Praktikum Induksi Diri
-
Upload
nanang-suwandana -
Category
Documents
-
view
272 -
download
0
description
Transcript of Praktikum Induksi Diri
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR
INDUKSI DIRI
Disusun oleh :
Nama : Nanang Suwandana
NIM : 12/331632/PA/14792
Prodi : Geofisika
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS GADJAH MADA
I PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangCahaya adalah suatu bentuk pancaran tenaga atau enrgi elektromagnet
yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan kita di bumi ini, karena dengan adanya
cahaya kita dapat melihat benda atau sesuatu hal dengan jelas. Dalam kehidupan
sehari-hari kita banyak menemukan berbagai macam sumber cahaya, misalnya
cahaya lampu, lilin, sinar matahari dan sebagainya. Setiap sumber cahaya
memiliki nilai kuat cahaya (intensitas cahaya) yang berbeda-beda. Untuk
mengukur nilai kuat cahaya dari sumbar cahaya kita dapat menggunakan alat
yang dinamakan fotometer.
Fotometer merupakan alat yang digunakan mengukur intensitas
pencahayaan atau penyinaran. Prinsip dasar fotometri adalah pengukuran
penyerapan sinar akibat interaksi sinar yang mempunyai panjang gelombang
tertentu dengan larutan atau zat warna yang dilewatinya. Suatu “fotometer”
adalah kata umum yang meliputi alat-alat untuk mendeteksi intensitas cahaya
hamburan, penyerapan, fluorensi. Kebanyakan fotometer berlandaskan pada
sebuah fotoresistor atau fotodioda. Masing-masing mengalami perubahan sifat
kelistrikan ketika disinari cahaya, yang selanjutnya dapat dideteksi dengan suatu
rangkaian elektronik tertentu.
Sedangkan fotometri adalah bagian dari optik yang mempelajari
mengenai kuat cahaya (intensity) dan derajat penerangan (brightness). Suatu
sumber cahaya memancarkan cahaya dengan intensitas (I) tertentu tergantung
pada kuat penerangannya dan jarak dari suatu titik terhadap sumber cahaya
tersebut. Dalam percobaan ini, yaitu fotometri, kami berusaha menentukan nilai
intensitas cahaya serta menganalisa hubungan antara jarak sumber cahaya dan
tegangan terhadap nilai intensitas cahaya dengan menggunakan fotometer
tersebut.
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk:
a. Mengukur nilai induktansi diri dalam suatu induktor
b. Menyelididki kelakukan induktor ketika diewati arus AC
c. Menyelidiki rangkaian RL dengan menggunakan osiloskop
II DASAR TEORI
Induktansi (L) diukur dalam Henry, adalah efek dari medan magnet yang
terbentuk di sekitar konduktor pembawa arus. Arus listrik yang melewati
konduktor membuat medan magnet sebanding dengan arus. Perubahan dalam
arus menyebabkan perubahan medan magnet yang mengakibatkan gaya
elektromotif lawan melalui induksi yang bersifat menentang perubahan arus.
Induktansi diukur berdasarkan jumlah gaya elektromotif yang ditimbulkan untuk
setiap perubahan arus terhadap waktu.
Sebagai contoh, sebuah induktor dengan induksi 1 Henry menimbulkan
gaya elektromotif 1 volt saat arus dalam induktor berubah dengan kecepatan 1
Ampere setiap sekon. Secara matematis, gaya elektromagnet didefinisikan
sebagai berikut:
Ԑ = L didt
Dengan Ԑ = gaya elektromotif
L = induktansi
didt
= perubahan arus tiap waktu
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mencari nilai induktansi,
diantaranya adalah metode beda tegangan dan metode beda fase.
1. Beda Tegangan
Secara matematis VA didefinisikan sebagai berikut:
RL =WL=2πfL
RR = R
VA =√RL2+RR2
= √4 π2 f 2 L+RR2
VB = I.R
Dengan menkondisikan di layar CRO VA=2VB pada setiap frekuensi
osiloskop yang dipilih, maka akan diperoleh :
f=[ √32π L ]R
2. Beda Fase
Rangkaian yang digunakan sama seperti metode 1 yaitu rangkaian RL.
