praktikum 1

20
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin kompleksnya kegiatan ekonomi dan semakin tingginya keterkaitan dengan aspek-aspek kehidupan lainnya, sangat sulit bagi suatu sistem ekonomi termasuk yang paling liberal sekalipun untuk menolak kehadiran peran negara atau pemerintah dalam perekonomian. Walaupun mekanisme pasar merupakan cara yang dikehendaki dalam memproduksi dan mengalokasikan barang, akan tetapi, mekanisme pasar sering gagal berfungsi. Kegagalan pasar akan mengurangi hasil ekonomi. Untuk memperbaiki kegagalan tersebut, seringkali menuntut campur tangan pemerintah untuk menjamin adanya efisiensi, pemerataan, dan stabilitas ekonomi. Menurut pandangan teori ekonomi publik, fungsi ekonomi pemerintah terdiri dari tiga fungsi pokok, yakni fungsi alokasi, fungsi distribusi dan fungsi stabilisasi. Ketiga fungsi tersebut menajdi wewenang dan tanggung jawab pemerintah pusat, namun untuk menuju kepada sistem pemerintahan yang efektif dan efisiens sebagian besar wewenang dan tanggung jawab pemerintah pusat didesentralisasikan kepada pemerintah daerah dan tetap menajdi wewenang dan tanggung jawab pemerintah pusat, contohnya seperti kebijakan yang mengatur variable ekonomi makro yang menggunakan instrumen kebijakan

description

x

Transcript of praktikum 1

Page 1: praktikum 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin kompleksnya kegiatan ekonomi dan semakin tingginya keterkaitan dengan

aspek-aspek kehidupan lainnya, sangat sulit bagi suatu sistem ekonomi termasuk yang paling

liberal sekalipun untuk menolak kehadiran peran negara atau pemerintah dalam

perekonomian. Walaupun mekanisme pasar merupakan cara yang dikehendaki dalam

memproduksi dan mengalokasikan barang, akan tetapi, mekanisme pasar sering gagal

berfungsi. Kegagalan pasar akan mengurangi hasil ekonomi. Untuk memperbaiki kegagalan

tersebut, seringkali menuntut campur tangan pemerintah untuk menjamin adanya efisiensi,

pemerataan, dan stabilitas ekonomi.

Menurut pandangan teori ekonomi publik, fungsi ekonomi pemerintah terdiri dari tiga

fungsi pokok, yakni fungsi alokasi, fungsi distribusi dan fungsi stabilisasi. Ketiga fungsi

tersebut menajdi wewenang dan tanggung jawab pemerintah pusat, namun untuk menuju

kepada sistem pemerintahan yang efektif dan efisiens sebagian besar wewenang dan

tanggung jawab pemerintah pusat didesentralisasikan kepada pemerintah daerah dan tetap

menajdi wewenang dan tanggung jawab pemerintah pusat, contohnya seperti kebijakan yang

mengatur variable ekonomi makro yang menggunakan instrumen kebijakan moneter

(pencetakan uang, devaluasi), dan kebijakan fiskal (keseragaman perpajakan).

Dikaitkan dengan pengertian desentralisasi, maka desentralisasi dibidang ekonomi

pemerintah, adalah penyerahan sebagian kewenangannya kepada pemerintah daerah untuk

melaksanakan fungsi alokasi, fungsi distribusi dan fungsi stabilisasi, yang ditujukan untuk

mengatur dan mengurus perekonomian daerah dalam rangka menciptakan stabilitas

perekonomian secara nasional. Melalui tinjauan ini dikemukakan pandangan ekonomi tentang

fungsi alokasi, distribusi dan stabilisasi, yang dijadikan referensi dalam usaha menemukenali

dan merangkum pandangan mengenai fungsi ekonomi pemerintah.

Pemerintah berperan dalam perekonomian dikarenakan terjadinya kegagalan pasar.

Salah satu penyebab terjadinya kegagalan pasar adalah karena adanya barang public dan

eksternalitas. Peran ekonomi pemerintah adalah peran yang dilakukan berkaitan dengan

Page 2: praktikum 1

penyediaan barang public dan peran distribusi pendapatan oleh pemerintah. Salah satu contoh

barang public adalah jalan, jembatan, pemadam kebakaran dan lain-lain. Sedangkan bentuk

dari peran distribusi pemerintah menurut Pogue dan Stogetz adalah transfer program,

provision of goods and service dan manipulate of market price.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana membedakan peran ekonomi pemerintah?

