Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

66
FIELD LAB Imunisasi Lokasi: Puskesmas Kerjo Karanganyar

Transcript of Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

Page 1: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

FIELD LABImunisasi

Lokasi:Puskesmas Kerjo

Karanganyar

Oleh:Kelompok B10Amalia Ifanasari

G0014022Amalina Yasserli A.

G0014024Bagas Muhammad

G0014052Dinnar Pridea Rizky

G0014074Eksalanti Thenia

G0014080Handy Nugraha

G0014112M. Sandhia M. P.

G0014142Made Larashati P.

W. G0014144Rafael Bagus Y.

G0014190Riska Amalia

Rahma G0014202Rizka Andhazsari S.

G0014206Trisandi Adi P.

G0014230

Page 2: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

Mengapa harus dilakukan Imunisasi?

PENDAHULUAN

Page 3: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

“Mengidentifikasi, memberikan alasan, menerapkan dan memantau kegiatan strategi pencegahan primer yang tepat, berkaitan dengan pasien, anggota keluarga dan masyarakat.” merupakan salah satu area kompetensi seorang dokter.

(Konsil Kedokteran Indonesia, 2006)

Page 4: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

Imunisasi diperkirakan dapat mencegah 2,5 juta kasus kematian anak per tahun di seluruh dunia

WHO, UNICEF, & World Bank 2009

Page 5: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

TBCDIPTERIPERTUSISCAMPAKTETANUSPOLIO HEPATITIS B

Page 6: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Page 7: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

Program imunisasi sangat penting agar tercapai kekebalan

masyarakat (population immunity).

Page 8: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

Program Imunisasi di Indonesia dimulai pada tahun 1956 dan pada tahun 1990, Indonesia telah mencapai status Universal Child Immunization (UCI), yang merupakan suatutahap dimana cakupan imunisasi di suatu tingkat administrasi telah mencapai 90% atau lebih. Saat ini Indonesia masih memiliki tantangan mewujudkan 100% UCI Desa/Kelurahan pada tahun 2014 (Pusat Komunikasi Publik, 2011).

Page 9: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Page 10: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Page 11: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

Mampu melakukan Imunisasi

TUJUAN PEMBELAJARAN

TUJUAN UMUM

Page 12: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

1. Mampu memahami dan menjelaskan tentang dasar-dasar imunisasi dan imunisasi dasar di Indonesia, meliputi:

a. Memahami pengertian imunisasi.b. Memahami tujuan imunisasi.c. Memahami macam-macam imunisasi. d. Memahami kontraindikasi imunisasi.e. Memahami bagaimana menghitung jumlah

sasaran.f. Memahami cara menentukan target

cakupan.g. Memahami cara menghitung Indeks

Pemakaian Vaksin (IP) Vaksin.h. Memahami cara menghitung kebutuhan alat.

TUJUAN PEMBELAJARAN

TUJUAN KHUSUS

Page 13: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

2. Mampu mengetahui dan menjelaskan manajemen program serta prosedur imunisasi dasar bayi dan balita, anak sekolah, ibu hamil dan calon pengantin wanita di Puskesmas mulai dari perencanaan, cold chain vaksin, pelaksanaan (termasuk mampu memahami dan menjelaskan tentang KIPI “Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi” dan penanganannya), pelaporan dan evaluasi keberhasilan program imunisasi, meliputi:

TUJUAN PEMBELAJARAN

TUJUAN KHUSUS

Page 14: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

a. Memahami tahap persiapan vaksin, mulai dari penyimpanan, pengontrolan vaksin, hingga vaksin siap untuk digunakan.

b. Memahami alat-alat yang digunakan untuk imunisasi.

c. Memahami tahap mempersiapkan pasien.d. Mampu mengisi inform concent dan menjelaskan

kepada pasien tentang tujuan dan efeksamping pemberian vaksin yang akan diberikan.

e. Memahami pelaksanaan imunisasi termasuk macam-macam cara penyuntikan dan pemberian masing-masing vaksin.

f. Memahami KIPI dari masing-masing vaksin.

