PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB...

56
PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH BIOMATERIAL CANGKANG KEONG MAS (Pomacea canaliculata Lamarck) DARI DAERAH PERINGSEWU SEBAGAI BAHAN DASAR BIOKERAMIK (Skripsi) Laras Pancawati FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

Transcript of PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH BIOMATERIAL

CANGKANG KEONG MAS (Pomacea canaliculata Lamarck) DARI

DAERAH PERINGSEWU SEBAGAI BAHAN DASAR BIOKERAMIK

(Skripsi)

Laras Pancawati

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

Page 2: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

i

ABSTRACT

PREPARATION AND CHARACTERIZATION OF SNAIL SHELL

(Pomacea canaliculata Lamarck) BIOMATERIAL WASTE FROM

PRINGSEWU AS BASIC MATERIAL OF BIOCERAMIC

By

LARAS PANCAWATI

Snails shell (Pomacea canaliculata Lamarck) known to contain lots of calcium

carbonate (CaCO3) which can be used as source of manufacture bioceramic, that

is by synthesizing CaCO3 became CaO at high temperature. Snails shell washed,

dried, crushed, and then calcination in air at 500 ˚C, 800 ˚C and 1000 ˚C for 3

hours and calcium carbonate (CaCO3) commercial used for comparison. Then

characterization Differential Thermal Analysis / Thermogravimetric Analysis

(DTA/TGA) to explain the effect of calcinations temperature, crystalline phase

formed detected by analyzed X-Ray Difraction (XRD), then functional groups by

analyzed Fourier Transform Infra Red (FTIR) and Scanning Electron Microscopy

(SEM) to observed their surface morphology and chemical compositions. Effect

calcination can be causes decomposition of CaCO3 into CaO, that showed at

analyzed XRD for calcined sampel above 800 ˚C appears phase CaO and

Ca(OH)2. EDX results showed that the largest content in snail shell is Ca and

CaO.

Keywords: Snails (Pomacea canaliculata Lamarck), calcination, calcium

carbonate (CaCO3) commercial, calcium oxide.

Page 3: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

ii

ABSTRAK

PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH BIOMATERIAL

CANGKANG KEONG MAS (Pomacea canaliculata Lamarck) DARI

DAERAH PRINGSEWU SEBAGAI BAHAN DASAR BIOKERAMIK

Oleh

Laras Pancawati

Cangkang keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck) diketahui banyak

mengandung kalsium karbonat (CaCO3) yang dapat digunakan sebagai sumber

pembuatan biokeramik, yaitu dengan cara mensintesis CaCO3 menjadi CaO pada

suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu dikalsinasi

dalam furnace pada suhu 500 ˚C, 800 ˚C dan 1000 ˚C selama 3 jam dan kalsium

karbonat (CaCO3) komersil digunakan sebagai sampel pembanding. Kemudian

dilakukan karakterisasi Different Thermal Analysis/ Thermogravimetric Analysis

(DTA/TGA) untuk mengetahui perlakuan termal terhadap sampel, X-Ray

Difraction (XRD) untuk mengetahui fasa yang terbentuk, Fourier Transform Infra

Red (FTIR) untuk mengetahui gugus fungsi dan Scanning Electron Microscopy

(SEM) untuk mengetahui morfologi permukaan dan kandungan kimia pada

sampel. Proses kalsinasi menyebabkan dekomposisi CaCO3 menjadi CaO, seperti

hasil XRD yang menunjukkan setelah kalsinasi diatas suhu 800 ˚C muncul fasa

CaO dan Ca(OH)2. Hasil EDX menunjukkan bahwa kandungan terbesar pada

cangkang adalah Ca dan CaO.

Kata kunci : Keong mas (Pomacea canaliculata L), kalsinasi, kalsium karbonat

(CaCO3) komersil, kalsium oksida.

Page 4: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

iii

PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH BIOMATERIAL

CANGKANG KEONG MAS (Pomacea canaliculata Lamarck) DARI

DAERAH PERINGSEWU SEBAGAI BAHAN DASAR BIOKERAMIK

Oleh

Laras Pancawati

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA SAINS

pada

Jurusan Fisika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

Page 5: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu
Page 6: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu
Page 7: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu
Page 8: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis yang bernama lengkap Laras Pancawati, dilahirkan di Pajaresuk -

Pringsewu pada tanggal 22 Desember 1992 dari pasangan berbahagia Bapak

Supirin dan Ibu Tursiyem sebagai anak ke lima dari lima bersaudara.

Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak di TK Budi Utama pada

tahun 1999, pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 2 Pajaresuk pada tahun 2005,

kemudian pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Pringsewu

pada tahun 2008, dan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Pringsewu pada

tahun 2011. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa di

Universitas Lampung, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam melalui jalur PMPAP.

Selama menjadi mahasiswa penulis aktif dalam Himpunan Mahasiswa Fisika

Universitas Lampung, Penulis pernah menjadi asisten Praktikum Fisika Dasar I,

Praktikum Komposit, Penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di

Balai UPT. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Tanjung Bintang –

Lampung Selatan pada tahun 2014 dan menyelesaikan penelitian skripsi di

jurusan Fisika FMIPA Unila dengan judul “PREPARASI DAN

KARAKTERISASI LIMBAH BIOMATERIAL CANGKANG KEONG MAS

(Pomacea canaliculata Lamarck) DARI DAERAH PRINGSEWU SEBAGAI

BAHAN DASAR BIOKERAMIK”.

Page 9: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

viii

MOTO

“ Allaahumma Laa Sahla Illaa Maa Ja‟altahu Sahlaa Wa Anta Taj‟alul

Hazna Idza Syi‟ta Sahlaa (Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali apa yang

Engkau jadikan mudah. Dan apabila Engkau berkehendak, Engkau akan

menjadikan kesusahan menjadi kemudahan) ”

(HR. Ibnu Hibban)

„„ Memulai dengan penuh keyakinan, Menjalankan dengan penuh keikhlasan,

Menyelesaikan dengan penuh kebahagian‟‟

Page 10: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

ix

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karyaku ini kepada:

“Allah SWT atas rahmat dan ridho-Nya dalam proses penyelesaian skripsi ini”

“Kedua orang tua ku yang senantiasa memberikan semangat dikala padam,

memberikan harapan dikala semangat berkurang, dan mendoakan bagi kelancaran,

kesuksesan dan keberhasilan anaknya”

“Keempat kakakku, Mery Susanti, Lia Fitriani, Etikasari dan Aris Savitri yang

memberikan dukungan dan doa bagi terselesaikannya skripsi ini”

“Teman-teman kuliah, dan partner satu team penelitian

yang selalu menemani ketika susah dan memberikan semangat serta bantuan

terbaik yang dapat dilakukannya”

“Almamater Tercinta”

Page 11: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

x

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil’alamin. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu

memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua serta selalu memberikan

kesempurnaan akal fikiran kepada hamba-Nya sehingga penulis bisa

menyelesaikan penelitian ini yang berjudul “PREPARASI DAN

KARAKTERISASI LIMBAH BIOMATERIAL CANGKANG KEONG MAS

(Pomacea canaliculata Lamarck) DARI DAERAH PRINGSEWU SEBAGAI

BAHAN DASAR BIOKERAMIK”. Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah

sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelas S1 dan melatih

mahasiswa untuk berpikir kreatif dalam menulis karya ilmiah.

Penulis sangat menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih memiliki

kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik pembaca guna

perbaikan pada masa mendatang. Dalam penulisan skripsi ini, penulis juga

mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu

dalam pengambilan data dan penyelesaian skripsi ini. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, April 2016

Laras Pancawati

Page 12: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

xi

SANWACANA

Penulisan skripsi ini tentu tidak terlepas dari bantuan semua pihak yang tulus

membantu, membimbing dan mendoakan. Oleh karena itu, penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Allah SWT atas kehendak dan ridho-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

2. Orang tua dan keluarga atas dukungan, doa serta semangat yang diberikan

dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Dwi Asmi, M.Si., Ph.D sebagai pembimbing skripsi dan

pembimbing akademik yang tulus mengajari dan membantu penulis dalam

penelitian, membimbing dan memberikan pemahaman.

4. Bapak Drs. Pulung Karo Karo, M.Si selaku dosen penguji yang telah

memberikan masukan dan koreksi dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Dr. Yanti Yulianti, M.Si selaku Ketua Jurusan Fisika FMIPA Unila.

6. Bapak Mujiman selaku staf dekanat yang telah membantu proses bimbingan

skripsi.

7. Para dosen jurusan Fisika FMIPA Unila yang telah memberikan ilmunya.

8. Teman satu tim penelitian Ayu Sevtia Anggraini, Desty Wulan Neniati dan

Ulil Ulfah, terimakasih atas kerjasama, dan bantuannya selama penelitian,

banyak hal yang sudah kita lalui bersama.

Page 13: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

xii

9. Teman-teman Fisika Umi Rohmah, Dewi Sartika Ramadhoni, Nindy Elita M,

Dita Rahmayanti, Shella Windy O, Ratna Huzaufah, Sammi Rizky Taufik,

Siti Wahyuni dan teman-teman lainnya, terimakasih untuk kebersamaan dan

semangat serta dukungannya selama ini.

10. Kakak tingkat mbak Irene Lucky O, mbak Jayanti, serta semua pihak yang

terlibat dalam penyelesaian skripsi atas bantuan dan doa yang diberikan.

Semoga atas segala bantuan, doa, motivasi, dan dukungan menjadi yang terbaik

untuk penulis. Penulis berharap kiranya skripsi ini bermanfaat bagi semuanya.

