presentasi cara pembuatan dokumentasi Akreditasi Rs Lengkap

660
Dokumentasi Akreditasi RS Dr Abdul Rochman 1

description

presentasi cara pembuatan dokumentasi Akreditasi Rs Lengkap

Transcript of presentasi cara pembuatan dokumentasi Akreditasi Rs Lengkap

  • Dokumentasi Akreditasi RS

    Dr Abdul Rochman

    1

  • 15 pokja

    2

  • SURVEI ULANG

    (RE SURVEI)

  • 4

  • MUTU

    YAN

    KESELA

    MATAN

    PASIEN

    5

  • 6

  • P

    7

  • 8

    P

    O

    a

    tan

  • 9

    K

    Prof

  • 10

  • NASIONAL

    PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

    Undang-undang Peraturan Pemerintah PMK, KMK Pedoman

    RUMAH SAKIT

    REGULASI

    Kebijakan Pelayanan RS Panduan Pelayanan SPO RKA/RBA

    UNIT KERJA

    KETENTUAN TERTULIS

    Kebijakan Pelayanan Unit Kerja

    Pedoman Pengorganisasian

    Pedoman Pelayanan SPO Program

    11

  • 12

    ISTILAH PENGERTIAN

    KEBIJAKAN Rangkaian konsep & asas yg menjadi grs

    besar & dasar rencana dlm pelaksanaan suatu

    pekerjaan, kepemimpinan dan cara bertindak

    PEDOMAN Kumpulan ketentuan dasar yg memberi arah

    bgmn sesuatu harus dilakukan; hal pokok

    yang menjadi dasar (pegangan, petunjuk,

    dsb) untuk menentukan atau melaksanakan

    sesuatu

  • 13

    ISTILAH PENGERTIAN

    PANDUAN (buku) petunjuk

    STANDAR

    PROSEDUR

    OPERASION

    AL

    Suatu perangkat instruksi/ langkah-2 yang

    dibakukan untuk menyelesaikan proses

    kerja rutin tertentu.

    SPO memberikan langkah yang benar

    dan terbaik berdasarkan konsensus

    bersama untuk melaksanakan berbagai

    kegiatan dan fungsi pelayanan yang

    dibuat oleh sarana pelayanan kesehatan

    berdasarkan standar profesi

  • POKJA 8 PMKP

    14

  • UU no 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

    UU no 44 tahun 2014 tentang RS

    PMK no 1438 tentang standar pelayanan kedokteran

    PMK 1691 tentang Keselamatan Pasien

    Standar Pelayanan Minimal RS

    Pedoman Peningkatan Mutu (Konsep dan Prinsip)

    Panduan Keselamatan Pasien

    Sistem pencatatan dan pelaporan IKP (PERSI)

    15

  • Kebijakan PMKP

    Pedoman PMKP

    Pedoman manajemen risiko RS

    Panduan Keselamatan Pasien*

    Panduan Pencatatan & Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP)

    Panduan/SPO pencatatan, pelaporan, analisa dan validasi Indikator Mutu

    Panduan/SPO pemilihan area prioritas utk PPK & CP

    SPO validasi data yg akan di publikasi

    Program PMKP RS

    Program PMKP unit kerja

    16

  • Bukti pelaksanaan rapat penyusunan Program PMKP,

    monitoring capaian indikator mutu, koordinasi dng komite PPI,

    Bukti audit CP pra implementasi dan paska impelementasi

    Bukti pencatatan indikator mutu di unit kerja form sensus

    harian or pencatatan on-line

    Profil/kamus indikator untuk setiap indikator, termasuk data

    surveilance

    Bukti laporan capaian indikator dari unit kerja ke Komite PMKP

    Bukti validasi dan analisis data di Komite PMKP

    Bukti desiminasi data dari Komite PMKP ke unit yan, staf medis

    dan staf keperawatan

    17

  • Bukti diklat mutu utk Direksi, Para pimpinan RS,

    Komite PMKP dan PIC data

    Laporan IKP sentinel, KTD, KTC, KNC

    Risk grading dan hasil analisa laporan IKP RCA &

    investigasi sederhana

    Dokumen pelaksanaan Risk manajemen

    Dokumen FMEA

    18

  • STD EP DOKUMEN

    PMKP 1 1 Kebijakan perencanaan program PMKP

    Dokumen pelaksanaan perencanaan program PMKP (notulen rapat)

    2 Kebijakan pelaksanaan monitoring program PMKP

    Dokumen pelaksanaan monitoring program PMKP

    3 Ketentuan Mekanisme pengawasan program PMKP

    Dokumen pelaksanaan pengawasan program PMKP

    4 Kebijakan pelaporan program PMKP ke pemilik

    Dokumen laporan program PMKP dari Direktur RS ke Pemilik

    Kebijakan di EP 1 s/d 4 bisa dijadikan satu dan bisa dimasukan di buku pedoman PMKP (PMKP 2)

    PMKP 1.1 1 Komite PMKP/Komite Mutu/Tim KPRS

    Notulen rapat komite PMKP/Komite Mutu/Tim KPRS

    2. Program PMKP

    3. Program PMKP terdiri dari minimal :

    PPK dan clinical pathway

    Indikator area klinis, manajerial dan sasaran keselamatan pasien

    Insiden Keselamatan Pasien

    Risiko Manajemen Klinis -> FMEA

    4. Program PMKP koordinasi dng yang lain :

    Pengawasan PPI (PPI 10 EP 1)

  • Penilaian kinerja (TKP 3.4 EP2, KPS 11 EP 1, KPS 14 EP 1, KPS 17 EP1)

    Notulen rapat Komite PMKP dengan Komite PPI

    5 Program PMKP

    PMKP 1.2 1. SK Penetapan pengukuran/indikator prioritas Lihat PMKP 3.1, 3.2, 3.3)

    2. SK Penetapan prioritas yang diperbaiki bisa lihat PMKP 2.1, area prioritas untuk

    dibuatkan PPK dan clinical pathway 3. SK Penetapan bahwa SKP merupakan prioritas

    Catatan : SK penetapan prioritas yang di EP 1, 2 dan 3 bisa dijadikan satu, penetapan prioritas bisa dijadikan

    satu di buku pedoman PMKP PMKP 1.3. 1. Sistem manajemen data (Ketentuan Pengelolaan data indikator mutu/SPM RS

    2. Software untuk analisa data

    PMKP 1.4. 1. Kebijakan/ketentuan pelaksanaan komunikasi dan informasi tentang program

    PMKP termasuk publikasi data dan media apa yang digunakan

    2. Dokumen pelaksanaan komunikasi dan informasi (notulen rapat, papan

    pengumuman, surat edaran, kegiatan diklat, dll)

    3. Dokumen pelaksanaan komunikasi termasuk SKP

    PMKP 1.5 1. Program diklat PMKP para pimpinan di RS, PIC pengumpul data, staf komite

    PMKP/Mutu RS

    2. CV nara sumber diklat PMKP

  • 3. Bukti diklat PMKP undangan, daftar hadir, materi

    PMKP 2 1. Pedoman PMKP, sistematika yg disarankan sbb :

    Pendahuluan

    Latar belakang

    Tujuan

    Pengertian

    Kebijakan

    Pengorganisasian

    Kegiatan PMKP (design/upaya PMKP)

    Metode

    Pencatatan dan Pelaporan

    Monitoring dan Evaluasi

    Penutup

    Catatan : Pedoman PM bisa sendiri terpisah dengan Panduan KPRS, bisa

    juga dijadikan satu

    2. Kegiatan PMKP sesuai dengan elemen yang ada di maksug dan tujuan

    3. Indikator-indikator yang ditetapkan (lihat PMKP 3.1, 3.2, 3.3)

    4. Laporan program PMKP

    PMKP 2.1 1. 5 PPK, 5 clinical pathway dan atau 5 protokol klinis

    2. Panduan penyusunan dan penerapan PPK, CP dan atau protokol klinis

  • 3. Bukti implementasi 5 PPK, 5 clinical pathway dan atau 5 protokol klinis di RM

    4. Hasil audit penerapan PPK, CP dan atau protokol klinis varian berkurang

    PMKP 3 1 Program PMKP lihat sasaran program : area klinis, manajerial dan sasaran

    keselamatan pasien

    2 Program PMKP lihat rincian kegiatan pengukuran indikator area klinis,

    manajerial dan sasaran keselamatan pasien

    3 Sistem laporan program PMKP mulai dari unit kerja sampai ke pimpinan RS lihat

    di buku pedoman PMKP PMKP 3.1 1. Penetapan indikator di 11 area klinis, minimal setiap area klinis 1 indikator. Bila

    bukan RS Pendidikan maka area riset termasuk TDD

    2. 5 indikator dari JCI

    3. Dasar pemilihan indikator sains dan bukti lihat profil indikator

    4. Indikator yg dipilih struktur, proses dan hasil lihat profil indikator

    5. Profil indikator

    6. Hasil pengumpulan data, analisa dan RTL (lihat di PMKP 4)

    PMKP 3.2 1. Penetapan indikator di 9 area manajerial , minimak setiap area manajerial 1

    indikator

    2. Dasar pemilihan indikator sains dan bukti lihat profil indikator

    3. Indikator yg dipilih struktur, proses dan hasil lihat profil indikator

    4. Profil indikator

  • 5. Hasil pengumpulan data, analisa dan RTL (lihat di PMKP 4)

    PMKP 3.3 1. Indikator untuk 6 SKP, minimal 1 indikator untuk setiap SKP

    2. Program PMKP lihat kegiatan indikator SKP

    3. Hasil pengumpulan data, analisa dan RTL (lihat di PMKP 4)

    PMKP 4 1. SOP pengumpulan, pelaporan dan analisa data

    Hasil pengumpulan data, analisa dan RTL

    2. CV petugas pengumpul dan analisa data

    3. Hasil analisis data dengan metoda statistik

    4. Laporan hasil analisis

    PMKP 4.1. 1. Lihat profil indikator

    2. Analisis sesuai dengan frekuensi yang ditetapkan di profil indikator

    PMKP 4.2 1. Hasil analisis berdasarkan trend RS

    2. Hasil analisis yang dibandingkan dng RS lain

    3. Hasil analisis yang dibandingkan dng standar

    4. Hasil analisis yang dibandingkan dng praktik yang baik

    PMKP 5 1. Kebijakan dan prosedur validasi data/SPO validasi data

    2. Kebijakan dan prosedur validasi data/SPO validasi data

    3. Hasil validasi data indikator di PMKP 3.1 (contoh)

    PMKP 5.1 1. Kebijakan dan prosedur validasi data yang disampaikan ke publik

    2. Hasil validasi data yang disampaikan ke publik (contoh)

    PMKP 6 1. Definisi operasional sentinel

  • 2. Panduan/SPO/Tata laksana melakukan RCA

    3. Hasil analisis RCA

    4. RTL dari RCA

    PMKP 7 1. Hasil analisis KTD yang ada peningkatan

    2. Hasil analisis reaksi transfus

    3. Hasil analisis reaksi obat

    4. Hasil analisis kesalahan obat

    5. Hasil analisis ketidak cocokan Dx pra dan paska operasi.

    6. Hasil analisis KTD selama sedasi moderat atau dalam dan anestesi.

    7. Hasil analisis kegiatan lainnya.

    PMKP 8. 1. Tetapkan definisi KNC (defiinisi operasional KNC)

    2. Tetapkan jenis kejadian yg harus dilaporkan sbg KNC

    3. SPO pencatatan dan pelaporan

    4. Hasil analisis dan tindak lanjut

    PMKP 9. 1. Program PMKP

    Bukti-bukti pelaksanaan kegiatan PMKP

    2. Hasil perbaikan di area prioritas lihat PMKP 2.1 EP 4, PMKP 4

    3. Laporan perbaikan yang sudah dilakukan

    PMKP 10. 1. Hasil PSA/PDCA di area prioritas (PMKP 2.1; 3.1; 3.2, 3.3)

    2. Komite PMKP/Komite Mutu/Tim KPRS, PIC data.

    3. Hasil PDSA/PDCA

  • 4. Hasil PDSA/PDCA

    5. Laporan PMKP capaian indikator mutu

    6. Hasil PDSA/PDCA

    7. Laporan kegiatan

    PMKP 11 1. Manajemen Risiko Klinis hasil Risk Asesment

    2. FMEA

    3. RTL dari FMEA

  • Bentuk dokumen SK Direktur RS

    Kebijakan merupakan lampiran dari SK Direktur

    tersebut.

