Preplanning MUNTABER

18
PREPLANING KEGIATAN LATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA BALITA YANG MENGALAMI MUNTABER DI RUMAH DI KELURAHAN BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Disusun Untuk Memenuhi Tugas Program Pendidikan Profesi Ners (P3N) Stase Keperawatan Komunitas oleh: Ferry Dwi Cahya Riftana, S.Kep NIM 082311101025

description

kjbjbjbjb

Transcript of Preplanning MUNTABER

Preplaning P3N Stase Keperawatan Keluarga PSIK Universitas Jember

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

TAHUN AKADEMIK 2011/2012

Jl. Kalimantan 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp. (0331) 323450

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JEMBERPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM PENDIDIKAN NERS (PPN)TAHUN AKADEMIK 2012/2013Jl. Kalimantan 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp. /Fax (0331) 323450

PREPLANING KEGIATAN LATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA BALITA YANG MENGALAMI MUNTABER DI RUMAH DI KELURAHAN BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBERDisusun Untuk Memenuhi Tugas Program Pendidikan Profesi Ners (P3N)

Stase Keperawatan Komunitasoleh:

Ferry Dwi Cahya Riftana, S.Kep

NIM 082311101025KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JEMBER

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Alamat: Jl. Kalimantan No.37 Kampus Bumi Tegal Boto Jember

Telp./Fax (0331) 323450 Jember

BAB I. PENDAHULUAN1.1 Analisis SituasiAda beragam gangguan pencernaan yang perlu diwaspadi agar bisa melakukan tindakan pencegahan di rumah. Salah satu gangguan pada pencernaan yang cukup berbahaya jika dibiarkan berlanjut adalah muntaber. Muntaber merupakan gangguan pencernaan yang menyebabkan seseorang mengalami muntah dan berak secara bersamaan atau terpisah. Jika gangguan pencernaan yang satu ini tidak segera diatasi maka bisa dengan cepat membawa seseorang pada kondisi yang membahayakan jiwanya (Andriyani, 2010)

Penyakit muntaber masih menjadi masalah global dengan derajat kesakitan dan kematian yang tinggi di berbagai negara terutama di negara berkembang, dan juga sebagai salah satu penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian anak di dunia. Salah satu program Millenium Development Goals (MDGs) adalah bertujuan untuk menurunkan angka kematian balita sebesar duapertiganya antara 1990 dan 2015. Pada tahun 1990, jumlah kematian balita 97 kematian per 1000 kelahiran hidup sehingga target pada tahun 2015 adalah sejumlah 32 kematian per 1000 kelahiran hidup. Tahun 2007 angka kematian balita di Indonesia 44 kasus, artinya negara Indonesia cukup berhasil. Namun keberhasilan ini harus tetap diwaspadai karena diare sampai sekarang diare masih menjadi masalah kesehatan masyarkat dan sering timbul dalam bentuk Kejadian Luar Biasa (KLB) disertai angka kematian yang tinggi, terutama di Indonesia bagian Timur. (GlobalHealth Organization, 2010).Anak dapat mengalami muntaber ketika mereka mengkonsumsi makanan atau minuman yang sudah tercemar bakteri E. Coli dan hal tersebut terjadi ketika kondisi tubuh anak sedang tidak fit atau turun. Dalam keadaan ketika anak terkena muntaber, maka kondisi fisik anak akan lemas dan banyak mengeluarkan cairan saat buang air besar. Ketika hal ini terus berlangsung, kesehatan anak akan terus merosot bahkan berat badan anak akan turun drastis. Gerakan usus yang terlalu cepat membuat penderita muntaber akan kesulitan menyerap nutrisi dari makanan yang ia makan (Vosi, 2012).