Bandar Lampung, April 2016

Penulis

Laras Pancawati

Page 14: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

xiii

DAFTAR ISI

halaman

ABSTRACT ......................................................................................................... i

ABSTRAK ........................................................................................................... ii

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v

SURAT PERNYATAAN .................................................................................... vi

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. vii

MOTTO ............................................................................................................... viii

PERSEMBAHAN ................................................................................................ ix

KATA PENGANTAR ......................................................................................... x

SANWACANA .................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 5

1.3 Batasan Masalah ..................................................................................... 5

1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................... 5

1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................. 6

Page 15: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

xiv

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keong Mas (Pomacea canaliculata Lamarck) ....................................... 7

2.2 Penelitian Terkait Tentang Pemanfaatan Keong Mas ............................. 11

2.3 Kalsium Karbonat (CaCO3) .................................................................... 14

2.4 Biomaterial .............................................................................................. 16

2.5 Biokeramik .............................................................................................. 16

2.6 Kalsinasi .................................................................................................. 17

2.7 Differential Thermal Analysis /

Thermogravimetry Analysis (DTA/TGA) ............................................... 17

2.8 Fourier Transform InfraRed (FTIR) ....................................................... 18

2.9 X-Ray Diffraction (XRD) ........................................................................ 19

2.10 Scanning Electron Microscopy (SEM) ................................................... 21

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................. 24

3.2 Alat dan Bahan ......................................................................................... 24

3.3 Prosedur Penelitian .................................................................................. 24

1. Preparasi Bahan Dasar ........................................................................ 25

2. Pengeringan Cangkang Keong mas .................................................... 25

3. Pencucian Cangkang Keong mas dengan Larutan H2SO4 .................. 25

4. Penghalusan Cangkang Keong mas .................................................... 26

5. Kalsinasi .............................................................................................. 26

6. Karakterisasi ....................................................................................... 27

3.4 Diagram Alir ............................................................................................ 30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Preparasi Cangkang Keong mas ..................................................... 32

4.2 Hasil Karakterisasi Sampel ...................................................................... 33

1. Differential Thermal Analysis /

Thermogravimetric Analysis (DTA/TGA) ......................................... 33

2. X-Ray Difraction (XRD) .................................................................... 37

3. Fourier Transform InfraRed (FTIR) .................................................. 45

4. Scanning Electron Microscopy (SEM) .............................................. 56

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 66

5.2 Saran ........................................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

1. Keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck) .......................................... 8

2. Morfologi keong mas ................................................................................ 10

3. Kalsium karbonat ...................................................................................... 15

4. Hamburan sinar-X oleh elektron-elektron di dalam

atom suatu material ................................................................................... 20

5. Skema alat SEM ........................................................................................ 22

6. Diagram alir penelitian .............................................................................. 30

7. Hasil preparasi cangkang cangkang keong mas

(a) sebelum dibersihkan, (b) setelah dibersihkan

dengan larutan H2SO4 ................................................................................ 32

8. Hasil kalsinasi cangkang keong mas (a) Serbuk

cangkang keong mas sebelum kalsinasi, (b) Setelah

kalsinasi suhu 500 ˚C, (c) Setelah kalsinasi 800 ˚C,

dan (d) Setelah kalsinasi 1000 ˚C .............................................................. 33

9. Grafik DTA serbuk cangkang keong mas ................................................. 34

10. Grafik TGA serbuk cangkang keong mas ................................................. 34

11. Grafik DTA/TGA cangkang keong mas ................................................... 35

12. Grafik DTA kalsium karbonat komersil .................................................... 35

13. Grafik TGA kalsium karbonat komersil .................................................... 36

14. Grafik DTA/ TGA kalsium karbonat komersil ......................................... 37

15. Grafik XRD cangkang keong mas sebelum kalsinasi ............................... 38

Page 17: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

xvi

16. Grafik XRD cangkang keong mas kalsinasi suhu 500 ˚C ......................... 39

17. Grafik XRD cangkang keong mas kalsinasi suhu 800 ˚C ......................... 40

18. Grafik XRD cangkang keong mas kalsinasi suhu 1000 ˚C ....................... 40

19. Grafik XRD secara keseluruhan (a) Sebelum kalsinasi,

(b) kalsinasi 500 ˚C, (c) kalsinasi 800 ˚C, (d) kalsinasi 1000 ˚C .............. 41

20. Grafik XRD CaCO3 komersil sebelum kalsinasi ...................................... 42

21. Grafik XRD CaCO3 komersil kalsinasi suhu 500 ˚C ................................ 43

22. Grafik XRD CaCO3 komersil kalsinasi suhu 800 ˚C ................................ 43

23. Grafik XRD CaCO3 komersil kalsinasi suhu 1000 ˚C .............................. 44

24. Grafik XRD CaCO3 komersil secara keseluruhan

(a) Sebelum kalsinasi, (b) kalsinasi 500 ˚C,

(c) kalsinasi 800 ˚C, dan (d) kalsinasi 1000 ˚C ......................................... 45

25. Grafik FTIR cangkang keong mas sebelum kalsinasi ............................... 45

26. Grafik FTIR cangkang keong mas kalsinasi suhu 500 ˚C ......................... 47

27. Grafik FTIR cangkang keong mas kalsinasi suhu 800 ˚C......................... 48

28. Grafik FTIR cangkang keong mas kalsinasi suhu 1000 ˚C....................... 49

29. Grafik FTIR secara keseluruhan cangkang keong mas

(a) Sebelum kalsinasi, (b) kalsinasi 500 ˚C, (c) kalsinasi

800 ˚C, dan (d) kalsinasi 1000 ˚C ............................................................. 50

30. Grafik FTIR CaCO3 komersil sebelum kalsinasi ...................................... 51

31. Grafik FTIR CaCO3 komersil kalsinasi suhu 500 ˚C ................................ 52

32. Grafik FTIR CaCO3 komersil kalsinasi suhu 800 ˚C ................................ 52

33. Grafik FTIR CaCO3 komersil kalsinasi suhu 1000 ˚C .............................. 53

34. Grafik FTIR CaCO3 secara keseluruhan (a) Sebelum

kalsinasi, (b) kalsinasi 500 ˚C, (c) kalsinasi 800 ˚C,

(d) kalsinasi 1000 ˚C ................................................................................. 54

35. Hasil SEM cangkang keong mas (a) Sebelum

kalsinasi, (b) kalsinasi 500 ˚C, (c) kalsinasi 800 ˚C

dan (d) kalsinasi 1000 ˚C .......................................................................... 55

Page 18: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

xvii

36. Grafik EDX untuk cangkang keong mas sebelum kalsinasi ..................... 57

37. Grafik EDX cangkang keong mas kalsinasi suhu 500 ˚C ......................... 57

38. Grafik EDX cangkang keong mas kalsinasi suhu 800 ˚C ......................... 58

39. Grafik EDX cangkang keong mas kalsinasi suhu 1000 ˚C ....................... 59

40. Hasil SEM CaCO3 komersil (a) Sebelum kalsinasi,

(b) kalsinasi 500 ˚C, (c) kalsinasi 800 ˚C dan

(d) kalsinasi 1000 ˚C ................................................................................. 60

41. Grafik EDX CaCO3 komersil sebelum kalsinasi ....................................... 61

42. Grafik EDX CaCO3 komersil kalsinasi suhu 500 ˚C ................................ 62

43. Grafik EDX CaCO3 komersil kalsinasi suhu 800 ˚C ................................ 63

44. Grafik EDX CaCO3 komersil kalsinasi suhu 1000 ˚C .............................. 64

Page 19: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kabupaten Pringsewu merupakan salah satu Kabupaten yang ada di Provinsi

Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Tanggamus dan

terdiri dari sembilan wilayah Kecamatan. Total luas wilayah Kabupaten

Pringsewu adalah seluas 625 km2 atau 62,500 Ha. Di wilayah tersebut terdapat

penggunaan lahan yang beraneka ragam yaitu meliputi penggunaan lahan non

pertanian, lahan sawah, lahan kering, perkebunan, hutan dan lainnya. Salah satu

contoh penggunaan lahan sawah yang ada di Kecamatan Pringsewu pada tahun

2013 yaitu sebesar 13.528 Ha. Potensi sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten

Pringsewu sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian. Hal tersebut

berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013,

yakni struktur perekonomian Kabupaten Pringsewu didominasi oleh sektor

pertanian dengan komoditas yang dominan adalah padi sawah dan jagung. Pada

tahun 2013, Kecamatan Pringsewu saja mampu memproduksi padi sebesar 15.186

kwintal dengan luas area panen 2761 Ha (BPS, 2014).

Permasalahan yang sering dijumpai pada proses produksi padi adalah gagal

panen. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah adanya

populasi hewan keong mas atau dikenal dengan nama siput sawah yang memiliki

Page 20: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

2

nama latin Pomacea canaliculata Lamarck. Perkembangan populasi ini tergolong

tinggi, karena seekor induk keong yang berumur 6 bulan mampu bertelur sampai

1.000 butir (Riyanto, 2003). Keong mas merupakan moluska yang ditetapkan

sebagai organisme pengganggu tanaman (OPT) atau hama utama pada tanaman

padi di sawah. Organisme ini berpotensi sebagai hama utama karena sawah

merupakan habitat yang cocok bagi perkembangannya, sehingga mampu merusak

tanaman padi dalam waktu yang cepat (Suharto dan Kurniawati, 2009).

Keong mas termasuk kedalam jenis siput anggota filum moluska yang hidup

di darat. Filum moluska adalah hewan berbadan lunak yang terlindungi oleh suatu

cangkang keras berwarna keemasan yang mengandung kalsium karbonat

(Campbell et al, 2000). Keong mas mempunyai bentuk morfologi yaitu cangkang

berwarna kuning keemasan hingga coklat transparan serta lebih tipis dibandingkan

dengan jenis keong lainnya (Riyanto, 2003). Pambudi (2011) juga melakukan

penelitian untuk mengetahui karakteristik dari keong mas dengan beberapa

metode pengolahan, kemudian diperoleh hasil karakteristik keong mas, yaitu

bagian daging berwarna krem kecoklatan dan teksturnya kenyal, sedangkan

bagian jeroan ada yang berwarna hitam dengan bintik-bintik putih, coklat dan

merah muda. Cangkang keong mas berwarna coklat gelap dengan pola garis-garis

hitam.

