PRESENTASI KASUS
Transcript of PRESENTASI KASUS
PRESENTASI KASUS
BAGIAN ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN
)
IDENTITAS PASIEN
• NAMA: Ny. Sumarmi• UMUR: 38 tahun• JENIS KELAMIN: perempuan• ALAMAT:cungkup, banyuadem,
srumbung• MASUK TANGGAL: 17 Agustus 2010• NO RM: 122420
ANAMNESA
KELUHAN UTAMA
KENCENG-KENCENG
• RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG:G1P0A0 merasa hamil 8 bulan. Kenceng-
kenceng sejak tadi pagi, kenceng-kenceng dirasakan belum teratur dan masih jarang. Air ketuban rembes (-), belum keluar lendir darah.
• Riwayat Kehamilan dan Persalinan: belum pernah hamil maupun melahirkan.
• Riwayat ANC: 4x di bidan
• Riwayat Menikah: menikah 1x• Riwayat Menstruasi:
Menarche pada usia 13 tahun; lamanya 7 hari; keputihan;dismenorrhe (-); HPHT 20 Desember 2009; HPL: 27 September 2010; umur kehamilan:34+1minggu
• Riwayat KB: belum pernah memakai KB• Riwayat Operasi: tidak ada riwayat operasi.
• Riwayat Penyakit Dahulu:asma (-), hipertensi (-), Diabetes Melitus (-), jantung (-)
• Riwayat Penyakit Keluarga:asma (-), hipertensi (-), Diabetes Melitus (-), jantung (-), riwayat anak kembar pada keluarga (+), suami pasien merupakan anak kembar.
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum : Baik, komposmentis.• TD : 130/70 ; N: 80x/m; R:20x/m; S: 37oC
• Mata: konjungtiva anemis (-)/(-), sclera tidak ikterik, edema palpebra (-)/(-)
• Ekstremitas: Refleks fisiologis (+), refleks patologis (-), edema dan varises (-)
PEMERIKSAAN OBSTETRI• Pemeriksaan Luar:Inspeksi: Keadaan umum baik, perut membesar, terdapat striae
gravidarum, bekas jahitan operasi (-).
Palpasi :L1 Teraba 1 bagian bulat lunak dan 1 bagian bulat keras, kesan kepala
dan sebagian bokong, dengan Tinggi Fundus Uteri : satu jari dibawah processus xiphoideus
L2 Teraba 1 bagian besar memanjang sebelah kanan dan kiri, kesan punggung di kanan dan punggung di kiri
L3 Teraba bagian bulat keras dan bulat lunak, kesan kepala dan bokong (presentasi kepala dan presentasi bokong)
L4 Kepala masuk panggul
• Auskultasi: Denyut Jantung Janin (+)
Janin I:150x/menit
Janin II: 139x/menit
• Pemeriksaan Dalam: VU/V tenang, dinding vagina licin, portio tebal,
effisement <30%, Pembukaan Ɵ (-), KK (+), Station H1, sarung tangan lendir darah (-).
HASIL LABORATORIUM
• Angka leukosit : 7,99.10³/µL• Angka erotrosit: 2,99.10⁶/µL• Hemoglobin: 9,7 g/dL• Angka trombosit: 224.10³/ µl• GDS: 98 mg%• HBsAg: (-)
HASIL USG
• Hasil USG: janin ganda preskep-presbo gerak (+), DJJ (+) janin dan janin 2 plasenta di fundus grade II AK.
• Janin I: BPD 7,73~31, AC 24,2~28+2, FC 5,56~29+2, TBJ 1332 gram,AVG 28+1minggu.
• Janin II: BPD 7,27~29+1, AC 23,7~28+1, FC 5,36~28+3, TBJ 1178 gram,AVG 27+1minggu.
ASSESMENT
Partus prematurus iminens, gemelli, primigravida tua
hamil preterm 34+1minggu belum dalam persalinan.