Anak-anak yang menderita muntaber akan kehilangan cairan dalam tubuh dan terganggu organ lambung serta pencernaannya. Pencegahan pada anak dengan muntaber perlu diperhatikan yaitu dengan memperhatikan asupan makanan dan bagaimana cara menggantikan cairan yang hilang dari tubuhnya. Selain itu, diperlukan pengenalan tentang makanan yang perlu diberikan pada anak yang mengalami muntaber dan makanan apa saja yang perlu dihindari. Pemberian makanan dan pengobatan yang salah justru akan memperparah muntaber yang bisa menimbulkan kematian. Orangtua adalah orang yang terdekat dengan anak, sehingga orangtua perlu diberikan informasi dan pengetahuan tentang konsep umum muntaber serta penatalaksaan ketika anak mengalami muntaber.Berdasarkan hasil pengkajian pada sampel jumlah penduduk di Kelurahan Bintoro didapatkan hasil bahwa jumlah bayi,batita, dan balita yang terdata di Kelurahan Bintoro adalah sebanyak 72. masalah kesehatan yang banyak dialami oleh bayi, batita, dan balita yaitu demam sebanyak 18 anak (25%), diare sebanyak 12 lansia (16,6%), hipertermi sebanyak 10 anak (13,8%), dan muntaber sebanyak 3 anak (5%).

Dari permasalahan diatas, mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners PSIK Universitas Jember perlu melakukan upaya pemberdayaan masyarakat di daerah Bintoro untuk membantu meningkatkan status kesehatan pada kelompok bayi, batita, dan balita dengan masalah kesehatan diare.1.2 Perumusan Masalah

Apakah pemberian kegiatan latihan pertolongan pertama pada bayi/balita yang mengalami muntaber dirumah mampu memandirikan masyarakat dalam mengatasi muntaber serta meningkatkan derajak kesehatan bayi/batita/balita di Kelurahan Bintoro Kecamatan Patrang Kabupaten Jember?BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan

2.1.1 Tujuan Umum

Setelah dilakukan pemberian informasi mengenai latihan pertolongan pertama pada anak saat mengalami muntaber di rumah, masyarakat khususnya ibu yang memiliki bayi/batita/balita mampu melakukan pertolongan pertama dan mampu mengatasi muntaber secara mandiri dirumah.2.1.2 Tujuan Khusus

Setelah dilakukan pemberian informasi mengenai latihan pertolongan pertama pada anak saat mengalami muntaber di rumah, masyarakat khususnya ibu yang memiliki bayi/batita/balita dapat mempraktikkan dan mengetahui langkah-langkah penatalaksanaan muntaber dirumah.2.2 Manfaat

a. Dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang konsep umum muntaber pada anakb. Dapat mengetahui pertolongan pertama yang bisa dilakukan ketika bayi/batita/balita mengalami muntaberc. Dapat mengetahui dan mempraktikkan langkah-langkah penatalaksanaan muntaber dirumahd. Dapat menurunkan prevalensi kejadian muntaber di Kelurahan BintoroBAB III KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran

Muntaber salah satu penyakit yang mengakibatkan si penderita muntah-muntah dan sering buang air besar. istilah lain dari penyakit muntaber biasa disebut flu perut karena banyaknya cairan yang keluar dari tubuh maka si penderita bisa terkena dampak dehidrasi (kurang cairan) dan Penanganan untuk penyakit ini harus segera mungkin karena sangat bahaya jika di biarkan karena akan mengalami dehidrasi (kurang cairan) kepada si penderita.Anak dapat mengalami muntaber ketika mereka mengkonsumsi makanan atau minuman yang sudah tercemar bakteri E. Coli dan hal tersebut terjadi ketika kondisi tubuh anak sedang tidak fit atau turun. Dalam keadaan ketika anak terkena muntaber, maka kondisi fisik anak akan lemas dan banyak mengeluarkan cairan saat buang air besar. Ketika hal ini terus berlangsung, kesehatan anak akan terus merosot bahkan berat badan anak akan turun drastis. Gerakan usus yang terlalu cepat membuat penderita muntaber akan kesulitan menyerap nutrisi dari makanan yang ia makan (Vosi, 2012).

