PRAKTIKUM I. KESELAMATAN KERJA...

21
 PRAKTIKUM I. KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM:  MSDS (MATERIAL SAFETY DATA SHEET A. Tujuan  Mempelajari lembar keamanan bahan kimia. B. Dasar Teori Suatu kemasan senyawa kimia selalu disertai dengan MSDS (Material Safety Data Sheet).  MSDS adalah suatu form (dokumen) yang berisi data‐data mengenai sifat senyawa tertentu, yaitu prosedur untuk menangani dan bekerja dengan senyawa tersebut dengan aman. Sebelum seseorang bekerja dengan senyawa‐senyawa kimia, diwajibkan untuk mengetahui spesifikasi senyawa tersebut baik sifat dan prosedur keamanannya untuk dapat bekerja dengan aman. Oleh karena itu, MSDS merupakan komponen penting dalam kelengkapan produk dan keamanan kerja. MSDS mencakup: 1. Sifat‐sifat fisika senyawa 2. Toksisitas 3. Efek kesehatan 4. Pertolongan pertama pada kecelakaan 5. Reaktivitas 6. Penyimpanan 7. Pembuangan limbah 8. Kelengkapan pengamanan 9. Prosedur pengamanan MSDS memuat label tanda bahaya:  Arti skala bahaya pada MSDS: skala Arti Skala bahaya kesehatan Bahan kimia yang dengan sangat sedikit paparan (eksposure) dapat menyebabkan kematian atau sakit parah Bahan kimia yang dengan sedikit paparan (eksposure) dapat menyebabkan sakit serius atau sakit parah Bahan kimia yang dengan paparan cukup intens dan berkelanjutan dapat menyebabkan kemungkinan sakit parah atau sakit menahun Bahan kimia yang dengan terjadinya paparan dapat menyebabkan iritasi atau sakit  1. Biru: skala bahaya kesehatan 2. Merah: skala bahaya kemudahan terbakar 3. Kuning: skala bahaya reaktivitas 4. Putih: skala bahaya khusus lainnya Skala bahaya: 0, 1, 2, 3, 4 

Transcript of PRAKTIKUM I. KESELAMATAN KERJA...

Page 1: PRAKTIKUM I. KESELAMATAN KERJA …kuliah.rohmadi.info/wp-content/uploads/2013/05/Prakt-Kimdas.pdf · Demikian juga dengan massa zat pada reaksi kimia. Hukum kekekalan massa menyatakan

1  

PRAKTIKUM I. KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM:  

MSDS (MATERIAL SAFETY DATA SHEET) 

 

A. Tujuan  

Mempelajari lembar keamanan bahan kimia. 

B. Dasar Teori 

Suatu  kemasan  senyawa  kimia  selalu  disertai  dengan MSDS  (Material  Safety  Data  Sheet).  

MSDS adalah  suatu  form  (dokumen)  yang berisi  data‐data mengenai  sifat  senyawa  tertentu,  yaitu 

prosedur untuk menangani dan bekerja dengan senyawa tersebut dengan aman. Sebelum seseorang 

bekerja dengan senyawa‐senyawa kimia, diwajibkan untuk mengetahui spesifikasi senyawa tersebut 

baik  sifat  dan  prosedur  keamanannya  untuk  dapat  bekerja  dengan  aman.  Oleh  karena  itu, MSDS 

merupakan komponen penting dalam kelengkapan produk dan keamanan kerja. MSDS mencakup: 

1. Sifat‐sifat fisika senyawa 

2. Toksisitas 

3. Efek kesehatan 

4. Pertolongan pertama pada kecelakaan 

5. Reaktivitas 

6. Penyimpanan 

7. Pembuangan limbah 

8. Kelengkapan pengamanan 

9. Prosedur pengamanan 

MSDS memuat label tanda bahaya: 

 

Arti skala bahaya pada MSDS: 

skala  Arti 

Skala bahaya kesehatan 

4  Bahan  kimia  yang  dengan  sangat  sedikit  paparan  (eksposure)  dapat  menyebabkan kematian atau sakit parah 

3  Bahan kimia yang dengan sedikit paparan (eksposure) dapat menyebabkan sakit serius atau sakit parah 

2  Bahan kimia yang dengan paparan cukup intens dan berkelanjutan dapat menyebabkan kemungkinan sakit parah atau sakit menahun 

1  Bahan kimia yang dengan terjadinya paparan dapat menyebabkan iritasi atau sakit  

1. Biru: skala bahaya kesehatan 

2. Merah: skala bahaya kemudahan terbakar 

3. Kuning: skala bahaya reaktivitas 

4. Putih: skala bahaya khusus lainnya 

Skala bahaya: 0, 1, 2, 3, 4 

Page 2: PRAKTIKUM I. KESELAMATAN KERJA …kuliah.rohmadi.info/wp-content/uploads/2013/05/Prakt-Kimdas.pdf · Demikian juga dengan massa zat pada reaksi kimia. Hukum kekekalan massa menyatakan

2  

skala  Arti 

0  Bahan kimia yang akibat paparan termasuk dalam kondisi terbakar tidak mengakibatkan sakit atau bahaya kesehatan 

Skala bahaya kemudahan terbakar 

4  Bahan kimia yang akan teruapkan dengan cepat atau sempurna pada tekanan atmosfer dan  temperature  kamar  atau  bahan  kimia  yang  segera  akan  terdispersi  di  udara  dan bahan kimia yang akan terbakar dengan cepat 

3  Bahan kimia berupa cairan atau padatan yang dapat menyala pada semua temperature kamar 

2  Bahan kimia yang harus dipanaskan atau dikondisikan pada temperature tinggi tertentu sehingga dapat menyala 

1  Bahan kimia yang harus dipanaskan terlebih dahulu sebelum nyala dapat terjadi 

0  Bahan kimia yang tidak dapat terbakar 

  Bahaya reaktivitas 

4  Bahan kimia yang secara sendirian memiliki kemungkinan meledak atau terdekomposisi dan menimbulkan ledakan atau bereaksi pada tekanan dan temperature normal. 

