Praktikum Diuresis Homeostasis Dan Keseimbangan Cairan

7
PRAKTIKUM DIURESIS HOMEOSTASIS DAN KESEIMBANGAN CAIRAN 1. LANDASAN TEORI Glukosa diserap ke dalam sel epitel usus halus melalui Na+- dependent glucose transporter (SGLT1) dan difusi berkemudahan (facilitated diffusion) (GLUT 5), sedangkan fruktosa diserap ke dalam epitel usus halus melalui difusi (GLUT 5). Dari sel mukosa usus halus, keduanya masuk ke dalam pembuluh darah melalui difusi. Hal ini akan menyebabkan kenaikan osmolaritas plasma. Peristiwa ini akan dideteksi oleh osmoreseptor hipotalamus di hipofisis posterior, yang akan memicu keluarnya vasopresin atau ADH (anti diuretic hormone). Pengeluaran ADH menyebabkan kadar ADH plasma meningkat dan memicu peningkatan reabsorpsi air di tubulus pengumpul. Hal ini berfungsi mencegah pengeluaran air sehingga osmolaritasnya kembali normal. Glukosa tidak ditemukan dalam urin normal, selama kadar gula plasma masih dalam batas yang dapat ditolerir, maka gula akan direabsorpsi di tubulus proksimal. Proses reabsorpsi ini akan menarik air yang ada, sehingga dapat mengakibatkan sedikitnya ekresi urin. Selama kadar glukosa masih wajar dan tidak melampaui ambang ginjal yaitu 375 mg/menit, maka tidak akan ditemukan glukosa dalam urin. Jika kadar glukosa melampaui ambang ginjal maka akan ada glukosa dalam urin.

Transcript of Praktikum Diuresis Homeostasis Dan Keseimbangan Cairan

Page 1: Praktikum Diuresis Homeostasis Dan Keseimbangan Cairan

PRAKTIKUM DIURESIS HOMEOSTASIS DAN KESEIMBANGAN CAIRAN

1. LANDASAN TEORI

Glukosa diserap ke dalam sel epitel usus halus melalui Na+-dependent glucose

transporter (SGLT1) dan difusi berkemudahan (facilitated diffusion) (GLUT 5), sedangkan

fruktosa diserap ke dalam epitel usus halus melalui difusi (GLUT 5). Dari sel mukosa usus

halus, keduanya masuk ke dalam pembuluh darah melalui difusi. Hal ini akan menyebabkan

kenaikan osmolaritas plasma. Peristiwa ini akan dideteksi oleh osmoreseptor hipotalamus di

hipofisis posterior, yang akan memicu keluarnya vasopresin atau ADH (anti diuretic

hormone). Pengeluaran ADH menyebabkan kadar ADH plasma meningkat dan memicu

peningkatan reabsorpsi air di tubulus pengumpul. Hal ini berfungsi mencegah pengeluaran

air sehingga osmolaritasnya kembali normal.

Glukosa tidak ditemukan dalam urin normal, selama kadar gula plasma masih dalam

batas yang dapat ditolerir, maka gula akan direabsorpsi di tubulus proksimal. Proses

reabsorpsi ini akan menarik air yang ada, sehingga dapat mengakibatkan sedikitnya ekresi

urin. Selama kadar glukosa masih wajar dan tidak melampaui ambang ginjal yaitu 375

mg/menit, maka tidak akan ditemukan glukosa dalam urin. Jika kadar glukosa melampaui

ambang ginjal maka akan ada glukosa dalam urin.

2. TUJUAN

Pada akhir percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat mendefinisikan dan memahami:

1. Konsep homeostasis dan keseimbangan cairan

2 . Mekanisme umpan balik negatif yang mendasari homeostasis

3. Pengaturan imbangan cairan yang diatur oleh ADH (mencakup rangsang -> reseptor ->

jaras aferen -> pusat -> jaras eferen -> efektor -> efek)

3. ALAT YANG DIPERLUKAN

1. Air 1 liter

Page 2: Praktikum Diuresis Homeostasis Dan Keseimbangan Cairan

2. Air teh 300 cc

3. Air gula 300 cc

4. Gelas plastik penampung urine ukuran 250 cc

5. Gelas ukur

6. Multistix

7. Jam

8. Timbangan badan

9. Sfigmomanometer air raksa

10. Tisu, sarung tangan

11. Ergometer sepeda (Monark)

12. Stopwatch

13. Heart Rate Monitor

14. Pakaian dan sepatu olahraga (khusus untuk perlakuan D)

4. TATA KERJA

1. Golongan A/B masing-masing dibagi menjadi 10 kelompok (8 kelompok perlakuan dan

2 kelompok kontrol) mahasiswa akan melaksanakan 4 macam perlakuan, masing-

masing perlakuan dilaksanakan oleh 2 kelompok.

