Pre Eklampsia (Indry)

40
PRE EKLAMPSIA Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Reproduksi 1 Pembimbing : Hemi Fitriani S.Kep.,M.Kep.,Sp.Mat. Disusun oleh : Indry Artri ( 213113114 ) ILMU KEPERAWATAN S1 STIKES JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI

description

preeklamsia

Transcript of Pre Eklampsia (Indry)

Page 1: Pre Eklampsia (Indry)

PRE EKLAMPSIA

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Reproduksi 1

Pembimbing :

Hemi Fitriani S.Kep.,M.Kep.,Sp.Mat.

Disusun oleh :

Indry Artri ( 213113114 )

ILMU KEPERAWATAN S1

STIKES JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI

2015

Page 2: Pre Eklampsia (Indry)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas petunjuk dan hidayah-

Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar.

Makalah ini menampilkan rangkuman materi pokok dengan sajian kompetensi

yangbertujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang pokok-pokok materi

yang telah dipelajari.Diharapkan makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam kegiatan

belajar guna meraih prestasi belajar yang maksimal.

Kami ucapkan terimakasih kepada Dosen pembimbing Diskel yang telah

memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada kami untuk menyusun makalah ini.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyajian makalah ini. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun dari mahasiswa akan kami terima dengan

senang hati, guna penyempurnaan makalah ini berikutnya.

Cimahi ,18 November 2015

Penyusun

Page 3: Pre Eklampsia (Indry)

DAFTAR ISI

PRE EKLAMPSIA..............................................................................................................................1

KATA PENGANTAR........................................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................3

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................3

1.2 Tujuan Masalah.................................................................................................................3

1.3 Metode Penyusunan.........................................................................................................4

1.4 Studi kepustakaan.............................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................5

2.1 Skenario kasus..................................................................................................................5

2.2 Step 1 (klasifikasi Istilah)...................................................................................................5

2.3 Step 2 (pertanyaan)..........................................................................................................6

2.4 Step 3 ( Jawaban)..............................................................................................................6

2.5 Step 4 (sintesis).................................................................................................................9

BAB IV PENUTUP...........................................................................................................................26

KESIMPULAN.........................................................................................................................26

SARAN...................................................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................27

Page 4: Pre Eklampsia (Indry)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Preeklamsia masih merupakan masalah esehatan dibidang obstetrik selain

infeksi dan perdarahan, karena merupakan salah satu penyebab meningkatnya

morbiditas maupun mortalitas pada ibu dan perinatal. Preeklamsia merupakan

penyulit dalam proses persalinan yang kejadiannya senantiasa tetap tinggi. Pada

preeklamsia terjadi keggagalan dalam adaptasi imunologik yang tidak terlalu kuat,

sehingga kontraspsi tetap berjalan tetapi sel trofoblast tidak mampu melakukan invasi

kedalam arteri spiralis agar dilatasi, sehingga tonus pembuluh darah tetap tinggi dan

terjadi vasokontriksi (Angsar, 2003). Hal ini menyebabkan pembuluh darag ibu tidak

mampu memenuhhi kebutuhan darah plasenta, sehingga terjadi iskemia plasenta

(Leungetal, 2001)

Dari kasus persalinan yang dirawat di rumah sakit 3-5% merupakan kasus

preeklamsia atau eklamsia (Manuaba, 1998). Dari kasus tersebut tersebut 6% terjadi

pada semua persalinan, 12% terjadi pada primi gravida. Masih tinngginya angka

kejadian ini dapat dijadikan sebagai gambaran umum tingat kesehatan ibu bersalin

dan tingkat kesehatan masyarakat secara umum.

Pada preeklamsi terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam

dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus. Pada

beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat diakui

oleh satu sel darah merah. Jadi semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka

tekanan darah akan naik sebagai usaha untuk mengatasi tekanan perifer agar

oksigenasi jaringan dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang

disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan intersisial belum

diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam.

1.2 Tujuan Masalaha. Tujuan Umum :

Melakukan asuhan keperawatan dan mempelajari lebih dalam tentang penyakit pre

ekslampsia melalui pendekatan proses keperawatan secara komprehensif.

Page 5: Pre Eklampsia (Indry)

b. Tujuan Khusus :

1. Mahasiswa mengerti mengenai tentrang definisi penyakit pre ekslampsia.

2. Mahasiswa mampu mengetahui tentang etiologi penyakit pre ekslampsia.

3. Mahasiswa mampu mengetahui tentang manifestasi penyakit pre ekslampsia.

4. Mahasiswa mampu mengetahui tentang klasifikasi penyakit pre ekslampsia.

5. Mahasiswa mampu mengetahui tentang patofisiologi penyakit pre ekslampsia.

6. Mahasiswa mampu mengetahui tentang penatalaksaan penyakit pre ekslampia.

1.3 Metode Penyusunan

1. Studi kepustakaan

Yaitu suatu pengumpulan data yang diperoleh dengan cara penelusuran buku-buku

untuk memperoleh ketentuan dasar terhadap materi yang dihadapi.

2. Pencarian dari internet

Yaitu penelusuran dari berbagai macam alamat web yang mengenai materi pre

ekslampsia yang ada di dalam internet untuk memperoleh meteri yang dihadapi.