Beda fase antara resistor dan induktor didefinisikan sebagai berikut:
Tan ∅=¿ 2π+L(R)
Sin ∅ =(R)
2π+L
III METODE EKSPERIMEN
3.1 Metode yang Digunakan
a. Metode grafik
Praktikum kali ini menggunakan metode grafik untuk menghasilkan
penyajian, pengumpulan dn interpretasi data dengan mudah. Selain itu
dengan menggunakan metode grafik maka praktikan akan mampu
memberikan gambaran yang jelas terkait dengan data yang diperoleh.
Grafik dapat digunakan untuk menunjukkan ketergantungan suatu
besaran terhadap besaran lain secara sangat jelas. Grafik garis tunggal
hanya dapat digunakan untuk menghubungkan dua besaran ke satu
besaran yang lain, sehingga apapun yang lain mesti tetap konstan. Grafik
sering digunakan untuk membangun pola variasi, yaitu membangun hukum
yang dapat digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi pada
waktu yang akan datang
b. Metode regresi linear
Metode yang digunakan praktikan dalam menyelesaikan
perhitungan data dalam praktikum kali ini adalah dengan menggunakan
metode regresi linear. Metode regresi linear merupakan salah satu metode
yang sering digunakan dalam sebuah praktikum fisika dasar. Metode ini sering
digunakan karena dianggap mempunyai keakuratan yang tinggi dibandingkan
metode yang lain.
Ketika menggunakan metode ini, praktikan dituntut untuk lebih
teliti dan cermat karena pada metode ini menggunakan rumus tersendiri
dalam perhitungan suatu data. Sehingga dengan ketelitian maka akan
diperoleh hasil yang sesuai keinginan
3.2 Alat dan Bahan
a. 1 buah osiloskop
b. 1 buah osilator
c. 1 buah induktor
d. 1 buah resistor
e. 1 buah bangku resistor
f. Kabel penghubung
3.3 Skema Percobaan
3.4 Tata Laksana Percobaan
3.4.1. Percobaan Variasi Beda Tegangan
a. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum
b. Alat-alat diatur sesuai dengan skema percobaan
c. Tombol putar pada resistor diatur pada skala 10000 Ω
d. Frekuensi diatur sedemikian rupa hingga tegangan VA=2VB, dengan VA
adalah tegangan total rangkaian dan VB adalah tegangan resistor,
kemudian nilai f dicatat
e. Nilai resistor divariasikan sebanyak 7 kali kali sehingga diperoleh 7 buah
data
3.4.2 Percobaan Variasi Beda Fase
a. Alat dan bahan diatur sesuai dengan skema percobaan
b. Tombol mode pada osiloskop diatur pada mode x-y, sehingga terlihat
gambar elips pada layar osiloskop
c. Skala pada resistor diatur pada nilai 1000 Ω
d. Nilai x dan ∆x gambar pada layar osiloskop dicatat, a adalah jarak
horizontal kedua ujung elips dan ∆x adalah jarak horizontal bagian tengah
yang elips
e. Nilai resistor divariasikan sebanyak 7 kali kali sehingga diperoleh 7 buah
data dan
f. Nilai x dan ∆x pada setiap variasi dicatat
3.5 Analisa Data
3.5.1 Beda Tegangan
f=[ √32π L ]R
f=[ √32π L
] R
y m x
f= Frekuensi (Hz)
R= Hambatan (Ω)
m= √32π L
L = √32π m
dan ∆L= √3
2π m2 ∆m
L ± ∆L =. . . . ± . . . .
F (Hz)
R (Ω)
3.5.1 Beda Fase
tanθ= 2 π+L(R+Rx)
1tan θ
= (R+Rx)
2πfL
1tan θ
= 1
2πfL R +
Rx2πfL
y m x c
m=1
2πfL L =
12πf m
dan ∆L= 1
2π fm2 ∆m
L ± ∆L =. . . . ± . . . .
