PRAKTIK SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN (SPP) …

123
PRAKTIK SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN (SPP) PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi di Unit Pengelola Kegiatan (UPK) di Pijoan Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi) Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Hukum Ekonomi Syariah Pada Fakultas Syariah SUMARTI NIM: SHE. 151838 PEMBIMBING Drs. A. Faruk, MA Fauzi Muhammad, M. Ag PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 1441 H / 2020 M

Transcript of PRAKTIK SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN (SPP) …

PRAKTIK SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN (SPP)

PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

(Studi di Unit Pengelola Kegiatan (UPK) di Pijoan

Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi)

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)

Dalam Hukum Ekonomi Syariah

Pada Fakultas Syariah

SUMARTI

NIM: SHE. 151838

PEMBIMBING

Drs. A. Faruk, MA

Fauzi Muhammad, M. Ag

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

1441 H / 2020 M

v

MOTTO

Artinya : “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan

takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan

permusuhan. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sungguh Allah

Amat berat siksa-Nya.(Q.S. Al Maidah (5) ayat 2.

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini Penulis persembahkan kepada Allah SWT atas segala kasih sayang,

anugrah dan kemudahan bagi penulis dalam hidup dan kehidupan.

Rasulullah SAW yang telah menjadikan contoh yang baik dan memberikan

petunjuk kepada umat manusia di dunia.

Penulis Persembahkan kepada orang yang sangat dikasihi dan disayangi,

Ayahanda Surono,Ibunda Kunti, kakak Sutoyo, kakek Amad Yusro(Alm.), dan

nenek Iyem

Yang Telah Lelah Berkorban Mengasuh, Mendidik

Dan

Senantiasa Menasehati Dengan Baik Sehingga Penulis Bisa Sampai Selesai Dan

Mendapat Gelar Sarjana Ini.

Serta Untuk dosen Hukum Ekonomi Syariah, Bu Pidayan Sasnifa, S.H., M.sy, Bu

Dr. Maryani, S.Ag.,M.HI., Fauzi Muhammah, M. Ag, Drs.A.Faruk, MA, kakak

dan Sahabatku diantaranya, Riafitiyanti, S.Pd.I, Sarina alfiani, S.Sos, Sharwinda,

S.H, Mutoharoh, S.H Nurjanah, S.H, Aisyah, S.H, Yuliastuti,S.H, Kurnia Illahi, S.

Pd, dan sahabatku Hukum Ekonomi Syariah dan staf Kantor UPK serta semua

yang ikut membantu penulis tidak bisa sebutkan satu persatu terima kasih yang

selalu memberikan ilmu, Dukungan baik materi dan semangat sehingga selesai

skripsi ini….

Aamiin

vii

ABSTRAK

Sumarti: SHE.151838 PRAKTIK SIMPAN PINJAM KELOMPOK

PEREMPUAN (SPP) PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi di Unit Pengelola

Kegiatan (UPK) di Pijoan Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui PRAKTIK SIMPAN PINJAM

KELOMPOK PEREMPUAN (SPP) PERSPEKTIF HUKUM ISLAM di Unit

Pengelola Kegiatan (UPK) di Pijoan Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten

Muaro Jambi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif dengan teknik analisis deskriptif.Teknik pengumpulan data

yang digunakan adalah dengan pengumpulan data primer yang didapat dari hasil

wawancara yang berkaitan dengan SOP dan arsip pada Unit Pengelola kegiatan

(UPK) serta pengumpulan data sekunder didapat dari kajian pustaka dan dokumen

terkait di Unit Pengelola Kegiatan (UPK) di Pijoan Kecamatan Jambi Luar Kota

Kabupaten Muaro Jambi. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Simpan Pinjam

Kelompok Perempuan (SPP) masih tergolong konvensional, dan berpatokan pada

Peraturan Pemerintah yaitu melalui Departermen Dalam Negeri Republik

Indonesia dengan Penjelasan Petunjuk Teknis Operasional (PTO) Program

Nasional Mandiri Perdesaan (PNPM-MP), program kegiatan SPP dari dana

bergulir yang dihibahkan oleh Pemerintah Kepada Unit Pengelola Kegiatan

(UPK) untuk pengentasan masyarakat miskin kepada kelompok yang sudah lama

untuk mengembangkan usahanya dengan memberikan tambahan modal dan bukan

untuk kelompok yang baru dirintis. Selanjutnya, di dalam kegiatan SPP tidak

adanya Unsur eksploitasi (Penindasan dan Pemerasan) diantara UPK dan

Kelompok SPP dikarenakan adanya tanggung renteng disetiap kelompok SPP,

UPK hanya menerapkan system bunga diawal di SPP dengan 0,92% Per bulan

(11% per tahun) dan kelompok SPP tidak merasa keberatan, mengenai waktu

terlambat bayar tidak ada denda/bunga apabila telah jatuh tempo dan apabila ada

kelompok bermasalah Pencairan tahun depan di tunda samapi Lunas Tunggakan

di Unit Pengelola Kegiatan (UPK) dan Kegiatan Simpan Pinjam Kelompok

Perempuan (SPP) termasuk kegiatan tolong menolong menuju syariah tetapi

belum ada ketetapan berdasarkan Fatwa DSN-MUI dengan pemerintah Provinsi

Jambi mengenai Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) yang menerapkan

