Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

132
1 PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI

Transcript of Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

Page 1: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

1

PERCEPATAN PEMBERANTASAN

KORUPSI

PERCEPATAN PEMBERANTASAN

KORUPSI

Page 2: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

2

= BIO DATA =

Nama : Ir. Abdul Hamid, M.Si

Tempat/Tgl Lahir : Tabing/ 10 Nopember 1965

Jabatan : Widyaiswara Madya

Alamat Kantor : Jl. Raya Indarung – Pdg. Besi

Pendidikan terakhir : Strata II STIA – LAN Bandung

Bidang Studi : Administrasi Publik

Alamat Rumah : Komplek Perumdam III/4

Blok K/8 Padang 

Telp / HP : 0751-463615 /

081535214448

Email : [email protected]

PENGALAMAN KERJA

Page 3: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

ICE BREAKING

Page 4: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

4

Page 5: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

5

Page 6: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

6

BENTUK DAN KARAKTER PEMIMPIN MENURUT HENRY FOLL

(LUKISKAN MELALUI SIMBOL-SIMBOL)

SIMBOL 1

SIMBOL 2

SIMBOL 3

SIMBOL 4

Page 7: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

7

SIMBOL 1

MAKNANYA :

BERJIWA PEMIMPIN,

PENUH TANGGUNG JAWAB,

SEDERHANA

Page 8: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

8

SIMBOL 2

MAKNANYA :

BERCITA-CITA TINGGI,

BERANI MENGAMBIL RESIKO,

SUKA BEKERJA KERAS,

SELALU TUNTAS

Page 9: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

9

SIMBOL 3

MAKNANYA :

SENANG HAL-HAL YANG RUMIT,

BERJIWA SENI,

FLEKSIBEL

Page 10: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

10

SIMBOL 4

MAKNANYA :

BANYAK PERHATIAN TERTUJU PADA SEKS

Page 11: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

11

KARAKTER MANUSIA SESUAI GOL. DARAH (dr. TOSHITAKA NOMI) TOKYO

GOL. DARAH A BISA DIPERCAYADAPAT DIPERCAYA

SANGAT TELITIPENUH TANGGUNG JAWAB DLM PEKERJAANNYA

GOL. DARAH B LEMAH LEMBUTLEMAH LEMBUT

SANGAT PERASA TENANG DAN KALEM

GOL. DARAH AB EMOSIONALEMOSIONALRAGU-RAGU

PENDIRIANNYA DIPENGARUHI SITUASI

GOL. DARAH O BERBAKAT PEMIMPINBERBAKAT MEMIMPIN

ENERGI ROHANIAHGAIRAH KERJANYA TINGGI

TAK KENAL ISTIRAHATPRESTASI KERJANYA OPTIMAL

SANGAT KESAL MELIHAT KARYAWAN MALASMENGANGGAP SEMUA MANUSIA HARUS BEKERJA RAJIN SERTA EFEKTIF

LUPA BAHWA KEMAMPUAN MANUSIA ITU BERBEDA-BEDA.

Page 12: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

12

MENU PEMBELAJARAN “PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI”

PENDAHULUANPOKOK BAHASANPENGERTIAN TINDAK PIDANA KORUPSI- Pengertian Tindak Pidana- Unsur-Unsur Tindak Pidana- Pengertian KorupsiPERATURAN PEMBERANTASAN KORUPSITINDAKAN/KEBIJAKAN YANG DIANGGAP TINDAK

PIDANA KORUPSI- Tindak Pidana Korupsi- Tindak Pidana Lain yang Berkaitan dengan Tindak

Pidana Korupsi- Peran Serta Masyarakat.KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSIPERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI

Page 13: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

PENDAHULUAN

Dimana pembangunan itu sendiri merupakan suatu proses menuju pada perbaikan yang lebih baik.

Proses pembangunan itu sendiri dapat menimbulkan kemajuan bagi peri kehidupan bangsa dan dapat mengakibatkan perubahan kondisi sosial masyarakat dari masyarakat yang tradisional menjadi masyarakat modern sesuai dengan perkembangan jaman. Perubahan ini membawa dampak sosial baik positif maupun negatif.

Dampak negatif yang dapat meresahkan masyarakat adalah berbagai macam tindak pidana, dari tindak pidana pencurian kecil-kecilan sampai dengan tindak pidana perampokan disertai pembunuhan, termasuk didalamnya adalah tindak pidana korupsi.

Bangsa Indonesia sejak tahun 1945 sampai saat ini, mengalami pasang surut dalam melaksanakan pembangunan.

Page 14: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

Korupsi menjadi masalah yang sangat serius karena dapat membahayakan pembangunan sosial ekonomi, dan juga politik, serta dapat merusak moral bangsa dan sendi-sendi kehidupan dari suatu bangsa.

Hasil survey Transparancy International Indonesia (TII), menunjukkan, Indonesia merupakan negara paling korup No 6 dari 133 negara. Nilai indeks persepsi korupsi (IPK) Indonesia saat ini 2,3 yang ternyata lebih rendah daripada negara-negara tetangga, seperti Vietnam, Phillipina, Malaysia, Bangladesh dan Myanmar.

Disamping itu manajemen yang kurang baik dan kontrol yang kurang effektif dan effisien, mempengaruhi merebaknya tindak pidana korupsi, seperti ucapan terkenal dari Prof Soemitro (Alm), sebagaimana dikutip oleh media cetak beberapa tahun yang lalu, bahwa kebocoran keuangan negara mencapai 30%.

Page 15: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

Pada 9 Desember 2004, telah dikeluarkan Inpres No. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi Inpres ini menginstruksikan kepada para Pimpinan Instansi Pemerintah Pusat

dan Daerah agar melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab dan melaporkan hasilnya kepada Presiden melalui Men.PAN

Pada 11 Desember 2003, Indonesia diantara 94 negara meratifikasi Konvensi PBB Memerangi Korupsi (UN Convention Againts Corruption)

Tuntutan Good Governance dalam seluruh Kegiatan (Reformasi dan Globalisasi) Tuntutan Lembaga2 Donor meminta menegakkan paradigna GG spt : Bank

Dunia, IMF, ADB, bagi Yang memperoleh bantuan mereka ; Hal Yang dituntut yaitu menerapkan prinsip2 GG diantaranya : 1. Transparansi/ keterbukaan 2. Akuntabilitas dalam berbagai aktifitas (sospol-Ekon)

Page 16: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu:

setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu memahami dan mengetahui Tindak Pidana Korupsi yang dapat terjadi di unit kerjanya.

1. menguraikan pengertian dan unsur-

unsur tindak pidana korupsi;2. mengidentifikasi tindakan-

tindakan pegawai negeri atau

penyelenggara negara yang merupakan

tindak korupsi;3. menjelaskan dan

melaksanakan peran masyarakat dalam

pencegahan dan pemberantasan korupsi;4. memberikan latihan tata

cara menganalisis suatu kejadian

sebagai tindak pidana korupsi.

Page 17: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

• PENYELENGGARA NEGARA (Pejabat Negara/PNs-Birokrasi :• Pejabat Negara : 1. Yang menjalankan fungsi Ek,Leg, Yud 2. Pejabat lain : Meneri, Gubernur, Bupati Walikota, Hakim, Direksi,Komisaris BUMN/D, Pimpinan BI, BPPN, Perguruan Tinggi, Rs I Sipil Polri, Jaksa, Penyidik, Panitera, Pimpro. Bendaharawan Proy.• PNS : Orang Yang menerima Upah dari Keuangan

Negara dan• Daerah Yang swesuai dengan UU Kepegawaian• Korporasi yang memekai Modal dan Fasilitas Nagara atau

masyarakat korporasi yang menerima bantuan keuangan negara dan Daerah

17

SALAH SATU SASARAN PEMBERANTASAN KORUPSI

Page 18: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

LINGKARAN MAUT

KORUPSI

SANKRI

ASAS PEMERINTAH(UU No. 28/1999)

BUDAYAPOLITIK & EKONOMI KESEMPATAN

Page 19: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

PENGERTIAN TINDAK PIDANA KORUPSI

Prof. Muljatno.

Perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan yang mana disertai sanksi berupa pidana tertentu bagi barang siapa yang melanggar aturan tersebut

Untuk adanya perbuatan pidana harus ada unsur-unsur:• Perbuatan manusia;• Memenuhi rumusan dalam undang-undang (syarat formil)• Bersifat melawan hukum (syarat materiil)

E. Utrecht

Peristiwa kemasyarakatan yang membawa akibat yang diatur oleh hukum

Simon

Tindakan melanggar hukum yang telah dilakukan dengan sengaja ataupun tidak dengan sengaja oleh seseorang yang dapat dipertanggungjawabkan atas tindakannya dan oleh undang-undang telah dinyatakan sebagai tindakan yang dapat dihukum

Page 20: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

• Korupsi (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere = busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok).

PENGERTIAN KORUPSI

Page 21: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

Definisi Korupsi

• Korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politikus atau pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri sendiri atau memperkaya mereka yang dekat dengan dirinya, dengan cara menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka

- Secara harafiah korupsi mempunyai arti kebusukan, keburukan, kebejatan, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina dan memfitnah.

Kamus umum Bahasa Indonesia (W.J.S. Poerwodarminto): Korupsi ialah perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan sebagainya.

Kejahatan, kebusukan, dapat disuap, tidak bermoral, kebejatan, dan ketidak jujuran.

Page 22: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

• Perbuatan setiap orang baik pemerintahan maupun swasta yang melanggar hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi yang dapatmerugikan keuangan negara.

22

Page 23: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

PERCEPATAN : PROSES ,CARA,PERBUATAN CEPAT

PEMBERANTASAN KORUPSI : SERANGKAIAN KEGIATAN UNTUK GAH DAN NGULANGI KORUBSI (MELALUI UPAYA KOORD,SUPERVISI,MONITOR ,LIDIK,SIDIK,PENUNTUTAN DAN PEMERIKSAAN DISIDANG PENGADILAN ) DG PERANAN SERTA MASY DAN UU BERLAKU.

KORUP : BEKUK ,PALSU,SUAP

KORUPSI :

- PENYELEWENGAN ATAU PENGELAPAN UANG NEGARA ATAU PERUSAAN SEBAGAI TEMPAT SESEORANG BEKERJA UTK MENGUNTUNGKAN PRIBADI ATAU ORANG LAIN ( KAMUS HK 2002)

- PERBUATAN SECARA MELAWAN HUKUM DG MAKSUD MEMPERKAYA DIRI SENDIRI /ORG LAIN ( PERSEORANGAN /KORPORASI )MERUGIKAN KEUNGAN /PEREKONOMIAN NEGARA.

( UU NO.31/1999 DIUBAH DG UU NO.20 /2001)

Page 24: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

PENYELIDIKAN : “Serangkaian tindakan Penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menetukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini (Pasal 5 point 5 KUHAP)”.

PENYIDIKAN :“Serangkaian tindakan Penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini membuat terang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya (Pasal 1 point 2 KUHAP)”.

PENYITAAN : Pengamil Alih/ Penyimpan Benda Utk Keperluan Pembutian Dalam Penyidikan,penuntutan Dan Peradilan

PERBUATAN HUKUM : perbuatan yang menimbulkan akibat hukum

PERBUATAN MELAWAN HUKUM : Perbuatan Yang Bertentangan Dg Tata Pergaulan Masy Dan Ketertiban Yg Di Kehendaki Hukum, Sifatnya Merugikan Masy.

Page 25: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

DENDA : HUKUMAN BERUPA KEHARUSAN MEMBAYAR DLM BENTUK UANG /LAINYA .

BANDING : PERMERIKSAAN ULANG OLEH PENGADILAN YANG LEBIH TINGGI

KPK : LEMBAGA INDEVENDEN YANG MEMILIKI KEWENAGAN KOORDINASI, SUPERVISI MONITOR, PENCEGAHAN,PENYELIDIKAN ,PENYIDIKAN DAN PENUNTUTAN DLM PERKARA KORUPSI DI INDONESIA

KOLUSI : KERJASAMA SECARA MELAWAN HUKUM ANTAR PENYELENGARA NEGAR ATAU ANTAR PENYELENGARA NEGARA DENGA PIHAK

MERUGIKAN ORANG LAIN MASY DAN NEGARA.

PERBUATAN PIDANA : PERBUATAN YG DILARANG DAN DIANCAM DG PIDANA

SAKSI : ORANG YG MENYAKSIKAN SENDIRI KEJADIAN ,UTK KEPERLUAN PENYIDIKAN ,PENUNTUTAN PERADILAN.

SANKSI : ALAT PEMAKSA .

SUAP : UANG SOGOK YG DI BERIKAN BERHUBUNGAN DG JABATAN ATAU KRN KEWENANGAN TERTENTU

Page 26: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

TERSANGKA : ORANG YG DIDUGA SBG PELAKU TINDAK PIDANA BERDASARKAN BUKTI PERMULAAN

YG CUKUP

TERDAKWA : TERSANGKA YG DI TUNTUT,DIPERIKSA DAN

DIADILI DI SIDANG PENGADILAN

TERPIDANA : TERDAKWA YG DIJATUHI HUKUMAN

Page 27: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

1. Dilakukan lebih dari satu orang2. Merahasiakan motif; ada keuntungan yang ingin diraih;3. Berhubungan dengan kekuasaan / kewenangan tertentu;4. Berlindung dibalik pembenaran hukum;5. Melanggar kaidah kejujuran dan norma hukum;6. Mengkhianati kepercayaan.

Page 28: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

•Korupsi karena kebutuhan•Korupsi karena ada peluang•Korupsi karena ingin memperkaya diri sendiri•Korupsi karena ingin menjatuhkan pemerintah•Korupsi karena ingin menguasai suatu negara

Page 29: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

Gratifikasi dan SuapGratifikasi dan Suap

Penjelasan Pasal 12 B UU No. 31/1999 jo. Penjelasan Pasal 12 B UU No. 31/1999 jo. UU No. 20/2001,UU No. 20/2001,Gratifikasi adalah pemberian dalam arti Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, meliputi pemberian uang, barang, luas, meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya.cuma-cuma, dan fasilitas lainnya.

Page 30: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

30

PASAL PASAL

1). Ps 2; 2). Ps 3; 3). Ps 5 ayat (1) huruf a; 4). Ps 5 ayat (1) huruf b (1) huruf a; 5). Ps 5 ayat (2); 6). Ps 6 ayat (1) huruf a 7 ). Ps 6 ayat (1) huruf b 8). Ps 6 ayat (2); 9). Ps 7 ayat (1) huruf a;10). Ps 7 ayat (1) huruf b;11). Ps 7 ayat (1) huruf c; 12). Ps 7 ayat (1) huruf d; 13). Ps 7 ayat (2); 14). Ps 8; 15). Ps 9;

16). Ps 10 huruf a;

17). Ps 10 huruf b; 18). Ps 10 huruf c; 19). Ps 11; 20). Ps 12 huruf a;21). Ps 12 huruf b22). Ps 12 huruf c;23). Ps 12 huruf d; 24). Ps 12 huruf e; 25). Ps 12 huruf f 26). Ps 12 huruf g; 27). Ps 12 huruf h; 28). Ps 12 huruf i; 29). Ps 12B jo. Ps 12C; 30). Ps 13;

Page 31: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

• kelemahan pemimpin untuk mencegah dan memberikan ketauladanan yang baik ;

• kelemahan pengajaran agama dan etika , menyangkut moralitas personal serta kondisi situasional seperti peluang terjadinya korupsi ;

• budaya kolonialisme yang mendarah daging di masyarakat kita ; Hegemoni dan dominasi

• penegakan hukum yang kurang tegas dan kerja sistem yang tidak efektif.

• Mekanisme kontrol yang lemah dan kerapuhan sebuh sistem memberipeluang terjadinya korupsi.

• Sistem an struktur pemerintah: Birokrasi yang sentralistik• Masalah Sosbud: Hub.antara politisi dgn unsur pemerintah

31

Page 32: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

1. Penegakan hukum tidak konsisten: penegakan hukum hanya sebagai make-up politik, sifatnya sementara, selalu berubah setiap berganti pemerintahan.

2. Penyalahgunaan kekuasaan/wewenang, takut dianggap bodoh kalau tidak menggunakan kesempatan.

3. Langkahnya lingkungan yang antikorup: sistem dan pedoman antikorupsi hanya dilakukan sebatas formalitas.

4. Rendahnya pendapatan penyelenggara negara. 5. Kemiskinan, keserakahan.6. Budaya memberi upeti, imbalan jasa dan hadiah.7. Konsekuensi bila ditangkap rendah daripada

keuntungan korupsi. 8. Budaya permisif/serba membolehkan; tidak mau tahu.9. Gagalnya pendidikan agama dan etika.

