PREDNISON_DEGN_RIFAMPISIN

11
AHMAD SHOLIHIN SAAD G1A112079 PREDNISON NAMA GENERIK Prednison INTERAKSI OBAT 1) Obat-obat yang menginduksi enzim-enzim hepatik, seperti fenobarbital, fenitoin, dan rifampisin dapat meningkatkan klirens kortikosteroid. Oleh sebab itu jika terapi kortikosteroid diberikan bersama-sama obat-obat tersebut, ;maka dosis kortikosteroid harus ditingkatkan untuk mendapatkan hasil sebagaimana yang diharapkan.;2) Obat-obat seperti troleandomisin and ketokonazol dapat menghambat metabolisme kortikosteroid, dan akibatnya akan menurunkan klirens atau ekskresi kortikosteroid. Oleh sebab itu jika diberikan bersamaan, maka dosis ;kortikosteroid harus disesuaikan untuk menghindari toksisitas steroid.;3) Kortikosteroid dapat meningkatkan klirens aspirin dosis tinggi yang diberikan secara kronis. Hal ini dapat menurunkan kadar salisilat di dalam serum, dan apabila terapi kortikosteroid dihentikan akan meningkatkan risiko toksisitas salisilat. ;Aspirin harus digunakan secara berhati-hati apabila diberikan bersama-sama dengan kortikosteroid pada pasien yang menderita hipoprotrombinemia. ;4) Efek kortikosteroid pada terapi antikoagulan oral bervariasi. Beberapa laporan menunjukkan adanya peningkatan dan laporan lainnya menunjukkan adanya penurunan efek antikoagulan apabila diberikan bersama-sama dengan kortikosteroid. ;Oleh sebab itu indeks koagulasi harus selalu dimonitor untuk mempertahankan efek antikoagulan sebagaimana yang diharapkan. NAMA KIMIA 17-hydroxy-17-(2-hydroxyacetyl)-10,13-dimethyl- 7,8,9,10,12,13,14,15,16,17-decahydro-6H- cyclopenta[a]phenanthrene-3,11-dione

description

soya selalu

Transcript of PREDNISON_DEGN_RIFAMPISIN

Page 1: PREDNISON_DEGN_RIFAMPISIN

AHMAD SHOLIHIN SAAD

G1A112079

PREDNISON

NAMA GENERIKPrednison

INTERAKSI OBAT

1) Obat-obat yang menginduksi enzim-enzim hepatik, seperti fenobarbital, fenitoin, dan rifampisin dapat meningkatkan klirens kortikosteroid. Oleh sebab itu jika terapi kortikosteroid diberikan bersama-sama obat-obat tersebut, ;maka dosis kortikosteroid harus ditingkatkan untuk mendapatkan hasil sebagaimana yang diharapkan.;2) Obat-obat seperti troleandomisin and ketokonazol dapat menghambat metabolisme kortikosteroid, dan akibatnya akan menurunkan klirens atau ekskresi kortikosteroid. Oleh sebab itu jika diberikan bersamaan, maka dosis ;kortikosteroid harus disesuaikan untuk menghindari toksisitas steroid.;3) Kortikosteroid dapat meningkatkan klirens aspirin dosis tinggi yang diberikan secara kronis. Hal ini dapat menurunkan kadar salisilat di dalam serum, dan apabila terapi kortikosteroid dihentikan akan meningkatkan risiko toksisitas salisilat. ;Aspirin harus digunakan secara berhati-hati apabila diberikan bersama-sama dengan kortikosteroid pada pasien yang menderita hipoprotrombinemia. ;4) Efek kortikosteroid pada terapi antikoagulan oral bervariasi. Beberapa laporan menunjukkan adanya peningkatan dan laporan lainnya menunjukkan adanya penurunan efek antikoagulan apabila diberikan bersama-sama dengan kortikosteroid. ;Oleh sebab itu indeks koagulasi harus selalu dimonitor untuk mempertahankan efek antikoagulan sebagaimana yang diharapkan.

