Praktikum parasitologi

11
Praktikum Parasitologi 1. Cacing Filaria Penyakit filariasis merupakan masalah yang sering ditemukan di daerah dataran rendah. Daerah endemi di Indonesia terdapat di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, NTT, Maluku dan Irian Jaya. Survei prevalensi yang dilakukan oleh Depertemen Kesehatan ditemukan prevalensinya berkisar 0.5%-19.64% rata-rata 3.1%. Faktor-faktor yang mempengaruhi epidemiologi filariasis antara lain hospes, hospes reservoar, vektor dan keadaan lingkungan yang sesuai untuk siklus hidupnya. Siklus hidup filaria : Panjang : 1300 - 2000 mikron Bentuk : Lebih memanjang dan langsing Ekor : terdapat 3 papil

description

pp

Transcript of Praktikum parasitologi

Praktikum Parasitologi1. Cacing Filaria

Panjang : 1300 - 2000 mikron Bentuk : Lebih memanjang dan langsing Ekor : terdapat 3 papil Merupakan stadium infektif Penyakit filariasis merupakan masalah yang sering ditemukan di daerah dataran rendah. Daerah endemi di Indonesia terdapat di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, NTT, Maluku dan Irian Jaya. Survei prevalensi yang dilakukan oleh Depertemen Kesehatan ditemukan prevalensinya berkisar 0.5%-19.64% rata-rata 3.1%. Faktor-faktor yang mempengaruhi epidemiologi filariasis antara lain hospes, hospes reservoar, vektor dan keadaan lingkungan yang sesuai untuk siklus hidupnya.Siklus hidup filaria :

Hospesnya adalah manusia, sedangkan hospes reservoar kucing dan kera. Vektornya antara lain:Parasit Vektor Tempat perkembangbiakan

W. bancrofti tipe urbanCulex quinquefasciatus Comberan, air kotor

W. bancrofti tipe ruralAnopheles aconitus, Anopheles bancrofti, Anopheles farauti, Anopheles punctulatus,Culex annulirostris, Culex bitaeniorrhynchus Sawah, irigasi, rawa, genangan air tepi sungai, pantai

Brugia malayi antropilikAnopheles barbirostris Sawah, irigasi, kolam

Brugia malayi zoofilikMansonia uniformis Rawa dg tumbuhan air

Brugia timoriAnopheles barbirostrisSawah, irigasi, kolam

Intuk pemeriksaan atau diganostik filariasis dapat digunakan RDT filaria dengan prinsip kerjanya : berdasarkan tehnik imunokromatografi menggunakan antibodi monoklonal yang spesifik Wuchereria bancrofti dapat mendeteksi antigen filarial dalam sirkulasi. Hasil tes positif menunjukan adanya infeksi aktif walaupun mikrofilaria tidak ditemukan dalam darah.

2. Plasmodium sp stadium sporozoitMerupakan parasit malaria yang ditemukan pada manusia. Ada 4 spesies plasmodium, yaitu : Plasmodium vivax, Plasmodium falcifarum, Plasmodium malariae dan Plasmodiun ovale. Daur hidup ke empat spesies ini umumnya sama, yaitu terdiri dari fase seksual eksogen (sporogoni) dalam badan nyamuk dan fase aseksual (skizogoni) di dalam hospes. Fase aseksual memiliki 2daur yaitu : daur eritrosit dalam darah dan daur dalam sel parenkim hati. Berikut merupakan daur hidup dari parasit malaria Plasmodium sp:

Untuk pemeriksaan atau diagnosis serologi malaria yaitu dengan deteksi antigen Plasmodium yaitu Rapid Diagnostic Test ICT (Immuno Chromatographic Test) Pf/Pv.

Kegunaan RDT ini adalah untuk deteksi antigen Plasmodium falciparum dan Plasmodium lain. Prinsip : berdasarkan tehnik imunokromatografi menggunakan antibodi monoklonal yang spesifik Plasmodium sp dapat mendeteksi antigen Plasmodium dalam sirkulasi. Spesimen yang digunakan adalah darah, serum, plasma. Target antigen yang dipakai adalah 1. Histidin rich protein-2 Plasmodium falciparum (Pf-HRP2): antigen spesifik yang dihasilkan P.falciparum, 2. Plasmodium lactate dehidrogenase (pLDH) yaitu enzim glikolitik yang dikeluarkan semua Plasmodium, 3. Pan malarial plasmodium aldolase (PMA) yaitu enzim glikolitik yang dikeluarkan semua Plasmodium. Interpretasi pemeriksaannya adalah:- Plasmodium falciparum : 2 garis merah pada tanda C (control) dan T1 (PfHRP2) 3 garis merah pada tanda C (control), T1 (PfHRP2) dan T2 (LDH/aldolase) - Non Plasmodium falciparum : 2 garis merah pada tanda C (control), dan T2 (LDH/aldolase)

