PRAMUKA 2

13
Tulisan dari ‘Gerakan Pramuka ( Kumpulan Materi Pramuka Lengkap)’ Kategori Seragam Baru Pramuka ( surat Kwarnas Nomor: 0975- 00-A, tertanggal 6 September 2012) Berikut gambar dari Seragam anggota Gerakan Pramuka terbaru sesuai Edaran Revisi surat Kwarnas Nomor: 0975-00-A, tertanggal 6 September 2012, perihal PP Pakaian Seragam Anggota Gerakan Pramuka.. 1. Seragam Siaga Putri 2. Seragam Penggalang Putri 3. Seragam Penegak dan Pandega Putri 4. Seragam Siaga Putra

description

fgh

Transcript of PRAMUKA 2

Page 1: PRAMUKA 2

Tulisan dari ‘Gerakan Pramuka ( Kumpulan Materi Pramuka Lengkap)’ Kategori

Seragam Baru Pramuka ( surat Kwarnas Nomor: 0975-00-A, tertanggal 6 September   2012)

Berikut gambar dari Seragam anggota Gerakan Pramuka terbaru sesuai Edaran Revisi surat Kwarnas Nomor: 0975-00-A, tertanggal 6 September 2012, perihal PP Pakaian Seragam Anggota Gerakan Pramuka..

1. Seragam Siaga Putri

2. Seragam Penggalang Putri

3. Seragam Penegak dan Pandega Putri

4. Seragam Siaga Putra

Page 4: PRAMUKA 2

Tanks to : http://vjaysutanto.blogspot.com

 19 Mei 2013  hendi2013   Tinggalkan Komentar Kategori: Gerakan Pramuka ( Kumpulan Materi Pramuka Lengkap) Kaitkata: pakaian pembina baru, penggalang Baru, PP pakaian pamuka, seragam pramuka tebaru

Tanda Jabatan Dewan   Kerja

Page 5: PRAMUKA 2

Macam dan penggunaan   Kompas

macam-macam kompas dan cara penggunaannya

Kompas yang digunakan untuk navigasi :  1. Kompas Lensa

Kompas Lensa merupakan kompas yang dilengkapi dengan lensa biconcav untuk mempermudah dalam pembacaannya. Bahan lensa ini dapat dari logam maupun dari fiber.

Kelebihan dari lensa ini adalah:

+ Keringanannya sehingga mudah untuk dibawa dan digunakan, selain harganya yang cukup murah.

+ Memiliki pengait untuk memudahkan dalam mendatarkan kompas.

Kekurangannya adalah

+ Piringan kompas mudah sekali bergerak sehingga mempersulit kita dalam penghitungan besar sudut kompas.

+ Skala pada kompas tiap strip rnewakili dua skala, validitas pengukuran besarnya sudut kompas kurang, terutama untuk pengukuran sudut kompas dengan angka ganjil, pengukurannya berdasarkan perkiraan saja.

2. Kompas Silva

Kompas ini sering disebut juga Kompas Orientasi, ini disebabkan oleh kemudahan penggunaan kompas ini untuk orientasi medan. Kompas ini memiliki tanda panah penyesuai yang terdapat di dasar piringan kompas, dilengkapi pula dengan cermin. Selain itu disekitar piringan kompas terdapat konektor dan penggaris.

Kelebihannya adalah :

 

+ Memiliki cermin untuk memudahkan dalam pembacaan dan pembidikan

+ Dilengkapi dengan penggaris (dalam cm dan inchi).

+ Untuk jenis tertentu memiliki kaca pembesar dan konektor untuk peta berskala I : 50.000 dan I : 25.000.

+ Untuk jenis tertentu dilengkapi dengan lensa pembidik.

+ Dapat digunakan untuk mengukur besar sudut peta (pengganti busur derajat).

 

Kekurangannya adalah

 

+ Untuk membuat kompas terdebut datar kita harus menggunakan alat bantu yang datar.

Page 6: PRAMUKA 2

+ Bila membidik besar sudut kornpas tidak dapat langsung diketahui.

3. Kompas Prisma

 

Kompas ini memiliki prisma pada bagian dekat pengait. Kompas ini terbuat dari bahan logam, dengan jarum kompas mengandung zat phosphoric yang akan memudahkan pembacaan sudut bila pada atempat gelap.

