Praktikum 1

download Praktikum 1

of 98

Transcript of Praktikum 1

BAB.1 PENDAHULUAN

1.1 Judul Praktikum Judul dari praktikum ini adalah mengobservasi dan mengases 1 rekaman pembelajaran mikro 1.2 Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mampu memenuhi standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang telah ditentukan sebagai berikut. A. Standar Kompetensi Praktikum 1 ini dimaksudkan agar sesorang menguasai Standar Komptensi : mengobservasi dan menilai keterampilan generik memberikan pembelajaran pada penampilan pembelajaran mikro B. Komptensi Dasar Setelah menyelesaikan tugas praktikum 1 ini anda diharapkan menguasai kompetensi: mengobservasi secara objektif rekaman presentasi pembelajaran mikro, memberikan penilaian berdasarkan argumen untuk setiap indikator keterampilan dasar memberikan pembelajaran, serta memberikan penilaian secara kuantitatif maupun secara kualitatif. C. Indikator Penguasaan kompetensi dasar di atas ditandai dengan penguasaan indikatorindikator sebagai berikut: 1. 2. mengobservasi 9 ketrampilan dasar memberikan pembelajaran menilai praktik 9 keterampilan dasar memberikan pembelajaran

1

3. 4.

memberikan

argumen

untuk

setiap

penilaian

berdasarkan

amatan/observasi dan alasan teoritik. menghitung nilai penampilan presentasi pembelajaran dan menyatakan secara kualitatif nilai presentasi pembelajaran sebagaimana panduan instrumen observasi dan asesmen 5. 6. keterampilan dasar memberi pembelajaran membuat profil keterampilan generik memberikan pembelajaran

berdasarkan data dari keseluruhan intrument observasi dan asesmen keterampilan dasar memberikan pembelajaran. 1.3 Alat dan Bahan Praktikum Alat dan bahan yang yang digunakan dalam percobaan ini adalAh sebagai berikut: A. Peralatan Praktikum 1. Panduan praktikum Micro Teaching. 2. Komputer yang dilengkapi dengan CD/DVD ROM atau VCD/DVD player dan TV. 3. Cakram VCD berisi rekaman 1 orang penampil pembelajaran mikro. B. Bahan Praktikum Kesebelas Instrumen observasi dan asesmen ketrampilan dasar memberikan pembelajaran, yaitu: (1) Nomor kode: 01-1 (2) Nomor kode: 01-2 (3) Nomor kode: 02 (4) Nomor kode: 03 (5) Nomor kode: 04 (6) Nomor kode: 05-1 (7) Nomor kode: 05-2 (8) Nomor kode: 06 (9) Nomor kode: 07 (10) Nomor kode: 08 (11) Nomor kode: 09

2

Kesebelas instrumen tersebut sebagai satu set instrumen unuk mengobservasi dan menganalisis satu orang praktikan presenter. Set instrumen ini dapat dicopy dari lampiran 1 dalam buku Petunjuk Praktikum Pembelajaran Mikro ini. 1.4 Landasan Teori Kemampuan generik dan cara menguasainya: Ketrampilan dasar memberikan pembelajaran secara tatap muka, tidak secara seketika dapat terbentuk dengan baik. Untuk pembentukan tersebut diperlukan pelatihan pelatihan untuk terampil menguasai komponen memberikan pembelajaran harus dikuasai secara umum atau dapat dikatakan ketrampilan memberikan pembelajaran bersifat generic. Pembelajaran adalah perbuatan kompleks yang merupakan pengintregasiaan secara utuh berbagai komponen kemampuan dasar memberikan pembelajaran. Komponen kemampuan tersebut berupa pengetahuan, ketrampilan serta sikap dan nilai. Agar anda sebagai calon guru dapat membentuk pengetahuan sikap dan nilai (Belum berlatih untuk terampil) dapat dimulai dengan mengamati atau mengobservasi , membandingkan antara pernyataan teori terhadap praktik menilai dengan berdasarkan argument dan member saran. Kemampuan generic memberikan pembelajaran merupakan pengintregasiaan 9 ketrampilan dasar memberikan pembelajaran, meliputi ketrampilan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Bertanya Memberikan penguat Mengadakan variasi Menjelaskan Membuka dan menutup pembelajaran Membimbing diskusi kelompok kecil Mengelola kelas Membelajarkan kelompok kecil dan individual Mengunakan TIK ( teknologi informasi dan komunikasi)

KEMAMPUAN AKADEMIS TERDIRI DARI 1. Memiliki sertifikasi mengajar

3

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Menguasai materi pembelajaran Mengg/mengemb. metodologi, media & sumber belajar Ahli menyusun program Menilai/mengevaluasi pembelajaran Mampu memberdayakan siswa Kesesuaian disiplin ilmu yang dimiliki dengan tugas Memiliki pengalaman mengajar Mengikuti training,work shop,pelatihan,penataran dll.

10. Inovatif dan pro aktif 11. Senang mencari informasi baru 12. Senang membaca dan menamabah pengetahuan KEMAMPUAN NON AKADEMIS 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Menguasai paradigma baru pendidikan Tidak buta teknologi Memiliki persiapan mengajar tertulis Memiliki persiapan mengajar tidak tertulis Memiliki kematangan emosi Dapat berkomunikasi dengan baik Ceria, gemar membantu sesama Bersikap toleransi Bersikap sederhana

10. Tidak sombong 11. Memiliki iman & taqwa seimbang dunia & akhirat CIRI-CIRI GIRU YANG MEMILIKI KDM (Thomas 1997) : 1. Mampu Menciptakan Interpersonal, Dalam Bentuk Emphaty, Pengharga-an dan Ketulusan Kepada Siswa 2. Memiliki Hubungan Baik dengan Siswa 3. Menerima, Mengakui dan Memperhatikan Siswa Secara Tulus 4. Menunjukkan Minat dan Antosias yang tinggi dalam mengajar 5. Menciptakan kerjasama Yang harmonis dalam kelompok.

4

6. Melibatkan siswa dalam mengorganisasikan dan merencanakan kegiat- an pembelajaran 7. Mendengarkan dan memberi kesempatan kepada siswa untuk berbicara/ Mengemukakan pendapat 8. Meminimalkan friksi-friksi di kelas. GURU YANG SUKSES MENGAJAR (Bell 1993:37) : 1. Memiliki power with yaitu guru yang senantiasa dapat bekerjasama dengan siswa (kolaboratif). Guru model ini senang memotivasi dan memimbing siswa untuk mencapai tujuan pembelajar-an tanpa pamrih. 2. Memiliki power for yaitu guru yang selalu berpikir untuk kepentingan proses belajar-mengajar (rela berkorban) GURU YANG GAGAL MENGAJAR (Bell 1993:37) : 1. Guru yang power on yaitu guru yang selalu menganggap dirinya lebih pandai dan tahu segala-galanya. Guru jenis ini tidak bersedia disalahkan, melainkan ia selalu menganggap dirinya benar dan selalu ingin berada distas kapan dan dimana saja. 2. Guru yang power off yaitu guru yang tidak mau ambil peduli dengan kesulitan yang dialami siswa dalam proses pembelajaran. GURU YANG PROFESIONAL MEMILIKI : 1. 2. 3. 4. Kemampuan profesional (profesional capacity) Upaya profesional (profesional Effort) Waktu yang disediakan untuk kegiatan profesional (time devotion) Imbalan atas hasil kerjanya (profesional rent)

KRITERIA PROFESI KDM : (Hasan Walinono 1985:5) : 1. 2. 3. 4. 5. Mengembangkan kepribadian Menguasai landasan kependidikan Menguasai Materi/bahan pelajaran Menyusun program pengajaran Melaksanakan program pengajaran

5

6. 7. 8. 9. 10.

Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan Menyelenggarakan program bimbingan Menyelenggarakan administrasi pendidikan Berintegrasi/berinteraksi dengan teman sejawat/kalangan pendidikan dan Menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran.

masyarakat.

KDM dijabarkan dalam bentuk konkrit. : 1. Pengembangan kepribadian : (1) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) Berjiwa Pancasila, (3) Menghargai seni budaya sendiri, (4) Disiplin, (5) Kreatif dan inisiatif (6) Memiliki gagasan yang baik, (7) Rendah hati dan terbuka, (8) Memiliki cinta kasih yang tinggi (9) Tidak mudah putus asa, 10) Proaktif mencari IPTEK, 11) Inovatif. 2. Menguasai landasan kependidikan : (1) Mengenal tujuan pendidikan pada satuan pendidikan yang bersangkutan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, (2) Mengenal prinsip-prinsip pendidikan yang dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar, (3) Mengenal fungsi satuan pendidikan dalam masyarakat. 3. Menguasai materi pelajaran : (1) Menguasai bahan pelajaran kurikulum satuan pelajaran yang bersangkutan, (2) Menguasai bahan pengayaan, (3) Menguasai sumber lingkungan yang dimanfaatkan sebagai bahan pengajaran. 4. Menyusun program pengajaran (1) Menetapkan tujuan pengajaran, (2) Memilih dan pengembangkan media bahan pengajaran, sesuai, (3) (4) Memilih Memilih dan dan mengembangkan pengajaran yang

memanfaatkan sumber belajar. 5. Melaksanakan program pengajaran : (1) Menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat, (2) Mengatur lingkungan ruang belajar, (3) Mengelola interaksi belajar mengajar. 6. Menilai hasil proses pembelajaran yang telah dilaksanakan : (1) Menilai prestasi murid untuk kepentingan pengajaran, (2) Menilai hasil proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan. 7. Menyelenggarakan program bimbingan : (1) Membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar, (2) Membimbing siswa yang berkelainan dan

6

berbakat khusus, (3) Membina wawasan siswa untuk menghargai berbagai pekerjaan di masyarakat. 8. Menyelenggarakan administrasi pendidikan : (1) Mengenal administrasi kegiatan pendidikan, (2) Melaksanakan kegiatan administrasi kegiatan pendidikan. Kesembilan, berintegrasi/berinteraksidengan sejawat/kalangan pendidik dan masyarakat, (3) Berinteraksi masyarakat dalam rangka menunaikan misi pendidikan. 9. Berinteraksi/berkomunikasi : 1) Dengan Teman Sejawat/Kolega, 2) Dengan Kalangan Pendidik, 3) Dengan Pemuka/Tokoh Masyarakat, 4) Dengan Atasan Institusi, 5) Dengan Pejabat Pemerintah. 10. Melakukan penelitian : 1) Melakukan Penelitian di lingkungan sendiri/sekolah, 2) Melakukan Penelitian Ke Luar lingkungan, 3) Menulis Buku Ajar, 3) Menulis Artikel, 4) Menulis di Mass Media, 5) Menulis Makalah, 6) Menyajikan/Nara Sumber Seminar, dll teman dengan

KDM PERLU MEMAHAMI KODE ETIK GURU INDONESIA: 1. Berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila. a. Guru menghormati hak individu, Agama dan keperccayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dari anak didiknya masing-masing. b. Guru menghormati dan membimbing kepribadian anak didiknya. pendidikan. d. Guru melatih anak didik memecahkan masalah-masalah dan membina daya kreasinya agar dapat menunjang masyarakat yang sedang membangun. e. Guru membantu sekolah didalam usaha menanamkan keterampilan kepada anak didik. f. g. Guru memiliki kejuruan profesional dalam menerapkan Kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing Menghargai dan memperhatikan perbedaan dan kebutuhan anak didik masing-maasing. pengetahuan c. Guru menyadari bahwa Intelegensi, Moral dan jasmani adalah tujuan utama

7

h. i.

Guru hendaknya fleksibeldidalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didiknya masing-masing. Guru memberi pelajaran di dalam dan luar sekolah berdasarkan kurikulum dan berlaku secara baik tanpa membeda-bedakan jenis dan posisi sosial orang tua muridnya.

2.

Mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi, tentang anak didik tetapi menghindarkan diri segala bentuk penyalahgunaan.

a. Komunikasi guru dan anak didik di dalam dan luar sekolah dilandaskan pada rasa kasih sayang. b. Untuk berhasilnya pendidikan, guru harus mengetahui kepribadian anak dan latar belakang or tuanya. c. Komunikasi hanya diadakan semata-mata untuk kepentingan pendidikan anak-anak didik. 3. Menciptakan suasana menyenangkan/kondusif sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua murid dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik. a. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah sehingga anak didik betah berada dan belajar di sekolah b. Guru menciptakan hubungan baik dengan orang tua sehingga dapat terjalin pertukaran informasi timbal balik untuk kepentingan anak didik. c. Guru senantiasa menerima dengan dada lapang setiap kritik membangun yang disampaikan orang tua murid/masyarakat terhadap kehidupan sekolahnya. d. Guru turut bersama-sama masyarakat sekitarnya di dalam berbagai aktivitas. e. Guru mengusahakan terciptanya kerjasama yang sebaik-baiknya antara sekolah, orang tua murid, dan masyarakat bagi kesempatan usaha pendidikan atas dasar kesadaran bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bedrsamaantara pemerintah, orang tua murid dan masyarakat.

8

4. Memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan. a. Guru memperluas pengetahuan masyarakat mengenai profesi keguruan. b. Guru menyebarkan dan turut merumuskan program pendidikan kepada dan dengan masyarakat sekitarnya, sehingga sekolah tersebut berfungsi sebagai puasat pembinaan dan pengembangan kebudayaan di tempat itu. c. Guru harus berperan agar dirinya dan sekolahnya dapat berfungsi sebagai pembaharu bagi kehidupan dan kemajuan daerahnya. 5. Secara sendiri/bersama meningkatkan mutu profesi : Guru melanjutkan studinya dengan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Membaca buku-buku mengikuti workshop/seminar, konfrensi dan pertemuanpertemuan pendidikan dan keilmuan lainnya. Mengikuti penataran Mengadakan kegiatan-kegiatan penelitian. Guru selalu berbicara, bersikap dan bertindak sesuai dengan martabat profesinya. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan. Guru senantiasa saling bertukar informasi, pendapat, saling menasehati dan membentu satu sama lain, baik dalam hubungan pribadi maupun dalam penunaian tugas profesi. 8. Guru tidak melaksanakan tindakan-tindakan yang merugikan nama baik rekan-rekan seprofesinya dan menunjang martabat guru, baik secara pribadi maupun secara keseluruhan. 9. Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkat-kan organisasi guru profesional sebagai sarana pengabdiannya. 10. Guru menjadi anggota dan membantu organisasi guru yang bermaksud membina frofesi dan pendidikan pada umumnya. 11. Guru senantiasa berusaha menciptakan persatuan diantara sesama pengabdi pendidikan.

9

12. Guru senantiasa berusaha membantu menyebarkan kebijaksanaan dan program pemerintah dalam bidang pendidikan kepada orang tua murid dan masyarakat sekitarnya. 13. Guru berusaha menunjang terciptanya kepemimpinan pendidikan di lingkungan atau di daerahnya sebaik-baiknya individu maupun untuk kelompok. GURU SEBAGAI PENDIDIK : 1. 2. Wajib menemukan pembawaan yang ada pada anak didik yang ada, dengan jalan : observasi, wawancara, pergaulan, angket dan sebagainya. Wajib berusaha menolong anak didik dalam perkembangannya. agar pembawaan buruk tidak berkembang dan sebaliknya pembawaan baik terus berkembang dengan subur mendekati puncak kemungkinannya, dengan menyiapkan lingkuan yang di perlukan. 3. Wajib menyajikan jalan yang terbaik dan menunjukkan arah perkembang-an yang tepat. Pendidikan sebagai orang yang berpenga-laman mampu melaksakan hal ini berhubungan ia sudah mengalami liku-likunya jalan dan mengetahui sesatnya jalan yang menimbulkan tidak tercapainya tujuan yang diinginkan. Cabang pekerjaan yang telah di pilihnya sebagai pendidik tidak saja di pandang sebagai sumber nafkah melainkan juga sebagai tempat tempat pengabdian kepada Nusa,bangsa dan Tuhan. 4. Wajib setiap waktu mengadakan evaluasi untuk mengetahui apakah perkembangan anak didik dalam usaha mencapai tujuan pendidikan sudah berjalan seperti yang diharapkan. 5. Ia wajip memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada anak didik pada waktu mereka menghadapi kesulitan denan cara yang sesuai dengan kemampuan anak didik dan tujuan yang akan dicapai. 6. Dalam menjalankan tugasnya, pendidik wajib selalu ingat bahwa anak sendirilah yang berkembang berdasarkan bakat yang ada padanya, namun mengembangkan bakat yang tidak ada padanya. Ia hanya dapat mempengaruhi situasi, agar anak agar anak dalam situasi yang baik dapat berkembangan dengan lebih cepat tidak sesat dan tidak membahayakan kelangsungan perkembangannya. Itulah yang dimaksud oleh Ki Hajar

10

Dewantara bahwa mendidik adalah tutwuri handayani. Artinya :Tutwuri atau mengikuti anak berkembang sendiri dengan jalan sendiri dan andayani atau mempengaruhi agar perkembangan jalan lebih pesa, apabila ada bahaya yang menimpa dapat diakhirinya. 7. Pendidikan senatiasa mengadakan penilaian atas diri sendiri untuk mengetahui apakah ada hal-hal tertentu dalam diri pribadinya yang harus mendapatkan perbaikan. Satu prinsip penting untuk melaksanakan pendidikan adalah bahwa pendidik harus sudah memeliki norma-norma yang ingin di serahkan kepada anak didik. hal ini sudah dibahas dalam bab v tentang kewibawaan dan tanggung jawab pendidik, karenanya tidak akan di ulangi lagi disini. yang perlukan di tegaskan di sini adalah pendidik mutlak harus memiliki norma-norma yang akan dipindahkan, termasuk menguasai isi atau bahan pendidikan yang akan disampaikan kepada anak didik agar dengan demikian kewibawaan yang dipersyaratkan dalam kegitan pendidikan dapat diwujudkan. 8. Memilih metode atau teknik penyajian yang tidak saja di sesuaikan dengan bahan atau isi pendidikan yang akan disampaikan tetapi juga disesuaikan dengan kondisi anak didiknya. Hanya bila di lakukan pemilihn metode atau teknik penyajian dengan cara yang demikian, kegiatan pendidikan yang dijalankan akan menjadi pengalaman yang disenanngi oleh anak didik dan ini merupakan landasan untuk keberhasilan usaha pendidikan tersebut. Oleh karena anak didik berbeda-beda sifatnya maka akibatnya penggunaan yang hanya satu macam seperti metode ceramah saja, sudah jelas dari sudut pertimbangan ini adalah tidak memadai dan karena itu bila dilaksanakan juga tidak akan memberi manfaat banyak di dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Anak Didik Yang dimaksud dengan anak didik disini adalah anak yang belum dewasa yang memerlukan bibingan dan pertolongan dari orang lain yang sudah dewasa, guna dapat melaksanakan tugasnya sebagai mahluk Tuhan, sebagai suatu pribadi atau individu sendiri.

11

ISI KURIKULUM (core curriculum content) : 1. Isi kurikulum yang berkaitan dengan KDM (Basic Teacing skils) seperti kemampuan membaca (menyerap informasi melalui bahan bacaan secara tepat), berhitung (berlatih untuk memahami logika angka dan ruang), menulis (menuangkan gagasan melalui tulisan atau lisan), mendengar dan menyimak (menyerap informasi melalui pengamatan dan pendengar-an), sertra mengenal permasalahan lingkungan agar dapat berlatih untuk memecahkan masalahnya. 2. Isi kurikulum yang berkaitan dengan substansi belajar (basic leaning contents) seperti pengetahuan, wawasan, nilai, sikap, dan keterampilan. Konten pelajaran tidak perlu harus disampaikan melalui kuliah atau ceramah karena perolehan pengetahuan bisa dilakukan melalui kegiatan membaca buku-buku pelajaran, manual, pengumuman, berita, serta pengamatan masalah di lapangan serta melalui mess media. Informasi yang diperoleh peserta didik selanjutnya ditelaah (reviewed) dan dijelaskan dengan konsep ilmu pengetahuan bersama guru dalam diskusi di kelas. KRITERIA UKURAN KEBERHASILAN MENGAJAR : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Konsistensi kegiatan belajar mengajar dengan kurikulum; Keterlaksanaan mengajar oleh guru; Keterlaksanaan belajar oleh siswa; Motivasi belajar; Aktivitas Siswa dalam kegiatan belajar; Interaksi guru siswa; Kemampuan/keterampilan guru mengajar; Prestasi belajar yang di capai oleh siswa;

SYARAT-SYARAT KEMAMPUAN GURU Antara lain : 1. 2. Pengetahuan (knowledge) di bidang tertentu terutama di bidang keguruan dan pendidikan baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus. Keterampilan (Skill) di bidang keguruan sehingga mampu memimpin /menguasai kelasnya secara efektif

12

3.

Kemampuan Menilai/mengevaaluasi (Evaluation) sehingga gurau mampu menilai/mengevaluasi sejauh mana materi pellajaran telah disampaikan dan sejauh mana siswa mampu menguasai materi pelajaran itu.

SYARAT-SYARAT PROFESIONAL : 1.

KEMAMPUAN

DASAR

MENGAJAR

Persyaratan Fisik, yaitu kesehatan jasmani yang artinya seorang guru harus berbadan sehat dan tidak memiliki penyakit menular yang membahayakan

2. 3.

Persyaratan Psikis, yaitu sehat rohani yang artinya tidak mengalami gangguan jiwa. Persyaratan Mental, yaitu memiliki sikap mental yang baik terhadap profesi kependidikan, pengabdian serta memiliki dedikasi yang tinggi pada tugas dan jabatannya

4. 5.

Persyaratan Moral, yaitu memiliki budi pekerti yang luhur dan memiliki sikap susila yang btinggi Persyaratan Intelektual, yaitu pengetaahuan dan keterampilan yang tinggi yang diperoleh dari lembaga pendidikan tenaga kependidikan yang memberikan bekal guna menunaikan tugas dan kewajibannya sebagai pendidik.

KARAKTERISTIK KEMAMPUAN GURU : a. Memiliki Tanggung Jawab, antara lain : 1) Tanggung Jawab Moral, yaitu setiap guru harus memiliki kemampuan menghayati perilaku dan etika yang sesuai dengan moral Pancasaila dan mengamalakaannya dalam kehidupan sehari-hari. 2) Tanggung jawab Pendidikan di Sekolah, yaitu setiap guru harus menguasai cara belajar-mengajar yang efektif, mampu membuat Satuan Pelajaran (SP), mampu memahami kurikulum, dan mampu mengajar di kelas. 3) Tanggung jawab Kemasyarakatan, yaitu turut serta menyukseskan pembangunan dalam masayarakat, yaaitu guru mampu membimbing, mengabdi dan melayani masyarakat.

13

4)

Tanggung Jawab Ke-Ilmuan, yaitu guru selaku ilmuan bertanggungjawab dan turut serta memajukan ilmu yang menjadi spesialisasinya, dengan melaksanakan penelitian dan pengembangan.

b. 1)

Fungsi dan peran guru : Guru Sebagai Pendidik dan Pengajar, harus memiliki kestabilan emosional, bersikap realistis, jujur dan terbuka, peka terhadap perkembangan, terutama tentang inovasi pendidikan.

2)

Guru Sebagai masayarakat.