3. Aedes aegypti

lyrePita putih pada kaki Aedes aegypti atau yang sering disebut dengan yellow fever mosquito adalah vektor untuk beberapa penyakit tropis seperti demam berdarah dengue, chikungunya, yellow fever dan beberapa penyakit lainnya. Siklus hidup nyamuk adalah sebagai berikut: Telur nyamuk akan menetas menjadi larva setelah 2-4 hari dan hidup dalam air. Kemudian larva berubah menjadi pupa yang tidak makan, tetapi memerlukan oksigen yang diambil dengan menggunakan tabung pernapasannya atau sifon. Pada stadium larva Aedes aegypti memiliki sifon yang panjangnya 2x lebarnya, dan memiliki gigi sisir yang berduri pada bagian lateral. Nyamuk Aedes aegypti umumnya hanya pada siang hari dengan jarak terbangnya jauh kira-kira 30 km. nyamuk ini sering pada area tropis. ciri-cirinya yang memiliki belang berwarna putih di kaki dan toraknya. Nyamuk Aedes aegypti ini menghisap darah untuk kebutuhan protein yang tinggi yang digunakanuntuk mematangkan telurnya. Nyamuk ini memiliki kebiasaan mengisap darah hospes pada malam hari saja.

4. Culex quinquefasciatus Mirip seperti Aedes aegypti, telur Culex queqinfasciatus menetas menjadi larva selama 2-4 hari dengan karakteristik telur yang letaknya saling melekat. . Panjang sifon larvanya yaitu 3 kali lebar sifon, memiliki pecten, dan pada ekornya terdapat gigi sisir.

Culex adalah vektor untuk penyakit filariasis yang disebabkan oleh Wuchereria bancrofti. Bentuk dewasa nyamuk ini adalah berwarna kuning kecoklatan, abdomennya berujung tumpul dimana tiap ruas bagian basal terdapat pita putih melengkung. Nyamuk ini biasanya berkembang biak pada air kotor, air comberan atau air yang terpolusi. Nyamuk ini memiliki kebiasaan mengisap darah hospes pada malam hari saja.

5. Mansonia uniformis

Adalah salah satu vektor filariasis, bentuk dewasanya berwarna kecoklatan dan pada mesonotumnya terdapat dua buah garis sisik putih yang berjalan sejajar dan sayapnya lebar serta bersisik simetris.

Mansonia uniformis merupakan salah satu jenis nyamuk yang pertumbuhan larva dari stadium I sampai stadium IV nya memerlukan waktu kira-kira 3 minggu. Larva berubah menjadi pupa yang tidak makan, tetapi memerlukan oksigen yang diambilnya melalui tabung pernapasan atau sifon. Pada sifon larva Mansonia terdapat duri yang terbuat dari benda kitin, yang berfungsi sebagai pengait ke tanaman air, karena nyamuk ini berkembang biak pada air yang terdapat tanaman air.6. Anopheles sp.

spirakelLarva Anopheles tampak mengapung sejajar dengan permukaan air, dan memiliki bentuknya khas, yaitu spirakel pada bagian posterior abdomen, tergal plate pada bagian tengah sebelah dorsal abdomen dan sepasang bulupalma pada bagian lateral abdomen. Larvanya tidak memiliki sifon, sehingga untuk dapat bernapas maka posisi larva akan sejajar dengan permukaan air.

Anopheles adalah vektor untuk penyakit malaria dan filariasis. Sayap dan kakinya memiliki belang-belang berwarna putih. Nyamuk ini dapat dibedakan dengan nyamuk lainnya berdasarkan pada posisi istirahatnya, dimana ujung abdomen nyamuk akan menghadap ke udara, sedangkan nyamuk-nyamuk lain posisinya sejajar. Nyamuk Anopheles berkembang biak di air yang bersih, seperti penampungan air hujan, sawah, atau tepi sungai.Daftar Pustaka1. Sutanto I, Ismid IS, Sjarifuddin PK, Sungkar S (ed). Buku Ajar Parasitologi Kedokteran. Jakarta : Balai Penerbit FKUI . 2009.2. Anonymous. Mosquito Life-cycle. [cited May 15th 2013]. Available from http://www.cdc.gov/dengue/entomologyEcology/m_lifecycle.html3. Biggs BA, Brown GV. Malaria. In : Principles and Practices in Clinical Parasitology. (Ed) Gillespie S, Pearson RD. Chichester : John Wiley & Sons. 2001 ; p. 55-64. Anonymous. Mechanism of Action of Malaria Rapid Diagnostic Test. [cited May 15th 2013]. Available from http://www.wpro.who.int/malaria/sites/rdt/whatis/mechanism.html

Laporan Praktikum ParasitologiModul Ilmu Kedokteran Komunitas

Merry Cristiani OliviaFAA 110 009PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERUNIVERSITAS PALANGKA RAYAPALANGKA RAYA2013