3  Bahan kimia yang secara sendirian memiliki kemungkinan meledak atau terdekomposisi dan  menimbulkan  ledakan  atau  bereaksi  tetapi  membutuhkan  inisiator  atau  harus dipanaskan pada kondisi tertentu sebelum inisiasi atau bahan yang bereaksi dengan air dan menimbulkan ledakan. 

2  Bahan  kimia  yang  segera  menunjukkan  perubahan  kimia  drastic  akibat  kenaikan temperaturatau tekanan atau reaksi secara cepat dengan air dan mungkin membentuk campuran bahan peledak dengan air. 

1  Bahan kimia yang secara sendirian stabil tapi dapat menjadi tidak stabil akibat kenaikan temperature atau tekanan 

0  Bahan kimia yang secara sendirian stabil kecuali pada kondisi nyala api dan bahan tidak reaktif dengan air 

 

C. Alat dan Bahan 

1 set dokumen MSDS 

D. Prosedur  

1. Artikan dan jelaskan symbol bahaya pada lembar MSDS. 

2. Baca dan pelajari isi dokumen MSDS dan tuliskan point‐point penting berikut: 

1. Sifat‐sifat fisika senyawa 

2. Toksisitas 

3. Efek kesehatan 

4. Pertolongan pertama pada kecelakaan 

5. Reaktivitas 

6. Penyimpanan 

7. Pembuangan limbah 

8. Kelengkapan pengamanan 

9. Prosedur pengamanan 

Page 3: PRAKTIKUM I. KESELAMATAN KERJA …kuliah.rohmadi.info/wp-content/uploads/2013/05/Prakt-Kimdas.pdf · Demikian juga dengan massa zat pada reaksi kimia. Hukum kekekalan massa menyatakan

3  

PRAKTIKUMII. TEKNIK DASAR LABORATORIUM: 

PENGENALAN ALAT‐ALAT DASAR 

 

A. Tujuan  

Mempelajari fungsi dan teknik‐teknik dasar penggunaan alat‐alat dasar laboratorium dengan benar 

B. Dasar Teori 

Sebelum  mulai  melakukan  praktikum  di  laboratorium,  praktikan  harus  mengenal  dan 

memahami cara penggunaan semua peralatan dasar yang biasa digunakan dalam laboratorium kimia 

serta menerapkan K3 di laboratorium. Berikut ini diuraikan beberapa peralatan yang akan digunakan 

pada Praktikum Kimia Dasar. Gambar 1 menunjukkan contoh peralatan gelas laboratorium. 

 

Gambar 1. Peralatan gelas sederhana untuk praktikum kimia 

1.Labu Takar 

Digunakan untuk menakar volume zat kimia dalam bentuk cair pada proses preparasi  larutan. 

Alat ini tersedia berbagai macam ukuran. 

2.Gelas Ukur 

Digunakan  untuk  mengukur  volume  zat  kimia  dalam  bentuk  cair.  Alat  ini  mempunyai  skala, 

tersedia  bermacam‐macam  ukuran.  Tidak  boleh  digunakan  untuk  mengukur  larutan/pelarut 

dalam kondisi panas. Perhatikan meniscus pada saat pembacaan skala. 

3.Gelas Beker 

Alat ini bukan alat pengukur (walaupun terdapat skala, namun ralatnya cukup besar). Digunakan 

untuk  tempat  larutan  dan  dapat  juga  untuk memanaskan  larutan  kimia.  Untuk  menguapkan 

solven/pelarut atau untuk memekatkan. 

Page 4: PRAKTIKUM I. KESELAMATAN KERJA …kuliah.rohmadi.info/wp-content/uploads/2013/05/Prakt-Kimdas.pdf · Demikian juga dengan massa zat pada reaksi kimia. Hukum kekekalan massa menyatakan

4  

4.Pengaduk Gelas 

Digunakan untuk mengaduk suatu campuran atau  larutan kimia pada waktu melakukan reaksi 

kimia.  Digunakan  juga  untuk  menolong  pada  waktu  menuangkan/mendekantir  cairan  dalam 

proses penyaringan. 

5.Botol Pencuci 

Bahan terbuat dari plastic. Merupakan botol tempat akuades, yang digunakan untuk mencuci, 

atau membantu pada saat pengenceran. 

6.Corong 

Biasanya  terbuat  dari  gelas  namun  ada  juga  yang  terbuat  dari  plastic.  Digunakan  untuk 

menolong pada saat memasukkan cairan ke dalam suatu wadah dengan mulut sempit, seperti : 

botol, labu ukur, buret dan sebagainya. 

7.dan 8. Erlenmeyer 

Alat  ini  bukan  alat  pengukur,  walaupun  terdapat  skala  pada  alat  gelas  tersebut  (ralat  cukup 

besar). Digunakan untuk  tempat  zat yang akan dititrasi. Kadang‐kadang boleh  juga digunakan 

untuk memanaskan larutan. 