2. Bagaimana pelaksanaan peran alokasi dan peran distribusi pemerintah, terutama di

tingka local (pemerintah daerah)?

3. Bagaimana jenis dan contoh kegagalan pasar?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mahasiswa mampu membedakan peran ekonomi pemerintah

2. Mahasiswa mampu menjelaskan pelaksanaan peran alokasi dan peran distribusi

pemerintah terutama ditingkat local (pemerintah daerah)

3. Mahasiswa mampu mengidentifikasikan berkaitan dengan jenis atau contoh kegagalan

pasar.

Page 3: praktikum 1

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PERAN PEMERINTAH DALAM PEREKONOMIAN

Pemerintah memegang peranan besar dalam perekonomian. Hal tersebut tercantum

secara eksplisit dalam UUD 1945 Pasal 33 ayat 2 dan ayat 3. Di dalam pasal tersebut

dinyatakan bahwa;

Ayat 2: Cabang-cabang produksi yang 15enting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup

orang banyak dikuasai oleh negara.

Ayat 3: Sumber air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara,

dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Peningkatan kehidupan ekonomi individu dan anggota masyarakat tidak hanya

tergantung pada peranan pasar melalui keberadaan sektor swasta atau Badan Usaha Milik

Swasta (BUMS). Peran pemerintah dan mekanisme pasar (interaksi permintaan dan

penawaran pasar) merupakan hal yang bersifat komplementer dengan pelaku ekonomi

lainnya.

Ada beberapa alasan perlunya peran dan fungsi pemerintah dalam perekonomian, antara lain

sebagai berikut:

a. Mekanisme pasar tidak dapat berfungsi tanpa keberadaan hukum yang dibuat

pemerintah. Hukum memberikan landasan bagi penerapan aturan main, termasuk

pemberian hukuman bagi pelaku ekonomi yang melanggarnya. Hukum hanya dapat

ditegakkan dengan undang-undang yang dibuat pemerintah. Dengan kata lain,

peranan pemerintah menjadi lebih penting karena mekanisme pasar saja tidak bisa

menyelesaikan semua persoalan ekonomi, untuk menjamin efisiensi, pemerataan dan

stabilitas ekonomi.

Page 4: praktikum 1

b. Pembangunan ekonomi di banyak negara umumnya terjadi akibat campur tangan

pemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung. Campur tangan pemerintah

sangat diperlukan dalam perekonomian untuk mengurangi dampak kegagalan pasar

(market failure), seperti kekakuan harga monopoli dan dampak negatif kegiatan usaha

swasta seperti pencemaran lingkungan.

Seperti telah disebutkan di atas, salah satu fungsi negara atau pemerintah yang

terpenting dalam kehidupan ekonomi, terutama berkaitan dengan penyediaan barang-barang

dan jasa yang diperlukan masyarakat, dikenal dengan nama kebutuhan publik. Kebutuhan

publik meliputi dua macam barang, yaitu barang dan jasa publik dan barang dan jasa privat.

a. Barang dan jasa publik adalah barang dan jasa yang penggunaannya dapat dinikmati

bersama-sama dengan orang lain, contohnya jalan raya, fasilitas kesehatan,

pendidikan, transportasi, telekomunikasi, air minum, dan penerangan. Dengan

per¬timbangan skala usaha dan efisiensi negara melakukan kegiatan ekonomi secara

langsung sehingga masyarakat lebih cepat dan lebih murah dalam menikmati barang-

barang dan jasa tersebut.

b. Barang dan jasa privat adalah barang dan jasa yang produksi dan penggunaannya

dapat dipisahkan dari penggunaan orang lain. Contohnya, pembelian minuman,

makanan, pakaian akan menyebabkan hak kepemilikan dan penggunaan barang

berpindah kepada orang yang membelinya. Barang tersebut umumnya diupayakan

sendiri oleh setiap orang.

