Praktikum Mikrobiologi

5
Treponema Pallidum Merupakan bakteri yang menyebabkan penyakit Sifilis. Bakteri ini masuk ke dalam tubuh melalui selaput lendir (misal di sekitar vagina atau mulut) atau menembus kulit. Kemudian, dalam beberapa jam bakteri ini menuju kelenjar getah bening terdekat, menyebar melalui pembuluh darah. Sifilis juga dapat menginfeksi janin dalam kandungan dan dapat menyebabkan cacat bawaan. Jika terinfeksi sifilis, tidak meenyebabkan kekebalan dan dapat terinfeksi kembali. 1 Ciri-ciri dari bakteri ini antara lain : 1. Berbentuk spiral/spirochete, menyerupai pembuka botol 2. Panjang 6-15 mikro meter 3. Memiliki endoflagela 4. Dapat dilihat dengan pewarnaan immunofluorescent atau dark field illumination, sebab bakteri ini sangat tipis 5. Pada jaringan dapat menggunakan pewarnaan Silver staining atau pulasan perak 6. Merupakan mikroorganisme mikroaerofilik, yang mampu bertahan pada kadar oksigen 1-4% 7. Tidak dapat bertahan pada kekeringan atau suhu di atas 42°C 8. Jarang dilakukan pemeriksaan mikroskopik, tetapi lebih sering dilakukan uji serologis 2 Flurescent Treponemal Antibody Absorbtion Test (FTA-Abs) Merupakan metode yang sensitif namun tidak spesifik. Mekanisme kerjanya menggunakan keberadaan antibodi dengan memakai serum pasien. Metode ini sangat bermanfaat bagi pemeriksaan Treponema Pallidum sebab ukurannya yang kecil menyebabkan pemeriksaan mikroskop sulit dilakukan. Metode ini dimanfaatkan pula untuk menguji keberhasilan dari pengobatan terhadap sifilis. 3 RPR (Rapid Plasma Reaging) Uji hemodilusi yang prinsip dasarnya adalah pemeriksaan antibodi Treponema, yaitu reaging (antibodi spesifik yang ada pada plasma individu yang terinfeksi sifilis). Reaging tampak dalam plasma mulai dari dua minggu infeksi dan akan tetap berada pada kadar yang tinggi hingga penyakit tereradikasi.

Transcript of Praktikum Mikrobiologi

Page 1: Praktikum Mikrobiologi

Treponema Pallidum

Merupakan bakteri yang menyebabkan penyakit Sifilis. Bakteri ini masuk ke dalam tubuh melalui selaput lendir (misal di sekitar vagina atau mulut) atau menembus kulit. Kemudian, dalam beberapa jam bakteri ini menuju kelenjar getah bening terdekat, menyebar melalui pembuluh darah. Sifilis juga dapat menginfeksi janin dalam kandungan dan dapat menyebabkan cacat bawaan. Jika terinfeksi sifilis, tidak meenyebabkan kekebalan dan dapat terinfeksi kembali.1

Ciri-ciri dari bakteri ini antara lain :

1. Berbentuk spiral/spirochete, menyerupai pembuka botol2. Panjang 6-15 mikro meter3. Memiliki endoflagela4. Dapat dilihat dengan pewarnaan immunofluorescent atau dark field illumination, sebab

bakteri ini sangat tipis5. Pada jaringan dapat menggunakan pewarnaan Silver staining atau pulasan perak6. Merupakan mikroorganisme mikroaerofilik, yang mampu bertahan pada kadar oksigen 1-4%7. Tidak dapat bertahan pada kekeringan atau suhu di atas 42°C8. Jarang dilakukan pemeriksaan mikroskopik, tetapi lebih sering dilakukan uji serologis2

Flurescent Treponemal Antibody Absorbtion Test (FTA-Abs)

Merupakan metode yang sensitif namun tidak spesifik. Mekanisme kerjanya menggunakan keberadaan antibodi dengan memakai serum pasien. Metode ini sangat bermanfaat bagi pemeriksaan Treponema Pallidum sebab ukurannya yang kecil menyebabkan pemeriksaan mikroskop sulit dilakukan. Metode ini dimanfaatkan pula untuk menguji keberhasilan dari pengobatan terhadap sifilis.3

RPR (Rapid Plasma Reaging)

Uji hemodilusi yang prinsip dasarnya adalah pemeriksaan antibodi Treponema, yaitu reaging (antibodi spesifik yang ada pada plasma individu yang terinfeksi sifilis). Reaging tampak dalam plasma mulai dari dua minggu infeksi dan akan tetap berada pada kadar yang tinggi hingga penyakit tereradikasi.