Page 33: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

4. Rendahnya pendapatan penyelenggara negara.

5. Kemiskinan, keserakahan.6. Budaya memberi upeti, imbalan

jasa dan hadiah.7. Konsekuensi bila ditangkap rendah

daripada keuntungan korupsi. 8. Budaya permisif/serba

membolehkan; tidak mau tahu.9. Gagalnya pendidikan agama dan

etika.

Page 34: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

MODUS DUGAAN KORUPSI

DI SEKITAR PELAYANAN PUBLIK

Page 35: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

1. PROYEK PEMBANGUNAN FISIKDalam pengelolaan proyek pembangunan, cara pelaku melakukan perbuatan korupsi dlm pengelolaan proyek pembanguann biasanya terjadi mulai dari tahap perencanaan.

2. PENGADAAN BARANG DAN JASA– Suap untuk memenangkan tender– Tender arisan– Proses tender tidak transparan– Supplier bermain mematok harga tertinggi– Persaingan tidak sehat sehingga dorong pengusaha lakukan

suapPengadaan barang di perusahaan swasta & pemerintah yang memenangkan saudaranya

– Pengadaan barang & jasa tidak sesuai kebutuhan– Harga barang dalam kontrak pengadaan harganya jauh diatas harga

barang sebenarnya atau kualitas barang yg diserahkan tidak sesuai dgn apa yg dicantumkan dalam kontrak

– Panitia tender (staf bawah) memenangkan pengusaha yang memberi suap– Penandatangan Pakta Integritas belum dapat mengurangi suap

Page 36: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

3. PERIJINAN– Ijin Usaha sangat susah didapat– Tidak transparan– Banyak aturan tidak resmi– Aturan sudah diikuti tapi ijin tetap tidak keluar– Susah mendapat perijinan, perlu pelicin atau suap– Tarip perijinan yang tidak standar– Mengurus perijinan sendiri repot dan biaya besar, dengan

aparat biaya lebih murah dan cepat

4. PERBANKAN– Dana kredit tidak bisa dicairkan jika tidak memberi komisi

kepada pejabat bank sebesar 5-10% dari nilai kredit– Pelanggaran dalam batas maksimum pemberian kredit oleh

Bank

Page 37: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

5. BEA CUKAI

(Oknum)petugas bea cukai dalam pengurusan dokumen selalu diminta suap

6. PERPAJAKAN Mau bayar pajak malah ditekan untuk kolusi Mau bayar pajak dipersulit Petugas pajak memainkan laporan, laporan pajak fiktif Pajak dapat dinegosiasikan Praktek-praktek suap terhadap aparat pajak

Page 38: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

– Menggelembungkan batas alokasi penerimaan (mark-up.)

– menggandakan (redundant) item penerimaan anggota dewan melalui berbagai strategi. ( anggaran yang berbeda-beda untuk satu fungsi).

– mengada-adakan pos penerimaan anggaran yang sebenarnya tidak diatur . Seperti alokasi anggaran untuk pos dana purnabakti., fasilitas rumah dinas yang seharusnya hanya diberikan kepada Ketua dan Wakil

– korupsi dalam pelaksanaan program kegiatan dewan. Dari aspek tindakan, korupsi jenis ini adalah korupsi yang paling telanjang dan nyata. Yaitu memalsukan tiket pesawat perjalanan dinas (SPJ fiktif).

38

Page 39: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

• Akuntabilitas politik DPR amat rendah. Hampir tidak ada mekanisme yang dapat menjamin akuntabilitas politik itu dijalankan. Saat ini, pertanggung jawaban kerja parlemen hanya sebatas laporan lima tahun yang dibuat satu kali menjelang masa jabatan mereka berakhir.

• Mekanisme perekrutan politik di internal partai politik yang melahirkan anggota DPR berorientasi uang. Loyalitas antara partai politik dan kadernya diikat uang.

• Mahalnya ongkos politik. Bagi politisi yang kemudian menjadi pejabat publik dan menguasai sumber daya ekonomi, pertama-tama yang dilakukan adalah mengembalikan investasi politik yang telah dikeluarkan

39

Page 40: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

– rusaknya sistem tatanan masyarakat,– ekonomi biaya tinggi dan sulit melakukan efisiensi,– munculnya berbagai masalah sosial di masyarakat,– penderitaan sebagian besar masyarakat di sektor

ekonomi, administrasi,politik, maupun hukum, yang pada akhirnya menimbulkan kesengsaraan \

– Menghambat pengembangan sisitem pemeerintah demokratis

– Munculnya bentuk kriminalitas lain spt:Peradilan jalanan,para militer untuk melindungi kepentingan kelompok

40

Page 41: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

• Pemerasan Pajak • Manipulasi Tanah• Jalur Cepat Pembuatan KTP • SIM Jalur Cepat • Markup Budget/Anggaran dan lain lain

41

Page 42: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

Korupsi Milik Kita Semua?

•Korupsi?–Penyakit sistem?–Penyakit manusia?–Penyakit budaya?

Page 43: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

FEODALISME & KORUPSI

Page 44: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

Korupsi versi KPK

UU No. 31/1999

jo UU No. 20/2001

Page 45: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

Kelompok tindak pidana korupsi

1. Kerugian keuangan negara.2. Suap menyuap kel. 1.3. Penggelapan dalam jabatan kel. 2.4. Pemerasan kel. 3.5. Perbuatan curang 4.6. Benturan dalam kepentingan pengadaan

kel.5 .7. Gratifikasi.

Page 46: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

Tindak pidana lainnya yg berkaitan dg korupsi

• Merintangi proses pemeriksaan tindak pidana korupsi.

• Tidak memberi keterangan atau memberi keterangan yg tidak benar.

• Bank yg tidak memberi keterangan rekening tersangka.

• Saksi atau ahli yg tidak memberi keterangan atau memberi keterangan palsu.

• Orang yg memegang rahasia jabatan tidak memberikan keterangan atau keterangan palsu.

• Saksi yg membuka identitas pelapor.

Page 47: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

10 Nilai Anti Korupsi1. Tanggungjawab2. Disiplin

3. Jujur4. Sederhana

5. Kerja keras6. Mandiri

7. Adil8. Berani

9. Peduli10. Percaya diri

KELOMPOK 1

KELOMPOK 2

KELOMPOK 3

KELOMPOK 4

KELOMPOK 5

Page 48: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

57

@ MENCARI@ MEMPEROLEH@ MEMBERI INFORMASI PENYEL NEGARA

DAPAT LAYANAN YANG ADIL DAPAT PERLIN DUNGAN HUKUM

SAMPAIKAN :• SARAN• PENDAPAT ATAS KP PENYELENGGARA NEGARA

Page 49: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

by arsal bam 58

PELAPOR

SETIAPORANG

ORGANISASIMASYARAKAT

L S M

• INFORMASI• SARAN• PENDAPAT KPD PENEGAK HUKUM TTG DUGAAN TPK

TERTULISBERIDENTITAS

PENEGAKHUKUM

LAYANAN DAN JAWABAN

PERLINDUNGAN HUKUM(STATUS HKM-RASA AMAN)

DAPAT PENGHARGAAN(PIAGAM/PREMI 20/00 x NILAI KN)

1. MERAHASIAKAN• IDENTITAS PELAPOR• ISI INFORMASI• PENDAPAT SARAN

2. BERI PENGAMANANFISIK PELAPOR + KLG

WAJIB

BERHAK

PP NO. 71 TH 2000TATA CARA PELAKSANAAN PERANSERTA MASYARAKAT DAN PEMBERIANPENGHARGAAN DALAM PENCEGAHANDAN PEMBERANTASAN TPK