Anggota Masyarakat, harus pandai bergaul dengan Untuk itu guru harus menguasai Psikologi Sosial,

Keterampilan menyelesaaikan tugas bersama dalam kelompok. 3) Guru Sebagai Pemimpin, Guru harus memilki kepribadian, menguasai Ilmu Kepemimpinan, Teknik Komunikasi, dan menguasai kegiatan organisasi yang ada di sekolah. 4) Guru Sebagai Pelaksana Administrasi, Berhubungan dengan Administrasi yang harus di kerjakan di sekolah. Untuk itu tenaga kependidikan harus memiliki kepribadian , jujur, teliti, rajin, menyimpan arsip dan administrasi lainnya. 5) Guru Sebagai Pengelola Kegiatan Belajar Mengajar, Harus menguasai berbagai metode mengajar dan harus menguasai situasi belajar mengajar, baik di dalam maupun di luar kelas. KEMAMPUAN DASAR MENGAJAR PRIBADI GURU: 1. Kemantapan dan integrasi Pribadi. Seorang guru dituntut dapat bekerja secara teratur, konsisten, dan kreatif dalam menyelesaikan pekerjaannya sebagai guru. Oemar Hamaalik (19982:18) mengatakan bahwa : Kemantapan dalam bekerja hendaknya merupakan karakteristik pribadainya, sehingga pola hidup seperti ini terhayati pula oleh siswa sebagai pendidik. Kemantapan dan integritas pribadi ini tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan tumbuh melalui suatu proses belajar yang sengaja diciptakan. Kemantapan pribadi berpengaruh pada tugas, demikian juga dengan kemantapan pribadi guru dalam proses belajar mengajar yang diselenggaraaknnya. Kemanatapan dan berbagai aspek

14

integritas harus dimiliki oleh setiap pendidikan. 2.

guru demi tercapainya tujuan

Peka Terhadap Perubahan dan Pembaharuan. Guru harus peka terhadap apa yang sedang berlangsung di nsekolah dan sekitarnya. Artinya apa yang dilakukan di sekolah tetap konsisten dengan kebutuhan dan tidak ketinggalan jaman. Sekolah sebagai Lembaga Pendidikan dapat menambah atau mengurangi kurikulum pelajaran sesuai dengan prinsip Manajemen Berbasis Sekolah dan desentralisasi serta otonomi pendidikan yang berlaku saat ini.

3.

Berpikir Alternatif. Guru harus mampu berpikir kreatif dan berwawasan luas dalam memecahkan masalah yang dihadapi di sekolah. Oleh karena itu seorang guru dituntut mampu berpikir secara alternatif , berpandangan kedepan dan berwawasan luas dalam menyelesaikan tugas dan permasalahan yang terjadi di sekolah agar diperoleh ketenangan dan aktivitas belajar mengajar berlangsung dengan tertib, aman, menyenangkan dan harmonis.

4.

Adil, Jujur dan Objektif Adil artinya menempatkan sesuatu pada tempatnya. Jujur berarti tulus ikhlas menjalanakan fungsinya saebagai guru sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku. Objektif artinya menjalankan aturan dan kriteria yang telah ditetapkan tanpa pilih kasih.

5.

Disiplin dalam Melaksanakan Tugas. Disiplin muncul dari kebiasaan hidup dan kehidupan yang teratur, serta mencintai dan menghargai pekerjaannya, disiplin memerlukan propses pendidikan dan pelatihan nyang memadai. Untuk itu maka guru memerlukan pemahaman tentang landasan Ilmu Pendidikan dan Keguruan.

6.

Ulet dan Tekun Bekerja. Keuletan dan ketekuanan bekerja tanpa mengenal lelah dan tanpa pamrih merupakan sifat yang perlu dimiliki guru. Siswa akan memperoleh imbalan dari guru yang menampilkan pribadi utuh, yang bekerja tanpa pamrih dan tanpa mengenal lelah. Guru tidak mudah berputus asa. Guru harus ulet, dan tekun bekerja sehingga program pendidikan yang telah ditetapkan dapat berjalan dengan baik.

7.

Berusaha Memperoleh Hasil Kerja yang Baik. Dalam mencapai hasil kerja guru diharapkan selalu meningkatkan kemamapuan diri, mencarai cara baru,

15

agar mutu pendidikan selalu meningkat, pengetaahuan umum yang dimilikinya selalu bertambah dengan menambah bacaan di luar buku pelajaran. Dengan adanya usaha untuk menambah pengetahuan, pemahaman dan keterampilan, maka kemampuan guru akan bertambah pula sehingga tidak mengalami kesulitan yang berarti dalam proses belajar mengajar. 8. Simpatik, Menarik, Luwes, Bijaksana, dan Sederhana. Sifat Kemampuan Pribadi Guru dalam Proses belajar Mengajar, memerlukan kematangan pribadi, kedewasaan sosial, pengalaman hidup bermasyarakat, pengalaman belajar yang memadai, khususnya pengalaman dalam praktek mengajar. Oleh karena itu guru harus menguasai benar hal-hal yang berhubungan dengan sifat Simpatik, Menarik, Luwes, Bijaksana, dan Sederhana seperti disebutkan diatas. 9. Bersifat Terbuka. Guru diharaapkan dapat menampung aspirasi berbagai pihak sehingga sekolah dapat berfungsi sebagai agen pembanagunan dan guru berperan sebagai pendukungnya. Guru juga dituntut berusaha meningkatkan serta memperbaiki suasana kehidupan sekolah berdasarkan kebutuhan dan tuntutan berbagai pihak. Dengan demikian sifat terbuka akan dapat terwujud melalui proses belajar mengajar yang demokratis. 10. Kreatif. Guru kreatif maksudnya guru harus mampu melihat berbagai kemungkinan yang menurut perkiraannya sama baik. Kreativitas berhubungan erat dengan kecerdasan. Untuk mendapatkan kreativitas yang tinggi, guru harus lebih banyak bertanya, belajar dan berdedikasi tinggi. 11. Berwibawa. Seorang guru harus berwibawa. Dengan adanya kebwibawaan proses belajar-mengajar akan dapat terlaksana dengan baik, siswa mematuhi apa yang ditugaskan oleh guru. TUGAS UTAMA GURU Depdikbud (1984:7) : 1. Tugas profesional yaitu mendidik dalam rangka menyumbangkan kepribadian, mengajar dalam rangka menyimbangkan kemampuan berpikir, kecerdasan dan melatih dalam rangka membina keterampilan. 2. Tugas menusiawi, yaitu membina anak didik dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan martabat diri sendiri, kemampuan manusia yang optimal serta pribadi yang mandiri.

16

3. Tugas kemasyarakatan, yaitu dalam rangka mengembangkan terbentuknya masyarakat Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. FUNGSI-FUNGSI GURU KDM : 1. Guru sebagai pengelola proses KBM. Kelas merupakan suatu organisasi yang semestinya dikelola dengan baik, mengacu pada fungsi-fungsi administrasi yang ada dan berlaku. 2. Guru sebagai moderator. Menurut aliran baru dalam bidang pendidikan guru diharapkan bukan sebagai penyampaian materi semata tetapi juga lebih sebagai moderator, yaitu pengatur lalu lintas pembicaraan, jika ada jalur pembicaraan yang tidak dapat di selesaikan oleh siswa-siswi, maka gurulah yang wajib mendamaikan perselisihan tersebut. 3. Guru sebagai motivator. Siswa adalah manusia yang di tempeli oleh sifat memilih yang serba enak dari pada harus susah-susah. Jika guru tidak dapat memancing kemauna siswa untuk aktif maka guru itu sendiri yang akan merasakan kesulitan dalam proses pembelajaran kerena dapat ditebak bahwa siswa akan pasif tanpa inisiatif. 4. Guru sebagai fasilitator. Guru sebagai fasilitator memberikan kemudahan dan sarana kepada siswa agar dapat aktif belajar sesuai dengan kemampuannya. 5. Guru sebagai evaluator. Guru sebagai evaluator berperan setiap kegiatan selalu diikuti oleh motivasi jika orang-orang yang terlibat dalam kegiatan menginginkan terjadinya peningkatan atas kegiatan itu pada masa-masa yang akan datang. KEMAMPAUAN DASAR MENGAJAR GURU DITUNJUKKAN OLEH : 1. 2. 3. 4. 5. Menggunakan metode, media, bahan yang sesuai dengan tujuan mengajar. Berkomunikasi dengan siswa. Mendemonstrasikan khasanah metode mengajar. Mendorong dan menggalakkan keterlibatan siswa dalam pengajaran. Mendemonstrasikan penguasaan materi pelajaran dan relevansisnya.

17

6. 7.

Mengorganisasikan waktu, ruang dan perlengkapan pengajaran. Melaksanakan evaluasi pencapaian siswa dalam proses belajar-mengajar.

INDIKATOR KEMAMPUAN GURU adalah : 1. Tingkat pendidikan (Ijazah pendidikan formal dan tambahan sertifikat penataran atau krusus-kursus lainnya), 2. Pengalaman belajar, dan 3. Keperibadian guru. KEMAMPAUAN DASAR MENGAJAR GURU (Dirjen Dikti 1984:20); 1. Mampu Berkomunikasi dengan siswa. 2. Mampu Mendemonstrasikan metode mengajar. 3. 4. Mampu Mendorong dan menggalakkan keterampilan siswa Mampu Mendemonstrasikan penguasaan materi pelajaran dan relevansisnya. pengajaran. 6. Mampu Melaksanakan evaluasi pencapaian belajar siswa dalam proses belajar-mengajar. KEMAMPUAN DASAR MENGAJAR GURU MELIPUTI : 1. 2. 3. 4. 5. Kemampuan Menggunakan Metode dan Media Pengajaran Metode yang Digunakan Sesuai Dengan Tujuan Pengajaran Metode yang Digunakan Sesuai Dengan Situasi Siswa Metode yang Digunakan Disesuaikan Dengan Fasilitas Kemampuan Berkomunikasi Dengan Siswa ditandai dengan : 1). Memperhatikan situasi dan kondisi siswa 2). Memperhatikan kepentingan dan keinginan siswa. 3). Tidak memisahkan diri dari siswa. 4). Tidak menganggap siswa lebih rendah. 5). Melakukan pembicaraan sepenuhnya. 6). Melakukan kontak batin.

5. Mampu Mengorganisasikan waktu, ruang, bahan dan perlengkapan

18

6.

Kemampuan Menggunakan Metode Mengajar 1. 2. 3. 4. Selalu berorientai pada tujuan Tidak hanya terikat pada satu alternatif saja Kerap dipergunakan satu kombinasi dari berbagai metode Juga kerap kali dipergunakan berganti-ganti dari satu metode ke metode lainnya.

GURU MEMILIH DAN MENGGUNAKAN METODE YANG TEPAT/COCOK Sofyan Aman (1982;16): 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Metode tanya jawab Metode diskusi Metode karyawisata Metode inkuiri Metode pemecahan masalah Metode ceramah bervariasi Metode simulasi Metode permainan (game) Metode bermain peran (role playing)

Kemampuan Melibatkan Siswa dalam Pembelajaran. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pemberitahuan tujuan pengajaran yang akan di capai. Pengajak atau mengundang siswa untuk mengungkapkan pengalamannya. Mengundang siswa untuk bertanya. Memberikan penguatan seperti memberikan oujian, penghargaan dan lainlain. Kemampuan Menguasai Materi Pelajaran Kemampuan Mengatur Waktu, Ruang dan Bahan Pengajaran. Kemampuan Melaksanakan Evaluasi Belajar 1) 2) 3) Garis-garis besar program pengajaran. (GBPP) Sejauh mana materi palajaran yang telah di sampaikan. Waktu yang tepat untuk melaksanakan evaluasi.

19

4) 5) 6)

Tingkat kesukaran materi evaluasi. Fasilitas belajar yang di perlukan. Prinsip-prinsip evaluasi dan sebagainya.

CIRI-CIRI KEMAMPUAN DASAR MENGAJAR 1. Memperhatikan integritas pribadinya. 2. Memahami konsep-konsep dasar keilmuan untuk berpikir ilmiah dan bersikap profesional. 3. Memahami murid dengan prilaku yang simpatik. 4. Memahami hakekat dan penyelengaraan pendidikan. 5. Memahami proses pengembangan kurikulum. 6. Menguasai bahan atau materi pelajaran. 7. Merancang proses belajar mengajar 8. Melaksanakan peranannya dalam bimbingan dan penyuluhan. 9. Menyelengarakan administarsi sekolah. 10. 11. Memanfaatkan kondisi lingkungan sekolah muatan lokal demi kelangsungan Mengadakan penelitian sederhana. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESIAPAN BELAJAR a. Faktor Fisik. b. d. Faktor Psikis Faktor Bahan/Materi Pelajaran c. Faktor Lingkungan Tempat Tinggal proses belajar mengajar.