 

Kelebihannya adalah

 

+ Besar sudut bidikan bisa langsung di baca melalui prisma.

+ Dapat langsung diketahui azimuth dan back azimuthnya.

+ Mudah digunakan, mudah didatarkan.

 

Kekurangannya adalah  

+ Terbuat dari logam sehingga berat.

Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Sebelum Menggunakan KOMPAS 

1. Set semua kompas yang akan dipakai (seragamkan dengan kompas yang standar). Untuk checking yang paling mudah yaitu kita pergi ke titik Triangulasi, dengan catatan daerah tersebut telah kita ketahui SPM-nya (misal 0° 00′ 00″).

Plot salah satu tanda medan yang terlihat jelas dari Triangulasi dan juga terdapat di peta, catat besar sudut petanya, misal 50′.

+ Untuk kompas standar, besar sudut kompas bila kita membidik tanda medan tersebut dan’ titik Tnangulasi juga harus sebesar 50′. (Catatan : Cara kita membidik dan plotting sudah benar).

2. Perhatikan angka-angka pembagian derajat yang terdapat pada piringan kompas (untuk keseragaman sebaiknya menggunakan kompas dengan pembagian derajat sampai 360°). Bila kita menggunakan kompas dengan pembagian derajat 6400, maka di lapangan kita harus menghitung lagi.

ORIENTASI

A. Orientasi Peta  

 

         Putar peta (jangan merubah posisi kompas) dan hentikan bila grid/sumbu -r peta sudah segans dengan jarurn kompas. Dengan demikian letak peta telah sesuai dengan arah utara (meng-utara-kan peta).

          Cari tanda moment yang paling menonjol, kemudian cocokkan dengan peta dan beri tanda.

         Cari tanda medan sebanyak mungkin sehingga anda sudah mulai paham dengan daerah tersebut dan sudah dapat memperkirakan posisi anda di peta. 

 

Page 7: PRAMUKA 2

B. Orientasi Medan

Merupakan cara untuk membaca kenampakan medan dan disesuaikan dengan peta, juga untuk mengetahui arah dan posisi kita di lapangan. Ada dua cara orientasi medan, yaitu:

1. Orientasi medan dengan kompas Untuk mengetahui posisi kita saat berada di alam bebas, yang penting

untuk dilakukan adalah menentukan arah mata angin (U,S,B dan T), lalu menentukan arah utara peta. Setalah itu menentukan posisi kita dengan pasti. Ada 2 cara yang dapat digunakan untuk menentukan posisi kita, yaitu

 

a.      Resection

Adalah menentukan posisi kita pada peta, langkahnya adalah  :

          Lihat dan perhatikan tanda medan yang mudah dikenal di lapangan, seperti puncak bukit, pegunungan,

tikungan potong, sungai ataupun tebing.          Lakukan orientasi (sesuai dengan bentang alam), kemudian cocokkan dengan peta. Bidikkan kompas

dari posisi anda berdin ke salah satu tanda medan yang terlihat dan dikenal, baik di peta maupun di medan. Misalkan tanda medan adalah puncak bukit X, dengan sudut kompas sebesar 130°, maka sudut peta adalah 130° + 180° = 310° (Back A.: imuth)

         Dengan menggunakan busur derajat dan penggaris, polakanibuatlah garis dari titik sasaran dengan acuan besar sudut peta.

         Lakukan hal yang sama dengan titik kedua, misal Y. Bila kita melakukannya benar maka akan didapalkan tititk perpotongan antara kedua garis tersebut.

         Titik perpolongan itulah posisi kita di peta.  

Resection dapat pula dilakukan hanya dengan satu tanda medan atau titik ketinggian, bilamana kita berada pada tepi jurang, tepi sungai, jalan setapak yang ada di peta atau di garis pantai, dan sebagainya.

 

b.      Intersection

Adalah menetukan posisi orang lain/tempat lain, langkahnya adalah: Lihat dan perhatikan tanda medan yang mudah dikenal di lapangan, seperti puncak bukit, pegunungan, tikungan potong, sungai ataupun tebing.

 

Lakukan orientasi (sesuai dengan bentang alarn), kemudian cocokkan dengan peta. Bidikkan kompas dari posisi anda berdin(letaknya sudah pasti diketahui di medan dan di peta) ke saran bidik. Misal tempat anda berdiri adalah X, dengan hasil bidikan sebesar 130′ terhadap sasaran. Maka sudut peta adalah 130° (Azimuth).