TUJUAN PEMBELAJARAN

TUJUAN KHUSUS

Page 15: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

PELAKSANAAN

PERTEMUAN KE-1Selasa, 24 April 2015Pengarahan tentang

materi imunisasi oleh dokter dan bidan ahli di

Puskesmas Kerjo

PERTEMUAN KE-2Sabtu, 28 Maret 2015

Kegiatan pembelajaran ketrampilan imunisasi meliputi pengamatan

langsung proses imunisasi di Puskesmas Kerjo

PERTEMUAN KE-37 April 2015

Melakukan presentasi hasil pembelajaran dan

pengamatandi Puskesmas Kerjo

Page 16: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

Pengarahan tentang materi imunisasi oleh

dokter dan bidan ahli di Puskesmas

Kerjo

KEGIATAN PERTEMUAN ke-1

Page 17: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

KEGIATAN PERTEMUAN ke-1Meliputi:

Imunisasi & Vaksin || Penyimpanan ||

Macam Imunisasi || Penghitungan Jumlah Sasaran || Pemberian

Vaksin||KIPI

Page 18: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

IMUNISASI

adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit

tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Berdasarkan sifat penyelenggaraannya, imunisasi dikelompokkan menjadi imunisasi wajib dan imunisasi

pilihan.

Page 19: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

IMUNISASI

adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit

tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Berdasarkan sifat penyelenggaraannya, imunisasi dikelompokkan menjadi imunisasi wajib dan imunisasi

pilihan.

Page 20: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

IMUNISASI

adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit

tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Berdasarkan sifat penyelenggaraannya, imunisasi dikelompokkan menjadi imunisasi wajib dan imunisasi

pilihan.

Page 21: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

VAKSINadalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara

aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Berdasarkan sifat

penyelenggaraannya, imunisasi dikelompokkan menjadi imunisasi wajib dan imunisasi pilihan.

Page 22: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

PENYIMPANAN VAKSIN

Rantai Vaksin

Suhu Optimum Vaksin Hidup

Suhu Optimum Vaksin Mati

Lemari Es dan Freezer

Susunan Vaksin di dalam Lemari Es

Wadah Pembawa Vaksin

Page 23: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

MACAM-MACAM IMUNISASI

Page 24: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

BCG adalah vaksin untuk mencegah penyakit TBC atau

sering disebut flek paru. BCG dianjurkan diberikan umur 2-

3 bulan atau dilakukan uji tuberkulin dahulu (bila usia anak

lebih dari 3 bulan) untuk mengetahui apakah anak telah

terinfeksi TBC atau belum. Kekebalan untuk penyakit TBC

tidak diturunkan dari ibu ke anak (imunitas seluler),

sehingga anak yang baru lahir tidak memiliki kekebalan

terhadap TBC. Inilah urgensi pemberian imunisasi BCG

umur 2-3 bulan.

IMUNISASI BCG

Page 25: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

BCG tidak dapat diberikan pada penderita dengan

gangguan kekebalan seperti pada penderita leukemia

(kanker darah), anak dengan pengobatan obat steroid

jangka panjang dan penderita infeksi HIV.

IMUNISASI BCG

Page 26: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

Imunisasi polio ada 2 macam, yang pertama oral polio

vaccine, yang sering dijumpai dan memang masih

digunakan oleh Indonesia, yaitu vaksin tetes mulut.

Sedangkan yang kedua inactivated polio vaccine, vaksin ini

diberikan dengan cara disuntikkan. Vaksin polio dengan

cara oral dianggap mudah diberikan, murah, dan

mendekati rute penyakit aslinya, sehingga banyak

digunakan. Sedangkan vaksin polip injeksi dianggap mahal

dan tidak punya efek epidemiologis walaupun efek

proteksinya lebih baik dari cara pemberian oral.

