Pratikum Studi Kelayakan Bisnis

29
Pratikum Studi Kelayakan Bisnis Hari, tanggal : Rabu,20 Juni 2012 Kelas : MAB B P1 Analisis Kelayakan Bisnis Pembenihan Patin Young Fish Oleh Kelompok 4 Husna Vera D.N. J3J110017 Bana Kardio J3J110024 Mohamad Eko J. J3J110065 Naisty Amelia J3J210204 Dian Muldiyanti J3J210208 PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN AGRIBISNIS PROGRAM DIPLOMA i

Transcript of Pratikum Studi Kelayakan Bisnis

Page 1: Pratikum Studi Kelayakan Bisnis

Pratikum Studi Kelayakan Bisnis

Hari, tanggal : Rabu,20 Juni 2012Kelas : MAB B P1

Analisis Kelayakan Bisnis Pembenihan Patin Young Fish

Oleh Kelompok 4

Husna Vera D.N. J3J110017Bana Kardio J3J110024Mohamad Eko J. J3J110065Naisty Amelia J3J210204Dian Muldiyanti J3J210208

PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN AGRIBISNISPROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR2012

i

Page 2: Pratikum Studi Kelayakan Bisnis

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................................iii

DAFTAR TABEL........................................................................................................iii

BAB 1............................................................................................................................1

PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................1

1.2 Tujuan......................................................................................................1

BAB 2............................................................................................................................2

GAMBARAN UMUM PEMBENIHAN IKAN PATIN DI LALADON.....................2

2.1 Lokasi......................................................................................................2

2.2 Pembibitan...............................................................................................3

2.3 Pemasaran................................................................................................3

BAB 3............................................................................................................................4

ANALISIS KELAYAKAN BISNIS.............................................................................4

3.1 Kelayakan Aspek-aspek Non Finansial...................................................4

3.1.1 Aspek Pasar......................................................................................4

3.1.2 Aspek Teknis...................................................................................7

3.1.3 Aspek Manajemen............................................................................7

3.1.4 Aspek Hukum...................................................................................8

3.1.5 Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan.........................................9

3.2 Kelayakan Aspek Finansial.....................................................................9

3.2.1 Asumsi Dasar...................................................................................9

3.2.2 Komponen Inflow dan Outflow.....................................................10

3.2.3 Analisis Cash Flow dan Laporan Laba/Rugi..................................12

3.2.4 Kriteria Investasi............................................................................13

ii

Page 3: Pratikum Studi Kelayakan Bisnis

BAB 4..........................................................................................................................15

PENUTUP...................................................................................................................15

4.1 Kesimpulan............................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................16

LAMPIRAN................................................................................................................17

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1Kolam Dramaga Fish Culture .......................................................................2

Gambar 2 Persentase Market Share ..............................................................................5

Gambar 3 Life Cycle Product....................................................................................... 5

DAFTAR TABEL

Tabel 1Komponen Inflow ...........................................................................................10

Tabel 2 Komponen Salvage Value .............................................................................11

iii

Page 4: Pratikum Studi Kelayakan Bisnis

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak bisnis yang dijalankan tidak menghasilkan keuntungaan yang

diharapkan. Bahkan ada bisnis yang membuat pemiliknya gulung tikar, seperti

menjual pulsa tetapi pembeli tidak membayar tepat waktu dan lupa membayar

sehingga perputaran modal terhambat. Banyak macam bisnis yang direncanakan,

sebelum memulainya kita harus memperhatikan kelayakan bisnis tersebut. Supaya

ketika bisnis berjalan tidak merugikan pemilik dan penanan saham. Jika hasil

menunjukkan bisnis tersebut bukan hasil yang sehat dan tidak menguntungkan maka

bisnis tersebut tidak perlu di jalankan. Tujuan utama dalam studi kelayakan binis

adalah untuk menilai kelayakan ekonomi dari bisnis yang diusulkan. Studi ini harus

memberikan analisis mendalam tentang peluang bisnis termasuk melihat semua

hambatan yang mungkin menghalangi keberhasilan bisnis. Jika hasilnya positif maka

bisnis tersebut layak dijalankan. Salah satu bisnis yang akan kita bahas adalah

pembenihan Ikan Patin. Menjalankan bisnis yang kontinu dan berkembang perlu

dikaji aspek-aspek financial dan non finansialnya sehingga kita dapat mengetahui

apakah bisnis pembenihan ikan patin Young Fish tersebut layak atau tidak.