Page 6: Pre Eklampsia (Indry)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Skenario kasus

Seorang ibu,ny s, usia 37 tahun, hamil 32 minggu, G4P2A1, datang ke poli kandungan untuk

memeriksakan kehamilannya. Tekanan darah 180/100 mmHg, nadi 84 x/menit, berat badan

85 kg, tinggi badan 185 cm. Ibu mengatakan bahwa pandangannya terasa tidak jelas yang

dirasakan akhir-akhir ini, ibu juga mengeluh sakit ulu hati. Hasil pemeriksaan urin dinyatakan

proteinuria. Setelah selesai pemeriksaan ibu dianjurkan untuk dirawat.

Pertanyaan:

1. Pemeriksaan apa saja yang harus dilakukan pada Ny S.?

2. Gangguan apa yang dialami oleh Ny S.?

3. Data-data apa yang dipakai untuk menentukan gangguan yang dialami Ny S.?

4. Faktor resiko apa yang dimiliki Ny S, sehingga mengalami gangguan pada

kehamilannya.?

5. Bagaimana proses perjalanan penyakitnya.?

6. Bagaimana tindakan medis yang dilakukan.?

7. Komplikasi yang dapat muncul dari gangguan tersebut.?

8. Diagnosa keperaatan apa yang mungkin terjadi pada Ny S.?

9. Tindakan perawatan apa yang harus Ny s dapatkan selama dirawat.?

10. Kriteria apa yang harus dicapai hingga NY S dapat pulang.?

11. Discart planning yang dilakukan pada Ny S.?

2.2 Step 1 (klasifikasi Istilah)1. G4P2A1

2. Proteinuria

Jawab

1. G4=Gravida 4 (Kehamilan ke-4)

P2=Partus 2 (Melahirkan 2x)

A1=Abortus 1 (Pernah keguguran 1x)

2. Adanya protein serum yang berlebihan didalam urin.

Page 7: Pre Eklampsia (Indry)

2.3 Step 2 (pertanyaan)1. Pemeriksaan apa saja yang harus dilakukan pada Ny S.?

2. Gangguan apa yang dialami oleh Ny S.?

3. Data-data apa yang dipakai untuk menentukan gangguan yang dialami Ny S.?

4. Faktor resiko apa yang dimiliki Ny S, sehingga mengalami gangguan pada

kehamilannya.?

5. Bagaimana proses perjalanan penyakitnya.?

6. Bagaimana tindakan medis yang dilakukan.?

7. Komplikasi yang dapat muncul dari gangguan tersebut./

8. Diagnosa keperaatan apa yang mungkin terjadi pada Ny S.?

9. Tindakan perawatan apa yang harus Ny s dapatkan selama dirawat.?

10. Kriteria apa yang harus dicapai hingga NY S dapat pulang.?

11. Discart planning yang dilakukan pada Ny S.?

2.4 Step 3 ( Jawaban)

1. - Pemeriksaan Laboratorium,Radiologi,USG,Urinology.

-Pemeriksaan TTV.

2. - Hipertensi.

-Proteinuria = Akan mempengaruhi kerja ginjal.

-Pusing

-Nyeri ulu hati

-Pandangan terasa tidak jelas.

-Usian kehamilan lebih dari 20 minggu.

-Kenaikan berat badan terasa cepat.

3. -Tekanan darah lebih dari 160/110 mmHg.

-Proteinuria.

-Nyeri epigastrium.

Page 8: Pre Eklampsia (Indry)

4. -Obesitas

-Riwayat hipertensi

-Usia lebih dari 35 tahun.

-Kehamilan ganda

-Primigrafida= Pembentukan antibody penghambat (blocking antobodi) belum

sempurna sehingga meningkatkan resiko pre akslampsia.

5. Pre Ekslampsia

Kompensasi agar oksigenasi cukup

Spasme pembuluh darah dan retensi

Dari garam dan air

Sparme arteola ginjal atau gromerulus

Proses reabsorbsi cairan diginjal terganggu

Terjadi perubahan glomerulus

Proteinuria

6. -Kolaborasi pemberian obat

-Dilakukan secsio (apabila kondisi sudah memburuk)

7. -Subsio placenta = Bisa terjadi pada ibu dengan hipertensi akut.

Page 9: Pre Eklampsia (Indry)

-Hipofabrinogenemia.

-Hemolisis = Gejala klinik berupa ikterik diduga terkaot nekrosis periportal.

-Hati pada penderita,Pre ekslampsia.

-Perdarahan otak = merupakan penyebab utama kematian maternal penderita.

-Ekslampsia

-Kelaina mata = kehilangan penglihatan sementara dapat terjadi pendarahan pada

retina dapat ditemukan dan merupaka tanda gawat yang menunjukan adanya

apopfleksia serebri.

-Edema paru.

-Prematuritas.

-Nekrosis hati.

-Sindrom HELLP (Hemolisis, elevatet, liver enzymes, dan low platelet)

-Kelainan ginjal.

-DIC (Diseminatet Intravascular Coagulation) = Dapat terjadi telah mencapai tahap

pre ekslampsia.

8. 1.Gangguan perfusi jaringan b/d hipertensi vasospasme ditandai TD 180/100

mmHg

2.Nyeri b/d sakit ulu hati

3.Hipertensi b/d spasme pembuluh darah dan kenaikan CO.

9. -Monitor TD setiap 4 jam sekali.

-Catat tingkat kesadaran.