IMUNISASI POLIO

Page 27: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

Polio atau lengkapnya poliomelitis adalah suatu penyakit

radang yang menyerang saraf dan dapat menyebabkan

lumpuh pada kedua kaki. Walaupun dapat sembuh,

penderita akan pincang seumur hidup karena virus ini

membuat otot-otot lumpuh dan tetap kecil. Sejumlah

besar penderita meninggal karena tidak dapat

menggerakkan otot pernapasan. Virus polio menular

secara langsung melalui percikan ludah penderita atau

makanan dan minuan yang dicemari. Pencegahannya

dengan dilakukan menelan vaksin polio 2 (dua) tetes

setiap kali sesuai dengan jadwal imunisasi.

IMUNISASI POLIO

Page 28: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

Penyakit campak mudah menular, dan mereka yang daya

tahan tubuhnya lemah sangat mudah terserang penyakit

yang disebabkan virus Morbili ini. Campak yang tidak

ditangan dapat mengakibatkan komplikasi, terutama pada

campak yang berat. Usia dan jumlah pemberian imunisasi

campak sebanyak 2 kali ( 1 kali di usia 9 bulan, 1 kali di usia

6 tahun). Dianjurkan pemberian campak pertama sesuai

jadwal. Selain karena antibodi dari ibu sudah menurun di

usia 9 bulan, penyakit campak umumnya menyerang anak

usia balita. Jika sampai 12 bulan belum mendapatkan

imunisasi campak, maka pada usia 12 bulan harus

diimunisasi MMR (Measles Mump Rubella).

IMUNISASI CAMPAK

Page 29: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

Banyak jalan masuk virus hepatitis B ke tubuh. Yang potemsial melalui jalan lahir. Cara lain melalui kontak dengan darah penderita, semisal transfusi darah. Upaya pencegahan adalah langkah terbaik. Selain itu, imunisasi merupakan langkah efektif untuk mencegah masuknya virus hepatitis B. Usia Pemberian sekurang-kurangnya 12 jam setelah lahir. Dengan syarat, kondisi bayi stabil, tak ada gangguan pada paru-paru dan jantung. Dilanjutkan pada usia 1 bulan, dan usia 3-6 bulan. Khusus bayi yang lahir dari ibu pengidap VHB, selain imunisasi tersebut dilakukan tambahan dengan imunoglobulin antihepatitis B dalam waktu sebelum usia 24 jam. Namun imunisasi ini tidak dapat diberikan pada anak yang sakit berat.

IMUNISASI HB (HEPATITIS B)

Page 30: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

DPT adalah vaksin yang terdiri dari toksoid difteri dan

tetanus yang dimurnikan, serta bakteri pertusis yang telah

diinaktivasi yang teradsorbsi ke dalam 3 mg / ml

Aluminium fosfat. Thimerosal 0,1 mg/ml digunakan

sebagai pengawet. Indikasi Untuk Imunisasi secara

simultan terhadap difteri, tetanus dan batuk rejan.

Komposisi Tiap ml mengandung : Toksoid difteri yang

dimurnikan 40 Lf Toksoid tetanus yang dimurnikan 15 Lf B,

pertussis yang diinaktivasi 24 OU Aluminium fosfat 3 mg

Thimerosal 0,1 mg.

IMUNISASI DPT

Page 31: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

Vaksin DPT dapat diberikan secara aman dan efektif pada

waktu yang bersamaan dengan vaksinasi BCG, Campak,

Polio (OPV dan IPV), Hepatitis B, Hib dan vaksin Yellow

Fever. Imunisasi DPT kedua tidak boleh diberikan kepada

anak yang mengalami gejala-gejala parah pada dosis

pertama DPT. Komponen pertussis harus dihindarkan, dan

hanya dengan diberi DT untuk meneruskan imunisasi ini.

Untuk individu penderita virus human immunodefficiency

(HIV) baik dengan gejala maupun tanpa gejala harus diberi

imunisasi DPT sesuai dengan standar jadwal tertentu.