1.2 Tujuan

1. Mengkaji kelayakan pada aspek non financial

2. Mengkaji kelayakan aspek financial

3. Mengkaji kepekaan terhadap adanya perubahan-perubahan

1

Page 5: Pratikum Studi Kelayakan Bisnis

BAB 2

GAMBARAN UMUM PEMBENIHAN IKAN PATIN DI LALADON

2.1 Lokasi

Nama tempat pembenihan Ikan Patin yang kami kunjungi adalah

Dramaga Fish Culture. Tempat ini terletak di Selatan Jalan Ciherang, Desa

Ciherang Pentas, RT 002/RW 05, Kecamatan Dramaga, Jawa Barat. Darmaga

Fish Culture terletak di belakang terminal Laladon yang berjarak sekitar ± 100

meter dari terminal Laladon. Luas area perusahaan Darmaga Fish Culture

yaitu 3.600 m2. Orang yang penulis wawancarai adalah Laupe. Dia salah satu

pekerja di Dramaga Fish Culture berumur 32 tahun. Pemilik Darmaga Fish

Culture yaitu, Ir. Husni Manggabarani, Msi. yang suka dengan dengan usaha

di bidang perikanan. Saat ini mereka memiliki empat orang pekerja dan tiga

orang PKL.

Batas lokasi Perusahaan Darmaga Fish Culture berada pada :

Sebelah Utara berbatasan dengan sawah milik penduduk setempat

Sebelah Timur berbatasan dengan kali Ciherang

Sebelah Barat berbatasan dengan kolam pemancingan

Sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Ciherang

2

Gambar 1Kolam Dramaga Fish Culture

Page 6: Pratikum Studi Kelayakan Bisnis

2.2 Pembibitan

Pembibitan Ikan Patin di tempat ini menggunakan sistem permintaan

individu. Penawaran bibit Ikan Patin yang di targetkan perusahaan berkisar

500000/bulan dengan harga Rp 55,-. Tetapi permintaan belum mencapai

target perusahaan, karena konsumen memesan bibit bekisar

300000-400000/bulan. Mereka sudah memiliki konsumen berlangganan,

bahkan ada konsumen yang datang ke tempat ini langsung dan meraka

mengetahui kapan saatnya produksi bibit Patin dilaksanakan. Konsumen bibit

Patin ini banyak yang berasal dari Palembang dan Kalimantan.

2.3 Pemasaran

Pemasaran dilakukan oleh pengelola perusahaan. Berawal dari Beliau

mendaftarkan perusahaannya ke BBI (Balai Benih Ikan) pada tahun 2004

sebagai Produksi ikan Hias, tetapi pada tahun 2008 ia mengganti produksinya

menjasi Ikan Patin. Karena pada saat itu ikan Patin menjadi Produk yang

sangat tinggi di pasar. Pemasaran Ikan Patin terjadi secara nasional,

langganannya berasal dari Palembang, Jawa dan Kalimantan. Mereka belum

berencana untuk memasarkan bibit Ikan Patinke luar negeri.

3

Page 7: Pratikum Studi Kelayakan Bisnis

BAB 3

ANALISIS KELAYAKAN BISNIS

3.1 Kelayakan Aspek-aspek Non Finansial

3.1.1 Aspek Pasar

a. Pengertian Pasar

Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli barang atau jasa.