    Alternatif lainnya Kebijakan merupakan salah

    satu bab di pedoman PMKP

    Isi kebijakan diambil dari standar dan elemen

    penilaian yang ada di PMKP 1 sampai dengan

    PMKP 1.5

    26

  • Pimpinan berpartisipasi dalam perencanaan,

    pelaksanaan dan monitoring program PMKP

    Pimpinan menetapkan mekanisme pengawasan

    program PMKP

    Pimpinan melaporan hasil kegiatan program PMKP ke

    pemilik

    Pimpinan menetapkan prioritas yang di evaluasi

    Pimpinan menetapkan prioritas kegiatan PMKP

    Pimpinan memahami teknologi dan unsur bantuan lain

    27

  • Seluruh unit kerja di RS melaksanakan program PMKP

    Program menangani sistem dari RS, rancangan sistem

    dan rancang ulang dari PMKP, dengan menerapkan

    pendekatan sistematik

    Program menangani koordinasi semua komponen dari

    kegiatan penilaian/pengukuran dan pengendalian

    mutu

    SKP merupakan salah satu program prioritas PMKP

    Hasil PMKP di info kan ke staf secara reguler

    Program diklat PMKP, dll

    28

  • 29

  • Alternatif I pedoman mutu & KP

    dijadikan satu

    Alternatif II pedoman mutu dan KP

    dipisah ada dua buku :

    Pedoman PM

    Panduan KP

    30

  • SISTEMATIKA PEDOMAN PMKP

    1. Pendahuluan

    2. Latar belakang

    3. Tujuan

    4. Pengertian

    5. Kebijakan*

    6. Pengorganisasian

    7. Kegiatan

    8. Metode

    9. Pencatatan dan Pelaporan

    10.Monitoring dan Evaluasi

    11.Penutup

    31

  • 2. Latar Belakang

    Agar diuraikan data-data capaian indikator mutu

    dan insiden keselamatan pasien baik di tingkat

    dunia, nasional maupun di tingkat RS sendiri. Data-

    data tersebut dapat merupakan dasar mengapa

    upaya PMKP perlu dilaksanakan di RS.

    Selain data, bisa juga diuraikan peraturan-

    perundangan yang mewajibkan RS melaksanakan

    upaya PMKP

    32

  • Yang dimaksud tujuan disini adalah tujuan dari

    upaya PMKP, bukan tujuan dari buku pedoman

    Tujuan agar dapat menggambarkan apa yg ingin

    dicapai RS

    Tujuan lihat juga tujuan program PMKP

    meningkatkan mutu dng mengurangi risiko insiden

    keselamatan pasien

    33

  • 4. PENGERTIAN

    Peningkatan mutu &

    keselamatan pasien

    upaya peningkatan mutu

    Keselamatan Pasien

    Clinical pathway

    Indikator klinis

    Indikator manajemen

    Indikator sasaran

    keselamatan pasien

    Sentinel

    Kejadian Tidak

    Diharapkan,

    Kejadian Nyaris Cedera,

    Kejadian Tidak Cedera,

    Kondisi Potensial Cedera

    RCA

    Risk Manajemen

    FMEA

    34

  • 5. KEBIJAKAN PMKP

    Lihat kebijakan di SK kebijakan

    Catatan : Kebijakan bisa berbentuk

    SK sendiri

    35

  • 6. PENGORGANISASIAN

    Agar dijelaskan organisasi/unit yg menangani program PMKP

    (Tim/Komite) Uraian tugas, tata hubungan kerja dengan unit

    kerja lainnya dan dengan komite medis, komite ppi

    Jelaskan juga bila ada staf pendukung program (mis PIC

    pengumpul data, champion-2) uraian tugas dan tata

    hubungan kerjanya dengan Komite/Tim PMKP

    Bila ada tim peningkatan mutu spesifik di

    Departemen/Instalasi/Unit uraikan fungsi, peran dan dan

    tanggung jawabnya serta tata hubungan kerja dengan

    Komite/Tim PMKP

    36

  • 6. PENGORGANISASIAN

    Tata hubungan kerja dng Komite PPI

    Bentuk Struktur organisasi diserahkan

    ke RS yang penting di RS ada 1 2

    orang yang full time mengelola

    program PMKP (tidak double job)

    37

  • 38

    KETUA

    KOMITE/PANITIA PMKP

    TIM/PJ PENINGKATAN

    MUTU TIM/PJ KPRS

    Sekretaris

  • 39

    KOORDINATOR PMKP

    TIM/PJ PENINGKATAN

    MUTU TIM/PJ KPRS

    Sekretaris

  • 40

    KETUA

    KOMITE/PANITIA PMKP

    ANGGOTA

    Sekretaris

  • 41

    KETUA

    RISK MANAJEMEN

    PENINGKATAN MUTU

    KPRS K-3 RS

    Sekretaris

  • 42

    KETUA

    PMKP & PENILAIAN KINERJA

    PENINGKATAN MUTU

    KPRS PENILAIAN KINERJA

    Sekretaris

  • PPK & Clinical Pathway

    Indikator Mutu (klinis, Manajemen, Sasaran keselamatan Pasien, unit kerja, surveilance PPI)

    Keselamatan Pasien (IKP, Risk Manajemen, FMEA)

    Penilaian kinerja (RS, Unit kerja, Para Pimpinan RS, Tenaga profesi, Staf)

    Evaluasi kontrak & perjanjian lainnya

    Diklat PMKP

    Program PMKP di unit kerja

    Program-2 spesifik, bila ada. PMI/PME di lab, MPKP di bidang keperawatan, dll

    KEGIATAN INI AGAR DIURAIKAN SECARA RINCI & JELAS, TERMASUK BAGAIMANA DESIGN MUTU NYA.

    43

  • Model/Metode yang digunakan untuk

    melaksanakan PMKP buat diagram siklus mutu

    dan dijelaskan untuk setiap komponen, bisa

    menggunakan siklus mutu dari JCI atau yg lainnya

    (PDSA) quality improvement tool yang

    dipergunakan

    44

  • PLAN (P) Rencana perubahan atau uji bagaimana

    sesuatu bekerja.

    DO (D) Melaksanakan rencana.

    STUDI (S) Lihatlah hasilnya. Apa yang kau ketahui?

    ACT (A) Tentukan tindakan apa yang harus

    diambil untuk meningkatkan.

    Ulangi seperlunya sampai tujuan yang diinginkan tercapai

    45

  • Belum ada prosedur untuk

    membandingkan daftar obat pasien

    yang diminum sebelum masuk rawat

    inap terhadap order pertama obat

    47

  • P SPO rekonsiliasi obat

    D Dilaksanakan rekonsiliasi obat

    S Analisa hasil kepatuhan pelaksanaan rekonsiliasi obat kepatuhan masih 60 %

    A Rencana tindak lanjut upaya perbaikan untuk meningkatkan kepatuhan misalnya : edukasi staf

    SIKLUS I

    P Edukasi staf

    D Pelaksanaan edukasi staf

    S Analisa hasil kepatuhan pelaksanaan rekonsiliasi obat kepatuhan masih 90 %

    A Rencana tindak lanjut upaya perbaikan untuk meningkatkan kepatuhan

    SIKLUS I I

    48

  • 49

    Function or Process

    Objective

    Improvement/

    Innovation

    Internal Database

    Comparative

    Information

    Design

    Redesign Design

    Improve

    Assess

    Measure

    Improvement

    Priorities

    SIKLUS MUTU JCR

  • Function or Process

    Pelayanan dispensing

    Measure

    Waktu tunggu pelayanan obat jadi Tidak adanya kesalahan pemberian obat

    Internal Database

    Data base

    Waktu tunggu pelayanan obat jadi = 35 mt

    Tidak adanya kesalahan pemberian obat = 95 %

    Assess

    Lakukan analisa dng melihat trend, dengan standard dan

    faktor-faktor penyebab

    Comparative Information

    Nilai SPM

    Waktu tunggu 30 mt

    Tidak ada kesalahan = 100 %

    Improvement Priorities

    Prioritas peningkatan : Penurunan kejadian kesalahan

    pemberian obat

  • Improve

    Meningkatkan Tidak adanya kesalahan pemberian obat

    Improvement/

    Innovation

    Review SPO dispensing perbaikan SPO dispensing

    Redesign

    Telaah resep (MPO 5.1) Sistem penyaluran obat dng dosis yg tepat kepada pasien yg tepat, di saat yg tepat (MPO 5.2)

    Objective

    Mengurangi kesalahan pemberian obat

  • 9. PENCATATAN & PELAPORAN

    Pencatatan bagaimana proses pencatatan kegiatan

    PMKP, misalnya sensus harian indikator mutu, dll

    Pelaporan

    Alur laporan data indikator mutu : unit kerja Komite PMKP

    Direktur RS Pemilik

    Feed back data hasil analisa indikator mutu : Komite PMKP

    Direktur RS unit kerja

    Alur laporan IKP : unit kerja Komite PMKP Direktur RS -

    Pemilik

    Feedback insiden report : Direktur unit kerja

    Alur laporan evaluasi kontrak & feedback nya.

    CATATAN : Perlu dibuat panduan :

    1. Panduan pencatatan & pelaporan IKP

    2. Panduan pencatatan & pelaporan indikator mutu

    52

  • 10. MONITORING & EVALUASI

    Uraikan dengan jelas bagaimana RS

    melakukan monev program, mis :

    - Melalui rapat

    koordinasi/manajemen meeting

    - Audit internal dan & eksternal, dll

    53

  • 10. PENUTUP

    Program PMKP merupakan kegiatan

    Peningkatan Mutu yang berjalan

    secara berkesinambungan &

    berkelanjutan

    Buku Pedoman PMKP akan di review

    secara berkala, paling lambat 3 tahun

    sekali 54

  • 55

  • 1. Pendahuluan

    2. Latar belakang

    3. Tujuan umum & khusus

    4. Kegiatan pokok & rincian kegiatan

    5. Cara melaksanakan kegiatan

    6. Sasaran

    7. Skedul (jadwal) pelaksanaan kegiatan

    8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan & pelaporannya

    9. Pencatatan, pelaporan & evaluasi kegiatan

    56

  • 1. PENDAHULUAN

    Yang ditulis dalam pendahuluan adalah

    hal-hal yang bersifat umum yang masih

    terkait dengan program peningkatan

    mutu pelayanan rumah sakit.

    57

  • 2. LATAR BELAKANG

    Latar belakang adalah merupakan justifikasi

    atau alasan mengapa program peningkatan

    mutu pelayanan tersebut disusun. Sebaiknya

    dilengkapi dengan data-data sehingga alasan

    diperlukan program peningkatan mutu

    pelayanan tsb dapat lebih kuat.

    58

  • 3. TUJUAN UMUM & KHUSUS

    UMUM

    Terlaksananya peningkatan mutu pelayanan RS secara berkelanjutan dan berkesinambungan melalui pengurangan

    risiko keselamatan pasien

    KHUSUS

    1. Agar asuhan klinis terstandarisasi secara konsisten dan sesuai dengan pengetahun profesional saat ini

    2. Agar dapat dilakukan monitoring upaya peningkatan

    mutu pelayanan melalui penggunaan indikator prioritas

    dan unit kerja

    3. Agar dapat dilakukan monitoring kinerja individu dan kinerja unit kerja

    59

  • 4. KEGIATAN POKOK & RINCIAN

    KEGIATAN

    KEGIATAN POKOK

    1. Standarisasi asuhan klinis secara bertahap

    2. Monitoring mutu area klinis, area manajerial &

    sasaran keselamatan pasien

    3. Monitoring mutu unit kerja

    4. Monitoring kinerja Direksi, para pimpinan,

    profesi dan staf non klinis

    5. Diklat mutu pelayanan

    6. Rapat Mutu dengan Pimpinan RS

    7. Rapat Mutu untuk koordinasi kegiatan

    60

  • RINCIAN KEGIATAN

    61

  • 1. STANDARISASI ASUHAN KLINIS

    a. Pembentukan tim clinical pathway

    b. Penyusunan pedoman/panduan pelaksanaan standarisasi

    asuhan klinis

    c. Penetapan 5 area prioritas untuk di standarisasi penyakit atau prosedur tindakan

    d. Penyusunan panduan praktik klinis untuk 5 area prioritas

    e. Penyusunan 5 clinical pathway

    f. Edukasi ke staf klinis

    g. Uji coba implementasi

    h. Penyempurnaan PPK & CP serta sistem implementasi

    i. Implementasi 5 PPK & 5 CP

    j. Monitoring implementasi PPK & CP audit klinis

    k. Pelaporan hasil audit

    l. Rencana Tindak Lanjut.

