Praktikum VI & X.doc

31
TINJAUAN PUSTAKA A. Aksi Integrasi Saraf Sistem saraf adalah suatu infrakstruktur seluler yang sangat sempurna, hubungan bercabang yang mengahsilkan kerja dengan kecepatan tinggi dan sangat cepat dan di dalam sistem saraf ini terdapat sel saraf. Sel saraf ini biasa disebut dengan neuron yang merupakan unit fungsional dan struktural sistem saraf pada semua hewan multisel yang akan menerima berbagai informasi dari dalam dan dari luar tubuh dan mengkoordinasikan semua aktivitas organ di dalam tubuh sehingg a memegang peranan dalam tingkah laku subjektif suatu makhluk hidup. Neuron mempunyai struktur dan ukuran yang bervariasi, namun memiliki struktur umum yang sama yaitu (Rachman, 2007) : 1. Dendrit merupakan bagian dari neuron yang khusus menerima rangsangan baik rangsangan dari lingkungan maupun dari sel lain. Dendrit yang menjulur masuk ke badan sel berfungsi untuk menghantar impuls listrik ke badan sel. 2. Akson merupakan bagian yang menjulur keluar dari badan sel melalui akson hilock yang berfungsi untuk menghantarkan impuls yang berasal daribadan sel. Akson diselubungi oleh selubung myelin yang berfungsi untuk mempercepat penghataran impuls, oleh karena mempunyai resistensi yang tinggi, dimana hanya pada Nodus of Ranvier aktifitas listrik membran dapat terjadi mengakibatkan proses depolarisasi. 3. Badan sel merupakan bagian dari sel yang mempunyai nukleus berfungsi untuk pemeliharaan metabolis dan pertumbuhan sel saraf 4. Telodendrion merupakan alat distribusi. Gambar 29. Sel Saraf dan Bagian-bagiannya Mekanisme penghantar impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel saraf dan sinapsis. Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut (Suprayitno dan Rahmawati, 2009) : 1. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya 106

Transcript of Praktikum VI & X.doc

PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA

A. Aksi Integrasi Saraf

Sistem saraf adalah suatu infrakstruktur seluler yang sangat sempurna, hubungan bercabang yang mengahsilkan kerja dengan kecepatan tinggi dan sangat cepat dan di dalam sistem saraf ini terdapat sel saraf. Sel saraf ini biasa disebut dengan neuron yang merupakan unit fungsional dan struktural sistem saraf pada semua hewan multisel yang akan menerima berbagai informasi dari dalam dan dari luar tubuh dan mengkoordinasikan semua aktivitas organ di dalam tubuh sehingg a memegang peranan dalam tingkah laku subjektif suatu makhluk hidup. Neuron mempunyai struktur dan ukuran yang bervariasi, namun memiliki struktur umum yang sama yaitu (Rachman, 2007) :1. Dendrit merupakan bagian dari neuron yang khusus menerima rangsangan baik rangsangan dari lingkungan maupun dari sel lain. Dendrit yang menjulur masuk ke badan sel berfungsi untuk menghantar impuls listrik ke badan sel.

2. Akson merupakan bagian yang menjulur keluar dari badan sel melalui akson hilock yang berfungsi untuk menghantarkan impuls yang berasal daribadan sel. Akson diselubungi oleh selubung myelin yang berfungsi untuk mempercepat penghataran impuls, oleh karena mempunyai resistensi yang tinggi, dimana hanya pada Nodus of Ranvier aktifitas listrik membran dapat terjadi mengakibatkan proses depolarisasi.3. Badan sel merupakan bagian dari sel yang mempunyai nukleus berfungsi untuk pemeliharaan metabolis dan pertumbuhan sel saraf

4. Telodendrion merupakan alat distribusi.

Gambar 29. Sel Saraf dan Bagian-bagiannya

Mekanisme penghantar impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel saraf dan sinapsis. Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut (Suprayitno dan Rahmawati, 2009) :

1. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf

Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengart 120 m per detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin.

Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik. Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria dalam sel saraf.

Gambar 30. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf

2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis

Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis.

Gambar 31. Penghantaran Impuls Melalui SinapsisGerakan merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf. Gerakan pada umumnya terjadi secara sadar, namun ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerakan refleks. Impuls adalah gerakan sadar melalui jalan panjang yaitu dari reseptor ke saraf sensori dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil dari olahan oleh otak berupa tanggapan dibawa oleh saraf motorik sebagai perintah harus dilaksanakan oleh reseptor (Ganong, 2003).

Gambar 32. Jalannya Rangsangan pada Gerak

Pada pergerakan refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan tanpa memerlukan kontrol otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerakan refleks misalnya berkedip, bersin atau batuk. Sedangkan gerakan refleks dengan impuls melalui jualan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsangan kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh sel saraf penghubung tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motorik untuk disampaikan ke efektor yaitu otot atau kelenjar jalan pintas ini disebut lengkung refleks (Tambayong, 2001).

Gambar 33. Alur Kerja dari Gerak Refleks

Berdasarkan fungsinya neuron terbagi menjadi tiga golongan yaitu neuron deria yang berfungsi untuk menerima rangsangan dari reseptor-reseptor pada kulit, alat-alat indera dan reseptor lain serta menyalurkan impuls dari ujung reseptor menuju badan sel. Badan sel terdapat pada ganglion di bagian dorsal sumsum tulang belakang, dari badan sel saraf ini impuls menjalar melalui akson ke sel saraf lain yaitu sel saraf motorik. Neuron motorik yang akan menerima impuls dari saraf sensorik secara langsung atau melalui interneuron atau menerima impuls dari otak kemudian impuls diteruskan melalui akson ke efektor badan sel saraf terdapat pada pusat saraf. Neuron konektor/perantaraan merupakan sel saraf berkutup banyak yang mempunyai banyak dendrit dan akson (Yawah, 2007).

Gambar 34. Jenis-jenis NeuronSistem saraf terdiri dari beberapa yaitu sistem saraf pusat mencakup otak dan korda spinalis, dimana otak terletak di dalam bagian kranial tengkorak sedangkan korda spinalis terletak di dalam kolom vertebral. Sistem saraf perifer yang terdiri dari saraf kranial yang keluar melalui foramen kranial tengkorak dan saraf spinal yang keluar melalui foramen inverterbral. Sistem saraf otonom akan memelihara kestabilan lingkungan bagian dalam tubuh terhadap perubahan-perubahan eksternal, dan sistem saraf ini dibedakan menjadi dua yaitu sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan saraf parasimpatik yaitu terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak sepanjang tulang belakang menempel sehingga mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu (Watson, 2002).

Gambar 35. Skema Sistem Saraf Pusat dan TepiSistem saraf pusat merupakan pusat pengaturan atau koordinasi yang mengolah dan menterjemahkan semua impuls saraf yang diterima. Sistem saraf pusat terdiri dari otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (medulla spinalis), otak dibagi menjadi tiga bagian yaitu otak depan (proensefalon), otak tengah (mesensefalon) dan otak belakang (rombensefalon). Otak belakang menjadi otak kecil serebelum dan sumsum tulang lanjutan (medulla oblongata) (Guyton, 1995).

Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, yang disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang. Sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat. Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan, dimana sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion (Suprayitno dan Rahmawati, 2006).

Gambar 36. Saraf Tepi dan Aktivitas yang dikendalikan

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat perbedaan antara saraf simpatik dengan saraf parasimpatik pada gambar sebagai berikut :

Gambar 37. Saraf Simpatik dan Saraf ParasimpatikSistem saraf manusia meliputi seluruh badan kita, yang berfungsi mengkoordinasi dan menyelaraskan gerak badan terhadap suatu rangsangan, penyelarasan & kawalan sistem-sistem lain, dan pusat kawalan aktiviti badan meliputi intelek, ingatan, kuasa kemahuan, kuasa deria : dengar, lihat, bau, rasa, sentuh (Yawah, 2007). Pada Ampibi, sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang. Pada amphibi saraf cranial berjumlah 10 pasang yaitu (Iqbal, 2007) :

1. Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8

2. Lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12

3. Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan 10.B. System Sirkulasi DarahSistem peredaran darah yang terdapat di dalam tubuh manusia merupakan sebuah perangkat transportasi yang paling sempurna dan menakjubkan di dunia. Sistem ini memiliki panjang pembuluh melebihi panjang seluruh rel kereta api di dunia yang cakupan jaraknya mampu mencapai hitungan antara 100 ribu hingga 150 ribu kilometer (Frandson, 1992).Sistem peredaran darah ini bekerja secara otomatik tanpa henti sepanjang siang malam. Dia bertugas menyiapkan darah lalu mengedarkannya ke seluruh jaringan badan yang membutuhkannya sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan oleh masing-masing sel badan tersebut yang jumlahnya bisa melebihi ratusan milyar sel. Dalam aktivitasnya, sistem ini akan membuang sel-sel yang rusak lalu menggantikannya dengan membentuk sel-sel baru berupa sel-sel darah merah, pada setiap detiknya dia mampu menyiapkan satu juta sel darah merah untuk menggantikan sel-sel yang rusak tadi (Adyan, 2009).

Sistem peredaran darah melakukan dua aktivitas, pertama: darah yang memasuki pembuluh-pembuluh untuk mengirimkan nutrisi ke sel-sel tubuh akan membawa bahan-bahan seperti asid-asid amino yang berguna untuk mereparasi jaringan-jaringan badan, juga akan membawa gula yang merupakan sumber energi, serta bahan-bahan mineral lain seperti vitamin-vitamin, hormon-hormon dan oksigen (Ganong, 2003).

Menurut Anonimd (2009), sistem peredaran darah manusia terbagi menjadi dua yaitu :1. Sistem peredaran darah tertutup

Yaitu sistem peredaran darah yang selalu berada/melalui pembuluh darah, tidak pernah langsung masuk ke dalam jaringan tubuh. Contohnya : semua golongan vertebrata, termasuk manusia. Adapun macam-macam dari peredaran tertutup yaitu

Sistem peredaran darah rangkap/ganda pada manusia, yaitu sistem peredaran darah yang 2 kali masuk menuju ke cor/jantung, dalama sekali peredaran darah.

Terdiri dari 2 macam :

Sistem peredaran darah kecil/pendek, skemanya :

Ventrikel dexter arteri pulmonalis pulmo vena pulmonalis atrium sinister.

Sistem peredaran darah besar/panjang, skemanya :

Ventrikel sinister aorta arteri pembuluh kapiler yang meliputi arteriole dan venula vena cava superior dan vena cava inferior sistema porta hepatica atrium dexter.

2. Sistem peredaran darah terbuka

Yaitu system peredaran darah yang dapat langsung masuk ke dalam jaringan tubuh dan masuk kedalam pembuluh getah bening dengan ujung yang terbuka. Macamnya adalah sistem peredaran getah bening, yang mempunyai sifat :

Cairan yang dialirkan/diedarkan merupakan cairana getah bening/cairan limfe yang berwarna bening kekuningan.

Kandungan zat/partikel yang ada di dalamnya yaiitu leukosit, fibrinogen dan trombosit.

Pembuluh yang berperanan yaitu pembuluh getah bening atau pembuluh kil.

Alat untuk memompa cairan berupa otot yang berada di sekitar pembuluh kil.

Terdapat banyak katup disepanjang pembuluh kil.

Macam pembuluh kil/pembuluh getah bening

Pembuluh kil dexter yaitu pembuluh yang menampung cairan getah bening yang berasal dari kepala, leher bagian kanan, dada dan lengan kanan.

Pembuluh kil sinister yaitu pembuluh yang menampung cairan getah bening yang berasal dari kepala, leher bagian kiri, dada, lengan kiri dan tubuh bagian bawah.

Sirkulasi limfe dapat berfungsi :

Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah.

Mengangkut leukosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah.

Membawa emulsi lemak dari usus ke sirkulasi darah.

Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme dari tempat masuknya ke dalam jaringan ke bagain lain dalam tubuh.

Arteri adalah pembuluh yang keluar dari jantung menuju kapiler atau ruang homocoel. Biasanya cairan yang ada di dalamnya kaya akan oksigen dan miskon karbondioksida, tetapi kadar gas-gas pembuluh tergantung pada tempat pertukaran gas. Arteri pulmonar mamalia dewasa mengandung sedikit oksigen karena darah berada dalam perjalanan menuju membran pernapasan. Dinding arteri yang besar akan keluar dari jantung vetebrata mengandung banyak sekali jaringan ikat. Kekuatan setiap sistol ventrikel mendorong darah ke dalam arteri dan melebarkannya agar dapat menampung darah tersebut. Pada waktu diastol, kelenturan dinding bagian pertama arteri tersebut membantu mendorong darah ke bagian berikut dari arteri kemudian menjadi lebar. Elastisitas arteri yang besar itu mengubah arus darah menjadi mantap dan tenang. Jika tidak demikian akan merupakan aliran darah terputus-putus (Sonjaya, 2008).Sistem vena dapat mengembalikan darah menuju jantung dan memperlihatkan tekanan darah yang rendah, dari 1,2 kPa untuk venul sampai 0,2 atau 0,3 kPa pada vena manusia. Pembuluh vena berpartisipasi secara tidak langsung kembalinya darah berkat adanya tekanan yang dilakukan oleh gerakan prototan tertentu, selanjutnya darah diarahkan menuju jantung dengan katup-katup. Vena mempunyai sistem simpatik yang banyak, dapat menyebabkan vasokontraksi masif dan kembalinya venul normal (Guyton, 1995).