Sebagai salah satu pelaku ekonomi, pemerintah memiliki tiga fungsi penting dalam

perekonomian, yaitu fungsi alokasi, fungsi distribusi, dan fungsi stabilisasi.

a. Fungsi alokasi, yaitu fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan jasa publik,

seperti pembangunan jalan raya, jembatan, penyediaan fasilitas penerangan, dan

telepon umum.

b. Fungsi distribusi, yaitu fungsi pemerintah dalam pemerataan atau distribusi

pendapatan masyarakat.

c. Fungsi stabilisasi, yaitu fungsi pemerintah dalam menciptakan kestabilan ekonomi,

sosial politik, hukum, serta pertahanan dan keamanan. 

Page 5: praktikum 1

2.2 FUNGSI ALOKASI

Kewenangan ekonomi yang paling utama dan memperoleh porsi yang terbesar bagi

pemerintah daerah adalah fungsi alokasi. Hal ini karena sangat terkait erat dengan barang-

barang publik yang nilainya sangat besar.

Menurut Stiglitz, 1986 (dalam Syahrir, 1986 : hal 4), disebutkan ada 2 (dua) elemen yang

selalu ada pada setiap barang publik, yakni :

a. Tidak dimungkinkannya menjatah barang-barang publik bagi setiap individu (orang-

perorang).

b. Sangat sulit untuk menjatah dan membagi-bagikan barang publik.

Sedangkan menurut King (1984 : hal 10), menyebutkan bahwa barang-barang publik dibatasi

oleh dua sifat yaitu:

a. Konsumsinya tidak dapat dibagi-bagi

b. Tidak dapat dibagi-bagikan kepada orang-perorang.

Menurut penyediaannya, barang publik ini dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu, barang

publik lokal dan barang publik nasional. Barng publik lokal adalah barang-barang yang

menurut penyediaannya oleh pemerintah daerah dan secara tehnologi layak & perolehan

keuntungannya dinikmati oleh penduduk setempat. Sedangkan barang publik nasional adalah

barang-barang yang penyediaannya oleh pemerintah pusat dengan perolehan keuntungan

yang dinikmati oleh selain penduduk setempat juga masyarakat dalam suatu negara.

Terdapat beberapa alasan yang melandasi adanya intervensi pemerintah dalam

pengalokasian sumber daya diantaranya adalah Ekonomi kompetitif yang sempurna dengan

asumsi-asumsi tertentu bahwa akan menjamin alokasi sumberdaya secara optimal. Disini bila

kejadiannya berbeda dengan asumsi, misalnya pasar jauh dari persaingan sempurna maka

pemerintah akan turut campur tangan dalam pengalkasian sumberdaya. Dalam hal produksi

atau konsumsi sesuatu barang dan jasa menimbulkan biaya atau memberikan keuntungan

eksternal terhadap produsen atau konsumen lain maka pemerintah akan turut campur tangan

dengan mengatur pajak dan subsidi terhadap barang-barang tersebut, dan mengatur tingkat

produksi eksternal dengan cara lain. Ada kecenderungan bahwa pemerintah mendorong

konsumsi barang-barang yang dikonsumsi dalam jumlah banyak (merit) melalui penyediaan

Page 6: praktikum 1

dengan subsidi, harga nol atau dengan memberikan perangsang kepada pihak swasta untuk

penyediaannya. Sebaliknya pemerintah juga cenderung menghambat konsumsi barang-barang

yang dikonsumsi dalam jumlah sedikit (demirit) melalui kebijaksanaan pajak.

Alasan-alasan yang mendukung peran alokasi oleh pemerintah daerah adalah :

a. Kemungkinan besar akan terjadi perpindahan penduduk ke daerah lain, manakala

mereka merasa tidak puas dengan pelayanan yang diperoleh didaerahnya, hal ini akan

menimbulkan masalah yang terkait dengan penyediaan lokal.

b. Penyediaan yang dilakukan oleh daerah akan lebih sesuai dengan kebutuhan dan

selera penduduk setempat, namun berbeda halnya bila penyediaan oleh pemerintah

pusat ada kemungkinan penyediaannya secara seragam dengan daerah lainnya yang

hal ini dapat terjadi kurang sesuai dengan selera penduduk setempat.

Menurut King, 1984, ada 4 (empat) alasan mengapa penyediaan oleh daerah lebih

berkesuaian dengan keinginan penduduknya, yaitu :

1. Dalam sistem pemerintahan yang bertingkat, birokrat pada tingkat bawah memiliki

pengetahuan yang lebih tentang keinginan penduduknya, jika dibandingkan apabila

dilakukan dengan sistem sentralisasi.