Pomacea canaliculata Lamarck juga dikenal dengan nama Golden apple snail

(GAS) yang merupakan jenis keong dengan bentuk cangkang yang berbeda. Di

Pilipina telah dilakukan analisa perbedaan bentuk cangkang berdasarkan jenis

kelamin mereka. Hasil analisa tersebut menunjukkan bahwa perbedaan utama

Page 21: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

3

pada pembentukan cangkang terlihat pada puncak aperture dan operculum.

Kondisi geografi dan faktor ekologi seperti makanan dan aliran air juga dapat

mempengaruhi pembentukan cangkang itu sendiri (Torres et al, 2013). Dapar et al

(2014) juga menyatakan bahwa ada banyak faktor yang diduga dapat

mempengaruhi pembentukan cangkang seperti jenis habitat dan pengaruh

lingkungan sekitar.

Keong mas mempunyai nilai gizi cukup tinggi yaitu mengandung kalori

sebanyak 64 kkal, protein 12 gr, karbohidrat 2 gr, lemak 1 gr (Budiyono, 2006).

Cangkang keong mas sendiri mengandung protein sebanyak 2,94 %, lemak 0,12

%, kalsium 29,35 % dan fosfor 0,19 % (Liptan, 2001).) Menurut Pambudi (2011)

komponen penyusun cangkang keong mas adalah kalsium karbonat. Hal tersebut

diperoleh dari nilai rendemen cangkang keong mas yakni sebesar 53,1 %. Abu

cangkang keong mas yang dihasilkan dari proses pembakaran pada suhu 800 oC

diketahui mengandung oksida logam, yaitu berupa CaO 61,95 %, SiO2 10,20 %,

Fe2O3 3,15 %, MgO 0,18 %, Al2O3 4,81 %, SO3 0,03 %, K2O 0,05 %, Na2O 0,04

%, P2O5 0,01 %, MnO3 0,01 % dan TiO2 0,01 % (Etuk et al, 2012).

Udomkan dan Limsuwan (2008) melakukan analisa XRD, EDX, SEM dan

FTIR untuk mengkarakterisasi serbuk cangkang Pomacea canaliculata Lamarck

pada suhu pemanasan 300 oC, 400

oC, 450

oC dan 500

oC selama 2 jam. Hasil

analisa XRD menunjukkan bahwa pola difraksi pada suhu pemanasan lebih dari

400 oC terjadi perubahan fasa dari aragonit menjadi kalsit. Pada suhu pemanasan

500 oC hanya terbentuk fasa kalsit murni, ditandai dengan perubahan fasa yang

sudah lengkap. Untuk hasil EDX diperoleh berat rata-rata komposisi kimia pada

Page 22: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

4

sampel keong mas adalah CaCO3 92,68 %, MgO 1,68 %, Al2O3 1,04 % dan SiO2

4,29 %. Kemudian hasil analisa SEM menunjukkan pada permukaan luar dan

dalam, terlihat beberapa kekosongan. Ukuran butir naik dari permukaan dalam ke

permukaan luar. Selanjutnya hasil analisa FTIR yakni diantara suhu 300 oC –500

oC intensitas relatif dari pita absorpsi CO3

2- menurun dan intensitas pita absorpsi

OH- meningkat.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan, keong mas

ternyata memiliki banyak manfaat dan dapat diaplikasikan. Seperti penelitian

yang dilakukan oleh Dewi Sasmita (2011) yaitu menggunakan bahan dasar

cangkang keong mas sebagai sumber kalsium dan diammonium hidrogen fosfat

sebagai sumber fosfat untuk disintesisis menjadi hidroksiapatit menggunakan

metode hidrotermal. Prastyo dkk (2011) dan Birla et al (2012) menjadikan keong

mas sebagai katalis padat pada proses transesterifikasi minyak untuk mendapatkan

biodesel dengan cara mengkonversi CaCO3 menjadi CaO, dan suhu kalsinasi 900

oC selama waktu tahan 2 dan 3,5 jam.

Percobaan Atika dkk (2013) yaitu cangkang keong mas digunakan sebagai

pengawet buah sehingga dapat melapisi produk yang diawetkan. dengan

memanfaatkan potensi zat kitin yang terdapat pada cangkang. Kemudian Islami,

dkk (2014) melakukan penelitian untuk mengetahui potensi abu dari cangkang

keong mas sebagai adsorben pada larutan logam tembaga (Cu).

Sujita (2014) menggunakan kandungan CaCO3 dari serbuk cangkang keong

mas sebagai energizer pada proses pack carburizing baja karbon rendah, dengan

perlakuan panas yaitu pada suhu 950 oC selama waktu penahanan 2, 4 dan 6 jam.

Page 23: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

5

Dengan demikian, maka dilakukanlah penelitian ini guna memanfaatkan

kandungan kalsium karbonat (CaCO3) yang terdapat pada cangkang keong mas

sebagai bahan dasar biokeramik.

1.2 Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimana cara mempreparasi kalsium karbonat dari limbah cangkang

keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck)?.

2. Bagaimana pengaruh suhu kalsinasi terhadap karakteristik limbah

biomaterial cangkang keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck)?.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bahan yang digunakan adalah limbah biomaterial cangkang keong mas

(Pomacea canaliculata Lamarck) yang berasal dari daerah Pringsewu.

2. Pembakaran atau kalsinasi yang dilakukan pada suhu 500 oC, 800

oC, dan

1000 oC.

3. Karakterisasi bahan yang digunakan meliputi XRD, DTA/TGA, SEM-

EDX, dan FTIR.

1.4 Tujuan

Adapun tujuan dilakukan penelitian ini, yaitu :

1. Mempreparasi limbah biomaterial cangkang keong mas (Pomacea

canaliculata Lamarck) yang berasal dari daerah Pringsewu.

2. Mengetahui pengaruh suhu kalsinasi terhadap karakteristik bahan dengan

uji DTA/TGA, XRD, FTIR, SEM-EDX.

Page 24: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

6

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah

1. Memberikan informasi tentang pengaruh suhu kalsinasi dan kelayakan

bahan kalsium karbonat dari limbah cangkang keong mas (Pomacea

canaliculata Lamarck) untuk dijadikan sebagai bahan dasar biokeramik.

2. Memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat mengenai cara

penanganan hama keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck) untuk

meningkatkan nilai ekonomis.

Page 25: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab II menjelaskan tentang beberapa konsep dasar teori yang mendukung

topik penelitian. Pembahasan dimulai dengan penjelasan mengenai keong mas

(Pomacea canaliculata Lamarck), penelitian terkait pemanfaatan keong mas,

kalsium karbonat, biomaterial, biokeramik, kalsinasi, dan karakterisasi material

(DTA/TGA, FTIR, XRD, dan SEM-EDX).

2.1 Keong Mas (Pomacea canaliculata Lamarck)

Keong mas merupakan siput yang hidup di habitat air tawar Amerika Selatan.

Keong mas mulai dikenal di Indonesia tahun 1986. Perkembangan populasi ini

tergolong tinggi, karena seekor induk keong yang berumur 6 bulan mampu

bertelur sampai 1.000 butir. Keong mas termasuk kedalam klasifikasi filum

moluska dan kelas gastropoda. Bentuk cangkang keong mas hampir mirip dengan

siput sawah yang disebut gondang, bedanya cangkang keong mas berwarna

kuning keemasan hingga cokelat transparan serta lebih tipis dengan diameter

cangkang 4-5 cm dan tinggi lebih dari 10 cm. Keong mas menyukai perairan

jernih yang banyak tumbuhan airnya dan sangat menyukai tempat yang berlumpur

(Riyanto, 2003).

Page 26: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

8

Keong mas (Pomacea canaliculata L) adalah siput air tawar yang

diintroduksi ke Indonesia sebagai hewan hias. Sejak awal introduksi, ada dua

pendapat yang bertentangan perihal keong tersebut. Satu pihak mendukung

introduksi keong mas dan membiakkannya sebagai komoditas ekspor, sedangkan

pihak lain mengkhawatirkan keong mas akan menjadi hama tanaman (Suharto

dan Kurniawati, 2009). Sebagian dari keong mas yang lepas ke sawah

berkembang biak dengan cepat. Habitat sawah sangat cocok bagi perkembangan

keong mas dan populasinya meningkat dalam waktu yang relatif cepat, sehingga

cepat pula merusak tanaman padi. Oleh karena itu, keong mas telah berubah status

dari hewan peliharaan menjadi hama padi. Luas areal pertanaman padi yang

dirusak keong mas pada tahun 2007 mencapai lebih dari 22.000 ha.

Klasifikasi keong mas (Pomacea canaliculata L) menurut Cazzaniga, 2002

Filum : Molussca

Kelas : Gastropoda

Subkelas : Prosobranchiata

Ordo : Mesogastropoda

Famili : Ampullariidae

Genus : Pomacea

Spesies : Pomacea canaliculata

Gambar 1. Keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck).

Page 27: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

9

Keong mas termasuk kedalam filum moluska yaitu hewan berbadan lunak

yang terlindungi oleh suatu cangkang keras berwarna keemasan yang

mengandung kalsium karbonat (Campbell et al, 2000). Pambudi (2011) juga

menjelaskan bahwa komponen penyusun cangkang keong mas adalah kalsium

karbonat (CaCO3) setelah dilakukan penelitian dengan beberapa cara pengolahan.

Cangkang moluska terdiri dari lapisan luar yang bercabang, kaya protein, dimana

untuk melindungi dua lapisan bawah yang kaya kalsium dari erosi. Lapisan tengah

terdiri dari kristal yang terbungkus rapat yaitu kalsium karbonat (Raven dan

Johnson, 2001).

Menurut beberapa hasil penelitian yaitu Etuk et al (2012) melakukan analisis

kimia untuk mengetahui komposisi kimia dalam abu cangkang keong mas setelah

dipanaskan pada suhu 800oC selama 4 jam. Penambahan abu cangkang sebagai

campuran pada setting time dan kuat tekan dari pasta semen dan mortar bervariasi

dari 0%, 5%, 10%, 15%, 20% dan 30%. Hasilnya menunjukkan kuat tekan

maksimal terjadi pada penambahan abu cangkang siput (SSA) sebesar 20 %

dengan komposisi kimia terdiri dari CaO 61,95 %, SiO2 10,20 %, Fe2O3 3,15 %,

MgO 0,18 %, Al2O3 4,81 %, SO3 0,03 %, K2O 0,05 %, Na2O 0,04 %, P2O5 0,01 %,

MnO3 0,01 % dan TiO2 0,01 %.

