Presentasi donal fariz icw

20
MENJERAT PELAKU PERDAGANGAN PEGARUH (TRADING IN INFLUENCE) Oleh : DONAL FARIZ INDONESIA CORRUPTION WATCH

Transcript of Presentasi donal fariz icw

Page 1: Presentasi donal fariz icw

MENJERAT PELAKU PERDAGANGAN PEGARUH (TRADING IN INFLUENCE)

Oleh : DONAL FARIZINDONESIA CORRUPTION WATCH

Page 2: Presentasi donal fariz icw

TANTANGAN PEMBERANTASAN KORUPSI

“Kondisi Korupsi” Indonesia

Page 3: Presentasi donal fariz icw

211 2012

Global Corruption Barometer 2013

Page 4: Presentasi donal fariz icw

Problem Pendanaan Parpol• Partai politik belum mandiri dalam mengumpulkan pendanaan mereka. Kecenderungan yang

terjadi partai politik masih mengadalkan pendanaan dari sumber yang tidak sah• Kebijakan dan keuangan Negara masih rentan dijadikan sebagai pintu masuk mendapatkan

modal politik secara instan• Tata kelola dalam pengelolaan keuangan sebagian besar partai politik belum ada. Keuangan

hanya diketahui oleh segelir elit partai• Sebagian besar dana partai digunakan untuk kegiatan operasional sehingga pendanaan

pendidikan politik dikesampingkan• Sebagian besar partai politik tidak mempunyai prosedur dan tatacara pelaporan laporan

keuangan dan belum mempunyai Petugas Pelaksana Informasi Daerah (PPID)• Beberapa kasus yang melibatkan kader partai di Senayan menunjukkan adanya

penyahgunaan kekuasaan dan kewenangan yang mereka miliki untuk mengumpulkan rente demi kepentingan pribadi dan atau partai

Page 5: Presentasi donal fariz icw

Masalah KrusialKorupsi Politik Belum Ditangani scr MemadaiKorupsi Politik Belum Ditangani scr Memadai

Koordinasi Institusi Penegak HukumKoordinasi Institusi Penegak Hukum

Strategi Pemberantasan KorupsiStrategi Pemberantasan Korupsi

Lembaga penegak hukum utama: Kepolisian, Kejaksaan, KPKLembaga pendukung: PPATK, BPK, BPKP, dll

Beberapa istilah: State Capture, Politik Kartel, Bosism, Shadow State, Informal Economy

Prioritas sektor? Dukungan politik?

Faktor Penghambat? Anggaran?

Page 6: Presentasi donal fariz icw

Shadow State

KARAKTER

1. Pelapukan Negara

Praktek “informal economy” lahir karena lapuk dan melemahnya negara

2. Akumulasi Keuntungan

Target jangka pendek keuntungan ekonomi – politik diluar bingkai regulasi formal

3. Manipulasi Kebijakan Publik

Sebagai “balas jasa” pada pebisnis, aktor politik dan birokrasi memanipulasi kebijakan publik

4. Persekongkolan Politik-Bisnis

Aktor utama dalam “informal economy” ini adalah kekuatan politik (penyelenggara negara) dengan kelompok bisnis dengan kerjasama “saling menguntungkan”

Page 7: Presentasi donal fariz icw

Trading in Influence

Page 8: Presentasi donal fariz icw

Ketentuan TITrading in influence diatur dalam pasal 18 huruf (a) dan (b) UNCAC

Each State Party shall consider aopting such legislative and other measures as may be necessary to establish as criminal offences, when committed intentionally:

• “The promise, offering or giving to a public official or any other person, directly or indirectly,

of an undue advantage in order that the public official or the person abuse his or her real or supposed influence with a view to obtaining from an administration or public authority of the State Party an undue advantage for the original instigator of the act or for any other person”.

• The solicitation or acceptance by a public official or any other person, directly or indirectly, of an undue advantage for himself or herself or for another person in order that the public official or the person abuse his or her real or supposed influence with a view to obtaining from an administration or public authority of the State Party an undue advantage

Page 9: Presentasi donal fariz icw

Element Penting1. ‘Traiding in influence’ bersifat non madatotry offences2. Hakikat Pasal 18a dan Pasal 18b UNCAC mendefinisikan ‘traiding in influence’,

yakni active traiding in influence dan pasive traiding in influence 3. Bentuk kesalahan dalam pasal tersebut adalah kesengajaan yang berarti

menghendaki adanya pengetahuan dan kehendak (weten en wilen) dari pelaku4. Frasa ‘...yang nyata atau yang dianggap ada...’ Artinya, untuk membuktikan

adanya penyalahgunaan pengaruh, tidak mesti ada penyalahgunaan pengaruh secara nyata tetapi cukup berdasarkan suatu anggapan bahwa perbuatan tersebut adalah penyalahgunaan pengaruh.