Percepatan Pemberantasan Korupsi

Page 50: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

59

ADMINISTRATIF BARANG J A S A

Page 51: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

60

TINDAK PIDANA KORUPSIUU NO 31 TH 1999

TINDAK PIDANA KORUPSIUU NO 31 TH 1999

SETIAP ORANG DENGAN MELAWAN HUKUMMELAKUKAN PERBUATAN

MEMPERKAYADIRI SENDIRI

MEMPERKAYADIRI SENDIRI

MEMPERKAYA ORANGLAIN/KORPORASI

MEMPERKAYA ORANGLAIN/KORPORASI

KESEMPATAN/SARANAYANG ADA PADANYA

KARENA JABATAN

KESEMPATAN/SARANAYANG ADA PADANYA

KARENA JABATAN

MENYALAHGUNAKANKEWENANGAN

MENYALAHGUNAKANKEWENANGAN

1. MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA2. PEREKONOMIAN NEGARA

1. MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA2. PEREKONOMIAN NEGARA

PS : 2 DIPIDANA PENJARA # SEUMUR HIDUP, PALING SINGKAT 1 TH, PALING LAMA 20 TH, PIDANA DENDA PALING SEDIKIT

RP. 50 JUTA, PALING BANYAK 1 MILYAR

Page 52: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

61

SETIAPORANG

MEMBERIMENJANJIKAN

SESUATU

PEGAWAI NEGERIPENYELNEGARA

BERBUATSESUATU

TIDAK BERBUATSESUATU

HUKUMAN PEMBERI DAN PENERIMAPASAL 5 UU NO 20 /2001

PIDANA PALING SEDIKIT 1 THPALING LAMA 5 TH DAN PIDANADENDA PALING SEDIKIT RP 50 JT,

PALING BANYAK RP 250 JT

1. Dalam jabatannya bertentangan dengan kewajiban (d.j.b.k)

2. Berhubungan dengan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban

Page 53: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

62

SETIAPORANG

MEMBERIMENJANJIKAN

SESUATU

HAKIM

ADVOKAT

MEMPENGARUHIPUTUSAN PERKARA

UNTUK DIADILI

MEMPENGARUHINASEHAT/PENDAPAT

YANG AKANDIBERIKAN DIPENGDILAN

HUKUMAN PEMBERI DAN PENERIMAPASAL 6 UU NO 20 /2001

PIDANA PALING SEDIKIT 3 TH PALINGLAMA 15 TH DAN PIDANA DENDAPALING SEDIKIT RP 150 JT PALING

BANYAK RP 750 JT

Page 54: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

63

SUBYEK HUKUM

1. PEMBORONG2. AHLI BANGUNAN

PENJUAL BAHANBANGUNAN

PETUGAS PENGAWASBANGUNAN

ORANG MENYERAHKANBAHAN BANGUNAN

SETIAP ORANGMENYERAHKAN BARANGKEERLUAN TNI, POLRI

CURANG

SENGAJACURANG

CURANG

MEMBIARKANCURANG

1. PENERIMA BAHANBANGUNAN

2. PENERIMAENYERAHANBARANG KEPERLUANTNI-POLRI

3. MEMBIARKANPERBUATANCURANG

PASAL 7 UU NO 2 TH 2001PIDANA PENJARA PS 2 TH,PALING LAMBAT 7 TH

PERBUATAN SUBYEK HUKUM

PIDANA DENDA :PS 100 JT PB.350 JT

PERBUATANCURANG

Page 55: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

64

PEGAWAINEGERI

BUKANPEGAWAINEGERI

DITUGASIMENJALANKAN

JABATANUMUM TERUS

MENERUSATAU

SEMENTARA

SENGAJA MENGGELAPKAN

UANG, SURAT BERHARGA

YANG DISIMPAN KARENA

JABATANNYA

MEMBIARKAN UANG, SURAT BERHARGA

DIAMBILDIGELAPKAN ORANG

LAINMEMBANTU PEMBUATAN

TERSEBUTSENGAJA MEMALSUKANBUKU-BUKU, DAFTARDAFTAR KHUSUS UNTUK PEMERIKSAAN ADMINISTRASI

Ps 8 UU No. 20 Th 2001Dipidana Penjara PalingSedikit 3 th, paling lama15 th, Pidana dendaPaling sedikit Rp 150 Jt,Paling banyak Rp 750 Jt

Ps 9 UU No. 20 Th 2001Dipidana Penjara PalingSedikit 1 th, paling lama5 th, Pidana denda palingsedikit Rp 50 Jt, palingBanyak Rp 250 Jt

PENGGELAPAN

Page 56: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

65

PEGAWAI NEGERIBUKAN PEGAWAI

NEGERI

SENGAJA MEMBANTUORANG LAIN

MEMBIARKANORANG LAIN

• MENGGELAKAN• MENGHANCURKAN• MERUSAKAN• MEMBUAT TIDAK DAPAT DIPAKAI

• MENGHILANGKAN• MENGHANCURKAN• MERUSAK• MEMBUAT TIDAK DAPAT DIPAKAI

BARANG, AKTA, SURAT, DAFTARUNTUK BUKTI

PASAL 10 UU NO 20 /2001Pidana penjara P.S 2 Th, P.L 7 Th

Pidana Denda P.S Rp 100 Jt, P.B Rp 350 Jt

Percepatan Pemberantasan Korupsi

MEMALSUKANMERUSAK

BARANG BUKTI

Page 57: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

66

PEGAWAI NEGERIPENYELENGGARA NEG.

MEMINTA MENERIMA PEKERJAAN PENYERAHAN BARANG (SEOLAH HUTANG PADA DIRINYA)

LANGSUNG /TIDAKLANGSUNG SENGAJA

/TURUT SERTADALAM PEMBORANGAN

PENGADAAN PERSEWAAN( PADAHAL YANG

DILAKUKAN SELURUH/SEBAGIAN PETUGASUNTUK MENGURUS /

MENGAWASI )

MENGGUNAKAN TANAH

NEGARA (HP)MERUGIKAN ORANG

YANG BERHAK (SEOLAH

SESUAI ATURAN)

PS 12 UU NO 12 /2001Penjara Pidana Seumur Hidup atauP.S 4 Th, P.L 20 ThPidana Denda P.S Rp 200 Jt,P.B Rp 1 Milyar

MENYEROBOT TANAH NEGARA

Page 58: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

67

MENERIMAHADIAH

JANJI

Karena kewenanganKekuasaan yang

Berhubungan dengan jabatan

Menggerakan untuk :- Melakukan sst- Tidak melakukan sst d.j.b.k

Sebagai akibat sebab telah- Melakukan sst- Tidak melakukan sst d.j.b.k

“SUAP”Ps. 11 uu No. 20/2001

Pidana penjara p.s 1 th, p.l 5 th Pidana denda p.s rp 50 Jt

p.b Rp 250 Jt

“PEMERASAN”Pasal 12 UU No. 20 /2001

Pidana penjara p.s 4 th, p.l 20 thPidana denda p.sedikit Rp 200 Jt

p.b Rp 1 M

PEG. NEGERIPENYEL. NEGARA

MELAWANHUKUM SALAH

GUNAKANKEKUASAAN

MemaksaSeseorang

Peg. NegeriPenyel. Negara

lain

1. Memberi sst2. Membayar3. Terima bayaran dengan

potongan4. Mengerjakan sst

untuk diri sendirii

1. Meminta2. Menerima3. Memotong

Pembayaran

Page 59: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

• Pegawai Negeri Memeras • Pegawai negeri atau penyelenggara negara; • Pada waktu menjalankan tugas;• Secara melawan hukum;• Seolah olah merupakan hutang kepada dirinya;• Diketahuinya bahwa hal tersebut bukan merupakan

hutang.

68

Page 60: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

• Pegawai Negeri Memeras Pegawai Negeri Yang lain • Untuk disebut korupsi, harus memenuhi unsur unsur :• Pegawai Negeri atau penyelenggara negara; • Pada waktu menjalankan tugas;• Meminta, menerima, atau memotong pembayaran;• Kepada Pegawai Negeri atau penyelenggara negara

yang lain atau kepada kas umum;• Seolah olah pegawai negeri atau penyelenggara

negara yang lain atau kas umum mempunyai utang kepadanya;

• Diketahuinya bahwa hal tersebut bukan merupakan utang

69

Page 61: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

• Pegawai Negeri Turut Serta Dalam Pengadaan Yang diurusnya

• Pegawai negeri atau penyelenggara negara; • dengan sengaja;• Langsung atau tidak langsung turut serta dalam

pemborongan, pengadaan, atau persewaan;• pada saat dilakukan perbuatan untuk seluruh

atau sebagian ditugaskan untuk mengurus atau mengawasinya

70

Page 62: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

71

U A N GU A N G

B A R A N GB A R A N GPENGOBATANCUMA-CUMA

PENGOBATANCUMA-CUMA

FASILITASPENGINAPANFASILITAS

PENGINAPAN

TIKETPERJALANAN

TIKETPERJALANAN

PINJAMANTANPA BUNGA

PINJAMANTANPA BUNGA

K O M I S IK O M I S I

PERJALANANWISATA

PERJALANANWISATA

D I S C O U N TD I S C O U N T

GRATIFIKASI(PEMBERIAN)GRATIFIKASI(PEMBERIAN)