-Kaji adanya tanda-tanda pre ekslampsia seperti hiperaktif, reflek patella dalam,

penurunan nadi, Respirasi dan Nyeri epigastrium.

10. -Tekanan darah menurun sehingga kembali menjadi normal.

Page 10: Pre Eklampsia (Indry)

-Berat badan mencapai ideal.

-Pandangannya menjadi lebih jelas.

-Nyeri di ulu hati hilang

-Urinnya normal tidak ada proteinuria.

11. -1-2 mg dilakukan checkup.

-Menghitung penggerakan bayi setiap hari.

-Timbang berat badan sebelum sarapan setiap pagi.

-Istirahat atau bedrest.

-Diet makan TKTP, tinggi karbohidrat.

-Hindari makanan yang mengandung msg.

-Pengawasan Antenatal hamil.

2.5 Step 4 (sintesis)

1. Pengertian

Pre-eklamsia adalah suatu kondisi yang spesifik pada kehamilan, terjadi

setelah minggu ke 20 gestasi, ditandai dengan hipertensi dan protein uria dan dapat

juga diserta dengan udema. Hipertensi di sini adalah tekanan darah 140/90

mmHgatau lebih, atau sutu kenaikan tekanan sistolik sebesar 30mmHg atau lebih

(jika diketahui tingkat yang biasa), atau kenaikan tekanan darah diastolic sebesar 15

mmHg atau lebih (jika diketahui tingkat yang biasa). Protein uria dalam preeklamsia

adalah konsentrasi protein sebesar 0,3 g/l atau lebih pada sedikitnya 2 spesimen urin

yang di ambil secara acak dan pada selang waktu 6 jam atau lebih. Edema biasa

terjadi pada kehamilan normal, sehingga edema bukanlah tanda pre-eklampsia yang

dapat dipercaya kecuali jika edema juga mulai terjadi pada tangan dan wajah, serta

kenaikan berat badan yang mendadak sebanyak 1 kg atau kebih dalam seminggu

(atau 3 kg dalam sebulan) adalah indikasi pre-eklampsia (kenaikan berat badan

normal sekitar 0,5 kg per minggu). (Anonim, 2007).

Page 11: Pre Eklampsia (Indry)

Pre-eklamsia adalah penyakit dengan tanda – tanda hipertensi, edema dan proteinuria

yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya timbul pada tri wulan ke tiga

kehamilan, tetapi dapat sebelumnya, misalnya karena mola hidatidosa (Winknjosastro.1977 ;

282).

Preeklampsia (Toksemia Gravidarum) adalah tekanan darah tinggi yang disertai

dengan proteinuria (protein dalam air kemih) atau edema (penimbunan cairan), yang terjadi

pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan. (Manuaba

( 1998)).

Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat

kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. (Mansjoer,

2000).

Preeklampsia adalah toksemia pada kehamilan lanjut yang ditandai oleh hipertensi,

edema, dan proteinuria. ( kamus saku kedokteran Dorland).

Pre-eklampsia adalah kelainan multiorgan spesifik pada kehamilan yang ditandai

dengan terjadinya hipertensi, edema dan proteinuria tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda

kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah

kehamilan berumur 20 minggu. (Obgynacea 2009). (Nanda NIC NOC 2013).

Page 12: Pre Eklampsia (Indry)

Klasifikasi

Pre-Eklampsia dibagi menjadi 2 golongan, yaitu sebagai berikut :

a. Pre-Eklampsia Ringan

Bila disertai keadaan sebagai berikut:

1) Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring

terlentang; atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih; atau kenaikan sistolik

30 mmHg atau lebih .Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali

pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam.

2) Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka; atau kenaikan berat 1 kg atau lebih

per minggu.

3) Proteinuria kwantatif 0,3 gr atau lebih per liter; kwalitatif 1 + atau 2 + pada

urin kateter atau midstream.

b. Pre-Eklampsia Berat

1) Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.

2) Proteinuria 5 gr atau lebih per liter.

3) Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam .

4) Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri pada epigastrium.

5) Terdapat edema paru dan sianosis.

Etiologi

Etiologi  preeklampsia sampai  saat   ini  belum diketahui  dengan pasti.

Banyak  teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan

penyebabnya, oleh karena itu disebut  “penyakit   teori”;  namun belum ada yang

memberikan  jawaban yang memuaskan. Teori sekarang yang dipakai sebagai

penyebab preeklampsia adalah teori “iskemia plasenta”.

Namun  teori   ini  belum dapat  menerangkan semua hal  yang berkaitan dengan

penyakit   ini.Adapun teori-teori tersebut adalah ;

a. Peran Prostasiklin dan Tromboksan

Pada preeklampsia dan eklampsia didapatkan kerusakan pada endotel vaskuler,

sehingga sekresi vasodilatator  prostasiklin oleh  sel-sel  endotelial  plasenta

berkurang,   sedangkan

pada   kehamilan  normal   prostasiklin  meningkat.   Sekresi   tromboksan   oleh   t

rombosit bertambah sehingga timbul vasokonstrikso generalisata dan sekresi

Page 13: Pre Eklampsia (Indry)

aldosteron menurun. Akibat perubahan ini menyebabkan pengurangn perfusi

plasenta sebanyak 50%, hipertensi dan penurunan volume plasma.

b. Peran Faktor Imunologis

Preeklampsia   sering   terjadi   pada   kehamilan   I   karena   pada   kehamilan  I

terjadi pembentukan blocking antibodies terhadap antigen placenta tidak sempurna.