IMUNISASI DPT

Page 32: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

Vaksin ini digunakan untuk pencegahan terhadap difteri,

tetanus, pertusis (batuk rejan), hepatitis B dan infeksi

Haemophilus Influenzae tipe b dengan cara simultan.

Imunisasi DPT-HB-Hib merupakan imunisasi rutin yang

diberikan kepada sasarann pada usia 0-11 bulan. Imunisasi

lanjutan DPT-HB,Hib dan Campak, diberikan kepada batita

(Bawah Tiga Tahun). Pemberian Imunisasi DPT-HB,Hib

merupakan bagian dari pemberian imunisasi dasar pada

bayi sebanyak tiga dosis.

IMUNISASI PENTAVALEN/ PENTABIO

( DPT, HB, HIB )

Page 33: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

Vaksin DPT-HB,Hib merupakan pengganti vaksin DPT-HB

sehingga memiliki jadwal yang sama dengan DPT-HB. Pada

tahap awal DPT-HB, Hib hanya diberikan pada bayi yang

belum pernah mendapatkan imunisasi DPT-HB. Apabila

sudah pernah mendapatkan imunisasi DPT-HB dosis

pertama atau kedua, tetap dilanjutkan dengan pemberian

imunisasi DPT-HB sampai dengan dosis ketiga.

IMUNISASI PENTAVALEN/ PENTABIO

( DPT, HB, HIB )

Page 34: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

Sasaran dihitung berdasarkan angka jumlah penduduk, angka kelahiran dari hasil sensus penduduk dari BPS.

PENGHITUNGAN DAN PERENCANAAN

Page 35: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

Berdasarkan angka persentase

kelahiran bayi dari jumlah

penduduk masing-masing

wilayah

Penghitungan Jumlah Sasaran Bayi

Berdasarkan besarnya jumlah

sasaran bayi tahun lalu yang

diproyeksikan untuk tahun ini :

Page 36: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

Berdasarkan angka persentase

kelahiran bayi dari jumlah

penduduk masing-masing

wilayah

Penghitungan Jumlah Sasaran Bayi

Kecamatan:CBR Kabupaten X Jumlh Penduduk 

Kecamatan:CBR Kabupaten X Jumlh Penduduk 

Page 37: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

Berdasarkan besarnya jumlah

sasaran bayi tahun lalu yang

diproyeksikan untuk tahun ini

:

Penghitungan Jumlah Sasaran Bayi

Jumlah bayi desa tahun lalu x Jumlah bayi kecamatan th ini

Jumlah bayi kec.tahun lalu

Page 38: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

Jumlahnya 10 % lebih besar dari jumlah bayi

Sasaran ibu hamil : 1,1 x Jumlah Bayi 22

Penghitungan Jumlah Sasaran Ibu Hamil

Page 39: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan setempat.

Penghitungan Jumlah Sasaran Anak Sekolah Tingkat Dasar

Jumlah sasaran WUS : 21,9 & x Jumlah penduduk

Penghitungan Wanita Usia Subur (WUS)

Page 40: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

Menetapkan berapa besar cakupan imunisasi yang akan dicapai pada tahun yang direncanakan. Target cakupan maksimal 100 %

Penghitungan Target Cakupan

Page 41: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

Jumlah sasaran X Target(%)

IP Vaksin

Jumlah Suntikan (cakupan ) tahun lalu

Jumlah Vaksin yang terpakai tahun lalu

Penghitungan Indeks Pemakaian Vaksin

Penghitungan Kebutuhan Vaksin

Page 42: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

Kebutuhan = Sasaran x Target Cakupan

Perencanaan Kebutuhan Alat Suntik & Safety Box

Kebutuhan alat suntik = jumlah vaksin yg dibutuhkan

Page 43: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

= Jumlah alat suntik BCG+DPT+TT+DT+HB+Campak+Untukoplos

100

Perencanaan Kebutuhan Alat Suntik & Safety Box

Page 44: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

CARA PEMBERIAN VAKSIN

Page 45: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

VAKSIN BCG

Sedian BCG adalah sediaan padat sehingga untuk menggunakannya dibutuhkan pelarut. Pelarut BCG harus dimasukkan ke dalam cool pack 12 jam sebelum

digunakan. Hal ini bertujuan untuk menyamaratakan suhu antara vaksin dan pelarut.