5. Subjek hukum yang dapat dipidana atau adresat dari pasal tersebut tidak hanya pejabat publik tetapi juga setiap orang baik yang mempunyai hubungan dengan pejabat publik tersebut maupun tidak.

6. Dengan istilah “keuntungan yang tidak semestinya/ undue advantages” , UNCAC mencakup lingkup yang luas dari insentif dijanjikan atau ditawarkan kepada pejabat publik atau orang lain.

Page 10: Presentasi donal fariz icw

Perbedaan Trading In Influence dengan Suap

Suap Trading in Influence

Belum diatur di Hukum Positif Indonesia Diatur dalam Pasal 5 Ayat (1) dan (2), Pasal 11, Pasal 12 (a) dan (b) UU No 31 Tahun 1999 Jo No 20 Tahun 2001

Bilateral relationship Trilateral relationship dan Bilateral relationship

Penerima janji atau penerima hadiah mutlak berasal dari pegawai negeri atau penyelenggara negara

Pelaku dapat berasal dari bukan penyelenggara negara, namun memiliki akses atau kekuasaan kepada otoritas publik. Hal ini dapat ditemukan pada frasa “public official or any other person” (pasal 18 huruf (a) UNCAC)

Salah satu unsur utama dalam suap adalah perbuatan pelaku bertentangan dengan kewajiban atau kewenangannya atau menurut pikiran pemberi tindakannya ada hubungannya dengan jabatan si penerima.

Tindakan pelaku tidak memiliki pertentangan secara lansung dengan kewajiban atau kewenangannya.

Penerima menerima sesuatu hadiah atau janji. Hadiah dalam Putusan Hoge Raad tanggal 25 April 1916 adalah “sesuatu yang memikili arti

Pelaku perdagangan pengaruh menerima keuntungan yang tidak semestinya (undue advantage). Sehingga cakupannya lebih luas daripada suap.

Page 11: Presentasi donal fariz icw

Perbedaan Trading in Infuence dengan Pemerasan

Pemerasan Trading in Influence

Pasal 368 KUHP(1) Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa seorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagianadalah kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya membuat hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena pemerasan dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan.

Perdagangan pengaruh pada umumnya tidak disertai dengan kekerasan atau ancaman kekerasan.

Page 12: Presentasi donal fariz icw

Trading in Influence dan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

KORUPSI Korupsi adalah tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang tindak pidana korupsi.

KOLUSI Kolusi adalah permufakatan atau kerjasama secara melawan hukum antar-Penyelenggara Negara atau antara Penyelenggara Negara dan pihak lain yang merugikan orang lain, masyarakat dan atau negara.

NEPOTISME Nepotisme adalah setiap perbuatan Penyelenggara Negara secara melawan hukum yang menguntungkan kepentingan keluarganya dan atau kroninya di atas kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.

Bandingkan dengan UU No 28 Tahun 1999 tentang pemerintahan yang bebas KKN

Page 13: Presentasi donal fariz icw

3 Pola Perdagangan Pengaruh

1. Pola Vertikal

PIHAK YANG MEMIMILI PENGARUH

KLIEN

KEBIJAKAN

1. Model perdagangan pengaruh dengan pola vertical banyak terjadi karena transaksi politik atau lembaga tertentu dengan orang yang berpengaruh

2. Dalam model perdagangan pengaruh vertical, pihak yang berpengaruh merupakan pihak yang memiliki kekuasaan/ kewenangan.

3. Pengaruh yang dimilikinya digunakan untuk memberikan insentif kepada perorangan atau kelompok tertentu.

Page 14: Presentasi donal fariz icw

Pola ke 2

Pola Vertikal dengan Broker

BIHAK YANG BERPENGARUH

KLIEN

CALOCALO

1. Model perdagangan pengaruh vertical dengan broker lazim terjadi pada lingkungan kekuasaan dan jabatan publik. Mereka yang dekat dengan kekuasaan salah satunya adalah keluarga

2. Dalam model ini, broker menjadi individu atau kelompok yang memanfaatkan pengaruh entitas pejabat public

3. Model ini lazim terjadi dalam proyek-proyek pengadaan dan penempatan seseorang menjadi penyelenggara Negara.

Page 15: Presentasi donal fariz icw

Pola ke 3

Pola Horizontal

Pihak berpengaru

h merangkap

calo

Otoritas pihak berpengaruh

Klien

1. Dalam model perdagangan pengaruh horizontal, klien atau pihak berkepentingan bersama calo merupakan dua pihak yang aktif, sementara otoritas pejabat publik merupakan pihak yang dipengaruhi

2. Klien menyerahkan uang kepada pihak berpengaruh yang bukan penyelenggara negara.

3. Jika klien lansung menyerahkan uang kepada otoritas pejabat publik, maka dapat lansung dijerat dengan pasal suap.

4. Model kedua horizontal banyak terjadi di lingkup partai politik yang memiliki jaringan kepada kekuasaan eksekutif. Orang-orang yang berada di stuktur pemerintah sering dipengaruhi kebijakannya oleh faktor eksternal terutama berasal dari partai politik itu sendiri.

Page 16: Presentasi donal fariz icw

Memformulasikan perdagangan pengaruh

Definisi Pengaruh• Oxford Dictionary

Oxford dictionary menggunakan terminologi influence peddling. Pengertiannya adalah “the use of position or political influence on someone’s behalf in exchange for money or favour “

• Artidjo Alkostar Pengaruh adalah suatu tekanan yang mempengaruhi sikap orang untuk menentukan pendapatnya sehingga dengan demikian lebih bersifat tekanan. dimana tekanan dapat berupa: (1) tekanan Kekuasaan politik, (2) tekanan ekonomi.

Page 17: Presentasi donal fariz icw

Siapa saja yang dianggap memiliki pengaruh

• Pejabat publik sebagaimana mengacu kepada Pasal 1 angka 8 Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik

• Ketua Umum Partai Politik dan strukturnya ke bawah• Orang yang memiliki hubungan kekeluargaan dengan pejabat

publik• Pengusaha

Page 18: Presentasi donal fariz icw

Rekomendasi Pengaturan

BAB “X”MEMPERDAGANGKAN PENGARUH

PASAL “Y”

Diancam karena memperdagangkan pengaruh dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun, paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling sedikit Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah), paling banyak Rp. 750.000.000,- (tujuh ratus lima puluh juta rupiah) :

• Setiap orang yang memberikan janji atau penawaran atau pemberian sesuatu apapun kepada pejabat publik atau orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung agar pejabat publik atau orang lain tersebut menyalahgunakan pengaruhnya yang nyata atau yang dianggap ada dengan maksud memperoleh sesuatu dari otoritas administrasi atau publik untuk kepentingan orang tersebut atau siapa pun.

• Pejabat publik atau setiap orang yang menerima janji atau penawaran atau pemberian

sesuatu apapun, baik secara langsung maupun tidak langsung, manfaat yang tidak semestinya untuk dirinya atau untuk orang lain agar pejabat publik atau orang tersebut menyalahgunakan pengaruhnya yang nyata atau yang dianggap ada dengan maksud memperoleh sesuatu dari otoritas administrasi atau publik untuk kepentingan orang tersebut atau siapa pun.

Page 19: Presentasi donal fariz icw

Rekomendasi ke depan• Perkembangan modus dan actor korupsi yang terjadi belakangan ini

menunjukkan bahwa actor intelektual dari kejahatan korupsi seringkali muncul dari kekuatan politik yang bukan seorang penyelenggara Negara dengan cara memperdagangkan pengaruh yang dimilikinya (trading in influence). Sehingga delik ini sudah saatnya diatur dalam aturan hukum di Indonesia

• Pengaturan yang paling tepat untuk mengadopsi ketentuan perdagangan pengaruh tersebut adalah melalui revisi Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi. Namun perlu trik khusus untuk memasukkan pasal ini karena dipastikan akan muncul resistensi dari partai-partai politik.

Page 20: Presentasi donal fariz icw

Terimakasihwww.antikorupsi.org