DASAR MENGAJAR YANG DITUNTUT DARI SEORANG GURU a. Mampu manjabarkan bahan pengajaran dalam berbagai bentuk, b. Mampu merumuskan Tujuan Intruksional kognitif tingkat tinggi seperti analisis, sistensis, evaluasi, dan aplikasi. c. Menguasai cara-cara belajar yang efektif d. Memiliki sikap yang positif terhadap tugas profesionalnya

20

e. f. g. h. i. j. k.

Terampil membuat alat peraga sesuai dengan kebutuhan pelajaran yang diasuhnya. Terampil menggunakan metode-metode mengajar Terampil menggunakan model mengajar yang menumbuhkan CBSA sehinga di peroleh hasil belajar yang optimal. Terampil melakukan intraksi Memahami sifat dan karateristik siswa Terampil menggunakan sumber-sumber belajar Terampil mengelola kelas atau memimpin siswa belajar.

KINERJA GURU Guru adalah kondisi yang diposisikan sebagai garda terdepan dan posisi sentral di dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Berkaitan dengan itu, maka guru akan menjadi bahan pembicaraan banyak orang, dan tentunya tidak lain berkaitan dengan kinerja dan totalitas dedikasi dan loyalitas pengabdiannya. Sorotan tersebut lebih bermuara kepada ketidakmampuan guru didalam pelaksanaan proses pembelajaran, sehingga bermuara kepada menurunnya mutu pendidikan. Kalaupun sorotan itu lebih mengarah kepada sisi-sisi kelemahan pada guru, hal itu tidak sepenuhnya dibebankan kepada guru, dan mungkin ada system yang berlaku, baik sengaja ataupun tidak akan berpengaruh terhadap permasalahan tadi. Banyak hal yang perlu menjadi bahan pertimbangan kita, bagaimana kinerja guru akan berdampak kepada pendidikan bermutu. Kita melihat sisi lemah dari system pendidikan nasional kita, dengan gonta ganti kurikulum pendidikan, maka secara langsung atau tidak akan berdampak kepada guru itu sendiri. Sehingga perubahan kurikulum dapat menjadi beban psikologis bagi guru, dan mungkin juga akan dapat membuat guru frustasi akibat perubahan tersebut. Hal ini sangat dirasakan oleh guru yang memiliki kemampuan minimal, dan tidak demikian halnya guru professional. Selain itu, kinerja guru juga sangat ditentukan oleh output atau keluaran dari Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), sebagai institusi penghasil tenaga guru, LPTK juga memiliki tanggungjawab dalam menciptakan guru berkualitas, dan tentunya suatu ketika berdampak kepada pembentukan SDM

21

berkualitas pula. Oleh sebab itu LPTK juga memiliki andil besar di dalam mempersiapkan guru seperti yang disebutkan diatas, berkualitas, berwawasan serta mampu membentuk SDM mandiri, cerdas, bertanggungjawab dan berkepribadian. Harapan ke depan, terbentuk sinergi baru dalam lingkungan persekolahan, dan perlu menjadi perhatian adalah terjalinnnya kinerja yang efektif dan efisien disetiap struktur yang ada dipersekolahan. Kinerja terbentuk bilamana masing-masing struktur memiliki tanggungjawab dan memahami akan tugas dan kewajiban masing-masing. Era reformasi dan desentralisasi pendidikan menyebabkan orang bebas melakukan kritik, titik lemah pendidikan akan menjadi bahan dan sasaran empuk bagi para kritikus, adakalanya kritik yang diberikan dapat menjadi sitawar sidingin di dalam memperbaiki kinerja guru. Akan tetapi tidak tertutup kemungkinan pula akan dapat membuat merah telinga guru sebagai akibat dari kritik yang diberikan, hal ini dapat memberikan dampak terhadap kinerja guru yang bersangkutan. Apapun kritik yang diberikan, apakah bernilai positif atau negative kiranya akan menjadi masukan yang sangat berarti bagi kenerja guru. Guru yang baik tidak akan pernah putus asa, dan menjadi kritikan sebagai pemicu baginya di dalam melakukan perbaikan dan pembenahan diri di masa yang akan datang. Kritik terhadap kinerja guru perlu dilakukan, tanpa itu bagaimana guru mengetahui kinerja yang sudah dilakukannya selama ini, dengan demikian akan menjadi bahan renungan bagi guru untuk perbaikan lebihlanjut. Indikator suatu bangsa sangat ditentukan oleh tingkat sumber daya manusianya, dan indicator sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pendidikan masyarakatnya. Semakin tinggi sumber daya manusianya, maka semakin baik tingkat pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya. Oleh sebab itu indicator tersebut sangat ditentukan oleh kinerja guru. Bila kita amati di lapangan, bahwa guru sudah menunjukan kinerja maksimal di dalam menjalan tugas dan fungsinya sebagai pendidik, pengajar dan pelatih. Akan tetapi barangkali masih ada sebagian guru yang belum menunjukkan kinerja baik, tentunya secara akan berpengaruh terhadap kinerja guru secara makro. Ukuran kinerja guru terlihat dari rasa tanggungjawabnya menjalankan amanah, profesi yang diembannya, rasa tanggungjawab moral dipundaknya. Semua itu akan terlihat kepada kepatuhan dan loyalitasnya di dalam menjalankan tugas keguruannya di dalam kelas dan tugas kependidikannya di luar kelas. Sikap ini akan dibarengi pula

22

dengan rasa tanggungjawabnya mempersiapkan segala perlengkapan pengajaran sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Selain itu, guru juga sudah mempertimbangkan akan metodologi yang akan digunakan, termasuk alat media pendidikan yang akan dipakai, serta alat penilaian apa yang digunakan di dalam pelaksanaan evaluasi. Kinerja guru dari hari kehari, minggu ke minggu dan tahun ke tahun terus ditingkatkan. Guru punya komitmen untuk terus dan terus belajar, tanpa itu maka guru akan kerdil dalam ilmu pengetahuan, akan tetap tertinggal akan akselerasi zaman yang semakin tidak menentu. Apalagi pada kondisi kini kita dihadapkan pada era global, semua serba cepat, serba dinamis, dan serba kompetitif. Kinerja guru akan menjadi optimal, bilamana diintegrasikan dengan komponen persekolahan, apakah itu kepala sekolah, guru, karyawan maupun anak didik. Kinerja guru akan bermakna bila dibarengi dengan nawaitu yang bersih dan ikhlas, serta selalu menyadari akan kekurangan yang ada pada dirinya, dan berupaya untuk dapat meningkatkan atas kekurangan tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan kearah yang lebih baik. Kinerja yang dilakukan hari ini akan lebih baik dari kinerja hari kemarin, dan tentunya kinerja masa depan lebih baik dari kinerja hari ini. (http://hamiddarmadi.blogspot.com/2011/05/kemampuan-dasar-mengajar-olehhamid.html) Keterampilan generik dan cara menguasainya. Keterampilan dasar memberikan pembelajaran secara tatap muka, tidak secara seketika dapat terbentuk dengan baik. Untuk pembentukan tersebut diperlukan pelatihan-pelatihan untuk terampil menguasai komponenkomponen dasar memberikan pembelajaran secara tatap muka. Pada praktiknya keseluruhan komponen memberikan pembelajaran harus dikuasi secara umum, atau dapat dikatakan keterampilan memberikan pembelajaran bersifat generik. Pembelajaran adalah perbuatan kompleks yang merupakan pengintegrasian secara utuh berbagai komponen kemampuan dasar memberikan pembelajaran. Komponen kemampuan tersebut berupa pengetahuan, keterampilan, serta sikap dan nilai. Agar anda sebagai calon guru dapat membentuk pengetahuan, sikap dan nilai (belum terampil) berlatih untuk dapat dimulai dengan mengamati/mengobservasi, membandingkan antara pernyataan teori dengan praktik,

23

menilai dengan berdasar argumen, serta memberi saran. Kemampuan generik memberikan 1. bertanya 2. memberi penguatan, 3. mengadakan variasi, 4. menjelaskan, 5. membuka dan menutup pembelajaran, 6. membimbing diskusi kelompok kecil, 7. mengelola kelas, serta 8. membelajarkan kelompok kecil dan individual. 9. menggunakan TKI (teknologi komunikasi dan informasi) Keterampilan dasar 1 sampai 8 adalah keterampilan dasar yang selama ini biasa digunakan untuk membentuk kemampuan generik calon guru atau memperbaiki kinerja pembelajaran seorang guru. Kemampuan generik ke 9 oleh Prof. Dr. Yusufhadi Miarso, M.Sc biasa disebut dengan penggunaan TKI dalam pembelajaran, merupakan keterampilan yang tidak dapat dihindari lagi untuk digunakan, guna mengantisipasi muatan pembelajaran yang semakin banyak, isi maupun sumbernya untuk dipelajari. TKI juga dimaksudkan untuk menjadikan komunikasi pembelajaran tatap muka semakin efektif, efisien, dan menarik. Keterampilan dasar 1: Bertanya. Keterampilan bertanya sangat perlu dikuasai oleh guru karena pada setiap kegiatan pembelajaran guru mengajukan pertanyaan. Kualitas pertanyaan guru menentukan kualitas jawaban siswa. Pertanyaan guru dapat mengaktifkan siswa sehingga terlibat optimal dalam pembelajaran, di samping dapat mengecek pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dibahas. Keterlibatan ini akan mampu meningkatkan motivasi siswa untuk belajar karena ia merasa ikut berperan dalam pembelajaran. Perlu ditekankan, bahwa dalam konteks ini, yang dimaksud dengan pertanyaan adalah semua pernyataan guru (tidak terbatas pada kalimat tanya) yang meminta respon dan siswa. Dengan demikian, kalimat perintah dan kalimat tanya, dalam konteks ini, termasuk ke dalam jenis pertanyaan. Keterampilan bertanya dapat dibagi menjadi dua kelompok: Keterampilan bertanya tingkat dasar dan keterampilan bertanya tingkat pembelajaran merupakan pengintegrasian 9 ketrampilan dasar memberikan pembelajaran, meliputi keterampilan:

24

lanjut. Untuk menerapkan bertanya tingkat dasar dalam praktik, maka dilakukan dengan: 1) Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat, sehingga mudah dipahami oleh siswa. 2) Pemberian acuan, yaitu informasi yang diberikan sebelum mengajukan pertanyaan. Informasi inii diperlukan untuk menjawab pertanyaan. 3) Pemusatan perhatian. Kadang-kadang guru perlu memulai pertanyaan dengan Cakupan yang luas, kemudian memusatkan perhatian siswa pada satu tugas yang lebih sempit. 4) Penyebaran pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan guru, hendaknya ditujukan ke seluruh kelas, bukan kepada siswa tertentu. Setelah memberikan waktu benpikir sejenak, barulah guru menunjuk secara acak siswa lain untuk menanggapi jawaban temannya. 5) Pemindahan giliran. Satu pertanyaan yang kompleks dapat dijawab oleh beberapa siswa, sehingga semua aktif memikirkan pertanyaan yang diberikan. 6) Pembenian waktu berpikir. Setelah mengajukan pertanyaan, guru hendaknya membenikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir, sebelum meminta jawaban. 7) Pemberian tuntunan. Jika pertanyaan guru tidak dapat dijawab oleh siswa, guru hendaknya memberi tuntunan. Tuntunan dapat diberikan dengan cara: a. mengungkapkan pertanyaan dengan cara lain; b. menyederhanakan pertanyaan; dan c. mengulangi penjelasan (acuan) sebelumnya. Untuk mempraktikkan Keterampilan bertanya lanjut, maka perlu menampilkan komponen-komponen berikut: 1) Mengubah tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan, yaitu dan tingkatan yang paling rendah (mengingat) ke tingkat yang lebih tinggi seperli memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi. 2) Pengaturan urutan pertanyaan, yaitu mulai dan pertanyaan yang paling sederhana diikuti dengan yang agak kompleks, sampai kepada pertanyaan yang paling kompleks. 3) Penggunaan pertanyaan pelacak dengan berbagai teknik seperti:

25

a. klarifikasi, yaitu meminta penjelasan lebih lanjut atas jawaban siswa, b. meminta siswa memberi alasan atas jawabannya, c. meminta kesepakatan pandangan dan siswa d. meminta ketepatan jawaban, e. meminta jawaban yang Iebih relevan, f. meminta contoh, g. meminta jawaban yang lebih kompleks. 4) Peningkatan terjadinya interaksi, dengan cara meminta siswa lain memberi jawaban atas pertanyaan yang sama. Dalam menerapkan keterampilan bertanya, guru perlu menghindari kebiasaan berikut: 1) Mengulangi pertanyaan sendiri atau mengulangi jawaban siswa. 2) Menjawab pertanyaan sendiri. 3) Menunjuk dulu sebelum bertanya. 4) Mengajukan pertanyaan yang mengundang jawaban serempak. 5) Mengajukan pertanyaan ganda. Jika seluruh keterampilan di atas dikuasai guru, maka ia akan mampu bertanya secara efektif, sehingga dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran, yang sekaligus berarti meningkatkan keefektifan pembelajaran. Keterampilan dasar 2: Memberi Penguatan Penguatan adalah respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Seorang guru perlu menguasai keterampilan memberikan penguatan karena penguatan merupakan dorongan bagi siswa untuk meningkatkan penampilannya, serta dapat meningkatkan perhatian. Untuk mempraktikan keterampilan dasar memberikan penguatan dalam praktik presentasi pembelajaran mikro dilakukan dengan: 1) Verbal, yaitu berupa kata-kata/kalimat pujian, seperti bagus, tepat sekali, atau saya puas akan pekerjaa.