sistem syariah dengan bagi hasil (mudharobah) atau mengkonversikan dari UPK

konvensional ke UPK Syariah hal ini yang menjadi was-was di masyarakat SPP

darurat atau tergolong riba, hal ini dikarenakan perbank syariah di wilayah

tersebut belum ada. Konversi UPK Konvensional ke UPK Syariah ini pernah

dilakukan di wilayah Kecamatan Montasik Provinsi Aceh dengan system wakilah

dan murabahah dan masyarakat kecamatan montasik di provinsi Aceh setuju

dengan adanya konversi tersebut dengan adanya peristiwa konversi di provinsi

aceh diharapkan sebagai acuan untuk kedepannya di provinsi Jambi.

Kata Kunci: Simpan Pinjam, Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP),

Unit pengelola Kegiatan (UPK), Perspektif Hukum Islam

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana dalam

penyelasaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Di samping itu, tidak lupa pula

iringan shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi

Muhammad SAW.

Skripsi ini di beri judul “PRAKTIK SIMPAN PINJAM KELOMPOK

PEREMPUAN (SPP) PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi di Unit Pengelola

Kegiatan (UPK) di PijoanKecamatan Jambi Luar Kota KabupatenMuaro Jambi)” .

Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui, tidak sedikit

hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data

maupun dalam penyusunannya.Dan berkata dan bantuan dan bimbingan yang

diberikan oleh dosen pembimbing, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan

baik. Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah kata terimakasih

kepada semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini, terutama

sekali kepada Yang Terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. H. Suadi Asyari, MA., Ph.D selaku Rektor UIN STS Jambi.

2. Bapak Dr. Sayuti Una, S. Ag., MH, selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS

Jambi.

3. Bapak Agus salim, MA, M.IR., Ph.D selaku Pembantu Dekan I, di lingkungan

Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

4. Bapak Rasito, SH., M.Hum dan Ibu Pidayan Sasnifa, SH., M.Sy, selaku Ketua

dan Sek. Prodi Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

ix

5. Bapak Drs. A. Faruk, MA dan Fauzi Muhammad, M. Ag selaku Pembimbing I

dan Pembimbing II skripsi ini.

6. Bapak Mushar, Bunda Rosida, dan Bu karnaini selaku staf akademik yang

selalu membantu dan memberi motivasi dalam pembuatan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen, Asisten Dosen, dan seluruh staf UIN STS Jambi.

8. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung

maupun tidak langsung.

Disamping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari kata

kesempurnaan. Oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat

memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah SWT

kita memohon ampunan-Nya, dan kepada sesama manusia kita memohon

kemaafannya. Semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah SWT.

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................................. iv

MOTTO ........................................................................................................ v

PERSEMBAHAN ........................................................................................ vi

ABSTRAK ................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................. 7

C. Batasan Masalah..................................................................... 8

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................... 8

E. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep .................................. 9

F. Tinjauan Pustaka ................................................................... 24

BAB II METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ........................................................... 27

B. Jenis dan Sumber Data .......................................................... 28

C. Instrumen Pengumpulan Data ............................................... 29

D. Teknik Analisis Data .............................................................. 31

E. Jadwal Penelitian ................................................................... 32

F. Sistematika Penulisan ............................................................ 33

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Profil Program Nasinal Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perdesaan (PNPM-MP) .......................................................... 34

B. Profil UPK Biarta Sejahtera di Pijoan Kecamatan Jambi Luar Kota

Kabupaten Muaro Jambi ........................................................ 35

xi

C. Informasi Umum Pengelola Dana dan Kegiatan Perkembangan

Kelembagaan UPK ................................................................. 37

D. Profil Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) .............. 38

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Praktik Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) di Unit

Pengelola Kegiatan (UPK) di Pijoan Kecamatan Jambi Luar Kota

Kabupaten Muaro Jambi ........................................................ 62

B. Praktik Simpan Pinjam Kelompok Perempuan di Unit Pengelola

Kegiatan (UPK) di Pijoan kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten

Muaro Jambi Perspektif Hukum Islam .................................. 69

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................... 74

B. Saran .................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURICULUM VITAE

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Persoalan

pengangguran lebih dipicu oleh rendahnya kesempatan dan peluang kerja bagi

angkatan kerja diperdesaan upaya untuk menanggulanginya harus menggunakan

pendekatan multi disiplin yang berdimensi pemberdayaan. Pemberdayaan yang

tepat harus memadukan aspek-aspek penyandaran peningkatan kapasitas, dan

pendayagunaan.1

Selain itu, permasalahan kemiskinan di Indonesia tidak muncul begitu saja,

melainkan merupakan efek dari persoalan lain yang tidak mampu dibenahi dengan

baik, seperti pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi, kurang mempunyai

pengelolaan sumber daya alam, kreatifitas masyarakat yang tidak mendapatkan

tempat maksimal untuk dikembangkan serta banyak hal lain yang harus menjadi

fokus pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan kemiskinan negeri ini.2

Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mengatasi

permasalahan kemiskinan. Salah satunya yaitu Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP), yang telah diluncurkan oleh

Presiden Republik Indonesia yang ke-5 Bapak Susilo Bambang Yudhoyono pada

30 April 2007, di kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, Sejumlah upaya

penanggulangan kemiskinan telah diluncurkan, salah satu yang masih bertahan

1 Tim Penyusun, Bahan Bacaan ; Pelatiahan KPMD Kecamatan Jambi Luar Kota, (Jambi

Luar Kota, PNPM-MPd, 2013), hlm. 5. 2http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/801/1/SKRIPSI%20WAHDIAH pdf 10 Oktober

2018.

2

hingga sekarang adalah pemberian piutang oleh PNPM-MP, yang dikelola oleh

Unit Pengelola Kegiatan (UPK). 3

Salah satu programnya adalah kegiatan kelompok Simpan Pinjam

Kelompok Perempuan (SPP) dibawah Unit Kegiatan Pengelola (UPK) yang

berada di Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi. Kelompok SPP

ini terdiri dari masyarakat miskin produktif yang bertujuan untuk membangkitkan

jiwa Kewirausahaan para perempuan khususnya para Ibu rumah tangga sehingga

dapat meningkatkan perekonomian keluarganya dan juga kesejahteraan

masyarakat pada umumnya.4

Sebagaimana pengamatan dan observasi peneliti pada informasi yang

didapatkan. Pada tahun 2007 UPK di Pijoan Kecamatan Jambi Luar Kota

Kabupaten Muaro Jambi telah menerima modal berupa hibah dari pemerintah

pusat, dari modal tersebut dengan pengelolaan yang dilaksanakan pada laporan

akhir tahun asset yang dimiliki oleh UPK melalui Kelompok SPP di Kecamatan

Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi. Suatu keberhasilan diukur dari tercapai

atau tidaknya tujuan yang telah ditetapkan, lembaga yang memberikan pinjaman

atau pembiayaan tingkat keberhasilannya tidak lepas dari tata kelola piutang yang

baik.5

Usulan kegiatan Simpan Pinjam bagi kelompok perempuan yang ditetapkan

oleh musyawarah desa khusus perempuan yang disebut Musyawarah Antar Desa

(MAD). Alokasi dana kegiatan SPP ini maksimal 25% dari BLM kecamatan tidak

3Ibid.

4http://etheses.uin-malang.ac.id/334/Skripsi Ainin Ainun pdf 11 Otober 2018.

5 Ibid.

3

ada batasan alokasi maksimal per desa namun harus mempertimbangkan hasil

verifikasi kelayakan kelompok atau usulan Pengganti SPP bagi Kecamatan yang

terkena sanksi pendanaan.6

Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) merupakan kegiatan

pemberian permodalan untuk kelompok perempuan yang memiliki kegiatan

simpan pinjam atau kegiatan usaha ekonomi. Adapun bentuk kegiatan SPP adalah

memberikan dana pinjaman sebagai tambahan modal kerja bagi kelompok kaum

perempuan yang pengelolaan dana simpanan dan dana pinjaman.7

Ajaran syariat islam secara impisit telah menggariskan penyelesaian

terhadap semua masalah kehidupan, dalam bidang hukum syariah juga mengatur

dalam berbagai hukum yang diantaranya adalah hukum muamalah. Untuk

memenuhi kebutuhan yang mendadak islam dengan hukum muamalahnya

membolehkan hutang-piutang atau pinjam meminjam dengan konsekuensi wajib

mengembalikan. Utang piutang adalah merupakan hal yang kadang-kadang

diperlukan dalam hidup sehari-hari masalah ini islam menggembirakan orang

yang mampu agar mau memberikan pertolongan kepada saudara-saudaranya yang

memerlukan.

Mengenai permasalahan pinjam meminjam di sini merupakan suatu bagian

dari muamalah. Agama mengajarkan umatnya untuk saling tolong menolong,

dalan al-Qur’an Allah SWT berfirman :

6Tim Penyusun, Bahan Bacaan ; Pelatiahn KPMD Kecamatan Jambi Luar Kota, hlm. 11.

7Ibid.