2. Desentralisasi akan dapat menjamin kontrol yang lebih demokratis terhadap aparat.

3. Pemerintah dari berbagai tingkatan harus saling bekerjasama dan jika salah satunya

mengabaikan keingninan warganya maka mereka dapat melakukan tekanan pada

pemerintah.

4. Penyediaan oleh daerah menghasilkan barang dan jasa publik lokal yang lebih efisien

dan penduduk menjadi lebih sadar akan biaya pelayanan.

Melalui desentralisasi secara umum akan dapat menumbuhkan inovasi dan

menghasilkan eksperimentasi barang-barang publik. Akan tetapi diakui ada beberapa

kelemahan yang dinilai kurang mendorong pelayanan yang efisien. Yaitu kerena

Kemungkinan terjadinya eksport, dimana beberapa beban pajak lokal dialihkan kepada bukan

penduduk setempat. Kemungkinan terjadinya penyediaan pelayanan kurang efisien sebagai

akibat dari upaya menarik industri ke daerah atau menahan industri yang telah ada.

Kemungkinan terjadinya pengeluaran yang berlebihan dari dana pinjaman/hutang yang

berlebihan. Kemungkinan terjadinya penyediaan yang berlebihan atas kegiatan ekonomi yang

Page 7: praktikum 1

dibiayai dari pungutan pajak. Kemungkinan terjadinya pengeluaran yang berlebih oleh

birokrat dalam usahanya memaksimalkan kesejahteraan mereka, dilain pihak kesejahteraan

penduduk kurang mendapat perhatian. Efisiensi penyediaan pelayanan publik yang rendah,

yang kemungkinannya dapat terjadi karena kurangnya pengalaman mengatur pengeluaran

oleh pemerintah daerah. Pemerintah daerah kurang intensif menggali potensi yang

berkembang dari penyediaan pelayanan. Pemerintah daerah mungkin mengabaikan

keuntungan yang diperoleh dari faktor eksternal bagi mereka yang bukan penduduk setempat

sehingga kurang penyediaan pelayanan bagi mereka padahal berpotensi mendatangkan

keuntungan.

Masalah lain yang kemungkinan timbul dalam kaitan dengan desentralisasi fungsi

alokasi ini adalah dengan cara apa dan bagaimana menggali potensi pajak yang sesuai untuk

pemerintah daerahnya. Selain itu dari sisi persaingan, dapat terjadi keberadaan dan

kemampuan pemerintah daerah dalam mengembangkan daerahnya menajdi ancaman dan

kendala bagi pemerintah pusat di dalam menentukan kebijaksanaan, sehingga untuk

menajmin stabilitas secara nasional perlu dilakukan pengendalian dan pengawasan yang

intensif dari pemerintah pusat.

2.3 FUNGSI DISTRIBUSI

Fungsi distribusi dalam fungsi ekonomi pemerintah adalah sangat terkait erat dengan

pemerataan kesejahteraan bagi penduduk di daerah yang bersangkutan dan terdistribusi

secara proposial dengan pengertian bahwa daerah yang satu dimungkinkan tidak sama tingkat

kesejahteraannya dengan daerah yang lainnya karena akan sangat dipengaruhi oleh

keberadaan dan kemampuan daerahnya masing-masing.

Kewenagan dan dukungan terhadap peran pemerintah daerah dalam fungsi distribusi

ini tidak sebesar kewenangan dan dukungan dalam fungsi alokasi sebagaimana dikemukakan

oleh King, (1984 : hal 32). Kecilnya kewenangan dan dukungan yang dilimpahkan oleh

pemerintah pusat dalam fungsi distribusi ini adalah didasarkan pada asumsi bahwa bila

pelimpahan kewenangan dan dukungan pemerintah pusat cukup besar maka dikhawatirkan

akan menimbulkan masalah yang berkaitan dengan distribusi pendapatan yang seragam

dibeberapa daerah karena akan kurang memberikan inovasi dan rangsangan untuk

mengembangkan potensi sumberdaya yang dimiliki atau yang tersedia di daerahnya.