Dengan menggunakan busur derajat dan penggaris, polakan/buatlah garis dari titik sasaran dengan acuan besar sudut peta.

Lakukan hal yang sama dengan tempat yang kedua, misal Y. Bila kita melakukannya benar maka akan didapatkan tititk perpotongan antara kedua garis tersebut (Usahakan selisih sudut antara X dan Y antara 30° – 150°).

Titik perpotongan itulah posisi kita di peta.

Intersection bisa dilakukan bila sasaran bidik dapat kita melihat dari dua tempat yang berbeda, dengan jelas. Intersection dapat pula dilakukan hanya dengan satu tanda medan atau ttitik ketinggian, bilamana orang yang kita bidik berada pada tepi Jurang, tepi sungai, Jalan setapak yang ada di peta atau di garis pantai, dan sebagainya.

2. Orientasi medan tanpa peta dan kompas

Page 8: PRAMUKA 2

Bila kita berada di alam bebas tanpa membawa peta dan kompas, kita dapat menggunakan tanda-tanda alam untuk menunjukkan arah perjalanan kita, diantaranya adalah a. Matahari Hanya dapat digunakan pada slang hari, yaitu mengetahui arah barat dan timur, b. Bintang

Pada malam hari dapat menggunakan bintang untuk mengetahui arah perjalanan kita, antara lain

Bintang Pari menunjukkan arah selatan Bintang Orion menunjukkan arah timur dan barat c. Tanda-tanda lain Tanda-tanda lain yang dapat digunakan antara lain Kuburan orang Islam membujur kearah utara – selatan Masjid menghadap kearah barat – timur 

TEKNIK CONTOURING

Contouring dapat diartikan dengan salah satu penerapan ilmu medan peta yaitu menempuh perjalanan tanpa menggunakan kompas. Dalam melakukan teknik contouring dituntut untuk lebih teliti dalam pengamatan medan. Karena jika kita sudah salah menentukan posisi dengan contouring maka akan mempersuli perjalanan kita dan mungkin akan tersesat.

 

Jika kita di lapangan dengan membawa peta maka teknik contouring dapat dilakukan, dengan mengamati bentukan dengan acuan arah KAKIBATAS (Kanan, Kiri, Bawah, Atas). Tanda-tanda medan yang dapat digunakan adalah

 

+ Puncak-puncak bukit

+ Bentukan sungai

+ Punggungan bukit dan terjal/landainya bukit

+ Percabangan sungai

+ Patahan tebing

+ Waterfall (air terjun)

 

Untuk selalu dapat berhasil melakukan teknik ini adalah dengan selalu berlatih di lapangan yang sebenarnya. Yang perlu dicamkan adalah :”Tentukan secara pasti titik awal keberangkatan, menghitung jarak tempuh dan selalu menghitung ,sudah berapa kali kita menyeberangi sungai atau lembah atau berpindah punggungan bukit”. 

TEKNIK PASSING KOMPAS

Teknik ini sering digunakan dalam rnelakukan sebuah operasi SAR. Teknik ini lebih mudah dilakukan pada medan yang landai dan luas, digunakan pula untuk mengatasi rintangan yang menghalangi perjalanan kita, misal sungai atau jurang.

 

Cara melakukan passing kompas adalah

 

+ Tentukan titik (lokasi) yang menjdi tujuan kita, pada peta.

+ Ilitung sudut peta dengan kompas dari titik awal kita menuju titik tujuan dan tentukan pula back azimuthnya.

+ Perintahkan satu atau dua orang rekan kita untuk menuju arah bidikan kompas sebatas pandangan mata.

+ Kemudian anda bergerak ke depan rekan anda dan melakukan hal yang sama dengan point ketiga.

Page 9: PRAMUKA 2

+ Postsi jarum kompas harus selalu berimpit dengan N dan S (Utara dan Selatan).

Teknik ini sering digunakan untuk mengatasi rintangan yang menghalangi perjalanan kita, misal jurang, sungai, dil. Yang utama adalah menentukan arah bidikan dan mengirimkan rekan sebagai pionir pencari jalan, dengan catatan tidak terlepas dari jangkauan rnata dan segera menempati arah bidikan kompas. 