4

Artinya :”Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan

takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan

permusushan. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah

Amat berat siksa-Nya.8

Sesuai dengan ayat di atas, berdasarkan bahawa manusia saling

membutuhkan dalam hal yang bermanfat seperti kebutuhan sandang, pangan dan

papan. Dengan demikian menitik beratkan pada memberi pertolongan itu dapat

difahamkan bahwa pinjam meminjam menurut ajaran islam tidak dibenarkan

bersifat memberatkan atau menarik manfaat dari pihak yang berhutang karena

kaidah hukum islam menetapkan “setiap pinjaman yang memungut tambahan

adalah riba”, bahkan dalam ajaran islam berkecendrungan untuk memberi

kelongaran-kelonggaran apabila yang berhutang benar-benar tidak mampu dan

Pinjam Meminjam di tulis agar tidak terjadi pembangkangan atau kelupaan.

Pinjam meminjam pada umumnya yang dilakukan berdasarkan waktu

pinjaman apabila peminjam tidak dapat membayar saat jatuh tempo maka akan

dikenakan denda/bunga setiap penunggakan dari masalah tersebut yang jadi

masalah riba adalah berlipat ganda dalam kurun waktu tertentu dalam pinjam

meminjam tersebut.

Mengenai masalah Praktik Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) ini

merupkan pinjam meminjam dengan bunga tetap yang di mana nilai tambahan

8 Al-Maidah (5) : 2.

5

diperjanjian pembayaran pada pokok pinjaman ditetapkan dengan angsuran per

bulan (dalam 12 bulan), apabila anggota tidak bisa melunasi pada saat jatuh tempo

maka tidak ada tambahan denda/bunga. Akan tetapi, anggota harus

mengkonfirmasikan kepada pihak ketua Kelompok dan UPK untuk menanguhkan

waktu pembayaran, kapan anggota bisa membayar dan konsekuensinya apabila

salah satu anggota belum bisa membayar, maka jadwal pencairan tahun depan

pada kelompok tersebut diundur hingga pinjaman tersebut dilunasi dan biaya yang

ditetapkan diawal perjanjian digunakan untuk biaya administrasi yaitu menutupi

kredit macet untuk pinjaman kelompok lain dan terdapat dana sosial kepada

masyarakat yang memerlukan pertolongan.

Dari faktor tersebut SPP pada UPK tidak ada pengesploitasi (unsur

penindasan, pemerasan) yang menyebabkan riba yang berlipat ganda. Hanya

terdapat bunga yaitu 0,92% per bulan yang ditetapkan diawal pada awal

transaksi sesuai dengan pinjaman yang diajukan dengan data diri serta syarat

usaha dan tanggung renteng pada setiap kelompok yang sudah ada. Jadi, UPK

melakukan prinsip tolong-menolong dalam programnya. Hanya saja UPK belum

menggunakan sistem bagi hasil sesuai dengan syariat Islam dan belum adanya

fatwa DSN-MUI dan hanya berpatokan pada Peraturan Pemerintah yang untuk

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM-MPd) Mandiri Perdesaan.

Seperti yang telah ada di Kantor Unit Pengelola Kegiatan (UPK), SPP

digulirkan kepada masyarakat yang dikelola UPK dalam kegiatan Pinjam

Meminjam dalam pengembalian dikenakan biaya administrasi dari jumlah

pinjaman yang diberikan kepada UPK dan bagi masyarakat yang akan

6

menghutang tidak bisa meminjam secara perorangan akan tetapi berkelompok

yang beranggotakan minimal 5 orang dan maksimal 20 orang. Dimana dengan di

adanya kelompok dalam anggota dapat saling tangung menanggung mengenai

masalah yang dihadapi dan saling mengingatkan dalam hal ini maka disebut

dengan tanggung renteng. Dalam praktik Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di

Unit Pengelola Kegiatan (UPK) di Pijoan Kecamatan Jambi Luar Kota

Kabupaten Muaro Jambi ini misalnya apabila salah satu anggota meminjam

sebesar Rp. 2.000.000,- di bagi dengan bunga tetap 0,92% Per bulan (11% Per 12

bulan).

Konsep muamalah merupakan suatu konsep yang mengatur hubungan

manusia antar manusia yang bertujuan menjaga hak-hak manusia atau harta,

merealisasikan kemaslahatan dan menjauhkan segala kemudharatan yang akan

terjadi yang ada di dalam bentuk syariah yang memuat berbagai hukum. Seperti

halal haram mubah dan makruh. Di dalam konsep tersebut tedapat prinsip-prinsip

islam dalam kaitannya dengan kehidupan.

Ajaran islam yang mengatur seluruh bidang kehidupan mengenai konsep

pinjam meminjam sebagai modal yang mereka gunakan untuk kelangsungan

usahanya dengan prinsip tolong menolong antara yang meminjamkan dan

peminjam.