    62

  • RTL/ ACTION

    PLAN

    PENYU SUNAN

    PPK & CP

    IMPLE MENTASI PPK & CP

    CEK/ AUDIT

    63

  • 2. Monitoring mutu area klinis, area manajerial &

    sasaran keselamatan pasien

    Identifikasi indikator yang sudah dimonitor di RS

    Pemilihan indikator area klinis, manajerial & SKP

    Penetapan indikator area klinis, manajerial & SKP

    Penyusunan SPO pencatatan, pengumpulan, analisa, validasi, lap. ke Dir RS, feed back ke unit kerja.

    Edukasi staf PJ/PIC pengumpul data (PMKP 1.5)

    Pelaksanaan pengumpulan data

    Validasi data indikator mutu area klinis (PMKP 5)

    Analisa data indikator (PMKP 4)

    Penyusunan laporan mutu ke Direktur (PMKP 3)

    Feed back hasil mutu ke unit kerja (PMKP 1.4)

    Pertemuan berkala dng Komite PPI utk membahas hasil surveilance/indikator area klinis no 10

    64

  • 65

  • 4. Monitoring mutu unit kerja Identifikasi indikator yg sudah dipergunakan di unit

    kerja

    Pilih dan tetapkan indikator unit kerja

    Penyusunan prosedur pencatatan, pelaporan, analisa & feedback data indikator mutu unit kerja

    Edukasi PJ/PIC pengumpul indikator

    Menyusun kuesioner evaluasi keluhan pasien

    Melakukan cost analysis biaya di unit pelayanan

    Pengumpulan data

    Analisa data

    Pelaporan

    Feedback

    Rencana Tindak Lanjut (RTL) 66

  • 67

  • 5. Diklat mutu pelayanan

    1. Pelatihan mutu untuk Direksi RS

    2. Pelatihan mutu untuk para pimpinan RS

    3. Pelatihan mutu untuk anggota komite/Tim PMKP

    4. Pelatihan mutu untuk PJ/PIC data

    68

  • 7. RAPAT /PERTEMUAN-2

    Rapat mutu dengan Direksi bulanan

    Rapat koordinasi mutu dng unit terkait bulanan/

    triwulan

    69

  • 5. CARA MELAKSANAKAN

    KEGIATAN

    Pertemuan-2

    Site visit ke unit kerja untuk melakukan

    monev

    Edukasi dan pelatihan-pelatihan

    70

  • 6. SASARAN

    Petunjuk pengisian untuk sasaran program Sasaran program peningkatan mutu adalah target per tahun

    yang spesifik dan terukur untuk mencapai tujuan-

    tujuan program.

    Contoh :

    - Penilaian kinerja dokter setahun sekali = 100 %

    - Audit clinical pathway di 5 area prioritas = 100 %

    - Analisa indikator area klinis = 100 %

    - Dll.

    71

  • 7. SKEDUL (JADWAL)

    PELAKSANAAN KEGIATAN

    Skedul atau jadwal adalah merupakan

    perencanaan waktu melaksanakan

    langkah-langkah kegiatan program

    dalam kurun waktu tertentu

    72

  • no Keg J F M A M JN JL A S O N D

    Pembentuk tim X

    Identifikasi indikator lama X

    Penyusunan SPO X

    Pemilihan indikator X

    Penetapan X

    dst

    73

  • 8. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN &

    PELAPORANNYA

    Evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi dari skedul (jadwal ) kegiatan. Skedul (jadwal) tersebut akan dievaluasi setiap berapa bulan sekali (kurun waktu tertentu), sehingga bila dari evaluasi diketahui ada pergeseran jadwal atau penyimpangan jadwal maka dapat segera diperbaiki sehingga tidak mengganggu program secara keseluruhan. Karena itu, yang ditulis adalah kapan (setiap kurun waktu berapa lama) evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dan siapa yang melakukan.

    Contoh penulisan : Setiap bulan Tim melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan;

    74

  • 8. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN &

    PELAPORANNYA

    Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut. Dan kapan laporan tersebut harus dibuat. Jadi yang harus ditulis di dalam program adalah cara atau bagaimana membuat laporan evaluasi dan kapan laporan tersebut harus dibuat dan ditujukan kepada siapa.

    75

  • 9. PENCATATAN, PELAPORAN &

    EVALUASI KEGIATAN Pencatatan adalah catatan kegiatan, karena itu yang ditulis

    di dalam program adalah bagaimana melakukan pencatatan kegiatan atau membuat dokumentasi kegiatan

    Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan program dan kurun waktu (kapan) laporan harus diserahkan serta kepada siapa saja laporan tersebut harus ditujukan..

    Evaluasi kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan program secara menyeluruh. Jadi yang ditulis di dalam krangka

    acuan bagaimana melakukan evaluasi dan kapan evaluasi

    harus dilakukan.

    76

  • 77

  • 1. Pendahuluan

    2. Latar Belakang

    3. Tujuan

    Umum

    Meningkatkan mutu dan keselamatan pasien di

    unit kerja

    Khusus

    - meningkatkan mutu .................

    - meningkatkan mutu ...............

    - meningkatkan pemenuhan sasaran KP

    78

  • 4. Kegiatan pokok & Rincian kegiatan :

    Pencatatan & pelaporan

    o indikator mutu unit kerja,

    o indikator mutu area klinis

    o sasaran keselamatan pasien

    o Insiden keselamatan pasien

    o Insiden lainnya (kecelakaan kerja)

    Penilaian kinerja staf

    Penilaian kinerja unit

    79

  • 5. Cara melaksanakan kegiatan :

    Misalnya : pertemuan, audit, dll

    80

  • 6. Sasaran :

    - Area klinis,

    - Area manajerial dan

    - Sasaran Keselamatan Pasien

    7. Skedul (jadwal) pelaksanaan

    kegiatan Jan Des 2014 buat

    tabel

    81

  • 7. Skedul (jadwal) pelaksanaan kegiatan program PMKP unit kerja

    No Keg J F M A M J J A S O N D

    82

  • 8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan &

    pelaporannya

    - dilakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan

    secara berkala

    9. Pencatatan, pelaporan & evaluasi kegiatan

    - Dilakukan sensus harian indikator mutu &

    pelaporan setiap bulan

    - Pencatatan pelaporan IKP unit kerja

    83

  • 84

  • (PMK 1438/2010 ttg standar pelayanan kedokteran)

    STANDAR PELAYANAN KEDOKTERAN

    PEDOMAN NASIONAL PRAKTIK KEDOKTERAN

    (PNPK)

    SPO disusun dalam bentuk panduan praktik klinis (clinical practice guidelines), yg dpt dilengkapi alur klinis (clinical pathway), algoritma, protokol, prosedur, standing order

    STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL DI RS

    1.

    85

  • PANDUAN PRAKTIK KLINIS &

    CLINICAL PATHWAY

    PEMILIHAN :

    5 AREA PRIORITAS, bisa berdasarkan high volume, high risk, high cost

    Predictible

    PENYUSUNAN Tim

    PELAKSANAAN IMPLEMENTASI DI RM

    AUDIT KLINIS/MONITORING KEPATUHAN VARIASI PELAYANAN <

  • AUDIT CP

    POST IMPLEMEN

    TASI

    VARIANCE >>>

    VARIANCE BERKU RANG

    PRA IMPLEMEN

    TASI

  • PANDUAN PRAKTIK KLINIS

    Pengertian

    Anamesis

    Pemeriksaan Fisik

    Kriteria Diagnosis

    Diagnosis Banding

    Pemeriksaan penunjang

    Terapi

    Edukasi

    Prognosis

    Kepustakaan

    88

  • IND 1 2 3 4

    N

    D

    89

  • SISTEM PENCATATAN & PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN

    90

  • INSIDEN (KNC/KTC/KTD/Kejadian Sentinel)

    Tindak lanjut (dicegah/ditangani)

    Buat laporan insiden ( isi formulir pada akir kerja dan diserahkan ke

    Ka unit)

    Ka unit memeriksa laporan ( melakukan grading risiko)

    Dilihat hasil investigasi dan dilaporkan ke tim KP di RS

    Tim KP RS menganalisis lagi hasil investigasi dan laporan insiden

    91

  • Untuk grade kuning/merah, Tim KP di RS akan melakukan Root Cause Analysis (RCA)

    Tim KP di RS akan membuat laporan dan rekomendasi untuk perbaikan serta pembelajaran berupa: petunjuk/safety alert

    Hasil Root Cause Analysis (RCA), rekomendasi dan rencana kerja dilaporkan kepada direksi

    Rekomendasi untuk Perbaikan dan Pembelajaran diberikan umpan balik kepada unit

    APA akan membuat analisis dan tren kejadian di satuan kerjanya, monitoring dan evaluasi perbaikan oleh Tim KP di RS

    92

  • LAPORAN IKP

    93

  • 94

  • dilakukan untuk menentukan seberapa besar risiko suatu insiden berdasarkan dampak dan probabilitasnya.

    Penilaian dampak dapat diartikan sebagai seberapa berat akibat yang dialami pasien mulai dari tidak ada cedera sampai meninggal.

    Penilaian tingkat probabilitas dapat diartikan sebagai seberapa seringnya insiden tersebut.

    95

  • 96

    TK RIKS Deskripsi Dampak

    1 Tdk significant Tidak ada cedera

    2 Minor Cedera ringan , mis luka lecet Dapat diatasi dng P3K

    3 Moderat Cedera sedang, mis : luka robek Berkurangnya fungsi

    motorik/sensorik/psikologis atau intelektual

    (reversibel. Tdk berhubungan dng penyakit

    Setiap kasus yg meperpanjang perawatan

    4 Mayor Cedera luas/berat, mis : cacat, lumpuh Kehilangan fungsi motorik/sensorik/

    psikologis atau intelektual (ireversibel), tdk

    berhubungan dng penyakit

    5 Katatropik Kematian yg tdk berhubungan dng perjalanan

    penyakit

  • Setelah nilai dampak dan probabilitas diketahui,

    masukkan ke dalam tabel matriks grading risiko

    untuk menghitung skor risiko dan mencari warna

    bands risiko.

    Skor risiko ini ditentukan dengan menggunakan

    tabel matriks grading risiko, yaitu:

    - Pada kolom kiri: frekuensi.

    - Pada baris kearah kanan: dampak.

    - Pertemuan antara frekuensi dan dampak: ditetapkan

    untuk mendapatkan warna bands.