Dalam tes RPR, jika reaging berada di dalam darah, ia akan bereaksi dengan antigen terlarut yang terikat dengan partikel karbon sehingga memproduksi antigen yang tampak atau kompleks antibodi-karbon. 1

Koloni

Morfologi dari Treponema Pallidum pada sediaan ditemukan bakteri berbentuk spiral kadang ditemukan berkelompok namun lebih dominan tunggal. Dapat diamati dengan pewarnaan immunoflourescent atau dark field illumination, dan silver staining.1

Page 2: Praktikum Mikrobiologi

Candida Albicans

Candida Albicans merupakan salah satu organisme normal pada kulit manusia. Namun, dalam jumlah yang banyak dapat menyebabkan infeksi, yaitu infeksi oportunistik. Infeksinya biasanya bersifat lokal, misalnya pada oral atau pada vagina.1

Pewarnaan Gram

Pewarnaan Gram memanfaatkan sifat dinding sel bakteri gram positif dan gram negatif. Gram positif memiliki dinding dengan peptidoglikan tebal , Sehingga dapat menyerap warna primer daripada warna counter, sedangkan dinding bakteri gram negatif cenderung lebih tipis. Sehingga tidak dapat menyerap warna primer, namun menyerap warna counter. Dalam pewarnaan Gram, Candida albikans akan memberikan warna gram positif karena menyerap warna primer, namun tidak dapat dikategorikan sebagai bakteri gram positif melainkan spora jamur.2

Cara Kerja :

1. Meneteskan NaCl 0,9% dengan bakteri2. Lebarkan tetesan tersebut sepanjang 1 cm3. Keringkan dengan melewatkan sekilas di atas tungsten4. Beri pewarnaan gram5. Bilas Slide6. Amati dari perbesaran lemah hingga perbesaran kuat dengan minyak emersi2

Koloni

Bentuk Candida Albicans dalam sediaan mikroskopik pewarnaan gram akan menunjukkan warna gram positif berbentuk coccus dan ditemukan banyak sekali bergerombol. Terkadang ditemukan juga pseudo hifa.1

Neiserria Gonorhoea

Merupakan bakteri gram negatif intraseluler diplokokus yang menjadi penyebab penyakit Gonorrhoea. Masa inkubasi kurang lebih sekitar 1-10 hari dan lebih sering selama 2 hari. Pada wanita gejalanya lebih sering asymptomatik.

1. Medium TransportTransport medium semisolid yang mengandung bahan untuk mencegah pertumbuhan bakteri komensal dan memastikan bakteri pathogen aerob dan anaerob tetap hidup ketika sampel spesimen tidak dapat dikultur segera.

Medium yang digunakan untuk Neiserria Gonorhoea adalah transport semisolid amies yang spesifik untuk bakteri ini dan beberapa bakteri patogen lain.

2. Medium KulturMedium selektif untuk Neiserria Gonorhoea adalah menggunakan Tayer Martin. Pembenihan Tayer Martin terdiri atas agar coklat ditambah vankomisn, nistatin, da trimetopin. Berguna untuk menghambat Pertumbuhan Bakteri kontaminan gram positif,

Page 3: Praktikum Mikrobiologi

Gram negatif, Jamur, Proteus Sp. Setelah bakteri diletakkan pada pembenihan Tayer Martin lalu diinkubasi pada atmosfer CO2 5-10% selama 24 jam pada suhu 37°C, maka akan muncul penampakan berupa kolonu dengan diameter 1-2mm, berbentuk convekx, berwarna abu-abu dan translusen

