Praktikum i Sipat Datar Profil Melintang

25
SIPAT DATAR PROFIL MELINTANG BAB 1 PRAKTIKUM I SIPAT DATAR PROFIL MELINTANG 1.1. Tujuan Praktikum 1. Menentukan beda tinggi dan elevasi titik-titik pada jalur pengukuran atau jalur yang dilewati sebagai kerangka dasar horizontal dengan alat ukur. 2. Mengetahui pemakain dan fungsi alat ukur sipat datar waterpass. 3. Mengetahui dan memperhitungkan banyaknya galian dan timbunan yang perlu dilakukan pada pekerjaan konstruksi. 1.2 Alat yang Digunakan 1. Waterpass 2. Statif 3. Rambu ukur 4. Patok 5. Meteran 6. Payung 7. Alat tulis 1.3 Landasan Teori Pengukuran waterpass adalah pengukuran untuk menentukan ketinggian atau beda tinggi antara dua titik. Pengukuran waterpass ini sangat penting gunanya Teknik Sipil C 2013 | Kelompok 1 1

Transcript of Praktikum i Sipat Datar Profil Melintang

Page 1: Praktikum i Sipat Datar Profil Melintang

SIPAT DATAR PROFIL MELINTANG BAB 1

PRAKTIKUM I

SIPAT DATAR PROFIL MELINTANG

1.1. Tujuan Praktikum

1. Menentukan beda tinggi dan elevasi titik-titik pada jalur pengukuran

atau jalur yang dilewati sebagai kerangka dasar horizontal dengan alat

ukur.

2. Mengetahui pemakain dan fungsi alat ukur sipat datar waterpass.

3. Mengetahui dan memperhitungkan banyaknya galian dan timbunan

yang perlu dilakukan pada pekerjaan konstruksi.

1.2 Alat yang Digunakan

1. Waterpass

2. Statif

3. Rambu ukur

4. Patok

5. Meteran

6. Payung

7. Alat tulis

1.3 Landasan Teori

Pengukuran waterpass adalah pengukuran untuk menentukan ketinggian

atau beda tinggi antara dua titik. Pengukuran waterpass ini sangat penting

gunanya untuk mendapatkan data sebagai keperluan pemetaan, perencanaan

ataupun untuk pekerjaan konstruksi.

Hasil-hasil dari pengukuran waterpass di antaranya digunakan untuk

perencanaan jalan, jalan kereta api, saluran, penentuan letak bangunan gedung

yang didasarkan atas elevasi tanah yang ada, perhitungan urugan dan galian tanah,

penelitian terhadap saluran-saluran yang sudah ada, dan lain-lain.

| Kelompok 1 1

Page 2: Praktikum i Sipat Datar Profil Melintang

SIPAT DATAR PROFIL MELINTANG BAB 1

Dalam pengukuran tinggi ada beberapa istilah yang digunakan, yaitu :

1. Garis vertikal adalah garis yang menuju ke pusat bumi, yang umum

dianggap sama dengan garis unting-unting

2. Bidang mendatar adalah bidang yang tegak lurus garis vertikal pada

setiap titik. Bidang horisontal berbentuk melengkung mengikuti

permukaan laut.

3. Datum adalah bidang yang digunakan sebagai bidang referensi untuk

ketinggian, misalnya permukaan laut rata-rata.

4. Elevasi adalah jarak vertikal (ketinggian) yang diukur terhadap bidang

datum.

5. Banch Mark (BM) adalah titik yang tetap yang telah diketahui

elevasinya terhadap datum yang dipakai, untuk pedoman pengukuran

elevasi daerah sekelilingnya.

Prinsip cara kerja dari alat ukur waterpass adalah membuat garis sumbu

teropong horisontal. Bagian yang membuat kedudukan menjadi horisontal adalah

nivo, yang berbentuk tabung berisi cairan dengan gelembung di dalamnya.