Berdasarkan Tinjauan Hukum Islam mengenai pinjam meminjam tersebut

dengan prinsip tolong menolong perlu adanya pedoman hidup secara garis besar

pedoman atau aturan–aturan yang mencakup kehidupan Terhadap Praktik Simpan

Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) Perspektif Hukum Islam di Unit Pengelola

7

Kegiatan (UPK) di Pijoan Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi

ini perlu ditinjau lebih lanjut terdapat dari berbagai aspek hukum seperti dari Al-

Quran, Al Hadist, Ijma para ulama dan Qiyas agar mendapatkan kemaslahatan

untuk umat masa kini.

Beranjak dari permasalahan diatas menarik bagi peneliti untuk melihat lebih

detail bagaimana sebenarnya Tinjaun Hukum Islam Terhadap Praktik Pinjam

Meminjam melalui PNPM-MP yang dilakukan oleh UPK Di Pijoan Kecamatan

Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi yang telah mereka terapkan selama ini,

atas dasar tersebut maka peneliti mengangkat Praktik Simpan Pinjam Kelompok

Perempuan (SPP) Melalui Program Nasional Pemberdayan Masyarakat Mandiri

Perdesaan (PNPM-MP) di Unit Pengelola Kegiatan (UPK) sebagai objek yang

akan diteliti dengan judul “PRAKTIK SIMPAN PINJAM KELOMPOK

PEREMPUAN (SPP) PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi di Unit

Pengelola Kegiatan (UPK) di Pijoan Kecamatan Jambi Luar Kota

Kabupaten Muaro Jambi).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

dapat di tarik ke dalam beberapa rumusan permasalahan penelitian sebagai

berikut:

1. Bagaimana Praktik Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) di Unit

Pengelola Kegiatan (UPK) di Pijoan Kecamatan Jambi Luar Kota

Kabupaten Muaro Jambi?

8

2. Bagaimana Praktik Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) di Unit

Pengelola Kegiatan (UPK) di Pijoan Kecamatan Jambi Luar Kota

Kabupaten Muaro Jambi Perspektif Hukum Islam?

C. Batasan masalah

Agar pembahasan permasalahan dalam penulisan skripsi ini tidak meluas

dan tepat pada sasaran pada pokok pembahasan, maka penulis membatasi

pembahasan hanya berfokus pada Praktik, Peran Masyarakat, Perspektif Hukum

Islam terhadap Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) Melalui Program

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Di Kantor Unit

Pengelola Kegiatan (UPK) di Pijoan Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten

Muaro Jambi di 3 (tiga) kelompok saja yaitu: kelompok Nirwana, kelompok

Yasinan RT. 10, Kelompok Nurul Hikmah 2 di Simpang Sungai Duren, sebagai

contoh praktik dalam kegiatan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) yang

menjadi pokok pembahasannya.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui Praktik Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Unit

Pengelola Kegiatan (UPK) di Pijoan Kecamatan Jambi Luar Kota

Kabupaten Muaro Jambi.

b. Untuk mengetahui Perspektif Hukum Islam terhadap Praktik Simpan Pinjam

Kelompok Perempuan (SPP) Di Unit Pengelola Kegiatan (UPK) di Pijoan

Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.

9

2. Manfaat Penelitian

Penulis berharap penelitian yang dilakukan ini dapat memberi kegunaan

atau manfaat untuk berbagai pihak, yaitu:

a. Hasil penulisan ini dapat memperluas wawasan hukum islam tentang pinjam

meminjam bagi masyarakat terutama Simpan Pinjam Kelompok Perempuan

(SPP) di Unit Pengelola Kegiatan (UPK) di Pijoan Kecamatan Jambi Luar

Kota Kabupaten Muaro Jambi.

b. Bagi pembaca dan peneliti, dapat menambah wawasan dan pengetahuan

tentang Perspektif Hukum Islam dan Praktik Pada Simpan Pinjam

Kelompok Perempuan (SPP) Di Unit Pengelola Kegiatan (UPK) di Pijoan

Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.

E. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep

1. Kerangka Teori

Teori merupakan serangkaian pernyataan sistematik yang bersifat abstrak

tentang subjek tertentu. Subjek itu dapat berupa, pemikiran, pendapat, nilai-nilai,

norma-norma, pranata-pranata sosial, peristiwa-peritiwa dan prilaku

manusia.9Teri-teori tersebut memang seharusnya berasal dari teori-teori yang

sudah populer. Tetapi dengan ketentuan bahwa teori-teori tersebut diambil

berdasarkan pembahasan penelitian yang dilakukakan.10

9 Tim Penulisan Fakultas Syariah, Pedoman Penulisan Skripsi (edisi revisi), (Jambi:

Syariah Press Fakultas Syariah IAIN STS Jambi, 2014) hlm. 25 10

Sayuti Una (ed.), Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), (Jambi: Syariah Press,

2011), hlm. 25.