PLAN• Manajemen konservatif
• Injeksi dexamethason 2x1 ampul• Nifedipin 20 mg---dilanjutkan
3x10 mg• SF 2x1
• Eritromisin 4x500 mg
FOLLOW UPTanggal 23 Agustus 2010 S. ketuban merembeso. TD:120/80; RR: 20x/m; T:36⁰C ; HR:88x/m
DJJ janin I:138x/m; DJJ janin II:148x/mASS. KPD, Partus prematurus iminens, gemeli(preskep-presbo)
primigravida hamil preterm 35 minggu belum dalam persalinan
PLAN. Manajemen konservatifNifedipin 3x10 mgEritromisin 4x500 mgObservasi HIS dan DJJAwasi tanda-tanda chorioamnionitis
Tanggal 24 Agustus 2010 S. kenceng-kenceng (+) jarango. TD:120/80; RR: 20x/m; T:36⁰C ; HR:88x/m
DJJ janin I:138x/m; DJJ janin II:148x/mASS. KPD, Partus prematurus iminens, gemeli(preskep-presbo)
primigravida hamil preterm 35 minggu belum dalam persalinanPLAN.Manajemen konservatif
Nifedipin 3x10 mgEritromisin 4x500 mgObservasi HIS dan DJJAwasi tanda-tanda chorioamnionitis
Tanggal 25 Agustus 2010 S. kenceng-kenceng jarango. TD:110/60; RR: 20x/m; T:36⁰C ; HR:84x/m
DJJ janin I:122x/m; DJJ janin II:136x/m, angka leukosit 7,74.10³/µL; HB: 8,2 g/dL
ASS. KPD, Partus prematurus iminens, gemeli(preskep-presbo) primigravida hamil preterm 35 minggu belum dalam persalinan
PLAN.Manajemen konservatifNifedipin 3x10 mgEritromisin 4x500 mgObservasi HIS dan DJJAwasi tanda-tanda chorioamnionitis
Tanggal 26 Agustus 2010 S. kenceng-kenceng jarango. TD:130/80; RR: 20x/m; T:36⁰C ; HR:84x/m
DJJ janin I:140x/m; DJJ janin II:130x/m, angka leukosit 12,94.10³/µL; HB: 10 g/dL; angka trombosit: 211.10³/µL
ASS. KPD, Partus prematurus iminens, gemeli(preskep-presbo) primigravida hamil preterm 35 minggu belum dalam persalinan
PLAN. pro SC
DIAGNOSA
KETUBAN PECAH DINI, PARTUS PREMATURUS IMINEN,
GEMELI (preskep-presbo),PRIMIGRAVIDA,HAMIL PRETERM 35 MINGGU,
Belum Dalam Persalinan
TINJAUAN PUSTAKA
KETUBAN PECAH DINI
Apabila ketuban pecah spontan dan tidak diikuti tanda-tanda persalinan. Ada teori yang menghitung beberapa jam sebelum inpartu, misalnya 1 jam atau 6 jam sebelum inpartu.
FAKTOR PREDISPOSISI
1. Infeksi (pada selaput ketuban, ascenden dari vagina, cairan ketuban)
2. Serviks yang inkompeten (kanalis servikalis yang selalu terbuka,akibat persalinan, kuretage)
3. Tekanan intra uteri yang meninggi (trauma, hidramnion, gemeli)
4. Kelainan letak (misal sungsang, tidak ada bagian terendah yang menutupi pintu atas panggul)
DIAGNOSA KPD
1. Anamnesa2. Inspeksi3. Pemeriksaan dengan spekulum4. Pemeriksaan dalam5. Pemeriksaan penunjanga. Laboratorium (tes lakmus; mikroskopis)b. USG
KOMPLIKASI KPD
• Infeksi intrauterine• Tali pusat menumbung• Partus prematuritas• Partus kering
Penatalaksanaan KPD pada kehamilan aterm (> 37 Minggu)
• Jarak antara pecahnya ketuban dan permulaan dari persalinan disebut periode latent = L.P = “lag” period. Makin muda umur kehamilan makin memanjang L.P-nya
• Sekitar 70-80 % kehamilan genap bulan akan melahirkan dalam waktu 24 jam setelah kulit ketuban pecah,bila dalam 24 jam setelah kulit ketuban pecah belum ada tanda-tanda persalinan maka dilakukan induksi persalinan,dan bila gagal dilakukan bedah caesar.
• Pemberian antibiotik profilaksis.• Pelaksanaan induksi persalinan perlu
pengawasan yang sangat ketat terhadap keadaan janin, ibu dan jalannya proses persalinan berhubungan dengan komplikasinya.