Anak-anak yang menderita muntaber akan kehilangan cairan dalam tubuh dan terganggu organ lambung serta pencernaannya. Pencegahan pada anak dengan muntaber perlu diperhatikan yaitu dengan memperhatikan asupan makanan dan bagaimana cara menggantikan cairan yang hilang dari tubuhnya. Selain itu, diperlukan pengenalan tentang makanan yang perlu diberikan pada anak yang mengalami muntaber dan makanan apa saja yang perlu dihindari. Pemberian makanan dan pengobatan yang salah justru akan memperparah muntaber yang bisa menimbulkan kematian. Orangtua adalah orang yang terdekat dengan anak, sehingga orangtua perlu diberikan informasi dan pengetahuan tentang konsep umum muntaber serta penatalaksaan ketika anak mengalami muntaber. Masyarakat khususnya yang mempunyai bayi/batita/balita harus mengetahui pertolongan pertama pada saat anak muntaber agar dapat melakukan tindakan yang cepat saat anak mengalami muntaber, sehingga dibutuhkan latihan pertolongan pertama untuk menangani muntaber pada anak.3.2 Kerangka Penyelesaian MasalahMasalah yang terjadi pada bayi/batita/balita di kelurahan bintoro adalah masih tingginya keluhan muntaber pada bayi/batita/balita dengan prosentase sebanyak 5%. Anak dengan masalah muntaber yang tidak segera diberikan pertolongan bisa menimbulkan kematian. Oleh karena itu, perlu diberikan pengetahuan dan informasi mengenai konsep umum penyakit muntaber pada anak serta penanggulangan muntaber dengan cara mengenal makanan untuk anak dengan muntaber serta mencegah makanan-makanan yang dihindari. Untuk seorang bayi yang masih menyusui, perlu diberikan ASI secara berkala selama bayi mau minum, karena makanan terbaik untuk bayi adalah ASI.Pertolongan paling menentukan bagi penderita muntaber adalah pada beberapa jam pertama sejak anak terserang. Pertolongan amat sederhana dan dapat dilakukan dengan bahan yang tersedia di rumah yaitu gula pasir, garam, dan air masak. Masyarakat khususnya orang tua yang mempunyai bayi/batita/balita harus mengetahui pertolongan pertama pada saat anak muntaber agar dapat melakukan tindakan yang cepat saat anak mengalami muntaber, sehingga dibutuhkan latihan pertolongan pertama untuk menangani muntaber pada anak.BAB IV RENCANA PELAKSANAAN TINDAKAN4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah

Realisasi dari hasil kegiatan ini adalah masyarakat memiliki pengetahuan tentang pertolongan pertama pada anak yang mengalami muntaber dan mampu mempraktikkan langkah-langkah penatalaksanaan muntaber di rumah.4.2 Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat khususnya ibu yang mempunyai bayi/batita/balita di kelurahan Bintoro Kabupaten Jember.4.3 Metode yang Digunakan

Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah praktik dan demonstrasi. Praktik dan demonstrasi ini dilakukan oleh mahasiswa P3N Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember bersama-sama dengan masyarakat. Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Topik/Materi: Pertolongan Pertama Saat Muntaber Di RumahSasaran: Ibu yang memiliki bayi/batita/balita di Kelurahan BintoroHari/Tanggal: Senin, 16 Desember 2013Waktu

: 1 x 45 menitTempat: Rumah Ibu J di Kelurahan Bintoro Kabupaten JemberA. Latar BelakangAda beragam gangguan pencernaan yang perlu diwaspadi agar bisa melakukan tindakan pencegahan di rumah. Salah satu gangguan pada pencernaan yang cukup berbahaya jika dibiarkan berlanjut adalah muntaber. Muntaber merupakan gangguan pencernaan yang menyebabkan seseorang mengalami muntah dan berak secara bersamaan atau terpisah. Jika gangguan pencernaan yang satu ini tidak segera diatasi maka bisa dengan cepat membawa seseorang pada kondisi yang membahayakan jiwanya (Andriyani, 2010)