Di sana penjual dan pembeli akan melakukan transaksi. Transaksi adalah

kesepakatan dalam kegiatan jual-beli.  Syarat terjadinya transaksi adalah ada

barang yang diperjual belikan, ada pedagang, ada pembeli, ada kesepakatan

harga barang dan tidak ada paksaan dari pihak manapun. Dalam pasar,

kekuatan permintaan dan kekuatan penawaran dapat bergerak secara luas.

Adapun harga yang terbentuk benar-benar mencerminkan keinginan produsen

dan konsumen. Permintaan mencerminkan keinginan konsumen, sementara

penawaran mencerminkan keinginan produsen atau penjual.

b. Demand dan Supply

Demand atau permintaan merupakan sejumlah barang yang dibeli atau

diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Permintaan juga dapat berasal

dari individu maupun pasar.

Panen benih dilakukan dengan pertimbangan kebutuhan pasar atau

telah tercapainya target ukuran, yaitu ukuran benih 1 inchi. Sebelum

dilakukan pemanenan ikan dipuasakan terlebih dahulu untuk mengosongkan

perut, sehingga tidak banyak kotoran yang dikeluarkan pada saat

pengangkutan. Lamanya pemuasaan disesuaikan dengan lamanya waktu

tempuh dan transportasi. Untuk waktu tempuh 10 jam diperlukan pemuasaan

minimal 24 jam. Sistem pengemasan dan pengangkutan menggunakan sistem

tertutup yaitu dengan menggunakan kantong plastik yang diberi tambahan air

dan oksigen. Perbandingan oksigen terlarut dan air adalah 2 : 1. Kapasitas

angkut 50gram/liter air.

4

Page 8: Pratikum Studi Kelayakan Bisnis

Supplay atau penawaran merupakan sejumlah barang atau jasa yang

ditawarkan oleh penjual (Produsen) pada berbagai tingkat harga dan dalam

waktu tertentu. Penawaran bibit Ikan Patin yang di targetkan oleh Young Fish

berkisar 4.380.000/tahun dengan harga Rp 160- Rp 200.

c. Market Share

Setiap bulan Young Fish dapat memanen 180.000 ekor benih dalam

1x proses. Pemasaran dilakukan oleh pengelola perusahaan. Berawal dari

mendaftarkan perusahaannya ke BBI (Balai Benih Ikan) sebagai Produksi

Pembenihan Ikan Patin karena dengan mendaftarkan bisnis ini maka akan

memudahkan konsumen dalam mencari benih ikan patin. Biasanya konsumen

kami berasal dari pendederan dan pembesaran ikan patin.

Jika dibandingkan dengan pembenihan ikan lainnya seperti lele dan

ikan mas jumlah permintaan ikan patin sekitar 30%, sedangkan ikan mas 25%

dan ikan lele 45%. Hingga saat ini peermintaan ikan patin terus meningkat.

Persentase Market ShareIkan PatinIkan LeleIkan Mas

Gambar 2 Persentase Market Share

d. Life Cycle Product

5

Gambar 3 Life Cycle Product

Page 9: Pratikum Studi Kelayakan Bisnis

Fase I = Fase Pengenalan (Introduction), yang dapat dilakukan perusahaan

adalah menciakan keinginan mencoba usaha pembenihan maupun pembesaran

terhadap konsumen.

Fase II = Fase Pertumbuhan (Growth), yang dapat dilakukan perusahaan

adalah memaksimalkan pangsa pasar perusahaan.

Fase III = Fase Dewasa (Maturity), yang dapat dilakukan mampu memenuhi

permintaan para petani pembesaran sesuai dengan pesanan.

Fase IV = Fase Penurunan (Decline), yang harus dilakukan mengamati

perkembangan benih yang sudah sesuai dengan permintaan.