Udomkan dan Limsuwan (2008) melakukan analisa EDX pada serbuk

cangkang keong mas dan diketahui bahwa komposisi kimia keong mas adalah

sebagai berikut CaCO3 92,68 %, MgO 1,68 %, Al2O3 1,04 % dan SiO2 4,29 %.

Selain itu, cangkang keong mas juga mengandung protein, lemak, kalsium dan

fosfor (Liptan, 2001).

Page 28: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

10

Penelitian yang dilakukan Liantira dkk (2015) yakni menganalisis dan

membandingkan kadar logam berat tembaga (Cu) dalam Pomacea canaliculata

yang berasal dari empat lokasi berbeda, yang diduga tercemar di Makassar.

Perbandingan kandungan logam berat tembaga (Cu) dilakukan dengan metode

destruksi kering dan pembacaan absorbansi sampel menggunakan Spektofotometri

Serapan Atom (AAS). Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi logam tembaga

(Cu) yang tertinggi ke terendah pada sampel sebagai berikut: 1) lokasi tempat

pembuangan sampah domestik (71,310 ± 0,505 mg/kg), 2) saluran irigasi (26,612

± 0,256 mg/kg), 3) pusat pembuangan limbah RPH (10,705 ± 0,166 mg/kg), dan

4) lokasi persawahan sekitar RPH (7,140 ± 0,077 mg/kg).

Gambar 2. Morfologi keong mas (Raven dan Johnson, 2001).

Gambar diatas memperlihatkan bentuk tubuh dari moluska yakni memiliki

simetri bilateral. Sistem pencernaan (ekskresi), organ reproduksi terjadi di massa

viseral dan otot kaki sebagai penggerak. Mereka juga memiliki kepala yang

berbeda di ujung depan. Biasanya terdapat dua lengkungan dan rongga (cavity)

tertutup pada punggung dan massa viseral, lengkungan ini merupakan mantel.

Pada beberapa moluska rongga mantel digunakan sebagai paru-paru dan terdapat

insang (gill). Insang adalah bagian khusus dari mantel yang biasanya terdiri dari

Page 29: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

11

sistem proyeksi filamen kaya akan pembuluh darah. Radula berfungsi sebagai

mulut.

2.2 Penelitian Terkait Tentang Pemanfaatan Keong mas

Keong mas memiliki banyak manfaat dan dapat diaplikasikan dalam berbagai

bidang seperti penelitian-penelitian yang telah banyak dilakukan sebelumnya.

Percobaan Firdus dan Muchlisin (2005) memanfaatkan keong mas sebagai pakan

dalam budidaya ikan kerapu lumpur (Epinephelus tauvina). Dari hasil percobaan

tersebut dapat dikatakan keong mas mempunyai potensi untuk dijadikan pakan

alternative karena memberikan angka pertumbuhan yang tidak berbeda nyata

dengan pakan ikan rucah yang selama ini digunakan.

Purnamaningsih (2010) melakukan pemberian pakan tepung keong mas pada

ransum karena mengandung sumber nutrisi, sehingga dapat meningkatkan laju

pertumbuhan produksi telur itik. Ransum terdiri dari jagung kuning, bekatul,

tepung ikan, bungkil kedelai, premix, grit, minyak nabati dan tepung keong mas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat telur berkisar antara 59,08 - 63,34

g/butir, sehingga dapat disimpulkan penambahan tepung keong mas dalam ransum

sampai taraf 9 % ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap kualitas telur itik.

Kemudian Ginting (2011) juga memberikan tepung keong mas pada ransum

sebagai pakan kelinci lokal jantan sehingga diperoleh pertambahan bobot badan

kelinci lokal. Penelitian ini dilakukan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK)

dengan Non Faktorial yang terdiri dari 6 perlakuan dan 4 pengulangan. Dari hasil

Page 30: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

12

penelitian diperoleh pertambahan bobot badan kelinci local sebesar 7.78

gr/ekor/hari.

Atika dkk (2013) memanfaatkan potensi zat kitin dan kitosan dari cangkang

keong mas sebagai pengawet buah. Pembuatan kitosan dilakukan dengan

beberapa tahap yaitu persiapan sampel cangkang keong mas (Pomacea

canaliculata Lamarck), pengeringan, penghalusan dan penyaringan, pelarutan

sampel dengan NaOH 3,5 gr/ml, pencucian sampel dengan aquades dan pelarutan

dalam HCl, perendaman kitin didalam NaOH (20:1), pencucian kitin dengan

aquades dan pengeringan. Kemudian diperoleh kitosan berupa serbuk. Kitosan

dalam bentuk larutan diperoleh dengan pelarutan menggunakan asam cuka 1%

(kitosan cair). Hasil dari percobaan ini adalah diketahui bahwa kitosan dari

cangkang keong mas dapat memperpanjang masa simpan buah karena mempunyai

sifat menghambat pertumbuhan mikroorganisme perusak dan sekaligus melapisi

produk yang diawetkan.

Dewi Sasmita (2011) melakukan sintesisis hidroksiapatit dari cangkang

keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck) dengan metode hidrotermal.

Cangkang keong mas yang sudah dibersihkan dikalsinasi pada suhu 750 oC

selama 2 jam sehingga menjadi oksida cangkang keong mas, selanjutnya

dilakukan analisa Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) untuk mengetahui

kandungan logam. Hasil yang diperoleh dari analisa diatas yakni Ca 28,7 %, Mg

2,14 %, dan Fe 0,033 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kandungan Ca

cangkang keong mas hasil penelitian mendekati seperti yang terdapat dalam

literatur yaitu sebesar 29,35 %.

Page 31: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

13

Penelitian yang dilakukan oleh Prastyo dkk (2011) yaitu menggunakan katalis

padat dari cangkang keong mas pada proses transesterifikasi minyak untuk

produksi biodisel. Kalsinasi dilakukan pada suhu 900 oC selama waktu tahan 2

jam untuk mengkonversi CaCO3 menjadi CaO. Hasil analisa XRD cangkang

keong mas setelah kalsinasi tidak menunjukkan adanya unsur CaCO3, sehingga

semua CaCO3 sudah terkonversi menjadi CaO dan Ca(OH)2, dan konsentrasi CaO

dari cangkang keong mas adalah sebanyak 96,83 %.

Birla et al (2012) juga menggunakan keong mas sebagai katalis padat untuk

produksi biodisel dengan suhu kalsinasi 900 oC, tetapi pemakain waktu saat

proses kalsinasi adalah 3,5 jam. Hasil analisa XRD menunjukan bahwa CaCO3

memiliki struktur berbentuk ortorombik dan setelah kalsinasi, puncak difraksi

sebagian besar menghilang. Kemudian hasil analisa TGA menunjukkan bahwa

terjadi kehilangan berat sebesar 42,7 % pada kisaran suhu 754 – 880 oC. Dari

grafik DTA terlihat bahwa proses dekomposisi dimulai pada suhu 754 oC dan

pada suhu 880 oC proses tersebut telah lengkap, dimana CaCO3 terdekomposisi

menjadi CaO.

Pemanfaatan abu cangkang keong mas juga dilakukan oleh Kamalu et al (2012)

sebagai adsorben untuk pemutihan atau penghilangan warna minyak inti sawit

mentah. Cangkang keong mas diaktifkan sebagai adsorben berdasarkan variasi massa

cangkang keong mas aktif, suhu dan waktu kontak pemutihan. Cangkang keong mas

aktif memberikan penghilangan warna tertinggi pada minyak inti sawit mentah

dengan pengurangan warna 99,24 % pada suhu 200 °C dan waktu kontak 45 menit.

Page 32: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

14

Islami dkk (2014) juga menggunakan abu dari cangkang keong mas sebagai

adsorben pada larutan logam tembaga (Cu). Abu cangkang keong mas diaktivasi

dengan Na2CO3 dan dianalisis menggunakan Spektroskopi Serapan Atom (SSA)

pada panjang gelombang 324,7 nm. Penyerapan optimal terjadi pada adsorben abu

cangkang keong mas dengan konsentrasi larutan logam tembaga 50 ppm yang telah

ditambahkan aktivator Na2CO3 10 % selama 20 jam yaitu dengan daya serap 1,9997

mg/g dan efisiensi penyerapannya 99,9876 %. Abu cangkang keong mas juga

mengandung kalsium sebesar 65,96 % dan kadar CaO sebesar 92,29 %.

Sujita (2014) memanfaatkan kandungan CaCO3 dari serbuk cangkang keong

mas sebagai energizer pada proses pack carburizing baja karbon rendah, dengan

menggunakan pencampuran cangkang keong mas 5 %, 10 % dan 15 % dengan

suhu pemanasan 950 oC selama waktu penahanan 2, 4 dan 6 jam. Kemudian

dilakukan uji kekerasan Vickers dan diperoleh nilai kekerasan tertinggi rata-rata

pada penambahan serbuk cangkang sebesar 15 % diperoleh sebesar 262,26

kg/mm2 dan kekerasan material awal diperoleh sebesar 144,08 kg/mm

2.

2.3 Kalsium Karbonat (CaCO3)

Kalsium karbonat merupakan senyawa kimia dengan rumus kimia CaCO3.

Kalsium karbonat merupakan komponen utama penyusun cangkang organisme

laut, siput, mutiara, dan kulit telur. Kalsium karbonat umumnya berwarna putih

terdiri dari beberapa unsur yaitu kalsium, karbon dan oksigen (Bahanan, 2010).

Kalsium karbonat adalah suatu mineral yang banyak dijumpai di seluruh

dunia dalam berbagai variasi bentuk. Kalsium karbonat adalah mineral yang

stabil, terdapat dalam berbagai jenis mineral seperti batu kapur, marmer, kalsit,

Page 33: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

15

aragonit, dolomit, kapur. Kalsium karbonat mempunyai beberapa kegunaan yaitu

untuk memproduksi semen, mortar, plaster, refraktori dan bahan bangunan.