NAMA KIMIA

17-hydroxy-17-(2-hydroxyacetyl)-10,13-dimethyl- 7,8,9,10,12,13,14,15,16,17-decahydro-6H- cyclopenta[a]phenanthrene-3,11-dione

KETERANGANPrednison merupakan pro drug, yang di dalam hati akan segera diubah menjadi prednisolon, senyawa aktif steroid.

SIFAT FISIKOKIMIA

Prednison adalah serbuk kristalin berwarna putih, tak berbau. Sangat sedikit larut dalam air, sedikit larut dalam etanol, methanol, kloroform, dan dioksan. BM 358,428 g/mol

SUB KELAS TERAPIHormon, Obat Endokrin Lain dan Kontraseptik

FARMAKOLOGI

Efek utamanya sebagai glukokortikoid. Glukokortikoid alami (hidrokortison dan kortison), umumnya digunakan dalam terapi pengganti (replacement therapy) dalam kondisi

Page 2: PREDNISON_DEGN_RIFAMPISIN

AHMAD SHOLIHIN SAAD

G1A112079

defisiensi adrenokortikal. ;Sedangkan analog sintetiknya (prednison) terutama digunakan karena efek imunosupresan dan anti radangnya yang kuat.;Glukokortikoid menyebabkan berbagai efek metabolik.;Glukokortikoid bekerja melalui interaksinya dengan protein reseptor spesifik yang terdapat di dalam sitoplasma sel-sel jaringan atau organ sasaran, membentuk kompleks hormon-reseptor. ;Kompleks hormon-reseptor ini kemudian akan memasuki nukleus dan menstimulasi ekspresi gen-gen tertentu yang selanjutnya memodulasi sintesis protein tertentu. Protein inilah yang akan mengubah fungsi seluler organ sasaran, sehingga diperoleh, ;misalnya efek glukoneogenesis, meningkatnya asam lemak, redistribusi lipid, meningkatnya reabsorpsi natrium, meningkatnya reaktivitas pembuluh terhadap zat vasoaktif , dan efek anti radang. ;Apabila terapi prednison diberikan lebih dari 7 hari, dapat terjadi penekanan fungsi adrenal, artinya tubuh tidak dapat mensintesis kortikosteroid alami dan menjadi tergantung pada prednison yang diperoleh dari luar. ;Oleh sebab itu jika sudah diberikan lebih dari 7 hari, penghentian terapi prednison tidak boleh dilakukan secara tiba-tiba, tetapi harus bertahap dan perlahan-lahan. Pengurangan dosis bertahap ini dapat dilakukan selama beberapa hari, ;jika pemberian terapinya hanya beberapa hari, tetapi dapat memerlukan berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan jika terapi yang sudah diberikan merupakan terapi jangka panjang. Penghentian terapi secara tiba-tiba dapat menyebabkan krisis Addisonian,;yang dapat membawa kematian. Untuk pasien yang mendapat terapi kronis, dosis berseling hari kemungkinan dapat mempertahankan fungsi kelenjar adrenal, sehingga dapat mengurangi efek samping ini;Pemberian prednison per oral diabsorpsi dengan baik. Prednison dimetabolisme di dalam hati menjadi prednisolon, hormon kortikosteroid yang aktif.

STABILITAS PENYIMPANANSimpan pada suhu 15� - 30�C

KONTRA INDIKASI

Infeksi jamur sistemik dan hipersensitivitas terhadap prednison atau komponen-komponen obat lainnya.