Page 63: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

72

GRATIFIKASI KEPADAPN-PENYEL. NEGARA

ADALAH SUAP

BERHUBUNGAN DENGANJABATANNYA

BERLAWANAN DENGANKEWAJIBAN/TUGASNYA

BERLAWANAN DENGANKEWAJIBAN/TUGASNYA

1. NILAI < RP 10 JT

2. NILAI > RP 10 JT

GRATIFIKASI BUKAN SUAPDIBUKTIKAN PENERIMA

GRATIFIKASI ADALAH SUAPDIBUKTIKAN OLEH JAKSA

PASAL 12 B UU NO. 20/2001HUKUMAN PIDANA PENJARA P.S 4 TH, P.L 20

THPIDANA DENDA P.S RP 20 JT, P.B RP 1 MILYAR

Page 64: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

73

MENEMPATKAN

MEMBAYARKAN

MEMBELANJA

KAN

MENTRANSFER

MENUKARKAN

MEMBAWA KELUAR NEGERI

MENITIPKAN

MENYUMBANG

KANMENGHILAN

GKAN

PENCUCIAN UANG(MONEY LAUNDRING)

PENCUCIAN UANG(MONEY LAUNDRING)

HART KEKAYAAN YANG DIKETAHUI PATUT DIDUGAHASIL TINDAK PIDANA UNTUK MENYEMBUNYIKAN ASAL

USUL HARTA KEKAYAAN SEOLAH H.K YANG SAH

Page 65: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

74

KEHUTANAN

PAJAK

PROSTITUSI

PERJUDIAN

PEMALSUANUANG

PENIPUAN

PENGGELAPAN

TERORISME

PENCULIKAN

HARTA KEKAYAANDARI

“TINDAK PIDANA”

KELAUTAN

KORUPSI

PENYELUNDUPANBARANG, TK IMIGRAN

PERBANKAN

SUAP

PASAR MODAL

ASURANSI

NARKOTIKA

PSIKOTROPIKAPERDAGANGAN

ORANG, SENJATA

LINGKUNGANHIDUP

Percepatan Pemberantasan Korupsi

Page 66: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

75

KONVENSI PBB ANTIKORUPSI NO 55 /61 TH 2000

RATIFIKASI

KERJASAMA INTERNASIONAL

• MELACAK• MEMBEKUKAN• MENYITA• MENGEMBALIKAN ASET HASIL TPK DR LN

• PERJ. EKSTRADISI• BANTUAN HKM TIMBAL BALIK• PENYERAHAN NAPI• PENGALIHAN PROSES PIDANA

• PERTUKARAN INFO• MENCEGAH + BERANTAS TPK DIBAWAH PAYUNG KS - EKONOMI - BAN-TEK

# UU NO 7 TH 2006 Ttg Pengesahan United Nations Convention

Againt Corruption, 2003 (Konvensi PBB Anti Korupsi)

Page 67: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

MERINTANGI PROSES PEMERIKSAAN PERKARA KORUPSI

• Setiap orang; • Dengan sengaja;• mencegah, merintangi atau menggagalkan;• Secara langsung atau Tidak angsung;• Penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di

sidang terdakwa maupun para saksi dalam perkara korupsi.

76

Page 68: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

• Tersangka Tidak Memberi Keterangan Mengenai Kekayaannya

• Tersangka; • Dengan sengaja • Tidak memberikan keterangan atau memberikan

keterangan palsu;• Tentang keterangan harta bendanya atau harta benda

isteri/suaminya atau harta benda anaknya atau harta benda setiap orang atau korporasi yg diketahui atau patut diduga mempunyai Hubungan dengan Tindak Pidana Korupsi yang dilakukan tersangka.

77

Page 69: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

• Bank Yang Tidak Memberikan Keterangan Rekening Tersangka

• Orang yang ditugaskan oleh bank dengan sengaja tidak memberikan keterangan . atau memberikan keterangan. palsu tentang keadaan keuangan tersangka atau terdakwa.

78

Page 70: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

• Saksi Atau Ahli Yang Tidak Memberi Keterangan atau memberikan keterangan palsu

• Saksi atau ahli Dengan sengajaTidak memberikan keterangan atau memberikan Keterangan yang isinya palsu.

79

Page 71: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

Orang Yang Memegang Rahasia Jabatan Tidak Memberikan Keterangan atau

Memberikan Keterengan Palsu

• Orang yang karena pekerjaan, harkat, martabat atau jabatannya yang diwajibkan menyimpan rahasia Dengan sengajaTidak memberikan keterangan atau memberikan keterangan yang isinya palsu.

80

Page 72: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

• Saksi Menyebut nama atau alamat pelapor atau hal hal lain yang memungkinkan diketahuinya identitas pelapor.

81

Page 73: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

• Strategi preventif pencegahan korupsi melalui perbaikan system dan prosedur dengan membangun budaya organisasi yang mengedepankan prinsip-prinsip fairness, transparency, accountability & responsibility Strategi investigatif memerangi korupsi melalui deteksi, investigasi dan penegakan hukum terhadap para pelaku korupsi.

• strategi edukatif : mendorong masyarakat untuk berperan serta memerangi korupsi sesuai dengan kapasitas dan kewenangan masing-masing. Kepada masyarakat perlu ditanamkan nilai-nilai kejujuran (integrity) serta kebencian

82

Page 74: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

• REGULASI :• Undang-unang (UU) tentang pemberantasan korupsi

di Indonesia sudah empat kali berubah. • Selain itu, posisi UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang diperbarui dengan UU Nomor 20 Tahun 2001, juga masih diperkuat dengan UU Nomor 15 Tahun 2002—yang diubah dengan UU Nomor 25 Tahun 2003— tentang Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.

• Selain itu, masih ada UU Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

83

Page 75: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

1. Adanya kehendak Pemerintah yang serius

– Inpres 5 / 2004 membuktikan kesungguhan Pemerintah dalam memberantas korupsi

2. Pemanfaatan Teknologi Informasi (TI)

– Penerapan e-government dan e-procurement untuk mengurangi peluang korupsi

3. Pemanfaatan “Single Identification Number”

– Untuk mengurangi peluang penyalahgunaan

4. Pembenahan peraturan perundang-undangan yang duplikasi dan bertentangan

– Menurut Gowa ada 1850 peraturan

5. Penataan / penyederhanaan Criminal Justice System

84

Page 76: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

85

Dilaksanakan oleh sekitar 500 Instansi Pemerintah

(Pusat dan Daerah)

Instruksi Umum

Diktum PERTAMA...s.d.Diktum KESEPULUH

Instruksi Khusus

Diktum KESEBELASAngka 1. S.d. 11

1.1. Menko Perek, Menkeu, BappenasMenko Perek, Menkeu, BappenasE-procE-proc2.2. Menkeu Menkeu pajak, bea cukai, PNBP, anggr..pajak, bea cukai, PNBP, anggr..3.3. Bappenas Bappenas RAN RAN4.4. MenPANMenPAN huruf a s.d. e kormonev huruf a s.d. e kormonev5.5. MenhukHAMMenhukHAM per UU per UU6.6. Kem.BUMN Kem.BUMN GCG GCG7.7. Mendiknas Mendiknas pendidikan anti KKN pendidikan anti KKN8.8. MenKominfo MenKominfo sosialisasi program sosialisasi program9.9. Jaksa Agung Jaksa Agung tindakan hukum, intern, & tindakan hukum, intern, &

koordinasikoordinasi10.10.Kapolri Kapolri tindakan hukum, intern, & tindakan hukum, intern, &

koordinasikoordinasi11.11.Gub/Bup/Walikota Gub/Bup/Walikota GG, yanblik, & GG, yanblik, &

kerjasamakerjasama

Page 77: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

86

INPRES NO. 5 TH 2004PERCEPATAN

PEMBERANTASANKORUPSI

INPRES NO. 5 TH 2004PERCEPATAN

PEMBERANTASANKORUPSI

UNTUK SEGENAP JAJARANEKSEKUTIF PUSAT + DAERAH

☻ BANTU KPK TTGLAPORAN HARTA. K

☻ BUAT RENSTRA

☻PEL PRIMAPD MASYARAKAT☻

PENETAPAN WILAYAHBEBAS KORUPSI

MELAKSANAKAN KEPRES80/2003 MENCEGAH BOCORPEMBOROSAN APBN - APBD

☻ MENGKAJI SISTEM YANGPOTENSI TIMBULKAN TPKDI LINGK. MASING2

☻ MEMPERCEPAT PEMBERIANINFO PADA PENEGAKHUKUM TTG TPK

☻SEDERHANA DALAM DINASDAN HIDUP PRIBADI

Percepatan Pemberantasan Korupsi

Page 78: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

a.  Menerapkan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik di lingkungan pemerintah daerah.