• Induksi dilakukan dengan mempehatikan bishop score jika > 5 induksi dapat dilakukan, sebaliknya < 5, dilakukan pematangan servik, jika tidak berhasil akhiri persalinan dengan seksio sesaria.
Penatalaksanaan KPD pada kehamilan preterm (< 37
minggu)• Pada kasus-kasus KPD dengan umur kehamilan yang kurang
bulan tidak dijumpai tanda-tanda infeksi pengelolaanya bersifat konservatif disertai pemberian antibiotik yang adekuat sebagai profilaksi.
• Penderita dirawat di rumah sakit, posisi tidur trendelenberg. • Pemeriksaan dalam tidak perlu.• Pemberian kortikosteroid.• Pemberian tokolitik agen untuk menunda proses persalinan.• Muncul tanda-tanda infeksi--Induksi persalinan• Bedah caesar
PERSALINAN PRETERM
Pendahuluan : Persalinan preterm masih meningkatkan
kematian perinatal sekitar 65-75% ↓
* Maturitas organ bayi* Berat badan lahir rendah* Pertumbuhan janin terhambat
Con’t..DefinisiPersalinan preterm adalah persalinan yang
berlangsung pada umur kehamilan 20-37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. (ACOG, 1995)
Bayi premature adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37 minggu atau kurang. (WHO, 1961)
Persalinan preterm adalah persalinan yang terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu. (POGI Semarang, 2005)
Con’t..• Etiologi dan Faktor Predisposisi
Proses patogenik sbg mediator kimia ->kontraksi
rahim
• Aktivasi aksis kelenjar hipotalamus-hipofisis-adrenal baik pada ibu maupun janin akibat stress pada ibu atau janin.•Inflamasi desidua korioamnion atau sistem akibat infeksi asenden dari traktus genitourinaria atau infeksi sistemik.•Perdarahan desidua•Peregangan uterus patologik•Kelainan pada uterus atau serviks
Con’t..• Kondisi selama kehamilan yang berisiko
terjadinya persalinan preterm :
Janin dan Placenta :
• Perdarahan TM awal
•Perdarahan Anterpartum
• KPD
•IUGR
•Cacat bawaan janin
•Polihimdramnion
Ibu :• Penyakit berat pada ibu•Diabetes Melitus•Preeklamsi/hipertensi•Infeksi Saluran Kemih/genital/intrauterine•Penyakit Infeksi dengan demam•Stress psikologi •Kelainan bentuk uterusRiwayat persalinan preterm/ abortus berulangInkompeten serviks (panjam seviks kurang dr 1 cm)Pemakaian obat narkotikTrauma Perokok beratKelainan imunologi/kelainan resus
• Patogenesis Infeksi korioamnion diyakini merupakan salah satu sebab terjadinya ketuban pecah dini dan persalinan preterm. Kemungkinan diawali dengan aktivasi fosfolipase A2 yang melepaskan bahan asam arakidonat dari selaput amnion janin, sehingga asam arakidonat bebas meningkat untuk sintesis prostaglandin. Endotoksin dalam air ketuban akan sel desidua untuk menghasilkan sitokin dan prostaglandin yang dapat menginisiasi persalinan.
Con’t..
• Proses persalinan preterm yang dikaitkan dengan infeksi diperkirakan diawali dari pengeluaran produk sebagai hasil dari aktivasi monosit. Seperti : sitokin, termasuk IL-1, TNF, dan IL-6 . Sementara itu PAF (Platelet Activating Factor) yang ditemukan dalam air ketuban terlibat secara sinergik pada aktivasi jalinan sitokin tadi. PAF juga dihasilkan oleh paru dan ginjal janin, dengan demikian janin juga memainkan peran yang sinergik dalam mengawali proses persalinan preterm yang disebabkan oleh infeksi. Bakteri sendiri mugkin menyebabkan kerusakan membrane lewat pengaruh dari protease.