Padapreeklampsia   terjadi  komplek   imun   humoral   dan   aktivasi   komplemen.

Hal   ini   dapat diikuti dengan terjadinya pembentukan proteinuria.

c. Peran Faktor Genetik

Preeklampsia hanya  terjadi  pada manusia.  Preeklampsia meningkat  pada anak

dari   ibu yang menderita preeklampsia.  

d. Iskemik dari uterus. Terjadi karena penurunan aliran darah di uterus

e. Defisiensi   kalsium.  Diketahui   bahwa   kalsium  berfungsi  membantu  memperta

hankan vasodilatasi dari pembuluh darah.

f. Disfungsi dan aktivasi dari endotelial.  Kerusakan sel endotel vaskuler maternal

memilikiperanan   penting  dalam   patogenesis   terjadinya   preeklampsia.   Fibron

ektin   diketahui dilepaskan oleh sel endotel yang mengalami kerusakan dan

meningkat secara signifikan dalam  darah  wanita   hamil   dengan   preeklampsia.

Kenaikan   kadar   fibronektin   sudah dimulai pada trimester pertama kehamilan

dan kadar fibronektin akan meningkat sesuai dengan kemajuan kehamilan

(Anonim, 2007).

Manifestasi Klinis

1. Pre ekslampsia Ringan

a. Bila tekanan sistolik >140mmHg kenaikan 30mmhg diatas tekanan biasa, tekanan

diastolik 90mmhg kenaikan 14mmhg diatas tekanan biasa, tekanan darah yang

meninggi ini sekurangnya diukur 2kali dengan jarak 6 jam.

b. Proteinuria sebesar 300mg/dl dalam 25 jam atau >1 gram/L secara random dengan

memakai contoh urine siang hari yang dikumpulkan 2 waktu dengan jarak 6 jam

karena kehilangan protein adalah bervariasi

c. Edema defendent, bengkak dimata, wajah, jari, bunyi pulmoner tidak terdengar

edema timbul dengan didahului penambahan berat badan 1/2kg dalam seminggu

atau lebih. Tambahan BB yang banyak ini disebabkan retensi air dalam jaringan

dan kemudian baru edema nampak, edema ini tidak hilang dengan istirahat

Page 14: Pre Eklampsia (Indry)

2. Pre ekslampsia Berat

a. Tekanan darah sistolik >160mmhg dan diastolik >110mmhg pada 2 kali

pemerikasaan setidaknya berjarak 6 jam dengan ibu posisi tirah baring.

b. Proteinuria >5g dalam urine 24 jam atau lebih dari +3 pada pemeriksaan

diagnostik setidaknya pada 2 kali pemeriksaan acak menggunakan contoh urine

yang diperoleh cara bersih dan berjarak setidaknya 4 jam.

c. Oliguria <400ml dalam 24 jam

d. Gangguan otak atau gangguan penglihatan

e. Nyeri ulu hati

f. Edema paru atau sianosis

Patofisiologi

Pada preeklampsia terdapat penurunan  aliran darah. Perubahan ini

menyebabkan  prostaglandin plasenta menurun dan mengakibatkan iskemia

uterus. Keadaan iskemia pada uterus , merangsang pelepasan bahan tropoblastik

yaitu akibat hiperoksidase lemak dan pelepasan renin uterus. Bahan tropoblastik

menyebabkan terjadinya endotheliosis menyebabkan pelepasan tromboplastin.

Tromboplastin yang dilepaskan mengakibatkan pelepasan tomboksan dan

aktivasi / agregasi trombosit deposisi fibrin.

Pelepasan tromboksan akan menyebabkan terjadinya vasospasme sedangkan

aktivasi/ agregasi trombosit deposisi fibrin akan menyebabkan koagulasi

intravaskular yang mengakibatkan perfusi darah menurun dan konsumtif

koagulapati. Konsumtif koagulapati mengakibatkan trombosit dan faktor

pembekuan darah menurun dan menyebabkan gangguan faal hemostasis.  Renin

uterus yang di keluarkan akan mengalir bersama darah sampai organ hati dan

bersama- sama angiotensinogen menjadi angiotensi I dan selanjutnya menjadi

angiotensin II. Angiotensin II bersama tromboksan akan menyebabkan terjadinya

vasospasme. Vasospasme menyebabkan lumen arteriol menyempit. Lumen

arteriol yang menyempit menyebabkan lumen hanya dapat dilewati oleh satu sel

darah merah. Tekanan perifer akan meningkat agar oksigen mencukupi kebutuhab

sehingga menyebabkan terjadinya hipertensi. Selain menyebabkan vasospasme,

angiotensin II akan merangsang glandula suprarenal untuk mengeluarkan

Page 15: Pre Eklampsia (Indry)

aldosteron. Vasospasme bersama dengan koagulasi intravaskular akan 

menyebabkan gangguan perfusi darah dan gangguan multi organ.