Penyakit muntaber masih menjadi masalah global dengan derajat kesakitan dan kematian yang tinggi di berbagai negara terutama di negara berkembang, dan juga sebagai salah satu penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian anak di dunia. Salah satu program Millenium Development Goals (MDGs) adalah bertujuan untuk menurunkan angka kematian balita sebesar duapertiganya antara 1990 dan 2015. Pada tahun 1990, jumlah kematian balita 97 kematian per 1000 kelahiran hidup sehingga target pada tahun 2015 adalah sejumlah 32 kematian per 1000 kelahiran hidup. Tahun 2007 angka kematian balita di Indonesia 44 kasus, artinya negara Indonesia cukup berhasil. Namun keberhasilan ini harus tetap diwaspadai karena diare sampai sekarang diare masih menjadi masalah kesehatan masyarkat dan sering timbul dalam bentuk Kejadian Luar Biasa (KLB) disertai angka kematian yang tinggi, terutama di Indonesia bagian Timur. (GlobalHealth Organization, 2010).Anak dapat mengalami muntaber ketika mereka mengkonsumsi makanan atau minuman yang sudah tercemar bakteri E. Coli dan hal tersebut terjadi ketika kondisi tubuh anak sedang tidak fit atau turun. Dalam keadaan ketika anak terkena muntaber, maka kondisi fisik anak akan lemas dan banyak mengeluarkan cairan saat buang air besar. Ketika hal ini terus berlangsung, kesehatan anak akan terus merosot bahkan berat badan anak akan turun drastis. Gerakan usus yang terlalu cepat membuat penderita muntaber akan kesulitan menyerap nutrisi dari makanan yang ia makan (Vosi, 2012).

Anak-anak yang menderita muntaber akan kehilangan cairan dalam tubuh dan terganggu organ lambung serta pencernaannya. Pencegahan pada anak dengan muntaber perlu diperhatikan yaitu dengan memperhatikan asupan makanan dan bagaimana cara menggantikan cairan yang hilang dari tubuhnya. Selain itu, diperlukan pengenalan tentang makanan yang perlu diberikan pada anak yang mengalami muntaber dan makanan apa saja yang perlu dihindari. Pemberian makanan dan pengobatan yang salah justru akan memperparah muntaber yang bisa menimbulkan kematian. Orangtua adalah orang yang terdekat dengan anak, sehingga orangtua perlu diberikan informasi dan pengetahuan tentang konsep umum muntaber serta penatalaksaan ketika anak mengalami muntaber.

Berdasarkan hasil pengkajian pada sampel jumlah penduduk di Kelurahan Bintoro didapatkan hasil bahwa jumlah bayi,batita, dan balita yang terdata di Kelurahan Bintoro adalah sebanyak 72. masalah kesehatan yang banyak dialami oleh bayi, batita, dan balita yaitu demam sebanyak 18 anak (25%), diare sebanyak 12 lansia (16,6%), hipertermi sebanyak 10 anak (13,8%), dan muntaber sebanyak 3 anak (5%).

Dari permasalahan diatas, mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners PSIK Universitas Jember perlu melakukan upaya pemberdayaan masyarakat di daerah Bintoro untuk membantu meningkatkan status kesehatan pada kelompok bayi, batita, dan balita dengan masalah kesehatan diare.B. Tujuan1. Tujuan Instruksional Umum:

Setelah dilakukan pelatihan pelatihan pertolongan pertama pada anak saat mengalami muntaber di rumah, masyarakat khususnya ibu yang memiliki bayi/batita/balita mampu melakukan pertolongan pertama dan mampu mengatasi muntaber secara mandiri dirumah

2. Tujuan Instruksional Khusus:

Setelah dilakukan pelatihan pelatihan pertolongan pertama pada anak saat mengalami muntaber di rumah, masyarakat khususnya ibu yang memiliki bayi/batita/balita dapat mempraktikkan dan mengetahui langkah-langkah penatalaksanaan muntaber dirumah.