Penggunaan lain adalah sebagai bahan pengisi pada idustri kertas, industri plastik

seperti polyvinil klorida. polyolefin, phenolic, polyester dan epoksi (Patnaik,

2002).

Gambar 3. Kalsium karbonat (Anonim, 2015).

Kalsium karbonat mempunyai sifat fisik yaitu terjadi dalam dua bentuk,

kristal hexagonal yang disebut kalsit, dan bentuk orthorombik yang disebut

aragonit. Kalsit terdekomposisi pada pemanasan hingga 825 oC, aragonit meleleh

pada 1.339 oC (pada 102,5 atm). Densitas 2,71 gr/cm

3 untuk kalsit dan 2,83

gr/cm3

untuk aragonit, kelarutan dalam air (15 mg/lt pada 25oC), Ksp 4,8x10

-9,

larut dalam asam.

Sifat termokimia kalsium karbonat :

∆Hfo = -288,6 kkal/mol

∆Gfo = -269,9 kkal/mol

So

= 21.92 kal/omol

Cp = 19,9 kal/omol (Patnaik, 2002).

Page 34: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

16

2.4 Biomaterial

Biomaterial adalah suatu material dengan sifat baru yang digunakan sebagai

perangkat medis dan mampu berinteraksi dengan sistem biologis (Larsson et al ,

2007). Biomaterial dapat diklasifikan berdasarkan respon khusus material

terhadap lingkungan biologis, antara lain:

1. Biotoleran, yaitu material yang dapat bertahan tanpa memberikan efek

atau kerusakan pada jaringan tubuh. Biasanya akan muncul jaringan tipis

yang akan membungkus material ini sebagai antarmuka dengan jaringan

tubuh. Contoh jenis material ini adalah stainless steel dan cobalt-chrome.

2. Bioinert, yaitu ketika hanya sedikit reaksi pembentukan fibrous oleh

jaringan tubuh pada permukaan biomaterial. Material ini mempunyai

lapisan oksida pada permukaannya. Contohnya adalah alumunium

zirkonium, titanium, and material karbon.

3. Bioaktif, yaitu ketika terdapat ikatan langsung secara biokimia dan

biologis pada antarmuka biomaterial dengan tulang induk melalui

pembentukan suatu lapisan apatit pada permukaan biomaterial. Contoh

material ini adalah keramik kalsium fosfat dan keramik gelas (Ylien,

2006).

2.5 Biokeramik

Biokeramik merupakan pemanfaatan inovatif keramik khusus yang

dipergunakan untuk memperbaiki dan merekontruksi bagian tubuh yang terkena

penyakit atau fraktur (Siregar, 2000). Herliansyah dkk (2010) menjelaskan bahwa

biokeramik adalah salah satu jenis bahan keramik yang baik sebagai produk yang

Page 35: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

17

digunakan dalam kedokteran dan industri, terutama sebagai implan ataupun organ

pengganti. Biokeramik memiliki sifat biokompabilitas, stabilitas kimia, ketahanan

arus yang tinggi dan memiliki komposisi yang sama dengan bentuk mineral dari

jaringan keras dalam tubuh (tulang dan gigi).

2.6 Kalsinasi

Kalsinasi juga merupakan proses perlakuan panas agar terjadi dekomposisi

dari senyawa yang berikatan secara kimia dengan bijih, yaitu karbondioksida dan

air, guna mengubah suatu senyawa karbon menjadi oksida yang sesuai dengan

keperluan untuk proses selanjutnya. Temperatur untuk proses kalsinasi bergantung

dengan jenis bahannya, tetapi masih di bawah titik leleh. Proses pengeringan

dalam kalsinasi berfungsi untuk menghilangkan air yang di dalam konsentrat

dengan cara penguapan (Lalu, 2010). Kalsinasi diperlukan sebagai penyiapan

serbuk keramik untuk diproses lebih lanjut, lalu mendapatkan ukuran partikel

yang optimum serta menguraikan senyawa-senyawa dalam bentuk garam atau

dihidrat menjadi oksida, membentuk fase kristal (Jonghe dan Rahaman, 2003).

2.7 Differential Thermal Analysis/Thermogravimetry Analysis (DTA/TGA)

Differential thermal analysis adalah analisis termal yang menggunakan

referensi. Sampel dan material referensi dipanaskan secara bersamaan dalam satu

dapur. Perbedaan temperatur sampel dengan temperatur material referensi

direkam selama proses pemanasan dan pendinginan. Thermogravimetry Analysis

(TGA) merupakan teknik pengukuran variasi massa sampel yang mengalami

perubahan temperatur dalam lingkungan yang terkontrol (Riyanto, 2009).

Page 36: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

18

Analisis DTA digunakan untuk mendeteksi dekomposisi atau penguapan

sampel. Pada proses ini terjadi perubahan meliputi kristalisasi, peleburan,

perubahan fase kristal padat, dan reaksi homogen dalam keadaan padat. Pada

setiap perubahan ini terdapat aliran panas antara sampel dan sekitarnya yang

disebabkan oleh transisi endotermik atau eksotermik atau perubahan didalam

kapasitas panas. Prinsip dasar DTA yaitu sample holder yang terdiri dari sample

dan reference cells (Al). Sensor yang terdiri dari (Pt/Rh atau chromel/alumel

thermocouples, satu untuk sampel dan satu untuk referensi, dan dihubungkan

dengan pengontrol suhu diferensial). Furnace Alumina block berisi sampel dan

referensi. Temperatur kontrol berfungsi untuk mengontrol program suhu dan

atmosfer furnace (Robinson et al, 2005).

Jika pada proses pengamatan suhu bahan acuan lebih tinggi daripada suhu

sampel maka diperoleh perubahan suhu (∆T) negatif (terjadi perubahan

endotermis), dan sebaliknya jika diperoleh perubahan suhu (∆T) positif (terjadi

perubahan eksotermis). Apabila ∆T diplotkan dengan suhu pengukuran (T) maka

akan diperoleh termogram. Kemudian apabila suhu pada sampel dengan suhu

acuan sama berarti tidak terjadi perubahan, ditunjukan dengan garis lurus

(Gallagher, 1991).

2.8 Fourier Transform InfraRed (FTIR)

Spectroscopy FTIR menggunakan sistem yang disebut dengan interferometer

untuk mengumpulkan spektrum. Interferometer terdiri dari sumber radiasi,

pemisah berkas, cermin dan detektor. Cara kerja FTIR adalah energi inframerah

Page 37: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

19

diemisikan dari sumber bergerak melalui celah sempit untuk mengontrol jumlah

energi yang akan diberikan ke sampel.

Berkas laser kemudian memasuki ruang sampel, berkas akan diteruskan atau

dipantulkan oleh permukaan sampel tergantung dari energinya, yang merupakan

karakteristik dari sampel. Berkas akhirnya sampai ke detektor. Detektor yang

digunakan dalam spectroscopy FTIR adalah Tetra Glycerine Sulphate (TGS) atau

Mercury Cadmium Telluride (MCT) (Giwangkara, 2006).

Radiasi yang diterima oleh detektor merupakan frekuensi dari cahaya spektra

infra merah berupa gelombang monokromatis. Spektra infra merah dikumpulkan

untuk melihat jumlah energi yang diserap dan puncak serapan yang muncul,

mengidentifikasi gugus fungsi dan selanjutnya dibandingkan dengan tabel

referensi.

2.9 X-ray Diffraction (XRD)

Sinar-X ditemukan pertama kali oleh Wilhelm Rontgent pada tahun 1895,

ketika elektron yang dipercepat dengan tegangan yang tinggi dalam tabung vakum

mengenai target yang berupa logam atau gelas, kemudian dihamburkan oleh target

tersebut. XRD dapat digunakan untuk menentukan sistem kristal, parameter kisi,

derajat kristalinitas dan fase yang terdapat dalam suatu sampel. XRD juga dapat

memberi informasi secara umum baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif

tentang komposisi fasa-fasa (Cullity and Stock, 2001).

Sinar-X merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang

sekitar 0,5 - 2,5 . Bila seberkas sinar-X dengan panjang gelombang diarahkan

Page 38: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

20

pada permukaan kristal dengan sudut datang , maka sinar tersebut akan

dihamburkan oleh bidang atom kristal dan menghasilkan puncak-puncak difraksi

yang dapat diamati dengan peralatan difraktor.

Gambar 4. Sinar datang dan sinar terdifraksi oleh kisi kristal.

Gambar 4. Hamburan sinar-X oleh elektron-elektron di dalam atom suatu

material (Richman, 1967).

Berkas sinar yang dihamburkan oleh atom bila sefasa akan mengakibatkan

terjadinya interferensi saling menguatkan (interferensi konstruktif), bila tidak

sefasa akan saling meniadakan. Interaksi sinar-X dengan material dapat digunakan

untuk menghasilkan pola difraksi tertentu yang dapat dipakai untuk analisis

kualitatif dan kuantitatif bahan. Prinsip pendifraksian sinar-X yaitu difraksi sinar-

X terjadi pada hamburan elastis foton-foton sinar-X oleh atom dalam sebuah kisi

periodik.

Jika seberkas sinar-X dengan panjang gelombang diarahkan pada

permukaan kristal dengan sudut . Maka sinar tersebut akan dihamburkan oleh

bilangan atom kristal dan akan menghasilkan puncak difraksi. Besar sudut

bergantung panjang gelombang berkas sinar –X dan jarak antar bidang

Page 39: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

21

penghamburan (d). Dasar dari penggunaan difraksi sinar-X untuk mempelajari

kisi kristal adalah berdasarkan persamaan Bragg:

n.λ = 2.d.sin θ ; n = 1,2,... (2.1)

Berdasarkan persamaan Bragg, jika seberkas sinar-X di jatuhkan pada sampel

kristal, bidang kristal tersebut akan membiaskan sinar-X yang memiliki panjang

gelombang sama dengan jarak antar kisi dalam kristal tersebut. Sinar yang

dibiaskan ditangkap oleh detektor kemudian diterjemahkan sebagai sebuah

puncak difraksi. Semakin banyak bidang kristal yang terdapat dalam sampel,

semakin kuat intensitas pembiasan yang dihasilkannya. Setiap puncak yang

muncul pada pola XRD mewakili satu bidang kristal yang memiliki orientasi

tertentu dalam sumbu tiga dimensi. Puncak-puncak yang didapatkan dari data

pengukuran ini kemudian dicocokkan dengan standar difraksi sinar-X yang

disebut JCPDS (Cullity, 1978).