Page 8: praktikum 1

Disisi lain bahwa kebijaksanaan retribusi tunggal yang seragam didasarkan pada rasa

kekhawatiran bahwa bila diberlakukan kebijaksanaan yang tak seragam dan desentralisasi

akan menyebabkan berpindahnya sebagian penduduk daerah tersebut kedaerah lain yang

menjanjikan penghasilan yang lebih besar dibandingkan didaerah asal, hal ini dianggap akan

membuka peluang timbulnya masalah baru yang berkaitan dengan migrasi penduduk.

Menurut Paully (1973, dalam bukunya King, 1984 : hal 35), tingkat retribusi yang optimal

akan lebih besar terjadi di daerah-daerah yang citrarasa pembayar pajaknya mendukung

distribusi. Sedangkan menurut King (1984 : hal 33) harus ada suatu kebijakan dasar retribusi

nasional dan pemerintah daerah seharusnya diijinkan untuk mengubah derajat distribusi

diwilayahnya.

2.4 FUNGSI STABILISASI

Sesuai dengan nama stabilisasi maka fungsi stabilisasi ini dimaksudkan untuk

menciptakan stabilitas ekonomi suatu negara. Fungsi stabilisasi ini berkaitan erat dengan

fungsi mengatur variabel ekonomi makro dengan instrumen kebijakan moneter dan kebijakan

fiskal.

Diantara ketiga fungsi ekonomi pemerintah, fungsi stabilisasi ini merupakan yang

paling kecil kewenangan dan dukungannya terhadap peran pemerintah daerah dan bahkan

hampir tak mendapatkan bagian untuk berperan dalam fungsi stabilisasi ini. Hal ini dilandasi

oleh pemikiran bahwa fungsi stabilisasi berbeda antar satu daerah dengan daerah lain dalam

suatu negara.

Disamping itu kecilnya kewenangan dan dukungan peran pemerintah daerah dalam

fungsi stabilisasi, disebabkan akan adanya efek sampingan yang timbul akibat penggunaan

instrumen yaitu kebijakan moneter dan kebijakan fiskal untuk mengontrol variabel ekonomi

makro dan efek langsung dari penggunaan instrumen tersebut.

Contoh riil dalam kebijakan moneter, jika kebijakan moneter didesentralisasikan

maka masing-masing pemerintah daerah akan mempunyai kewenangan melakukan kebijakan

tersebut sesuai dengan kebutuhannya bahkan keinginannya.

Bila masing-masing daerah diberikan kewenangan mencetak uang sesuai keinginan ataupun

kebutuhan daerahnya, maka pemerintah pusat akan mengalami kesulitan dalam

Page 9: praktikum 1

mengendalikan kestabilan harga-harga maupun tingkat inflasi yang terjadi didaerah. Dan

dalam hal kebijakan fiskal jika didesentralisasikan maka akan terjadi perbedaan penetapan

pajak dan pengeluaran, sebagai akibatnya adalah akan terjadi migrasi penduduk dari satu

daerah ke daerah lainnya yang memberikan peluang untuk memperoleh penghasilan yang

lebih besar.

2.5 KEGAGALAN PASAR

Dalam ekonomi mikro, istilah "kegagalan pasar" tidak berarti bahwa sebuah pasar

tidak lagi berfungsi. Malahan, sebuah kegagalan pasar adalah situasi dimana sebuah pasar

efisien dalam mengatur produksi atau alokasi barang dan jasa ke konsumen. Ekonom

normalnya memakai istilah ini pada situasi dimana inefisiensi sudah dramatis, atau ketika

disugestikan bahwa institusi non pasar akan memberi hasil yang diinginkan. Di sisi lain, pada

konteks politik, pemegang modal atau saham menggunakan istilah kegagalan pasar untuk

situasi saat pasar dipaksa untuk tidak melayani "kepentingan publik", sebuah pernyataan

subyektif yang biasanya dibuat dari landasan moral atau sosial.

Pasar dapat menjadi alokasi sumber daya yang efisien bila asumsi-asumsinya

terpenuhi, antara lain pelaku bersifat rasional, memiliki informasi sempurna, pasar berbentuk

persaingan sempurna, dan barang bersifat privat. Sayangnya, kenyataannya asumsi-asumsi

ideal tersebut sulit terpenuhi di dunia nyata. Sebagai akibatnya terjadilah kegagalan pasar di

mana pasar gagal menjadi alat alokasi yang efisien.

Empat jenis utama penyebab kegagalan pasar adalah :

1.    Informasi tidak sempurna (incomplete information).

Pada kenyataannya kita tidak pernah tahu persis tentang kualitas barang yang digunakan.