BCG disuntikkan dengan dosis 0,05 ml secara intrakutan. Penyuntikan dilakukan di lengan kanan atas.

Page 46: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

VAKSIN POLIO

Vaksin polio yang akrab digunakan adalah yang secara oral. Sehingga penggunaannya hanya cukup meneteskan dua tetes pada mulut.

Page 47: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

VAKSIN CAMPAK

Sediaan vaksin campak sama seperti BCG yaitu sediaan kering. Sehingga dalam penggunaannya perlu dilarutkan terlebih dahulu.Vaksin campak disuntikkan dengan dosis 0,5 ml secara subkutan. Penyuntikan dilakukan di lengan kiri atas.

Page 48: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

VAKSIN HEPATITIS B

Sediaan vaksin ini adalah cair, sehingga tidak perlu dilarutkan saat akan digunakan.Vaksin Hepatitis B disuntikkan dengan dosis 0,5 ml secara intramuskular. Penyuntikan dilakukan di paha kanan.

Page 49: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

VAKSIN PENTAVALEN/ PENTABIO

Sediaan vaksin ini adalah cair, sehingga tidak membutuhkan pelarut.Vaksin ini disuntikkan dengan dosis 0,5 ml secara intramuskular. Penyuntikkan dilakukan di paha kiri.

Page 50: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

KIPI

Page 51: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

Menurut Komite Nasional Pengkajian dan Penanggulangan KIPI (KN PP KIPI), KIPI adalah semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam

masa 1 bulan setelah imunisasi.

Page 52: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

KLASIFIKASI KIPI

Injection Reaction

Reaksi Vaksin

Tidak Diketahui

Concidential Kesalahan Program

Page 53: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

PELAPORAN KIPI

Identitas

Dokter yang memeriksa

Jenis vaksin yang diberikan, dosis, nomor batch, siapa yang memberikan.

Riwayat KIPI

Gejala atau diagnosis

Saat timbulnya KIPI hingga diketahui, berapa lama interval waktu antara pemberian imunisasi dengan terjadinya KIPI, lama gejala KIPI.

Page 54: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

PELAPORAN KIPI

Apakah terdapat gejala sisa, setelah dirawat dan sembuh

Bagaimana cara menyelesaikan masalah KIPI

Adakah tuntutan dari keluarga

Page 55: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

KIPI YANG HARUS DILAPORKAN 24 JAM PASCA

IMUNISASI:1. Reaksi anafilaksis2. Anafilaksis3. Menangis menjerit yang tidak berhenti

selama >3 jam (persistent incosolable screaming).

4. Hypotonic hypresponsive episode5. Toxic shock syndrome

Page 56: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

KIPI yang harus dilaporkan 5 hari pasca imunisasi:1. Reaksi lokal hebat 2. Sepsis3. Abses pada tempat suntikan

Page 57: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

KIPI YANG HARUS DILAPORKAN 30 HARI PASCA IMUNISASI:

1. Ensefalopati2. Kejang3. Meningitis aseptik4. Trombositopenia5. Lumpuh layuh (accute flaccid

paralysis)6. Meninggal, dirawat di RS7. Reaksi lokal yang hebat8. Abses di daerah suntikan9. Neuritis Brakhial