26

2) Nonverbal, yaitu berupa: a. Gerak mendekati, b. Mimik dan gerakan badan, c. Sentuhan, d. Kegiatan yang menyenangkan, serta e. Token (simbol atau benda kecil lain). Dalam memberikan penguatan, guru perlu memperhatikan hal-hal berikut. 1) Penguatan harus diberikan dengan hangat dan antusias sehingga peserta dapat merasakan kehangatan tersebut. 2) Penguatan yang diberikan harus bermakna, yaitu sesuai dengan perilaku yang diberi penguatan. 3) Hindarkan respon negatif terhadap jawaban peserta. 4) Peserta yang diberikan penguatan harus jelas (sebutkan namanya, atau tujukan pandangan kepadanya). 5) Penguatan dapat juga diberikan kepada kelompok peserta tertentu. 6) Agar menjadi lebih efktif, penguatan harus segera diberikan setelah perilaku yang baik ditunjukkan 7) Jenis penguatan yang diberikan hendaknya bervariasi. Keterampilan dasar 3: Mengadakan Variasi. Variasi dalam kegiatan pembvelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi para siswa, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan. Variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian. 1. Variasi dalam gaya mengajar, yang dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti: a. variasi suara: rendah, tinggi, besar, kecil, b. memusatkan perhatian, c. membuat kesenyapan sejenak, d. mengadakan kontak pandang, e. variasi gerakan badan dan mimik, dan f. mengubah posisi, misalnya dan depan kelas ke tengah atau ke belakang kelas.

27

2) Variasi dalam penggunaan media dan bahan pembelajaran, yang meliputi: a. variasi alat dan bahan yang dapat diihat b. variasi alat dan bahan yang dapat didengar, serta variasi gaya mengajar c. variasi alat dan bahan yang dapat diraba dan dimanipulasi. 3) Variasi dalam Pola Interaksi dan Kegiatan. Pola interaksi dapat berbentuk: kiasikal, kelompok, dan perorangan sesuai dengan keperluan, sedangkan variasi kegiatan dapat berupa mendengarkan informasi,menelaah materi, diskusi, latihan, atau demonstrasi. Variasi yang dilakukan guru hendaknya sesuai dengan kondisi kelas, lancar, dan logis, sehingga tidak mengganggu alur pembelajaran yang sedang berlangsung. Tegasnya, setiap variasi harus mempunyai tujuan/sasaran yang jelas dan bukan dilakukan hanya untuk tujuan variasi. Keterampilan dasar 4: Memberikan Penjelasan. Dalam kaitan dengan kegiatan belajar-mengajar, atau pelatihan, menjelaskan berarti mengorganisasikan materi pembelajaran dalam tata urutan yang terencana secara sistematis, sehingga dengan mudah dapat dipahami oleh siswa. Dan definisi ini dapat dipahami bahwa keterampilan menjelaskan mutlak perlu dimiliki oleh para guru. Kegiatan menjelaskan bertujuan untuk: 1. membimbing siswa memahami berbagai konsep, hukum, prinsip, atau prosedur, 2. membimbing siswa menjawab pertanyaan mengapa secara bernalar, 3. melibatkan siswa untuk berfikir, 4. mendapatkan balikan mengenai pemahaman siswa, serta 5. menolong siswa menghayati berbagai proses penalaran. Untuk mempraktikkan keterampilan dasar memberikan penjelsan, penting mengasai secara teoritik dahulu tentang: komponen merencanakan penjelasan, komponen menyajikan penjelasan, dan prinsip keterasmpilan menyajikan penjelasan. Keterampilan menjelaskan terdiri dari berbagai komponen sebagai berikut. 1) Komponen merencanakan penjelasan, mencakup:

28

a. isi pesan (pokok-pokok materi) yang diplih dan disusun secara sistematis disertai dengan contoh-contoh, dan b. hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik penerima pesan (siswa) Ketika merencanakan isi pesan (pokok-pokok materi), karakteristik siswa haruslah dipertimbangkan, sehingga materi mudah dicerna. Misalnya, penggunaan istilah/bahasa dan tingkat kesukaran materi haruslah disesuaikan dengan karakteristik siswa. 2) Komponen menyajikan penjelasan, yang mencakup hal-hal betikut: a. Kejelasan, yang dapat dicapai dengan berbagai cara, seperti (1) bahasa yang jelas, (2) berbicara yang lancar, (3) mendefinisikan istilah-istilah teknis, dan (4) berhenti sejenak untuk melihat respon siswa terhadap penjelasan guru. b. Penggunaan contoh dan ilustrasi, yang dapat mengikuti pola induktif atau pola deduktif. c. Pemberian tekanan pada bagian-bagian yang penting dengan cara: penekanan suara, membuat ikhtisar, atau mengemukakan tujuan. d. Balikan tentang penjelasan yang disajikan dengan melihat mimik siswa atau mengajukan pertanyaan. Prinsip Penggunaan keterampilan menjelaskan dalam menerapkan keterampilan menjelaskan, perlu diperhatikan hal-hal sebagal berikut: 1) Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, ataupun akhir pembelajaran sesuai dengan keperluan. 2) Penjelasan harus relevan dengan tujuan. 3) Materi yang dijelaskan harus bermakna. 4) Penjelasan yang diberikan sesuai dengan kemampuan dan latar belakang siswa. Keterampilan dasar 5: Membuka dan Menutup Pembelajaran Membuka dan menutup pelajaran yang dimaksud bukan saja membuka dan menutup pelajaran di awal dan di akhir pertemuan tatap muka. Tetapi meliputi pula membuka dan menutup pelajaran di setiap penggalan pembelajaran atau sewaktu akan memasuki dan mengaakhiri pembelajaran suatu kompetensi di

29

dalam suatu pertemuan tatap muka. Pengertian dan tujuan penguasaan keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Membuka pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan penuh perhatian pada diri siswa. Sedangkan menutup pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pembelajaran. Tujuan kegiatan membuka dan menutup pembelajaran adalah: 1) membangkitkan motivasi dan perhatian, 2) membuat siswa memahami batas tugasnya, 3) membantu siswa memahami hubungan berbagai materi yang disajikan, 4) membantu siswa mengetahui tingkat keberhasilannya. Untuk mempraktikan keterampilan membuka dan menutup pembelajaran, penting mengetahui komponen-komponen keterampilan membuka dan menutup pembelajaran sebagai berikut: 1) Membuka pembelajaran, mencakup hal-hal berikut a. Menarik perhatian siswa dengan berbagai cara, seperti menyampaikan satu kejadian yang menarik. b. Menimbulkan motivasi dengan: (1) kehangatan dan keantusiasan, (2) menimbulkan rasa ingin tahu, (3) mengemukakan ide yang bertentangan, dan (4) memperhatikan minat siswa. c. Memberikan acuan dengan cara: (1) mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas, (2) menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan, (3) mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas, dan (4) mengajukan pertanyaan. d. Membuat kaitan, dengan cara: (1) mengajukan pertanyaan appersepsi, atau (2) mengkaji ulang pembelajaran yang lalu. 2) Menutup pembelajaran, mencakup hal-hal berikut:

30

a. Meninjau kembali, dengan cara merangkum .atau membuat ringkasan, b. Mengadakan evaluasi penguasaan siswa, dengan meminta mereka: (1) mendemonstrasikan keterampilan, (2) menerapkan ide baru pada situasi lain, (3) mengekspresikan pendapat sendiri, dan (4) memberikan soal-soal tertulis. c. Memberikan tindak lanjut, yang dapat berupa pekerjaan rumah, merancang sesuatu, atau berkunjung ke suatu tempat. Keterampilan membuka pembelajaran akan merupakan awal keberhasilan seorang guru karena kiat membuka pembelajaran sangat menentukan termotivasi tidaknya siswa dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan keterampilan menutup pembelajaran menentukan tingkat kemantapan pembelajaran yang dilaksanakan. Tidak semua keterampilan yang disebutkan di atas harus ditampilkan pada setiap membuka dan menutup pembelajaran. Guru dapat memlih cara/keterampilan yang paling sesuai dengan tujuan, materi, siswa, serta kondisi kelas. Perlu ditekankan bahwa kegiatan membuka dan menutup pembelajaran tidak saja dilakukan pada awal dan akhir kegiatan, tetapi juga pada awal dan akhir setiap penggal kegiatan, dengan catatan bahwa: kegiatan ini harus bermakna dan berkesinambungan. Keterampilan dasar 6: Membimbing Diskusi Kelompok kecil Diskusi kelompok kecil merupakan salah satu bentuk kegiatan pembelajaran yang penggunaannya cukup sering diperlukan. Ciri-ciri diskusi kelompok kecil adalah: 1) melibatkan 3 orang peserta (untuk kelas mikro, untuk kelas biasa bisa sampai 9 orang) 2) berlangsung dalam interaksi tatap muka yang informal, artinya setiap anggota dapat berkomunikasi langsung dengan anggota lainnya, 3) mempunyai tujuan yang dicapai dengan kerjasama antar anggota lainnya, 4) berlangsung menurut proses yang sistematis. Belajar dengan diskusi kelompok kecil, memungkinkan siswa: 1) berbagi informasi dan pengalaman dalam memecahkan masalah,

31

2) meningkatkan pemahaman atas masalah penting, 3) meningkatkan keterlibatan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan, 4) mengembangkan kemampuan berfikir dan berkomunikasi, serta 5) membina kerja sama yang sehat kelompok yang kohesif, dan bertanggung jawab. Dalam praktikum yang akan melatihkan keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil kelas mikro diseting dalam kelompok belajar yang terdiri maksimal 3 orang (boleh satu kelompok 2 orang). Komponen keterampilan yang perlu dimiliki oleh pemimpin diskusi kelompok kecil adalah sebagai berikut: 1) Memusatkan perhatian, yang dapat dilakukan dengan cara: a. merumuskan tujuan diskusi secara jelas, b. merumuskan kembali masalah, jika terjadi penyimpangan, c. menandai hal-hal yang tidak relevan jika terjadi penyimpangan, serta d. merangkum hasil pembicaraan pada saat-saat tertentu. 2) Memperjelas masalah atau urunan pendapat, dengan cara: a. menguraikan kembali atau merangkum umnan pendapat peserta, b. mengajukan pertanyaan pada anggota kelompok tentang pendapat anggota lain, atau c. menguraikan gagasan anggota kelompok dengan tambahan informasi. 3) Menganalisis pandangan siswa, dengan cara: a. meneliti apakah alasan yang dikemukakan punya dasar yang kuat, dan b. memperjelas hal-hal yang disepakati dan yang lidak disepakati. 4) Meningkatkan urunan siswa, dengan cara: a. mengajukan pertanyaan kunci yang menantang mereka untuk berpikir, b. memberi contoh pada saat yang tepat, c. menghangatkan suasana dengan mengajukan pertanyaan yang mengundang perbedaan pendapat d. memberikan waktu untuk berpikir, dan e. mendengarkan dengan penuh perhatian. 5) Menyebarkan kesempatan berpartisipasi, dengan cara: a. memancing pendapat peserta yang enggan berpartisipasi,