DESIDUA dan atau AMNION
PRODUK BAKTERI
CAIRAN AMNION
FAKTOR PENGAKTIF TROMBOSIT
MIOMETRIUM
KONTRAKSI UTERUS
MONOSIT
SITOKININTERLEUKIN 1 DAN 6FAKTOR NEKROSIS TUMOR
ASAM ARAKHIDONAT
PROSTAGLANDIN E2 DAN F 2α
Diagnosis•
Beberapa kriteria dapat dipakai sebagai diagnosis ancaman persalinan preterm, yaitu :Kontraksi yang berulang sedikitnya setiap 7-8 menit sekali,
atau 2-3 kali dalam waktu 10 menitAdanya nyeri pada punggung bawah (low back pain)Perdarahan bercakPerasaan menekan daerah serviksPemeriksaan serviks telah menunjukkan terjadi pembukaan
sedikitnya2 cm dan penipisan 50-80%Presentasi janin rendah, sampai mencapai spina isiadikaSelaput ketuban pecah merupakan tanda awal terjadinya
persalinan pretermTerjadinya pada usia kehamilan 22-37 minggu
• Pencegahan Persalinan PretermPengenalan pasien yang beresikoPemeriksaan serviks
• Indikator Resiko terjadinya Persalinan Preterm :Indikator Klinik : timbulnya kontraksi dan pemendekan serviks
(secara manual maupun ultrasonografi). Terjadinya ketuban pecah dini juga meramalkan akan terjadinya persalinan preterm.
Indikator Laboratorik : jumlah leukosit dalam air ketuban (20/ml atau lebih), pemeriksaan CRP (> 0,7 mg/ml) dan pemeriksaan leukosit dalam serum ibu (> 13.000/ml)
Indicator biokimia : Fibronektin janin, Cotricotropin Releasing Hormone (CRH), Sitokin inflamasi : seperti IL-1β, IL-6, dan TNF-α , Isoferitin plasenta , Feritin :
Con’t..Langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah
persalinan preterm antara lain : 1. Hindari kehamilan pada ibu terlalu muda (kurang dari 17 tahun)2. Hindari jarak kehamilan terlalu dekat3. Menggunakan kesempatan periksa hamil dan memperoleh pelayanan
antenatal yang baik4. Anjuran tidak merokok dan perlu cukup istirahat5. Hindari kerja berat dan perlu cukup istirahat6. Obati penyakit yang dapat menyebabkan persalinan preterm7. Kenali dan obati infeksi genital/saluran kencing8. Deteksi dan pengamanan faktro resiko terhadap persalinan preterm.
Con’t..• Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk
mencegah morbiditas dan mortalitas neonatus preterm adalah :– Menghambat persalinan preterm dengan pemberian
tokolisis– Pematangan surfaktan paru janin dengan kortikosteroid– Bila perlu dilakukan pencegahan terhadap infeksi
• TokolisisPemberian tokolisis masih perlu dipertimbangkan bila dijumpai kontraksi uterus yang regular dengan perubahan serviks.
• KortikostroidPemberian terapi kortikosteroid dimaksudkan untuk pematangan surfaktan paru janin
• Antibiotik Antibiotik diberikan hanya bilamana kehamilan mengandung resiko
terjadinya infeksi.
• Cara PersalinanBila janin presentasi kepala, maka diperbolehkan partus pervaginam. Seksio sesarea hanya dilakukan atas indikasi obstetkrik.
• Perawatan NeonatusKeadaan kritis bayi premature yang harus dihindari adalah kedinginan, pernapasan yang tidak adekuat, atau trauma.Bila mungkin bayi sebaiknya dirawat dengan cara KANGURU untuk menghindari hipotermia. Kemudian dibuat perencanaan pengobatan dan asupan cairan.
GEMELI• Kehamilan kembar atau kehamilan
multipel ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan multipel dapat berupa kehamilan ganda/ gemelli (2 janin), triplet (3 janin), kuadruplet (4 janin), Quintiplet (5 janin) dan seterusnya.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
• Ras• Hereditas• Usia ibu dan paritas• Faktor gizi• Terapi kesuburan
ETIOLOGI
• Kembar monozygot• Kembar dizygot
ADAPTASI IBU
• Secara umum, derajat dari perubahan fisiologis maternal lebih
besar pada kehamilan kembar dibanding dengan kehamilan
tunggal. Pada trimester 1 sering mengalami nausea dan muntah
yang melebihi yang dikarateristikan kehamilan-kehamilan
tunggal. Perluasan volume darah maternal normal adalah 500 ml
lebih besar pada kehamilan kembar, dan rata-rata kehilangan
darah dengan persalinan vagina adalah 935 ml, atau hampir 500
ml lebih banyak dibanding dengan persalinan dari janin tunggal.