Dalam menggunakan alat ukur waterpass harus dipenuhi syarat-syarat sbb :

1. Garis sumbu teropong harus sejajar dengan garis arah nivo.

2. Garis arah nivo harus tegak lurus sumbu I.

3. Benang silang horisontal harus tegak lurus sumbu I.

Pada penggunaan alat ukur waterpass selalu harus disertai dengan rambu

ukur (baak). Yang terpenting dari rambu ukur ini adalah pembagian skalanya

harus betul-betul teliti untuk dapat menghasilkan pengukuran yang baik. Di

samping itu cara memegangnya pun harus betul-betul tegak (vertikal). Agar letak

rambu ukur berdiri dengan tegak, maka dapat digunakan nivo rambu . Jika nivo

rambu ini tidak tersedia, dapat pula dengan cara menggoyangkan rambu ukur

secara perlahan-lahan ke depan, kemudian ke belakang, kemudian pengamat

mencatat hasil pembacaan rambu ukur yang minimum. Cara ini tidak cocok bila

rambu ukur yang digunakan beralas berbentuk persegi.

| Kelompok 1 2

Page 3: Praktikum i Sipat Datar Profil Melintang

SIPAT DATAR PROFIL MELINTANG BAB 1

Pada saat pembacaan rambu ukur harus selalu diperhatikan bahwa :

2BT = BA + BB

Adapun : BT = Bacaan benang tengah waterpass

BA = Bacaan benang atas waterpass

BB= Bacaan benang bawah waterpass

Bila hal diatas tidak terpenuhi, maka kemungkinan salah pembacaan atau

pembagian skala pada rambu ukur tersebut tidak benar.

Praktikum ini tentang pengukuran waterpass melintang:

Pengukuran Waterpass Melintang

Tujuan Agar dapat mengetahui dan memperhitungkan banyaknya galian

dan timbunan yang perlu dilakukan pada pekerjaan konstruksi.

Rumus nya adalah :

Dimana:

BA = Benang atas

BB = Benang bawah

Sedangkan untuk menentukan beda tinggi dari titik yang dipilih dipakai

cara sebagai berikut:

Atau

Dimana:

ρ = tinggi garis bidik.

Bt = benang tengah pada pembacaan sumbu.

Btr = benang tengah pada pembacaan rambu di titik referensi.

Berikut adalah kesalahan–kesalahan yang biasa dilakukan di lapangan :

1. Pembacaan yang salah terhadap rambu ukur.Hal ini dapat di

sebabkankarena mata si pengamat kabur, angka rambu ukur yang hilang

akibat sering tergores, rambu ukur kurang tegak dan sebagainya.

| Kelompok 1 3

D= 100 (BA - BB)

h = ρ - Bt h = Btr - Bt

Page 4: Praktikum i Sipat Datar Profil Melintang

SIPAT DATAR PROFIL MELINTANG BAB 1

2. Penempatan pesawat atau rambu ukur yang salah.

3. Pencatatan hasil pengamatan yang salah.

4. Menyentuh kaki tiga (tripod) sehingga kedudukan pesawat / nivo

berubah.

1.4 Langkah Kerja Pengukuran Sipat Datar Profil Melintang

1. Titik awal pengukuran yang digunakan ditentukan terlebih dahulu.

2. Diberikan tanda pada titik awal tersebut dengan memasang patok kayu

sebagai titik P1 atau STA 0±000

3. Titik STA 0±000; STA 0±025; STA 0±050; STA 0±075; STA

0±100; STA 0±125 di ukur menggunakan meteran yang setiap titik

berjarak 25 meter,kemudian diberi tanda dengan memasang patok kayu

hingga titik terakhir yaitu titik P6 atau STA 0±125 sejauh 125 meter

dari titik awal.

4. Tripod diberdirikan diatas tanah tepat di tengah antara titik P2 atau STA

0±025 dan P3 atau STA 0±050 dan alat ukur waterpass diletakkan

diatas tripod tersebut dengan menyekrup bagian bawahnya. Agar nivo

pada waterpass terlindungi dari sinar matahari digunakan payung untuk

melindungi nivonya.

5. Sekrup pengungkit diatur agar gelembung nivo terletak tepat di tengah-

tengah tabung.

6. Setelah nivo dalam keadaan seimbang, rambu ukur diletakkan di titik

datum untuk mendapatkan bentang tengah (BT) awal, kemudian dibaca

oleh pengamat menggunakan alat ukur waterpass dan hasilnya dicatat

oleh pencatat untuk tahap awal agar mendapatkan nilai elevasi.