1tan θ
R (Ω)
IV HASIL EKSPERIMEN
a. Data
1. Beda Tegangan
No R (Ω) f (Hz)
1 10000 3600
2 20000 7600
3 30000 10000
4 40000 11500
5 50000 18000
6 60000 15000
7 70000 20000
2. Beda Fase
No R (Ω) x (cm) ∆x (cm) tan (∆ xx
)1
tan
1 1000 0,6 0,5
2 2000 1,2 1,0
3 3000 1,8 1,4
4 4000 2,4 2,0
5 5000 2,8 2,4
6 6000 3,4 2,8
7 7000 3,6 3,0
c. Hasil Perhitungan
1. Beda Tegangan
No R (x) F (y) xy x2 y2
1 10000 3600 36000000 100000000 129600002 20000 7600 152000000 400000000 577600003 30000 10000 300000000 900000000 1000000004 40000 11500 460000000 1600000000 1322500005 50000 18000 900000000 2500000000 3240000006 60000 15000 900000000 3600000000 2250000007 70000 20000 1400000000 4900000000 400000000
280000 85700 4148000000 14000000000 12519700007840000000
0 7344490000 17205904 x 1012
Mencari m
m= N (∑xy )−∑x.∑ yN ∑ x2−(∑x2)
2. Beda Fase
No. R (x)
1tan θ
(y)xy x2 y2
1 1000 1,19 1190 1000000 1,41612 2000 1,19 2380 4000000 1,4161
3 3000 1,285 3855 90000001,65122
54 4000 1,19 4760 16000000 1,41615 5000 1,17 5850 25000000 1,36896 6000 1,21 7260 36000000 1,46417 7000 1,19 8330 49000000 1,4161
28000 8,425 33625 14000000010,1486
3784000000 70,980625 1130640625
V PEMBAHASAN
1. Pembahasan Kelebihan dan Kekurangan
Pada percobaan kali ini praktikan menggunakan metode
penggambaran data dengan menggunakan grafik garis. Grafik memiliki
fungsi dalam mempermudah pemahaman dan pembacaan data, sehingga
praktikan akan mampu meng-interpretasi-kan data dengn baik. Selain fungsi
tersebut grafik juga mempunyai peran:
a. grafik dapat memberikan gambaran mengenai data hasil eksperimen
b. grafik dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan fungsi
persamaan yang dalam praktikum kali ini ditunjukkan dengan koordinat x
dan y
c. grafik juga dapat digunakan digunakan untuk memperjelas penyajian data
dan untuk mempermudah memberikan pemahaman.
Pada praktukum kali ini, alat dan bahan yang digunakan dalam kondisi
baik meskipun data hasil praktikum (data yang diperoleh praktikan) terdapat
sedikit kesalahan dan kekurangan. Dalam data dan grafik terlihat bahwa
percobaan pada variasi tegangan didapatkan nilai Intensitas (lux) yang tidak
sesuai teori. Dalam data dan grafik terlihat bahwa pada percobaan ke-10
pada variasi tegangan tersebut menghasilkan nilai intensitas 0. Hal ini
dimungkinkan karena ketidaktelitian praktikan dalam membaca dan
mencatat nilai yang tercantum dalam multimeter maupun skala pada
fotometer. Dalam percobaan ini ditemui beberapa kendala lain yang
berpengaruh terhadap data hasil percobaan, yaitu:
a. karena dilakukan dalam ruangan yang gelap, sangat dimungkinkan terjadi
kesalahan dalam pembacaan data yang tertera pada alat ukur, seperti
luxmeter, multimeter, dan penggaris
b. ketidaktelitian praktikan dalam membaca dan mengolah data hasil
eksperimen sehingga menimbulkan penyimpangan data.
2. Tinjauan Terhadap Proses (jalannya) Praktikum
Pada praktikum kali ini, dilaksanakan dengan skema dan tata laksana
yang cukup sederhana. Praktikum mengenai fotometri ini dilakukan dalam 2
varisi, yaitu variasi jarak LDR dari sumber cahaya dan variasi besar sumber
tegangan (V). Untuk variasi jarak, setelah alat-alat disusun sesuai dengan
skema percobaan, pertama menetukan jarak awal LDR terhadap terhadap
lampu.