9. dan 10. Tabung Reaksi 

Terbuat dari gelas. Dapat dipanaskan. Digunakan untuk mereaksikan zat zat kimia dalam jumlah 

sedikit. 

12.dan 13. Rak Untuk tempat Tabung Reaksi 

Rak terbuat dari kayu atau logam. Digunakan sebagai tempat meletakkan tabung reaksi. 

15. Kawat Kasa 

Terbuat dari bahan  logam dan digunakan untuk alas  saat memanaskan alat gelas dengan alat 

pemanas/kompor listrik. 

16. dan 22. Penjepit 

Penjepit  logam,  digunakan  untuk  menjepit  tabung  reaksi  pada  saat  pemanasan,  atau  untuk 

pembantu mengambil kertas saring atau benda lain pada kondisi panas. 

17. Spatula 

Terbuat dari bahan logam dan digunakan untuk alat Bantu mengambil bahan padat atau kristal. 

18. Kertas Lakmus 

Merupakan  indikator  berbentuk  kertas  lembaran‐lembaran  kecil,  berwarna  merah  dan  biru. 

Indikator yang lain ada yang berbentuk cair missal indikator Phenolphtalein (PP), methyl orange 

(MO) dan sebagainya. Merupakan alat untuk mengukur atau mengetahui tingkat keasaman (pH) 

larutan. 

 

Page 5: PRAKTIKUM I. KESELAMATAN KERJA …kuliah.rohmadi.info/wp-content/uploads/2013/05/Prakt-Kimdas.pdf · Demikian juga dengan massa zat pada reaksi kimia. Hukum kekekalan massa menyatakan

5  

19. Gelas Arloji 

Terbuat dari gelas. Digunakan untuk tempat zat yang akan ditimbang. 

20. Cawan Porselein 

Alat ini digunakan untuk wadah suatu zat yang akan diuapkan dengan pemanasan. 

21. Pipet Pasteur (Pipet Tetes) 

Digunakan untuk mengambil bahan berbentuk larutan dalam jumlah yang kecil. 

23 dan 24. Sikat 

Sikat dipergunakan untuk membersihkan (mencuci) tabung. 

 

C. Alat dan Bahan 

Alat‐alat gelas laboratorium 

D. Prosedur  

1. Gambarkan masing‐masing alat‐alat gelas yang tersedia dan tuiskan fungsinya. 

2. Untuk labu takar dan gelas ukur, sertakan pula cara penggunaannya. 

 

Page 6: PRAKTIKUM I. KESELAMATAN KERJA …kuliah.rohmadi.info/wp-content/uploads/2013/05/Prakt-Kimdas.pdf · Demikian juga dengan massa zat pada reaksi kimia. Hukum kekekalan massa menyatakan

6  

PRAKTIKUM III. PERUBAHAN MATERI DAN MASSA ZAT 

 

A. Tujuan  

Mempelajari massa zat‐zat sebelum dan sesudah reaksi 

B. Dasar Teori 

Semua perubahan kimia tunduk pada hukum kekekalan energi dan hukum kekekalan massa. 

Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa “energi  tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan 

dalam perubahan materi apapun”. Sebagai contoh adalah reaksi yang terjadi dalam bola lampu foto 

yang  menyala.  Sedikit  kalor  yang  disebabkan  oleh  arus  listrik  untuk  mengawali  reaksi  dapat 

diabaikan. Sedangkan reaksi kimia dan energi yang dihasilkan adalah: 

Magnesium + oksigen     magnesium oksida + kalor dan cahaya 

Energi kimia pereaksi  =  energi kimia hsl reaksi + energi yg dipancarkan 

Demikian  juga  dengan massa  zat  pada  reaksi  kimia.  Hukum  kekekalan massa menyatakan  bahwa 

“massa sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”. Sebagai gambaran hukum ini adalah pada reaksi 

pembakaran sempurna bensin.  

Bensin + oksigen     karbon dioksida + uap air 

Massa pereaksi       =             massa hasil reaksi 

Massa pereaksi dan hasil reaksi tidaklah sama secara mutlak. Dalam suatu reaksi kimia eksoterm, 

sejumlah kecil (tak bermakna) dari materi diubah menjadi energi; dan dalam suatu reaksi endoterm 

terjadi kebalikannya. Dalam reaksi nuklir, perubahan materi dan energi tak dapat diabaikan. 

 

C. Alat dan Bahan 

Alat:  

‐ Tabung reaksi 

‐ Gelas kimia 

‐ Neraca analitik 

Bahan: 

‐ Larutan HCl 1 M 

‐ Larutan Na2CO3 0,1 M 

D. Prosedur  

1. Masukkan 10 ml larutan HCl ke dalam tabung reaksi.  

2. Masukkan 5 ml larutan Na2CO30,1 M ke dalam tabung reaksi lainnya. 

3. Timbang kedua tabung reaksi tersebut beserta isinya. Gunakan gelas kimia untuk mempermudah 

menimbang. Catat datanya (m1).  

Page 7: PRAKTIKUM I. KESELAMATAN KERJA …kuliah.rohmadi.info/wp-content/uploads/2013/05/Prakt-Kimdas.pdf · Demikian juga dengan massa zat pada reaksi kimia. Hukum kekekalan massa menyatakan

7  

4. Tumpahkan  tabung  reaksi  yang  berisi  Na2CO3  ke  dalam  tabung  reaksi  yang  berisi  larutan  HCl 

sehingga kedua larutan bercampur. Amati apa yang terjadi. Catat datanya. 