• Massa sel darah merah meningkat juga, namun secara proporsional lebih
sedikit pada kehamilan-kehamilan kembar dua dibanding pada kehamilan
tunggal, yang menimbulkan” anemia fisiologis” yang lebih nyata. Kadar
haemoglobin kehamilan kembar dua rata-rata sebesar 10 g/dl dari 20
minggu ke depan. Sebagaimana diperbandingkan dengan kehamilan
tunggal, cardiac output meningkat sebagai akibat dari peningkatan denyut
jantung serta peningkatan stroke volume. Ukuran uterus yang lebih besar
dengan janin banyak meningkatkan perubahan anatomis yang terjadi
selama kehamilan. Uterus dan isinya dapat mencapai volume 10 L atau
lebih dan berat lebih dari 20 pon. Khusus dengan kembar dua monozygot,
dapat terjadi akumulasi yang cepat dari jumlah cairan amnionik yang
nyata sekali berlebihan, yaitu hidramnion akut.
• Dalam keadaan ini mudah terjadi kompresi yang cukup besar serta pemindahan banyak visera abdominal selain juga paru dengan peninggian diaphragma. Ukuran dan berat dari uterus yang sangat besar dapat menghalangi keberadaan wanita untuk lebih sekedar duduk.
• Pada kehamilan berganda yang dikomplikasi dengan hidramnion, fungsi ginjal maternal dapat mengalami komplikasi yang serius, besar kemungkinannya sebagai akibat dari uropati obstruktif. Kadar kreatinin plasma serta urin output maternal dengan segera kembali ke normal setelah persalinan. Dalam kasus hidramnion berat, amniosintesis terapeutik dapat dilakukan untuk memberikan perbaikan bagi ibu dan diharapkan untuk memungkinkan kehamilan dilanjutkan.
HASIL AKHIR KEHAMILAN
• Abortus• Malformasi• Berat lahir rendah• Durasi gestasi menurun (Kelahiran preterm,
Kehamilan berkepanjangan pada usia gestasi 40 minggu)
• Perkembangan selanjutnya
DIAGNOSA GEMELI
• Anamnesa dan pemeriksaan klinis• Alat bantu diagnosa lain:• Bagian tubuh janin• Bunyi jantung janin• Pemeriksaan radiologis• USG• Pemeriksaan biokimiawi
PENANGANAN PERSALINAN
• Persalinan Per Vaginam
Setelah janin pertama lahir, presentasi janin kedua,
dan taksiran berat janin harus segera ditentukan
dengan pemeriksaan bimanual. Biasanya dalam 10
sampai 15 menit his akan kuat lagi, bila his tidak timbul
dalam 10 menit diberikan 10 unit oksitosin yang
diencerkan dalam infus untuk menstimulasi aktifitas
miometrium.
• Apabila janin kedua letak memanjang, tindakan
selanjutnya adalah melakukan pecah ketuban dengan
mengalirkan ketuban secara perlahan-lahan.
Penderita dianjurkan mengejan atau dilakukan
tekanan terkendali pada fundus agar bagian bawah
janin masuk dalam panggul, dan pimpinan persalinan
kedua seperti biasa
• Apabila janin kedua letak lintang dengan denyut jantung janin
dalam keadaan baik, tindakan versi luar intrapartum merupakan
pilihan. Setelah bagian presentasi terfiksasi pada pintu atas
panggul, selaput ketuban dipecah selanjutnya dipimpin seperti
biasanya. Bila janin kedua letak lintang atau terjadi prolap tali
pusat dan terjadi solusio plasenta tindakan obsterik harus segera
dilakukan, yaitu dengan dilakukan versi ekstraksi pada letak lintang
dan ekstraksi vakum atau forseps pada letak kepala
Sectio Caesaria
• Seksiosesarea dilakukan bila janin pertama letak
lintang, terjadi prolap tali pusat, plasenta previa pada
kehamilan kembar atau janin pertama presentasi
bokong dan janin kedua presentasi kepala,
dikhawatirkan terjadi interloking dalam perjalanan
persalinannya, ukuran janin II lebih besar dari janin I,
serviks segera berkontraksi dan menebal setelah
janin I lahir, disfungsi uterus hipotomik, gawat janin.