2.10 Scanning Electron Microscopy (SEM)

SEM adalah salah satu jenis mikroskop elektron yang menggunakan berkas

elektron untuk menggambar profil permukaan benda. Permukaan benda yang

dikenai berkas akan memantulkan kembali berkas tersebut atau menghasilkan

elektron sekunder. Detektor didalam SEM mendeteksi elektron yang dipantulkan

dan menentukan lokasi berkas. Lokasi permukaan benda yang ditembaki berkas

di-scan ke seluruh area pengamatan. (Abdullah dan Khairurrijal, 2009).

Page 40: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

22

Gambar 5. Skema alat SEM (Hafner, 2007).

Ketika berkas elektron menumbuk permukaan sampel sejumlah elektron

direfleksikan sebagai backscattered electron (BSE) dan yang lain membebaskan

energi rendah secondary electron (SE). Emisi radiasi elektromagnetik dari sampel

timbul pada panjang gelombang yang bervariasi tapi pada dasarnya panjang

gelombang yang lebih menarik untuk digunakan adalah daerah panjang

gelombang cahaya tampak (cathodoluminescence) dan sinar-X.

Elektron-elektron BSE dan SE yang direfleksikan dan dipancarkan sampel

dikumpulkan oleh sebuah scintillator yang memancarkan sebuah pulsa cahaya

pada elektron yang datang. Cahaya yang dipancarkan kemudian diubah menjadi

sinyal listrik dan diperbesar oleh photomultiplier. Scintillator biasanya memiliki

potensial positif sebesar 5 – 10 kV untuk mempercepat energi rendah yang

Page 41: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

23

dipancarkan elektron agar cukup untuk mengemisikan cahaya tampak ketika

menumbuk scintillator. Scintillator harus dilindungi agar tidak terkena defleksi

berkas elektron utama yang memiliki potensial tinggi (Anggraeni, 2008).

Page 42: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

24

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2015. Pembuatan

sampel dilakukan di Laboratorium Fisika Material FMIPA Unila, kemudian uji

DTA/TGA dilakukan di Laboratorium Biomassa FMIPA Unila, uji FTIR dan

XRD dilakukan di Laboratorium Material UIN Jakarta, uji SEM- EDX dilakukan

di Laboratorium Material P3GL Bandung.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan adalah panci, kompor, oven, sikat, spatula,

wadah besar dan kecil, blender, mortal dan pastel, ballmill, gelas ukur, labu

elemeyer, botol kaca, corong gelas, ayakan, DTA/ TGA, FTIR, SEM-EDX serta

XRD. Sedangkan bahan yang digunakan adalah cangkang keong mas yang

diperoleh dari daerah Pringsewu, CaCO3 Merck, H2SO4, alkohol dan aquades.

3.3 Prosedur Penelitian

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian adalah preparasi

bahan dasar, pengeringan cangkang keong mas, perendaman cangkang keong mas

dalam larutan, penghalusan cangkang keong mas, kemudian mengkarakterisasi

sampel dan pembanding CaCO3 komersial dengan menggunakan DTA/TGA

untuk menentukan sifat termal dan stabilitas bahan, FTIR untuk mengetahui

Page 43: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

25

gugus fungsi, X-Ray Diffraction (XRD) untuk mengetahui struktur kristal dan

karakterisasi Scanning Electron Microscopy (SEM)-EDX untuk mengetahui

mikrostruktur dan komposisi pada sampel. Setelah itu melakukan kalsinasi pada

cangkang keong mas yang telah dihaluskan dan CaCO3 komersial pada suhu 500

oC, 800

oC dan 1000

oC dengan waktu penahan 3 jam. Kemudian

mengkarakterisasi kembali sampel dan pembanding yang telah dikalsinasi dengan

menggunakan FTIR, XRD, dan SEM-EDX.

1. Preparasi Bahan Dasar

Sebelum penelitian dimulai, terlebih dahulu dilakukan preparasi bahan dasar

agar diperoleh cangkang yang bersih dari kotoran dan daging yang masih

menempel pada keong mas. Preparasi dimulai dengan memisahkan daging dengan

cangkang, lalu membersihkan bagian cangkang dari kotoran yang masih ada

dengan air secara berulang-ulang.

2. Pengeringan Cangkang Keong Mas

Setelah diperoleh bahan dasar sebagai sampel penelitian, dilakukan perebusan

cangkang selama 5 jam, hal ini dilakukan untuk menghilangkan sisa- sisa kotoran

yang masih menempel pada cangkang. Kemudian cangkang dikeringkan

menggunakan oven pada suhu 100 oC selama 3 jam.

3. Pencucian Cangkang Keong Mas dengan Larutan H2SO4

Cangkang yang diperoleh dari perlakuan sebelumnya, kemudian dicelupkan

dalam larutan H2SO4 dengan komposisi 5 : 95 (5 % H2SO4 dan 95 % aquades).

Hal ini dilakukan untuk menghilangkan zat- zat pengotor yang tidak diinginkan.

Selanjutnya membersihkan cangkang keong mas dengan cara menyikatnya lalu

Page 44: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

26

dibilas dengan air hingga bersih. Cangkang yang telah dibersihkan kemudian

dioven pada suhu 120 oC selama 3 jam.

4. Penghalusan Cangkang Keong Mas

Setelah diperoleh cangkang yang benar-benar bersih, langkah selanjutnya

adalah menghancurkan cangkang dengan menggunakan mortal dan pastel untuk

memperoleh cangkang dengan bentuk serpihan-serpihan kecil. Lalu serpihan-

serpihan cangkang tersebut dihaluskan dengan menggunakan blender agar

diperoleh serbuk cangkang. Kemudian dilakukan penggerusan serbuk cangkang

menggunakan mortar dan pastel selama 3 jam dan diayak 100 mesh. Untuk

memperoleh serbuk cangkang yang benar-benar halus maka serbuk tersebut di

ballmilling selama 2 jam, lalu dikeringkan dalam oven dengan suhu 100 oC

selama waktu tahan 2 jam. Setelah itu serbuk cangkang digerus kembali

menggunakan mortal dan pastel selama 10 menit.

5. Kalsinasi

Proses kalsinasi dilakukan dengan menggunakan furnace. Kalsinasi dilakukan

pada serbuk sampel dan serbuk pembanding dengan suhu kalsinasi 500 oC, 800

oC

dan 1000 oC dengan waktu penahan 3 jam. Proses kalsinasi ini dilakukan dengan

memasukkan sampel ke dalam furnace, kemudian menghubungkan furnace

dengan jaringan listrik, mengatur suhu kalsinasi, setelah proses kalsinasi selesai

furnace dimatikan dan sampel dikeluarkan dari furnace.

6. Karakterisasi

Karakterisasi sampel yang dihasilkan dari penelitian ini dan sampel

pembanding dilakukan dengan dua tahap yaitu :

Page 45: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

27

a. Karakterisasi untuk serbuk cangkang dan pembanding CaCO3 yang belum

dikalsinasi menggunakan alat DTA/TGA, XRD, SEM-EDX dan FTIR.

b. Karakterisasi untuk serbuk cangkang dan pembanding CaCO3 yang sudah

dikalsinasi pada suhu 500 °C, 800 °C, dan 1000 °C dengan menggunakan alat

XRD, SEM-EDS dan FTIR.

1. Differential Thermal Analyzer (DTA)

Karakterisasi dengan menggunakan Differential Thermal Analyzer (DTA)

dilakukan untuk menganalisis sifat termal dan stabilitas bahan. Langkah-

langkah yang dilakukan dalam uji DTA ini adalah sebagai berikut:

a. Menyiapkan cawan platina kosong untuk digunakan sebagai sampel

referensi dan memasukkan serbuk sampel kedalam cawan platina

sebagai sampel yang akan diuji.

b. Meletakkan kedua cawan platina pada posisi vertikal di sampel holder

dengan memutar posisi furnace kearah sampel holder yang dilanjutkan

dengan mengatur setting temperatur yaitu = 50 , =

1100 heating read (kenaikan suhu = 3 /menit).

c. Kemudian menekan tombol power furnace pada posisi “ON” untuk

pemanasan akan bekerja sesuai dengan program yang telah diatur, saat

inilah grafik pada monitor komputer akan diamati sampai temperatur

tercapai menurut program yang telah diatur. Apabila

telah tercapai maka power furnace dapat dimatikan yaitu

pada posisi “OF” dan selanjutnya melakukan print hasil pengukuran.

Page 46: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

28

2. Fourier Transform Infra Red spectroscopy (FTIR)

Uji FTIR ini dilakukan untuk menganalisis gugus fungsi CaCO3 yang

terdapat pada sampel dan pada pembanding. Adapun langkah-langkah dalam

uji FTIR ini adalah sebagai berikut:

a. Menghaluskan kristal KBr murni dalam mortar dan peestel kemudian

mengayak KBr tersebut.

b. Menimbang KBr halus yang sudah diayak seberat 0,1 gram,

kemudian menimbang sampel padat (bebas air) dengan massa 1%

dari berat KBr.

c. Mencampur KBr dan sampel kedalam mortar dan peestel aduk sampai

tercampur merata.

d. Menyiapkan cetakan pellet.

e. Mencuci bagian sampel, base dan tablet frame dengan kloroform.

f. Memasukkan sampel KBr yang telah dicampur dengan set cetakan

pellet.

g. Menghubungkan dengan pompa vakum untuk meminimalkan kadar air.

h. Meletakkan cetakan pada pompa hidrolik kemudian diberi tekanan 8

Gauge.

i. Menghidupkan pompa vakum selama 1 menit.

j. Mematikan pompa vakum dan menurunkan tekanan dalam cetakan

dengan cara membuka keran udara.

k. Melepaskan pellet KBr yang sudah terbentuk dan menempatkan pellet

KBr pada tablet holder.