Saat ini Young Fish berada pada fase Pertumbuhan (growth) yang

artinya laba yang diperoleh meningkat dari awal pendirian usaha, pengeluaran

pun lebih rendah namun penjualan yang dihasilkan meningkat. Hal ini

dicirikan pada pembudidaya dan pendederan ikan patin yang semakin banyak

dan menyebabkan banyaknya pemesanan benih di Young Fish. Pada fase ini

persaingan juga semakin ketat karena makin banyaknya usaha pembenihan

ikan patin lainnya.

e. Marketing Mix

1. Produk

Induk merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha

pembenihan ikan patin. Induk yang baik dan sehat tentu akan menghasilkan

benih yang baik pula untuk itu induk ikan patin yang akan disuntik

(dipijahkan) harus diseleksi terlebih dahulu yaitu dengan memilih induk-induk

betina dan jantan yang telah matang gonad atau siap pijah. Setelah dipijah

maka akan menghasilkan benih-benih ikan patin yang dapat dijual ke

pendederan ikan Patin. Young Fish hanya menyediakan benih patin saja,

tidak melakukan pembesaran.

2. Place (Tempat)

Young Fish terletak di Jalan Cilodong, Depok. Young Fish terletak

di belakang perkebunan sehingga tidak terlalu dekat dengan keramaian.

Young Fish masih menyewa tempat dengan harga Rp355.800/bulan, luas area

6

Page 10: Pratikum Studi Kelayakan Bisnis

perusahaan Young Fish yaitu 35 m2. Wadah pemeliharaan induk ikan patin di

tempat ini berupa kolam (air tenang) dengan kontruksi tembok. Letaknya jauh

dari ganguan alam, pencemaran, predator, serta gangguan keamanan dan lalu

lintas. Sehingga tempat tersebut telah sesuai dengan kriteria bibit yang sehat.

3. Price ( Harga)

Harga- harga benih yang ditawarkan sesuai dengan ukurannya. Untuk

larva Rp 10, ukuran ¾ Rp 70, ukuran > ¾ Rp 160, sedangkan yang ukuran 1

inchi Rp 200. Biasanya Young Fish menjual ketika ukuran mencapai 1 inchi.

4. Promosi

Young Fish mempromosikan produknya dengan mendaftarkan

usahanya ke BBI(Balai Benih Ikan). Sejak itu mereka mulai memiliki

konsumen berlangganan. Promosi juga dilakukan dengan menyampaikan

informasi dari mulut ke mulut. Sehingga penduduk sekitar sangat mengenal

tempat pembenihan ikan patin Young Fish.

3.1.2 Aspek Teknis

Young Fish menggunakan beberapa mesin seperti: mesin heater

digunakan untuk mengatur suhu benih ikan supaya tetap stabil. Suhu yang

sesuai dengan benih ikan adalah suhu ruangan berkisar 260-280 Celcius. Selain

itu ada juga mesin Blower yang digunakan untuk aerasi di aquarium. Ikan

membutuhkan cahaya dan suhu yang tepat disetiap waktu, untuk

mengantisipasi jika terjadi mati lampu mereka menyediakan mesin genset.

Young Fish memiliki 3 buah kolam yang dasarnya dari semen dan 7 aquarium

untuk benih. Air yang ada berasal dari mesin pompa air Young Fish.

Pemeliharaan dengan cara pemberian pakan dilakukan selama 2 jam sekali.

3.1.3 Aspek Manajemen

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber

daya organisasi lainnya agar tercapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

7

Page 11: Pratikum Studi Kelayakan Bisnis

Dalam melakukan suatu usaha, aspek manajemen sangat penting karena dasar

dari semua kegiatan adalah apabila kita bisa memanajemen segala sesuatu

yang berhubungan dengan usaha kita.

Pemilik usaha pembenihan ikan patin Young Fish, dia memiliki

empat pekerja yang mengatur di setiap bagian. Pembenihan ikan patin ini

tidak memerlukan banyak pekerja. Aspek manajemen yang akan dibahas

meliputi manajemen pembangunan proyek dan manajemen dalam operasi.