Dalam pratikum kali ini jarak awalnya 30 cm. Kemudian sumber
tegangan dihidupkan dan diatur sebesar 200 V. Selanjutnya diamati skala
yang ditunjuk pada luxmeter dan juga pada multimeter. Jarak divariasikan
sebanyak 10 kali untuk memperoleh 10 buah data.
Untuk variasi besar tegangan secara garis besar langkahnya sama,
hanya saja yang divariasikan adalah besar tegangan, diukur dari tegangan
yang lebih besar menuju tengangan yang lebih kecil sehingga terlihat jels
perubahan intensitas cahaya yang dihasilkan. Tegangan divariasikan
sebanyak 10 kali untuk memperoleh 10 buah data. Untuk variasi jarak,
semakin jauh letak LDR dari sumber cahaya, besar intensitas cahayanya
semakin berkurang. Namun nilai hambatannya semakin bertambah besar.
Sedangkan untuk variasi besar tegangan, semakin besar sumber tengangan,
maka nilai intensitas cahaya yang dihasilkan juga semakin besar. Namun,
nilai hambatannya semakin kecil.
3. Tinjauan Terhadap Metode yang Digunakan
Praktikum kali ini digunakan metode grafik dan titik sentroid serta
dengan melakukan pengamatan atau pengukuran langsung terhadap
percobaan yang dilakukan.
a. Pengamatan/pengukuran langsung terhadap percobaan
Dengan menggunakan metode ini, praktikan dituntut untuk lebih
teliti dalam proses pembacaan atau pengambilan data. Selain itu
bersabar merupakan salah satu sikap yang harus ditunjukkan dalam
praktikum ini. Dengan menggunakn metode dan sikap yang ilmiah maka
praktikan akan lebih mudah meng-interpretas-kan hasil percobaan.
b. Metode grafik
Dengan menggunakan metode grafik akan lebih mudah dalam
memahami data-data yang rumit. Metode grafik dalam mempermudah
pemahaman dan pembacaan data, sehingga praktikan akan mampu
meng-interpretasi-kan data dengn baik. Selain itu dengan menggunakan
metode grafik maka praktikan akan mampu memberikan gambaran yang
jelas terkait dengan data yang diperoleh.
c. Metode titik sentroid
Metode titik sentroid hampir sama dengan metode grafik, hanya
saja dalam metode ini tercantum besar ralat pada grafik yang disebut
bendera. Dengan menggunakan metode sentroid, praktikan akan lebih
mudah memperoleh nilai bilangan yang dicari, yang dalam praktikum ini
yaitu mencari nilai m (b) dan nilai konstanta a. Sehingga metode ini
berbeda sekali dengan metodde regresi linear yang memerlukan
ketelitian sangat tinggi karena menggunakan rumus yang cukup rumit.
Meskipun demikian, dalam penggunaan metode tidak serta merta
praktikan meninggalkan sikap teliti. Pada proses penentuan nilai ralat dari
∆y pada grafik, diperlukan ketelitian juga agar diperoleh hasil yang sesuai
teori dan referensi.
4. Tinjauan Terhadap Data Percobaan
Dengan menggunakan metode grafik dan titik sentroid, dari data
percobaan diperoleh hasil bahwa nilai ℓn I dan ℓn R dalam kondisi normal
adalah berbanding terbalik. Semakin besar nilai ℓn I maka nilai ℓn R akan
semakin kecil. Selain itu dari data juga dapat diketahui bahwa hubungan
antara V dan R serta hubungan antara I dan P. Dengan berorientasi pada
data, semakin besar nilai voltase maka maka nilai hambatan (R) semakin
kecil. Begitu pula sebaliknya, semakin kecil nilai voltase maka nilai dari
hambatan (R) akan semakin besar. Hubungan antara intensitas (lux) dan
hambatan (R) juga sama sepert hubungan antara voltase dan hambatan
(R).
Dari data percobaan menganai variasi jarak dapat dilihat bahwa
terjadi perubahan nilai intensitas dan hambatan yang konsisten. Begitu
pula dengan percobaan mengenai variasi tegangan dimana peruban nilai
intensitas dan hambatan juga terjadi secara konsisten. Hal ini
mengindikasikan bahwa praktikum yang dilakukan telah berhasil dan
berjalan sesuai dengan teori.