    97

  • 98

    TK RIKS Deskripsi Dampak

    1 Tdk significant Tidak ada cedera

    2 Minor Cedera ringan , mis luka lecet Dapat diatasi dng P3K

    3 Moderat Cedera sedang, mis : luka robek Berkurangnya fungsi

    motorik/sensorik/psikologis atau intelektual

    (reversibel. Tdk berhubungan dng penyakit

    Setiap kasus yg meperpanjang perawatan

    4 Mayor Cedera luas/berat, mis : cacat, lumpuh Kehilangan fungsi motorik/sensorik/

    psikologis atau intelektual (ireversibel), tdk

    berhubungan dng penyakit

    5 Katatropik Kematian yg tdk berhubungan dng perjalanan

    penyakit

  • 99

    TINGKAT

    RISIKO

    DESKRIPSI

    1 Sangat jarang/ rare (> 5 tahun/kali)

    2 Jarang/unlikey (> 2 5 tahun/kali)

    3 Mungkin/ Posible (1 -2 tahun/kali)

    4 Sering/Likely (beberapa kali/tahun)

    5 Sangat sering/ almost certain (tiap minggu/ bulan)

    SKOR RISIKO = DAMPAK X PROBABILITY

  • 100

    Probabilitas Tak Significant 1

    MINOR 2

    Moderat 3

    Mayor 4

    Katatrospik 5

    Sangat sering terjadi (Tiap minggu/bulan)

    5

    Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim

    Sering terjadi (bbrp kali/tahun)

    4

    Moderat Moderat Tinggi

    Ekstrim

    Ekstrim

    Mungkin terjadi (1 - < 2 tahun/kali)

    3

    Rendah Moderat Tinggi

    Ekstrim

    Ekstrim

    Jarang terjadi (> 2 - < 5 th/kali)

    2

    Rendah

    Rendah

    Moderat Tinggi

    Ekstrim

    Sangat jarang terjadi ( > 5 thn/Kali)

    1

    Rendah

    Rendah

    Moderat

    Tinggi

    Ekstrim

  • Di RS X pasien salah obat dan meninggal, kejadian seperti ini pernah terjadi kurang dari 2 tahun yang lalu

    Nilai dampak : 5 (katastropik), karena pasien

    meninggal

    Nilai probabilitas : 3 (mungkin terjadi) karena pernah

    terjadi kurang 2 tahun yang lalu

    Skoring risiko : 5 X 3 = 15

    Warna Bands : Merah (ekstrim)

    Catatan : Form laporan Sentinel. KTD & KNC lihat PMK 1691 tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien

    101

  • 102

    LEVEL/BANDS TINDAKAN

    EKSTREM

    (SANGAT TINGGI)

    Risiko ekstrem, dilakukan RCA paling lama 45

    hari, membutuhkan tindakan segera,

    perhatian sampai ke Direktur RS

    HIGH

    (TINGGI) Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45

    hari, kaji dng detail & perlu tindakan segera, serta membutuhkan tindakan top manajemen

    MODERATE

    (SEDANG)

    Risiko sedang dilakukan investigasi sederhana

    paling lama 2 minggu. Manajer/pimpinan

    klinis sebaiknnya menilai dampak terhadap

    bahaya & kelola risiko

    LOW (RENDAH)

    Risiko rendah dilakukan investigasi sederhana paling lama 1 minggu diselesaikan

    dng prosedur rutin

  • Skor risiko akan menentukan prioritas risiko.

    Jika pada penilaian risiko ditemukan dua insiden dengan hasil skor risiko yang nilainya sama, maka untuk memilih prioritasnya dapat menggunakan warna bands risiko.

    Bands risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam 4 warna yaitu biru, hijau, kuning, merah.

    Skala prioritas bands risiko adalah : Bands biru : rendah investigasi sederhana

    Bands hijau : sedang inv. sederhana

    Bands kuning : tinggi inv. komprehensif/RCA

    Bands merah : sngt tinggi inv. komprehensif/RCA

    103

  • ANALISIS INSIDEN KESELAMATAN PASIEN

    104

    SENTINEL

    KNC

    KTD

    RCA

    INVESTIGASI SEDERHANA

    MERAH & KUNING

    RISK GRADING BIRU &

    HIJAU

    PMKP 6, 7, 8

  • JUDUL INDIKATOR asesmen awal medis harus lengkap dalam waktu 24 jam setelah pasien masuk RI

    NUMERATOR Jml asesmen awal medis lengkap dlm waktu 24 jam di RI

    DENOMINATOR Jumlah pasien masuk di RI

    SUMBER DATA Rekam Medis

    CAPAIAN INDIKATOR Bulan November 80 %

    JML PASIEN RI BULAN NOV 2013

    800 pasien

    JUSTIFIKASI PERLU VALIDASI

    Validasi ulang karena hasil bulan Okt belum valid

    METODE VALIDASI 1. Menggunakan metode sampling 800 RM dilakuku kan sampling menjadi 80 RM

    2. Melakukan telaah RM di data yg disampling tsb

    3. Analisa kelengkapan pengisian asesmen medis awal

    105

  • HASIL VALIDASI Kelengkapan asesmen awal medis harus lengkap dalam waktu 24 jam setelah pasien masuk RI = 75 %

    HASIL ANALISA 75/80 X 100 % = 93,75 % > 90 %

    KESIMPULAN Data kelengkapan asesmen medis bulan November : sudah akurat

    RENCANA TINDAK LANJUT

    Validasi akan dilakukan kembali bila ada perubahan PIC pengumpul data, sumber data, numerator, denomerator, sistem RM menjadi E-RM Melakukan edukasi ke staf medis untuk meningkatkan kelengkapan pengisian asesmen awal

    106

  • POKJA 9 PPI

    107

  • NASIONAL

    PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

    Pedoman PPI di RS dan fasilitas yan kes lainnya (Pelayanan kesiapan menghadapi Emerging Infectious d) 2011

    Pedoman surveilans infeksi Pedoman manajerial PPI Pedoman Instalasi Pusat

    Sterilisasi di RS Pedoman PPI di ICU Manajemen linen RS Pedoman Sanitasi RS Pedoman hand hygiene WHO Pedoman PPI utk Tb

    108

  • RUMAH SAKIT

    REGULASI

    a. Kebijakan kewaspadaan isolasi Kebersihan tangan Penggunaan APD Peralatan perawatan pasien Pengendalian lingkungan Pemrosesan peralatan pasien dan

    penatalaksanaan linen Kesehatan karyawan/perlindungan petugas

    kesehatan Penempatan pasien. Hygiene respirasi/etika batuk Praktik menyuntik yang aman Isolasi dengan dugaan emerging disease b. Kebijakan tentang pengembagan SDM PPI c. Kebijakan tentang pengadaan bahan dan alat yg

    melibatkan Tim PPI kadaluwarsa, single use -- reuse

    109

  • RUMAH SAKIT

    REGULASI

    d. Kebijakan tentang penggunaan antibiotik yg rasional e. Kebijakan pelaksanaan surveilans f. Kebijakan tentang pemeliharaan fisik dan sarana yg

    melibatkan Tim PPI termasuk Kebijakan renovasi bagunan

    g. Kebijakan tentang kesehatan karyawan h. Kebijakan penanganan KLB i. Kebijakan penempatan pasien j. Kebijakan upaya pencegahan infeksi ILO, IADP, ISK,

    Pneumoni k. Kebijakan tentang penerapan buku pedoman

    manajerial dan buku pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi RS

    110

  • RUMAH SAKIT

    REGULASI

    1. SPO kebersihan tangan 2. SPO penggunaan APD 3. SPO penggunaan peralatan perawatan pasien 4. SPO Pengendalian kesehatan lingkungan Penangan

    limbah infeksius dan non infeksius ; benda tajam & jarum, darah dan komponen darah

    5. SPO pemrosesan peralatan pasien & penatalaksanaan linen dan laundry

    6. SPO kesehatan karyawan/perlindungan petugas kesehatan

    7. SPO penempatan pasien 8. SPO hygiene respirasi/etika batuk 9. SPO praktik menyuntik yg aman 10. SPO praktik untuk lumbal punksi

    111

  • RUMAH SAKIT

    REGULASI

    11. SPO tentang pencegahan dan pengendalian IAD, ISK,

    HAP, VAP, IDO, flebitis dan dekubitus

    12. SPO tentang isolasi (airborne, contact dan droplet)

    13. SPO Kebersihan Tangan, Tertusuk Jarum

    14. SPO tentang skrining dan penanganan MRSA

    15. SPO Surveillance dan KLB

    16. SPO single use reuse

    17. SPO penanganan makanan

    18. SPO pengambilan spesimen

    112

  • Kebijakan-kebijakan bisa dijadikan satu kemudian

    ditetapkan dengan SK Direktur

    Tetapi bisa juga masing-masing kegiatan dibuatkan SK

    Direkturnya

    Contoh kebijakan cuci tangan :

    - Cuci tangan dilakukan dng hand rub dan hand wash

    - Cuci tangan dilakukan pada five movement

    - IPCN memantau kepatuhan cuci tangan

    113

  • 1. Semua unit kerja di rumah sakit harus melaksanakan pencegahan

    dan pengendalian infeksi (PPI).

    2. Pelaksanaan PPI yang dimaksud sesuai regulasi yg dikeluarkan oleh

    RS

    3. Komite PPI dalam menyusun regulasi, wajib mengacu Pedoman

    Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit

    dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya dan pedoman PPI

    lainnya yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI.

    114

  • 4. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (KPPI) langsung dibawah

    Diirektur Rumah Sakit

    5. Komite PPI membawahi 5 Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (TPPI)

    6. Komite dan Tim PPI mempunyai tugas, fungsi dan kewenangan yang jelas

    sesuai dengan Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di

    Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya.

    7. Untuk lancarnya kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi, maka rumah

    sakit wajib memiliki IPCN (Infection Prevention and Control Nurse) purna

    waktu.

    115

  • RUMAH SAKIT

    JUDUL

    No Dokumen No. revisi Halaman

    SPO Tanggal terbit Ditetapkan

    Direktur

    Pengertian

    Tujuan

    Kebijakan

    Prosedur

    Unit terkait

  • RUMAH SAKIT

    JUDUL

    Prosedur pelayanan sterilisasi

    sentral

    No Dokumen No. revisi Halaman

    SPO Tanggal terbit Ditetapkan

    Direktur

    Pengertian

    Tujuan

    Kebijakan

  • JUDUL

    DIMENSI MUTU

    TUJUAN

    DEFINISI OPERASIONAL

    FREKUENSI PENGUMPULAN DATA

    PERIODE ANALISA

    NUMERATOR

    DENOMINATOR

    SUMBER DATA (inklusi & eksklusi)

    STANDAR

    PJ PENGUMPUL DATA/PIC

    121

  • Kejadian infeksi pasca operasi Judul Kejadian infeksi pasca operasi Dimensi Mutu Keselamatan, kenyamanan Tujuan Tergambarnya pelaksanaan operasi dan perawatan pasca operasi yang bersih sesuai standar Definisi Operasional : Infeksi pasca operasi adalah adanya infeksi nosokomial pada semua

    kategori luka sayatan operasi bersih yang dilaksanakan di rumah sakit yang ditandai oleh rasa

    panas (kalor), kemerahan (color), pengerasan (tumor) dan keluarnya nanah (pus) dalam waktu lebih dari 3 x 24 jam Frekuensi Pengumpulan Data :tiap bulan Periode Analisa tiap bulan Numerator Jumlah pasien yang mengalami infeksi pasca operasi dalam satu bulan Denominator Jumlah seluruh pasien yang dalam satu bulan Sumber Data Rekam medis Standar 1,5 % Penanggung jawab Pengumpulan data Ketua komite medik/komite mutu/tim mu

  • 1. Pendahuluan

    2. Latar belakang

    3. Tujuan umum & khusus

    4. Kegiatan pokok & rincian kegiatan

    5. Cara melaksanakan kegiatan

    6. Sasaran

    7. Skedul (jadwal) pelaksanaan kegiatan

    8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan & pelaporannya

    9. Pencatatan, pelaporan & evaluasi kegiatan

    123

  • 1. Pendahuluan

    2. Latar belakang

    3. Tujuan umum & khusus

    124

  • Melaksanakan Surveilans PPI 6

    Melakukan Investigasi outbreak PPI 6

    Membuat Infection Control Risk Assessment (ICRA) PPI 6 EP 4, PPI 7, PPI 7.1 sd PPI 7.5

    Monitoring Sterilisasi di RS PPI 7.1

    Monitoring Manajemen laundry dan linen PPI 7.1

    Monitoring Peralatan kadaluwarsa, single-use menjadi re-use

    Monitoring Pembuangan sampah infectious & cairan tubuh

    Monitoring Penanganan pembuangan darah dan komponen darah

    Monitoring Area kamar mayat dan post mortem

    Monitoring Pembuangan benda tajam dan jarum

    Pencatatan dan pelaporan tertusuk jarum

    Monitoring penggunaan ruang Isolasi

    Monitoring kepatuhan Hand hygiene

    Diklat

    125

  • 5. Cara melaksanakan kegiatan

    6. Sasaran

    7. Skedul (jadwal) pelaksanaan kegiatan

    8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan &

    pelaporannya

    9. Pencatatan, pelaporan & evaluasi

    kegiatan 126

  • 5. Cara melaksanakan kegiatan

    6. Sasaran

    7. Skedul (jadwal) pelaksanaan kegiatan

    8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan &

    pelaporannya

    9. Pencatatan, pelaporan & evaluasi

    kegiatan

    127

  • Kejadian infeksi pasca operasi Judul : Kejadian infeksi pasca operasi Dimensi Mutu :Keselamatan, kenyamanan Tujuan : Tergambarnya pelaksanaan operasi dan perawatan pasca operasi yang bersih sesuai standar Definisi Operasional : Infeksi pasca operasi adalah adanya infeksi nosokomial pada semua kategori luka sayatan operasi bersih yang dilaksanakan di rumah sakit yang ditandai oleh rasa panas (kalor), kemerahan (color), pengerasan (tumor) dan keluarnya nanah (pus) dalam waktu lebih dari 3 x 24 jam Frekuensi Pengumpulan Data tiap bulan Periode Analisa : tiap bulan Numerator : Jumlah pasien yang mengalami infeksi pasca operasi dalam satu bulan Denominator : Jumlah seluruh pasien yang dalam satu bulan Sumber Data : Rekam medis Standar : 1,5 % Penanggung jawab Pengumpulan data : Ketua komite medik/komite mutu/tim mutu kejadian