5. Timbang kedua tabung reaksi tersebut beserta isinya (m2). 

6. Tuliskan reaksi yang terjadi dan hitung molaritasnya. 

 

 

Page 8: PRAKTIKUM I. KESELAMATAN KERJA …kuliah.rohmadi.info/wp-content/uploads/2013/05/Prakt-Kimdas.pdf · Demikian juga dengan massa zat pada reaksi kimia. Hukum kekekalan massa menyatakan

8  

PRAKTIKUM IV. KONSENTRASI LARUTAN 

 

A. Tujuan  

Mempelajari cara membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dari zat terlarut padatan dan cairan 

atau larutan pekat. 

B. Dasar Teori 

Dalam banyak reaksi kimia, baik dalam laboratorium maupun dalam kehidupan disekitar kita, 

terjadi dalam bentuk larutan. Satu pereaksi atau lebih berada dalam suatu larutan. Artinya, pereaksi 

dilarutkan  dalam  suatu  fluida misalnya  air. Melarutkan pereaksi  dalam  suatu  larutan memberikan 

beberapa  keuntungan  penting  bila  kita  harus  melakukan  suatu  reaksi.  Diantaranya  adalah  reaksi 

akan  berlangsung  lebih  cepat  dibanding  dalam  fase  padatan  dan  perubahan  dalam  proses  reaksi 

biasanya teramati dengan mudah. Misalnya terbentuk endapan atau terjadi perubahan warna. 

Larutan terdiri dari zat terlarut (solute) dan zat pelarut (solvent). Biasanya pelarut mengacu 

pada  komponen  yang  sifat  fisikanya  tidak  berubah  ketika  larutan  itu  terbentuk.  Sedangkan 

komponen lain yang dilarutkan dalam pelarut tersebut disebut zat terlarut. 

Larutan  dapat  didefinisikan  sebagai  suatu  campuran  homogen  yang  komposisinya  dapat 

diubah‐ubah.  Jika  mengacu  pada  kuantitas  relatif  zat  terlarut  dan  pelarut  dalam  suatu  larutan, 

digunakan  istilah  konsentrasi  (molarity).  Suatu  larutan  yang  mengandung  zat  terlarut  dalam 

kuantitas tinggi dikatakan mempunyai konsentrasi zat terlarut tinggi. 

Konsentrasi Molar didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut dalam larutan dibagi dengan 

volume larutan yang dinyatakan dalam liter. 

tan)(

laruliter

terlarutzatmolMMolaritas

 

C. Alat dan Bahan 

Alat: 

- Neraca analitik 

- Gelas arloji 

- Pengaduk gelas 

- Pipet tetes 

- Gelas ukur 

- Labu takar 

Bahan: 

- Natrium klorida 

- Asam sulfat pekat 

Page 9: PRAKTIKUM I. KESELAMATAN KERJA …kuliah.rohmadi.info/wp-content/uploads/2013/05/Prakt-Kimdas.pdf · Demikian juga dengan massa zat pada reaksi kimia. Hukum kekekalan massa menyatakan

9  

D. Prosedur  

A. Membuat larutan NaCl 1M 100 ml 

1. Menggunakan  rumus konsentrasi molar  yang  telah  anda ketahui hitung berapa gram NaCl 

yang diperlukan. 

2. Timbang NaCl sebanyak yang diperlukan dalam gelas arloji. 

3. Pindahkan NaCl tersebut dalam gelas kimia 200 ml, tambahkan akuades sebanyak 50ml dan 

aduk hingga semua larut. 

4. Pindahkan  larutan  tersebut  ke  dalam  labu  takar  100ml  dan  tambahkan  akuades  dengan 

gelas kimia atau botol semprot hingga dibawah tanda batas 

5. Tambahkan akuades dengan menggunakan pipet tetes hingga tepat tanda batas. 

6. Tuang larutan tersebut ke dalam botol yang bersih, tutup dengan sumbat yang tidak terbuat 

dari bahan gelas, dan beri label (nama larutan, konsentrasi, dan tanggal) 

B. Membuat larutan H2SO4 0,1 M 250 ml 

1. Hitung volume H2SO4 pekat yang diperlukan berdasarkan data kadar, kemurnian dan berat 

jenis yang tertera dalam label kemasan. 

2. Siapkan labu takar 250 ml dan isi dengan akuades sebanyak kira‐kira 150 ml. 

3. Ambil H2SO4 pekat dengan menggunakan pipet volume kemudian  tuangkan ke dalam  labu 

takar  yang  telah  berisi  akuades  sebanyak  yang  diperlukan  secara  perlahan.  Pekerjaan  ini 

dilakukan dalam lemari asam dan sebaiknya menggunakan sarung tangan! 

4. Tambahkan akuades  kedalam  labu  takar hingga  tanda batas dengan  cara  seperti  prosedur 

diatas. 

5. Pindahkan larutan ke dalam botol dan beri label. 

 

Page 10: PRAKTIKUM I. KESELAMATAN KERJA …kuliah.rohmadi.info/wp-content/uploads/2013/05/Prakt-Kimdas.pdf · Demikian juga dengan massa zat pada reaksi kimia. Hukum kekekalan massa menyatakan

10  

PRAKTIKUM V. LARUTAN ASAM‐BASA 

 

A. Tujuan  

Mempelajari sifat keasaman dan kebasaan suatu zat. 

B. Dasar Teori 

Teori Arrhenius: 

Definisi Asam – basa adalah: 

- Asam adalah zat yang jika didalam air dapat menghasilkan ion H+ (ion hidrogen). 