b.  Meningkatkan pelayanan publik dan meniadakan pungutan liar dalam pelaksanaannya.

c. Bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah melakukan pencegahan terhadap kemungkinan terjadi kebocoran keuangan negara baik yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

87

Page 79: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

• Target atau sasaran reformasi birokrasi adalah terbentuknya:

• birokrasi yang bersih, yaitu birokrasi yang anti KKN dan tidak berperilaku koruptif ;

• birokrasi yang efisien, yaitu birokrasi yang hemat (tidak boros) dalam menggunakan sumberdaya yang terbatas (man, money, material, methode and timed) ;

• birokrasi yang transparan, yaitu birokrasi yang seluruh kebijakan dan aktivitasnya diketahui masyarakat dan masyarakat dapat mengakses dengan mudah;

• birokrasi yang melayani, yaitu birokrasi yang tidak minta dilayani, tetapi birokrasi yang melayani masyarakat;

• birokrasi yang terdesentralisasi, yaitu kewenangan pengambilan keputusan terdesentralisasi kepada pimpinan unit kerja terdepan.

88

Page 80: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

89

ASAS UMUM PENYELENGGARAAN

NEGARA

ASAS UMUM PENYELENGGARAAN

NEGARA

KEPASTIANHUKUM

AKUNTABILITAS

PROFESIONALITAS

PROPORSIO

NALITAS

KETERBUKAAN

KEPENTINGAN

UMUM

TERTIB PENYEL NEGARA

Percepatan Pemberantasan Korupsi

Page 81: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

• Pertama, Ketua DPR dan jajaran elite di DPR HARUS menciptakan sistem integritas untuk mengurangi korupsi yang terjadi. Karena itu, menerapkan sistem integritas menjadi suatu hal yang tidak lagi bisa ditawar-tawar

• Kedua, DPR harus lebih ketat merumuskan kode etik parlemen dengan sanksi dan mekanisme pemberian sanksi yang lebih efektif guna mengurangi perilaku menyimpang anggota DPR, sekaligus memberi efek jera.

• Ketiga, menjelang Pemilu Parpol peserta pemilu harus merombak sistem perekrutan calon anggota legislatif dengan menempatkan integritas, kualitas, dan profesionalitas sebagai parameter utama.

90

Page 82: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

Uraikan kejadiannyasedetil mungkin kejadian yang kita curigai sebagai bentuk perbuatan korupsi.

Pilih pasal-pasal yang sesuai. Kemudian cocokkan dengan pasal-pasal yang ada di buku ini, kira-kira pasal mana yang sesuai untuk kejadian tersebut (dapat lebih dari satu pasal).

Penuhi unsur-unsur tindak pidana. Lihat unsur-unsur tindak pidana yang ada dalam pasal yang sesuai, kemudian pastikan bahwa informasi dalam uraian yang anda buat dapat memenuhi unsur-unsur dalam pasal tersebut.

Sertakan bukti awal, bila ada. Apabila ada copy dokumen atau barang lain yang memperkuat uraian kejadian di atas agar disertakan dalam pengaduan / laporan ke KPK.

91

Page 83: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

• Sertakan identitas anda, bila tidak keberatan. Akan sangat baik apabila anda menyertakan identitas dan alamat atau nomor telepon anda.

• Kirim ke KPK. Apabila urutan 1 s.d 5 telah anda lakukan maka pangaduan / laporan anda siap untuk disampaikan kepada KPK.

• Fokuskan pengaduan/laporan anda pada korupsi kelas kakap (big fish), bukan kelas teri. Pengertian kelas kakap adalah :– Melibatkan orang level tinggi atau yang memiliki pengaruh besar;– Terkait dengan aspek yang strategis/menyangkut hajat hidup orang

banyak; atau– Menyangkut nilai uang yang besar.

Page 84: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

by arsal bam 93

PELAPOR

SETIAPORANG

ORGANISASIMASYARAKAT

L S M

• INFORMASI• SARAN• PENDAPAT KPD PENEGAK HUKUM TTG DUGAAN TPK

TERTULISBERIDENTITAS

PENEGAKHUKUM

LAYANAN DAN JAWABAN

PERLINDUNGAN HUKUM(STATUS HKM-RASA AMAN)

DAPAT PENGHARGAAN(PIAGAM/PREMI 20/00 x NILAI KN)

1. MERAHASIAKAN• IDENTITAS PELAPOR• ISI INFORMASI• PENDAPAT SARAN

2. BERI PENGAMANANFISIK PELAPOR + KLG

WAJIB

BERHAK

PP NO. 71 TH 2000TATA CARA PELAKSANAAN PERANSERTA MASYARAKAT DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TPK

Percepatan Pemberantasan Korupsi

Page 85: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

• Upaya pemberantasan korupsi meliputi beberapa prinsip, antara lain:

• memahami hal-hal yang menjadi penyebab korupsi,• upaya pencegahan, investigasi, serta edukasi dilakukan

secara bersamaan,• tindakan diarahkan terhadap suatu kegiatan dari hulu

sampai hilir (mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan aspek kuratifnya) dan meliputi berbagaui elemen.

by arsal bam 94

Page 86: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

• Pembentukan Lembaga Kunci

• Memasukkan kedalam Sisitem Pendidikan Nasional

• Menerapkan Pakta Integritas(adalah pernyataan / janji tentang komitmen untuk melaksanakan segala tugas dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan yang berlaku.)

• Melaksanakan Pengadaan Barang Barang Pemerintah Melalui Sisitem tender electronic.

• MEMBENTUK PERWAKILAN KPK DI DAERAH

by arsal bam 95

Page 87: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

Presiden RI

by arsal bam 96

Men.PAN

Bupati/Walikota

Instansi PusatInstansi PusatInstansi Pelaksana Instansi Pelaksana Instruksi KhususInstruksi KhususGubernur

: Arus pelaporan Inst.khusus

: Arus pelaporan Inst.umum

Bappenas

: Arus pelaporan RAN PK

Penyempurnaan RAN

: Tembusan ke Bappenas

Page 88: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

Korupsi Masih di Mana-mana

• Dari Aceh hingga Papua.• Pembersihan birokrasi.• Korupsi kelembagaan.• Rusaknya DPR.

Page 89: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

Konsep korupsi

• Peluang kreatifitas bagaimana?

• Transparansi akuntabilitas.

• Konspirasi/ kolusi melibatkan lebih dari satu orang.

• Melibatkan dana begitu besar.

• Wewenang yg begitu besar tanpa pengawasan.

• Takut.

Page 90: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

FAKTA…

• Korupsi adalah simbol dari pemerintahan yang tidak benar –dicerminkan oleh:– Patronase.– Prosedur berbelit-belit.– Pemungut pajak yang tidak efektif.– Korupsi besar-besaran dalam

pengadaan barang dan jasa.– Layanan masyarakat yang sangat

buruk.(Alatas, 1974)

Page 91: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

Kasus : Merugikan Keuangan Negara

NO Kasus Cara Menghindari/solusi

1Pengadaan Barang dan Jasa1.1. Sosialisasi Kepres 80 th 2000 tentang pengadaan barang dan Jasa

  1.1. Mark Up Harga1.2. Pelatihan dan sertifikasi bagi tenaga pengadaan barang dan Jasa

 1.2. Barang Tidak Sesuai dengan Spek

1.3. Membuat Harga Kewajaran atau membuat HPS

2Perjalanan Dinas 2.1. Pengawasan Internal

 2.1. Jumlah Hari tidak sesuai dengan yang diSPJkan Melalui teman sejawat

     