Manajemen pembangunan proyek adalah proses untuk merencanakan

penyiapan sarana fisik dan peralatan lunak lainnya agar proyek yang

direncanakan tersebut bisa mulai beroperasi secara komersial tepat pada

waktunya. Manajemen pembangunan proyek Young Fish adalah

merencanakan sarana kolam yang sesuai bagi indukan dan benih patin,

mengatur suhu kolam yang tepat untuk benih patin, menyediakan penerangan

bagi benih patin terutama saat malam hari dan menyediakan arus listrik saat

mati lampu. Sedangkan manajemen operasi adalah menjalankan pengelolaan

proyek operasional. Manajemen operasi Young Fish menyediakan kolam

sebagai tempat indukan dan kolam untuk benih ikan patin, mesin heater untuk

mengatur suhu air dalam kolam, serta genset sebagai sumber listrik disaat

mati lampu.

3.1.4 Aspek Hukum

Untuk memulai studi kelayakan suatu usaha pada umumnya dimulai

dari aspek hukum, walaupun banyak pula yang melakukan dari aspek lain.

Tujuan dari aspek hukum adalah untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan

dan keaslian dari dokumen – dokumen yang dimiliki. Dokumen yang perlu

diteliti keabsahannya, kesempurnaan dan keasliannya meliputi badan hukum,

izin – izin yang dimiliki, sertifikat tanah atau dokumen lainnya yang

mendukung kegiatan usaha tesebut.

Namun para petani ikan Young Fish berada didalam sebuah lembaga

koperasi.Dan masing – masing petani ikan tersebut belum mempunyai Surat

8

Page 12: Pratikum Studi Kelayakan Bisnis

Izin Usaha Perdagangan (SIUP), karena surat izin ter-sebut hanya diwajibkan

kepada perusahaan – perusahaan yang besar. Jadi kepemilikan usaha budidaya

ikan tersebut belum mempunyai SIUP sehingga dari aspek hukum usaha

tersebut belum layak/belum diakui secara legal.

3.1.5 Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

Aspek ini membahas dampak terhadap lingkungan sekitar akibat

berlangsungnya usaha pembenihan ikan patin Young Fish yang terletak di

jalan Cilodong, Depok.

Dilihat dari sudut sosial dengan berdirinya usaha pembenihan ikan

patin wilayah sekitar menjadi lebih ramai, terutama ketika pembeli datang ke

Young Fish dengan menggunakan Transportasi pribadi mereka. Penerangan

listrik lebih terjangkau, bahkan ditempat terpencil. Lalu lintas semakin lancar

dan adanya jalur komunikasi yang mendukung.

Pembenihan ikan patin Young Fish dalam aspek ekonomi mampu

menambah income per capita penduduk setempat, karena dengan ramainya

Desa Cilodong banyak penduduk sekitar yang berjualan dengan membuka

toko untuk menambah penghasilannya. Selain itu tiga orang pekerja yang

bekerja di Young Fish adalah penduduk sekitar.

Dilihat dari sudut lingkungan Young Fish tidak mempunyai limbah

yang membahayakan Desa. Keberadaan Young Fish memberikan

pengetahuan bagi masyarakat sekitar tentang cara pembenihan ikan yang

efektif. Banyak dari penduduk sekitar yang mulai membuka usaha yang sama

separti Young Fish.

3.2 Kelayakan Aspek Finansial

3.2.1 Asumsi Dasar

Aspek keuangan merupakan aspek yang paling inti dalam mengkaji

suatu kelayakan bisnis karena aspek ini melihat kelayakan usaha dilihat dari

segi keuangan sehingga tujuan itamanya adalah mendapatkan laba usaha yang

9

Page 13: Pratikum Studi Kelayakan Bisnis

sebesar-besarnya. Pembahasan dalam aspek keuangan meliputi biaya

investasi, modal kerja, biaya operasi dan pemeliharaan, serta perhitungan

terhadap penerimaan yang diterima. Berdasarkan pada cost dan benefit, dalam

aspek keuangan terdapat analisis kriteria investasi yaitu NPV, IRR, Net B/C,

Gross B/C, dan lain-lain. Perhitungan dari kriteria – kriteria ini diharapkan

dapat memberikan gambaran mengenai layak atau tidaknya suatu usaha untuk

dimulai, dijalankan atau dilanjutkan.