C. Garis Besar Materi

1. Pengertian muntaber2. Penyebab muntaber pada anak3. Tanda gejala muntaber pada anak4. Mengenali bahaya muntaber5. Tindakan awal ketika terjadi muntaberD. Metode:

1. Demonstrasi

2. PraktikE. Media/Alat yang digunakan:

1. Leaflet2. Gambar

3. Bahan larutan gula garam (aquades, gula, garam)F. Proses Kegiatan

ProsesTindakanMedia/alat

Kegiatan PenyuluhanKegiatan Peserta

Pendahuluan (5 menit)

1. Memberi salam, memperkenalkan diri, dan membuka penyuluhan

2. Menjelaskan tentang materi secara umum

3. Menjelaskan tentang TIU dan TIK4. Memberikan pertanyaan terkait materi yang akan di sampaikan (pretest)Memperhatikan dan menjawab salamMemperhatikan

MemperhatikanMenjawab pertanyaanLeaflet

Penyajian(35 menit)

1. Menjelaskan tentang pengertian muntaber2. Menjelaskan penyebab muntaber3. Menjelaskan tanda gejala muntaber

4. Mendemonstrasikan tindakan awal saat muntaber5. Mempraktikkan langkah-langkah penatalaksanaan muntaber6. Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya7. Menjawab pertanyaan dari peserta.MemperhatikanMemperhatikan

MemperhatikanMemperhatikan

Mempraktikkan secara mandiriMemberi pertanyaanMemperhatikan

Leaflet

Penutup(5 menit)

1. Memberikan pertanyaan tentang materi yang telah dijelaskan 2. Memberikan komentar atas jawaban peserta3. Menyimpulkan materi yang telah dibahas bersama dengan peserta4. Menutup pertemuan dan memberi salamMenjawab pertanyaan

Memperhatikan

Memperhatikan Menjawab salamLeaflet

G. Evaluasi:

1. Apa penyebab muntaber pada anak?

2. Bagaimana langkah-langkah pertolongan pertama pada anak yang mengalami muntaber?H. Referensi: Global Health Organization. 2010. Causes of Child Mortality for the Year 2010. [serial online] (diakses tanggal 4 Desember 2013 melalui http://www.who.int/gho/child_health)Markum.A.H. 1991. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. FKUI. JakartaSacharin. R. M. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Edisi I. Jakarta: EGC.Sardjito. 2008. Standar Pelayanan Medis, Yogyakarta: Salemba Medika.Vosi. 2012. Makanan untuk Bayi Muntaber. [serial online]. Diakses pada tanggal 5 Desember 2013I. Lampiran:

1. Materi pertolongan pertama pada muntaber2. Leaflet

PemateriFerry Dwi Cahya Riftana, S.Kep. NIM 082311101025Lampiran 1: MateriPertolongan Pertama Pada Muntaber Di Rumah1. Pengertian

Muntaber adalah salah satu jenis penyakit yang umumnya disebabkan oleh bakteri atau virus, muntaber juga dapat disebabkan oleh adanya infeksi saluran nafas atau radang tenggorokan, infeksi saluran kemih (kencing) dan penyakit penyakit tifus. Namun demikian yang paling sering terjadinya penyakit muntaber adalah bakteri E. Coli yang menyerang usus. Umumnya orang yang terserang penyakit muntaber adalah mereka yang mengkonsumsi makanan atau minuman yang sudah tercemar bakteri E. Coli dan pada saat kondisi tubuh yang sedang tidak fit atau turun.

Muntaber merupakan salah satu penyakit yang mengakibatkan si penderita muntah-muntah dan sering buang air besar. istilah lain dari penyakit muntaber biasa disebut flu perut karena banyaknya cairan yang keluar dari tubuh maka si penderita bisa terkena dampak dehidrasi (kurang cairan) dan Penanganan untuk penyakit ini harus segera mungkin karena sangat bahaya jika di biarkan karena akan mengalami dehidrasi (kurang cairan) kepada si penderita.2. Penyebab muntaber pada anakMuntaber bisa disebabkan oleh kuman, bakteri, atau virus. Muntaber juga dapat disebabkan oleh adanya infeksi saluran nafas atau radang tenggorokan, infeksi saluran kemih (kencing) dan penyakit tifus. Akan tetapi, yang paling sering menyebabkan muntaber adalah bakteri Eschericia coli (E.coli) yang menyerang usus. Biasanya muntaber terjadi karena seseorang mengkonsumsi makanan yang sudah tercemar dengan bakteri E.coli dan saat itu daya tahan tubuhnya sedang turun (tidak fit).