Contoh:  HCl(aq)        H+(aq)    +      Cl‐(aq) 

    HNO3(aq)      H+(aq)    +     NO3

‐(aq) 

Jadi,  sifat  asam  itu  ditentukan  oleh  ion  H+  dan  bukan  oleh  molekul  asam  itu  sendiri.  Secara 

umum: 

    HA(aq)      H+(aq)     +    A‐

(aq) 

- Basa adalah zat yang jika didalam air menghasilkan ion OH‐. 

Contoh:   NaOH(aq)    Na+(aq)      +      OH‐(aq) 

    Ca(OH)2(aq)    Ca2+(aq)      +      2 OH‐(aq) 

Sifat basa ditentukan oleh OH‐. Secara umum: 

    BOH(aq)      B+(aq)     +      OH‐

(aq) 

Indikator. 

Untuk mengetahui sifat asam atau basa suatu larutan dgunakan zat petunjuk yang disebut 

indikator.  Indikator  adalah  zat  yang  warnanya  dalam  asam  akan  berbeda  dengan  dalam  basa. 

Misalnya  lakmus,  dalam  asam  akan  berwarna merah  sedangkan  dalam  basa  akan  berwarna  biru. 

Perubahan warna terjadi antara 2 harga pH (pH range/ trayek pH). 

 

C. Alat dan Bahan 

Alat: 

- Plat tetes 

- Alat penghalus (mortar and pestle) 

Bahan: 

- Indicator universal 

- Bunga sepatu, kunyit 

- Asam asetat (cuka dapur) 

- Sabun cuci 

- Buah‐buahan 

Page 11: PRAKTIKUM I. KESELAMATAN KERJA …kuliah.rohmadi.info/wp-content/uploads/2013/05/Prakt-Kimdas.pdf · Demikian juga dengan massa zat pada reaksi kimia. Hukum kekekalan massa menyatakan

11  

D. Prosedur  

1. Buatlah indicator pH alami dengan cara menghaluskan kunyit dan bunga sepatu. 

2. Tambahkan akuades 10 mL dan diaduk sampai larutan berwarna seperti bahan. 

3. Pisahkan larutan dari endapannya dengan cara didekantir untuk mendapatkan larutan indicator. 

4. Isilah cekungan plat tetes masing‐masing dengan 2 tetes larutan uji serta akuades. 

5. Tentukan  keasaman/kebasaan  masing‐masing  larutan  uji  menggunakan  indicator  alam  serta 

kertas indikator universal dan catat hasilnya. 

6. Catat pH masing‐masing larutan uji. 

 

 

Page 12: PRAKTIKUM I. KESELAMATAN KERJA …kuliah.rohmadi.info/wp-content/uploads/2013/05/Prakt-Kimdas.pdf · Demikian juga dengan massa zat pada reaksi kimia. Hukum kekekalan massa menyatakan

12  

PRAKTIKUM VI. PENENTUAN KAPASITAS KALOR KALORIMETER 

 

A. Tujuan 

Menentukan besarnya kapasitas kalor kalorimeter  

 

B. DasarTeori 

Cara untuk mengukur besarnya kalor yang dilepaskan atau diserap dalam suatu reaksi kimia 

adalah  melalui  eksperimen.  Alat  yang  digunakan  untuk  mengukur  kalor  reaksi  dinamakan 

kalorimeter. 

Harga kalor reaksi 

Pengukuran kalor reaksi dilakukan pada tekanan tetap. Oleh karena itu, berlaku rumus:     

  ΔH r = q (tekanan tetap) 

Kapasitas kalor kalorimeter 

Jika reaksi dilakukan dalam kalorimeter bom atau kalorimeter lain yang kapasitas kalor alat 

ukurnya harus diperhitungkan, maka besarnya kalor yang diserap kalorimeter dapat dihitung dengan 

rumus berikut :    q kalorimeter = C. ΔT   (C = kapasitas kalor kalorimeter) 

Rumus kalor reaksi 

Penggunaan kalorimeter menunjukkan bahwa pengukuran besarnya kalor reaksi tidak dapat 

diukur  secara  langsung.  Karena  pengukuran  kalor  reaksi  melalui  air,  maka  alat  ini  sering  disebut 

sebagai kalorimeter air.Kalor yang dilepaskan pada reaksi eksoterm, diserap oleh air hingga suhu air 

meningkat sebesar DT. Kalor yang diserap air (qw) digunakan untuk menghitung kalor reaksi (qr). 

qw = mw. cw. ΔT       mw = massa air, cw = kalor janis air. 

Rumus di atas sering disederhanakan menjadi :     q = m. c. ΔT 

Karena pengukuran dilakukan pada tekanan tetap, maka :    ΔH = q = m. c. ΔT 

Kalor  yang  diserap  air  berasal  dari  kalor  yang  dilepaskan  oleh  pereaksi. Maka,  rumus  kalor  reaksi 

menjadi  :        ΔHr = ‐ m. c. ΔT (rumus ini berlaku bila kapasitas kalor kalorimeter dapat diabaikan). 