Page 47: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

29

l. Menghidupkan alat dengan mengalirkan sumber arus listrik, alat

interferometer dan komputer.

m. Klik “shortcut 8400” pada layar komputer yang menandakan program

interferometer.

n. Menempatkan sampel dalam alat interferometer pada komputer klik

FTIR 8400 dan mengisi data file.

o. Klik “Sample Start” untuk memulai, dan untuk memunculkan harga

bilangan gelombang klik “clac” pada menu, kemudian klik “ Peak

Table” lalu klik “OK’

p. Mematikan komputer, alat interferometer dan sumber arus listrik.

3. X-Ray Diffraction (XRD)

Uji XRD dilakukan untuk mengidentifikasi struktur sampel dengan

mengetahui komposisi dasar senyawa pada sampel. Adapun langkah-langkah

yang dilakukan dalam uji XRD adalah sebagai berikut:

a. Menyiapkan sampel yang akan dianalisis dan merekatkannya pada

kaca, kemudian memasang pada tempatnya yang berupa lempeng tipis

berbentuk persegi panjang (sampel holder) dengan bantuan lilin

perekat.

b. Memasang sampel yang disimpan pada sampel holder kemudian

meletakkannya pada sampel stand dibagian goniometer.

c. Memasukkan parameter pengukuran pada software pengukuran melalui

komputer pengontrol yang meliputi penentuan scan mode, penentuan

rentang sudut, kecepatan scan cuplikan, member nama cuplikan dari

nomor urut file data.

Page 48: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

30

d. Mengoprasikan alat difraktometer dngan perntah “Start” pada menu

komputer, dimana sinar-X akan meradiasi sampel yang terpancar dari

target Cu dengan panjang gelombang 1,5406

e. Mencetak hasil difraksi dari intensitas difraksi pada sudut 2 .

4. Scanning Elektron Microscopy (SEM)

Uji SEM dilakukan untuk mengetahui karakteristik mikrostruktur CaCO3

yang terdapat pada sampel dan pembanding, kemudian hasil tampilannya

berupa gambar dalam bentuk tiga dimensi. Adapun langkah-langkah dalam

proses SEM ini adalah sebagai berikut:

a. Menyiapkan sampel yang akan dianalisis dan merekatkannya pada

specimen holder (dolite, double sticy tape).

b. Membersihkan sampel yang telah terpasang pada holder dengan hand

blower.

c. Memasukkan sampel dalam mesin coating untuk diberi lapisan tipis

yang berupa gold-poladium selama 4 menit sehingga menghasilkan

lapisan dengan ketebalan 200 - 400

d. Memasukkan sampel kedalam specimen chamber.

e. Mengamati dan mengambil gambar pada layar SEM dengan mengatur

perbesaran yang diinginkan.

f. Menentukan spot untuk analisis layar SEM.

3.4 Diagram Alir

Prosedur penelitian dapat dijelaskan melalui diagram alir pada Gambar 6 dibawah

ini:

Page 49: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

31

Gambar 6. Diagram alir penelitian

Mulai

Pengambilan cangkang keong mas

(Pomacea canaliculata Lamarck)

Dibersihkan menggunakan air dan dioven

suhu 100 °C

Dibersihkan menggunakan larutan

H2SO4dan dioven suhu 120 °C

Ball milling selama 2 jam

Serbuk cangkang keong mas

Tanpa kalsinasi

DTA

FTIR SEM XRD

FTIR XRD SEM

Selesai

Kalsinasi

Page 50: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

66

V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan analisis maka diperoleh beberapa kesimpulan, antara lain :

1. Grafik DTA/TGA menunjukkan cangkang keong mas mengalami

penyusutan massa sebesar 42.33 % dengan puncak endotermik pada suhu

741.2 ˚C, sedangkan kalsium karbonat mengalami penyusutan massa

sebesar 43.43 % dengan puncak endotermik pada suhu 759.4 ˚C, dimana

mengindikasikan adanya proses dekomposisi CaCO3 menjadi CaO terjadi

pada rentang suhu 650 ˚C – 750 ˚C.

2. Grafik XRD pada cangkang keong mas sebelum kalsinasi menunjukkan

fasa CaCO3 aragonite, sedangkan kalsium karbonat komersil adalah fasa

CaCO3 calcite. Kemudian setelah kalsinasi suhu 500 ˚C kedua sampel

hanya memiliki fasa CaCO3 calcite. Setelah kalsinasi suhu 800 ˚C dan

1000 ˚C muncul fasa lain yaitu CaO dan Ca(OH)2 akibat reaksi dengan

udara.

3. Grafik FTIR pada cangkang keong mas dan kalsium karbonat komersil

sebelum dan sesudah kalsinasi suhu 500 ˚C menunjukkan gugus karbonat

(CO32-

), gugus C-O dan gugus O-H. Sedangkan setelah kalsinasi suhu 800

˚C dan 1000 ˚C menunjukkan adanya gugus Ca-O dan O-H.

Page 51: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

67

4. Hasil SEM menunjukkan cangkang keong mas dan kalsium karbonat

komersil sebelum kalsinasi memiliki sruktur permukaan yang kasar dan

ukuran partikel besar. Sedangkan sesudah kalsinasi terjadi perubahan

struktur permukaan menjadi lebih halus dan ukuran partikel semakin kecil.

5. Grafik EDX menunjukkan kandungan terbesar pada cangkang keong mas

sebelum dan sesudah kalsinasi adalah unsur Ca sebesar 70.05 %. - 70.90

%, dan unsur lainnya seperti O, Na, Mg, Al, Si dalam jumlah sedikit.

Begitu pula pada kalsium karbonat komersil mengandung Ca sebesar

69.48 % - 70.87 % dan unsur lainnya O, Na, Mg, Al, Fe, Sr. Oleh karena

itu cangkang keong mas sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan

dasar biokeramik.

5.2 Saran

Pada penelitian selanjutnya disarankan agar sangat memperhatikan perlakuan

terhadap sampel sehingga sampel tidak terkontaminasi atau bereaksi dengan udara

disekitar yang dapat mempengaruhi karakteristik dari sampel tersebut. Selain itu

penelitian ini juga dapat diaplikasikan secara langsung kemasyarakat dan bidang

industri.

Page 52: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikrajuddin dan Khairurijal. 2009. Karakterisasi Nanomaterial. Jurnal

Nanosains dan Nanoteknologi. Vol.2, No.1. Hal 1-9.

Adak, M. D., and Purohit, K. M. 2011. Synthesis of Nano-crystalline

Hydroxxyapatite from Dead Snail Shells for Biological Implantation.

Trends Biomater. Artifisial. Organs. Vol.25, No.3. Pp 101-106.

Anggraeni, N. H. 2008. Analisa SEM (Scanning Electron Microscopy) dalam

Pemantauan Proses Oksidasi Magnetic Menjadi Hematite. Seminar

Nasional VII, Rekayasa dan Aplikasi Teknik Mesin di Industri. Bandung.

Anonim A. 2015. Calcium Carbonate. http://www.iba.co.id/produk/calcium-

carbonate. Diakses 16 Februari 2015.

Atika, D. S., Nurhafizah, R., Sabariah. 2013. Potensi Zat Kitin Pada Hama Keong

mas (Pomacea canaliculata) Sebagai Pengawet Organik Buah Klimaterik

Lokal Kalimantan Barat Dalam Upaya Mewujudkan Ketahanan Pangan

Nasional. Karya Tulis Ilmiah. Pontianak.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pringsewu. 2014. Pringsewu Dalam Angka.

Pringsewu.

Badrul, H. M., Rahmat, N., Steven, S., Syarifah, F., Shelly, W., and agung, P. F.

2014. Synthesis and Characterization of Nano Calcium Oxide from Eggshell

to be Catalyst of Biodiesel Waste Oil. Proceedings of the 3rd

Applied

Science for Technology Innovation, ASTECHNOVA, International Energy

Conference. Pp 340-345.

Bahanan, R. 2010. Pengaruh Waktu Sonokimia Terhadap Ukuran Kristal Kalsium

Karbonat (CaCO3). (Skripsi). UIN Jakarta.

Birla, A., Singh, B., Upadhyay, S. N., and Sharma, Y. C. 2012.Kinetics studies of

synthesis of biodiesel from waste frying oil using a heterogeneous catalyst

derived from snail shell. Bioresource Technology. Vol.106. Pp 95-100.

Page 53: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

Budiyono, S. 2006. Teknik Mengendalikan Keong Mas Pada Tanaman Padi.

Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. Vol. 2, No.2. Hal 128-133.

Campbell, N. A., Reece, J. B., and Mitchell, L. G. 2000. Filum Mollusca:

Anggota filum Mollusca memiliki kaki berotot, massa visceral, dan suatu

mantel. Biologi. Jakarta. Erlangga. Hal 224-225.

Cazzaniga, N. J. 2002. Old Species And New Concept In The Taxonomy Of

Pomacea (gastropoda : Ampullariidae). Biocell. Vol. 26, No.1. Pp 71-81.

Cullity, B. D. 1978. Elements of X-Rays Diffraction, Second Edition. Adison-

Wesley Publishing Company Inc, USA.

Cullity, B. D and Stock, S.R. 2001. Elements of X-Rays Diffraction, 3rd Edition.

Adison-Wesley Publishing Company Inc, USA.

Dapar, M. L. G., Garcia, S. M. G., Achacoso, M. V. D., Debalucos, C. A. P.,

Moneva, C. S., and Demayo, C. G. 2014. Describing Populations of

Pomacea canaliculata Lamarck from Selected Areas in Mindanao,

Philippines using Relative warp analysis of the whorl shell shape.

Australian Journal of Basic and Applied Sciences. Vol.8, No.5. Pp 355-360.