32

b. memberikan kesempatan pertama pada peserta yang enggan berpartisipasi, c. mencegah secara bijaksana peserta yang suka memonopoli pembicaraan, d. mendorong siswa untuk mengomentari pendapat temannya, serta e. meminta pendapat siswa jika terjadi jalan buntu. 6) Menutup diskusi dapat dilakukan dengan cara: a. Merangkum hasil diskusi b. Memberikan gambaran tindak lanjaut, atau c. Mengajak para siswa menilai proses diskusi yang telah berlangsung. Dalam pelaksanaan diskusi, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut. 1) Diskusi hendaknya berlangsung dalam iklim terbuka 2) Diskusi yang efektif selalu didahului oleh perencanaan yang matang, yang mencakup: a. Topik yang sesuai b. Persiapan pemberian informasi pendahuluan c. Menyiapkan diri sebagai pemimpin diskusi d. pembentukan kelompok diskusi, serta e. pengaturan tempat duduk yang memungkinkan semua anggota kelompok bertatap muka Keterampilan dasar 7: Mengelola Kelas Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan untuk menciptakan dan memepertahankan kondisi kelas yang optimal guna terjadinya proses pembelajaran yang serasi dan efektif. Guru perlu menguasai keterampilan ini agar dapat: 1) mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu maupun kelasikal dalam berperilaku yang sesuai dengan tata tertip serta aktivitas yang sedang berlangsung. 2) Menyadari kebutuhan siswa, serta 3) Memberikan respon yang efektif terhadap perilaku siswa. Komponen Keterampilan mengelola kelas

33

1) Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal. Penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. a. Menunjukkan sikap tanggap dengan cara memandang secara seksama, mendekati, memberikan pernyataan atau memberi reaksi terhadap gangguan di dalam kelas. b. c. Membagi perhatian secara visual dan verbal. Memusatkan perhatian kelompok dengan cara menyiapkan siswa dan menuntut tanggung jawab siswa d. Memberi petunjuk-pelunjuk yang jelas. e. Menegur secara bijaksana, yaitu secara jalas dan tegas, bukan berupa peringatan atau ocehan, serta membuat aturan. f. Memberikan penguatan bila perlu. 2) Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap respon negatif siswa yang berkelanjutan. Untuk mengatasi hal ini guru dapat menggunakan 3 jenis strategi yaitu: modifikasi tingkah laku, pengelolaan (proses) kelompok, serta menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah. a. Modifikasi Tingkah Laku. Dalam strategi ini terdapat 3 hal komponen yang harus dikuasai guru yaitu: a) mengajarkan tingkah laku baru yang diinginkan dengan cara memberi contoh dan bimbingan, b) meningkatkan munculnya tingkah laku siswa yang baik dengan memberikan penguatan, dan c) mengurangi munculnya tingkah laku yang kurang baik dengan memberi hukuman. Ketiga hal tersebut harus dilakukan guru dengan catatan bahwa: (1) Pelaksanaan dilakukan segera setelah perilaku terjadi, serta (2) Hukuman harus diberikan secara pribadi dan tersendiri, hanya blia diperlukan. b. Pengelolaan/Proses Kelompok

34

Dalam strategi ini, kelompok dimanfaatkan dalam memecahkan masalahmasalahpengelolaan kelas yang muncul, terutama melalui diskusi. Dua hal yang perludilakukan guru adalah: a) memperlancar tugas-tugas dengan cara mengusahakan terjadinya kerjasama dan memantapkan standar serta prosedur kerja; serta b) memelihara kegiatan memulihkan semangat, kelompok, dengan cara memelihara dan menangani konflik yang timbul, serta

memperkecil masalah yang timbul. c) Menemukan dan mengatasi tingkah laku yang menimbulkan masalah. Dalam strategi ini perlu ditekankan bahwa setiap tingkah laku yang keliru merupakan gejala dan suatu sebab. Untuk mengatasinya, ada berbagai teknik yang dapat diterapkan sesuai dengan hakikat tersebut, yaitu sebagai berikut: (a) pengabaian yang direncanakan, (b) campur tangan dengan isyarat, (c) mengawasi dari dekat, (d) mengakui perasaan negatif siswa, (e) mendorong kesadaran siswa untuk mengungkapkan perasaannya, (f) menjauhkan benda-benda yang bersifat mengganggu, (g) menyusun kembali program belajar, (h) menghilangkan ketegangan dengan humor, (i) menghilangka penyebab gangguan (j) pengekangan secra fisik, dan (k) pengasingan. Untuk praktik menerapkan keterampilan mengelola kelas, perlu diingat 6 prinsip berikut: 1) Tampilkan kehangatan dan keantusiasan dalam mengajar, agar dapat menciptakan iklim kelas yang menyenangkan. 2) Gunakan kata-kata atau tindakan yang dapat menantang siswa untuk berpikir 3) Gunakan berbagai variasi yang dapat menghilangkan kebosanan. 4) Keluwesan guru dalam pelaksanaan tugas. 5) Penekanan pada hal-hal yang bersifat positif.

35

6) Penanaman disiplin diri sendiri.. Selanjutnya dalam mengelola kelas, guru hendaknya menghindari hal-hal berikut: 1) Campur tangan yang berlebihan 2) Kesenyapan/penghentian suatu pembicaraan/kegiatan karena ketidak siapan guru. 3) Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri pelajaran. 4) Penyimpangan, terutama yang berkaiatan dengan dengan disiplin diri. 5) Bertele-tele. 6) Pengulangan penjelasan yang tidak diperlukan. Keterampilan dasar 8: Memebelajarkan kelompok kecil dan individual Mengajar kelompok kecil dan individual, tejadi dalam konteks pengajaran klasikal. Di dalamkelas, seorang guru mungkin menghadapi banyak kelompok kecil serta banyak siswa yang masing-masing diberi kesempatan belajar secara kelompok atau secara individual. Penguasaan keterampilan mengajar kelompok kecil dan individual memungkinkan guru mengelola kegiatan jenis ini secara efektif dan efisien serta memainkan perannya sebagai: 1) organisator kegiatan belajar-mengajar, 2) sumber informasi bagi siswa, 3) pendorong bagi siswa untuk belajar, 4) penyedia materi dan kesempatan belajar bagi siswa, 5) pendiagnosa dan pemberi bantuan kepada siswa sesuai dengari kebutuhannya, serta 6) peserta kegiatan yang punya hak dan kewajiban seperti peserta lainnya. Pengajaran kelompok kecil dan individual masing-masing memerlukan keterampilan yang berkaitan dengan penanganan siswa dan penanganan tugas. Ada 4 kelompok keterampilan yang perlu dikuasai oleh guru dalam kaitan ini, yaitu sebagai berikut. 1) Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, yang dapat ditunjukkan dengan cara: a. kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa, b. mendengarkan secara simpatik gagasan yang dikemukakan siswa,

36

c. memberikan respon positif terhadap gagasan siswa, d. membangun hubungan saling mempercayai, e. menunjukkan kesiapan untuk membantu siswa, tanpa kecenderungan mendominasi, f. menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian dan keterbukaan, serta g. mengendalikan situasi agar siswa merasa aman. 2) Keterampilan mengorganisasikan, yang ditampilkan dengan cara: a. memberi orientasi umum, b. memvariasikan kegiatan c. membentuk kelompok yang tepat d. mengkoordinasikan kegiatan, e. membagi-bagi perhatian dalam berbagai tugas, serta f. mengakhiri kegiatan dengan kulminasi berupa laporan atau kesepakatan. 3) Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar, yang dapat ditampilkan dalam bentuk: a. memberi penguatan yang sesuai, b. mengembangkan supervisi proses awal yang mencakup sikap tanggap terhadap keadaan siswa pada awal kegiatan, c. mengadakan supervisi proses lanjut, yang berupa bantuan yang diberikan secara selektif, berupa: (a) pembelajaran tambahan, bila perlu, (b) melibatkan diri sebagai peserta diskusi, (c) memimpin diskusi, jika perlu, dan (d) bertindak sebagai katalisator, d. mengadakan supervisi pemaduan, dengan cara mendekati setiap kelompok/perorangan agar mereka siap untuk mengikuti kegiatan akhir. 4) Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar, yang meliputi hal-hal berikut a. Menetapkan tujuan pembelajaran. b. Merencanakan kegiatan belajar.

37

c. Berperan sebagai penasehat. d. Membantu siswa menilai kemajuan sendiri. Prinsip penggunaan keterampilan mengajar kelompok kecil dan individual: 1) Variasi pengorganisasian kelas besar, kelompok, individual disesuaikan dengan tujuan yang. hendak dicapai, kemampuan mahasiswa, ketersediaan fasilitas, waktu, serta kemampuan guru. 2) Tidak semua topik dapat dipelajari secara efektif dalam kelompok kecil dan individual. Informasi umum sebaiknya disampaikan secara kiasikal. 3) Pengajaran kelompok kecil yang efektif selalu diakhiri dengan suatu kulminasi berupa rangkuman, pemantapan, kesepakatan, laporan, dan sebagainya. Guru sebagai fasilitator terjadinya belajar 4) Guru perlu mengenal siswa secara individual agar dapat mengatur kondisi belajar dengan tepat. 5) Dalam kegiatan belajar individual, siswa dapat bekerja secara bebas dengan bahan yang disiapkan. Keterampilan dasar 9: Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi Teknologi Komunikasi dan informasi (TKI) sebagai suatu produk dan proses telah berkembang sedemikian rupa sehingga mempengaruhi segenap kehidupan kita. Untuk keperluan pembelajaran tatap muka juga diperlukan baik oleh fasilitator (guru, dosen, widyaiswara/ WI, instruktur) maupun peserta belajar. Ciri khas adanya TKI dalam pembelajaran di kelas atau tatap muka ditandai dengan adanya interaksi komunikasi yang melibatkan media berbasis TKI. Interaksi yang terjadi berupa interaksi timbal balik antara guru-media, murid-media, maupun gurumedia-murid. Gambar 1. Model Interaksi dalam pembelajaran tatap muka dengan menggunakan TKI Termanfaatkannya TKI dalam pelaksanaan suatu pembelajaran di kelas atau tatap muka, memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 1) Sarat dengan ragam informasi yang relevan dari berbagai sumber yang mudah di akses, dipilih, dan dipelajari sebagai bahan pembelajaran dan bahan belajar.

