PRAKTIKUM 1
-
Upload
hani-herlina -
Category
Documents
-
view
303 -
download
5
Transcript of PRAKTIKUM 1
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN STERIL
Oleh :
Ami Sholihat Asep Yusuf
Hani Herlina Fadillah Mutiara
Risa Rahayuni Resi Yuliasari
Sriwanti Atisah Yulius Prasetyo
III A
PRODI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2013
A. TUJUAN
Untuk mengetahui cara pembuatan sediaan injeksi dan evaluasinya.
B. DASAR TEORI
Produk steril yang banyak diproduksi di industri farmasi adalah dalam bentuk larutan
terbagi (ampul) dan bentuk serbuk padat siap untuk digunakan dengan diencerkan terlebih
dahulu dengan larutan pembawa (vial).
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang
harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, disuntikan dengan cara
menembus atau merobek jaringan ke dalam atau melalui kulit atau selaput lendir. Syarat
utama, obat harus steril dan disimpan dalam wadah yang menjamin sterilisasi.
Keuntungan sediaan injeksi
1. Dapat dicapai efek fisiologis segera, untuk kondisi penyakit tertentu.
2. Dapat diberikan untuk sediaan yang tidak efektif diberikan secara oral atau obat yang
dirusak oleh sekresi lambung.
3. Baik untuk penderita yang tidak memungkinkan mengkonsumsi oral.
4. Pemberian parenteral memberikan kemungkinan bagi dokter untuk mengontrol obat,
karena pasien harus kembali melakukan pengobatan.
5. Sediaan parenteral dapat menimbulkan efek lokal.
6. Pengobatan parenteral merupakan salah satu cara untuk mengoreksi gangguan serius
cairan dan keseimbangan elektrolit.
Kerugian sediaan injeksi
1. Pemberiaan sediaan parenteral harus dilakukan oleh personel yang terlatih dan
membutuhkan waktu pemberian yang lama.
2. Pemberian obat secara parenteral sangat berkaitan dengan ketentuan prosedur aseptik
dengan rasa nyeri pada lokasi penyuntikan yang tidak selalu dapat dihindari.
3. Bila obat telah diberikan secara parenteral, sukar sekali untuk
menghilangkan/merubah efek fisiologisnya karena obat telah berada dalam sirkulasi
sistemik.
4. Harganya relatif lebih mahal, karena persyaratan manufaktur dan pengemasan.
5. Masalah lain dapat timbul pada pemberian obat secara parenteral seperti septisema,
infeksi jamur, inkompatibilias karena pencampuran sediaan parenteral dan interaksi
obat.
6. Persyaratan sediaan parenteral tentang sterilitas, bebas dari partikulat, bebas dari
pirogen, dan stabilitas sediaan parenteral harus disadari oleh semua personel yang
terlibat.
C. ALAT DAN BAHAN
Alat
Gelas kimia
Corong
Vial
Batang pengaduk
Gelas ukur
Bahan
Acidum Folicum
NaCl
Dinatrii Edetas
NaOH
Aqua pro injectionum
Perhitungan
C Natrium folat diperoleh dari perhitungan C¿ BM Na folat ×C as . folatBM as folat
¿ 464,4 × 0,5441,4
= 0,526%
Perhitungan Tonisitas
W =0,52−∆ tb .C Na folat+∆ tb . C Dinatrii edetas0,576
W =0,52−(0,526.0,069+0,132.0,05)
0,576
= 0,8283% (hipotonis)
Untuk membuat larutan tersebut isotonis ditambahkan NaCl 0,8283% (g/100ml)
D. PROSEDUR
1. Sterilkan aquabidest (untuk mendapatkan Aqua Pro Injeksi) dengan mendidihkan
selama 30 menit dihitung setelah mendidih dan dialirkan gas nitrogen ke dalamnya
saat didinginkan. Dispensasi 10 menit, sterilkan ampul dalam oven (170oC).
2. Timbang asam folat di kaca arloji.
3. Masukan asam folat kedalam gelas piala yang telah dilengkapi dengan batang
pengaduk, larutan dengan Aq.pi dan bilas kaca arloji minimal 2x dengan Aq.pi.
tambahkan Aq.pi secukupnya hingga larut.
4. Ditambahkan NaOH 0,1 N kedalam (3) sampai larut, Diperlukan 550 tetes, cek pH
larutan.
5. Dilarutkan NaCl dalam (4), bilas kaca arloji minimal 2x cek pH.
6. Setelah semua larut, dipindahkan ke dalam gelas ukur dan tambahkan Aq,pi hingga 50
ml.
7. Basahi kertas saring dengan Aq.pi yang sudah terlipat yang akan digunakan, corong
dan kertas saring yang sudah dibasahi pindahkan ke erlemeyer lain.