7. Setelah membaca bentang tengah (BT) di titik datum oleh pengamat,

rambu ukur diletakkan di titik P1 atau STA 0±000 seperti di tengah

jalan raya ,tepi jalan raya kiri dan kanan, bahu jalan kiri dan kanan,

parit, tiap satu meter samping parit sebanyak tiga titik, tiap satu meter

samping bahu jalan sebanyak tiga titik, untuk mendapatkan nilai benang

atas ,benang bawah dan benang tengah yang dibaca nilainya oleh

pengamat danhasilnya dicatat oleh pencatat dengan teliti.

| Kelompok 1 4

Page 5: Praktikum i Sipat Datar Profil Melintang

SIPAT DATAR PROFIL MELINTANG BAB 1

8. Setelah selesai pengukuran di titik P1 atau STA0±000, waterpass

diputar ke titik selanjutnya. Kemudian ulangi langkah nomor 7 sampai

titik terakhir yaitu titik P6 atau STA0±125. Dengan syarat tripod dan

alat ukur waterpass tidak boleh dipindahkan dari titik awal letaknya

yaitu antara P2 atau STA0±025 dan P3 atau STA0±050.

9. Selama pengukuran dilakukan jika ada titik yang tidak bisa dibaca di

karenakan beberapa faktor gangguan seperti ada pohon kelapa sawit,

kendaraan parkir dll, maka antara titik P1 atau STA 0±000 sampai P6

atau 0±125, boleh dipindahkan satu meter kesampingnya, atau jika tetap

tidak bia dibaca maka pencatat menulis berita acara selama pengukuran

dilakukan.

10. Setelah pengukuran dilapangan dilakukan, selanjutnya data diolah untuk

mencari elevasi pada titik-titik yang telah di ukur dan dibuat sketsanya.

1.5 Perhitungan Data

1. Tabel Pengukuran Jalan

No STA

Lebar

Jalan

(m)

Lebar

Bahu

(m)

Parit

Atas

(m)

Parit

Bawah

(m)

1 0+000 3,89 1,59 0,75 0,41

2 0+025 3,98 1,38 0,73 0,42

3 0+050 4,2 1,5 0,75 0,40

4 0+075 4,8 1,46 0,72 0,43

5 0+100 4,2 1,3 0,70 0,45

6 0+125 3,94 1,57 0,70 0,42

2. Mencari BT Koreksi (BTK)

Rumus :

BTK=BA+BB2

(mm)