38

2) Kemasan informasi bahan pembelajaran dan bahan belajar dalam media berukuran ringkas (misalnya: Laptop Wi-fi/internet nirkabel, CD/DVD ROM RW, CD/DVD Pembelajaran, flashDisk), 3) Fakta, konsep, prinsip/hukum, dan prosedur sebagai konstruk pengetahuan yang dipelajari, ditampilkan lebih faktual dan lebih hidup (lebih dari sekedar seperti menceritakan/membaca/menjelaskan isi buku teks) 4) Fasilitator (guru, dosen, widyaiswara/WI, instruktur) maupun warga belajar berkemudahan menggunakan produk TKI dalam proses pembelajaran. Hal ini akan mungkin hanya jika infrastrukturnya tersedia dan SDM-nya berkemampuan. Prinsip penggunaan keterampilan dasar menggunakan TKI dalam pembelajaran mikro adalah adanya media berbasis TKI untuk pembelajaran, agar: 1) meningkatkan daya muat isi pesan pembelajaran, sehingga lebih sarat, lebih lengkap, mudah diakses, mudah dipilih, serta menarik. 2) isi pesan pembelajaran (teks, gambar, foto, ilustrasi, flowchart, bagan, efek suara, suara narasi, video klip) lebih faktual dan terkini (up to date). 3) Terjadi interaksi guru - media - murid dalam mendiskusikan isi pesan pembelajaran secara lebih mudah dan menyenangkan untuk murid belajar menguasi kompetensi. 4) Mudah melakukan pengulangan belajar (memenuhi prinsip pelatihan) 5) Mudah memberikan asesmen dan umpan balik. Media berbasis TKI tidak selalu media canggih, dan tidak selalu tampil dalam bentuk tunggal: Contoh 1: Radio dengan siaran pendidikan (langsung), modul/handout/lembar kerja Contoh 2: Siaran radio terekam (kaset suara), Tape recorder, modul/handout/lembar kerja Contoh 3: TV edukasi, modul/handout/lembar kerja Contoh 4: VCD/DVD rekman TV edukasi, VCD/DVD player, TV, modul/handout/lembar kerja Contoh 5: VCD/DVD (memuat video pembelajaran), VCD/DVD player, TV, modul/handout/lembar kerja

39

Contoh 6: CD/DVD (memuat audio pembelajaran), VCD/DVD modul/handout/lembar kerja Contoh 7: Komputer, Program Pembelajaran dengan Ms PowerPoint, , modul/handout/lembar kerja. Contoh 8: Komputer, Program Pembelajaran dengan Ms PowerPoint, LCD Proyektor, modul/handout/lembar kerja. Contoh 9: Komputer, Sofware Pembelajaran, TV 29 Inchi, modul/handout/lembar kerja. Contoh 10: Komputer, Sofware Pembelajaran, LCD Proyektor, modul/handout/lembar kerja. Contoh 11: Komputer, internet, Sofware Pembelajaran, modul/handout/lembar kerja. Selain contoh-contoh di atas media komunikasi lain dapat juga disertakan dalam proses pembelajaran misalnya charta, poster, surat kabar, majalah, tabloit, pamflet, liflet, brosur, manual/buku petunjuk (Eko Suyanto,2009. hal 2-16)

Uraian Singkat Delapan Keterampilan Dasar Mengajar Setiap keterampilan dasar mengajar mempunyai komponen dan prinsip penggunaan tersendiri. Berikut ini diuraikan secara singkat komponen dan prinsip penggunaan setiap keterampilan , yang disarikan dari Seri Panduan Pengajaran Mikro No. 1 s.d. 8 yang diterbitkan oleh Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, Jakarta, 1984, dengan editor T. Raka Joni. Keterampilan dasar 1: bertanya Keterampilan bertanya sangat perlu untuk dikuasai oleh guru, karena hampir dalam setiap tahap pembelajaran guru dituntut untuk mengajukan pertanyaan, dan kualitas pertanyaan yang diajukan guru akan menentukan kualitas jawaban peserta didik. Keterampilan bertanya yang perlu dikuasai oleh guru meliputi keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjutan. 1. Keterampilan bertanya dasar mencakup ; a. Pertanyaan yang jelas dan singkat,

40

b. Pemberian acuan yaitu sebelum mengajukan pertanyaan guru perlu memberikan acuan berupa penjelasan singkat yang berisi informasi yang sesuai dengan jawaban yang diharapkan, c. Memusatkan perhatian ; pertanyaan juga dapat digunakan untuk memusatkan perhatian peserta didik, d. Memberi giliran dan menyebarkan pertanyaan; guru hendaknya berusaha agar semua peserta didik mendapat giliran dalam menjawab pertanyaan, dan yang lebih penting adalah memberikan kesempatan berpikir kepada peserta didik sebelum menjawab pertanyaan yang diajukan. 2. Keterampilan bertanya lanjutan meliputi; a. Pengubahan tuntunan tingkat kognitif yaitu guru hendaknya mampu mengubah pertanyaan dari hanya sekadar mengingat fakta menuju pertanyaan aspek kognitif lain seperti penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi, b. c. Pengaturan urutan pertanyaan yaitu pertanyaan yang diajukan hendaknya mulai dari yang sederhana menuju yang paling kompleks secara berurutan, Peningkatan terjadinya interaksi yaitu guru hendaknya menjadi dinding pemantul. Jika ada peserta didik yang bertanya, guru tidak menjawab secara langsung, tetapi dilontarkan kembali ke seluruh peserta didik untuk didiskusikan.

Keterampilan dasar 2: memberi penguatan. Penguatan merupakan respons terhadap suatu perilaku yang dapat menimbulkan kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut. Penguatan dapat dilakukan secara verbal berupa kata-kata dan kalimat pujian dan secara non verbal yang dilakukan dengan gerakan mendekati peserta didik dan kegiatan yang menyenangkan. Penguatan bertujuan untuk meningkatkan perhatian peserta didik terhadap pembelajaran, merangsang dan meningkatkan motivasi belajar dan membina perilaku yang produktif.

41

Keterampilan 3: mengadakan Variasi Mengadakan variasi merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran untuk mengatasi kebosanan peserta didik, agar selalu antusias, tekun , dan penuh partisipasi. Variasi dalam kegiatan pembelajaran meliputi; 1. Variasi dalam gaya mengajar misalnya variasi suara, gerakan badan dan mimik, mengubah posisi, dan mengadakan kontak pandang dengan peserta didik. 2. Variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar misalnya variasi alat dan bahan yang dapat dilihat, penggunaan sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar. 3. Variasi dalam pola interaksi misalnya dalam mengelompokkan peserta didik, tempat kegiatan pembelajaran, dan dalam pengorganisasian pesan ( deduktif dan induktif). Keterampilan dasar 4: Memberikan Penjelasan Penggunaan penjelasan dalam pembelajaran memiliki beberapa komponen yang harus diperhatikan, yaitu: 1. Perencanaan meliputi isi pesan yang akan disampaikan harus sistematis dan mudah dipahami oleh peserta didik dan dalam memberikan penjelasan harus mempertimbangkan kemampuan dan pengetahuan dasar yang dimilik oleh peserta didik. 2. Penyajian dapat menggunakan pola induktif yaitu memberikan contoh terlebih dahulu kemudian menarik kesimpulan umum dan pola deduktif yaitu hukum atau rumus dikemukakan lebih dahulu lalu diberi contoh untuk memperjelas rumus dan hukum yang telah dikemukakan. Keterampilan dasar 5: Membuka dan Menutup Pembelajaran Membuka dan menutup pelajaran yang dilakukan secara profesional akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan pembelajaran. Membuka pelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan kesiapan mental dan menarik perhatian peserta didik secara optimal, agar mereka memusatkan diri sepenuhnya pada pelajaran yang akan disajikan. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai hal tersebut adalah:

42

1. 2. 3. 4. 5.

Menghubungkan materi yang telah dipelajari dengan materi yang akan disajikan. Menyampaikan tujuan (kompetensi dasar) yang akan dicapai. Menyampaikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan tugas-tugas yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Mendayagunakan media dan sumber belajar yang sesuai dengan materi yang akan disajikan. Mengajukan pertanyaan, baik untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap pelajaran yang telah lalu maupun untuk menjajaki kemampuan awal berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari. Menutup pelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui pencapai tujuan dan pemahaman peserta didik terhadap materi yang dipelajari serta mengakhiri kegiatan pembelajaran. Untuk menutup pelajaran kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan adalah: 1. Menarik kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari (kesimpulan) bisa dilakukan oleh guru, oleh peserta didik, atau permintaan guru, atau oleh peserta didik bersama guru). 2. 3. Mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan dan keefektifan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Menyampaikan bahan-bahan pendalaman yang harus dipelajari dan tugastugas yang harus dikerjakan (baik tugas individu maupun tugas (kelompok) sesuai dengan materi yang telah dipelajari. 4. Memberikan post tes baik secara lisan, tulisan, maupun perbuatan.

Keterampilan dasar 6: Membimbing Diskusi Kelompok kecil Hal-hal yang perlu dipersiapkan guru agar diskusi kelompok kecil dapat digunakan secara efektif dalam pembelajaran adalah: 1. Pembentukan kelompok secara tepat 2. Memberikan topik yang sesuai 3. Pengaturan tempat duduk yang memungkinkan semua peserta didik dapat berpartisipasi secara aktif.

43

Keterampilan dasar 7: Mengelola kelas Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran. Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas adalah; kehangatan dan keantusiasan, tantangan, bervariasi, luwes, penekanan pada hal-hal positif, dan penanaman disiplin diri. Keterampilan mengelola kelas memiliki komponen sebagai berikut: 1. Penciptaan dan pemeliharaan iklim pembelajaran yang optimal a. Menunjukkan sikap tanggap dengan cara; memandang secara seksama, mendekati, memberikan pernyataan dan memberi reaksi terhadap ganggua di kelas. b. Memberi petunjuk yang jelas. c. Memberi teguran secara bijaksana. d. Memberi penguatan ketika diperlukan. 2. Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal a. Modifikasi perilaku yaitu mengajarkan perilaku yang baru dengan contoh dan pembiasaan, meningkatkan perilaku yang baik dengan penguatan, dan mengurangi perilaku buruk dengan hukuman. b. Pengelolaan kelompok dengan cara; peningkatan kerja sama dan keterlibatan, menangani konflik dan memperkecil masalah yang timbul. c. Menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah, misalnya mengawasi secara ketat, mendorong peserta didik untuk mengungkapkan perasaannya, menjauhkan benda-benda yang dapat mengganggu konsentrasi, dan menghilangkan ketegangan dengan humor. Keterampilan dasar 8: Mengajar kelompok kecil dan perorangan Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dapat dilakukan dengan: 1. Mengembangkan keterampilan dalam pengorganisasian, dengan memberikan motivasi dan membuat variasi dalam pemberian tugas.

44

2. Membimbing dan memudahkan belajar, yang mencakup penguatan, proses awal, supervisi, dan interaksi pembelajaran. 3. Pemberain tugas yang jelas, menantang dan menarik. Untuk melakukan pembelajaran perorangan perlu diperhatikan kemampuan dan kematangan berpikir peserta didik agar apa yang disampaikan bisadiserap dan diterima oleh peserta didik. Selain beberapa komponen keterampilan mengajar yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan, guru juga harus kreatif, profesional, dan menyenangkan dengan memposisikan diri sebagai berikut; 1. Orang tua yang penuh kasih sayang pada peserta didiknya. 2. Teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi para peserta didik. 3. Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta didik sesuai dengan minat, kemampuan, dan bakatnya. 4. Pemberi sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran pemecahannya. 5. Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab kepada peserta didik. 6. Membiasakan peserta didik untuk saling bersilaturrahmi dengan orang lain. 7. Mengembangkan kreativitas peserta didik. (http://misactz.blog.perbanas.ac.id/2011/10/27/kreatif-dalampembelajaran/)

1.5 Prosedur Pelaksanaan PraktikLangkah-langkah kerja dalam paraktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Saksikanlah rekaman 1 penampil pembelajaran mikro dapat menggunakan VCD/DVD player atau komputer dengan VCD/DVD ROM secara berulang-ulang sesuai dengan kebutuhan dan kecermatan anda masing-masing.

45

2. Observasilah ke-9 keterampilan dasar memberikan pembelajaran dari masingmasing penampil, menggunakan ke-11 instrumen yang disediakan. Catatlah halhal penting berkaiatan dengan indikator dari setiap keterampilan dasar yang muncul/teramati. Catat hal-hal tersebut pada kolom keterangan sebagai argumen/alasan dasar untuk memberikan penilaian. 3. Lakukanlah asesmen sebagaimana panduan dari masing-masing instrumen. 4. Berdasarkan data hasil asesmen membuat profil Keterampilan Generik memberikan pembelajaran untuk ketiga penampil pembelajaran mikro yang ada dalam VCD. 5. Menyusun seluruh Instrumen yang telah berisi data hasil observasi dan asesmen secara berurut ditambah dengan ketiga profil Keterampilan Generik, kemudian menjilid menggunakan format yang telah ditentukan dikumpulkan sebagai laporan praktikum. Instrumen yang telah diisi ditambah 3 profil keterampilan generik memberikan pembelajaran. Laporan praktikum ini sebagai laporan individual 1.