Bila kapasitas kalor kalorimeter tidak boleh diabaikan, maka : 

ΔHr = ‐ (ΔHkalorimeter + ΔHair) atau ΔHr = ‐ (C. ΔT + m. c. ΔT) 

Kapasitas kalor pereaksi 

Bila zat berwujud padat, maka           ΔH = ‐ C. ΔT   (C = kapasitas zat) 

Kapasitas zat dapat dihitung dari:       C = m. c          (c = kalor jenis zat) 

 

 

 

Page 13: PRAKTIKUM I. KESELAMATAN KERJA …kuliah.rohmadi.info/wp-content/uploads/2013/05/Prakt-Kimdas.pdf · Demikian juga dengan massa zat pada reaksi kimia. Hukum kekekalan massa menyatakan

13  

C. Alat danBahan 

Alat 

‐ Gelas kimia 

‐ Pipet  

‐ Calorimeter sederhana 

‐ Kaki tiga 

‐ Pembakar spirtus 

‐ Kawat kasa 

‐ Batang pengaduk 

‐ Botol semprot 

‐ Stopwatch 

‐ Neraca analitis 

‐ gelas arloji 

‐ gelas ukur 

Bahan 

‐ NaOH 

‐ HCl 

‐ Akuades 

 

 

D. ProsedurKerja 

1. Masukkan 50 mL aquades ke dalam kalorimeter dan diaduk, dan catatlah suhunya. 

2. Sementara itu, panaskan 50 mL aquades yang ada dalam gelas kimia sampai suhunya 40 oC. 

3. Masukkan 50 mL aquades panas (40 oC) ke dalam kalorimeter yang telah berisi 50 mL aquades 

tadi, sambil terus diaduk. 

4. Amati  dan  catatlah  suhu  aquades  yang  ada  di  dalam  kalorimeter  setiap  30  detik  dengan 

menggunakan termometer, (lakukan pengamatan selama ± 10 menit ). 

5. Catatlah suhu maksimum campuran ( T.maks ) 

 

E. Data Hasil Pengamatan 

No  Data yang diamati  Hasil Pengamatan 

1  Suhu awal aquades dalam kalorimeter ( Td )   

2  Suhu awal aquades panas ( Tp )   

3  Suhu campuran aquades ( T1‐T20 )    

4  Suhu maksimum campuran ( T.maks )   

5  Kalor jenis air ( c ) 1 kal / gram.oC   

6  Massa aquades dingin ( md )   

7  Massa aquades panas ( mp )   

8  Massa jenis air ( ρ ) 1 gram/mL   

Page 14: PRAKTIKUM I. KESELAMATAN KERJA …kuliah.rohmadi.info/wp-content/uploads/2013/05/Prakt-Kimdas.pdf · Demikian juga dengan massa zat pada reaksi kimia. Hukum kekekalan massa menyatakan

14  

PRAKTIKUM VII. KOROSI 

 

A. Tujuan 

Mengetahui faktor‐faktor yang menyebabkan terjadinya korosi pada besi 

B. Dasar Teori 

Korosi merupakan  proses  perubahan  logam menjadi  senyawanya,  terutama  terjadi  dalam 

lingkungan  ayang mengandung  air,  atau  peristiwa  teroksidasinya  suatu  logam oleh  gas  oksigen  di 

udara. Salah satu contoh korosi adalah yang terjadi pada besi, atau biasa disebut dengan karat. Besi 

yang mengalami korosi membentuk karat dengan rumus Fe2O3.XH2O. Pada proses pengamatan, besi 

(Fe)  bertindak  sebagai  pereduksi  dan  oksigen  (O2)  yang  terlarut  dalam  air  bertindak  sebagai 

pengoksidasi. Persamaan reaksi pembentukan karat : 

Anode : Fe  Fe2+ + 2e‐ 

Katode :  O2 + 4H+ + 4e‐ 2H2O 

Karat disebut  sebagai autokatalis karena karat yang  terjadi pada  logam akan mempercepat proses 

pengaratan berikutnya.  

Proses terjadinya korosi: Logam Fe yang letaknya jauh dari permukaan kontak dengan udara 

akan dioksidasi menjadi ion Fe2+. Ion ini larut dalam tetesan air. Tempat terjadinya reaksi oksidasi di 

salah  satu  ujung  tetesan  air  ini  disebut  anode.  Ion  Fe2+  yang  terbentuk  bergerak  dari  anode  ke 

katode  melalui  tetesan  air,  sedangkan  elektron  mengalir  dari  anode  ke  katode  melalui  logam. 

Elektron  ini  selanjutnya  mereduksi  O2  dari  udara  dan  menghasilkan  air.  Ujung  tetesan  yang 

merupakan tempat terjadinya reaksi reduksi ini disebut katode. Sebagian O2 dari udara larut dalam 

tetesan air dan mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+ yang membentuk karat besi (Fe2O3.XH2O) 

Kerugian korosi:  

Besi atau  logam yang berkarat bersifat  rapuh, mudah  larut, dan bercampur dengan  logam 

lain, serta bersifat racun. Jika berkarat, besi yang digunakan sebagai fondasi jembatan menjadi rapuh 

sehingga  mudah  ambruk.  Alat‐alat  produksi  dalam  industri  makanan  dan  farmasi  tidak  boleh 

menggunakan  logam yang mudah berkarat. Oleh  karena  itu,  untuk  kepentingan  industri,  biasanya 

digunakan peralatan stainless yang anti karat. 

Pencegahan Korosi: 

• Pembuatan logam homogen.  

Pada  pembuatan  logam  dalam  industri  diusahakan  agar  zat‐zat  tercampur  sehomogen  mungkin 

dalam logam tersebut. Hal  ini untuk menghindari tertumpuknya campuran tersebut di satu bagian, 

sehingga tidak terjadi perbedaan potensial listrik antarzat yang dapat memicu terjadinya korosi. 