Dimana : BTK = Benang Tengah Koreksi

BA = Benang Atas

| Kelompok 1 5

Page 6: Praktikum i Sipat Datar Profil Melintang

SIPAT DATAR PROFIL MELINTANG BAB 1

BB = Benang Bawah

1. STA 0+000

BTK (L4 )=1088+8312

=959,5

BTK (L3 )=997+7502

=873,5

BTK (L2 )=860+5632

=711,5

BTK (L1 )=830+5392

=684,5

BTK (CL )=840+5502

=695

BTK (R1 )=844+5512

=697,5

BTK (R2 )=925+6252

=775

BTK (R3 )=898+6122

=755

BTK (R4 )=1538+12452

=1391,5

BTK (R5 )=870+5782

=724

BTK (R6 )=779+4802

=629,5

BTK (R7 )=651+3602

=505,5

2. STA 0+025

BTK (L4 )=1450+13612

=¿1405,5

BTK (L3 )=1410+13352

=¿1372,5

BTK (L2 )=1333+12652

=¿1299

BTK (L1 )=1281+12102

=¿1245,5

BTK (CL )=1262+12132

=¿1237,5

BTK (R1 )=1238+11952

=¿1216,5

BTK (R2 )=1315+12712

=1293

BTK (R3 )=1282+11402

=1211

BTK (R4 )=1848+18022

=1825

BTK (R5 )=1398+13452

=1371,5

BTK (R6 )=1386+13282

=1357

BTK (R7 )=1356+12912

=1323,5

3. STA 0+050

BTK (L4 )=1962+18532

=¿1907,5

BTK (L3 )=1857+16632

=¿1769

BTK (L2 )=1767+15352

=¿1651

BTK (L1 )=1692+14682

=¿1580

BTK (CL )=1715+15112

=¿1613

BTK (R1 )=1711+15062

=¿1608,5

BTK (R2 )=1681+14782

=1579,5

BTK (R3 )=1565+14612

=1513

| Kelompok 1 6

Page 7: Praktikum i Sipat Datar Profil Melintang

SIPAT DATAR PROFIL MELINTANG BAB 1

BTK (R4 )=2322+21982

=2260

BTK (R5 )=1672+14752

=1573,5

BTK (R6 )=1699+14622

=1580,5

BTK (R7 )=1742+15352

=1638,5

BTK (R8 )=1752+15392

=1645,5

4. STA 0+075

BTK (L4 )=2315+18602

=¿2087,5

BTK (L3 )=2325+18702

=¿2097,5

BTK (L2 )=2315+18602

=¿2087,5

BTK (L1 )=2130+16802

=¿1905

BTK (CL )=2060+15102

=1785

BTK (R1 )=2100+16552

=¿1877,5

BTK (R2 )=2965+16152

=1840

BTK (R3 )=2055+16002

=1827,5

BTK (R4 )=2610+21652

=2387,5

BTK (R5 )=1960+15102

=1735

BTK (R6 )=1985+15352

=1760

BTK (R7 )=−(Gangguan)

BTK (R8 )=1997+15552

=1776

5. STA 0+100

BTK (L4 )=2350+16652

=¿2007,5

BTK (L3 )=2465+17652

=¿2115

BTK (L2 )=2420+17252

=¿2072,5

BTK (L1 )=2210+15102

=¿1860

BTK (CL )=2170+14802

=¿1825

BTK (R1 )=2205+15152

=¿1860

BTK (R2 )=2240+15502

=1895

BTK (R3 )=2160+14702

=1815

BTK (R4 )=2880+21852

=2532,5

BTK (R5 )=2160+14702

=1815

BTK (R6 )=2075+13802

=1727,5

BTK (R7 )=1760+14102

=1585

| Kelompok 1 7

Page 8: Praktikum i Sipat Datar Profil Melintang

SIPAT DATAR PROFIL MELINTANG BAB 1

BTK (R8 )=1760

6. STA 0+125

BTK (L4 )=−(Gangguan)

BTK (L3 )=2870+18152

=¿2342,5

BTK (L2 )=2805+18552

=¿2330

BTK (L1 )=2630+16802

=¿2155

BTK (CL )=2575+16302

=¿2102,5

BTK (R1 )=2585+16402

=¿2112,5

BTK (R2 )=2580+16352

=2107,5

BTK (R3 )=2525+15752

=2050

BTK (R4 )=3210+22752

=2742,5

BTK (R5 )=2535+15902

=2062,5

BTK (R6 )=2620+16752

=2147,5

BTK (R7 )=2600+17002

=2150

BTK (R8 )=2600+17002

=2150

3. Mencari Beda Tinggi (∆ h)

Rumus:

∆ h=BTRB(Datum)−BTK

Dimana :BTRB (Datum )=553mm

BTK = Benang Tengah Koreksi

1. STA 0+000

∆ h (L4 )=553−959,5=−406 ,

∆ h (L3 )=553−873,5=−320,5

∆ h (L2 )=553−711,5=−158,5

∆ h (L1 )=553−684,5=−131,5

| Kelompok 1 8

Page 9: Praktikum i Sipat Datar Profil Melintang

SIPAT DATAR PROFIL MELINTANG BAB 1

∆ h (CL )=553−695=−142

∆ h(R1)=553−697,5=−144,5

∆ h (R2 )=553−775=−222

∆ h (R3 )=553−755=−202

∆ h (R 4 )=553−1391,5=−838,5

∆ h (R5 )=553−724=−171

∆ h (R6 )=553−629,5=−76,5

∆ h (R7 )=553−505,5=47,5

2. STA 0+025

∆ h(L4)=553−1405,5=−852,5

∆ h (L3 )=553−1372,5=−819,5

∆ h (L2 )=553−1299=−746

∆ h¿

∆ h¿

∆ h (R1 )=553−1216,5=−663 ,5

∆ h (R2 )=553−1293=−740

∆ h (R3 )=553−1211=−658

∆ h (R 4 )=553−1825=−1272

∆ h(R5)=553−1371,5=−818,5

∆ h (R6 )=553−1357=−804

∆ h(R7)=553−1323,5=−770,5

3. STA 0+050

∆ h(L4)=553−1907,5=−1354,4

∆ h (L3 )=553−1769=−1216

∆ h (L2 )=553−1651=−1098

∆ h (L1 )=553−1580=−1027

∆ h (CL )=553−1613=−1060

∆ h(R1)=553−1608,5=−1055,5

∆ h(R2)=553−1579,5=−1026,5

∆ h(R3)=553−1513=−960

∆ h(R4)=553−2260=−1707

∆ h(R5)=553−1573,5=−1020,5

∆ h(R6)=553−1580,5=1027,5

∆ h(R7)=553−1638,5=−1085,5

∆ h(R8)=553−1645,5=1092,5

| Kelompok 1 9

Page 10: Praktikum i Sipat Datar Profil Melintang

SIPAT DATAR PROFIL MELINTANG BAB 1

4. STA 0+075

∆ h (L4 )=553−2087,5=−1534,5

∆ h (L3 )=553−2097,5=−1544,5

∆ h(L2)=553−2087,5=−1534,5

∆ h (L1 )=553−1905=−1352

∆ h (CL )=553−1785=−1232

∆ h(R1)=553−1877,5=−1324,5

∆ h (R2 )=553−1840=−1287

∆ h (R3 )=553−1827,5=¿-

1274,5

∆ h(R4)=553−2387,5=−1834,5

∆ h (R5 )=553−1735=−1182

∆ h (R6 )=553−1760=−1207

∆ h(R7)=−(Gangguan)

∆ h (R8 )=553−1776=−1223

5.STA 0+100

∆ h(L4)=553−2007,5=−1454,5

∆ h (L3 )=553−2115=−1562

∆ h(L2)=553−2072,5=−1519,5

∆ h (L1 )=553−1860=−1307

∆ h (CL )=553−1825=−1272

∆ h (R1 )=553−1860=−1307

∆ h (R2 )=553−1895=−1342

∆ h (R3 )=553−1815=−1262

∆ h(R4)=553−2532,5=−1979,5

∆ h (R5 )=553−1815=−1262

∆ h (R6 )=553−1727,5=−1174,5

∆ h(R7)=553−1585=−1032

∆ h (R8 )=553−1760=−1207

6. STA 0+125

∆ h(L4)=−(Gangguan)

∆ h(L3)=553−2342,5=−1789,5

∆ h (L2 )=553−2330=−1777

∆ h (L1 )=553−2155=−1602

∆ h (CL )=553−2102,5=−1549,5

∆ h(R1)=553−2112,5=−1559,5

∆ h(R2)=553−2107,5=−1554,5

∆ h(R3)=553−2050=−1497

∆ h(R4)=553−2742,5=−2189,5

∆ h(R5)=553−062,5=−1509,5

| Kelompok 1 10

Page 11: Praktikum i Sipat Datar Profil Melintang

SIPAT DATAR PROFIL MELINTANG BAB 1

∆ h(R6)=553−2147,5=−1594,5

∆ h(R7)=553−2150=−1597

∆ h(R8)=553−2150=−1597

Mencari Beda Tinggi (∆ h) dalam (cm)