Menurut Anonima (2006), pembuluh darah terdiri dari 3 bagian yaitu :

1. Pembuluh darah arteri atau nadiPembuluh darah arteri adalah pembuluh darah yang berasal dari bilik jantung yang berdinding tebal dan kaku. Pembuluh arteri yang datang dari bilik sebelah kiri dinamakan aorta yang tugasnya mengangkut oksigen untuk disebar ke seluruh tubuh. Pembuluh arteri yang asalnya dari bilik kanan disebut sebagai pembuluh pulmonalis yang betugas membawa darah yang terkontaminasi karbon dioksida dari setiap bagian tubuh menuju ke paru-paru.

2. Pembuluh darah vena atau balikPembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang datang menuju serambi jantung yang bersifat tipis dan elastis. Pembuluh vena kava anterior adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian atas tubuh. Pembuluh vena kava pulmonalis adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian bawah tubuh.

3. Pembuluh darah kapilerPembuluh darah kapiler adalah ujung yang berada di paling akhir dari pembuluh arteri. Jaringan pembuluh darah kapiler membentuk suatu anyaman rumit di mana setiap mili meter dari suatu jaringan memiliki kurang lebih sekitar 2000 kapiler darah. Setiap kali kontraksi jantung mengakibatkan darah akan mengisi sistem arteri. Kalau bukan karena sifat distensibilitas sistem arteri maka tentunya darah hanya akan mengalir pada saat sistol jantung, dan pada saat diastole tidak ada darah yang mengalir. Tetapi karena adanya sifat distensibilitas maka darah terus mengalir baik saat sistol maupun diastole. Dengan adanya distensibilits dan resistensi pada sistem arteri mengakibtakan tekanan nadi makin perifer makinh berkurang dan akan menghilang ketika darah mencapai kapiler, sehingga pada tempat ini aliran darah tidak lagi berpulsasi tetapi kontinus (Siregar, 2000).

Sistem vena bukan hanya sebagai tempat lewatnya darah tetapi juga memiliki kemampuan konstriksi dan dilatasi sehingga mampu menyimpan darah serta aktifitas pompa vena yang nantinya ikut mengatur curah jantung semenit. Katup vena yang setiap kali seseorang menggerakkan kakinya, maka otot yang mengeras dan berkontraksi itu akan memeras vena-vena disekitarnya sehingga darah akan mengalir menuju jantung. Sistem pompa ini yang bekerja setiap kali kaki/bagian tubuh digerakkan disebut pompa vena.l Selain itu di vena terdapat katup yang strukturnya sedemikian rupa sehingga katup ini akan melewatkan darah ke arah jantung tetapi menghalangi darah untuk kembali ke arah perifer. Katup ini memungkinkan darah vena hanya bisa mengalir ke jantung untuk bermuara ke atrium kanan. Dan pengaruh tekanan vena sentral yang tinggi pada perifer maka darah akan mulai mendapatkan hambatan mengalir ke atrium kanan, tekanan vena perifer lambat laun akan meningkat sehingga tekanannya lebih kanan (Siregar, 2000). Ukuran arteri bervariasi dari 25 mm (aorta) sampai 0,5 mm. Secara mikroskopis, dinding arteri terdiri atas tiga lapisan dan ketiga lapisan ini dipisahkan oleh membran elastika interna dan eksterna. Arteri tersebut yakni arteri besar, arteri sedang , dan arteri kecil. Arteri besar terdiri dari aorta, arteri pulmoner, arteri innominata, arteri karotis kommunis dan arteri subklavia yang memiliki tunika intima tebal, membrana elastika interna, tunika media tebal, dengan otot polos dan banyak serat/lembar elastis. Arteri sedang yang terdiri dari semua arteri bernama pada tubuh yang biasa disebut juga arteri tipe muskular karena tunika medianya sangat tebal, tanpa lembar-lembar elastisnya. Arteri kecil merupakan arteri yang tidak memiliki membrana elastika eksterna (Tambayong, 2001).Pada dinding vena lebih tipis dari dinding arteri. Lumennya tidak bulat seperti pada arteri, tetapi berdiameter lebih besar. Pada daerah tertentu, yaitu tungkai bawah, vena memiliki katup. Dimana katup ini berupa lipatan tunika intima yang berfungsi mencegah darah mengalir balik dan tetap mengalir ke jantung. Dan setiap katup terdiri dari suatu lapisan ganda endotel yang diperkuat oleh jaringan penyambung dan serabut elastin. Daun katup ini berbentuk seminular dan melekat melalui pinggir cembungnya ke dinding vena (Watson, 2002).Sistem peredaran darah pada katak terdiri dari, jantung beruang tiga, arteri, vena, sinus, venosus, kelenjar limfa, dan cairan limfa.darah katak tersusun dari plasma darah yang terang (cerah) dan berisi sel sel darah (korpuskula), yakni sel -sel darah merah , sel darah putih dan keeping sel darah (Ayon, 2008). Untuk mencegah berbaliknya, aliran darah, di antara serambi dan bilik terdapat katup (valve), sedangkan antara serambi kanan dan kiri terdapat sekat (septum). Di dalam trunkus arteriosus terdapat katup spiralis. Darah yang mengandung CO2, dari seluruh tubuh masuk ke jantung melalui vena kava (pembuluh balik tubuh). Darah ini mula mula berkumpul di sinus venosus, dan kemudian karena adanya kontraksi maka darah akan masuk serambi kanan. pada saat itu, darah yang mengandung O2, yang berasal dari paru-paru masuk ke serambi kiri. Bila kedua serambi berkontraksi maka darah akan terdorong ke dalam bilik. Dalam bilik terjadi sedikit percampuran darah yang kaya O2 dan miskin O2 (Ayon, 2008).

Untuk selanjutnya, darah yang kaya O2 dalam bilik dipompa melalui trunkus arteriosus menuju arteri hingga akhirnya sampai di arteri yang sangat kecil (kapiler) diseluruh jaringan tubuh. Dari seluruh jaringan tubuh, darah akan kembali ke jantung melewati pembuluh balik yang kecil (venula) dan kemudian ke vena dan akhirnya ke jantung, sementara itu, darah yang miskin dipompa keluar melewati arteri konus tubular. Pada katak dikenal adanya sistem porta , yaitu suatu sistem yang dibentuk oleh pembuluh balik (vena ) saja (Ayon, 2008).C. Fungsi Otak

Otak adalah pusat pengendali tubuh. Kemampuan massa jaringan mirip spons seberat satu setengah kilo untuk menerima, menyimpan, dan meneruskan informasi sangat menaljubkan. Otak dan medula spinalis terdiri atas banyak bagian, masing-masing dengan perannya sendiri. Karena otak dan medula spinalis sangat vital, maka organ ini memiliki beberapa pembungkus pelindung. Pelindung paling luar adalah tulang, tengkorak mengelilingi dan melindungi otak, vertebrae melindungi medula spinalis. Dibawah tengkorak dan vertebrae terdapat tiga membran pembungkus (meninges), berturut-turut dari luar dura mater, araknoid, dan pia mater (Tambayong, 2001).

Otak terbentuk dari dua jenis sel: glia dan neuron. Glia berfungsi untuk menunjang dan melindungi neuron, sedangkan neuron membawa informasi dalam bentuk pulsa listrik yang di kenal sebagai potensial aksi. Mereka berkomunikasi dengan neuron yang lain dan keseluruh tubuh dengan mengirimkan berbagai macam bahan kimia yang disebut neurotransmitter . Neurotransmitter ini dikirimkan pada celah yang di kenal sebagi sinapsis. Avertebrata seperti serangga mungkin mempunyai jutaan neuron pada otaknya, vetebrata besar bisa mempunyai hingga seratus milliar neuron (Anonimb, 2007).

Otak manusia adalah satu organ yang sangat kompleks dan dapat disamakan dengan jaringan elektronik semacam komputer yang mengatur seluruh tubuh baik gerak, pancaindra, watak dan inteligensia manusia. Otak dapat dibagi menjadi tiga bagian besar yang fungsinya masing masing berbeda yaitu (Anonimb, 2007) :

1. Otak besar atau Cerebrum

Terdiri dari dua belahan, kiri dan kanan. Pada manusia normal umumnya sebelah dari otak besar ini yang berkembang lebih pesat dibandingkan belahan yang satunya (mungkin sebagai cadangan). Pada orang yang kidal (trampil tangan kirinya) belahan kanan otak besar yang lebih berkembang dibandingkan belahan kiri, sebaliknya pada orang normal belahan kiri otak besar yang dominan. Bila ada kerusakan pada salah satu belahan otak maka padanannya di belahan yang lain dari otak besar dapat menggantikan fungsi melalui latihan.

2. Otak Besar

Fungsi otak besar bagian depan adalah mengatur gerak mata dan pupil mata (anak mata), mengatur gerak otot untuk bicara, kemampuan untuk mengasosiasi. Bagian samping mengatur kemampuan mendengar, bagian atas dan tengah untuk gerakan otot, tubuh, kaki dan tangan, serta rasa. Bagian belakang untuk penglihatan dan kemampuan untuk mengasosiasi penglihatan. Tergantung pada letak kerusakan di otak besar terjadi kelumpuhan atau gangguan pada bagian tubuh yang diatur. Bila kerusakan terjadi di bagian otak yang mengatur otot kali, terjadi kelumpuhan kaki.3. Otak kecil atau Cerebellum

Otak kecil adalah bagian otak yang bertanggung jawab untuk koordinasi gerak otot, kerusakan pada otak kecil mengakibatkan gangguan koordinasi gerak.

Gambar 38. Otak dan BagiannyaOtak diselimuti oleh selaput yang disebut selaput meninges. Selaput meninges terdiri dari 3 lapisan : Lapisan durameter yaitu lapisan yang terdapat di paling luar dari otak dan bersifat tidak kenyal. Lapisan ini melekat langsung dengan tulang tengkorak. Berfungsi untuk melindungi jaringan-jaringan yang halus dari otak dan medula spinalis. Lapisan araknoid yaitu lapisan yang berada dibagian tengah dan terdiri dari lapisan yang berbentuk jaring laba-laba. Ruangan dalam lapisan ini disebut dengan ruang subaraknoid dan memiliki cairan yang disebut cairan serebrospinal. Lapisan ini berfungsi untuk melindungi otak dan medulla spinalis dari guncangan. Lapisan piameter yaitu lapisan yang terdapat paling dalam dari otak dan melekat langsung pada otak. Lapisan ini banyak memiliki pembuluh darah. Berfungsi untuk melindungi otak secara langsung (Anonimc, 2008).

Gambar 39. Anatomi JantungSetiap belahan otak (kiri atau kanan) mempunyai fungsi yang berbeda. Belahan otak kiri berhubungan dengan logika, analisa, bahasa, rangkaian (sequence) dan matematika. Jadi belahan otak kiri berespons terhadap masukan-masukan di mana dibutuhkan kemampuan mengupas/meninjau (critiquing), menyatakan (declaring), menganalisa, menjelaskan, berdiskusi dan memutuskan (judging). Belahan otak kanan berkaitan dengan ritme, kreativitas, warna, imajinasi dan dimensi. Jadi belahan otak kanan berfungsi kalau manusia menggambar, menunjuk, memeragakan, bermain, berolahraga, bernyanyi, dan aktivitas motorik lainnya. Sebenarnya kedua belahan otak kiri dan kanan sama penting dan sama kuatnya. Mereka saling melengkapi satu dengan yang lain (Budhisetiawan, 2009).

Menurut Anonime (2009), Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan jembatan varol.a. Otak besar (serebrum)

Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.

Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang. b. Otak tengah (mesensefalon)Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.

c. Otak kecil (serebelum)Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.d. Jembatan varol (pons varoli)Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsumtulang belakang.e. Sumsum sambung (medulla oblongata)Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.f. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu, dan ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor.

Otak dan medulla spinalis pada amphibi (katak), selain dilindungi oleh tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, juga dilindungi oleh 2 lapisan selaput meninges. Dua lapisan meninges pada amphibi dari luar ke dalam adalah duramatar (yang berupa jaringan ikat) dan pia-arakniod yang vascular. Di antara dua lapisan tersebut terdapat spatium subdurale. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis (Iqbal, 2007).

Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu (Iqbal, 2007) :

1. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)

2. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)

3. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat

Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih. Pada otak amphibi (katak) terdapat bagian-bagian (Iqbal, 2007) :

a. Lobus olfaktorius

Lobus olfaktorius pada amphibi memiliki trunckus bulbus olfaktorius. Lobus ini tidak terlalu berkembang. Oleh karenanya berbentuk relative kecil dan merupakan penonjolan dari bagian yang disebut hemisperium serebri. Kurang berkembangnya lobus olfaktorius yang berperan sebagai pusat pembau pada amphibi, berhubungan dengan cara hidupnya yang tidak terlalu banyak membutuhkan peran dari lobus olfaktorius sebagai pusat pembau.

b. Otak besar (serebrum)

Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan atau gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Serebrum pada amphibi terdiri atas sepasang hemispermiun serebri. Pada serebrum memungkinkan terjadinya aktivitas-aktivitas yang kompleks, misalnya pembiakan dan macam-macam gerak.c. Otak tengah (mesensefalon)

Otak tengah terletak di depan otak kecil. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis. Thalamus amphibi terletak di bagian dorsal otak dan merupakan jembatan antara serebrum dan mesenshefalon. Sedangkan kelenjar hipofisis terletak pada bagian ventral otak yang berfungsi mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Oleh karenanya dikatakan sebagi Master of Glands.d. Otak kecil (serebelum)

Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan. Serebelum pada amphibi mereduksi, karena aktifitas otot relative berkurang.e. Sumsum lanjutan (medulla oblongata)

Sumsum lanjutan berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum lanjutan juga mempengaruhi refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum lanjutan juga mengatur gerak refleks yang lain

f. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)

Medulla spinalis merupakan lanjutan dari medulla oblongata yang masuk ke dalam kanalis vertebralis. Pada amphibi, medulla spinalis mengalami pembesaran di bagian servikalis. Medulla spinalis berfungsi menghantarkan impuls sensori dari saraf perifer ke otak dan menyampaikan impuls motoris dari otak ke saraf perifer. Selain itu juga merupakan pusat dari refleksD. Rangsangan dan Kontraksi Otot Jantung

Jantung merupakan ruangan yang terpisah dan berfungsi sebagai suatu pompa ganda. Setiap harinya jantung berkontraksi 100.000 kali dan memompakan darah lebih dari 7200 liter. Annulus fibrosa atau jaringan penyambung padat yang membentuk suatu cincin fibrosa mengelilingi muara dari aorta dan arteri pulmonalis serta katup atrioventrikularis. Cincin-cincin ini merupakan perlekatan yang kuat dari katup-katup dan otot-otot jantung (Siregar, 2000).Jantung adalah sebuah organ dengan 4 ruangan yang terdiri dari 2 atrium dan 2 ventrikel. Kedua atrium dipisahkan oleh septum tipis dan dengan ventrikel oleh fibrous atrio-ventricular ring. Atrium berdinding tipis dengan struktur kuat. Ventrikel berdinding lebih tebal dan saling dipisahkan oleh septum inter-ventricular. Otot ventricular terdiri dari 3 lapisan, yaitu endocardium, myocardium dan epicardium. Jantung dilapisi dengan oleh perikardium inelastik yang melindungi dari overdistension (Rachman, 2007).Jantung merupakan organ berongga, berotot dan berbentuk kerucut, terletak diantara paru-paru kiri dan kanan didaerah yang disebut mediastinum, dibelakang badan sternu, dan dua pertigaannya terletak di sisi kiri. Basis yang berbentuk sirkular pada kerucut ini menghadap ke atas dan ke kanan, sedangkan puncaknya mengarah ke bawah, ke depan, dan ke kiri. Puncak jantung biasanya ter;etak setinggi ruang interkostal kelima, sekitar 9 cm dari garis tengah. Ukuran jantung sekitar 12 cm dari basis ke puncak, dengan lebar sekitar 9 cm dan tebal sekitar 6 cm (Frandson, 1992). ]Gambar 40. Jantung dan bagian-bagiannya

Fungsi dasar jantung adalah memompa darah merah yang kaya akan oksigen dan nutrisi melalui pembuluh besar ke seluruh tubuh. Ketika oksigen telah diserap oleh jaringan, pembuluh vena membawa balik darah yang berwarna biru dan mengandung sedikit sekali oksigen ke jantung. Jantung mempunyai dua sisi, dimana setiap sisi bekerja sebagai pompa terpisah. Setiap sisi dibagi lagi menjadi 2 ruangan, jadi keseluruhannya ada 4 ruangan. Dua diatas, atria, berfungsi sebagai tempat menampung, dua dibawah, ventrical, berkontraksi memompa darah. Sisi kanan jantung menerima darah dari seluruh tubuh melalui pembuluh vena dan memompa ke paru untuk mengambil oksigen. Sisi kiri jantung menampung darah yang balik dari paru-paru dan memompa keseluruh jaringan tubuh yang memerlukan oksigen (Anonimf, 2009). Menurut Rachman (2007), struktur struktur pada jantung yaitu :

a. Valvula trikuspidalis yaitu antara atrium kanan dan ventrikel kanan, melindungi dari aliran refluks darah kembali ke atrium kanan.b. Valvula bikuspidalis/mitral yaitu antara atrium kiri dengan ventrikel kiri, mellindungi dari refluks darah ke atrium kiri.

c. Chordae tendineae yaitu menghubungkan valvula dengan otot papilary, ruptur pada struktur ini menyebabkan prolaps katup.

d. Otot papilary yaitu kontraksinya menyebabkan tekanan katup, menghindari prolaps.

e. Septum yaitu preventif terhadap pencampuran darah antar ruangan.

f. Vlvula semilunalis aorta dan semilunalis pulmonar yaitu preventif terhadap reflus darah dari arteri ke dalam ventrikel.

Beberapa sifat-sifat jantung yaitu eksitabilitas adalah kemampuan jantung untuk berkontraksi bila mendapat rangsangan dengan intensitas yang cukup besar, daya hantar merupakan kemampuan jantung untuk menghantarkan impuls, daya kontraksi merupakan kemampuan jantung untuk berdenyut/berkontraksi. Keotomatisan merupakan kemampuan jantung untuk berdenyut dengan sendirinya tanpa ada impulas yang datang dari luar jantung, hokum starling pada jantung yaitu otot tidak berkontraksi bila kekuatan rangsangan tidak cukup kuat, tetapi akan berkontraksi secara maksimum jika kekuatan rangsangan cukup kuat, aksi vagus jantung yaitu saraf vagus jantung akan menghambat gerakan jantung akan diimbangi dengan saraf simpatetik yang mempercepat denyut jantung, jantung mempunyai periode refrakter yang lama, periode refrakter adalah saat yang menunjukkan bahwa jaringan hidup kehilangan sifat eksitabilitas untuk sementara, jadi pada saat itu jaringan tersebut tidak memberikan respon bila dirangsang. Selain itu, jantung berfungsi untuk memompakan darah keseluruh jaringan tubuh (Ganong, 1995).

Aktivitas Listrik di Jantung dimana impuls jantung berasal dari nodus SA, pemacu jantung, yang memiliki kecepatan depolarisasi spontan ke ambang yang tertinggi. Setelah dicetuskan, potensial aksi menyebar ke seluruh atrium kanan dan kiri, sebagian dipermudah oleh jalur penghantar khusus, tetapi sebagian besar melalui penyebaran impuls dari sel ke sel melalui gap junction. Impuls berjalan dari atrium ke dalam ventrikel melalui nodus AV, satu-satunya titik kontak listrik antara kedua bilik tersebut. Potensial aksi berhenti sebentar di nodus AV, untuk memastikan bahwa kontraksi atrium mendahului kontraksi ventrikel agar pengisian ventrikel berlangsung sempurna. Impuls kemudian dengan cepat berjalan ke septum antarventrikel melalui berkas His dan secara cepat disebarkan ke seluruh miokardium melalui serat-serat Purkinje. Sel-sel ventrikel lainnya diaktifkan melalui penyebaran impuls dari sel ke sel melalui gap junction (Irawan, 2009).

Dengan demikian, atrium berkontraksi sebagai satu kesatuan, diikuti oleh kontraksi sinkron ventrikel setelah suatu jeda singkat. Potensial aksi serat-serat jantung kontraktil memperlihatkan fase positif yang berkepanjangan, atau fase datar, yang disertai oleh periode kontraksi yang lama, untuk memastikan agar waktu ejeksi adekuat. Fase datar ini terutama disebabkan oleh pengaktifan saluran Ca++ lambat. Karena terdapat periode refrakter yang lama dan fase datar yang berkepanjangan, penjumlahan dan tetanus otot jantung tidak mungkin terjadi. Hal ini memastikan bahwa terdapat periode kontraksi dan relaksasi yang berganti-ganti sehingga dapat terjadi pemompaan darah. Penyebaran aktivitas listrik ke seluruh jantung dapat direkam dari permukaan tubuh. Rekaman ini, EKG, dapat memberi informasi penting mengenai status jantung (Irawan, 2009).

Gambar 41. Sketsa Jantung

Jantung katak mempunyai sistem peredaran darah ganda, dimana jantung katak terdiri atas tiga ruang yaitu serambi kiri, serambi kanan dan bilik. Karena jantung katak hanya mempunyai satu bilik,darah yang banyak mengandung oksigen dan karbon dioksida masih bercampur dalam bilik jantung. Darah katak tersusun dari plasma darah yang terang (cerah) dan berisi sel sel darah (korpuskula), yakni sel sel darah merah , sel darah putih dan keeping sel darah. Jantung katak terdiri dari (Ayon, 2008) :1.Sebuah bilik yang berdinding tebal dan letaknya disebelah posterior

2.Dua buah serambi , yakni serambi kanan (atrium dekster) dan serambi kiri (atrium sinister)

3. Sinus venosus yang berbentuk segitiga dan terletak disebelah dorsal dari jantung

4. Trunkus arteriosus berupa pembuluh bulat yang keluar dari bagian dasar anterior bilik.

Gambar 42. Jantung KatakMETODOLOGI PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat

Praktikum Fisiologi Ternak mengenai Sistem Sirkulasi Darah, Rangsangan dan Kontraksi Otot Jantung, Aksi Integrasi Saraf, serta Fungsi Otak dilaksanakan pada hari Sabtu, 04 April 2009, pukul 08.00 WITA sampai selesai, di Laboratorium Fisiologi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.

Materi Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop, papan preparat katak, jarum pentul, pinset, pipet tetes, gunting bedah, ember, jarum preparat, pisau bedah (scalpel), dan stopwach.

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah katak, NaCl 0,6%, air, dan benang.

Metode Praktikum

A. Sistem Sirkulasi Darah

Merusak otak dan sumsum belakang katak dengan menusuk pada bagian foramen occipitale kemudian membentangkannya di atas papan preparat. Setelah itu membentangkan selaput pada salah satu kakinya dan melihatnya di bawah mikroskop.

B. Rangsangan dan Kontraksi Otot Jantung

1. Urutan rangsangan dan kontraksi otot jantung

Merusak otak katak dengan menusuk foramen occipitale kemudian membaringkannya secara terlentang di atas papan preparat dengan menggunakan jarum pentul. Setelah itu, membuka dadanya hingga jantungnya terlihat. Kemudian menghitung frekuensi jantung permenit serta mempelajari bagian-bagian jantung.

2. Ikatan-ikatan stanius

Dengan jantung yang sama tadi kita membuat ikatan stanius I dengan cara mengikat longgar dengan menggunakan benang antara sinus venosus dan atrium kemudian memperhatikan kontraksinya. Setelah itu kita membuat ikatan stanius II dengan ikatan longgar antara atrium dan ventrikel lalu memperhatikan kontraksinya. Selanjutnya membuat kembali ikatan seperti tadi dengan ikatan keras dan menghitung frekuensi denyut jantung permenit.

C. Aksi Integrasi Saraf

Mengamati reaksi-reaksi pada katak normal, seperti keseimbangan, reaksi terhadap pengangkatan papan tiba-tiba, reaksi terhadap papan dengan kataknya, kondisi kelopak mata, sikap badan, gerakan-gerakan spontan, cara mengembang dan berenang di air, dan frekuensi nafas.

D. Fungsi Otak

1. Aktivitas Tubuh Katak Normal

Mengamati reaksi-reaksi pada katak normal, seperti sikap badan (postur), gerakan-gerakan spontan, keseimbangan badan (refleks bangkit), kemampuan berenang, dan frekuensi nafas. Kemudian mencatat hasil dari pengamatan tersebut.

2. Katak Spinal

Merusak otak katak dengan menusuk foramen occipitale dengan kawat penusuk otak kira-kira cm ke belakang dari tempat pemotongan terakhir, kemudian memutar kawatnya untuk merusak tenunan syarafnya. Setelah itu melakukan perlakuan seperti pada keadaan normal tadi dan mencatat hasil pengamatan tersebut.

3. Decerebrasi

Dengan menggunakan katak yang sama kita memotong otak katak secara melintang menurut suatu garsis yang menghubungkan tepi-tepi anterior dan kedua gendang telinga (membran tympani yang terletak di belakang dan di bawah kedua mata). Setelah itu memberikan perlakuan seperti halnya prosedur sebelumnya dan mencatat hasilnya.HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Rangsangan dan Aksi Intergrasi Saraf.

Berdasarkan hasil praktikum tentang Aksi Integrasi Saraf, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 14. Hasil Praktikum Rangsangan dan Aksi Intergrasi SarafPerlakuanNormal

Sikap badan +++

Gerakan-gerakan Spontan+++

Keseimbangan Badan++

Kemampuan Berenang+++

Frekuensi Nafas+++

Sumber: Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak Dasar, 2009

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil bahwa katak yang normal sewaktu diberikan perlakuan sangat memperlihatkan respon yang baik. Dengan kata lain, pada saat katak diberikan beberapa perlakuan memperlihatkan pengaruh yang sangat kuat, hanya pada perlakuan keseimbangan badan yang responnya cukup/sedang, hal ini disebabkan karena adanya pengaruh dari gerakan sadar yang ditimbulkan oleh katak tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Ganong (2003) yang menyatakan bahwa gerakan merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf, dimana gerakan pada umumnya terjadi secara sadar yang terkontrol oleh saraf. Mekanisme jalannya rangsangan pada gerak sadar dimulai dari adanya impuls yang melalui jalan panjang yaitu dari reseptor ke saraf sensori dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil dari olahan oleh otak berupa tanggapan dibawa oleh saraf motorik sebagai perintah harus dilaksanakan oleh reseptor.

Rangsangan dan aksi integrasi saraf pada katak disusun oleh 2 macam saraf yaitu saraf sadar dan saraf otak. Sehingga pada saat katak diberikan beberapa maka saraf bekerja dan menimbulkan suatu rangsangan. Hal ini sesuai dengan pendapat Iqbal (2007), yang menyatakan bahwa pada Ampibi, sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang. Pada amphibi saraf cranial berjumlah 10 pasang yaitu tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8; lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12; dan empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan 10B. Sistem Sirkulasi Darah

Berdasarkan hasil praktikum tentang Sistem Sirkulasi Darah, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Gambar 43. Hasil Praktikum Peredaran Darah Perifer..

LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK DASAR

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

Keterangan:

A. Pembuluh darah Arteri

B. Pembuluih darah Vena

Preparat : Selaput Renang pada Katak

Pembesaran : 40 x

Sumber: Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak, 2009Berdasarkan hasil praktikum terlihat bahwa, terdapat pembuluh darah arteri yang berbentuk kecil serta aliran darah lebih terang dan aliran keluarnya jantung. Hal ini sesuai dengan pendapat Sonjaya (2008), yang menyatakan bahwa arteri adalah pembuluh darah yang keluar dari jantung menuju kapiler. Bentuk bercabang-cabang dan mempunyai cirri-ciri yaitu ukurannya lebih kecil dari vena, cairan yang ada di dalamnya kaya oksigen tapi miskin CO2 sehinga warna darahnya labih terang.

Selain pembuluh darah arteri, terlihat juga pembuluh darah vena yang berukuran lebih besar daripada arteri, alirannya lambat menuju jantung, serta warnanya lebih gelap karena mengandung CO2 dan miskin oksigen. Hal ini sesuai dengan pendapat Guyton (1995), yang menyatakan bahwa bentuk vena yaitu bercabang-cabang dentan kiri yaitu vena selalu berkurang dan besar bila dibandingkan dengan arteri, jumlahnya lebih dari areteri dan merupakan darah yang miskin oksigen dan kaya CO2.

Sistem peredaran darah pada katak merupakan sistem peredaran darah tertutup karena organ sirkulasi darahnya sudah kompleks dimana darah mengalir dari jantung ke seluruh tubuh melalui arteri dan kembali lagi ke jantung melalui vena. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonimd (2009), bahwa sistem peredaran darah tertutup adalah sistem peredaran darah dimana darah mengalir dari jantung ke seluruh tubuh melalui pembuluh arteri dan dari seluruh tubuh darah kembali ke jantung melalui pembuluh vena. Dalam sistem peredaran darah dikenal ada dua jenis peredaran darah, yaitu sistem perederan darah terbuka dan sistem peredaran darah tertutup. Sistem peredaran darah terbuka yaitu system peredaran darah yang dapat langsung masuk ke dalam jaringan tubuh dan masuk kedalam pembuluh getah bening dengan ujung yang terbuka. Sedangkan system peradaran darah tertutup yaitu sistem peredaran darah yang selalu berada/melalui pembuluh darah, tidak pernah langsung masuk ke dalam jaringan tubuh. Contohnya : semua golongan vertebrata, termasuk manusia. C. Fungsi Otak

Berdasarkan hasil praktikum tentang Fungsi Otak, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 16. Hasil Praktikum Fungsi OtakPerlakuanKatak SpinalKatak Decebrasi

Sikap Badan+-

Gerakan-gerakan Spontan++

Keseimbangan Badan+-

Kemampuan Berenang--

Frekuensi Nafas++

Sumber: Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak Dasar, 2009

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil bahwa perlakuan yang diberikan pada katak spinal dan katak decebrasi, dimana yang dirusak adalah jaringan serebelum dan medulla oblongata, tampak terlihat bahwa sedikit memberikan respon, tetapi pada perlakuan kemampuan berenang terlihat sama sekali tidak adanya respon yang ditimbulkan. Hal ini disebabkan karena fungsi dari serebelum dan medulla oblongata telah dirusak sehingga kontrol terhadap gerak dan keseimbangan lainnya tidak berjalan dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Iqbal (2007) yang menyatakan bahwa, serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan. Serebelum pada amphibi mereduksi, karena aktifitas otot relative berkurang. Sedangkan medulla oblongata (sumsum lanjutan) berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum lanjutan juga mempengaruhi refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum lanjutan juga mengatur gerak refleks yang lain. Otak dan medulla spinalis pada amphibi (katak), selain dilindungi oleh tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, juga dilindungi oleh 2 lapisan selaput meninges. Dua lapisan meninges pada amphibi dari luar ke dalam adalah duramatar (yang berupa jaringan ikat) dan pia-arakniod yang vascular. Di antara dua lapisan tersebut terdapat spatium subdurale. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.Otak katak terbagi menjadi 3 yaitu otak besar, otak tengah, dan otak kecil yang fungsinya berbeda-beda. Selain otak terdapat pula sumsum lanjutan dan sumsum tulang belakang. Hal ini sesuai dengan pendapat Iqbal (2007), yang menyatakan bahwa pada otak amphibi (katak) terdapat bagian-bagian Lobus olfaktorius pada amphibi memiliki trunckus bulbus olfaktorius; Otak besar yang terdiri atas sepasang hemispermiun serebri; Otak tengah (mesensefalon) dimana thalamus amphibi terletak di bagian dorsal otak dan merupakan jembatan antara serebrum dan mesenshefalon; Otak kecil pada amphibi mereduksi, karena aktifitas otot relative berkurang; Sumsum lanjutan (medulla oblongata) yang berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak; dan Sumsum tulang belakang (medulla spinalis) yang berfungsi menghantarkan impuls sensori. D. Rangsangan dan Kontraksi Otot Jantung

Berdasarkan hasil praktikum tentang Rangsangan dan Kontraksi Otot Jantung, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 17. Hasil Praktikum Rangsangan dan Kontraksi Otot Jantung