Keterampilan mengajar bagi seorang guru adalah sangat penting kalau ia ingin menjadi seorang guru yang profesional, jadi disamping dia harus menguasai sumbstansi bidang studi yang diampu, keterampilan dasar mengajar juga adalah merupakan keterampilan penunjang untuk keberhasilan dia dalam proses belajar mengajar. Sari dari keterampilan dasar mengajar ini diambil dari berbagai sumber dimana bahan ini digunakan untuk para mahasiswa yang melakukan praktek mengajar di sekolah sebelum dia bekerja sepenuhnya sebagai seorang guru. Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradisional dan mengabaikan keterampilan-keterampilan yang sangat mendasar ini. Keterampilan dasar mengajar ini adalah merupakan panduan pengajaran mikro dengan menggunakan perangkat Sydney Micro Skills (1973). Keterampilan Dasar Mengajar ini adalah : 1. Keterampilan Bertanya 2. Keterampilan Memberi Penguatan 3. Keterampilan Mengadakan variasi 4. Keterampilan Menjelaskan

46

5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran 6. Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil 7. Keterampilan Mengelola Kelas 8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan A. Keterampilan Bertanya Dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh seorang guru tidaklah lepas dari guru memberikan pertanyaan dan murid memberikan jawaban yang diajukan. Pada kenyataannya di lapangan banyak para guru yang tidak menguasai teknikteknik dalam memberikan pertanyaan kepada siswa sehingga banyak pertanyaan tersebut hanya bersifat knowledge saja artinya kebanyakan hanya mengandalkan ingatan. Pengertian dan Rasional keterampilan bertanya bertujuan untuk memperoleh informasi untuk memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berfikir. Pertanyaan yang diberikan bisa bersifat suruhan maupun kalimat yang menuntut respon siswa. Tujuan-tujuan dalam memberikan pertanyaan tersebut adalah: 1. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok bahasan. 2. Memusatkan perhatian siswa terhadap suatu pokok bahasan atau konsep. 3. Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar. 4. Mengembangkan cara belajar siswa aktif. 5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi. 6. Mendorong siswa mengemukakannya dalam bidang diskusi. 7. Menguji dan mengukur hasil belajar siswa. 8. Untuk mengetahui keberhasilan guru dalam mengajar. Komponen-komponennya yaitu: 1) Pengungkapan pertanyaan secara jelas 2) Pemberian Acuan 3) Pemusatan 4) Pemindahan Giliran 5) Penyebaran 6) Pemberian waktu berfikir

47

7) Pemberian Tuntunan B. Keterampilan Memberi Penguatan Penguatan adalah suatu respon terhadap suatu tingkah laku dan penampilan siswa. Penguatan adalah suatu respons terhadap suatu tingkah laku siswa yang dapat menimbulkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Komponen-komponen dalam keterampilan memberi penguatan adalah: 1) Penguatan Verbal; penguatan ini dapat dinyatakan dalam 2 bentuk yaitu kata atau kalimat. 2) Penguatan Non Verbal; bisa berupa mimik atau gerakan badan, mendekati, memberi sentuhan atau memberi kegiatan yang menyenangkan, berupa symbol atau benda maupun penguatan tak penuh sepert yah, jawabanmu sudah baik tetapi masih perlu disempurnakan C. Keterampilan Mengadakan Variasi Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksud sebagai proses perubahan dalam pengajaran yang dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu; variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam menggunakan alat dan media pembelajaran dan variasi dalam pola interaksi dalam kelas. Komponennya adalah: a. Variasi dalam Gaya Mengajar: 1) Penggunaan variasi suara 2) Pemusatan perhatian 3) Kesenyapan 4) Mengadakan kontak pandang 5) Gerakan badan dan mimic 6) Pergantian posisi guru dalam kelas b. Penggunaan Media dan Bahan Pelajaran 1) Variasi alat/ bahan yang dapat dilihat 2) Variasi alat yang dapat didengar 3) Variasi alat yang dapat diraba dan dimanipulasi c. Variasi Pola Interaksi dan Kegiatan Siswa

48

D. Keterampilan Menjelaskan Menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik yang bertujuan untuk menunjukkan hubungan, antara sebab akibat, yang diketahui dan yang belum diketahui. Komponen-komponen Keterampilan Menjelaskan a. Merencanakan: 1) Isi pesan (materi) 2) Penerima pesan (siswa) b. Menyajikan suatu penjelasan 1) Kejelasan 2) Penggunaan contoh dan ilustrasi 3) Pemberian tekanan 4) Balikan E. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran Yang dimaksud dengan keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan situasi siap mental dan menimbulkan siswa agar terpusat perhatian pada apa yang dipelajari. Yang dimaksud dengan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa. a. Komponen Membuka 1) Menarik perhatian siswa 2) Menimbulkan motivasi 3) Memberikan acuan 4) Membuat kaitan b. Komponen Menutup 1) Meninjau kembali 2) Mengevaluasi F. Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil

49

Diskusi kelompok adalah merupakah salah satu strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui suatu proses yang memberi kesempatan berfikir, berinteraksi sosial serta berlatih bersikap positif. Komponen Keterampilan: 1) Memusatkan perhatian 2) Memperjelas masalah atau urunan pendapat 3) Menganalisa pandangan siswa 4) Meningkatkan urunan siswa 5) Menyebarkan kesempatan berpartisipasi 6) Menutup diskusi G. Keterampilan Mengelola Kelas Mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan keterampilan untuk mengembalikan pada kondisi belajar yang optimal. a. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal Meliputi: 1) Menunjukkan sikap tanggap 2) Membagi perhatian 3) Memusatkan perhatian kelompok 4) Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas 5) Menegur 6) Memberi penguatan b. Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal meliputi: 1) Modifikasi tingkah laku 2) Pengelolaan kelompok 3) Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah H. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

50

Terjadinya hubungan interpersonal yang sehat dan akrab dapat terjadi antara gurusiswa, maupun antara siswa dan siswa, baik dalam kelompok kecil maupun perorangan. Komponen Keterampilan: 1) Keterampilan untuk mengadakan pendekatan secara pribadi 2) Keterampilan Mengorganisasikan 3) Keterampilan Membimbing dan memudahkan belajar siswa 4) Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar (miftachr.blog.uns.ac.id/2009/11/.../keterampilan-dasar-mengajar/)

51

BAB II. DATA HASIL OBSERVASI DAN ASESMEN SERTA PROFIL 2.1 Data Hasil Observasi dan Asesmen 2.1.1 Data hasil observasi dan asesmen keterampilan bertanya tingkat dasar Nama Praktikan Observer NPM Jurusan Program Studi Nama Praktikan Presenter NPM Jurusan Program Studi : Anistha Subha Yendra : 0913022026 : P. MIPA : Pendidikan Fisika : Fransiska .M : 0313022022 : P. MIPA : Pendidikan Fisika

Nilai praktikum praktikan presenter, N =

SKORSK R A S OMK

18 4 = 4 =2 36

Penguasaan Keterampilan Bertanya Tingkat Dasar praktikan presenter dengan kualitas: Cukup baik Rekaman Data Hasil Observasi dan Asesmen: Item Pertanyaan/ Pernyataan Observasi (fokus observasi) 1 1. Bagimanakah guru dalam mengungkapkan pertanyaan (kejelasan dan singkatnya) kepada siswa? Kualitas berdasarkan Hasil Observasi 2 Sangat jelas Jelas Cukup jelas Kurang jelas Tidak SKOR 04 3 2 Keterangan 4 Dalam mengungkapkan pertanyaan sudah cukup jelas

52

2. Ketepatan acuan yang diberikan oleh guru sebelum memberikan pertanyaan

ditampilkan Sangat tepat Tepat Cukup tepat Kurang tepat Tidak ditampilkan 2

Sebelum memberikan pertanyaan, guru tidak memberikan acuan/pedoman yang cukup tepat/cukup mendukung Guru telah berupaya dengan cukup baik memusatkan perhatian siswa 2 terhadap pertanyaan guru sehingga siswa menyimak dan memperhatikan pertanyaan yang diajukan Penyebaran pertanyaan yang diberikan di 3 seluruh kelas rata karena hampir semua murid mendapatkan pertanyaan Siswa telah cukup aktif memikirkan jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh

3. Bagaimana upaya guru dalam penyampaian pertanyaan sehingga memusatkan perhatian siswa?

Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Tidak ditampilkan

4. Penyebaran pertanyaan yang diberikan di seluruh kelas

Sangat rata Rata Cukup rata Kurang rata Tidak ditampilkan

5. Apakah setiap siswa aktif memikirkan pertanyaan yang diberikan dalam satu pembelajaran

Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Tidak

2

53

ditampilkan

guru sehingga siswa juga cukup aktif menjawab pertanyaan dari guru. Waktu yang diberikan guru kepada siswa untuk merespon pertanyaan yang 3 diberikan sudah cukup memadai sehingga siswa dapat menjawab pertanyaan dengan baik Guru menyampaikan pertanyaan yang sudah pernah 2 disampaikan dengan baik, namun pengulangan pertanyaan cukup tepat. Guru cukup mampu menyederhanakan 2 pertanyaan sehingga menimbulkan kesan berbelitbelit

6. Bagaimana kecukupan waktu yang diberikan kepada siswa untuk merespon pertanyaan yang diberikan?

Sangat memadai Memadai Cukup memadai Kurang memadai Tidak ditampilkan

7. Bagaimana guru mengungkapkan pertanyaan yang sudah pernah disampaikan (sebelumnya)?

Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Tidak ditampilkan

8. Apakah guru mampu menyederhanakan pertanyaan adari yang sebelumnya?

Sangat mampu Mampu Cukup mampu Kurang mampu Tidak ditampilkan

54

9. Bagaimana kemampuan guru dalam mengulangi kejelasan pertanyaan sebelumnya?

Sangat mampu Mampu Cukup mampu Kurang mampu Tidak 2

Guru cukup mampu dalam mengulangi kejelasan pertanyaan sebelumnya 18 36 -

ditampilkan SKOR = SKORMAKS = 9 X 4 =9 9

Persentasi kemunculan dari ke-9 fokus observasi = 100 % =100 % Fokus observasi yang tidak ditampilkan (tidak muncul), yaitu nomor: Kesan umum yang dapat di catat dari penampilan praktikan presenter: Secara umum guru belum begitu baik memberikan penguatan dengan jelas, tepat sasaran, dan waktunya. 2.1.2 Data hasil observasi dan asesmen keterampilan bertanya tingkat lanjut Nama Praktikan Observer NPM Jurusan Program Studi Nama Praktikan Presenter NPM Jurusan Program Studi : Anistha Subha Yendra : 0913022026 : P. MIPA : Pendidikan Fisika : Fransiska .M : 0313022022 : P. MIPA : Pendidikan Fisika

Nilai Praktikum Praktikan presenter, N =

SKORSK RM K O A S

8 4 = 4 =2 16

Pengusaan keterampilan bertanya tingkat lanjut praktikan presenter dengan kualitas: Baik

55

Rekaman data hasil observer dan asesmen Item Pertanyaan/Pernyataan Observer(focus observer) 1 1. Kemampuan guru dalam membuat pertanyaan yang mengubah tuntutan dalam tingkat jawaban Kualitas berdasarkan hasil Observasi 2 Sangat mampu Mampu Cuku p mampu Kurang mampu Tidak/belum ditampilkan Sekor 0-4 3 2

Keterangan

4 Guru sudah cukup mampu membuat pertanyaan yang mengubah tingkatan jawaban namun hanya pada beberapa pertanyaan saja

2. Kemampuan guru untuk mengatur pertanyaan dimulai dengan yang paling sederhana sampai kepada pertanyaan kompleks

Sangat mampu Mampu Cuku p mampu Kurang mampu Tidak/belum ditampilkan

2

Guru telah mengurutkan pertanyaan dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks

3. Kemampuan guru dalam menggunakan pertanyaan pelacak, seperti: klarifikasi, meminta alasan, meminta kesepakatan, meminta ketepatan jawaban yang relevan, meminta contoh, meminta jawaban yang

Sangat mampu Mampu Cuku p mampu Kurang mampu Tidak/belum ditampilkan

2

Dari setiap pertanyaan yang dapat dijawab, guru meminta kesepakatan jawaban dari siswa

56

lebih kompleks 4. Keterampilan guru untuk meminta siswa memberi jawaban atas pertanyaan yang sama yang diajukan agar terjadi peningkatan interaksi antara siswa dalam belajar mpil Cukup terampil Kurang terampil Tidak ditampilkan Sangat terampil Tera 2 Guru telah meminta tanggapan/jawaban dari siswa lain untuk setiap pertanyaan yang diberikan kepada siswa

SKOR= MAKS= SKOR 4 x 4 = Persentasi kemunculan dari ke-4 fokus observasi =

8 16

Focus