Meskipun demikian demikian dari data dapat dilihat bahwa
terdapat kesalahan dalam pengamatan dan pengambilan data. Kesalahan
pengambilan data ini terlihat pada percobaan mengenai variasi jarak
dimana pada data ke-9 dan ke-10 mempunyai nilai intensitas yang sama
yaitu 30 lux. Hal ini terlihat pula pada percobaan mengenai variasi
tegangan data ke-10. Dalam data tersebut dapat dilihat bahwa nilai
intensitas cahayanya adalah 0. Hal ini tentu saja bukan hasil yang baik
dalam sebuah pengamatan. Kesalahan ini dimungkinkan dari
ketidaktelitian praktikan dalam melakukan praktikum atau kesalahan
dalan membaca skala yang tertera dalam peralatan praktikum. Selain itu
unsur kesubjektifan turut menjadi faktor keakuratan data yang diperoleh.
5. Tinjauan Terhadap Grafik
Pada percobaan kali ini juga menggunakan metode penggambaran
data menggunakan grafik garis. Grafik yang digunakan dalam praktikum
kali ini yaitu model grafik biasa yang dalam percobaan diperoleh grafik
model melengkung dan model grafik dengan titik sentroid. Dengan
menggunakan model grafik yang biasa terjadi sedikit kesalahan karena
terdapat titik titik yang berada diluar garis pada pada grafik. Hal ini
dimungkinkan karena ketidaktelitian praktikan dalam melaksanakan
percobaan. Meskipun demikian, percobaan mengenai fotometri ini
menunjukkan sesuai dengan teori.
Dari grafik didapatkan nilai C, C₁, C₂ yang menunjukkan ketelitian
dari hasil pengamatan. Nilai tersebut diperoleh dari metode titik sentroid
dimana garis yang dihasilkan memotong sumbu y. Nilai dari C, C₁, C₂
tersebut yaitu:
C = 5,02
C₁ = 5,13
C₂ = 4,92
6. Tinjauan Terhadap Hasil Perhitungan dan Perhitungan
Dengan menggunakan metode titik sentroid, praktikan dengan
lebih mudah memperoleh hasil perhitungan daripada menggunakan
metode yang lain. Dari data dan metode titik sentroid diperoleh:
a. Nilai b
m= y₂− y₁x₂−x₁
= 3 ,5−4 ,5
8 ,66−7 ,9 =
−10 ,76
= -1,31
m=-1,31 karena m = b sehingga b = -1,31
Nilai ∆b
m ₁ = y₂− y₁x₂−x₁
= 3 ,65−4 ,88 ,6−7 ,6
= −1 ,151,05
= -1,09
m ₂ = y₂− y₁x₂−x₁
= 3 ,65−4 ,98 ,5−7 ,65
= −1 ,250 ,85
= -1,47
∆m = ¿m−m ₁∨+¿m−m₂∨¿2¿
= 0,19
∆m = 0,19 karena ∆m = ∆b sehingga ∆b = 0,19
Jadi, dari perhitungan diperoleh nilai b ± ∆b = -1,31 ± 0,19
b. Nilai konstanta a
C = 5,02
C₁ = 5,13
C₂ = 4,92
a = eᶜ
= 2,71828 pangkat 5,02
= 151,41
∆a = eᶜ x ∆c
∆c = ¿c−c₁∨+¿c−c₂∨¿2
¿
= 0,105
∆a = eᶜ x ∆c = 151,41 x 0,105
= 15,89
Jadi, dari perhitungan yang dilakukan diperoleh nilai a ± ∆a = 151,4 ± 15,89
7. Tinjauan Terhadap Referensi
Dari referensi dan merujuk pada hasil perhitungan data, diketahui
bahwa nilai b = -1. Tetapi dari referensi yang lain praktikan belum
mengetahui secara pasti besar nilai dari a. Pada percobaan yang
dilakukan praktikan menggunakan variabel kontrol dan variabel
manipulasi untuk memperoleh nilai a tersebut.