 

Page 15: PRAKTIKUM I. KESELAMATAN KERJA …kuliah.rohmadi.info/wp-content/uploads/2013/05/Prakt-Kimdas.pdf · Demikian juga dengan massa zat pada reaksi kimia. Hukum kekekalan massa menyatakan

15  

• Pelapisan dengan cat 

Pelapisan  logam  dengan  cat  bertujuan  untuk  mencegahkontak  antara  permukaan  logam  dengan 

udara yang mengandung oksigen dan uap air. 

• Pelapisan dengan logam lain 

Jika logam besi dilapisi Cu (tembaga), Sn (timah), besi akan terlindungi dari korosi karena potensial 

reduksi Cu dan Sn  lebih positif  (Eº Cu2+ | Cu = +0,34 Volt dan Eº Sn2+ | Sn =  ‐0,14 Volt) daripada 

potensial reduksi besi (Eº Fe2+ | Fe = ‐0,44 Volt). Namun bila  lapisan ini bocor sehingga lapisan Cu 

dan Sn terbuka, besi akan mengalami korosi dengan cepat. Selain Cu dan Sn, logam lain yang dapat 

digunakan adalah perak (Ag), emas (Au), nikel (Ni), dan platina (Pt). 

• Cara proteksi katodik 

Jika  logam besi dihubungkan dengan seng  (Zn), besi  tersebut akan sukar mengalami korosi. Hal  ini 

disebabkan seng lebih mudah teroksidasi dibandingkan besi dimana potensial reduksi Zn (Eº Zn2+ | 

Zn = ‐0,76 Volt) lebih negatif daripada potensial reduksi Fe (Eº Fe 2+ | Fe = ‐0,44 Volt). Seng bereaksi 

dengan O2 dan H2O dalam lingkungan yang mengandung CO2 dan membentuk seng karbonat. Seng 

karbonat berfungsi untuk melindungi seng  itu sendiri dari korosi. Cara  ini disebut  juga cara katode 

pelindung. Logam Magnesium (Mg) yang termasuk alkali  tanah banyak digunakan untuk keperluan 

ini. 

C. Alat dan Bahan 

Alat: 

‐ Gelas air mineral 

‐ Paku 

Bahan: 

‐ Minyak tanah 

‐ Air 

‐ Garam 

‐ Cuka 

‐ Plastik 

‐ Logam seng (Zn) 

‐ Kabel (untuk diambil tembaganya) 

D. Prosedur 

1. Susunlah alat dan bahan dalam gelas air mineral yang telah diberi label (A – I) sebagai berikut: 

A : Paku 

B : Paku dicelupkan dalam minyak tanah 

C : Paku dicelupkan dalam air 

D : Paku diselupkan dalam larutan garam (air + garam) 

Page 16: PRAKTIKUM I. KESELAMATAN KERJA …kuliah.rohmadi.info/wp-content/uploads/2013/05/Prakt-Kimdas.pdf · Demikian juga dengan massa zat pada reaksi kimia. Hukum kekekalan massa menyatakan

16  

E : Paku benamkan dalam silika gel atau kapur 

F : Paku dicelupkan dalam larutan cuka (air + cuka) 

G : Paku dicelupkan dalam air yang diisi menutupi seluruh bagian paku kemudian ditutupi 

dengan plastik 

H : Paku yang sudah dililitkan dengan lempengan seng (Zn) kemudian dicelupkan dalam air 

I : Paku yang sudah dililitkan dengan tembaga(Cu) dari kawat kemudian dicelupkan dalam air. 

2. Simpan alat dan bahan tersebut di tempat yang aman. 

3. Amati logam paku pada masing‐masing gelas setiap harinya 

4. Catat hasil pengamatan. 

 

 

Page 17: PRAKTIKUM I. KESELAMATAN KERJA …kuliah.rohmadi.info/wp-content/uploads/2013/05/Prakt-Kimdas.pdf · Demikian juga dengan massa zat pada reaksi kimia. Hukum kekekalan massa menyatakan

17  

PRAKTIKUM VIII. ELEKTROLISIS 

 

A. Tujuan 

Mempelajari elektrolisis suatu zat dan reaksi redoks 

B. Dasar Teori 

Elektrolisis adalah suatu proses yang mengubah energy listrik menjadi energy kimia. Dalam 

sel  elektrolisis,  listrik  digunakan  untuk  melangsungkan  reaksi  redoks  yang  tidak  spontan.  Sel 

elektrolisis  terdiri  dari  sebuah  wadah,  elektroda,  elektrolit,  dan  sumber  arus  searah.  Elektron 

memasuki kutub negatif (katoda). Spesi tertentu dalam larutan menyerap elektron dari katoda dan 

mengalami  reduksi.  Sementara  itu,  spesi  lain  akan  melepas  elektron  di  anoda  dan  mengalami 

oksidasi. 

C. Alat dan Bahan 

Alat 

‐ Batere 4 buah 

‐ Paper clip 

‐ Kabel 

‐ Pisau 

‐ Ampelas  

‐ Isolasi  

‐ Botol bekas air mineral  

‐ Tabung reaksi 

Bahan 

‐ Batere Bekas 

‐ Akuades 

‐ NaCl / senyawa elektrolit 

‐ Korek api 

‐ Lidi  

Page 18: PRAKTIKUM I. KESELAMATAN KERJA …kuliah.rohmadi.info/wp-content/uploads/2013/05/Prakt-Kimdas.pdf · Demikian juga dengan massa zat pada reaksi kimia. Hukum kekekalan massa menyatakan

18  

D. Prosedur 

1. Pengambilan karbon 

Penting:  

Lakukan  prosedur  dengan  menggunakan  sarung  tangan  karet,  serta  alasi  meja  kerja  dengan 

kertas Koran. 

a. Buka tutup batere secara hati‐hati dengan pembuka kaleng. 

b. Lepas dan bersihkan lapisan zink. 

c. Ambil silinder karbon dan bersihkan menggunakan pisau tumpul. 

d. Pisahkan serbuk hitam dan keringkan. Simpan serbuk hitam yang sudah kering dalam wadah 

kering dan ditutup rapat. Serbuk hitam tersebut biasanya berupa mangan oksida (MN3O4). 

e. Zink,  silinder  karbon,  dan mangan  oksida  dapat  dimanfaatkan,  sedangkan  sisa  dari  batere 

dapat dibuang. 