 3.2.2 Komponen Inflow dan Outflow

Inflow

Dalam inflow atau arus penerimaan dimasukan setiap komponen

yang merupakan pemasukan dalam bisnis, pada saat permulaan selama

bisnis berjalan. Komponen-komponen yang termasuk ke dalam inflow

antara lain, nilai produksi total yang berasal dari produksi total yang

dihasilkan dikalikan dengan harga per satuan produk tersebut ,penerimaan

pinjaman yaitu semua tambahan modal yang diterima pelaku usaha untuk

keperluan bisnis, grants (bantuan-bantuan) yaitu semua tambahan dana

yang diperoleh yang bersifat bantuan, nilai sewa yang merupakan nilai

dari hasil menyewakan alat atau bahan yang dipergunakan atau dipunyai

dalam bisnis dan Salvage Value yang merupakan nilai dari barang modal

yang tidak habis dipakai selama umur bisnis.

Inflow yang didapatkan dari pembenihan ikan patin adalah berasal

dari pesanan makanan dan minuman dari pelanggan, selain itu Inflow juga

berasal dari Salvage Value yang merupakan nilai dari barang modal yang

tidak habis pakai sesuai dengan umur ekonomis

10

Page 14: Pratikum Studi Kelayakan Bisnis

Tabel 1Komponen Inflow

Tabel 2

Komponen Salvage Value

JENIS INVESTASI NILAI BELI UMUR NILAI SISA

A. BANGUNAN 10,000,000 10 - 1,000,000 - B. KOLAM 900,000 5 - 180,000 - C. MESIN POMPA AIR 1,400,000 5 - 280,000 - D. MESIN HEATER 150,000 5 - 30,000 - E. MESIN BLOWER 375,000 5 - 75,000 - F. GENSET 2,500,000 5 250,000 450,000 - G. AQUARIUM 2,100,000 4 210,000 472,500 1,050,000 H. SELANG 70,000 3 - 23,333 46,667 I. JARING 25,000 3 - 8,333 16,667 J. EMBER 45,000 3 - 15,000 30,000 K. INDUKAN 3,000,000 3 300,000 900,000 2,000,000