 

KALIBRASI KOMPAS

Kahbrasi kompas merupakan standarisasi antara satu kompas dengan kompas lain yang sudah dikalibrasi atau lebih akurat. Contoh, kita akan mengkalibrasi dua buah kompas, yaitu A dan B, kemudian kita akan menggunakan kompas C sebagai kompas standar. Untuk sasaran bidikan kita gunakan Bukit X.

 

I angkah I : bidikkan kompas C ke arah Bukit X, dan catat sudut kompasnya (misal 45°)

I angkah ll : Bidikkan kompas A dan B ke arah Bukit X, dan catat sudut kompasnya, misal A = 47° dan B = 42°

 

Maka kalibrasi kompas A adalah : 47° – 45° = 20 (selisih), jadi untuk hash bidikan kompas A di medan harus dikurangi 2°, karena hasil bidikannya kelebihan 2° dari kompas standar (kompas C). Sedangkan kalibrasi kompas B adalah : 45° – 42° _ 30 (selisih), jadi untuk hasil bidikan kompas B di medan harus dikurangi 3°, karena hasil bidikannya kelebihan 3~’ dari kompas standar (kompas C).

Catatan

Untuk menghidari terjadinya penyimpangan sudut kompas pada ikhtilafnya maka harus dihindarkan dari

1. Senjata berat, sejauh 60 meter

2. Senjata ringan, sejauh 40 meter

3. Pagar kawat, sejauh 10 meter

4. Parang, pisau dan logam kecil lainya,

Macam-macam Bentuk Tenda   Bentuk Tenda,   Bentuk tenda   bermacam-macam

Macam-macam Bentuk Tenda

 

Bentuk Tenda, 

Bentuk tenda bermacam-macam dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk memudahkan mengenali perbedaan bentuk tenda, selain dari bentuk kainnya, dapat juga dibedakan dari jumlah tiangnya. Dari jumlah tiang bisa dibedakan antara tenda bertiang satu  dan tenda bertiang dua.

Tenda bertiang satu

bentuk runjung, bentuk huruf A,  bentuk huruf A bersegi lima.

 

 Bentuk Runjung. 

 Kurang bermanfaat untuk jika digunakan untuk beregu.

 Bentuk ini memerlukan banyak alat tenda namun malah

Page 10: PRAMUKA 2

 banyak pula tempat/ruang  yang terbuang.

Bentuk Huruf A Rendah, 

Biasanya digunakan sebagai tenda pelindung dan tenda untuk  satu orang. Tenda- satu orang dapat juga diberi beratap lapis dua, untuk menahan air hujan. Ukuran tenda satu orang: tinggi 1 m, lebar 1,10 m dan panjang 2,5 m. Ujung sebelah dalam dapat digunakan untuk menyimpan alat-alat makan, barang-barang pribadi, dan lain-lain. Bila akan digunakan 2 orang, sebelah ujung dapat dinaikkan sedikit dan dilebarkan sedikit, sehingga terasa lapang, lihat gambar di bawah ini :

 

 

Bentuk Huruf A Tinggi

Bentuk tenda ini baik untuk digunakan 2 orang dan memberi keleluasaaan untuk duduk di dalamnya. Bentuk ini juga mudah dipasang dan mudah pula dibuatnya, karena kain yang digunakan tidak perlu dipotong-potong dan dijahit kembali. (lihat gambar di samping kiri)

Kain yang digunakan berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran: lebar 1,9 m, panjang 3,2 rn. Untuk lipatan ke dalam masing-masing sisi ditambah 0,2 m. Kalau tenda ini didirikan akan memiliki ukuran:tinggi 1,6 m,lebar bawah 2 m,dan dalam 1 m. (lihat Gbr 1)

Pada dinding belakang dibuat jendela berkelambu yang memiliki penutup (dapat digulung). Untuk mengencangkan dinding tenda pada kedua sudut dinding bagian belakang sebaiknya diberi bertali yang direntang dari puncak tiang ke penjuru bawah belakang. Untuk memasang tali itu, di kedua penjuru bawah dibuat lubang yang letaknya di bawah gelang-gelang pemancang pasak. Banyaknya gelang-gelang untuk tenda bentuk ini 7 buah, yaitu: di keempat penjuru 4, di tengah-tengah sisi dinding berlubang angin 1, dan di kedua pintu 2. Bila tidak ada tiang tenda, puncak tenda dapat digantung dengan tali pada sebuah dahan kayu, Nampak seperti kelambu gantung (lihat gambar )