Ketika ingin membeli mobil bekas, seseorang yang kurang memahami seluk-beluk mobil

bekas dapat menyewa montir mobil yang dapat dipercaya. Perusahaan yang ingin merekrut

calon pegawai kadang-kadang terpaksa memakai jasa konsultan.

2.    Daya monopoli (monopoly power).

Asumsi pasar persaingan sempurna adalah produsen begitu banyak dan kecil-kecil sehingga

secara individu tidak mampu mempengaruhi pasar. Dengan kondisi demikian para produsen

dalam memasok barang bereferensi pada harga yang berlaku di pasar, sehingga mereka hanya

Page 10: praktikum 1

menjadi price taker. Akan tetapi kenyataannya sering terjadi dalam pasar hanya ada satu

(monopoli) atau beberapa produsen (oligopoli). Mereka dapat mempengaruhi pasar dengan

menentukan tingkat harga (price setter). Mereka bisa saja memproduksi barang dengan

jumlah yang sedikit dengan harga yang tinggi (jika dibandingkan dengan kuantitas dan harga

keseimbangan).

3.    Eksternalitas (externality).

Eksternalitas adalah keuntungan atau kerugian yang dinikmati atau diderita pelaku ekonomi

sebagai akibat tindakan pelaku ekonomi yang lain, tetapi tidak dapat dimasukkan dalam

perhitungan biaya secara normal. Sebagai contoh, pabrik tapioka yang membuang limbahnya

ke sungai. Kerugian yang diderita masyarakat sekitarnya tidak masuk dalam perhitungan

biaya produksi pabrik tapioka. Akibatnya, walaupun biaya produksi tapioka menjadi murah

(tidak perlu investasi fasilitas pengolahan limbah), secara ekonomis biayanya mahal.

Sebagian biaya itu ditanggung masyarakat dalam bentuk biaya sosial (social cost)

4.    Barang publik (public goods).

Asumsi lain yang diperlukan agar pasar dapat berjalan dengan efisien adalah barang yang

dipertukarkan bersifat private (rival dan exclusive). Rival artinya barang tidak dapat

dikonsumsi secara bersama-sama (bukan hanya satu orang) tanpa saling merugikan.

Contohnya, bila satu kaleng soft drink telah kita minum, maka orang lain tidak dapat

menikmatinya lagi. Exclusive artinya untuk mendapatkan barang tersebut seseorang harus

memenuhi syaratnya (misalnya dengan membayarnya). Beberapa barang private juga dapat

dipecah-pecah (divisible), misalnya ketika seseorang membeli soft drink, ia dapat membeli

yang botol besar, botol kecil, atau kaleng. Dalam kehidupan nyata, ada barang-barang yang

bersifat non-rivalry, non-exclusive (atau non-excludable), dan non divisible. Barang-barang

tersebut disebut barang publik (public goods). Contoh barang publik adalah trotoar (yang

tidak dipenuhi pedagang kaki lima). Trotoar bersifatnon-rivalry, artinya bila seseorang

berjalan di atasnya maka tidak akan merugikan atau mengurangi kesempatan orang lain untuk

berjalan di atasnya. Bersifat non-exclusive artinya siapa saja dapat menggunakannya dan kita

tidak bisa mencegah orang lain untuk menggunakannya. Bersifat non-divisible artinya trotoar

tersebut tidak dapat dibagi-bagi, setiap orang dapat menggunakan trotoar tersebut seutuhnya

(kecuali bila trotoar itu digunakan secara ilegal oleh pedang kaki lima). Barang publik sering

menimbulkan fenomena pendomplengan (free rider), yaitu mereka yang menikmatinya tanpa

membayar. Bila swasta yang menyediakan barang publik maka mereka dapat mengalami

Page 11: praktikum 1

kerugian akibat free rider tersebut. Oleh karena itu biasanya barang publik disediakan oleh

pemerintah.

