Praktikum Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
-
Upload
habib-salim -
Category
Documents
-
view
15 -
download
0
description
Transcript of Praktikum Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
PRAKTIKUM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
Derajat kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam upaya peningkatan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) bangsa Indonesia. Menurut teori Blum (1974), derajat kesehatan
masyarakat ditentukan oleh 4 faktor yaitu: lingkungan, perilaku,genetik dan pelayanan
kesehatan. Perilaku sebagai salah satu faktor penentu derajat kesehatan masyarakat juga
dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun eksternal, sehingga tidak mudah
untuk merubah perilaku kesehatan. Perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan
seseorang yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati yang berkaitan dengan
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Salah satu upaya untuk merubah perilaku kesehatan
seseorang/individu adalah melaui promosi kesehatan.
Menurut Gochman dalam Notoatmodjo (2003), perilaku sehat dapat dilihat sebagai
atribut-atribut personal seperti kepercayaan-kepercayaan, harapan-harapan, motif-motif, nilai-
nilai, persepsi dan unsur-unsur kognitif lainnnya, sebagai karakteristik individu meliputi unsure-
unsur dan keadaan afeksi dan emosi dan sebagai pola-pola perilaku yang tampak yakni tindakan-
tindakan dan kebiasaan-kebiasaan yang berhubungan dengan mempertahankan, memelihara dan
meningkatkan kesehatan.Sedangkan menurut Green (1980), dijelaskan bahwa secara umum
kualitas hidup dipengaruhi oleh kesehatan, sedangkan kesehatan dipengaruhi oleh perilaku, gaya
hidup serta lingkungan. Perilaku dan gaya hidup dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu predisposing
factors, reinforcing factors,dan enabling factors. Ketiga faktor tersebut dipengaruhi oleh
pendidikan kesehatan dan kebijaksanaan, peraturan dan organisasi. Semua faktor-faktor tersebut
merupakan ruang lingkup dalam pelaksanaan suatu promosi kesehatan.
Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong
dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial
budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Visi Promosi
Kesehatan sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1193/Menkes/SK/X/2004 adalah
“Perilaku Hidup Bersih & Sehat”. Dalam rancangan program jangka menengah nasional
Kementerian 2010 hingga 2014, cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan
indikator utama melihat keberhasilan Kementerian Kesehatan.
PHBS adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga
atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat. serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) berupaya memberikan
pengalaman belajar bagi perorangan, keluarga, kelompok masyarakat, dengan membuka jalur
komunikasi, member informasi dan melakukan edukasi, guna menigkatkan pengetahuan, sikap
dan perilaku, melalui pendekatan advokasi, bina suasana (social support) dan gerakan
masyarakat (empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka
menjaga, memelihara dan menigkatkan kesehatan masyarakat. (Depkes RI,2002)
PHBS itu ragamnya sangat banyak. Misalnya mengenai gizi: makan beranekaragam
makanan, minum tablet tambah darah, mengonsumsi garam beryodium, memberi bayi dan
balitya kapsul vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada
tempatnya, membersihkan lingkungan. Setiap rumah tangga dianjurkanuntuk melasanakan
semua perilaku kesehatan.
Tujuan PHBS:
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,
termasuk swasta dan masyarakat madani,
2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang
paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan,
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan,
4. Mencegah timbulnya penyakit dan masalah-masalah kesehatan lainnya
5. Menanggulangi penyakit dan masalah-masalah kesehatan lain, dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan
6. Memanfaatkan pelayanan kesehatan
7. Mengembangkan dan menyelenggarakan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
Promosi kesehatan dan PHBS di Kabupaten/Kota dikoordinasikan melalui tiga sentra, yaitu
Puskesmas, Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Puskesmas merupakan pusat
kegiatan promosi kesehatan dan PHBS di tingkat kecamatan dengan sasaran baik individu yang
datang ke Puskesmas maupun keluarga dan masyarakat di wilayah Puskesmas. Rumah Sakit
bertugas melaksanakan promosi kesehatan dan PHBS kepada individu dan keluarga yang datang
ke Rumah Sakit. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaksanakan promosi kesehatan untuk
mendukung promosi kesehatan dan PHBS yang dilaksanakan oleh Puskesmas dan Rumah Sakit
serta sarana pelayanan kesehatan lainnya yang ada di Kabupaten/Kota. Penanggung jawab dari
semua kegiatan promosi kesehatan dan PHBS di daerah adalah Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus dapat mengkoordinasikan dan
menyusun kegiatan promosi kesehatan dan PHBS di wilayahnya dengan melibatkan sarana-
sarana kesehatan yang ada di Kabupaten/Kota tersebut. Program PHBS secara operasional
dilaksanakan di Puskesmas oleh petugas promosi kesehatan Puskesmas dengan melibatkan
lintas program dan lintas sektor terkait dengan sasaran semua keluarga yang ada di wilayah
Puskesmas.
Manajemen PHBS di Puskesmas dilaksanakan melalui penerapan fungsi-fungsi
manajemen secara sederhana untuk memudahkan petugas promosi kesehatan atau petugas lintas
program di Puskesmas dalam pelaksanaan program PHBS di Puskesmas. Manajemen PHBS di
Puskesmas dilaksanakan melalui empat fungsi tahapan Manajemen sesuai kerangka konsep
sebagai berikut :
1. Pengkajian dilakukan terhadap masalah kesehatan, masalah perilaku (PHBS) dan sumber
daya. Luaran pengkajian adalah pemetaan masalah PHBS yang dilanjutkan dengan
rumusan masalah.
2. Perencanaan berbasis data akan menghasilkan rumusan tujuan, rumusan intervensi dan
jadwal kegiatan
3. Penggerakan pelaksanaan, merupakan inplementasi dari intervensi masalah terpilih, yang
penggerakannya dilakukan oleh petugas promosi kesehatan, sedangkan pelaksanaannya
bisa oleh petugas promosi kesehatan atau lintas program dan lintas sektor terkait.
4. Pemantauan dilakukan secara berkala dengan menggunakan format pertemuan bulanan,
sedangkan penilaian dilakukan pada enam bulan pertama atau akhir tahun berjalan.
Evaluasi keberhasilan pembinaan PHBS dilakukan dengan melihat indikator PHBS
ditatanan rumah tangga. Namun demikian, karena tatanan rumah tangga saling berkait dengan
tatanan-tatanan lain, maka pembinaan PHBS dilaksanakan tidak hanya di tatanan rumah tangga,
Sasaran dari program PHBS tersebut mencakup lima tatanan:
1. Tatanan rumah tangga
2. Institusi pendidikan
3. Tempat kerja
4. Tempat umum
5. Sarana kesehatan
Indikator PHBS di tatanan rumah tangga:
1. persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. memberi bayi ASI eksklusif
3. menimbang balita setiap bulan
4. ketersediaan air bersih (mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, pengelolaan air
minum dan makan di rumah tangga)
5. ketersediaan jamban sehat
6. kesesuaian luas lamtai dengan jumlah penghuni
7. lantai rumah bukan tanah
8. tidak merokok dalam rumah
9. melakukan aktifitas fisik setiap hari
10. makan buah dan sayur setiap hari,
Pedoman tentang Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat tertuang dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia nomor: 2269/MENKES/PER/XI/2011.