Gangguan multiorgan terjadi pada organ- oragan tubuh diantaranya otak,

darah, paru- paru, hati/ liver, renal dan plasenta. Pada otak akan dapat

menyebabkan terjadinya edema serebri dan selanjutnya terjadi peningkatan

tekanan intrakranial. Tekanan intrakranial yang meningkat menyebabkan

terjadinya gangguan perfusi serebral , nyeri dan terjadinya kejang sehingga

menimbulkan diagnosa keperawatan risiko cedera. Pada darah akan terjadi

enditheliosis menyebabkan sel darah merah dan pembuluh darah pecah. Pecahnya

pembuluh darah akan menyebabkan terjadinya pendarahan,sedangkan sel darah

merah yang pecah akan menyebabkan terjadinya anemia hemolitik. Pada paru-

paru, LADEP akan meningkat menyebabkan terjadinya kongesti vena pulmonal,

perpindahan cairan sehingga akan mengakibatkan terjadinya oedema paru.

Oedema paru akan menyebabkan terjadinya kerusakan pertukaran gas. Pada hati,

vasokontriksi pembuluh darah menyebabkan akan menyebabkan gangguan

kontraktilitas miokard sehingga menyebabkan payah jantung dan memunculkan

diagnosa keperawatan penurunan curah jantung. Pada ginjal, akibat pengaruh

aldosteron, terjadi peningkatan reabsorpsi natrium dan menyebabkan retensi

cairan dan dapat menyebabkan terjadinya edema sehingga dapat memunculkan

diagnosa keperawatan kelebihan volume cairan. Selin itu, vasospasme arteriol

pada ginjal akan meyebabkan penurunan GFR dan permeabilitas terrhadap protein

akan meningkat. Penurunan GFR tidak diimbangi dengan peningkatan reabsorpsi

oleh tubulus sehingga menyebabkan diuresis menurun sehingga menyebabkan

terjadinya oligouri dan anuri. Oligouri atau anuri akan memunculkan diagnosa

keperawatan gangguan eliminasi urin. Permeabilitas terhadap protein yang

meningkat akan menyebabkan banyak protein akan lolos dari filtrasi glomerulus

dan menyenabkan proteinuria. Pada mata, akan terjadi spasmus arteriola

selanjutnya menyebabkan oedem diskus optikus dan retina. Keadaan ini dapat

menyebabkan terjadinya diplopia dan memunculkan diagnosa keperawatan risiko

cedera. Pada plasenta penurunan perfusi akan menyebabkan hipoksia/anoksia

sebagai pemicu timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta sehinga dapat

berakibat terjadinya Intra Uterin Growth Retardation serta memunculkan

diagnosa keperawatan risiko gawat janin.

Page 16: Pre Eklampsia (Indry)

Hipertensi akan merangsang medula oblongata dan sistem saraf parasimpatis

akan meningkat. Peningkatan saraf simpatis mempengaruhi traktus

gastrointestinal dan ekstrimitas. Pada traktus gastrointestinal dapat menyebabkan

terjadinya hipoksia duodenal dan penumpukan ion H menyebabkan HCl

meningkat sehingga dapat menyebabkan nyeri epigastrik. Selanjutnya akan terjadi

akumulasi gas yang meningkat, merangsang mual dan timbulnya muntah sehingga

muncul diagnosa keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh. Pada ektrimitas dapat terjadi metabolisme anaerob menyebabkan ATP

diproduksi dalam jumlah yang sedikit yaitu 2 ATP dan pembentukan asam laktat.

Terbentuknya asam laktat dan sedikitnya ATP yang diproduksi akan

menimbulkan keadaan cepat lelah, lemah sehingga muncul diagnosa keperawatan

intoleransi aktivitas. Keadaan hipertensi akan mengakibatkan seseorang kurang

terpajan informasi dan memunculkan diagnosa keperawatan kurang pengetahuan.

Page 17: Pre Eklampsia (Indry)

PATHWAY

Tekanan darah (hipertensi)

- primigravida dan multigravida- Riwayat keluarga pre-eklampsia dan

eklampsia- Pre-eklampsia pada kehamilan

sebelumnya- Ibu hamil dengan usia <20 tahun >35

tahun- Wanita dengan gangguan fungsi organ

atau riwayat kesehatan diabetes, penyakit ginjal, migrain dan tekanan darah tinggi

- Kehamilan kembar- Obesitas- Interval antar kehamilan yang jauh

Perfusi ke jaringan

Resiko tinggi foetal distres

Intra uterin growth retardation

Vasospasme iskemia

Hipoksia ke semua organ

Gangguan perfusi plasenta

Pandangan kabur

Spasme arteriola retina

Gangguan persepsi sensori penglihatan

Edema serebral

Nyeri ulu hati

Edema hepar

Edema paru

Nyeri

Protein plasma dalam tubuh menurun

Gangguan eliminasi urin

Proteinuria Retensi urin

Kemampuan filtrasi menurun

Mengeluarkan toksik

Nyeri epigastrium

Gangguan pada endotel

Gangguan perfusi jaringan

CO2

Kerusakan gromerulus

Terjadi mikroemboli pada hati (kerusakan liver)

EdemaHipoksia dan iskemik pada plasenta

Aliran darah berkurang

Faktor imunologik

Page 18: Pre Eklampsia (Indry)

Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan laboratorium

a. Pemeriksaan darah lengkap

1) Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin untuk

wanita hamil adalah 12-14 gram %)

2) Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43vol%)

3) Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450.000/mm3)

b. Urinalisis ditemukan protein dalam urine

c. Pemeriksaan fungsi hati

1) Bilirubin meningkat (N=<1mg/dL)

2) LDH meningkat

3) Aspartat aminomtransferase (AST) >60 uL

4) Serum glutamat pirufat transaminase (SGPT) meningkat (N=15-45 u/ml)

5) Total protein serum menurun (N=6,7-8,7 g/dL)

d. Tes kimia darah

Asam urat meningkat (N=2,4-2,7mg/dL)

2. Radiologi

a. Ultrasonografi

Ditemukan terarbasi pertumbuhan janin intra uterus. Pernafasan intra uterus

lambat, aktifitas janin lambat, dan volume cairan ketuban sedikit.

b. Kardiotografi

Diketahui denyut jantung janin lemah.