10

a. Pengertian Qardh (Pinjam Meminjam)

Pengertian pinjam meminjam yang akan penulis kemukakan di sini ada dua

pengertian. Pengertian dari segi Etimologi (bahasa) dan Pengertian dari segi

terminologi (istilah) para ulama.

1) Qardh dalam arti Etimilogi (bahasa) berasal dari kata : (Qaradha) قر ض yang

sinonimnya : (Qatha’a)قطع artinya memotong11

.

Diartikan demikian karena orang yang memberikan utang memotong

sebagian dari hartanya untuk diberikan kepada orang yang menerima utang

(muqtariqh)12

.

2) Qardh dalam arti Terminologi (istilah) Para ulama Diantaranya :

a) Menurut syafi’yah berpendapat bahwa qardh dalam istilah syara’diartikan

dengan sesuatu yang diberikan kepada orang lain (yang pada suatu saat harus

dikembalikan).13

b) Menurut Sayyid Bakri bin Muhammad Syato Al-Dimyati dalam I’anath

Thalibin mengatakan : Memberikan sesuatu hak milik yang nantinya harus

dikembalikan dalam keadaan yang sama.14

c) Menurut Hanafiah, Qardh merupakan akad khusus pemberian harta mitsli

kepada orang lain dengan adanya kewajiban pengembalian semisalnya, Al-

Qardh adalah penyedian dana atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan

itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara peminjam dan pihak

11

Ibrahim Anis, et. al., Al-Mu’jam Al Wasith, Juz 2, Dar Ihya’ At- Turats Al- Arabiy,

Kairo, cet. II, 1972, hlm. 726 12

Ahmad Wardi Muslich, FiqihMuamalat, cet. Ke-3, (Jakarta: Amzah, 2015), hlm. 273 13

Ali Fikri, Al-Muamalat Al-Maddiyah wa Al-Adabiyah, Mushthata Al- babiy Al-Halabiy,

Mesir, 1356 H, hlm.345 14

Sayyid Bakri Al- Dimyati, I’ anath Al-Thalibin, Juz III (Bandung : Al-Ma’arif,), hlm. 48

11

yang memberi pinjaman yang mewajibkan peminjam melunasi hutangnya

setelah jangka waktu tertentu.15

d) Menurut Sayid Sabiq memberikan devenisi qardh adalah harta yang

diberikan oleh pemberi utang (muqridh) kepada penerima utang (muqtaridh)

untuk kemudian dikembalikan kepadanya (muqridh) seperti yang

diterimanya, ketika ia telah mampu membayarnya.16

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, bahwa pinjam-meminjam menurut

hukum islam adalah memberikan sesuatu kepada seseorang sebagai pinjaman

dengan orang yang menerima pinjaman akan mengembalikan barang (sesuatu)

tersebut setelah mampu membayar dalam keadaan yang sama.

b. Dasar Hukum Pinjam-Meminjam

Pinjaman Meminjam termasuk perbuatan kebajikan dan pada prinsipnya

memberikan pertolongan kepada orang lain. Pada dasarnya Pinjam Meminjam

hukumnya mubah (boleh). Islam menganggapnya sebagai perbuatan Makruh,

sehingga jangan sampai orang yang sedang dalam keadaan butuh merasa

keberatan karena menjaga harga diri. Begitu pula islam tidak menganggapnya

sunnah. Jadi hutang adaah mubah, sehingga tidak akan melakukan hutang kecuali

orang yang benar-benar kepepet dan bukanlah soal tercela karena Rasulullah

SAW sendiri pernah berhutang.17

15

Wahbah zuhaili, Al-Fiqih Al-Islamil wa Adillatul, Juz IV (Damaskus: Dar Al-Fikr,1989),

hlm.720 16

Sayid Sabiq, Fiqh As-Sunnah, Juz 3 Dar Al-Fikr, Beirut, cet, III, 1981, hlm.182 17

Abu Sura’i Abdul hadi, M.A, Bunga Bank Dalam Persoalan dan Bahayanya Terhadap

Masyarakat, Halm. 126

12

Adapun mengenai Dasar Hukum Disyariatkannya Hutang-Piutang, di sini

peneliti merujuk pada karya Sayyid sabiq dalam Fiqh Sunahnya, beliau

mengambil dari sumber yaitu al-Qur’an dan al-Hadist, sebagai berikut :

1) Al-Qur’an

a) Surat Al-Maidadah ayat 2 :

Artinya : “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan

takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan

permusuhan. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah

Amat berat siksa-Nya.(Q.S. Al Maidah (5) ayat 2.

b) Suraht Al-Baqarah Ayat 282 :

Artinya :”Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara

tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan

hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar.18

Allah memberikan aturan secara tegas dalam Utang-Piutang yang

merupakan bagian dari transaksi ekonomi (Muamalah Maliyyah),dan ketegasan

aturan transaksi ekonomi tersebut tercermin .

c) surat An- Nisa’ ayat 29 sebagai berikut :

18

Al-Baqarah (2) : 282.