EFEK SAMPING

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit :;- Retensi cairan tubuh;- Retensi natrium;- Kehilangan kalium;- Alkalosis hipokalemia;- Gangguan jantung kongestif;- Hipertensi;Gangguan Muskuloskeletal :;- Lemah otot;- Miopati steroid;- Hilangnya masa otot;- Osteoporosis;- Putus tendon, terutama tendon Achilles;- Fraktur vertebral;- Nekrosis aseptik pada ujung tulang paha dan tungkai;- Fraktur patologis dari tulang panjang;Gangguan Pencernaan :;- Borok lambung (peptic ulcer) kemungkinan disertai perforasi dan perdarahan;- Borok esophagus (Ulcerative esophagitis);- Pankreatitis;- Kembung;- Peningkatan SGPT (glutamate piruvat transaminase serum), SGOT (glutamate oksaloasetat transaminase serum), dan enzim fosfatase alkalin serum. Umumnya tidak tinggi dan bersifat reversibel, akan turun kembali jika terapi dihentikan.;Gangguan Dermatologis :;- Gangguan penyembuhan luka;- Kulit menjadi tipis dan rapuh;- Petechiae dan ecchymoses;- Erythema pada wajah;- Keringat berlebuhan;Gangguan Metabolisme :;- Kesetimbangan nitrogen negatif, yang disebabkan oleh katabolisme protein;Gangguan Neurologis :;- Tekanan intrakranial meningkat disertai papilledema (pseudo-tumor cerebri), biasanya setelah terapi;- Konvulsi;- Vertigo;- Sakit

Page 3: PREDNISON_DEGN_RIFAMPISIN

AHMAD SHOLIHIN SAAD

G1A112079

kepala;Gangguan Endokrin :;- Menstruasi tak teratur;- Cushingoid;- Menurunnya respons kelenjar hipofisis dan adrenal, terutama pada saat stress, misalnya pada trauma, pembedahan atau Sakit;- Hambatan pertumbuhan pada anak-anak;- Menurunnya toleransi karbohidrat;- Manifestasi diabetes mellitus laten;- Perlunya Peningkatan dosis insulin atau OHO (Obat Hipoglikemik Oral) pada pasien yang sedang dalam terapi diabetes mellitus;- Katarak subkapsular posterior;- Tekanan intraokular meningkat;- Glaukoma;- Exophthalmos;Lain-lain :;- Urtikaria dan reaksi alergi lain, reaksi anafilaktik atau hipersensitivitas

PENGARUH ANAK

Dapat terjadi penghambatan pertumbuhan yang tak dapat pulih kembali, oleh sebab itu tidak boleh diberikan jangka panjang.

PENGARUH KEHAMILANFaktor risiko kehamilan FDA : Katagori C

PENGARUH MENYUSUI

Tidak ada data mengenai penggunaan vaksin selama menyusui. World Health Organization Rating menyebutkan kompatibel bagi ibu menyusui. Thomson Lactation Rating menyebutkan risiko terhadap bayi kecil.2

BENTUK SEDIAANTablet 5 mg, Kaptab 5 mg

PERINGATAN

Pasien yang sedang dalam terapi imunosupresan sangat rentan terhadap infeksi, antara lain infeksi oleh virus, bakteri, jamur, protozoa, dan lain-lain. Oleh sebab itu harus benar-benar dijaga agar terhindar dari sumber infeksi.;Kortikosteroid dapat menutupi gejala-gejala infeksi atau penyakit lain, dan infeksi baru dapat saja terjadi dalam periode penggunaannya. ;Terapi kortikosteroid jangka panjang dapat menyebabkan katarak subkapsular posterior, glaucoma, yang juga dapat merusak syaraf penglihatan, dan dapat memperkuat infeksi mata sekunder yang disebabkan oleh virus ataupun jamur. ;Pemberian vaksin hidup ataupun vaksin hidup yang dilemahkan, merupakan kontraindikasi untuk pasien yang sedang mendapat terapi kortikosteroid dosis imunosupresan. Vaksin yang dibunuh atau diinaktifkan dapat saja diberikan, ;tetapi responnya biasanya tidak memuaskan. ;Pemberian kortikosteroid pada pasien hipotiroidism ataupun sirosis biasanya menunjukkan efek kortikosteroid yang lebih kuat. ;Kortikosteroid harus diberikan secara sangat berhati-hati pada pasien dengan herpes simpleks okular karena risiko terjadinya perforasi kornea.