Komplikasi

Tergantung pada derajat preeklampsi yang dialami. Namun yang termasuk komplikasi antara

lain:

1.      Pada Ibu

a.       Eklapmsia

b.      Solusio plasenta

c.       Pendarahan subkapsula hepar

d.      Kelainan pembekuan darah ( DIC )

e.       Sindrom HELPP ( hemolisis, elevated, liver,enzymes dan low platelet count )

f.       Ablasio retina

Page 19: Pre Eklampsia (Indry)

g.      Gagal jantung hingga syok dan kematian.

2.      Pada Janin

a.       Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus

b.      Prematur

c.       Asfiksia neonatorum

d.      Kematian dalam uterus

e.       Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal

Penatalaksanaan

1) Penatalaksanaan Pre-Eklampsia Ringan

a. Dapat dikatakan tidak mempunyai risiko bagi ibu maupun janin

b. Tidak perlu segera diberikan obat antihipertensi atau obat lainnya, tidak perlu dirawat

kecuali tekanan darah meningkat terus (batas aman 140-150/90-100 mmhg).

c. Istirahat yang cukup (berbaring / tiduran minimal 4 jam pada siang hari dan minimal 8

jam pada malam hari)

d. Pemberian luminal 1-2 x 30 mg/hari bila tidak bisa tidur

e. Pemberian asam asetilsalisilat (aspirin) 1 x 80 mg/hari.

f. Bila tekanan darah tidak turun, dianjurkan dirawat dan diberi obat antihipertensi :

metildopa 3 x 125 mg/hari (max.1500 mg/hari), atau nifedipin 3-8 x 5-10 mg/hari,

atau nifedipin retard 2-3 x 20 mg/hari, atau pindolol 1-3 x 5 mg/hari (max.30

mg/hari).

g. Diet rendah garam dan diuretik tidak perlu

h. Jika maturitas janin masih lama, lanjutkan kehamilan, periksa tiap 1 minggu

i. Indikasi rawat : jika ada perburukan, tekanan darah tidak turun setelah 2 minggu

rawat jalan, peningkatan berat badan melebihi 1 kg/minggu 2 kali berturut-turut, atau

pasien menunjukkan tanda-tanda pre-eklampsia berat. Berikan juga obat

antihipertensi.

j. Jika dalam perawatan tidak ada perbaikan, tatalaksana sebagai pre-eklampsia berat.

Jika perbaikan, lanjutkan rawat jalan

k. Pengakhiran kehamilan : ditunggu sampai usia 40 minggu, kecuali ditemukan

pertumbuhan janin terhambat, gawat janin, solusio plasenta, eklampsia, atau indikasi

terminasi lainnya. Minimal usia 38 minggu, janin sudah dinyatakan matur.

Page 20: Pre Eklampsia (Indry)

l. Persalinan pada pre-eklampsia ringan dapat dilakukan spontan, atau dengan bantuan

ekstraksi untuk mempercepat kala II.

2) Penatalaksanaan Pre-Eklampsia Berat

Dapat ditangani secara aktif atau konservatif.  Aktif berarti : kehamilan diakhiri /

diterminasi bersama dengan pengobatan medisinal. Konservatif berarti : kehamilan

dipertahankan bersama dengan pengobatan medisinal. Prinsip : Tetap PEMANTAUAN

JANIN dengan klinis, USG, kardiotokografi.

Pencegahan

Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat menemukan tanda-tanda dini pre

eklampsia, dalam hal itu harus dilakukan penanganan semestinya. Walaupun timbulnya

pre eklampsia tidak dapat dicegah sepenuhnya, namun frekuensinya dapat dikurangi

dengan pemberian penerangan secukupnya dan palaksanaan pengawasannya yang baik

pada wanita hamil. Penerangan tentang manfaat istirahat dan diet berguna dalam

pencegahan.istirahat tidak selalu berarti berbaring ditempat tidur, namun pekerjaan

sehari-hari perlu dikurangi, dan dianjurkan untuk lebih banyak duduk dan berbaring. Diet

tinggi protein dan rendah lemak, karbohidat, garam dan penambahan BB yang tidak

berlebihan perlu dianjurkan. Mengenla secara dini pre eklampsia dan segera merawat

penderita tanpa memberikan diuretika dan obat anti hipertensif memang merupakan

kemajuan yang penting dari pemeriksaan anternatal yang baik

Asuhan keperawatan

A. PENGKAJIAN

Data yang dikaji pada ibu bersalin dengan pre eklampsia adalah :

1. Data subyektif :

a. Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida , < 20 tahun atau > 35 tahun

b. Riwayat kesehatan ibu sekarang : terjadi peningkatan tensi, oedema, pusing,

nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur

c. Riwayat kesehatan ibu sebelumnya : penyakit ginjal, anemia, vaskuler

esensial, hipertensi kronik, DM

d. Riwayat kehamilan: riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion

serta riwayat kehamilan dengan pre eklamsia atau eklamsia sebelumnya

Page 21: Pre Eklampsia (Indry)

e. Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun

selingan

f. Psikososial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan kecemasan,

oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi resikonya.