13

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta

sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang

Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu

membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang

kepadamu.19

a. As-Sunnah

Dalam sunah Rasulullah SAW dapat penulis kemukakan antara lain Ulama

telah sepakat atas keabsahan Akad al- Qardh. Akad al-Qardh di sunahkan bagi

orang yang memberi pinjaman, dan diperbolehkan bagi peminjam dengan dasar

landasan hadist ari Abu Hurairah, sesungguhnya Nabi saw bersabda :

مَن نَفَّسَ عن مؤمنٍ كُرْبَتً من كُرَبِ الدُّنيا »صلى الله عليه وآله وسلم قال: -عن النبي -رضي الله عنه-عن أبي هريرة

عليه لي الدُّنيا وعنه كُرْبَتً من كُرَبِ يومِ القِيَامَت، ومن يسََّرَ على مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ نفََّسَ اللهُ

الآخرةِ،

Artinya : Dari Abu Hurairah raḍiyallāhu'anhu dari Nabi ṣallallāhu'alaihi wa ālihi

wasallam beliau bersabda, "“Orang yang melepaskan seorang muslim

dari kesulitannya di dunia, Allah akan melepaskan kesulitannya di hari

kiamat, dan Allah senantiasa menolong hama-nya selama ia (suka)

menolong saudaranya”(HR Muslim, Abu, Dwud, Turmudzi).20

Hadis mulia ini menunjukkan kepada kita bahwa: Orang yang melapangkan

kesusahan dari seorang muslim, memudahkan urusan yang sulit bagi seseorang,

menutupi kesalahannya atau kekeliruannya, sesungguhnya Allah akan

membalasnya dengan jenis amalnya yang bermanfaat. Sesungguhnya Allah Ta'ālā

menolong seorang hamba dengan taufik-Nya di dunia dan di akhirat, ketika ia

membantu saudaranya yang muslim saat berada dalam kesulitan.

19

An-Nisa (4) :29. 20

Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah,( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010),

hlm. 255.

14

b. Ijma’

Bunga adalah tanggungan pada pinjaman uang, yang biasanya dinyatakan

dengan persentase dari uang yang dipinjamkan.21

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 1 Tahun 2004 Mengeluarkan Fatwa

tentang bunga bank yaitu :

“Bunga adalah tambahan yang dikenakan dalam transaksi pinjaman uang,

yang diperhitungkan dari pokok pinjaman tanpa memperhitungkan

pemanfaatan/ hasil pokok tersebut, berdasarkan tempo, diperhitungkan

secara pasti di muka dan pada umumnya berdasarkan persentase”.22

Sedangkan bunga pinjaman itu sendiri dari beberapa jenis salah satu nya yaitu :

“ Bunga tetap adalah Suku ini akan berubah selama periode tertentu sesuai

kesepakatan Jika suku bunga pasar berubah(naik atau turun), bank atau

lembaga pembiayaan akan tetap konsisten pada suku bunga yang telah

ditetapkan.”23

Jadi, bunga dalam utang-piutang ditentukan dengan persentase setiap jumlah

pokok pinjaman dalam kurun waktu tertentu.

c. Qiyas

Artinya : “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh

lidahmu secara Dusta "Ini halal dan ini haram", untuk mengada-adakan

kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-

adakan kebohongan terhadap Allah Tiadalah beruntung”.24

21

Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta : UPP STIM YKPN, 2011), hlm.

42. 22

http://almanar.wordress.com/2008/04/16/fatwa-mui-tentang-bunga-bank, diakses 14

Oktober 2018. 23

Abdullah Almuslih, fiqihEkonomiIslam, (Jakarta : Darul Haq, 2004), hlm.452. 24

An-Nahl (16): 116

15

d. Urf

Para ulama telah sepakat bahwa Urf adalah sesuatu yang di pandang baik

dan diterima oleh akal sehat. Sesuatu yang tidak asing lagi bagi satu masyarakat

karena telah menjadi kebiasaan dan menyatu dengan kehidupan mereka baik

berupa perbuatan atau perkataan.25

Sistem bunga bank mengharuskan mereka yang menitipkan uang untuk

jangka waktu tertentu, mendapat pengembalian uang titipan itu dari bank

ditambah dengan bunga yang jumlahnya telah ditentukan pada hari penitipan

uang. Sebaliknya, kepada mereka yang meminjam uang dari bank untuk jangka

waktu tertentu oleh bank diharuskan untuk mengembalikan uang yang dipinjam.