INFORMASI PASIEN

Page 4: PREDNISON_DEGN_RIFAMPISIN

AHMAD SHOLIHIN SAAD

G1A112079

Pasien yang sedang mendapat terapi imunosupresan sedapat mungkin harus menghindari sumber-sumber infeksi, sebab sistem imunnya sedang tidak berjalan baik. Apabila mendapat infeksi, harus segera mendapat pertolongan medis tanpa tunda.

MEKANISME AKSISebagai glukokortikoid, bersifat menekan sistem imun, anti radang.

Page 5: PREDNISON_DEGN_RIFAMPISIN

AHMAD SHOLIHIN SAAD

G1A112079

RIFAMPISIN

NAMA GENERIKRifampisin

NAMA KIMIARifampin

STRUKTUR KIMIAC43H58N4O12

KETERANGAN

Rifampisin adalah turunan semisintetik dari Rifamisin B, suatu antibiotika yang diturunkan dari Streptomyces meditarranei.

SIFAT FISIKOKIMIA

Rifampisin merupakan serbuk kristal merah-coklat dan sangat sedikit larut dalam air dan sedikit larut dalam alkohol. Obat ini mempunyai pKa 7,9;Larut dalam kloroform, DMSO, etil asetat, metanol, tetrahidrofuran.;Dalam perdagangan, rifampisin tersedia dalam bentuk serbuk steril untuk injeksi mengandung Natrium formaldehid, sulfoksilat, natrium hidroksida yang ditambahkan untuk mengatur pH.;Dalam perdagangan sediaan oral rifampin tersedia sebagai obat tunggal, dalam bentuk kombinasi tetap dengan isoniazid, serta dalam kombinasi tetap dengan isoniasid dan pirazinamid.

SUB KELAS TERAPIAnti Infeksi

FARMAKOLOGI

Durasi : < 24 jam;Absorbsi : Oral : diabsorpsi dengan baik; makanan dapat mengakibatkan penundaan absorpsi (delay) atau sedikit menurunkan kadar puncak ;Distribusi : sangat lipofilik , dapat menembus sawar darah otak (bood-brain barrier) dengan baik ;Difusi relatif dari darah ke dalam cairan serebrospinal : adekuat dengan atau tanpa inflamasi ;CSF : inflamasi meninges : 25%;Metabolisme : Hepatik; melalui resirkulasi enterohepatik ;Ikatan protein : 80% ;T� eliminasi : 3-4 jam; waktu tersebut akan memanjang pada gagal hepar; gagal ginjal terminal : 1,8-11 jam.;Waktu untuk mencapai kadar puncak, serum: oral : 2-4 jam;Ekskresi : Feses (60% - 65%) dan urin (~ 30%) sebagai obat yang tidak berubah

STABILITAS PENYIMPANAN

Serbuk rifampisin berwarna merah kecoklatan.;Vial yang utuh harus disimpan pada suhu kamar dan dihindarkan dari cahaya dan panas yg berlebihan. Rekonstitusi serbuk untuk injeksi dengan SWFI; untuk injeksi larutkan dalam sejumlah volume yg tepat dengan cairan yang

Page 6: PREDNISON_DEGN_RIFAMPISIN

AHMAD SHOLIHIN SAAD

G1A112079

kompatibel (contoh : 100 ml D5W).;Vial yang telah direkontitusi stabil selama 24 jam pada suhu kamar.Stabilitas parenteral admixture pada penyimpanan suhu kamar (25�C) adalah 4 jam untuk pelarut D5W dan 24 jam untuk pelarut NS

KONTRA INDIKASI

Hipersensitivitas terhadap rifampisin atau komponen lain yang terdapat dalam sediaan; penggunaan bersama amprenavir, saquinafir/rotonavir (kemungkinan dengan proease inhibitor), jaundice (penyakit kuning)

EFEK SAMPING

Gangguan saluran cerna seperti anoreksia, mual, muntah, diare (dilaporkan terjadi kolitis karena penggunaan antibiotika); sakit kepala, drowsiness; gejala berikut terjadi terutama pada terapi intermitten termasuk gelala ;mirip influenza ( dengan chills, demam, dizziness, nyeri tulang), gejala pada respirasi (termasuk sesak nafas), kolaps dan shock, anemia hemolitik, gagal ginjal akut, dan trombositopenia purpura; gangguan fungsi liver, jaundice(penyakit kuning); ;flushing, urtikaria dan rash; efek samping lain dilaporkan : edema, muscular weakness dan myopathy, dermatitis exfoliative, toxic epidermal necrolysis, reaksi pemphigoid, leucopenia, eosinophilia, gangguan menstruasi; urin, saliva dan sekresi ;tubuh yang lain berwarna orange-merah; tromboflebitis dilaporkan pada penggunaan secara infus pada periode yang lama.

INTERAKSI MAKANAN

Makanan menurunkan absorbsi; konsentrasi rifampin dapat diturunkan jika digunakan bersama dengan makanan;Hindari ethanol (dapat meningkatkan resiko hepatotoksisitas);St. John�s wort dapat menurunkan kadar rifampisin

INTERAKSI OBAT

Efek Cytochrome P450 : substrat CYP2A6, 2C8/9, 3A4 (major) ; Induksi CYP1A2 (kuat) ,2A6 (kuat), 2B6 (kuat), 2 C8/9(kuat), 2C19 (kuat), 3A4 (kuat).;Meningkatkan efek/toksisitas : Rifampisin dapat meningkatkan efek terapeutik clopidogrel, penggunaan bersama dengan isoniazid pyrazinamide;atau protease inhibitor (amprenavir saquinavir/ritonavir) dapat meningkatkan resiko hepatotoksisitas; antibiotika makrolida dapat meningkatkan kadar/toksisitas rifampin.;Menurunkan efek : Rifampisin dapat menurunkan efek/kadar obat-obat berikut: asetaminofen, alfentanil, amiodaron,angiotensin II receptor blocker (irbesartan dan losartan), 5-HT3 antagonis, antifungi imidazol,;aprepitant, barbiturat, benzodiazepin (dimetabolisme melalui oksidasi), beta blocker, buspiron, calsium channel blocker, kloramfenikol, kortikosteroid, siklosporin; substrat CYP1A2, 2A6, 2B6, 2C8/9, 2C19 DAN 3A4 ;(contoh : aminofilin, amiodaron, bupropion, fluoksetin, fluvoksamin, ifosfamid, methsuksimid, mirtazapin, nateglinid, pioglitazon, promethazin, inhibitor pompa proton, ropinirol, rosiglitazon, selegilin, sertralin, teofilin, venlafaxin dan zafirlukast; ;dapson, disopiramid, kontrasepsi estrogen dan progestin, feksofenadin, flukonazol, asam fusidat, HMG-CoA reductase inhibitor, metadon, morfin, fenitoin, propafenon, inhibitor protease, quinidin, repaglinid, ;inhibitor reverse transkriptase (non-nucleoside), sulfonilurea, takrolimus, tamoksifen, terbinafin, tocainide, antidepresan

Page 7: PREDNISON_DEGN_RIFAMPISIN

AHMAD SHOLIHIN SAAD

G1A112079

trisiklik, warfarin,zaleplon, zidovudin, zolpidem. Efek rifampisin diturunkan oleh inducer CYP2A6, 2C8/9, ;dan 3A4 (seperti : aminoglutethimide, barbiturat, karbamazepin, nafcillin, nevirapin dan fenitoin)

PENGARUH HASIL LAB

Interaksi rifampicin dengan tes laboratorium : reaksi Coombs positif, rifampicin mengganggu pemeriksaan standar serum folat dan vitamin B12, meningkatkan LFTs dan menurunkan ekskresi billiari dari contrast media