PEMBAHASAN• Ibu ini adalah seorang primigravida tua (usianya 38 tahun). Ibu
datang dengan keluhan utama kenceng-kenceng, namun masih
jarang dan intervalnya tidak teratur, air ketuban maupun
lendirdarah belum keluar, tidak ada riwayat menderita asma,
hipertensi, DM,maupun penyakit jantung, suami adalah anak
kembar, jenis kelamin saudara kembar suaminya yaitu laki-laki.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital tensi 130/70mmHg,
Hr=80x/m, RR=20x/m; T=37oC, tidak didapatkan konjungtiva
anemis maupun sklera ikterik, pada ekstremitas tidak didapatkan
edema.
• Dari pemeriksaan obstetri didapatkan kesan TFU 1 jari bawah
processus xiphoideus teraba bulat lunak dan bulat keras,
puka,puki, preskep, presbo,kepala masuk panggul, letak janin
memanjang; didapatkan DJJ pada 2 tempat yang berlawanan
yaitu di kuadran kanan bawah dan kuadran kiri atas dengan
frekuensi yang berbeda(DJJ I= 150x/m; DJJ II= 139x/m),
• pada pemeriksaan dalam didapatkan VU/V tenang, dinding
vagina licin, portio tebal, effisement <30%, Pembukaan Ɵ (-), KK
(+), Station H1, sarung tangan lendir darah (-). Serta
dikonfirmasi dengan USG yang menunjukkan janin ganda
preskep-presbo gerak (+), DJJ (+) janin dan janin 2 plasenta di
fundus grade II AK (+), jadi diagnosis pasien tersebut adalah
partus prematurus iminens, gemeli (preskep-presbo)
primigravida hamil preterm 34 minggu belum dalam persalinan.
• Pasien ini termasuk pada belum dalam persalinan, karena kontraksi
persalinan sejati yaitu antara lain (kontraksi terjadi dengan interval
yang teratur, interval secara bertahap memendek, intensitas secara
bertahap meningkat, nyeri di punggung dan abdomen, serviks
membuka, nyeri tidak hilang dengan sedasi); adapun kontraksi pada
persalinan palsu yaitu( kontraksi terjadi dengan interval yang tidak
teratur, interval tetap lama, intensitas tetap tidak berubah, nyeri
terutama di perut bawah, serviks belum membuka, nyeri biasanya
mereda dengan sedasi).
• Gemeli adalah Kehamilan kembar atau kehamilan multipel
ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan
multipel dapat berupa kehamilan ganda/ gemelli (2 janin),
triplet (3 janin), kuadruplet (4 janin), Quintiplet (5 janin) dan
seterusnya. Penegakan diagnosis gemeli dapat melalui
anamnesa (di keluarga ada yang kembar), pemeriksaan
obstetri (ditemukan 2 presentasi janin, 2 punggung, 2 DJJ
pada tempat yang berlawanan dengan frekuensi maksimal,
dengan USG).
• Manajemen yang diberikan pada pasien ini yaitu
manajemen konservatif yaitu mempertahankan
kehamilan dengan memberikan tokolisis
(nifedipin 20mg dilanjutkan 3x10mg) dan
kortikosteroid 2x1 ampul (2x24 jam) yang
berfungsi untuk pematangan paru janin.
• Namun setelah hari VI di rumah sakit air ketuban merembes.
Sehingga diagnosis pasien ini menjadi ketuban pecah dini, partus
prematurus iminens, gemeli (preskep,presbo) primigravida hamil
preterm 35 minggu belum dalam persalinan. Untuk diagnosis pasti
adanya ketuban pecah dini seharusnya selain melalui anamnesa,
bisa juga dengan pemeriksaan in spekulo (ditemukan cairan keluar
dari orificium uteri eksterna), pemeriksaan kertas lakmus(lakmus
merah akan berubah menjadi biru karena cairan amnion alkalis
pH=7,1) atau pemeriksaan mikroskopik (akan didapatkan
gambaran daun pakis), pemeriksaan yang lebih akurat lagi yaitu
dengan USG.
• Penegakan diagnosis KPD pada pasien ini hanya berdasarkan
anamnesa dan inspeksi adanya cairan keluar dari vagina.