2. Setiap kelompok menentukan satu orang percobaan (O.P.) dengan kriteria jeniskelamin

laki-laki, sehat, berat badan, usia dan keadaan hidrasi dalam kisaranrata-rata golongan

(A/B)

3. Pagi hari O.P. minum air sekitar 2-3 gelas. Pk. 11.00 O.P. makan siang danminum

dibagian ilmu Faal

4. Pukul 12.00 O.P. ditimbang berat badannya.

Page 3: Praktikum Diuresis Homeostasis Dan Keseimbangan Cairan

5. Kemudian O.P. buang air kecil dan menampung urinnya. Selanjutnya O.P.menjalani

rangkaian pemeriksaan berupa:

Penimbangan berat badan (usahakan O.P. menggunakan pakaian dansepatu yang

sama percobaan berlangsung)

Pengukuran tekanan darah lengan kanan dalam posisi duduk

Pengukuran berat jenis (BJ), pH, dan kadar glukosa dengan menggunakanmultistix.

(cara menggunakan multistix dapat dilihat pada petunjuk di botol multistix)Hasil

pemeriksaan dicatat pada formulir laporan baris U-pra.

6. Pukul 13.00 O.P. buang air kecil dan menjalani rangkaian pemeriksaan yangsama pada

no.5. Hasil pemeriksaan dicatat pada formulir laporan baris U-0

7. O.P. menjalani salah satu perlakuan A/B/C/D,sesuai tata cara (lihat lembar selanjutnya).

8. Setelah perlakuan, O.P. buang air kecil dan menjalani rangkaian pemeriksaansesuai no.5

pada menit ke-30, menit ke-60, menit ke-90, dan menit ke-120. Hasil pemeriksaan

dicatat pada formulir laporan baris U-30, U-60, U-90, dan U-120.

9. Setelah menjalani masing-masing perlakuan O.P. tidak diperkenankan makandan

minum, serta aktivitas fisik minimal saja.

5. PERLAKUAN C MINUM AIR GULA:

1. Setelah menampung U-0, O.P. minum 300 cc air teh, dalam waktu kurang dari10 menit.

2. Tiga puluh menit setelah selesai minum O.P. buang air kecil dan melakukanrangkaian

sesuai tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja no.8.

P-Diur 5. Apa efek yang diharapkan terjadi?

Volume air dalam urin meningkat, urin menjadi lebih pekat, dan ditemukannyagula

pada urin. Volume urin meningkat akibat tubulus ginjal tidak mampum ereabsorpsi air

dikarenakan pekatnya gula yang terkandung dalam air.

Page 4: Praktikum Diuresis Homeostasis Dan Keseimbangan Cairan

6. HASIL

Waktu

pengambilan

Volume

urin (mL)

Periode

pengambilan

(menit)

Laju

produksi urin

(ml/menit)

BJ Warna pH Glukosa Berat

Badan

(kg)

Tekanan

darah

(mmHg)

U-PRA 11.45 231 mL 63, 5 kg 110/70

U-0 13.14 77 mL 89 menit 0,865 1,020 Kuning

jernih

6,5 - 63,5 kg 120/90

Pelaksanaan

perlakuan

pk. 13.32

pk. 14.02

U-30' pasca

perlakuan

14.02 32 mL 30 menit 1,067 1,020 Kuning

jernih

6,0 - 63 kg 110/80

U-60' pasca

perlakuan

14.32 18 mL 30 menit 0,6 1,010 Kuning

jernih

6,0 - 63 kg 110/80

U-90' pasca

perlakuan

15.02 16,5 mL 30 menit 0,55 Kuning

jernih

6,0 - 63 kg 110/80

Volume urine total dalam

90 menit

374,5 mL

7. DISKUSI

Pada percobaan di atas dapat diihat terjadi penurunan ekskresi urin, kemungkinan akbibat

adanya glukosa yang menyebabkan reabsorbsi air meningkat, karena kadar glukosa pada

gula dapat meningkatkan osmolaritas pada ginjal sehingga kompensasinya adalah dengan

meningkatkan reabsorbsi air meningkat. Bisa dilihat juga tidak ada kandungan glukosa pada

urin OP ada kemungkinan kadar glukosanya tidak melebihi ambang batasnya yaitu sekitar

375 mg/menit, tapi harus diperhatikan juga apakah OP sebelumnya sudah makan belum,

karena bila kadar glukosa OP sebelumnya sudah rendah akibat belum makan, maka air gula

tersebut justru mengganti kadar glukosa pada tubuh yang menuurun akibat belum makan.

Bisa dilihat juga warna urin masih jernih meskipun seharsnya agak pekat karena glukosa

meningkatkan reasorsi air meningkat, ada kemungkinan kadar glukosa pada gula masih di

bawah ambang ginjal atau bisa juga OP kadar glukosa sebelum perlakuan sudah rendah

akibat belum makan.

Page 5: Praktikum Diuresis Homeostasis Dan Keseimbangan Cairan

8. KESIMPULAN

Dari percobaan di atas dapat disimpulkan glukosa dapat mempengaruhi ekskresi urin

dengan meningkatkan reabsorbsi air sehingga volune urin menurun.