PENGARUH KEHAMILAN

Penggunaan obat pada trimester 1 (pertama): ;Produsen menyatakan studi pada binatang menunjukkan adanya teratogenik pada dosis tinggi.;Penggunaan obat pada trimester 3 (tiga):;Resiko terjadinya perdarahan pada neonatal dapat meningkat;Faktor risiko : C

PENGARUH MENYUSUI

Hanya sejumlah kecil saja berada pada air susu.;Masuk dalam air susu ibu / tidak direkomendasikan (AAP rates �compatible�)

PARAMETER MONITORING

Fungsi hati (AST, ALT, bilirubin), CBC, hepatic status dan mental status, kultur sputum, x-ray dada

BENTUK SEDIAANKapsul, Kaptab, Sirup

PERINGATAN

Kerusakan hati ( periksa tes fungsi hati dan pemeriksaan darah pada gangguan hati, ketergantungan alkohol, dan pada terapi dalam jangka waktu yang lama); kerusakan ginjal (jika digunakan dosis di atas 600 mg sehari); kehamilan dan menyusui; ;porfiria; Penting : pasien yang menggunakan hormon kontrasepsi disarankan untuk menggantinya dengan alternatif kontrasepsi lain seperti IUD, karena efek obat kontrasepsi menjadi tidak efektif akibat adanya interaksi obat.

INFORMASI PASIEN

Jumlah dan frekuensi penggunaan obat tergantung dari beberapa faktor, seperti kondisi pasien, umur dan berat badan. Bila anda mempunyai pertanyaan yang berkaitan dengan jumlah dan/ frekwensi pemakaian obat tanyakan pada dokter atau apoteker ;Obat ini menyebabkan warna merah pada urin, keringat, saliva dan air mata.;Obat ini juga dapat menimbulkan noda permanen pada lensa kontak.;Mempengaruhi efektifitas kontrasepsi oral, gunakan metoda KB yang lain;Rifampisin harus digunakan pada saat lambung kosong, gunakan 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan dengan segelas air.;Gunakan obat ini sedikitnya 1 jam sebelum

Page 8: PREDNISON_DEGN_RIFAMPISIN

AHMAD SHOLIHIN SAAD

G1A112079

menggunakan antasida.;Segera memeriksakan diri ke dokter bila timbul demam, hilang nafsu makan, tidak enak badan, mual, muntah, urin berwarna gelap, perubahan warna kulit dan mata menjadi kekuningan atau nyeri atau bengkak pada persendian.;Pasien harus menggunakan obat hingga habis. Jangan sampai terdapat dosis yang terlewat. ;Jangan menghentikan pemakaian obat ini tanpa berkonsultasi dengan dokter. ;Jangan menggunakan obat melebihi jumlah yang telah diresepkan, kecuali atas anjuran dokter.;Jangan menggunakan OTC atau obat resep yang lain tanpa memberitahu dokter yang merawat.;Jika pasien lupa minum obat, segera mungkin minum obat setelah ingat. Jika terlewat beberapa jam dan telah mendekati waktu minum obat berikutnya jangan minum obat dengan dosis ganda, kecuali atas saran dari tenaga kesehatan .;Jika lebih dari satu kali dosis terlewat, mintalah nasehat dokter atau apoteker;Obat ini hanya digunakan oleh pasien yang mendapat resep. Jangan diberikan pada orang lain.

MEKANISME AKSI

Menghambat sintesis RNA bakteri dengan mengikat subunit beta dari DNA-dependent RNA polymerase, menghambat transkripsi RNA

MONITORING

Periodik (sebelum pengobatan dan tiap 2 � 4 minggu selama terapi) monitoring fungsi hati (AST, ALT, bilirubin), CBC; status fungsi hati dan mental , kultur sputum, x-ray dada 2 � 3 bulan pengobatan

Daftar Pustaka :

1. MIMS, edisi 12 2012/20132. www.informasiobat.com 3. http://www.webmd.com/drugs/