Delvita, H., Djamas, D., dan Ramli. 2015. Pengaruh Variasi Temperatur Kalsinasi

Terhadap Karakteristik Kalsium Karbonat (CaCO3) Dalam Cangkang

Keong Sawah (Pila ampullacea) Yang Terdapat Di Kabupaten Pasaman.

Pillar Of Physics. Vol.6. Hal 17-24.

Empikul, N. V., Krasae, P., Nualpaeng, W., Yoosuk, B., Faungnawakij, K. 2012.

Biodiesel production over Ca-based solid catalysts derived from industrial

wastes. Fuel. Vol.92. Pp 239-244.

Etuk, B. R., Etuk, I. F., andAsuquo, L. O. 2011. Feasibility of Using Sea Shell

Ash as Admixtures for Concrete. Journal of Environmental Science and

Engineering A. Vol.1. Pp 121-127.

Firdus dan Muchlisin, Z. A. 2005. Pemanfaatan Keong Mas (Pomacea

canaliculata) sebagai Pakan Alternatif dalam Budidaya Ikan Kerapu

Lumpur (Epinephelustauvina). Enviro. Vol.5, No.1. Hal 64-66.

Ginting, P. 2001. Pengaruh Pemberian Beberapa Level Tepung Keong mas

Terhadap Performance Kelinci Lokal Jantan Lepas Sapih. (Skripsi).

Universitas Sumatera Utara.

Giwangkara S, E. G. 2006. Aplikasi Logika Syarat Fuzzy Pada Analisis Sidik Jari

Minyak Bumi menggunakan Spektrofometer Infra Merah Transfomasi

Fourier (FTIR). (Skripsi). Sekolah Tinggi Energi dan Mineral.

Page 54: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

Hafner, B. 2007. Characterization Facility. University of Minnesota. Twin Cities.

Pp 1-29.

Hendarsih, S. dan Kurniawati, N. 2009. Keong Mas, Dari Hewan Peliharaan

menjadi Hama Utama Padi Sawah. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.

Hal 385-403.

Herliansyah, K, M., Suyitno., dan Dewo, P. 2010. Produksi Hydroxyapatite Bone

Graft or Bahan Baku Alami Lokal Untuk Pengganti Bone Filler Import Pada

Aplikasi Biomedis. Laporan Akhir Kegiatan. Universitas Gajah Mada.

Hu, S., Wang, Y., and Han, H. 2011. Utilization Of Waste Freshwater Mussel

Shell as an Economic Catalyst for Biodiesel Production. Biomass and

Bioenergy. Vol.35. Pp 3627-3635.

Islam, Kh. N., Zuki, Md., Noordin, M. M., Zobir, M., Rahman, N. S. B. A., and

Ali, Md. E. 2011. Characterisation Of Calcium Carbonate And Its

Polymorphs From Cockle Shells (Anadara granosa). Powder Technology.

Vol.213. Pp 188-191.

Islami, N., Itnawita, Anita, S. 2014. Potensi Abu Cangkang Keong Mas (Pomacea

canaliculata) Sebagai Adsorben Tembaga Dalam Larutan. (Skripsi).

Universitas Riau.

Lalu, Jamiludin. 2010. bahan Galian Industri: Dolomit. Makalah Ilmiah.

Universitas Mataram.

Larsson, T. F., Martinez, J. M. M., and Valles, J. L. 2007. Biomaterial For

Healthencare a Decade of Eu-Funded Research. European Commission. Pp

1-35.

Lembar Informasi Pertanian. 2001. Keong Mas Sebagai Pakan Alternatif Untuk

Ayam Buras. Lembar Informasi Pertanian. Kalimantan Timur.

Lesbani, A., Tamba, P., Mohadi, R., amd Fahmariyanti. 2013. Preparation Of

Calcium Oxide From Achatina fulica As Catalysts For Production Of

Biodiesel From Waste Cooking Oil. Indonesian Journal Chemical. Vol.13,

No.2. Pp 176-180.

Liantira, Litaay, M dan Soekendarsi, E. 2015. Perbandingan Kandungan Kadar

Logam Berat Tembaga (Cu) Keong Mas Pomacea canaliculata Pada

Berbagai Lokasi Di Kota Mataram. Jurnal Sains Material. Hal 1-15.

Margaretha, Y. Y., Prastyo, H. S., Ayucitra, A., and Ismadji, S. 2012. Calcium

Oxide From Pomacea sp. Shell as a Catalyst for Biodiesel Production.

International Journal Of Energy and Environmental Engineering. Vol.3,

No.33. Pp 1-9.

Page 55: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

Nordin, N., Hamzah, Z., Hashim, O., Kasim, F. H., Abdullah, R. 2015. Effect Of

Temperature In Calcination Process Of Seashells. Malaysian Journal of

Analytical Science. Vol.19, No.1. Pp 65-70.

Pambudi, N. D. 2011. Pengaruh Metode Pengolahan Terhadap Kelarutan Mineral

Keong Mas (Pomacea canaliculata) Dari Perairan Situ Gede, Bogor.

(Skripsi). Institut Pertanian Bogor.

Patnaik, P. 2001. Handbook of Inorganic Chemicals. McGraw Hill Co. New

York.

Prastyo, H. S, Margaretha, Y. Y., Ayucitra, A., Ismadji, S. 2011. Transesterifikasi

Minyak Kelapa Sawit dengan Menggunakan Katalis Padat dari cangkang

Keong mas (Pomacea sp.). Prosiding Seminar Nasional Fundamental dan

Aplikasi Teknik Kimia. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Purnamaningsih, A. 2011. Pengaruh Penambahan Tepung Keong Mas (Pomacea

canaliculata Lamarck) Dalam Ransum Terhadap Kualitas Telur Itik.

(Skripsi). Universitas Sebelas Maret.

Qoniah, I., dan Prasetyoko, D. 2011. Penggunaan Cangkang Bekicot Sebagai

Katalis Untuk Reaksi Transesterifikasi Refined Palm Oil. (Skripsi). Institut

Teknologi Sepuluh Nopember.

Rashidi, N. A., Mohamed, M., and Yusup, S. 2012. The Kinetic of Calcination

and Carbonation of Anadara Granosa. International Journal of Renewable

Energy Research. Vol.2, No.3. Pp 497-503.

Raven, P. H and Jhonson, G. B. 2001. Biologi. McGraw- Hill Science. Pp 900-

903.

Richman, M. H. 1967. An Introduction to The Science of Metals. Blaisdell

Publishing Company, USA. Pp 78-79.

Riyanto. 2003. Aspek - Aspek Biologi Keong Mas (Pomacea canaliculata

Lamarck). Jurnal MIPA. Vol.8, No.1. Hal 20-26.

Riyanto, A. 2009. Pengaruh Suhu Sintering Terhadap Karakteristik Termal dan

Fungsionalitas Keramik Borosilikat Berbasis Silika Sekam Padi dengan

Metode Sol Gel. (Skripsi). Universitas Lampung.

Robinson, J.W., Eillen, M.S.F and George, M.F. 2005. Undergraduate Instrument

Analysis Sixth Edition. Marcell Dekker. New York.

Ruiz, M. G., Hernandez, J., Banos, L., Montes, J. N., and Garcia, M. E. R. 2009.

Characterization of Calcium Carbonate, Calcium Oxide, and Calcium

Page 56: PREPARASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH …digilib.unila.ac.id/22128/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenjadi CaO pada suhu tinggi. Cangkang keong mas dicuci, dikeringkan, digerus, lalu

Hydroxide as Starting Point to the Improvement of Lime for Their Use in

Construction. Journal of Material In Civil Engineering. Vol.21. Pp 694-698.

Rujitanapanich, S., Kumpapan, P., and Wanjanoi, P. 2014. Synthesis of

Hydroxyapatite from Oyster Shell via Precipitation. Energy Procedia.

Vol.56. Pp 112–117.

Sasmita, D. 2011. Sintesis Hidroksiapatit Dari Cangkang Keong Emas (Pomacea

canaliculata Lamarck) Melalui Metode Hidrotermal. Jurnal Saintek. Vol.3,

No.2. Hal 129-135.

Siregar, M. I. 2002. Biokompabilitas Biokeramik. (Skripsi). Universitas Sumatera

Utara. Medan.

Sujita. 2014. Aplikasi Serbuk Arang Kayu Dan Serbuk Cangkang Kerang Mutiara

Sebagai Media Carburizer Proses Pack Carburizing Baja Karbon Rendah.

Jurnal Penelitian UNRAM. Vol.18, No.1. Hal 35-42.

Torres, M. A. J., Cabahug, E. O., Joshi, R. C., Baoanan, Z. G., and Demayo, C. G.

2013. Variability in Populations of Golden Apple Snail, Pomacea

canaliculata, (Lamarck, 1822) in selected locations from The Philippines.

Research Journal of Recent Science. Vol.2, No.8. Pp 12-19.

Udomkan, N. and P. Limsuwan. 2008. Temperature effects on freshwater snail

shells: Pomacea canaliculata Lamarck as investigated by XRD, EDX, SEM

and FTIR techniques. Materials Science and Engineering C. Vol.28. Pp

316-319.

Umbriet, M. H., and Jedrasiewicz, A. 2000. Application Of Infrared

Spectrophotometri To The Identification Of Inorganic Substances In Dosage

Forms Of Antacida Group. Acta Poloniae Pharmaceutica. Vol.57, No.2. Pp

83-91.

Wei, Z., Xu, C., and Li, B. 2009. Application Of Waste Eggshell As Low-Cost

Solid Catalysts For Biodiesel Production. Bioresource Technology. Vol.100.

Pp 2883-2885.

Ylinen, P. 2006. Apllications of Coralline Hydroxyapatite with Bioreserbable

Cointaiment and Reinforcement as Bonegraft Subsitute. Academic

Disertation. Medical Faculty of the University of Helsinki.

Zuhra., Husin, H., Hasfita, F., Rinaldi, W. 2015. Preparasi Katalis Abu Kulit

Kerang Untuk Transesterifikasi Minyak Nyamplung Menjadi Biodiesel.

Jurnal AGRITECH. Vol.35, No.1. Hal 69- 77.