Praktikum_4_VSWR

8
LAPORAN PRAKTIKUM 4 SISTEM TELEKOMUNIKASI PENGUKURAN SWR DAN DAYA PADA TRANSCEIVER VHF Disusun oleh: Muhammad Arief Bakhtiar Hidayat (13507134007) Fauzia Hulqiarin (13507134014) Ridho Dias Kusumo (13507134016) Dema Tantra Kusuma (13507134017) PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK

description

VSWR

Transcript of Praktikum_4_VSWR

Page 1: Praktikum_4_VSWR

LAPORAN PRAKTIKUM 4

SISTEM TELEKOMUNIKASI

PENGUKURAN SWR DAN DAYA PADA TRANSCEIVER

VHF

Disusun oleh:

Muhammad Arief Bakhtiar Hidayat (13507134007)

Fauzia Hulqiarin (13507134014)

Ridho Dias Kusumo (13507134016)

Dema Tantra Kusuma (13507134017)

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2015

Page 2: Praktikum_4_VSWR

1. Tujuan:

a. Mahasiswa mampu mengukur SWR antara antena VHF dan tranceiver VHF

b. Mahasiswa mampu mengukur forward dan reflected power pada transceiver

VHF

c. Mahasiswa mampu menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi nilai SWR.

2. Dasar Teori

Standing wave ratio (SWR) tau VSWR (Voltage Standing Wave Ratio).

Bila impedansi saluran transmisi tidak sesuai dengan transceiver maka akan timbul

daya refleksi (reflected power) pada saluran yang berinterferensi dengan daya maju

(forward power). Interferensi ini menghasilkan gelombang berdiri (standing wave)

yang besarnya tergantung pada besarnya daya refleksi.

VSWR didefinisikan sebagai perbandingan tegangan maksimum dan

tegangan minimum gelombang berdiri pada saluran transmisi.

3. Peralatan yang Digunakan

a. HT FM Transceiver VHF 1 buah

b. Kabel Coaxial RG8 2 set

c. SWR & Power Meter 1 buah

d. Dummy Load 50 Ω 1 buah

e. Antenna HT 1 buah

4. Rangkaian

5. Langkah Percobaan

A. Kegiatan 1 Dummy load

1. Hubungkan HT pada terminal TX pada SWR meter melalui kabel coaxial.

2. Hubungkan dummy load pada terminal ANT pada SWR meter melalui

kabel coaxial.

SWR Meter

Antena TX HT

Page 3: Praktikum_4_VSWR

3. Pastikan rangkaian sesuai dengan gambar di atas.

4. Nyalakan HT dan atur SWR meter pada daya 5 Watt.

5. Kalibrasi SWR meter untuk mengatur VSWR dengan mengatur saklar pada

kalibrasi/CAL dengan menekan tombol PTT di HT, kemudian mengatur

potensio di SWR meter sampai angka yang tepat.

6. Setelah kalibrasi, ubah saklar ke mode pengukuran VSWR.

7. Atur frekuensi kerja transceiver mulai dari 140 sampai dengan 160 MHz

dengan kelipatan 1 MHz.

8. Ukur nilai VSWR pada SWR meter.

9. Kalibrasi SWR meter untuk mengukur daya dengan mengatur saklar pada

kalibrasi/CAL dengan menekan tombol PTT di HT, kemudian mengatur

potensio di SWR meter sampai angka yang tepat. Setelah kalibrasi, ubah

saklar ke mode pengukuran daya.