  • STD EP DOKUMEN

    PPI 1 1. SK Penetapan IPCN/ICN

    2. CV IPCN/ICN

    3. Uraian tugas IPCN/ICN

    PPI 2. 1. Komite PPI dan Tim PPI

    Uraian tugas Komite PPI dan Tim PPI

    Bukti kegiatan koordinasi Komite PPI notulen rapat dng anggota

    2. Ada dokter sbg anggota Komite PPI

    3. Ada perawat sbg anggota Komite PPI

    4. Ada profesional PPI sbg anggota Komite PPI

    5. Ada house keeping sbg anggota Komite PPI

    6. Ada tenaga lainnya sbg anggota Komite PPI

    PPI 3 1. Buku-buku acuan PPI yang dipunyai RS :

    Pedoman PPI di RS dan fasilitas yan kes lainnya (Pelayanan kesiapan

    menghadapi Emerging Infectious Disiesae) 2011

    Pedoman surveilans infeksi Pedoman manajerial PPI

    Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi di RS

    Pedoman PPI di ICU

  • Manajemen linen RS

    Pedoman Sanitasi RS

    Pedoman hand hygiene WHO

    Pedoman PPI utk Tb

    Program PPI sesuai Iptek terkini

    2. Program PPI sesuai pedoman praktik yg diakui

    3. Program PPI sesuai peraturan perundangan yg berlaku

    4. Program PPI sesuai standar sanitasi RS

    PPI 4 1. IPCN & IPCLN cukup

    2. Anggaran untuk PPI diklat, APD, desinfektan

    3. Sistem manajemen Data (on-line atau manual)

    PPI 5 1. Program PPI untuk pasien

    2. Program PPI untuk tenaga kesehatan

    3. Program PPI, ada kegiatan surveilance

    4. Program PPI, ada investigasi outbreak

    5. Program PPI sesuai pedoman Kemkes

    6. Sasaran di program terukur (indikator nya jelas)

    7. Program sesuai dng kondisi RS

    PPI 5.1 1. Program PPI, lihat sasaran program area pelayanan merupakan sasaran

    program

  • 2. Program PPI, lihat sasaran program area staf merupakan sasaran

    program

    3. Program PPI, lihat sasaran program area pengunjung merupakan sasaran

    program

    PPI 6 1. Kebijakan surveilance di

    RS

    Kebijakan penanganan

    KLB

    Kebijakan tentang penggunaan antibiotik yg rasional

    Kebijakan upaya pencegahan infeksi ILO, IADP, ISK, Pneumoni

    SPO tentang pencegahan dan pengendalian IAD, ISK, HAP, VAP, IDO, flebitis

    dan dekubitus

    SPO tentang skrining dan penanganan MRSA SPO Surveillance dan KLB

    2. Hasil surveilance, evaluasi/analisis

    3. RTL hasil analisis data surveilance

    4. ICRA setahun sekali

    PPI 7 1. Risk Asesmen pemberian terapi cairan & obat IV

    2. Strategi penurunan risiko (risk manajemen) pemberian terapi cairan &

    obat IV

    SPO praktik menyuntik yg aman

    SPO praktik untuk lumbal punksi

  • 3. Risk Asesmen untuk sterilisasi, laundry & linen, penggunaan peralatan re-

    use, pembuangan sampah, pembuangan benda tajam dan jarum, pelayanan

    makanan dan permesinan, pada waktu ada renovasi

    PPI 7.1 1. Panduan Sterilisasi RS

    2. Panduan Sterilisasi RS

    3. Panduan manajemen laundry dan linen

    4. Hasil monitoring/audit pelayanan sterilisasi dan laundry dan linen oleh IPCN

    PPI 7.1.1 1. Kebijakan dan prosedur peralatan kadaluwarsa

    2. Kebijakan peralatan single use yang di reuse

    SPO pencucian, decontaminasi, sterlisasi alat yang di re-use

    3. Bukti kegiatan/laporan

    4. Hasil monitoring/audit oleh IPCN

    PPI 7.2 1. Kebijakan dan prosedur pembuangan sampah infeksius dan cairan tubuh

    2. Kebijakan dan prosedur penanganan dan pembuangan darah dan

    komponen darah

    3. Kebijakan dan prosedur di kamar jenazah untuk PPI

    PPI 7.3 1. Kebijakan dan prosedur pembuangan benda tajam dan jarum

  • 2. MOU dengan pihak ke III/Ijin incenerator

    3. Hasil audit/monitoring dari IPCN/ICN

    PPI 7.4 1. Kebijakan dan prosedur di unit gizi mulai dari penerimaan bahan,

    penyimpanan, persiapan memasak, pemasakan, penataan, distribusi,

    penanganan peralatan makan pasien, penyimpanan makanan untuk test bila

    terjadi outbreak

    2. Kebijakan dan prosedur pengontrolan permesian

    Hasil kegiatan pengintrolan permesinan

    PPI 7.5 1. ICRA untuk renovasi/demolisi

    2. Pelaksanaan ICRA

    PPI 8. 1. Kebijakan kewaspadaan isolasi

    Kebersihan tangan

    Penggunaan APD

    Peralatan perawatan pasien

    Pengendalian lingkungan

    Pemrosesan peralatan pasien dan penatalaksanaan linen

    Kesehatan karyawan/perlindungan petugas kesehatan

    Penempatan pasien.

    Hygiene respirasi/etika batuk

    Praktik menyuntik yang aman

  • Isolasi dengan dugaan emerging disease

    Kebijakan isolasi untuk pasien airborne desease

    2. Kebijakan penempatan pasien yang immunosuppressed

    3. Kebijakan pasien penyakit airborne bila ruang tekanan negatif tidak ada,

    misalnya di IGD

    4. SPO tranfer pasien di RS dng airborne desease

    5. -

    6. Diklat staf tentang pengelolaan pasien infeksius.

    PPI 9 1. Kebijakan APD di setiap unit kerja

    2. Hasil audit kepatuhan penggunaan audit oleh IPCN

    3. Kebijakan dan prosedur cuci tangan

    4. Hasil audit kepatuhan cuci tangan oleh IPCN

    5. Buku hand hygiene WHO

    PPI 10 1. Program PMKP

    Notulen rapat koordinasi komite PMKP dan Komite PPI

    2. Tata hubungan kerja komite PMKP dng Komite PPI

    PPI 10.1 1. Hasil analisis data surveilance PPI 6

    2. Hasil analisis data surveilance PPI 6

    3. Hasil analisis data surveilance PPI 6

    PPI 10.2 1. Kegiatan surveilance dan profil indikator

  • 2. Hasil analisis data surveilance PPI 6

    PPI 10.3 1. RTL dari hasil analisis data surveilance PPI 6

    2. RTL dari hasil analisis data surveilance PPI 6

    PPI 10.4 1. Hasil analisis membandingkan data surveilance dng RS lain. lihat PMKP

    4.2

    2. Hasil analisis dengan membandingkan standar lihat PMKP 4.2

    PPI 10.5 1. Publikasi data PPI Lihat PMKP 1.4

    2. Publikasi data PPI Lihat PMKP 1.4

    3. Publikasi data PPI Lihat PMKP 1.4

    PPI 10.6 1. Laporan PPI ke kemkes

    2. Feed back laporan dari Kemkes

    PPI 11 1. Program PPI lihat PPI 5

    Laporan kegiatan

    2. Program diklat PPI untuk staf dan profesional lain

    Laporan pelaksanaan kegiatan

    3. Program diklat PPI utk pasien dan keluarga

    Laporan pelaksanaan kegiatan

    4. Program diklat untuk semua staf (orientasi dan penyegaran) tentang

    kebijakan, prosedur dan praktik PPI

    Laporan pelaksanaan kegiatan

  • 5. Program edukasi staf Laporan pelaksanaan kegiatan

  • POKJA 8

    MANAJEMEN DAN PENGGUNAAN OBAT (MPO)

    143

  • ORGANISASI DAN MANAJEMEN : Standar MPO.1

    Penggunaan obat di RS sesuai dengan UU, dan peraturan yg berlaku dan diorganisir secara efisien untuk memenuhi kebutuhan pasien

    Regulasi RS :

    1. Kebijakan pelayanan farmasi lengkap

    2. Kebijakan Pedoman pengorganisasian farmasi, struktur organisaasi, uraian tugas masing-masing staf

    3. Pedoman pelayanan farmasi

    Dokumen Implementasi:

    Formularium RS & Sumber info obat di unit pelayanan

    Bukti review system manajemen obat

    144

  • 145

    Permenkes 1197/2004 Tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit

  • REVIEW TAHUNAN OBAT Review tahunan mengumpulkan semua informasi dan

    pengalaman berhubungan dengan manajemen pengobatan Data untuk review : Masalah yang terkait dengan

    Seleksi dan pengadaan obat

    Penyimpanan Pemesanan/peresepan dan pencatatan (transcribe) Persiapan (preparing) dan penyaluran (dispensing) Pemberian dan pemantauan

    Monitoring sebagai hasil perubahan di dalam formularium (formulary), seperti penambahan dan pengurangan obat

    Monitoring kesalahan obat dan KNC (near misses) Pertimbangan untuk praktek berbasis bukti (EBM) yang baru

    146

  • Standar MPO.1.1 Seorang ahli farmasi berizin, teknisi atau profesional lain yg

    terlatih mensupervisi yan farmasi

    Regulasi RS :

    Pedoman pengorganisasian farmasi (uraian jabatan supervisor)

    SK pengangkatan Ka instalasi Farmasi (STRA dan SIPA lengkap)

    Dokumen Implementasi

    Catatan supervisi 147

  • Standar MPO.2

    Obat dengan cara seleksi yg benar, digunakan untuk peresepan atau pemesanan, sudah ada di stok atau sudah tersedia.

    Regulasi : Formularium RS Prosedur penanganan bila terjadi

    ketidaktersediaan stok obat di RS Dokumen implementasi : Formularium dan daftar stok obat RS Bukti rapat PFT dalam menyusun dan

    mengembangkan Formularium MoU dengan pemasok obat

    148

  • Regulasi : Kebijakan pengawasan penggunaan obat dan pengamanan

    obat SK Panitia Farmasi dan Terapi (PFT)

    Dokumen implementasi : Kriteria menambah dan mengurangi obat dalam

    formularium Form usulan obat baru Form monitoring penggunaan obat baru dan KTD Proses revisi formularium (minimal setahun sekali) dan

    Notulen rapat

    149

    Standar MPO.2.1. Ada metode untuk mengawasi daftar obat yang tersedia dan penggunaan obat di rumah sakit

  • CONTOH KRITERIA PEMILIHAN OBAT UNTUK MASUK FORMULARIUM:

    1. Mengutamakan penggunaan obat generik.

    2. Perbandingan obat generik : original: me too= x:y:z

    3. Memiliki rasio manfaat-risiko (benefit-risk ratio) yang paling menguntungkan penderita.

    4. Mutu terjamin, termasuk stabilitas dan bioavailabilitas.

    5. Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan.

    6. Praktis dalam penggunaan dan penyerahan

    7. Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh pasien

    8. Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) yang tertinggi berdasarkan biaya langsung dan tidak langsung.

    9. Obat lain yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman (evidence based medicines) yang paling dibutuhkan untuk pelayanan, dengan harga yang terjangkau

    150

  • Contoh Kriteria Penghapusan Obat :

    Obat-obat yang jarang digunakan (slow moving) akan dievaluasi.