8. Saring larutan dalam gelas ukur ke dalam erlemeyer dan filtrate pertama dibuang.
9. Isikan larutan ke dalam ampul, aliri gas nitrogen kemudian ampul ditutup.
10. Sterilakan ampul dengan posisi terbalik dalam gelas piala yang telah dialiri kapas
dalam autoklaf 115-116 oC 30 menit
E. EVALUASI SEDIAAN
NO Jenis Evaluasi Penilaian
1 Penampilan fisik wadah
2 Jumlah sediaan
3 Kejernihan sediaan
4 Keseragaman volume
5 Brosur
6 Kemasan
7 Etiket
F. PEMBAHASAN
Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk menciptakan keadaan steril. Secara
tradisional keaadan steril adalah kondisi mutlak yang tercipta sebagai akibat penghancuran
dan penghilangan semua mikroorganisme hidup. Konsep ini menyatakan bahwa steril adalah
istilah yang mempunyai konotasi relative, dan kemungkinan menciptakan kondisi mutlak
bebas dari mikroorganisme hanya dapat diduga atas dapat proyeksi kinetis angka kematian
mikroba.(Lachman hal.1254).
Praktikum ini dibuat sediaan steril injeksi yang berisi larutan asam folat. Sediaan
steril injeksi yang digunakan berupa vial. Injeksi vial adalah salah satu bentuk sediaan steril
yang umumnya digunakan pada dosis ganda dan memiliki kapasitas atau volume 0,5 mL –
100 mL. Injeksi vial pun dapat berupa takaran tunggal atau ganda dimana digunakan untuk
mewadahi serbuk bahan obat, larutan atau suspensi dengan volume sebanyak 5 mL atau pun
lebih.
Sediaan ini menggunakan aqua pro injeksi. Aqua pro injeksi adalah air untuk injeksi
yang disterilkan dan dikemas dengan cara yang sesuai, tidak mengandung bahan antimikroba
atau bahan tambahan lainnya. Air pro injeksi bebas CO2, CO2 mampu menguraikan garam
natrium dari senyawa organik seperti barbiturate dan sulfonamide kembali membentuk asam
lemahnya yang mengendap. Air pro injeksi bebas O2 dibuat untuk melarutkan zat aktif yang
mudah teroksidasi, seperti apomorfin, klorfenoiramin, klorpromazin, ergotamine,
metilergotamin, proklorperazin, promazin, promestatin, HCL, sulfamidin, turbokukarin.
Sediaan steril ini berisi larutan asam folat. Asam folat adalah vitamin yang larut air.
Vitamin B9 sangat penting untuk berbagai fungsi tubuh mulai dari sintesis nukleotid ke
remetilasi homocysteine. Vitamin ini terutama penting pada periode pembelahan dan
pertumbuhan sel. Anak-anak dan orang dewasa memerlukan asam folat untuk memproduksi
sel darah merah dan mencegah anemia. Folat dan asam folat mendapatkan namanya dari kata
latin folium (daun).
Asam folat juga sangat penting bagi wanita hamil. Asupan asam folat yang cukup
sebelum dan selama kehamilan akan mencegah timbulnya kecacatan tabung saraf (Neural
Tube Defects) NTDs pada bayi, yaitu spina bifida (kelainan pada tulang belakang) dan
anencephaly (kelainan dimana otak tidak terbentuk). Dengan asupan asam folat yang cukup
pada masa sebelum dan selama kehamilan yaitu sekitar 0.4 - 0.8 mg per hari, risiko timbulnya
NTDs pada bayi dapat diturunkan hingga 80 %.
Penambahan NaOH dimaksudkan untuk mengubah asam folat menjadi natrium folat.
Dengan cara meneteskan NaOH ke dalam sediaan. Didapat 450 tetes untuk membuat
suspensi asam folat dengan aqua pro injeksi menjadi bening. Dan memerlukan tambahan 165
tetes lagi untuk membasakan sediaan setelah penambahan dinatri edetas. pH yang di
butuhkan untuk sediaan injeksi adaah 9, dan tidak boleh kurang ataupun lebih dari batas pH
tersebut. Larutan disaring dan tiga tetes pertama di buang agar tidak bercampur dengan zat
pengotor lainnya.
Dimasukkan kedalam otoklaf setelah sediaan terbungkus rapi dalam vial untuk
mensterilkan sediaan dari cemaran mikroba, selama 30 menit dengan suhu 115-116°C.
G. KESIMPULAN
H. DAFTAR PUSTAKA
http://lingkupfarmasi212.blogspot.com/2012/11/formulasi-dan-tekhnologi-sediaan-
steril.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Folicacid2.png
Diktat penuntun praktikum teknologi sediaan steril farmasi STIKes BTH Tasikmalaya