  2.2. Perjalanan Fiktif Uji Petik

    2.2. Pengawasn Eksternal (Inspektorat)

3Pengelolaan Barang Milik Negara 3.1. Pengawasan Internal

 3.1. Menyalahgunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadiPenertiban administrasi barang milik negara

    Pengecekan berkala

    3.2. Pengawasan Eksternal

Page 92: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

PENGGELAPAN DALAM JABATAN Penerimaan Siswa Baru/pindahan secara tidak proseduralPengadaan barang secara curangPenyalahgunaan Dana BOSMenggelapkan uang/Surat Berharga atau membiarkan barang tersebut diambilMemalsukan buku-buku atau daftar-daftar khusus untuk pemeriksaan administrasiPengeluaran Ijazah palsuPerekrutan Pegawai tanpa prosedur yang berlakuPromosi jabatan yang tidak melalui prosedur yang berlakuMenghambat promosi jabatanMenaikan kelas siswa yang tidak layak naik/pindahPenyimpangan dalam penjurusan program studi di SMA

Page 93: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

4Double SPJ pada Satu Kegiatan 4.1. Juknis yang jelas

  4.1. Kegiatan di SPJKan 4.2. Pengawasan Internal dan Pengawas Eksternal

     

5Honorarium5.1. Mengacu pada Peraturan2 yang telah ada

  5.1. Pemotongan honorarium5.2. Pengawasan Internal dan Eksternal

     

6Kegiatan Kediklatan Pengawasan Internal dan Eksternal

  6.1. Kegiatan Fiktif  

  6.1.1. Tidak melaksanakan kegiatan tapi diSPJKan  

 

6.1.2. Jumlah kegiatan di Kurangi misalnya 10 x kegiatan dilaksanakan 7 x  

7Mark up pada pengajuan Block Grand Pengawasan Internal dan Eksternal

 7.1. Mark Jumlah Siswa pada Dana Boss  

     

Page 94: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

SUAP - MENYUAPSuap, sogokan, pelicin, diangap korupsikalau memenuhi pasal 5, pasal 6, pasal 11, pasal 12, pasal 13 dalam UU o. 31 Tahun 1999 jo UU No.20 Tahun 2001.

Page 95: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

CONTOH PERILAKU SUAP-MENYUAP

• RAPBS yang menyalahi aturan ingin segera ditetapkan, maka yang mengajukan RAPBS memberikan uang dan diterima oleh petugas tersebut.

• Sarana dan prasarana sekolah yang disediakan oleh suplier tidak sesuai dengan spesifikasi, sarana dan prasarana tersebut tetap diterima karena suplier tersebut telah memberikan uang kepada penerima sarana dan prasarana.

Page 96: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

PEMERASAN

Pegawai negeri punya kekuasaan, dia memaksa orang lain untuk memberi atau melakukan sesuatu yang menguntungkan dirinya

Pasal 12 : Pegawai negeri atau penyelenggara negara. Dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain; Secara melawan hukum; Memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran dengan potongan, atau mengerjkn sesuatu bagi dirinya; menyalahkan kekuasaan

Hukumannya :Penjara maksimal 20 tahun atau denda maksimal Rp 1 Milyar

Page 97: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

NO IDENTIFIKASI KASUS ASPEK SOLUSI

PEMERASAN

BERTENTANGAN

“JUJUR”

PENCEGAHAN TINDAKAN KURATIF

1 Mewajibkan siswa mengikuti les untuk mapel UN (membayar)

V Dianggarkan di RAPBS

Melaporkan ke instansi terkait

2 Siswa les di sekolah diberi kemudahan, siswa tidak ikut les dibiarkan

V Dianggarkan di RAPBSLes gratis

Teguran dari pihak berkompeten

3 Mewajibkan siswa membeli buku LKS dan buku teks

V V Dianggarkan dari BOS

Teguran dan peringatan

Page 98: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

NO

IDENTIFIKASI KASUS ASPEK SOLUSI

PEMERASAN

BERTENTANGAN “JUJUR”

PENCEGAHAN TINDAKAN KURATIF

4 Siswa yang membeli buku ada penambahan nilai dan yang tidak membeli dibiarkan

V Persamaan hak siswa tanpa terkecuali

Teguran dan peringatan

5 Pelaksanaan pembelajaran remidial dengan memungut biaya

V Dianggarkan melalui dana BOS

Teguran dan peringatan

6 Memaksa orang tua siswa membayar uang pembangunan

V Pengawasan yang ketat

Laporkan ke pihak berkompeten dan beri sanksi

Page 99: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

NO

IDENTIFIKASI KASUS ASPEK SOLUSI

PEMERASAN

BERTENTANGAN “JUJUR”

PENCEGAHAN TINDAKAN KURATIF

7 Pihak eksternal memaksa sekolah memberi kompensasi tertentu (LSM, Parpol, dll).

V Tidak melayani Laporkan pihak terkait

8 Memaksa semua siswa mengikuti karyawisata (termasuk membiayai guru)

V

9 Meminta biaya tertentu untuk siswa masuk/keluar (mutasi) dan menjual bangku kosong.

V

Page 100: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

PERBUATAN CURANG

Page 101: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi
Page 102: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi
Page 103: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

IDENTIFIKASI BENTURAN KEPENTINGAN DAN PENGADAAN SERTA KIAT KIAT MENGATASINYA1. Bantuan Bos buku ke sekolah yang

diberikan berupa buku dan tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah

Bantuan Bos buku diberikan dalam bentuk uang sedangkan buku yang dibeli sesuai dengan analisis kebutuhan sekolah

Page 104: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

2. Prosedur pemberian bantuan (misalkan

rehabilitasi sekolah) yang tidak sesuai

• Prosedur pemberian bantuan harus bersifat terbuka sesuai kebutuhan/kreteria persyaratan penerima bantuan (bukan karena kedekatan dengan pengambil kebijakan)

Page 105: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

3.Adanya permainan dalam tender bahkan penunjukan langsung.

• Tender agar dilakukan

dengan transparan dan sesuai dengan prosedur

Page 106: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

4. Adanya kepentingan pimpinan untuk

memberikan kesejahteraan pegawainya

• Pimpinan harus mencari alternatif sumber keuangan diluar anggaran pemerintah (misalkan koperasi/Unit produksi)

Page 107: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

5. Laporan keuangan dalam pengadaan barang tidak sesuai dengan harga

dan spesifikasiAdanya pengecekan barang dan harga pada saat pemeriksaan laporan pertanggungjawaban

Page 108: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

Pengertian :Penerimaan berupa hadiah (Uang, Barang, diskon, komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket pesawat, liburan, biaya pengobatan, dan fasilitas lain) yang berhubungan dengan jabatan

Hukuman:Penjara maksimal 20 tahun atau denda maksimal Rp 1 Milyar

Gratifikasi

Page 109: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

Jenis – jenis gratifikasiNo. Tindakan /Perbuatan Contoh

1. Pemberian uang - Pemberian uang oleh siswa ke wali kelas saat kenaikan kelas,

- perijinan siswa asing dan - konsultan, - uang bangku siswa baru.- Uang bangku siswa pindahan.- Uang siswa pindahan- Uang penentuan jurusan.

2. Pemberian barang - Pemberian barang elektronik, - pakaian/perhiasan, - peralatan pendidikan, - hasil bumi/ternak.

3. Pemberian rabat (discount)

- Pemberian diskon harga buku dari penerbit.- ,

4. Pemberian komisi - Akibat belanja barang kebutuhan.- Komisi dari pembangunan fisik.- Pemotongan anggaran oleh dinas.

5. Pemberian pinjaman tanpa bunga

- Pinjaman tanpa bungan bagi pejabat tanpa bunga

Page 110: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

Lanjutan ....

No. Tindakan /Perbuatan Contoh

6. Pemberian tiket perjalanan

- Pemberian ONH bagi pejabat,

7. Pemberian fasilitas penginapan

- Pemberian akomodasi bagi pengawas.

8. Pemberian perjalanan wisata

- Pesta kelulusan siswa memberikan fasilitas akomdasi dan transportasi.

9. Pemberian pengobatan Cuma – Cuma

- Orang tua siswa dokter memberikan pengobatan gratis pada guru tertentu.

10. Pemberian fasilitas lainnya

Page 111: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

Jenis – jenis gratifikasiNo. Tindakan /Perbuatan Contoh

1. Pemberian uang - Pemberian uang oleh siswa ke wali kelas saat kenaikan kelas,

- perijinan siswa asing dan - konsultan, - uang bangku siswa baru.- Uang bangku siswa pindahan.- Uang siswa pindahan- Uang penentuan jurusan.