    Obat-obat yang tidak digunakan (death stock) setelah waktu 3 (tiga) bulan maka akan diingatkan kepada dokter-dokter terkait yang menggunakan obat tersebut. Apabila pada 3 (tiga) bulan berikutnya tetap tidak/kurang digunakan, maka obat tersebut dikeluarkan dari buku formularium.

    Obat-obat yang dalam proses penarikan oleh Pemerintah/BPOM atau dari pabrikan.

    151

  • Standar MPO.2.2 RS Dapat Segera Memperoleh Obat Yg Tidak Ada Dlm Stok Atau

    Yg Normal Tersedia Atau Sewkt-wkt Bilamana Farmasi Tutup

    REGULASI SPO bila persediaan obat/stok kosong SPO bila farmasi tutup/persediaan obat

    terkunci Dokumen implementasi : Buku catatan dan Formulir permintaan

    obat/alkes bila stok kosong/tidak tersedia di RS

    152

  • Unit Anestesi, radiologi, diagnostic imaging, kardiologi, radiation oncology dan pelayanan lain yang berisiko tinggi: RS harus memiliki perencanaan pengadaan obat dan alkes dalam keadaan biasa dan

    keadaan darurat (bila persediaan kosong)

    Staf Memahami:

    Tentang alat, perbekalan dan obat yang harus ada/disyaratkan atau direkomendasikan, untuk memberikan pelayanan terencana

    Rekomendasi peralatan, perbekalan, dan obat dapat berasal dari :

    Lembaga pemerintah

    Organisasi profesi anestesi nasional atau internasional

    Sumber lain yang berwenang

    153 Lihat TKP 3.2.1

  • PENYIMPANAN Standar MPO.3

    Obat disimpan dengan baik dan aman.

    Regulasi : Pedoman penyimpanan obat lengkap untuk masing masing area

    penyimpanan Kebijakan pelabelan obat obat dan bahan kimia yang digunakan

    menyiapkan obat Kebijakan pelaporan obat dari unit Dokumen implementasi : Laporan narkotik & psikotropik Bukti pelabelan obat dan bahan kimia yang digunakan menyiapkan

    obat Dokumen/catatan inspeksi berkala Formulir rekonsiliasi obat yang dibawa dari rumah

    154

  • Contoh Kebijakan Umum Penyimpanan Perbekalan Farmasi

    Kebijakan Penyimpanan Obat RS XYZ:

    Disesuaikan dengan bentuk Sediaan dan jenisnya, suhu penyimpanan dan stabilitasnya,sifat bahan, danketahanan terhadap Cahaya (lihat petunjuk penyimpanan masing-masing obat

    Obat disusun alphabetis

    Sistem FIFO (First in first out} atau FEFO( first expired first out)

    Obat-obatan dan bahan kimia yang digunakan untuk mempersiapkan obat diberi label: isi, tanggal kadaluwarsa dan peringatan

    Elektrolit pekat konsentrat dilarang disimpan di unit pelayanan

    Unit tertentu yang dapat menyimpan elektrolit konsentrat harus dilengkapi dengan SPO Khusus untuk mencegah penatalaksanaan yang kurang hati-hati

    Obat high alert diberi stiker HIGH ALERT, obat NORUM/LASA diberi stiker NORUM/LASA

    Obat yang dibawa pasien dari rumah harus dicatat dalam formulir rekonsiliasi obat dan disimpan di

    155

  • CONTOH LEMARI OBAT NARKOTIKA

    (Narcotic cabinet)

    156

  • 157

  • 158

  • 159

  • CONTOH LASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE)

    NORUM ( NAMA OBAT RUPA MIRIP) TALLMAN LETTERING

    hidraALAzine

    ceREBYx

    vinBLASTine

    chlorproPAMIDE

    glipiZIde

    DAUNOrubicine

    160

    hidrOXYzine

    ceLEBRex

    vinCRIStine

    chlorproMAZINE

    glYBURIde

    dOXOrubicine

  • 161

  • 162

  • 163

  • Look Alike Sound Alike

    164

    LASA

  • 165

  • UPAYA PENCEGAHAN KESALAHAN PENANGAN OBAT LASA

    TallMan Lettering:

    Smart Pumps, Automated Dispensing Cabinets, Medication Administration Record, Central pharmacy, Storeroom, IV room and satellites

    Labelling similar products

    Example: Ephedrine and Promethazine

    166

  • LASA

    LASA

    167

  • 168

    LASA

  • OBAT HIGH ALERT: KATAGORI OBAT (ISMPs)

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    169

    HIGH ALERT

  • OBAT HIGH ALERT: KATAGORI OBAT (ISMPs)

    170

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    HIGH ALERT

  • OBAT HIGH ALERT: KATAGORI OBAT (ISMPs)

    17

    18

    19

    20

    21

    22

    23

    24

    171

    HIGH ALERT

  • DAFTAR OBAT HIGH ALERT OBAT SPESIFIK

    1 Amiodarone IV

    2 Colcichine Injection

    3 Heparin, Low moluculer weigt injection

    4 Heparin Unfractionated IV

    5 Insulin SC dan IV

    6 Lidocaine IV

    7 Magnesium SUlfat Injecion

    8 Methotrxate oral non oncologic use

    9 Netiride

    10 Nitroprusside sodium for injection

    11 Potasium Cloride for injection concentrate

    12 Potasium Phospate injection

    13 Sodium Chloride injection hypertonic >0.9%

    14 Warfarin 172

    HIGH ALERT

  • CONTOH: KEBIJAKAN PENANGANAN OBAT HIGH ALERT

    DEFINISI: Obat berisiko tinggi yang menyebabkan bahaya yang

    bermakna bila digunakan secara salah

    KETENTUAN : 1. Setiap unit yan obat harus punya daftar obat high

    alert, Obat LASA, Elektrolit Konsentrat, serta panduan penata laksanaan obat high alert

    2. Setiap staf klinis terkait harus tahu penata laksanaan obat high alert

    3. Obat high alert harus disimpan terpisah, akses terbatas, diberi label yang jelas

    4. Instruksi lisan obat high alert hanya boleh dalam keadaan emergensi, atau nama obat harus di eja perhuruf

    173

    HIGH ALERT

  • CONTOH:KEBIJAKAN PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT DI

    INSTALASI FARMASI

    1. Tempelkan stiker obat high alert pada setiap dos obat

    2. Beri stiker high alert pada setiap ampul obat high alert yang akan diserahkan kepada perawat

    3. Pisahkan obat high alert dengan obat lain

    4. Simpan obat sitostatika secara terpisah dari obat lainnya dan diberi stiker high alert

    5. Simpan Obat Narkotika secara terpisah dalam lemari terkunci double, setiap pengeluaran harus diketahui oleh penanggung jawabnya dan dicatat

    6. Sebelum perawat memberikan obat high alert lakukan double check kepada perawat lain untuk memastikan 5 benar (pasien, obat, dosis , rute, waktu)

    7. Obat hig alert dalam infus: cek selalu kecepatan dan ketepatan pompa infus, tempel stiker label nama obat pada botol infus. Dan di isi dengan catatan sesuai ketentuan

    174

    HIGH ALERT

  • Look-Alike High Alert Drugs

    175

    LOOK ALIKE HIGH ALERT

  • CONTOH STIKER OBAT HIGH ALERT PADA BOTOL INFUS

    176

  • Contoh Pedoman Penyimpanan Perbekalan Farmasi

    Penyimpaan Pebekalan Farmasi Umum: Simpan sesuai ketentuan dalam standar yan far

    Bahan berbahaya : Simpan dalam tempat terpisah Tersedia APR/pemadam api Diberi label sesuaikan dengan klasifikasi B3

    Gas Medis: Disimpan terpisah dari tempat perbekalan farmasi Bebas dari sumber api Ventilasi harus baik

    Obat Narkotika: Disimpan dalam lemari khusus dengan pintu ganda dan terkunci

    177

  • TATA LAKSANA B3:

    1. inventarisasi bahan & limbah berbahaya bahan kimia, bahan kemoterapi, bahan dan limbah radioaktif, gas dan uap berbahaya serta limbah medis dan infeksius lain sesuai ketentuan.

    2. penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya;

    3. pelaporan dan investigasi dari tumpahan, paparan (exposure) dan insiden lainnya;

    4. pembuangan limbah berbahaya yang benar;

    5. peralatan dan prosedur perlindungan yang benar pada saat penggunaan, ada tumpahan (spill) atau paparan (exposure);

    6. pendokumentasian, meliputi setiap izin dan perizinan/lisensi atau ketentuan persyaratan lainnya; MSDS (material safety data sheet)

    7. pemasangan label yg benar pd bahan &limbah berbahaya.

    178

  • 179

  • 180

  • 181

  • Contoh : Rekonsiliasi obat dan Daftar Obat Yang Dipakai dari Rumah

    Tanggal Nama obat Dosis/frekuensi berapa lama Alasan makan obat

    Berlanjut saat rawat inap ?

    Ya tidak

    1.

    2.

    3.

    4.

    182

    Tgl Daftar obat yang menimbulkan alergi Seberapa berat alerginya? R=ringan S=Sedang B=Berat

    Reaksi alreginya

    Label identitas pasien Rekonsiliasi Obat daftar obat dibawa dari rumah

    Semua jenis obat ; obat resep, bebas, herbal atau tcm yg dibawa dari rumah

    NAMA DAN TANDA TANGAN YANG MELAKUKAN INTERVIU

    Diadaptasi dari : Improving Communication During transtition. JCR,JCI, 20102 p 54

  • Standar MPO.3.1 Kebijakan RS mendukung penyimpanan yg tepat dari obat-

    obatan/medications dan produk nutrisi yg tersedia

    Regulasi :

    Pedoman pelayanan tentang penyimpanan produk nutrisi, radioaktif dan obat sample

    SPO penyimpanan produk nutrisi,

    SPO penyimpanan radioaktif

    SPO penyimpanan obat sampel

    Implementasi:

    Penyimpanan sesuai kebijakan dan SPO

    183

  • Standar MPO.3.2 Obat-obatan Emergensi Tersedia, Dimonitor Dan Aman

    Bilamana Disimpan Di Luar Farmasi.

    Regulasi Kebijakan penyimpanan obat emergensi,

    standar obat emergensi di masing-masing unit. SPO penyimpanan obat emergensi di masing-

    masing unit SPO penggantian obat emergensi yang rusak

    atau kadaluarsa Dokumen Implementasi: Catatan supervisi/penggantian obat

    emergensi

    184

  • Contoh: Kebijakan Penyimpanan Obat Emergensi

    Tempat menyimpan : TROLI/KIT/LEMARI/KOTAK OBAT EMERGENSI

    Akses terdekat dan selalu siap pakai .

    Terjaga isinya/aman kunci plastik dg no register

    Isi sesuai standar di masing-masing unit

    Tidak boleh dicampur obat lain

    Dipakai hanya untuk emergensi saja dan sesudah akai harus melaporkan untuk segera diganti

    Di cek secara berkala apakah ada yg rusak/kadaluwarsa

    185

  • Kunci Plastik Disposable dengan nomor

    register

    TROLI EMERGENSI

    186

  • TAS EMERGENSI

    187

  • Standar MPO.3.3 RS mempunyai sistem penarikan (recall)

    obat

    Regulasi :

    Kebijakan penarikan obat

    Kebijakan pengelolaan obat kadaluarsa

    Pedoman / prosedur pelayanan tentang penarikan obat, pengelolaan obat kadaluarsa dan pemusnahan obat

    Dokumen Implementasi

    Berita acara pemusnahan obat

    188

  • PEMESANAN DAN PENCATATAN (ordering &

    transcribing)

    Standar MPO.4

    Peresepan, pemesanan, dan pencatatan diarahkan

    oleh kebijakan & prosedur

    Regulasi :

    Kebijakan tentang :

    Peresepan

    Pemesanan obat

    Pencatatan obat

    SPO bila resep tak terbaca/tak jelas

    SPO telaah rekonsiliasi obat

    Dokumen implementasi :

    Rapat Panitia Farmasi dalam menyusun/mengmbangkan Kebijakan dan SPO

    Pelatihan staf dalam penulisan resep, pemesanan obat, pencatatan obat

    Formulir rekonsiliasi obat

    189

  • CONTOH: ISI KEBIJAKAN PERESEPAN

    Hanya Yang Berhak Menulis Dan Memesan Resep Saja Yangdilayani

    (Tersedia Daftar Staf Medis Yang Berhak Menulis Resep/ Daftar Petugas Yang Berhak Memesan Resep Di Instalasi Farmasi)

    Resep Harus Lengkap ( Tersedia Contoh Dan Keterangan Resep Yang Lengkap )

    Sebelum Menulis Rerep Harus Melakukan Penyelarasan Obat (Medication Reconciliation) . Penyelarasan Obat Adalah Membandingkan Antara Daftar Obat Yang Sedang Digunakan Pasien Dan Obat Yang Akan Diresepkan Agar Tidak Terjadi Duplikasi Atau Terhentinya Terapi Suatu Obat

    Penulis Resep Harus Memperhatikan Tiga Kemungkinan : 1. Kontraindikasi

    2. Interaksi Obat

    3. Reaksi Alergi.

    Tulisan Harus Jelas Dan Dapat Dibaca

    Menggunakan Istilah Dan Singkatan Yang Ditetapkan RS Dan tidak Boleh Menggunakan Singkatan Yang Dilarang (Tersedia Daftar Singkatan Yang Digunakan Di Rs Dan Daftar Singkatan Yang Dilarang)

    190

  • Contoh : Rekonsiliasi obat dan Daftar Obat Yang Dipakai dari Rumah

    (Patient medication Hstory)

    Tanggal Nama obat Dosis/frekuensi berapa lama Alasan makan obat

    Berlanjut saat rawat inap ?

