibowo, M yusuf Hanafiah. Kehamilan Kembar Dalam Ilmu Kebidanan Sarwono hal 386-397. Jakarta:

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2007.• F. Garry Cunningham, Norman F. Gant,… et al. Kehamilan Multi Janin Dalam Obstetri Williams edisi 21 hal 851-

897. Jakarta: EGC, 2005.

Page 62: PRESENTASI KASUS

TERIMA KASIH..