10. Ukur forward dan reflected power yang ditunjukkan pada SWR meter.

11. Lengkapi tabel 1.

12. Bandingkan SWR hasil pengukuran dengan SWR hasil perhitungan.

13. Ulangi langkah sebelumnya dengan antena HT pada terminal ANT.

6. Hasil Pengamatan

Tabel 1. Tabel pengukuran SWR

Antena Frekuensi

(MHz)

Forward Power

(Watt)

Refl. Power

(Watt)

SWR

Ukur Hitung

Antena HT 140 0,7 0,01 1,05 1,02

143 0,7 0,01 1,05 1,02

146 0,7 0,01 1,05 1,02

148 0,6 0,01 1,1 1,03

150 0,6 0,01 1,1 1,03

Page 4: Praktikum_4_VSWR

7. Pertanyaan

1. Bagaimana nilai koefisien pantul dan return loss dari nilai hasil pengukuran?

2. Bagaimana nilai SWR pada range frekuensi kerja pada kedua percobaan di

atas? Bagaimana kaitannya dengan matching pada saluran transmisi?

3. Bandingkan nilai SWR pengukuran dengan perhitungan! Bagaimana

hubungan SWR atau VSWR dengan nilai return loss?

4. Analisis koefisien refleksi dari hasil pengamatan !

5. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai SWR!

8. JAWABAN

1. Koefisien pantulan adalah koefisien yang memiliki nilai kompleks, yang

merepresentasikan besarnya magnitude dan fasa dari refleksi. Untuk

beberapa kasus yang sederhana, ketika bagian imajiner dari Γ adalah nol,

maka :

- Γ = -1 : refleksi negative maskimum, ketika saluran terhubung singkat

- Γ = 0 : tidak ada refleksi, ketika saluran dalam keadaan matched

sempurna.

- Γ = +1 : refleksi positif maksimum, ketika saluran dalam rangkaian

tersebut

2. Kondisi yang paling baik adalah ketika VSWR bernialai 1 sehingga tidak

ada refleksi pada saat saluran dalam keadaan standart satching sempurna.

Namun untuk mendapatkan nilai VSWR yang bernilai 1 pada praktikum

sulit. Oleh karena itu nilai standar VSWR yang digunakan untuk kalibrasi

pada antenna adalah VSWR ≤ 2

3. Dari freqwensi 140 – 146 hasil perhitungannya adalah

SWR = (PF+PR)/(PF-PR)

= (0.7+0.01)/ (0.6-0.01)

= 0.71/0.69

= 1.02

Dari freqwensi 148 -150 hasil perhitungannya adalah

SWR = (PF+PR)/(PF-PR)

= (0.6+0.01)/ (0.6-0.01)

Page 5: Praktikum_4_VSWR

= 0.61/0.59

= 1.03

Dari hasil perhitungan dengan hasil praktek dapat di ketahui:

Kesalahan pada freqwensi 140 – 146 Hz adalah 1.02 – 1.05 = 0.03

Kesalahan pada freqwensi 140 – 146 Hz adalah 1.03 – 1.1 = 0.07

Sehingga perbedaan hasil praktek dengan hasil hitung adalah sebesar

2.3% - 6.4%

4. Analisis Koefisien Refleksi

Analisa pada percobaan frekuensi 140 Hz

Γ = Vref/ Vin

= 0.01/140

= 7,1 x 10-5

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai SWR adalah

a. Kondisi Propagasi

b. Posisi stasiun

9. Kesimpulan

a. Nilai SWR pada transceiver ini bergantung pada besarnya daya pancar

yang dipantulkan kembali (reflected wave) ke perangkat sehingga semakin

besar daya yang dipantulkan, maka semakin besar nilai SWR nya.

b. Dummy load pada percobaan ini digunakan sebagai pengganti antena yang

berfungsi menyerap RF yang masuk sehingga tidak terjadi RF balik dari

luar feeder line , dengan demikian SWR feeder line dapat diukur secara

murni.

c. Dari hasil praktek dan hasil perhitungan terdapat perbedaan namun tidak

terlalu besar hal ini dapat terjadi karena pengaruh saluran yang digunakan

pada percobaan yang menggunakan freqwensi 140-150 KHz. Semakin

kecil saluran yang digunakan maka kesalahan yang terjadi semakin kecil

sehingga pada percobaan hanya effektif pada saluran dibawah 147 KHz.