    Ya tidak

    1.

    2.

    3.

    4.

    191

    Tgl Daftar obat yang menimbulkan alergi Seberapa berat alerginya? R=ringan S=Sedang B=Berat

    Reaksi alreginya

    Label identitas pasien Daftar riwayat alergi

    Daftar semua jenis obat yg digunakan pasien atau dibawa dari rumah; (obat resep, bebas, herbal atau tcm)

    NAMA DAN TANDA TANGAN YANG MELAKUKAN INTERVIU

    Diadaptasi dari : Improving Communication During transtition. JCR,JCI, 20102 p 54

  • 192

    RUANG/INSTALASI:: TANGGAL: ALERGI : TIDAK/ YA :

    IDENTITAS PASIEN: (STIKER) BERAT BADAN : NAMA DOKTER

    Contoh Petunjuk penulisan Resep

  • Standar MPO.4.1 RS menjabarkan secara lengkap elemen dari suatu pemesanan atau

    penulisan resep serta jenis pemesanan yg dapat digunakan

    Regulasi :

    Kebijakan penulisan resep memuat 9(sembilan ) elemen

    Dokumen implementasi :

    Resep sesuai kebijakan

    193

  • Kebijakan Elemen Pemesanan/Penulisan Resep Yang Lengkap

    1. a) Data identifikasi pasien yg akurat

    2. b) Elemen-elemen dari pemesanan / penulisan resep

    3. c) Bilamana nama generik atau nama dagang adalah akseptabel atau diperlukan

    4. d) Bilamana indikasi untuk penggunaan diperlukan pada suatu PRN (pro re nata, atau bila perlu) atau pesanan obat yang lain.

    5. e) Prosedur khusus untuk pemesanan obat LASA//NORUM

    6. f) Tindakan yang harus diambil bila pemesanan obat tidak lengkap, tidak terbaca atau tidak jelas

    7. g) Jenis pemesanan tambahan yang diijinkan seperti pada pesanan dan setiap elemen yang dibutuhkan dalam pesanan yang emergensi, dalam daftar tunggu (standing), automatic stop dan seterusnya.

    8. h) Pesanan obat secara verbal atau melalui telpon : tulis lengkap, baca ulang dan konfirmasi

    9. i) Jenis pesanan yang berdasarkan berat, seperti untuk kelompok pasien anak

    194

  • Contoh: Automatic Stop Order

    195

  • contoh automatic stop order

    196

  • Contoh : KEBIJAKAN AUTOMATIC STOP ORDER

    I. TUJUAN: Tjuan kebijakan automatic stop order Untuk memastikan bahwa

    terdapat obat yang harus dievaluasi dan ditinjau secara konsisten dan bahwa informasi ini diberi tahu kepada dokter.

    III. KEBIJAKAN: Rumah Sakit akan memastikan administrasi aman obat melalui

    proses stop order. IV. PROSEDUR: A. obat berikut akan otomatis dihentikan oleh Instalasi Farmasi

    setelah penggunaan awal telah dimulai: 1. Ketorolac - setelah 5 hari penggunaan 2. Nesiritide - setelah 2 hari penggunaan 3. Alvimopan - setelah 15 dosis telah diberikan 4. Meperidin - setelah 2 hari penggunaan

    Proses stop order otomatis didefinisikan sebagai HARD STOP

    197

  • Daftar obat high

    alert

    198

  • 199

  • ELEKTROLIT KONSENTRAT

    1. Kalium/potasium klorida = > 2 mEq/ml

    2. Kalium/potasium fosfat => 3 mmol/ml

    3. Natrium/sodium klorida > 0.9%

    4. Magnesium sulfat => 50% atau lebih pekat

    200

  • 201

  • CONTOH KEBIJAKAN OBAT HIGH ALERT

    DEFINISI: Obat gerisiko tinggi yang menyebabkan bahaya

    yang bermakna bila digunakan secara salah

    KEBIJAKAN: Setiap unit yan obat harus punya daftar obat high

    alert dan panduan penanganan obat hig alert Setiap staf klinis terkait harus tahu penangannan

    obat high alert Obat high alert harus disimpan terpisah, akses

    terbatas, diberi label yang jelas Instruksi lisan obat high alert hanya boleh dalam

    keadaan emergensi

    202

    HIGH ALERT

  • CONTOH KEBIJAKAN PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT DI INSTALASI

    FARMASI

    Tempelkan stiker obat high alert pada setiap dos obat Beri stiker high alert pada setiap ampul yang diserahkan kepada

    perawat Pisahkan obat high alert dengan obat lain Simpan obat sitostatika secara terpisah dari obat lainnya Simpan Obat Narkotika secara terpisah dalam lemari terkunci,

    setiap pengeluaran harus diketahui oleh penanggung jawabnya dan dicatat

    Sebelum perawat memberikan obat hig alert cek kepada perawat lain untuk memastikan tak ada salah pasien dan salah dosis

    Obat hig alert dalam infus: cek selalu kecepatan dan ketepatan pompa infus, jika lebih dari satu tempel label nama obat pada tiap selang infus

    203

    HIGH ALERT

  • Standar MPO.4.2 RS mengidentifikasi petugas yg kompeten yg diijinkan untuk menuliskan resep atau memesan obat-obatan.

    Regulasi :

    Kebijakan penulisan resep umum sesuai ketentuan perundang-undangan

    Kebijakan batasan penulisan resep khusus (misal obat kemoterapi, radioaktif, narkotika/psikotropika, dll)

    SK direktur tentang yang berhak menuliskan resep serta daftar orangnya dan resep khusus serta daftar

    orang. Daftar orang yang berhak memesan obat dan

    alkes

    204

  • Standar MPO.4.3 Pencatatan setiap pasien yg menerima obat berisi satu daftar

    obat yg diresepkan atau dipesan untuk pasien serta berapa kali obat diberikan. Termasuk pula obat yg diberikan bila perlu. Bila

    informasi ini dicatat pada lembaran obat yg terpisah, maka lembaran tersebut diselipkan dalam status pasien saat

    dipulangkan atau dipindahkan.

    Regulasi:

    SPO Penyertaan formulir pencatatan obat dalam status pasien saat pasien dipindahkan/ dipulangkan

    Dokumen implementasi :

    Formulir pencatatan pemberian obat memuat nama obat dan dosis serta mencakup Informasi obat (misal bila perlu)

    205

  • Contoh Tabel Pencatatan Obat

    No Nama Obat Dosis Rute Nama Dr

    /Tanda

    Tangan

    Diperiksa

    Oleh

    Diberikan

    Oleh

    Waktu Pemberian

    (jam)

    Keterangan

    1 Misal : Bila

    perlu

    2

    3

    206

    Label identitas pasien

  • 207

  • Cytotoxic Safety Cabinet

    208

  • PERSIAPAN DAN PENYALURAN (dispensing)

    Standar MPO.5 Obat dipersiapkan dan dikeluarkan dalam lingkungan yg aman dan bersih

    Regulasi :

    Pedoman/ prosedur pelayanan tentang penyiapan dan penyaluran obat dan produk steril sesuai ketentuan

    Dokumen Implementasi

    Sertifikat pelatihan teknik aseptic untuk petugas terkait 209

  • 210

  • Standar MPO.5.1 Resep atau pesanan obat ditelaah ketepatannya

    Regulasi :

    Kebijakan yang menetapkan kriteria informasi spesifik pasien apa yang dibutuhkan untuk penelaahan resep yang efektif dan kriteria telaah resep/pemesanan

    SPO Penelaahan ketepatan resep sebelum pemberian (minimal 7 elemen)

    SPO menghubungi petugas bila tulisan resep/pesanan tak jelas/timbul pertanyaan

    Panduan interaksi obat (bila blm punya soft-ware)

    Dokumen implementasi :

    Uji kompetensi petugas penelaah resep

    Penetapan software komputer untk interaksi obat dan alergi serta ketentuan untuk up-dating

    Form telaah resep/pesanan obat

    Bukti bukti telaah resep/pesanan obat

    211

  • Contoh Formulir telaah resep

    NO TELAAH RESEP YA TDK KETERANGAN/TINDAK LANJUT

    1 KEJELASAN TULISAN RESEP

    2 TEPAT OBAT

    3 TEPAT DOSIS

    4 TEPAT RUTE

    5 TEPAT WAKTU

    6 DUPLIKASI

    7 ALERGI

    8 INTERAKSI OBAT

    9 BERAT BADAN (PASIEN ANAK)

    10 KONTRA INDIKASI LAINNYA

    212

    NAMA DAN TANDA TANGAN PENELAAH

  • TOP TEN DANGEROUS DRUG INTERACTION IN LONG TERM CARE

    213

  • Standar MPO.5.2 Digunakan suatu sistem untuk menyalurkan obat dgn dosis yg tepat dan kepada pasien yg tepat di saat yg

    tepat

    Regulasi : Kebijakan penyaluran dan pendistribusian obat

    seragam Kebijakan pemberian label untuk obat yang

    dikeluarkan dari wadah asli Dokumen implementasi : Bukti pengecekan keakurasian penyaluran obat dan

    tepat waktu Laporan indikator mutu dan ketepatan waktu

    pelayanan 214

  • CONTOH KEBIJAKAN ETIKET OBAT

    Identitas Pasien

    Nama Obat

    Dosis/Konsentrasi

    Cara pemberian

    Tanggal Penyiapan

    Tanggal Kadaluwarsa

    215

  • CONTOH KEBIJAKAN ETIKET OBAT RAWAT INAP

    Identitas Pasien

    Nama Obat

    Dosis/Konsentrasi

    Rute/Cara Pemberian

    Waktu Pemberian

    216

  • Contoh Tabel Pecatatan Obat

    No Nama Obat Dosis Rute Nama Dr

    /Tanda

    Tangan

    Diperiksa

    Oleh

    Diberikan

    Oleh

    Waktu Pemberian Keterangan

    1 Misal : Bila

    perlu

    2

    3

    217

    Label identitas pasien

  • PEMBERIAN (Administration) Standar MPO.6

    RS mengidentifikasi petugas yg kompeten yg diijinkan untuk memberikan obat

    Regulasi :

    Kebijakan yang menetapkan staf yang berwenang memberikan obat

    Pedoman pengorganisasian yang memuat uraian jabatan

    Dokumen implementasi :

    STR dan SIP dari orang yang diberi kewenangan memberikan obat 218

  • Pemberian Obat yang Aman Harus Dilakukan Verifikasi terhadap:

    1. Obat dengan resep/pesanan

    2. Waktu dan frekuensi pemberian dengan resep/pesanan

    3. Jumlah dosis dengan resep/pesanan

    4. Route pemberian dengan resep/pesanan

    5. Identitas pasien

    219

  • CONTOH: FORM TELAAH OBAT

    220

    NO TELAAH OBAT YA TDK KETERANGAN/TINDAK LANJUT

    1 OBAT DENGAN RESEP/PESANAN

    2 JUMLAH/DOSIS DENGAN RESEP/PESANAN

    3 RUTE DENGAN RESEP/PESANAN

    4 WAKTU DAN FREKUENSI PEMBERIAN DENGAN RESEP/PESANAN

    Label identitas pasien

  • JADWAL PEMBERIAN OBAT

    1x1 Pagi 06-07 1x1 Malam 21-22 2x1 06-07 18-19 3x1 06-07 12-13 19-20 4x1 06-07 12-13 18-19 22-23 5x1 06-07 10-11 15-16 20-21

    23-24

    Jadwal ini tidak berlaku unt antibiotik injeksi dan obat dgn program pengobatan khusus

    221

  • Contoh Tabel Pencatatan Obat

    No Nama Obat Dosis Rute Nama Dr

    /Tanda

    Tangan

    Diperiksa

    Oleh

    Diberikan Oleh Waktu Pemberian

    (tgl/jam)

    Keterangan

    1 Misal : Bila

    perlu

    2

    3

    222

    Label identitas pasien

  • Contoh : Rekonsiliasi obat dan Daftar Obat Yang Dipakai dari Rumah

    (Patient medication Hstory)

    Tanggal Nama obat Dosis/frekuensi berapa lama Alasan makan obat

    Berlanjut saat rawat inap ?