2 Data Obyektif :

a. Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam

b. Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema

c. Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress

a. Perkusi : untuk mengetahui refleks patella sebagai syarat pemberian SM ( jika

refleks + )

d. Pemeriksaan penunjang :

Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2 kali

dengan interval 6 jam

Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream ( biasanya

meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ), kadar

hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum kreatini meningkat, uric

acid biasanya > 7 mg/100 ml

Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu

Tingkat kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan pada

otak

USG ; untuk mengetahui keadaan janin

NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan fungsi

organ ( vasospasme dan peningkatan tekanan darah )

2. Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin berhubungan dengan perubahan

pada plasenta

3. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan kontraksi uterus dan

pembukaan jalan lahir

4. Resiko tinggi terjadinya trauma ibu berhubungan dengan penurunan fungsi organ

( vasospasme dan peningkatan tekanan darah )

5. Gangguan perfusi pada jaringaan ginjal berhubungan dengan vasokontriksi,

spasme dan edema glomerulus

Page 22: Pre Eklampsia (Indry)

6. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan retensi air dan

garam

7. Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang tidak efektif

terhadap proses persalinan

C. INTERVENSI

1. Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan fungsi

organ (vasospasme dan peningkatan tekanan darah).

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi kejang pada ibu

Kriteria Hasil :

1. Kesadaran : compos mentis, GCS : 15 ( 4-5-6 )

2. Tanda-tanda vital :

- Tekanan Darah : 100-120/70-80 mmHg

- Suhu : 36-37 C

- Nadi : 60-80 x/mnt

- RR : 16-20 x/mnt

Intervensi :

1) Monitor tekanan darah tiap 4 jam

Rasional: Tekanan diastole > 110 mmHg dan sistole 160 atau lebih

merupakan indikasi dari PIH

2) Catat tingkat kesadaran pasien

Rasional: Penurunan kesadaran sebagai indikasi penurunan aliran darah otak

3) Kaji adanya tanda-tanda eklampsia ( hiperaktif, reflek patella dalam,

penurunan nadi,dan respirasi, nyeri epigastrium dan oliguria )

Rasional: Gejala tersebut merupakan manifestasi dari perubahan pada otak,

ginjal, jantung dan paru yang mendahului status kejang

4) Monitor adanya tanda-tanda dan gejala persalinan atau adanya kontraksi uterus

Rasional: Kejang akan meningkatkan kepekaan uterus yang akan

memungkinkan terjadinya persalinan

5) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian anti hipertensi dan SM

Rasional: Anti hipertensi untuk menurunkan tekanan darah dan SM untuk

mencegah terjadinya kejang

 

Page 23: Pre Eklampsia (Indry)

2. Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin berhubungan dengan perubahan

pada plasenta

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi foetal distress pada janin

Kriteria Hasil :

1) DJJ ( + ) : 12-12-12

2) Hasil NST :

3) Hasil USG ;

Intervensi :

1) Monitor DJJ sesuai indikasi

Rasional : Peningkatan DJJ sebagai indikasi terjadinya hipoxia, prematur dan

solusio plasenta

2) Kaji tentang pertumbuhan janin

Rasional : Penurunan fungsi plasenta mungkin diakibatkan karena hipertensi

sehingga timbul IUGR

3) Jelaskan adanya tanda-tanda solutio plasenta ( nyeri perut, perdarahan, rahim

tegang, aktifitas janin turun )

Rasional : Ibu dapat mengetahui tanda dan gejala solutio plasenta dan tahu

akibat hipoxia bagi janin

4) Kaji respon janin pada ibu yang diberi SM

Rasional Reaksi terapi dapat menurunkan pernafasan janin dan fungsi jantung

serta aktifitas janin

5) Kolaborasi dengan medis dalam pemeriksaan USG dan NST

Rasional : USG dan NST untuk mengetahui keadaan/kesejahteraan janin

6) Kolaborasi untuk pemberian kortikosteroid

Rasional : Kortikosteroid merangsang kematangan surfactant paru janin

sehingga bila lahir premature bayi lebih siap.

 

D. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan kontraksi uterus dan

pembukaan jalan lahir

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan perawatan ibu mengerti penyebab nyeri dan dapat

mengantisipasi rasa nyerinya

Kriteria Hasil :

Page 24: Pre Eklampsia (Indry)

1. Ibu mengerti penyebab nyerinya

2. Ibu mampu beradaptasi terhadap nyerinya

Intervensi :

1) Kaji tingkat intensitas nyeri pasien

Rasional : Ambang nyeri setiap orang berbeda ,dengan demikian akan

dapat menentukan tindakan perawatan yang sesuai dengan respon pasien

terhadap nyerinya

2) Jelaskan penyebab nyerinya

Rasional : Ibu dapat memahami penyebab nyerinya sehingga bisa

kooperatif

3) Ajarkan ibu mengantisipasi nyeri dengan nafas dalam bila HIS timbul

Rasional : Dengan nafas dalam otot-otot dapat berelaksasi , terjadi

vasodilatasi pembuluh darah, expansi paru optimal sehingga kebutuhan

02 pada jaringan terpenuhi

4) Bantu ibu dengan mengusap/massage pada bagian yang nyeri

Rasional : untuk mengalihkan perhatian pasien

 

E. Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang tidak efektif

terhadap proses persalinan

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan perawatan kecemasan ibu berkurang atau hilang

Kriteria Hasil :

1. Ibu tampak tenang

2. Ibu kooperatif terhadap tindakan perawatan

3. Ibu dapat menerima kondisi yang dialami sekarang

Intervensi :

1) Kaji tingkat kecemasan ibu

Rasional : Tingkat kecemasan ringan dan sedang bisa ditoleransi dengan

pemberian pengertian sedangkan yang berat diperlukan tindakan

medikamentosa

2) Jelaskan mekanisme proses persalinan

Rasional : Pengetahuan terhadap proses persalinan diharapkan dapat

mengurangi emosional ibu yang maladaptif

Page 25: Pre Eklampsia (Indry)

3) Gali dan tingkatkan mekanisme koping ibu yang efektif

Rasional : Kecemasan akan dapat teratasi jika mekanisme koping yang

dimiliki ibu efektif

4) Beri support system pada ibu

Rasional : ibu dapat mempunyai motivasi untuk menghadapi keadaan yang

sekarang secara lapang dada asehingga dapat membawa ketenangan hati

F. Resiko tinggi terjadinya trauma ibu berhubungan dengan penurunan fungsi

organ (vasospasme dan peningkatan tekanan darah).

Tujuan :

Tidak terjadi trauma pada ibu

Intervensi :

1) Kaji tanda-tanda perubahan fungsi otak

Rasional : Oedema serebral dan vasokontriksi dapat dievaluasi dari tanda

subjektif, tingkah laku dan gangguan retina

2) Kaji tingkat kesadaran klien

Rasional : Penurunan kesadaran sebagai indikasi penurunan sirkulasi otak

3) Kaji tanda eklamsi (hiperaktif, reflek patella dalam, penurunan nadi dan

respirasi, nyeri epigastrium dan oliguri)

Rasional : Oedema keseluruhan dan vasokontriksi merupakan manifestasi

dan perubahan pada SSP, Ginjal, Jantung dan Paru-Paru

4) Tutup kamar atau ruangan, batasi pengunjung, tingkatkan waktu istirahat.

Rasional : Mengurangi rangsangan lingkungan yang dapat menstimulasi

otak dan dapat menimbulkan kejang.

G. Gangguan perfusi pada jaringaan ginjal berhubungan dengan vasokontriksi,

spasme dan edema glomerulus

Tujuan :

Perfusi jaringan ginjal lancar

Intervensi :

1) Anjurkan pasien bedrest dengan posisi miring.

Rasional : Bedrest dapat meningkatkan cardius output dan urine output

total dan menurunkan aktivitas kelenjar adrenal

2) Observasi intake dan output serta BJ urine

Page 26: Pre Eklampsia (Indry)

Rasional : Oliguri sebagai indikasi hipovelemik sedang dan ginjal

terganggu

3) Cek kadar kreatinin, asam urat dan BUN

Rasional : Peningkatan kadar tersebut sebagai indikasi penurunan kondisi

klien

H. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan retensi air dan

garam

Tujuan :

Keseimbangan cairan terjaga

Intervensi :

1) Timbang BB secara rutin

Rasional : Peningkatan BB > 1 kg/minggu sebagai indikasi adanya retensi

abnormal pada klien.

2) Monitor adanya edema

Rasional : edema sebagai tanda gangguan keseimbangan cairan dan

elektrolit

3) Catat kadar Hb dan Hematokrit

Rasional : Identifikasi adanya Hemokonsentrasi. HCT 3X Hb merupakan

indikasi adanya Hemokonsentrasi.

4) Monitor output urine, suara parau dan tanda vital.

Rasional : indikator kerja ginjal, indicator adanya udema paru, adanya

peningkatan tensi abnormal.

Page 27: Pre Eklampsia (Indry)

BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Pre Eklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, odem dan protein

uria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke 3

kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya.

Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak teori –

teori dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya. Oleh karena

itu disebut “penyakit teori” namun belum ada memberikan jawaban yang memuaskan.

Pada preeklampsia yang berat dan eklampsia dapat terjadi perburukan patologis

pada sejumlah organ dan sistem yang kemungkinan diakibatkan oleh vasospasme dan

iskemia.

Pada preeklampsia didapatkan sakit kepala di daerah frontal, skotoma, diplopia,

penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntah-muntah.

Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat menemukan tanda-tanda dini

preeklampsia, dan dalam hal itu harus dilakukan penanganan semestinya.

SARAN

1. Preeklampsia adalah salah satu penyakit yang berbahaya pada ibu hamil, oleh karena

itu hendaknya upaya preventif dilakukan agar tidak terjadi masalah tersebut.

2. Ibu yang hamil hendaknya memeriksakan kehamilannya secara teratur untuk

mengetahui jika ada tanda-tanda dini preeklampsia.

Page 28: Pre Eklampsia (Indry)

DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3, jilid I. EGC : Jakarta.Doengoes, Marilyn E. 2000. REncana Asuhan Keperawatan edisi III. EGC : Jakarta.Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri  jilid 1 edisi 2. EGC : Jakarta.Sarwono P. 2006. Ilmu Kebidanan edisi 3. Bina Pustaka : JakartaCarpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC : Jakarta.