Rumus

∆ h ( cm )=BT10

1. STA 0+000

∆ h (L4 )=553−959,5=−40,6 5

∆ h (L3 )=553−873,5=−32 ,0 5

∆ h (L2 )=553−711,5=−15,8 5

∆ h (L1 )=553−684,5=−13,15

∆ h (CL )=553−695=−14,2

∆ h (R1 )=553−697,5=−14,42

∆ h (R2 )=553−775=−22,2

∆ h (R3 )=553−755=−20,2

∆ h (R 4 )=553−1391,5=−83,85

∆ h (R5 )=553−724=−17,1

∆ h (R6 )=553−629,5=−7,65

∆ h (R7 )=553−50=4,75

2. STA 0+025

∆ h (L4 )=553−1405,5=−85,25

∆ h (L3 )=553−1372,5=−81,95

∆ h (L2 )=553−1299=−74,6

∆ h(L1)=553−1245,5=−69,25

∆ h(CL)=553−1237,5=−68,45

∆ h(R1)=553−1216,5=−63,35

∆ h (R2 )=553−1293=−74,0

∆ h (R3 )=553−1211=−65,8

∆ h (R 4 )=553−1825=−127,2

∆ h (R5 )=553−1371,5=−81,85

∆ h (R6 )=553−1357=−80,4

∆ h (R7 )=553−1323,5=−77,05

3. STA 0+050

∆ h(L4)=553−1907,5=−1354,5

∆ h(L3)=553−1769=−121,6

∆ h(L2)=553−1651=−109,8

∆ h(L1)=553−1580=−102,7

∆ h(CL)=553−1613=−106

∆ h(R1)=553−1608,5=−105,55

| Kelompok 1 11

Page 12: Praktikum i Sipat Datar Profil Melintang

SIPAT DATAR PROFIL MELINTANG BAB 1

∆ h(R2)=553−1579,5=−102,65

∆ h (R3 )=553−1513=−96

∆ h (R 4 )=553−2260=−170,7

∆ h (R5 )=553−1573,5=−102,05

∆ h (R6 )=553−1580,5=−102,75

∆ h (R7 )=553−1638,5=−108,55

∆ h (R8 )=553−1645,5=−109,25

4. STA 0+075

∆ h(L4)=553−2087,5=−153,45

∆ h(L3)=553−2097,5=−154,45

∆ h(L2)=553−2087,5=−153,45

∆ h(L1)=553−1905=−135,2

∆ h(CL)=553−1785=−123,2

∆ h(R1)=553−1877,5=−1324,5

∆ h(R2)=553−1840=−1287

∆ h (R3 )=553−1827,5=−127,45

∆ h (R 4 )=553−2387,5=−183,45

∆ h (R5 )=553−1735=−118,2

∆ h (R6 )=553−1760=−120,7

∆ h (R7 )=−(Gangguan)

∆ h (R8 )=553−1776=−122,3

5. STA 0+100

∆ h(L4)=553−2007,5=−145,45

∆ h(L3)=553−2115=−156,2

∆ h(L2)=553−2072,5=−151,92

∆ h(L1)=553−1860=−130,7

∆ h(CL)=553−1825=−127,2

∆ h(R1)=553−1860=−130,7

∆ h(R2)=553−1895=−134,2

∆ h (R3 )=553−1815=−126,2

∆ h (R 4 )=553−2532,5=−1197,95

∆ h (R5 )=553−1815=−126,2

∆ h (R6 )=553−1727,5=−117,45

∆ h (R7 )=553−1585=−103,2

∆ h (R8 )=−(Gangguan)

6. STA 0+125

∆ h(L4)=−(Gangguan)

| Kelompok 1 12

Page 13: Praktikum i Sipat Datar Profil Melintang

SIPAT DATAR PROFIL MELINTANG BAB 1

∆ h(L3)=553−2342,5=−178,95

∆ h (L2 )=553−2330=−177,7

∆ h (L1 )=553−2155=−160,2

∆ h (CL )=553−2102,5=−154,95

∆ h(R1)=553−2112,5=−155,95

∆ h(R2)=553−2107,5=−155,45

∆ h (R3 )=553−2050=−149,7

∆ h (R 4 )=553−2742,5=−218,95

∆ h (R5 )=553−062,5=−150,95

∆ h (R6 )=553−2147,5=−159,45

∆ h (R7 )=553−2150=−159,7

∆ h (R8 )=553−2150=−159,7

5. Mencari Elevasi

Elevasi Datum :25000 mm

Rumus :

Elevasi=Elevasi Datum±∆h (mm)