PENYUSUTAN /TAHUN

NILAI SISA PD TAHUN

10

Outflow

Bagian kedua yang terdapat dalam cashflow adalah aliran yang

menunjukan pengurangan kas, akibat biaya-biaya yang dikeluarkan untuk

membiayai kegiatan bisnis baik pada saat awal pendirian maupun pada

saat tahun berjalan. Komponen-komponen yang terdapat dalam arus kas

keluar (outflow), diantaranya adalah biaya investasi yang merupakan

biaya yang umumnya dikeluarkan pada awal kegiatan dan pada saat

tertentu untuk memperoleh manfaat beberapa tahun kemudian, biaya

11

Tahun Produksi total Pinjaman Nilai Sisa Total Inflow

1 0 10.000.000 10.000.000

2 711.750.000 711.750.000

3 711.750.000 711.750.000

4 711.750.000 711.750.000

5 711.750.000 711.750.000

6 711.750.000 711.750.000

7 711.750.000 711.750.000

8 711.750.000 711.750.000

9 711.750.000 711.750.000

10 711.750.000 3.143.333 714.893.333

Page 15: Pratikum Studi Kelayakan Bisnis

operasional yaitu termasuk semua biaya produksi, biaya pemeliharaan,

biaya tenaga kerja, tanah, bahan-bahan, debt service (bunga dan pinjaman

pokok), dan pajak. Biaya operasional terdiri dari 2 komponen

utama yaitu biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel merupakan

biaya yang besar kecilnya selaras dengan perkembangan produksi atau

penjualan setiap tahun (satu satuan waktu), sedangkan biaya tetap adalah

biaya yang jumlahnya tidak terpengaruh pada perkembangan jumlah

produksi atau penjualan dalam satu tahun (satu satuan waktu). Pajak juga

termasuk kedalah komponen outflow, pajak merupakan biaya didalam

analisis finansial. Pajak yang diperhitungkan adalah yang berhubungan

dengan pengurangan manfaat bersih yang diterima bisnis. Pajak yang ada

didalam cashflow diambil dari laporan laba/rugi. Untuk gambar Outflow

dapat dilihat pada lampiran

3.2.3 Analisis Cash Flow dan Laporan Laba/Rugi

Cashflow merupakan aktivitas keuangan yang mempengaruhi

posisi/kondisi kas pada suatu periode, cashflow menjadi suatu bagian

terpenting yang harus diperhatikan oleh pihak manajemen, investor,

konsultan, stakeholder lainnya untuk memperhitungkan kelayakan

berdasarkan kriteria kelayakan investasi yang ada. Cashflow disusun untuk

menunjukkan perubahan kas selama satu periode tertentu serta memberikan

alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukan darimana

sumber-sumber kas dan penggunaannya. Cashflow merupakan arus manfaat

bersih sebagai pengurangan arus biaya terhadap arus manfaat. Suatu Cashflow

terdiri dari berbagai unsur yang nilainya disusun berdasarkan tahap-tahap

kegiatan bisnis. Unsur-unsur tersebut terdiri dari Inflow (arus penerimaan),

Outflow (arus pengeluaran), Manfaat Bersih (Net Benefit), dan Manfaat

Bersih Tambahan (Incremental Net Benefit) bila diperlukan.

12

Page 16: Pratikum Studi Kelayakan Bisnis

Langkah penting lainnya yang dilakukan dalam pengelolaan bisnis

adalah menyusun laporan laba/rugi yang berisi total penerimaan pengeluaran

dan kondisi keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan dalam satu tahun

produksi. Laporan laba/rugi mengambarkan kinerja perusahaan dalam upaya

mencapai tujuannya selama periode tertentu. Laporan laba/rugi merupakan

ringkasan dari 4 enis kegiatan dalam suatu bisnis yaitu pendapatan dari

penjualan produk, beban produksi untuk mendapatkan barang yang akan

dijual, beban yang timbul dalam memasarkan produk serta yang berkaitan

dengan beban administratif dan operasional, dan beban keuangan dalam

menjalankan bisnis seperti bunga, penyusutan, dan lainnya. Laporan laba rugi

berisi tentang total penerimaan, pengeluaran, dan kondisi keuntungan yang

diperoleh dari bisnis pembenihan Ikan Patin selama umur bisnis 10 tahun.

3.2.4 Kriteria Investasi

Pada dasarnya perencanaan studi kelayakan bisnis pembenihan ikan patin

ini bertujuan untuk menentukan kelayakan bisnis berdasarkan beberapa

kriteria investasi. Beberapa kriteria tersebut diantaranya Net Present Value

(NPV), Rasio Manfaat Biaya (Gross Benefit Cost Rasio = Gross B/C ; Net

Benefit Cost Rasio = Net B/C), Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate

of Return = IRR), Profitability Ratio (PV/K), dan Jangka Waktu Pembelian

Modal Investasi (Payback Period). Untuk menentukan layak atau tidaknya

pembenihan ikan patin menggunakan metode umum yaitu metode Discounted

Cash Flow, dimana seluruh manfaat dan biaya untuk setiap tahun didiskonto

dengan Discount Factor (DF).

Berikut ini merupakan hasil kriteria investasi dari perhitungan Cashflow pembenihan

ikan patin Young Fish.