2. Pemberian barang - Pemberian barang elektronik, - pakaian/perhiasan, - peralatan pendidikan, - hasil bumi/ternak.

3. Pemberian rabat (discount)

- Pemberian diskon harga buku dari penerbit.- ,

4. Pemberian komisi - Akibat belanja barang kebutuhan.- Komisi dari pembangunan fisik.- Pemotongan anggaran oleh dinas.

5. Pemberian pinjaman tanpa bunga

- Pinjaman tanpa bungan bagi pejabat tanpa bunga

Page 112: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

Korupsi Pendidikan adalah bentuk lain dari penyalahgunaan wewenang otoritas pendidikan untuk kepentingan memperkaya diri sendiri (Kalnis,2001)World Bank th. 2005 melaporkan kebocorananggaran pendidikan 80% disebabkan karena :

1. Suap dalam proses rekrutment guru2. Promosi jabatan Kepala Sekolah3. Pungutan-pungutan tidak sah

disekolah4. Pengelolaan dana BOS, ABS, & APBD

pendidikan ( Halak & Poisson, 2005 )

Page 113: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

Ciri Sistem Pendidikan Bebas Korupsi

Kesetaraan terhadap kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu

Tercapainya keadilan dalam distribusi sarana pendidikan terhadap seluruh sekolah (285.000 sekolah)

Transparansi kriteria penerimaan siswa baruSistem manajemen yang profesional dan

independent untuk akreditasi guruKeadilan pelayanan pendidikan tanpa

diskriminasiTersedianya pengkodean guru yang mengikat

etika dan moral bagi seluruh penyelenggara pendidikan disertai ketersediaan program peningkatan kapasitas untuk guru (Stephen Heynemen, 2002)

Page 114: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

TUGAS KELOMPOKTULIS IDENTIFIKASI DAN SOLUSINYA

• Kelompok 1 – Merugikan Keuangan Negara• Kelompok 2 - Suap Menyuap• Kelompok 3 – Penggelapan Jabatan• Kelompok 4 – Korupsi di Dunia Pendidikan• Kelompok 5 – Curang dan Tidak Disiplin• Kelompok 6 – Kepentingan dalam Pengadaan• Kelompok 7 - Gratifikasi

Page 115: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

Tabel 2.1. Indeks Korupsi di Asia Versi PERC Negara Indeks

Singapura 0,66 Jepang 3,46 Hongkong 3,50 Taiwan 6,15 Korea Selatan 6,60 Malaysia 6,80 Thailand 7,20 China 7,68 India 8,63 Vietnam 8,65 Philipina 8,80 Indonesia 9,10

Catatan: Angka Terbaik = 0 Sumber: Media Indonesia (2005)

Page 116: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi
Page 117: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

Kasus-kasus Korupsi• Abdullah Puteh, mantan Gubernur Aceh • Abilio Soares, mantan Gubernur Timor Timur, karena dakwaan '

Dunia Internasional' • Akbar Tandjung • Basuki (politikus), mantan ketua DPRD Surabaya • Beddu Amang, mantan Kepala Bulog • Bob Hasan, mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan • Hendro Budiyanto, mantan direktur Bank Indonesia • Heru Supraptomo, mantan direktur Bank Indonesia • Hutomo Mandala Putra Soeharto, anggota Majelis

Permusyawaratan Rakyat • Ida Bagus Oka, mantan Gubernur Bali dan Menteri Sosial • M. Sahid, wakil walikota Bogor • Mulyana W. Kusumah, anggota KPU • Nazaruddin Sjamsuddin, ketua KPU • Nurdin Halid, ketua PSSI

Page 118: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

• Paul Sutopo, mantan direktur Bank Indonesia • Rahardi Ramelan, mantan Menteri Perdagangan • Rusadi Kantaprawira, anggota KPU • Safder Yusacc, mantan sekjen KPU • Said Agil Husin Al Munawar, mantan Menteri Agama • Sri Roso Sudarmo, bupati Bantul • Suyitno Landung, mantan kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri • Syafruddin Temenggung, mantan kepala Badan Penyehatan

Perbankan Nasional (BPPN). Menjadi tersangka kasus jual beli pabrik gula Rajawali III, dan ditahan pada 22 Februari 2006.

• Syahril Sabirin, mantan Gubernur Bank Indonesia • Theo Toemion, mantan kepala BKPM.• Suwarna, AF, mantan Gubernur Kaltim. • Syaukani HR, mantan bupati Kutai Kartanegara.• Al Amin Nasution, anggota DPR-RI.• Syahrial Oesman, mantan Gubernur Sumatra Selatan.• Bupati Monokwari ?• dst…

Page 119: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

Perlawanan Terhadap KPK

• Berbahaya, kekuasaan terlalu besar dan tanpa kontrol.

• DPR jangan ganjal KPK.• Pengadilan TIPIKOR di

persimpangan jalan.

Page 120: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

Selamatkan KPK

• Presiden diminta selamatkan KPK.

• Membunuh pengadilan TIPIKOR.

• Pembenahan birokrasi saja tidak cukup.

Page 121: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

Upaya Pemberantasan

Korupsi

Page 122: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

Korupsi kreatif

Page 124: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

• Kurangnya kebebasan berpendapat atau kebebasan media massa.

• Marjinalisasi tenaga pendidik? • Rakyat yang cuek. • Kontrol lemah.

Page 125: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

Gagasan

1. Secermat mungkin kita persiapkan kepemimpinan nasional alternatif.

2. Kepemimpinan alternatif ini diupayakan banyak diisi oleh tokoh-tokoh muda usia yg berwawasan nasional dan internasional.

3. Kekuasaan adalah amanat rakyat yg harus ditunaikan dengan kejujuran dan kerjakeras.

4. Kampanye pentingnya menancapkan kembali gagasan kemandirian nasional.

Page 126: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

5. Membuka diri dan kerjasama dengan negara lain, merupakan keniscayaan yg tidak bisa dihindarkan dalam pergaulan antar bangsa dan antar negara dewasa ini.

6. Kepemimpinan baru ini harus berhenti menjadi bagian dari korupsi sandera negara.

7. State-capture-corruption adalah sebab utama keterbelakangan bangsa.

8. Diperlukan ekonom tangguh dalam KPK.9. Seluruh KKS/KPS harus ditelaah dan

dipelajari secara jujur dan rasional. Renegosiasi.

Page 127: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

10.Kepentingan bangsa adalah nomor satu dibandingkan korporasi asing.

11.Dengan alasan lingkungan seharusnya Indonesia bisa menghentikan kegiatan korporasi asing itu.

12.Kepemimpinan alternatif harus berani membuat badan arbitrase nasional khusus untuk menyelesaikan setiap pertikaian atau konflik antara RI dan korporasi.

13.Revisi terhadap semua HPH.14.Seluruh pemegang HPH harus diberi

sanksi tegas dan lugas.

Page 128: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

15.Para pemegang HPH ugal-ugalan itu pada hakekatnya telah menghina rakyat Indonesia.

16.Pencurian pasir yang dibawa ke Singapura harus dihentikan untuk selama-lamanya.

17.Menghilangkan penyakit kecanduan hutang.18.Hiduplah sesuai dengan isi pidato, nyanyian

dst.19.Seluruh UU yg strategis harus dikaji ulang.20.DPR harus punya motivasi dan orientasi

tunggal, yaitu membela dan mengunggulkan kepentingan bangsa sendiri.

Page 129: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

21.Media massa menjadi kontrol sosial mengambil alih fungsi DPR.

22.Konspirasi eksekutif dan legislatif terlihat dalam membuat legislasi dan keputusan-keputusan politik yg merupakan pesanan korporasi asing harus dihentikan.

23.Renegosiasi thd hutang LN.24.Merombak total kebijakan ekonomi.25.Menjalankan agenda reformasi.26.Membuat cetak biru untuk pembangunan

ekonomi Indonesia secara elaboratif.

Page 130: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

Jenis-jenis korupsi(SH. Alatas)

1. Korupsi transaktif.2. Korupsi memeras .3. Korupsi investif .4. Korupsi perkerabatan

.5. Korupsi difensif .6. Korupsi otogenik .7. Korupsi dukungan.

Page 131: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

Kesimpulan

1. Moral.2. Kepuasan.3. Keberanian.4. KPK terbentuk krn ketidakpercayaan msy kpd

institusi penegak hukum yg ada?5. KPK harus independen, tapi bukan lembaga

superbody.6. Perubahan pola rekruitmen anggota partai &

pengawasan kpd DPR-RI.7. Hukum mengikuti perubahan sikon.8. Sistem hukum yg berjalan dg baik akan terjadi bila

hukum yg ada tegas dan tertib dalam pelaksanaannya.

Page 132: Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi

RUMUS KORUPSI: