Praktikum Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

6
PRAKTIKUM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT Derajat kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam upaya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bangsa Indonesia. Menurut teori Blum (1974), derajat kesehatan masyarakat ditentukan oleh 4 faktor yaitu: lingkungan, perilaku,genetik dan pelayanan kesehatan. Perilaku sebagai salah satu faktor penentu derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun eksternal, sehingga tidak mudah untuk merubah perilaku kesehatan. Perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Salah satu upaya untuk merubah perilaku kesehatan seseorang/individu adalah melaui promosi kesehatan. Menurut Gochman dalam Notoatmodjo (2003), perilaku sehat dapat dilihat sebagai atribut-atribut personal seperti kepercayaan-kepercayaan, harapan-harapan, motif-motif, nilai- nilai, persepsi dan unsur-unsur kognitif lainnnya, sebagai karakteristik individu meliputi unsure-unsur dan keadaan afeksi dan emosi dan sebagai pola-pola perilaku yang tampak yakni tindakan-tindakan dan kebiasaan-kebiasaan yang berhubungan dengan mempertahankan, memelihara dan meningkatkan kesehatan.Sedangkan menurut Green (1980), dijelaskan bahwa secara umum kualitas hidup dipengaruhi oleh kesehatan, sedangkan kesehatan dipengaruhi oleh

description

← KolesistitisMiositis OsifikanPosted on July 12, 2014 by rspwinternaMIOSITIS OSIFIKANPengertianMiositis osifikan adalah sebuah massa jinak yang ditandai dengan osifikasi heterotopik, merupakan pertumbuhan tulang baru bukan neoplasma diluar tulang normal. Biasanya kelainan ini dimulai dengan adanya riwayat trauma, atau komplikasi yang terjadi seperti paralisis.Beberapa jenis miositis osifikan antara lain :a. miositis os

Transcript of Praktikum Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

Page 1: Praktikum Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

PRAKTIKUM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

Derajat kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam upaya peningkatan Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) bangsa Indonesia. Menurut teori Blum (1974), derajat kesehatan

masyarakat ditentukan oleh 4 faktor yaitu: lingkungan, perilaku,genetik dan pelayanan

kesehatan. Perilaku sebagai salah satu faktor penentu derajat kesehatan masyarakat juga

dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun eksternal, sehingga tidak mudah

untuk merubah perilaku kesehatan. Perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan

seseorang yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati yang berkaitan dengan

pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Salah satu upaya untuk merubah perilaku kesehatan

seseorang/individu adalah melaui promosi kesehatan.

Menurut Gochman dalam Notoatmodjo (2003), perilaku sehat dapat dilihat sebagai

atribut-atribut personal seperti kepercayaan-kepercayaan, harapan-harapan, motif-motif, nilai-

nilai, persepsi dan unsur-unsur kognitif lainnnya, sebagai karakteristik individu meliputi unsure-

unsur dan keadaan afeksi dan emosi dan sebagai pola-pola perilaku yang tampak yakni tindakan-

tindakan dan kebiasaan-kebiasaan yang berhubungan dengan mempertahankan, memelihara dan

meningkatkan kesehatan.Sedangkan menurut Green (1980), dijelaskan bahwa secara umum

kualitas hidup dipengaruhi oleh kesehatan, sedangkan kesehatan dipengaruhi oleh perilaku, gaya

hidup serta lingkungan. Perilaku dan gaya hidup dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu predisposing

factors, reinforcing factors,dan enabling factors. Ketiga faktor tersebut dipengaruhi oleh

pendidikan kesehatan dan kebijaksanaan, peraturan dan organisasi. Semua faktor-faktor tersebut

merupakan ruang lingkup dalam pelaksanaan suatu promosi kesehatan.

Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat

melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong

dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial

budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Visi Promosi

Kesehatan sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1193/Menkes/SK/X/2004 adalah

“Perilaku Hidup Bersih & Sehat”. Dalam rancangan program jangka menengah nasional

Page 2: Praktikum Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

Kementerian 2010 hingga 2014, cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan

indikator utama melihat keberhasilan Kementerian Kesehatan.

PHBS adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga

atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam

kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat. serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya

masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang

berwawasan kesehatan. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) berupaya memberikan

pengalaman belajar bagi perorangan, keluarga, kelompok masyarakat, dengan membuka jalur

komunikasi, member informasi dan melakukan edukasi, guna menigkatkan pengetahuan, sikap

dan perilaku, melalui pendekatan advokasi, bina suasana (social support) dan gerakan

masyarakat (empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka

menjaga, memelihara dan menigkatkan kesehatan masyarakat. (Depkes RI,2002)

PHBS itu ragamnya sangat banyak. Misalnya mengenai gizi: makan beranekaragam

makanan, minum tablet tambah darah, mengonsumsi garam beryodium, memberi bayi dan

balitya kapsul vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada

tempatnya, membersihkan lingkungan. Setiap rumah tangga dianjurkanuntuk melasanakan

semua perilaku kesehatan.

Tujuan PHBS:

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,

termasuk swasta dan masyarakat madani,

2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang

paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan,

3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan,

4. Mencegah timbulnya penyakit dan masalah-masalah kesehatan lainnya

5. Menanggulangi penyakit dan masalah-masalah kesehatan lain, dalam rangka

meningkatkan derajat kesehatan

6. Memanfaatkan pelayanan kesehatan

7. Mengembangkan dan menyelenggarakan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat

Page 3: Praktikum Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

Promosi kesehatan dan PHBS di Kabupaten/Kota dikoordinasikan melalui tiga sentra, yaitu

Puskesmas, Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Puskesmas merupakan pusat

kegiatan promosi kesehatan dan PHBS di tingkat kecamatan dengan sasaran baik individu yang

datang ke Puskesmas maupun keluarga dan masyarakat di wilayah Puskesmas. Rumah Sakit

bertugas melaksanakan promosi kesehatan dan PHBS kepada individu dan keluarga yang datang

ke Rumah Sakit. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaksanakan promosi kesehatan untuk

mendukung promosi kesehatan dan PHBS yang dilaksanakan oleh Puskesmas dan Rumah Sakit

serta sarana pelayanan kesehatan lainnya yang ada di Kabupaten/Kota. Penanggung jawab dari

semua kegiatan promosi kesehatan dan PHBS di daerah adalah Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus dapat mengkoordinasikan dan

menyusun kegiatan promosi kesehatan dan PHBS di wilayahnya dengan melibatkan sarana-

sarana kesehatan yang ada di Kabupaten/Kota tersebut. Program PHBS secara operasional

dilaksanakan di Puskesmas oleh petugas promosi kesehatan Puskesmas dengan melibatkan

lintas program dan lintas sektor terkait dengan sasaran semua keluarga yang ada di wilayah

Puskesmas.

Manajemen PHBS di Puskesmas dilaksanakan melalui penerapan fungsi-fungsi

manajemen secara sederhana untuk memudahkan petugas promosi kesehatan atau petugas lintas

program di Puskesmas dalam pelaksanaan program PHBS di Puskesmas. Manajemen PHBS di

Puskesmas dilaksanakan melalui empat fungsi tahapan Manajemen sesuai kerangka konsep

sebagai berikut :

1. Pengkajian dilakukan terhadap masalah kesehatan, masalah perilaku (PHBS) dan sumber

daya. Luaran pengkajian adalah pemetaan masalah PHBS yang dilanjutkan dengan

rumusan masalah.

2. Perencanaan berbasis data akan menghasilkan rumusan tujuan, rumusan intervensi dan

jadwal kegiatan

3. Penggerakan pelaksanaan, merupakan inplementasi dari intervensi masalah terpilih, yang

penggerakannya dilakukan oleh petugas promosi kesehatan, sedangkan pelaksanaannya

bisa oleh petugas promosi kesehatan atau lintas program dan lintas sektor terkait.

4. Pemantauan dilakukan secara berkala dengan menggunakan format pertemuan bulanan,

sedangkan penilaian dilakukan pada enam bulan pertama atau akhir tahun berjalan.

Page 4: Praktikum Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

Evaluasi keberhasilan pembinaan PHBS dilakukan dengan melihat indikator PHBS

ditatanan rumah tangga. Namun demikian, karena tatanan rumah tangga saling berkait dengan

tatanan-tatanan lain, maka pembinaan PHBS dilaksanakan tidak hanya di tatanan rumah tangga,

Sasaran dari program PHBS tersebut mencakup lima tatanan:

1. Tatanan rumah tangga

2. Institusi pendidikan

3. Tempat kerja

4. Tempat umum

5. Sarana kesehatan

Indikator PHBS di tatanan rumah tangga:

1. persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

2. memberi bayi ASI eksklusif

3. menimbang balita setiap bulan

4. ketersediaan air bersih (mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, pengelolaan air

minum dan makan di rumah tangga)

5. ketersediaan jamban sehat

6. kesesuaian luas lamtai dengan jumlah penghuni

7. lantai rumah bukan tanah

8. tidak merokok dalam rumah

9. melakukan aktifitas fisik setiap hari

10. makan buah dan sayur setiap hari,

Pedoman tentang Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat tertuang dalam Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia nomor: 2269/MENKES/PER/XI/2011.