KlpKontraksi Jantung

Normal AirStanius IStanius II

PanasDinginLonggarEratLonggarErat

I & II76798367666256

III & IV67645951545153

Jumlah143143142118120113109

Rata-rata71.571.571596056.554.5

Sumber: Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak Dasar, 2009Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan maka diperoleh hasil bahwa rata-rata kontraksi denyut jantung pada katak normal yaitu 71,5 namun setelah dilakukan perlakuan air panas hasilnya tetap sama hal ini dikarenakan mungkin pada saat melakukan praktikum terjadi kesalahan teknis, namun pada saat pemberian air dingin maka kontrkasi jantung mengalami penurunan hal ini disebabkan karena jantung terkontaminasi dengan air dingin dan jantung memiliki kepekahan pada suhu dingin. Untuk Stanius I diperoleh hasil pada saat benang diikat dengan longgar maka rata-rata kontraksi jantung mencapai 59 namun pada saat dierat kontraksi jantung meningkat menjadi 60 hal ini disebabkan karena pada saat dierat jantung kekurangan ransangan atau oksigen sehingga jantung itu berkontraksi lebih cepat, dan posisi ketika diikat dibagian pembuluh balik yang dimana berfungsi untuk menerima oksigen namun karena terikat jadi jantung tersebut kuirang mendapat oksigen sehingga berkontraksi dengan cepat begitupun pada stanius II yang mengalami penurunan karena jantung tersebut sudah jauh berbeda dari kontraksi jantung normal karena pada saat stanius II jantung tersebut telah beberapa kali mendapat perlakuan sehingga dia sudah lemah untuk berkontraksi. Hal ini sesuai dengan pendapat Ganong (1995) yang menyatakan bahwa beberapa sifat-sifat jantung yaitu eksitabilitas adalah kemampuan jantung untuk berkontraksi bila mendapat rangsangan dengan intensitas yang cukup besar, daya hantar merupakan kemampuan jantung untuk menghantarkan impuls, daya kontraksi merupakan kemampuan jantung untuk berdenyut/berkontraksi. Keotomatisan merupakan kemampuan jantung untuk berdenyut dengan sendirinya tanpa ada impulas yang datang dari luar jantung, hokum starling pada jantung yaitu otot tidak berkontraksi bila kekuatan rangsangan tidak cukup kuat, tetapi akan berkontraksi secara maksimum jika kekuatan rangsangan cukup kuat. Pada jantung katak mempunyai sistem peredaran darah ganda, dimana jantung katak terdiri atas tiga ruang yaitu serambi kiri, serambi kanan dan bilik. Hal ini sesuai dengan pendapat Ayon (2008), yang menyatakan bahwa jantung katak hanya mempunyai satu bilik, darah yang banyak mengandung oksigen dan karbon dioksida masih bercampur dalam bilik jantung, sehingga system peredaran darahnya ganda. Darah katak tersusun dari plasma darah yang terang (cerah) dan berisi sel sel darah (korpuskula), yakni sel sel darah merah , sel darah putih dan keeping sel darah. Jantung katak terdiri dari sebuah bilik yang berdinding tebal dan letaknya disebelah posterior; dua buah serambi , yakni serambi kanan (atrium dekster) dan serambi kiri (atrium sinister); sinus venosus yang berbentuk segitiga dan terletak disebelah dorsal dari jantung; dan Trunkus arteriosus berupa pembuluh bulat yang keluar dari bagian dasar anterior bilik. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Sistem sirkulasi darah pada katak merupakan sistem peredaran tertutup dimana darahnya mengalir melalui pembuluh darah arteri dan vena. Pembuluh darah arteri berukuran lebih besar dari vena yang memiliki warna lebih terang, sedangkan pembuluh darah vena ukurannya lebih kecil berwarna kelabu atau gelap arteri.

Rangsangan otot jantung pada katak normal sebelum diberi perlakuan 71,5 kali permenit, setelah pericardium dibuka dan ditetesi dengan air dingin 71 per menit, ditetesi air panas 71,5 permenit, pada ikatan lemah stanius I yaitu 59 permenit dan pada stanius II 60 permenit.

Aksi integrasi saraf dalam keadaan normal, katak diberi beberapa perlakuan seperti gerakan-gerakan spontan, sikap badan, kemampuan berenang serta frekuensi nafas memperlihatkan respon yang sangat bagus, sedangkan pada keseimbangannnya respon yang diperlihatkan cukup. Setelah spinal pada perlakuan sikap badan, gerakan spontan, keseimbangan, dan frekuensi nafas memperlihatkan respon yang sedikit, sedangkan pada kemampuan berenang tidak ada respon yang diperlihatkan. Pada katak decebrasi, memperlihatkan aktivitas tubuh yang menurun bahkan tidak ada sama sekali, hanya gerakan spontan dan frekuensi nafas yang tetap pada perlakuan spinal. Fungsi otak secara garis besar terbagi atas 3 bagian yaitu otak besar yang berfungsi sebagai pusat perkembangan kecerdasan, kemampuan, pusat pendengaran, dan sebagai pusat penglihatan. Otak tengah berfungsi sebagai pusat pengaturan kulit terhadap rangsangan panas, dingin, tekanan dan sentuhan, sedangkan otak kecil berfungsi sebagai pusat koordinasi kerja otot, tanus otot dan keseimbangan tubuh.DAFTAR PUSTAKA

Adyan. 2009. Sistem Peredaran Darah. http://peredaran _darah_bio.htm. Diakses 05 April 2009.

Anonima. 2006. Pembuluh Darah. http:// pembuluh_darah_arteri_nadi_vena_balik_ dan_kapiler_ilmu_biologi.htm. Diakses, 05 April 2009.

______b. 2007. Otak. http://otak_htm. Diakses, 06 April 2009. ______c. 2008. Pembagian Otak. http://pembagian-otak.html. Diakses, 05 April 2009______d. 2009. Sistem Peredaran Darah Manusia. http://sistem-peredaran-darah.htm. Diakses, 05 April 2009.

______e. 2009. Biologi Sistem Saraf. http://biologi-sistem saraf/0085 Bio 2-9d.htm. Diakses tanggal 05 April 2009.

______f. 2009. Struktur Fungsi Jantung. http://informasi-tentangfungsi- jantung/html. Diakses, 05 April 2009.

Ayon. 2008. Sistem Peredaran Darah Pada Vertebrata. http://www.crayonpedia.org/mw/6._Sistem_Peredaran_Darah_pada_Vertebrata_11.2. Diakses, 06 April 2009.

Budhisetiawan, Marjam. 2009. Mendayakan Fungsi Belahan Otak Kanan. The National University of Singapore. http://fungsi-otak-kanan_html. Diakses, 05 April 2009.

Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi 4. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Ganong, William. 2003 . Fisiologi Kedokteran Edisi 20. Penerbit:Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Guyton, C. R. 1995. Fisiologi Manusia Edisi Revisi. Penerbit:Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Iqbal. 2007. System Syaraf. http://SISTEM SYARAF i q b a l a l i . c o m.htm. Diakses, 05 April 2009.

Irawan, Panji. 2009. Fisiologi Jantung. http://panji1102.blogspot.com. Diakses, 06 April 2009.

Rachman, Erwin.dkk. 2007. Fisiologi. Universitas Indonesia Timur, Makassar.

Siregar, dkk. 2000. Diktat Fisiologi Keperawatan. Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin. Makassar.

Sonjaya, Herry. 2008. Bahan Ajar Fisiologi Ternak Dasar. Universitas Hasanuddin, Makassar.

Suprayitno dan Rahmawati. 2006. Sistem Saraf. http://sistem-saraf_pdf. Diakses, 05 April 2009.

Tambayong, Jan. 2001. Anatomi dan Fisiologi untuk Keperawatan. Penerbit:Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Watson, Roger. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat Edisi 10. Penerbit:Buku Kedokteran EGC. Jakarta.Yawah, Donny. 2007. Sistem Saraf. Institut Haiwan Kluang. http://power-point_pdf. Diakses, 05 April 2009.

EMBED CorelDRAW.Graphic.12

PAGE 118

_1204964744.unknown

_1300466678.ppt

c) NEURON PERANTARAAN

DENDRIT

BADAN SEL (SOMA)

AKSON

MIKROTUBUL NEUROFIBRIL

REKTIKULUM ENDOPLASMA

BADAN NISEL

NUKLEUS

NUKLEOLUS

MITOKONDRIA

ALAT GOLGI

_1204958451.unknown

_1204953899.unknown