    Ya tidak

    1.

    2.

    3.

    4.

    223

    Tgl Daftar obat yang menimbulkan alergi Seberapa berat alerginya? R=ringan S=Sedang B=Berat

    Reaksi alreginya

    Label identitas pasien Daftar riwayat alergi

    Daftar semua jenis obat yg digunakan pasien atau dibawa dari rumah; (obat resep, bebas, herbal atau tcm)

    NAMA DAN TANDA TANGAN YANG MELAKUKAN INTERVIU

    Diadaptasi dari : Improving Communication During transtition. JCR,JCI, 20102 p 54

  • Standar MPO.6.2

    Kebijakan dan prosedur mengatur obat yg dibawa ke dalam RS oleh pasien yg mengobati diri sendiri

    maupun sbg contoh

    Regulasi

    Kebijakan pelayanan yang memuat pengelolaan obat yang dibawa pasien ke RS untuk penggunaan sendiri, ketersediaan dan penggunaan obat sampel

    Dokumen Implementasi

    Form rekonsiliasi obat yang dibawa pasien pada rekam medis

    224

  • TERMINOLOGI KESELAMATAN PASIEN DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN

    1. Kejadian tidak diharapkan / KTD (Adverse Event), pada pemberian obat Adverse Drug Event), contoh: Pemberian obat pada orang yang salah

    2. Reaksi obat yang tidak diharapkan (ROTD/Adverse Drug Reaction), contoh: syok Anafilaksi

    3. Efek obat yang tidak diharapkan (Adverse Drug Effect) , contoh: Mengantuk pada penggunaan CTM meningkatkan risiko jatuh

    225

  • Standar MPO.7 Efek obat terhadap pasien dimonitor

    Regulasi :

    Panduan monitoring efek sampingdalam MPO yang menetapkan : Monitoring efek pengobatan termasuk Efek

    obat yang tidak diharapkan (adverse effect) AP 2 EP 1. Pasien dilakukan asesmen ulang untuk menentukan respons mereka terhadap pengobatan

    Efek obat yang tidak diharapkan (adverse effect) dicatat dlm rekam medik

    226

  • 227

  • 228

  • KEGIATAN PTO

    1. Pengkajian Pilihan Obat

    2. Dosis

    3. Cara Pemberian Obat

    4. Respons Terapi

    5. Reaksi Obat Yang Tidak Dikehendaki (ROTD)

    6. Rekomendasi Perubahan Atau Alternatif Terapi.

    229

  • PEMANTAUAN TERAPI OBAT

    Adalah suatu proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien.

    Kegiatan PTO mencakup: pengkajian pilihan obat, dosis, cara pemberian obat, respons terapi, reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD),)dan rekomendasi perubahan atau alternatif terapi.

    Pemantauan terapi obat harus dilakukan secara berkesinambungan dan dievaluasi secara teratur pada periode tertentu agar keberhasilan ataupun kegagalan terapi dapat diketahui.

    Pasien yang mendapatkan terapi obat mempunyai risiko mengalami masalah terkait obat. Kompleksitas penyakit dan penggunaan obat, serta respons pasien yang sangat individual meningkatkan munculnya masalah terkait obat.

    Hal tersebut menyebabkan perlunya dilakukan PTO dalam praktek profesi untuk mengoptimalkan efek terapi dan meminimalkan efek yang tidak dikehendaki.

    230

  • METODE PTO (SOAP) S : Subjective

    Data subyektif adalah gejala yang dikeluhkan oleh pasien. Contoh : pusing, mual, nyeri, sesak nafas.

    O : Objective Data obyektif adalah tanda/gejala yang terukur oleh tenaga

    kesehatan. Tanda-tanda obyektif mencakup tanda vital (tekanan darah, suhu tubuh, denyut nadi, kecepatan pernafasan), hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik.

    A : Assessment Berdasarkan data subyektif dan obyektif dilakukan analisis

    terkait obat. P : Plans Setelah dilakukan SOA maka langkah berikutnya adalah

    menyusun rencana yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah.

    231

  • PASIEN/JENIS OBAT YANG DI PTO

    1.. Pasien yang menerima obat dengan risiko tinggi seperti :

    obat dengan indeks terapi sempit (contoh: Digoksin,fenitoin),

    Obat yang bersifat nefrotoksik (contoh: gentamisin) dan hepatotoksik (contoh: OAT),

    Sitostatika (contoh: metotreksat),

    Antikoagulan (contoh: warfarin, heparin),

    Obat yang sering menimbulkan ROTD (contoh: metoklopramid, AINS),

    Obat kardiovaskular (contoh: nitrogliserin).

    2.Pasien yang menerima regimen yang kompleks

    Polifarmasi

    Variasi rute pemberian

    Variasi aturan pakai

    Cara pemberian khusus (contoh: inhalasi)

    232

  • KONDISI PASIEN YG DILAKUKAN PTO

    1. Pasien yang masuk rumah sakit dengan multi penyakit sehingga menerima polifarmasi.

    2. Pasien kanker yang menerima terapi sitostatika.

    3. Pasien dengan gangguan fungsi organ terutama hati dan ginjal.

    4. Pasien geriatri dan pediatri.

    5. Pasien hamil dan menyusui.

    6. Pasien dengan perawatan intensif.

    233

  • IDENTIFIKASI MASALAH TERKAIT OBAT Setelah data terkumpul, perlu dilakukan analisis untuk identifikasi

    adanya masalah terkait obat. (Hepler dan Strand)

    1. Ada indikasi tetapi tidak di terapi :Pasien yang diagnosisnya telah ditegakkan dan membutuhkan terapi obat tetapi tidak diresepkan. Perlu diperhatikan bahwa tidak semua keluhan/gejala klinik harus diterapi dengan obat.

    2. Pemberian obat tanpa indikasi ,pasien mendapatkan obat yang tidak diperlukan.

    3. Pemilihan obat yang tidak tepat. Pasien mendapatkan obat yang bukan pilihan terbaik untuk kondisinya (bukan merupakan pilihan pertama, obat yang tidak cost effective, kontra indikasi

    4. Dosis terlalu tinggi

    5. Dosis terlalu rendah

    6. Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD)

    7. Interaksi obat

    234

  • Standar MPO.7.1 Kesalahan yg terkait dengan manajemen obat (medication errors) dilaporkan melalui proses dan kerangka waktu yg

    ditetapkan oleh RS

    Regulasi : Pedoman pengorganisasian panitia keselamatan pasien RS SK panitia keselamatan pasien siapa yang bertanggung

    jawab melaporkan IKP/medication error Dokumen implementasi : Laporan Medication Error dan KNC (tepat waktu,sesuai

    prosedur, siapa yg bertanggung jawab) Laporan IKP Analisis (Root Cause Analisis) terhadap medication error

    dan KNC sampai dipakai untuk perbaikan proses

    235

  • 236

  • 237

  • 238

    DO KEJADIAN LAP RCA RTL

    Kematian tdk sesuai dng perjlan peny

    +/- +/-

    +/-

    +/-

    Kehilangan f.utama

    Salah lokasi, prosedur, pasien

    Bayi hilang

    Lain-1

    Sesuai ketentuan lap IKP tidak boleh di copy, karena itu di unit pelayanan yg ada hanya form laporan, untuk laporan & hasil analisa RCA atau risk grading, asesor internal menelusuri di Tim KPRS

  • 239

    Kejadian KEJADIAN LAP Risk Grading

    RTL

    Peningkatan KTD +/- +/-

    +/-

    +/-

    Reaksi transfusi darah

    Reaksi obat

    Kesalahan obat

    Ketidakcocokan Dx pra dan paska operasi

    KTD sedasi & anestesi

    Outbreak infeksi

  • 240

    DO KEJADIAN LAP RCA RTL

    KNC obat +/- +/-

    +/-

    +/-

  • SENTINEL

    KNC

    KTD

    RCA

    INVESTIGASI SEDERHANA

    MERAH & KUNING

    RISK GRADING BIRU &

    HIJAU

    241

  • MPO 1 REKOMENDASI

    Kebijakan pelayanan farmasi lengkap

    Pedoman pengorganisasian farmasi, struktur organisaasi, uraian tugas masig-

    masing staf Dokumen Implementasi:

    Formularium rumah sakit & info obat di uit pelayanan

    Bukti review system manajemen obat

    MPO 1.1

    Pedoman pengorganisasian farmasi (uraian jabatan supevisor)

    SK pengangkatan supervisor (STRA dan SIPA lengkap)

    Dokumen Implementasi:

    Catatan supervise

    MPO 2

    Memiliki Formularium RS

    Prosedur tentang penanganan bila terjadi ketidaktersediaan stok obat di RS

    Dokumen implementasi :

    MOU dengan pemasok

  • Formularium dan Daftar stok obat RS

    Bukti Rapt PFT dalam menyusun Formularium

    MPO 2.1

    Kebijakan pengawasan penggunaan obat dan pengamanan obat

    SK pembentukan PFT

    Pedoman pelayanan farmasi tentang : pengawasan dan distribusi obat di RS

    Dokumen implementasi :

    Kriteria menambah dan mengurangi obat dalam formularium

    Form usulan obat baru

    Form monitoring penggunaan obat baru dan KTD

    Proses revisi formularium (minimal setahun sekali) dan Notulen rapat

    MPO 2.2

    o SPO bila persediaan obat/stok kosong

    o SPO bila farmasi tutup/persediaan obat terkunci

    Dokumen implementasi :

    Buku catatan dan Formulir permintaan obat/alkes bila stok kosong/tidak tersedia

    di RS

  • MPO 3

    Pedoman penyimpanan obat lengkap untuk masing masing area penyimpanan

    o Kebijakan pelabelan obat obat dan bahan kimia yang digunakan menyiapkan obat

    o Kebijakan pelaporan obat dari unit

    Dokumen implementasi : Formulir rekonsiliai obat

    o Laporan narkotik & psikotropik

    o Bukti pelabelan obat dan bahan kimia yang digunakan menyiapkan obat

    o Dokumen/catatan inspeksi berkala

    MPO 3.1

    Pedoman pelayanan tentang penyimpanan produk nutrisi, radioaktif dan obat

    sample SPO penyimpanan produk nutrisi,

    SPO penyimpanan radioaktif

    SPO penyimpanan obat sampel

    MPO 3.2

    EP 1 Kebijakan penyimpanan obat emergensi, standar obat emergensi di masing-masing unit.

    EP 2 SPO penyimpanan obat emergensi di masing-masing unit

  • EP 3 SPO penggantian obat emergensi yang rusak atau kadaluarsa

    Jumlah Dokumen Implementasi:

    Catatan supervise/penggantian obat emergensi

    MPO 3.3

    Kebijakan penarikan obat

    Kebijakan pengelolaan obat kadaluarsa

    Pedoman / prosedur pelayanan tentang penarikan obat, pengelolaan obat

    kadaluarsa dan pemusnahan obat Dokum