3. Tes oksidaseTes ini digunakan untuk mendeteksi bakteri yang memiliki enzim stitokrom oksidase. Enzim oksidase berperan dalam transport elektron selama respirasi aerob. Sitokrom oksidase mengkatalis proses oksidaase sitokrom yang telah direduksi oleh O2, yang kemudian membentuk H2O dan H2O2. Tes untuk menguji produksi sitokrom oksidase oleh bakteri dilakukan dengan menggunakan reagen pewarna yang bersifat donor elektron sehingga mampu bereaksi dengan enzim. Contoh reagen pewarnanya berupa :a. Tetrametil-p-fenilenediamin dihidroklorida, dilakukan dengan menuangkan stu tetes

reaging langsung pada koloni bakteri.b. Dimetil-p-fenilenediamin dihidroklorida, dilakukan dengan menggoreskan koloni

menggunakan lidi pada cakram/strip oksidase yang mengandung reaging ini.c. P-aminodimetil-anilin oksalat, dilakukan dengan menggoreska koloni pada kertas yang

mengandung reagen ini.d. Hasil :

Positif : terbentuk warna pink→maroon→biru tua/hitam/ungu kehitaman→menunjukkan adanya produksi sitokrom oksidase.Contoh : Neiserria Gonorhoea

Negatif : Tidak terdapat perubahan warna atau berwarna merah muda yang terang→menunjukkan absennya aktivitas oksidaseContoh : Enterobacteria

4. KoloniPada sediaan agar Thayer Martin, akan terlihat perkembangan bakteri Neisseria Gonorhoea yang berwarna abu-abu dan translusen. Pada sediaan Preparat, Neiserria Gonorhoeae akan memperlihatkan warna gram negatif berbentuk basil.

5. Tes Biokimia (Cystein Tryptic Agar (CTA))

Jika ditemukan tes oksidase positif dari semua isolate terutama isolate ekstragenital, maka diperlukan uji konfirmatif. Salah satu uji konfirmatif yang paling sering dilakukan adalah dengan uji berdasarkan degradasi karbohidrat. Metode pembenihan konvensional yang biasa dilakukan adalah dengan Cystein Tryptic Agar. Uji ini digunakan untuk membedakan Neiserria Gonorhoea dengan jenis Neiserria lainnya.

Kandungan yang terdapat pada CTA adalah kasein, cysteine, garam inorganic, pewarna fenol merah dan penambahan karbohidrat tertentu untuk melihat apakah bakteri mamu memanfaatkanya untuk pertumbuhan. Pada Neiserria Gonorhoea terjadi perubahan warna karena bakteri ini mampu memfermentasikan glukosa. Namun uji ini dapat menjadi positif palsu karena kontaminasi mikroorganisme lain dan menjadi negatif palsu karena kultur lebih dari 24 jam dapat terjadi autolisis.

Page 4: Praktikum Mikrobiologi

6. Uji Beta laktamaseAda beberapa cara untuk menentukan apakah bakteri menghasilkan Beta laktamase. Tes ini didasarkan pada penggunaan cephalosporin kromogenik nitrocefin. Komponen cakram cephalosporin kromogenik nitrocefin awalnya berwarna kuning pucat, tetapi ketika ikatan amida dari cincin beta laktam dipotong oleh enzim beta laktamase, maka akan terjadi perubahan warna yang menghasilkan warna merah.

Cara lain dapat dilakukan dengan tes BBL cefinase, yang terdiri dari cakram selulosa yang dilapisi dengan Nitrocefin. Tes dilakukan dengan mencelupka sengkelit berisi koloni dan digosongkan ke cakram. Jika hasilnya positif maka akan terjadi perubahan warna menjadi warna merah.2

7. SpeculumMerupakan suatu alat yang dipergunakan untuk melebarkan vagina dengan tujuan agar dapat bagia leher rahim yang lebih dalam bahkan hingga serviks. Alat ini dimanfaatkan untuk mengamati abnormalitas vagina atau untuk langkah awal dari pemeriksaan skrining pada kanker serviks, bahkan membantu memudahkan dalam mengambil sekret vagina untuk penegakan diagnosis. Bagian-bagian dari spekulum antara lain : mulut cocor bebek, pengunci mulut cocor bebek, pengontrol (yang membuka/menutup) mulut cocor bebek, dan ekor spekulum yang diletakkan dibagian posterior vagina.2

Daftar Pustaka

1. Rosana, Yeva. 2011. Microbiology laboratorium Examination. FK UI : jakarta2. FKUI. 2010. Rangkuman materi Kuliah Praktikum Mikrobiologi. FK UI : Jakarta (halaman 1-15)3. Barnister, barbara.2006. Infection ad management. Ed.3. Blackwide publisher : USA

(halaman 256)