5.    Barang altruisme (altruism good).

Barang altruisme adalah barang yang ketersediaannya berdasarkan suka rela, contohnya ialah

darah, ginjal dan organ tubuh manusia lainnya. Supply darah ada karena murni rasa

kemanusiaan. Apabila barang ini diserahkan kepada mekanisme pasar maka tidak akan

terbentuk pasar karena aspek supply-nya bertentangan dengan ajaran agama. Bahkan

sekalipun harga sebuah ginjal begitu mahal, kita tidak dapat menemukan perusahaan yang

kegiatannya adalah menjual ginjal dan organ-organ tubuh lainnya dengan berorientasi profit

(kecuali mungkin di pasar gelap). Untuk menangani supply-demand barang altruisme,

pemerintah membentuk PMI (Palang Merah Indonesia) atau membuat berbagai regulasi yang

mencegah jual-beli organ tubuh secara ilegal.

Kegagalan pasar seringkali menuntut campur tangan (intervensi) pemerintah. Tujuan campur

tangan tersebut antara lain:

1. Menjamin agar kesamaan hak bagi setiap individu dapat terwujud dan eksploitasi

dapat dihindarkan;

2. Menjaga agar perekonomian dapat tumbuh dan mengalami perkembangan secara

teratur dan stabil;

3.  Mengawasi kegiatan-kegiatan perusahaan, terutama perusahaan besar yang dapat

mempengaruhi pasar, agar mereka tidak menjalankan praktik monopoli yang

merugikan;

4. Menyediakan barang publik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat; dan

5. Mengawasi agar eksternalitas kegiatan ekonomi yang merugikan masyarakat dapat

dihindari atau dikurangi.

Page 12: praktikum 1

Distribusi Pendapatan February 13, 2010

Filed under: Artikel,Ekonomi — wanspeak @ 8:17 am

Rate This

oleh : Ichwan Bustomi A

Adil atau meratanya suatu pembagian hasil pembangunan ekonomi negara dapat dilihat dari distribusi pendapatan di negara tersebut. Distribusi pendapatan yang diterima masyarakat dalam suatu negara dapat berarti meningkatkan tingkat hidup masyarakat yang masih berada dalam garis kemiskinan. Berikutnya adalah pemerataan pendapatan secara menyeluruh, dalam arti mempersempit berbedanya tingkat pendapatan antar rumah tangga atau menurunkan kesenjangan sosial.

Distribusi pendapatan menurut para ahli ekonomi dapat dibedakan antara lain :

1 Distribusi pendapatan perseoranganDistribusi pendapatan perseorangan menunjukkan distribusi pendapatan yang diterima oleh individu-individu dalam masyarakat. Fokus dalam model distribusi ini yaitu seberapa besar pendapatan yang diterima oleh seseorang, tidak melihatk teknik/cara yang dilakukan oleh individu/rumah tangga untuk memperoleh pendapatannya, banyaknya anggota rumah tangga yang mencari pendapatan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya atau apakah penghasilan tersebut berasal dari pekerjaan atau sumber lainnya seperti bunga, hadiah, royalti, keuntungan maupun warisan. Lokasi dan sektor sumber pendapatan juga turut diabaikan.

2 Distribusi pendapatan fungsionalDistribusi Pendapatan Fungsional menjelaskan proporsi dari pendapatan yang diterima oleh tiap faktor produksi. Setiap faktor produksi memperoleh imbalan sesuai dengan distribusinya pada produksi nasional. Distribusi Pendapatan yang didasarkan pada pemilik faktor produksi ini akan berkaitan dengan proses pertumbuhan pendapatan. Pertumbuhan pendapatan dalam masyarakat yang didasarkan pada kepemilikan faktor produksi dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:

a) Pendapatan karena hasil kerja yang berupa upah/gaji dan besarnya tergantung tingkat produktivitas.b) Pendapatan dari sumber lain seperti sewa, laba, royalti, bunga, hadiah/warisan.

Program-program pemerintah dalam rangka distribusi pendapatan pada umumnya terdiri dari:1. Transfer tunaiBentuk tansfer tunai ini adalah metode pemerataan dengan instrumen uang atau pendapatan yang diterima. Macam-macam transfer tunai ini antara lain:a. Negative Income TaxNegative income tax adalah sebuah kebijakan pemerintah yang berakibat besar pembayaran transfer yang diterima oleh masyarakat seimbang dengan tingakt kemiskinan masyarakat tersebut. Dengan kata lain, semakin miskin masyarakat maka akan semakin besar pembayaran transfer yang diterima. Program ini tidak dilaksanakan di Indonesia.