1. STA 0+000

Elevasi (L4 )=25000−406,5=24593,5

Elevasi(L3)=25000−320,5=24679,5

Elevasi (L2 )=25000−158,5=24841,5

Elevasi(L1)=25000−131,5=24848,5

Elevasi (CL )=25000−142=24858

Elevasi(R1)=25000−144,5=24855,5

Elevasi (R2 )=25000−222=24778

Elevasi(R3)=25000−202=24798

Elevasi(R 4)=25000−838,5=24161,5

Elevasi(R5)=25000−171=24829

Elevasi(R6)=25000−76,5=24923,5

Elevasi (R7 )=25000+47,5=25047 ,5

2. STA 0+025

Elevasi (L4 )=25000−852,5=24147,5

Elevasi(L3)=25000−819,5=24180,5

Elevasi (L2 )=25000−746=24254

Elevasi(L1)=25000−692,5=24848,5

Elevasi (CL )=25000−684,5=24315,5

Elevasi(R1)=25000−663,5=24336,5

3. STA 0+050

| Kelompok 1 13

Page 14: Praktikum i Sipat Datar Profil Melintang

SIPAT DATAR PROFIL MELINTANG BAB 1

Elevasi (L4 )=25000−1354,5=23645,5

Elevasi (L3 )=25000−1216=23784

Elevasi (L2 )=25000−1098=23902

Elevasi (L1 )=25000−1027=23973

Elevasi (CL )=25000−1060=23940

Elevasi(R1)=25000−1055,5=3944,5

4. STA 0+75

Elevasi (R2 )=25000−740=24260

Elevasi (R3 )=25000−658=24342

Elevasi (R4 )=25000−1272=23728

Elevasi(R5)=25000−818,5=24181,5

Elevasi (R6 )=25000−804=24196

Elevasi (R7 )=25000−770,5=24229,5

Elevasi (R2 )=25000−1026,5=23975,5

Elevasi (R3 )=25000−960=24040

Elevasi (R4 )=25000−1707=23293

Elevasi (R5 )=25000−1020,5=23979,5

Elevasi (R6 )=25000−1027,5=23972,5

Elevasi (R7 )=25000−1085,5=23914,5

Elevasi (R8 )=25000−1092,5=23907,5

Elevasi (L4 )=25000−1534,5=23465,5

Elevasi(L3)=25000−1544,5=23455,5

Elevasi (L2 )=25000−1534,5=23465,5

Elevasi (L1 )=25000−1352=23648

Elevasi (CL )=25000−1232=23768

Elevasi (R1 )=25000−1324 ,5=23675,5

5. STA 0+100

Elevasi (R2 )=25000−1287=23713

Elevasi (R3 )=25000−1274 ,5=23725,5

Elevasi (R4 )=25000−1834,5=23165,5

Elevasi (R5 )=25000−1182=23818

Elevasi (R6 )=25000−1207=23793

Elevasi (R7 )=−(Gangguan)

Elevasi (R8 )=25000−1223=23777

Elevasi (L4 )=25000−1454,5=23545,5

Elevasi (L3 )=25000−1562=23438

Elevasi (L2 )=25000−1519,5=23480,5

Elevasi (L1 )=25000−1307=23693

| Kelompok 1 14

Page 15: Praktikum i Sipat Datar Profil Melintang

SIPAT DATAR PROFIL MELINTANG BAB 1

Elevasi (CL )=25000−1272=23728

Elevasi (R1 )=25000−1307=23693

Elevasi (R2 )=25000−1342=23658

Elevasi (R3 )=25000−1262=23738

Elevasi (R4 )=25000−1979,95=23020,5

Elevasi (R5 )=25000−1262=23738

Elevasi (R6 )=25000−1174,5=23838

Elevasi (R7 )=25000−1032=23033

Elevasi (R8 )=25000−1760=23793

6. STA 0+125

Elevasi (L4 )=−(Gangguan)

Elevasi(L3)=25000−1789,5=23210,5

Elevasi (L2 )=25000−1777=23223

Elevasi (L1 )=25000−1602=23398

Elevasi (CL )=25000−1549,5=23450,5

Elevasi(R1)=25000−1559,5=23440,5

Elevasi (R2 )=25000−1554,5=23445,5

Elevasi (R3 )=25000−1497=23503

Elevasi (R4 )=25000−2189,5=22810,5

Elevasi(R5)=25000−1509,5=23490,5

Elevasi (R6 )=25000−1594,5=23405,5

Elevasi (R7 )=25000−1597=23403

Elevasi (R8 )=25000−1597=23403

1.6 Kesimpulan Dan Saran

Kesimpulan

Pengukuran sipat datar profil melintang berfungsi untuk mendapatkan

perbedaan elevasi permukaan bumi (lokasi yang di ukur), penentu jarak,

beda tinggi, dan untuk menentukan kontur atau keadaan tanah yang di

survey.

Pada perhitungan sipat datar profil melintang menggunakan waterpass

dapat dihitung elevasi suatu tempat atau daerah.

Saran

Posisi alat waterpass pada pengukuran harus tegak lurus pada permukaan.

Penentuan titik datum pada tempat yang sipatnya permanen seperti

gedung.

| Kelompok 1 15

Page 16: Praktikum i Sipat Datar Profil Melintang

SIPAT DATAR PROFIL MELINTANG BAB 1

Rambu ukur harus dipegang tegak lurus oleh pemegang rambu.

| Kelompok 1 16

Page 17: Praktikum i Sipat Datar Profil Melintang

SIPAT DATAR PROFIL MELINTANG BAB 1

| Kelompok 1 17