3. Tanda dan gejala muntaber yang harus diwaspadaia. Anak akan sakit perut bahkan mencret, sehari bisa 5-10 kalib. Anak akan merasa kembung, mual, dan muntah

c. Muntaber juga dapat disertai dengan demam tinggi

d. Kepala pusing

e. Tidak nafsu makan

f. Lemas

g. Elastisitas kulit menurun

h. Anak yang mengalami kekurangan cairan bisa menimbulkan halusinasi4. Langkah-langkah penatalaksanaan muntaber pada anaka. Mengenal makanan untuk bayi yang mengalami muntaber.

Makanan yang baik untuk bayi yang tengah mengalami muntaber adalah makanan yang mudah dicerna dan mudah diserap nutrisinya oleh tubuh bayi. Karena bayi masih menyusui pada ibunya, ASI adalah asupan yang baik bagi tubuh bayi. Berikan ASI sesering mungkin kepada buah hati Anda tetapi usahakan untuk memberinya selama 5 menit dalam sekali menyusui. Terlalu sering menyusu dan terlalu banyak ASI juga tidak baik untuk kesehatan bayi.Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang, berikan cairan pengganti yang mengandung elektrolit dari apotek karena hal ini lebih baik daripada Anda memberi bayi air putih biasa. Air biasa bisa jadi akan membahayakan kesehatan bayi, jika Anda merasa tidak perlu cairan pengganti yang mengandung elektrolit, gunakan ASI sebagai pengganti cairan yang hilang tersebut.Seperempat atau setengah gelas cairan yang mengandung elektrolit berikan pada bayi yang sakit muntaber secara berkala yakni setiap 30 menit atau satu jam sekali. Makanan yang mudah dicerna seperti bubur ayam, pisang, roti, agar-agar, dan sup sangat cocok untuk mengembalikan nafsu makan anak hingga kembali normal seperti semula.b. Makanan yang perlu dihindari ketika bayi mengalami sakit muntaberTidak sembarang makanan bisa diberikan kepada bayi yang tengah menderita sakit muntaber. Makanan asam, pedas dan panas sangat perlu dihindari baik bagi bayi maupun ibu bayi. Selain makanan yang pedas, asam dan panas makanan yang merangsang pencernaan juga sangat perlu untuk dihindari selama bayi menderita muntaber. Kurangi konsumsi makanan yang mengandung soda dan juga terlalu berserat karena dapat membuat pencernaan bekerja secara cepat serta berat.Bagi bayi yang menderita muntaber, jangan coba-coba untuk memberinya susu formula karena hal ini dapat memperparah muntaber. Kandungan laktosa dalam susu formula akan merangsang parahnya muntaber karena sifat laktosa yang kurang baik terhadap pencernaan bayi terlebih bayi yang masih lemah pencernaannya. Jika bayi sudah sembuh, pemberian susu formula bisa dilakukan dengan secara bertahap dan harus dengan snagat hati-hati, jika pemberian susu formula tidak menimbulkan efek negatif maka pemberian ini bisa dilanjutkan.c. Pembuatan larutan air garamPertolongan pertama dapat dilakukan dengan memberikan larutan gula garam dengan segera begitu terlihat adanya gejala-gejala muntaber agar tidak terjadi dehidrasi. Cara mencampur bahan : larutkan 1 sendok teh gula pasir (4 gram) dan 1 ujung sendok teh garam dapur (1 gram) ke dalam segelas air masak (200 cc)5. Obat herbal untuk muntaber pada anaka. Bahan bahan yang dibutuhkan : Daun jambu 7 biji lembar, pisang biji yang muda 1 buah, the minum 1 sendok makan, kesemua ramuan tersebut ditumbuk sampai halus, kemudian ditambahkan 1 gelas air matang. Aduk sampai tercampur rata, kemudian disaring, diminum 3-4 kali perhari

b. Ambil beberapa suing bawah putih, diparut kemudian diseduh dengan gelas air panas, kemudian beri sedikit garam dapur, lalu diminum sekaligus.

c. Siapkan 5 tangkai daun sembung yang masih muda, kemudian rebus dengan volume air satu botol hingga akhirnya berkurang menjadi botol. Kemudian minum air ramuan tersebut hingga beberapa kali dalam sehari selagi hangat.