Page 58: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

Kegiatan pembelajaran ketrampilan

imunisasi meliputi pengamatan

langsung proses imunisasi

KEGIATAN PERTEMUAN ke-2

Page 59: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

PEMBELAJARAN PROSES

PEMBERIAN VAKSIN

ORAL

INTRA MUSKULAR

SUB KUTAN

INTRA KUTAN

Page 60: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

PERSIAPAN ALAT-ALAT PEMBERIAN

VAKSIN

Handscoen

KapasADS

Air Hangat

Page 61: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

Pasien Imunisasi Pentavalen & Polio

Pasien Imunisasi Pentavalen & Polio

Pasien Imunisasi Vaksin T-2

Page 62: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

Praktikan membantu mengisi informed concent dengan ibu pasien dan mengukur suhu aksila. Kemudian petugas imunisasi menyiapkan alat-alat yang diperlukan selama proses imunisasi. Alat-alat yang dibutuhkan antara lain: handscoon, kapas, air hangat, tempat sampah, serta ADS 0,5 ml. Untuk bahan yang diperlukan, petugas imunisasi mengambil vaksin Polio dan vaksin Pentavalen. Vaksin polio diberikan secara oral sebanyak 2 tetes, sedangkan vaksin pentavalen disuntikkan secara intramuskular di paha kiri.

Pasien Imunisasi Pentavalen & Polio

Page 63: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

Imunisasi yang diberikan adalah vaksin tetanus 2 (T-2). Vaksin ini diberikan dengan cara intramuskular di lengan kiri dengan dosis 0,5 cc.

Pasien Imunisasi Vaksin T-2

Page 64: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

KESIMPULAN

Dari kegiatan yang kami lakukan didapatkan bahwa sesuai dengan tujuan

pembelajaran, kami telah memahami dasar-dasar imunisasi, imunisasi di Indonesia,

prosedur imunisasi dasar pada bayi dan calon pengantin wanita, serta melakukan

evaluasi terhadap program imunisasi. Didapatkan pelaksanaan imunisasi di

Puskesmas Kerjo Karanganyar sudah baik walaupun ada beberapa kekurangan.

Antusiasme masyarakat juga sudah baik dilihat dari jumlah masyarakat yang

melakukan imunisasi, sikap mematuhi jadwal imunisasi, mendengarkan penjelasan

mengenai imunisasi dari pihak Puskesmas Kerjo dengan baik, dan sikap tanggap

KIPI yang baik.

Page 65: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

SARAN

Dari hasil pengamatan dalam kegiatan kami masih ditemukan beberapa hal yang

tidak sesuai prosedur imunisasi yang baik, yaitu:

1. Penyimpanan masing-masing dus vaksin di dalam lemari pendingin masih

dalam jarak yang terlalu dekat, sebaiknya diletakkan dengan jarak minimal 1-2

cm.

2. Kotak Syok Anafilaksis sebaiknya diletakkan dekat dengan area pelaksanaan

imunisasi agar lebih mudah digunakan saat terjadi syok anafilaksis.

Saran untuk kelompok kami adalah mempelajari lebih lanjut prosedur pelaksanaan

imunisasi dan cara berkomunikasi dengan pasien yang baik agar kedepannya dapat

diaplikasikan dalam pekerjaan dan tidak terjadi kesalahan yang tidak diinginkan.

Page 66: Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

FIELD LAB IMUNISASI

Lokasi:Puskesmas Kerjo

Karanganyar

Oleh:Kelompok B10Amalia Ifanasari

G0014022Amalina Yasserli A.

G0014024Bagas Muhammad

G0014052Dinnar Pridea Rizky

G0014074Eksalanti Thenia

G0014080Handy Nugraha

G0014112M. Sandhia M. P.

G0014142Made Larashati P. W.

G0014144Rafael Bagus Y.

G0014190Riska Amalia Rahma

G0014202Rizka Andhazsari S.

G0014206Trisandi Adi P.

G0014230

Kami mengucapkan Terimakasih kepada:

Katarina Iswati, dr. selaku Kepala Puskesmas KerjoFitri Nur Rachmawati, dr.

selaku Instruktur LapanganIbu Anik selaku Pembimbing

LapanganSegenap Karyawan Puskesmas

Kerjo Karanganyar

TERIMAKASIH