1. NPV (Net Present Value)

NPV = Rp 3.131.889.660 artinya keuntungan bersih yang diperoleh

bisnis pembenihan ikan patin selama umur bisnisnya yaitu 10 tahun

13

Page 17: Pratikum Studi Kelayakan Bisnis

adalah sebesar Rp 3.131.889.660. Bisnis ini memiliki nilai NPV > 0

sehingga dapat dikatakan bisnis ini layak untuk dijalankan.

2. Net B/C (Net Benefit Cost Rasio)

Net B/C = 22,74 artinya setiap satu satuan biaya yang dikeluarkan oleh

pembenihan ikan patin akan memberikan manfaat bersih sebesar 22,74

satu satuan. Bisnis ini memiliki nilai Net B/C > 1 sehingga dapat

dikatakan bisnis ini layak untuk dijalankan.

3. IRR (Internal Rate of Return)

IRR = 1319,41% artinya bisnis ini dikatakan layak karena memiliki

nilai IRR yang lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku saat

ini.

4. Gross B/C (Gross Benefit Cost Rasio)

Gross B/C = 6,18 artinya setiap satu satuan biaya yang dikeluarkan

oleh pembenihan ikan patin akan memberikan manfaat kotor sebesar

6,18 satu satuan. Bisnis ini memiliki nilai Gross B/C > 1 sehingga

dapat dikatakan layak.

5. PP (Payback Period)

PP = 0,04. Bisnis ini memiliki PP > 1 sehingga dapat dikatakan layak.

PP merupakan lamanya pengembalian modal akan kembali. Karena

besar PP 0,04 maka pengembalian modal tidak sampai satu tahun.

14

Page 18: Pratikum Studi Kelayakan Bisnis

BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dalam mendirikan suatu usaha tentunya ada berbagai macam aspek non

finansial maupun finansial yang harus diperhatikan. Setelah dilakukan

berbagai macam identifikasi, aspek manajemen, pasar, sosial budaya, hukum,

dan lingkungan sudah dipenuhi oleh pembenihan ikan patin dengan sangat

baik, sehingga usahanya dinyatakan layak dari segi aspek non finansial.

Sedangkan dilihat dari aspek finansial, rumah makan ini juga dinyatakan

layak karena memiliki nilai NPV = Rp 3.131.889.660 artinya keuntungan

bersih yang diperoleh bisnis selama umur bisnisnya yaitu 10 tahun adalah

sebesar Rp 3.131.889.660, nilai Net B/C = 22,74 artinya setiap satu satuan

biaya yang dikeluarkan oleh pembenihan ikan patin akan memberikan

manfaat bersih sebesar 22,74 satu satuan, nilai IRR = 1319,41% artinya

bisnis ini dikatakan layak karena memiliki nilai IRR yang lebih besar dari

tingkat suku bunga yang berlaku saat ini, nilai Gross B/C = 6.18 artinya setiap

satu satuan biaya yang dikeluarkan oleh pembenihan ikan patin akan

memberikan manfaat kotor sebesar 6,18 satu satuan, dan nilai Payback Period

= 0.04. Pembenihan ikan patin ini dinyatakan layak dalam aspek finansial

karena sudah memenuhi berbagai macam kriteria investasi.

15

Page 19: Pratikum Studi Kelayakan Bisnis

DAFTAR PUSTAKA

http://als-journal.blogspot.com/2009/01/aspek-aspek-studi-kelayakan.html(6 Maret

2012)

http://revolsirait.com/studi-kelayakan-bisnis(6 Maret 2012)

http://www.slideshare.net/zomb/studi-kelayakan-bisnis-materi-04-presentation(29

februari 2012)

http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/6BA903C1-703D-4854-8E59-

413D77FF9531/23462/

PolaPembiayaanUsahaKecilPPUKPembenihanIkanPatin.pdf(29 februari 2012)

16