Pengawasan KPD harus lebih ketat karena pada KPD bisa
menimbulkan komplikasi yaitu infeksi yang dapat
membahayakan bagi ibu maupun janin. Ketuban pecah dini
termasuk dalam kehamilan resiko tinggi, kesalahan dalam
mengelola KPD akan membawa akibat meningkatnya angka
morbiditas dan mortalitas ibu maupun bayi.
DAFTAR PUSTAKA• Smith .J.F., Premature Rupture of Membranes, http://www.chclibrary.org/micromed/00061770.html,
2001.• Bruce.E., Premature Rupture of Membrane (PROM), http://www.compleatmother.com/prom.htm, 2002• Yancey .M.K., Prelabor Rupture of Membrane at Term : Inducce or Wait?, medscape General Medicine 1
(1), 1999• Anonim, Premature Rupture of Membrane,
http://www.medem.com/medlb/article_detaillb_for_printer.cfm?article_ID=zzzcoCHLUJC&sub_cat=2005, 2002.
• Anonim, Premature Rupture of Membrane, http://www.mcevoy.demon.co.uk/medicine/ObsGyn/Obstetric/labour/PROM.html, 2002
• Parry.S, Strauss.J.F, Premature Rupture of the Fetal Membrane dalam The New England Jurnal of medicine, Volume 338:663-670, March, 1998
• Syaifuddin.A.B., Ketuban Pecah Dini dalam Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal dan Neonatal, JNPKKD – POGI bekjerjasama dengan Yayasan Buku Pustaka Suwarno Prawihardjo, Jakarta, 2002, hal : 218 – 220.
• Hacker.N.F., Moor J.George, Ketuban Pecah Dini dalam Esensial Obstetri dan Ginekologi, edisi 2, Hipokrates, Jakarta, 2001, hal : 304 – 306
• Syaifuddin.A.B., Ketuban Pecah Dini dalam Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo Bekerjasama dengan Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi – POGI, Jakarta, 2002, hal : M-112 – M-115.
• Komite Medik RSUP DR.Sardjito, Ketuban Pecah Dini dalam Standar Pelayanan medis RSUP DR. Sardjito, Buku I, Medika Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1999, hal : 32 – 33.
• Phupong.V., Prelabour Rupture of Memnranes in Journal of Pediatric, Obstetric and Gynaecology, Nov/Dec, 2003, Hal : 25 – 31
• Manuaba.I.B.G., Ketuban Pecah Dini dalam Kapita Selekta Penatalaksanaan Obstetri Ginekologi dan KB, EGC, Jakarta, 2001, hal : 221 – 225.
• Mokhtar.R., Ketuban Pecah Dini dalam Sinopsis Obsteri, Obstetri Fisologi Obstetri Patologi I, EGC, Jakarta, 1994, hal : 285 – 287.
• Anonim, Premature Rupture of the Membrane, http:///www.hon.ch/Dossier/MotherChild/labor_complications/rupture_membranes.html, 2003
• Anonim, High-Risk PregnencyPremature Rupture of Membranes (PROM) / Preterm Prematurure Rupture of Membrane, http://www.musckid.com/health_library/hipregnant/prm.htm, 2001
• Anonim, Premature Rupture of Membrane (PROM), http://www.womens-health.co.uk/prom.htm, 2002.• Anonim, Premature Rupture of the Membranes,
http://www.netnurse.com/pregnency/edudocs/c_conn0200.cfm, 2002• Diakses dari internet pada tanggal 25 Agustus 2010 dari :
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/145_11PersalinanPreterm.pdf/145_11PersalinanPreterm.html• Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo/editor ketua, Abdul Bari saifudin, editor, Triatmo Rachimhadhi, dkk.
Edisi 4. Cetakan 1. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2008. hal 667-668• Cunning FG, Gant N, et al. Wiliam Obstectric 22nd edisi McGraw-Hill,Medical Publishing Division, 2005 : hal.764• Buku Acuan Nasional Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal/editor, Abdul Bari Saefudin, dkk, edisi 1.
Cetakan 4. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2006• Budiono Wibowo, M yusuf Hanafiah. Kehamilan Kembar Dalam Ilmu Kebidanan Sarwono hal 386-397. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2007.• F. Garry Cunningham, Norman F. Gant,… et al. Kehamilan Multi Janin Dalam Obstetri Williams edisi 21 hal 851-
897. Jakarta: EGC, 2005.
TERIMA KASIH..