 

Tenda ini dapat juga digunakan untuk 4 orang dengan cara memasangnya seperti tenda dinding biasa, dengan ukuran tinggi 1,5 m, lebar 2 m, dan dalam 2,1 m (lebar kain). Untuk pintu terpaksa ditambah kain lain yang dipasang dengan peniti. (lihat gambar disamping kiri)

Bentuk Huruf A Bersegi Lima

Perbedaannya dengan bentuk huruf A Tinggi, sebelah belakang tenda ini dilebihkan sehingga bersegi lima. Pada bagian bawah tenda ini diberi tambahan dinding, supaya tenda memiliki ukuran tinggi 1,6 m. Sedangkan bila tidak diberi tambahan, tinggi tenda hanya 1,,2 m. Tambahan sudut merupakan tambahan ruang yang dapat digunakan untuk menyimpan barang-barang pribadi. Tenda bentuk ini dapat digunakan untuk 3 orang, seperti gambar di bawah ini.

 

Tenda bertiang dua buah

bentuk lancip, bentuk huruf A, bentuk pondok.

Bentuk LancipBentuk tenda yang beratap lancip ini kurang praktis digunakan (lihat gambar di bawah ini)

Bentuk Huruf ABentuk tenda ini biasa dipakaisebagaitenda pelindung (shelter) dan sebagai serambi dari tenda regu atau tenda pimpinan.

Bila tenda pelindung ini akan disempurnakan bentuknya dapat ditambah bagian belakangnya, tambahan ini dapat digunakan untuk menyimpan barang-barang pribadi pekemah. Untuk menjaga lubang angin pada pintu tenda dari sinar matahari langsung, atap bagian depin dapat diperpanjang. Lebih sempurna lagi bila ditambahkan atap kedua untuk menahan air hujan dan panas matahari 

Bentuk Pondok

Page 11: PRAMUKA 2

Bentuk pondok ini sangat digemari para pekemah dalam jumlah lebih dari 2 orang. perbedaan utama dari tenda bentuk huruf A, tenda pondok ini berdinding tegak lurus, selain dinding atapnya yang miring. Keuntungannya agak leluasa untuk dudut atau membungkuk didalamnya. Jika  lebih tinggi lagi dinding tegak lurusnya  akan menjadikan  atap tenda lebih naik lagi. Tenda untuk 2 orang berukuran: tinggi 1 m, lebar 1,3 m, panjang/dalam 2 m, dan tinggi dinding tegak 0,4m.

 

Tenda regu lazim  menggunakan bentuk pondok dengan ukuran yang lebih besar agar dapat menampung 8 orang anggota regu.  Tenda regu dapat berupa satu tenda bentuk pondok  yang masing-masing dihuni Sanggota regu atau terdiri dari dua tenda bentuk pondok yang masing-masing dihuni 4 anggota dan dipisahkan oleh serambi.

 

Bila satu tenda yang digunakan, atap kedua dapat diperluas sehingga membentuk serambi juga. Ukuran tenda regu (satu tenda)  adalah : tinggi 1,6 m, lebar 2,7 m, dan panjang/dalam 4 m. Atap kedua berukuran lebih lebar 0 ,2 m dari tenda regu  yang ditutupinya,  0,15 m lebih tinggi ketika dipasang dari tenda di bawahnya dan 1,5 m lebih luas ke depan untuk serambi.

 

Bila dua tenda ½ regu yang digunakan, masing-masing tenda berukuran: tinggi 1,6 m, lebar 2,1 m, dan panjangnya 2 m. Atap kedua dipakai 3 lembar, 2 lembar di atas 2 tenda dan 1 lembar sebagai serambi penghubung 2 tenda ½ regu tersebut.

Sumber :

Buku Petunjuk Praktis Berkemah, Idik Sulaeman, Penerbit Grameda Jakarta, 1983

Buku Pedoman Kepramukaan, Kwarnas Gerakan Pramuka, Penerbit Kedai Pramuka Kwarnas, 1980