2. Pembuatan elektroda 

a. Bersihkan permukaan silinder karbon (dari prosedur 1) menggunakan ampelas. 

b. Patahkan silinder karbon menjadi 2 bagian. 

c. Lilitkan kabel pada masing‐masing ujung karbon. Lindungi kabel yang terbuka mengunakan 

isolasi. 

d. Ujung kabel lainnya dihubungkan dengan rangkaian batere sebagai sumber arus. 

e. Buat rangkaian alat elektrolisis seperti pada gambar. 

 

3. Elektrolisis 

a. Lakukan elektrolisis untuk akuades , amati yang terjadi. 

b. Tampung gas yang terbentuk di dalam tabung reaksi. 

c. Perkirakan gas apa yang terbentuk pada anoda dan katoda, dan berikan alasannya. 

4. Lakukan elektrolisis untuk senyawa elektrolit  lain  tanpa menggunakan tabung reaksi  (gas  tidak 

ditampung). Perkirakan zat apa yang terbentuk pada anoda dan katoda. 

 

 

Page 19: PRAKTIKUM I. KESELAMATAN KERJA …kuliah.rohmadi.info/wp-content/uploads/2013/05/Prakt-Kimdas.pdf · Demikian juga dengan massa zat pada reaksi kimia. Hukum kekekalan massa menyatakan

19  

E. Data Hasil Pengamatan 

  Ruang Anoda  Ruang Katoda 

Elektrolisis air     

Elektrolisis NaCl     

Elektrolisis ….     

 

 

Page 20: PRAKTIKUM I. KESELAMATAN KERJA …kuliah.rohmadi.info/wp-content/uploads/2013/05/Prakt-Kimdas.pdf · Demikian juga dengan massa zat pada reaksi kimia. Hukum kekekalan massa menyatakan

20  

PRAKTIKUM IX. SEL VOLTA 

 

A. Tujuan 

Mempelajari reaksi redoks spontan (sel volta) 

B. Dasar Teori 

Percobaan kali  ini  tidak  lepas dari  reaksi  redoks  spontan,  yaitu  sel  volta.  Sel  volta atau sel 

galvani adalah suatu sel elektrokimia yang terdiri atas dua buah elektrode yang dapat menghasilkan 

energi  listrik  akibat  terjadinya  reaksi  redoks  secara  spontan  pada  kedua  elektroda  tersebut.  Pada 

reaksi  redoks  terjadi  transfer  elektron  dari  reduktor  ke  oksidator.  Hal  inilah  yang  menyebabkan 

adanya  arus  listrik  sehingga  mampu  menyalakan  lampu  atau  paling  tidak  meyebabkan  beda 

potensial dan kuat arus listrik. 

C. Alat dan Bahan 

Alat 

‐ PCB atau logam tembaga (Cu) 

‐  Logam seng (Zn) 

‐  Lampu LED 

‐  Voltmeter dan amperemeter 

‐  Gelas kimia atau gelas air mineral 

Bahan 

‐ Cuka (CH3COOH), jeruk lemon 

‐ Larutan garam dapur 

D. Prosedur 

1. Rangkaikanlah alat dan bahan sesuai dengan gambar dibawah ini 

 

2. Ukur dan  catat  tegangan  listrik dan kuat arus masing‐masing  rangkaian dengan voltmeter dan 

amperemeter. 

3. Cobalah  hubungkan  rangkaian  dengan  lampu  LED  coba  lihatlah  nyala  lampu  LED,  jika  belum 

menyala berarti cuka atau jeruk lemon yang digunakan masih kurang. 

4. Catat apa yang terjadi. 

Page 21: PRAKTIKUM I. KESELAMATAN KERJA …kuliah.rohmadi.info/wp-content/uploads/2013/05/Prakt-Kimdas.pdf · Demikian juga dengan massa zat pada reaksi kimia. Hukum kekekalan massa menyatakan

21  

DAFTAR PUSTAKA 

 

Abundarin, Lembar Kerja Mahasiswa Kimia Dasar  I, Program Studi Kimia FKIP Universitas Palangka Raya, Palangka Raya 

 Brady, E. James; Kimia Universitas: Asas dan Struktur, 1994, Jilid I, Edisi ke 5, Erlanggga, Jakarta  Cal Chany, Lab Safety, University of Illinois at Chicago and RushUniversity, Chicago  Day, Underwood, Analisis Kimia Kuantitatif, 1986, Edisi ke‐5, Erlangga, Jakarta  Keenan, Kleinfelter, Wood, Kimia Untuk Universitas, 1986, Edisi ke‐6., Erlangga, Jakarta  Miratul Khasanah, Instalasi dan Tata Ruang Laboratorium, Jurusan Kimia FMIPA UNAIR, Surabaya  Yahya,  Utoro,  Dasar‐Dasar  Kimia,  Laboratorium  Kimia  Dasar  FMIPA  Universitas  Gadjah  Mada, 

Yogyakarta