Dampak-dampak dari program ini antara lain: meningkatkan kemalasan masyarakat untuk bekerja karena mendapatkan penghasilan yang memadai meskipun tanpa bekerja. Munculnya anggapan ketidakadilan bagi masyarakat yang telah berpenghasilan relatif tinggi bahwa program ini dianggap tidak menghargai kerja keras. Mengurangi insentif kerja Mengurangi tingkat upah netto atau mencipatakan welfare cost. Terjadinya tax incidence.

b. DemograntDemogrant adalah bentuk transfer tunai berdasarkan demografi tertentu. Contoh program ini salah satunya adalah Bantuan Langsung Tunai (BLT). Program ini adalah program yang paling banyak dilakukan di Indonesia. Dampak-dampak dari penerapan program ini antara lain sebagai berikut:• Mengurangi insentif kerja

Page 13: praktikum 1

• Adanya welfare cost yaitu mengurangi tingkat upah netto• Terjadinya tax incidence.

c. Subsidi UpahSubsidi upah yakni dengan meningkatkan upah netto yang diterima pekerja. Program semacam ini dapat dilihat dari tunjangan-tunjangan yang diterima pekerja di semua sektor khusunya pegawai negeri. Dampak-dampak dari program ini antara lain:• Meningkatkan insentif kerja• Memperkecil adanya welfare cost.

2. Transfer barangProgram transfer barang atau transfer innatura adalah program transfer dengan wujud yang ditransfer adalah barang fisik bukan uang. Kelemahan dari program ini yaitu penerima transfer tidak bebas dalam membelanjakan transfer. Sementara kelebihan yaitu meningkatkan konsumsi atas barang yang ditransfer sehingga terjadi external benefits produsen atas barang yang ditransfer. Hal ini juga menambah jumlah pajak yang disetor kepada negara atas external benefits tersebut.

3. Program kesempatan kerjaProgram kesempatan kerja adalah bentuk program distribusi pendapatan melalui penyediaan lapangan kerja. Salah satu contoh program ini yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarat (PNPM) Mandiri. Program ini adalah program yang paling baik dibandingkan program-program lainnya karena dengan adanya penyediaan lapangan kerja maka akan meningkatkan investasi riil yang akan mengurangi pengangguran dan meningkatkan GDP. Namun di sisi lain program ini akan mengurangi insentif kerja dan menyebabkan welfare cost yang besar sehingga tingkat upah netto akan berkurang dan penawaran tenaga kerja di sektor swasta akan berkurang. Selain itu tax rate bagi produsen akan kian meningkat.

About these ads

Pendapatan Pedagang Pasar Turun 20 PersenChandra Harimurti

Akibat banjir, beberapa kebutuhan alami kenaikkan. Tapi stok beras masih aman (Jaringnews)

Beras naik Rp 500 perliter, stok aman

JAKARTA, Jaringnews.com - Banjir yang merendam Jakarta seminggu terakhir ini membuat

pendapatan pendagang menengah ke bawah turun. Penurunannya hingga 20 persen lebih.

Penurunan pendapatan itu khususnya dialami pedagang pasar tradisional. Penurunan ini karena

daya beli rumah tangga juga menurun selama seminggu kebanjiran.

"Penurunannya sampai 20 persen lebih. Pasokan kurang dan yang beli juganggak ada. Mereka

Page 14: praktikum 1

kebanjiran dan memilih beli makanan siap saji atau makan makanan jadi," kata Pengurus

Asosiasi Pedagang Pasar Tradisional Seluruh Indonesia, Ngadiran saat dihubungi, Minggu

(20/1).

Ngadiran mengatakan penurunan paling tinggi dirasakan pedagang sayur-mayur. Sebab

kenaikkan sayuran di Jakarta cukup besar, hampir 50 persen. Terlebih banyak sayuran yang

tidak layak jual.

"Karena di jalannya lama. Jalur distribusi terganggu dari daerah. Makanya dinaikkan

saja. Nahsiapa yang mau beli?" tanyanya.

Sementara untuk komoditi beras, Ngadiran mengatakan harganya cenderung stabil. Meski ada

kenaikkan. Namun kenaikkan itu tidak terlalu besar. Kenaikkan maksimal hanya Rp 500 perliter.

"Beras iya naik, cuma nggak besar sekali. Karena beras ini kan dikendalikan Bulog yah. Jadi

dalam status aman lah. Stok juga aman," jelasnya.