Pada percobaan yang dilakukan praktikan dengan menggunakan
variasi jarak LDR dari sumber cahaya, diperoleh nilai b = -1,31 dan nilai
dari ∆b = 0,19. Selain itu praktikan memperoleh praktikan memperoleh
nilai a= 151,4 dan nilai ∆a =15,89. Dengan memasukkan nilai dari a dan b
kedalam rumus awal yaitu I =a x R2 maka diperoleh I= 151,41 R−1,3 Jika
merujuk pada referensi maka nilai b yang diperoleh praktikan hampir
sesuai dengan referensi yang ada.Sehingga menunjukkan bahwa hasil
perhitungan yang dilakukan oleh praktikan berhasil.
Namun demikian terdapat sedikit terdapat sedikit perbedaan
antara perhitungan praktikan dengan referensi. Penyimpangan tersebut
dimungkinkan karena ketidaktelitian praktikan ketika melakukan
pengamatan terhadap skala pada alat percobaan. Selain itu juga karena
dilakukan dalam ruangan yang gelap, sangat dimungkinkan terjadi
kesalahan dalam pembacaan data yang tertera pada alat ukur, seperti
luxmeter, multimeter, dan penggaris. Tetapi secara keseluruhan
percobaan yang dilakukan oleh praktikan bisa dikatakan berhasil.
Berdasarkan data yang diperoleh praktikan, menunjukan bahwa
hubungan antara daya (P) dengan hambatan (R) adalah berbanding
terbalik. Semakin besar nilai hambatan maka nilai dayanya akan semakin
kecil. Begitu pula sebaliknya. Semakin kecil nilai hambatan maka nilai
dayanya akan semakin besar. Sedangkan nilai voltase atau tegangan (V)
selalu berbanding lurus dengan daya (P). Semakin besar nilai tegangan
maka nilai dayanya akan semakin besar. Tetapi, semakin kecil nilai
tegangan maka nilai dayanya akan semakin kecil pula. Hal ini sesuai
dengan referensi dan teori yang diperoleh praktikan.
P=V x I = V2
R
Keterangan:
P = Daya I= Kuat arus
V = Tegangan R = Hambatan
VI KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang praktikan lakukan tentang “Fotometri” dapat
diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a. Jarak berbanding terbalik dengan intensitas cahaya. Semakin jauh jarak
dari sumber cahaya, intensitasnya semakin kecil dan juga sebaliknya
b. Tegangan berbanding lurus dengan intensitas cahaya. Semakin besar
tegangannya maka intensitas yang dihasilkan semakin besar dan
sebaliknya
c. Tegangan berbanding terbalik dengan hambatan.
d. Hambatan berbanding terbalik dengan daya. Semakin besar hambatan
maka daya yang dihasilkan akan semakin semakin kecil dan sebaliknya.
e. Intensitas cahaya berbanding lurus dengan daya
f. Nilai b pada grafik ℓn I vs ℓn R diperoleh nilai sebesar -1,31 dengan nilai
ralat sebesar 0,2. Sehingga nilai b ± ∆b = -1,31 ± 0,19
g. Nilai a pada grafik ℓn I vs ℓn R diperoleh nilai sebesar 151,4 dengan nilai
ralat sebesar 15,89. Sehingga nilai a ± ∆a = 151,4 ± 15,89
VII DAFTAR PUSTAKA
Halliday dan Resnich, 1996. Fisika Dasar Jilid II. Erlangga
http://ww.niam.blogspot.com/2010/05/fotometri.html
http://www.scribd.com/doc/70754515/Resume-Fotometri-Radio-Me-Tri
http://sidikpurnomo.net/fotometri-bag1.html
http://blogfisikaku.wordpress.com/2011/06/15/praktikum-fotometer-
mengukur-intensitas-cahaya-bohlam/
http://fisikakuenjoy.blogspot.com/
http://www.scrib.com/doc/52172826/dasar.teori.fotometer
http://id.wikipedia.org/wiki/Fotometer
VIII PENGESAHAN
Demikian laporan praktikum Fisika Dasar ini saya buat guna memenuhi tugas
Praktikum Fisika Dasar
Yogyakarta, 06
Desember 2012
Asisten Praktikan
Bagas Nanang
Suwandana
NIM:
12/331632/PA/14792
b.Grafik
1. Percobaan Variasi Jarak
2.Percobaan Variasi Tegangan