Selain itu, ia pun harus memberikan uang tambahan yang jumlahnya telah

disepakati pada waktu pengembalian pinjaman. Uang tambahan itu disebut

bunga.26

Hukum bunga bank tergolong masalah ijtihad. Oleh karena itu, terdapat

beberapa pendapat tentang hukum bunga bank, Syekh Al–Azhar Prof. Abu

Zahara, Prof. Abdulllah Draz, Prof Dr. Mustafa Ahmad Zarqa dan Yusuf

Qardhawi, Sayyid Sabiq, Tetapi Yusuf Qorddawi tidak mengenal istilah darurat

dalam keharaman bunga bank. Beliau mengharamkan bunga bank secara mutlak

.

25

Satria Efendi dan M. Zein, Ushul Fiqh, (Jakarta: Kencana, 2008), hlm.153 26

Prof. Dr.H. Abdul Rahman Ghazaly, M.A., Drs. H. Ghufron Ihsan, M.A., Drs. Sapiudin

Shidiq, M.A., Fiqh Muamalat., Cet 1., Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2010, hlm. 223

16

c. Akad Hutang-Piutang

1) Rukun Qardh27

Rukun dari akad qardh yang harus dipenuhi dalam transaksi ada beberapa,

yaitu:

a) Pelaku akad, yaitu muqtaridh (peminjam) dan muqridh (pemberi pinjaman).

b) Objek akad, yaitu dana.

c) Tujuan, yaitu iwad

d) Pinjaman tanpa imbalan.

e) Shighah, yaitu ijab dan qabul.

b. Syarat Qardh28

Adapun syarat-syarat pihak yang berakad adalah:

1) Cakap hukum (Baligh& Berakal) dan tidak dalam keadaan gila, payah (sakit)

dan perwalian, kecuali dalam kondisi darurat.

2) Sukarela (ridha), tidak dalam keadaan dipaksa / terpaksa /dibawah tekanan.

3) Sedangkan syarat obyek (qardh) adalah:

a) Barang itu dapat diukur, ditimbang dan atau ditakar. Barang tersebut

termasuk dalam mal mitsly.

b) (Ulama Hanâfiyah). Sedang menurut Ulama Malikiyah, Syafi’iyah dan

Hanabilah, barang yang tergolong mal qimy, juga sah menjadi objek akad.

Menurut merekamal qimy meliputi : emas, perak, makanan, barang

perniagaan, dan lain sebagainya.

27

http://sitimariyam17.blogspot.com/2015/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html 14 Oktober

2018, 28

Ibid.

17

Barang itu bernilai harta dan boleh dimanfaatkan dalam Islam (mal

mutaqawwim)

Adapun Syarat Akad /sighot ialah:

1) Lafadz yang digunakan harus jelas yaitu qardh dan atau salaf.

2) Bagi muqridh, akad ditujukan dalam rangka menolong muqtaridh. Akad

qardh baru dinilai sempurna jika harta sudah diterima oleh orang yang

berutang.

2. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual merupakan pengertian-pengertian tentang kata-kata

penting yang terdapat dalam penelitian, sehingga tidak ada kesalahpahaman

tentang arti kata yang dimaksud.29

a. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

Perdesaan

Berdasarkan Penjelasan Petunjuk Teknis Operasional (PTO) PNPM-Mandiri

Perdesaan melalui Departermen Dalam Negeri Republik Indonesia :

PNPM-Mandiri Perdesaan Pada prinsip adalah program peningkatan

kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin perdesaan secara mandiri

melalui peningkatan partisipasi masyarakat (terutama masyarakat miskin,

kelompok perempuan dan komunitas/kelompok yang terpinggirkan),

meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat dan pemerintah, meningkatnya

modal sosial masyarakat serta inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna.30

29

Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum , (Jakarta: SinarGrafika, 2009), hlm.221 30

Tim Koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Nasional (PNPM) Mandiri-Perdesaan,

Penjelasan Petunjuk Teknis Operasional (PTO) lV Jenis dan Proses pelaksanaan Bidang

Kegiatan PNPM Mandiri-Perdesaan, (Jakarta: Departermen Dalam Negeri Republik Indonesia,

2007), hlm. 1

18

PNPM-Mandiri Perdesaan dengan programnya menyalurkan dana bergulir

ke masyarakat Melalui Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) melalui Pelaku

PNPM-Mandiri Perdesaan ke Rumah tangga Miskin (RTM).

b. Unit Pengelola Kegiatan (UPK)

Unit Pengelola Kegiatan (UPK) merupakan Lembaga yang melakukan

pengelolaan keuangan dan pinjaman dalam

PNPM-Mandiri Perdesaan dari Dana Bergulir. UPK adalah unit yang

mengelola operasional kegiatan PNPM-Mandiri Perdesaan di Kecamatan dan

Membantu BKAD Mengkoordinasikan pertemuan-pertemuan di kecamatan.

Pengurus UPK terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara. Pengurus UPK

berasal dari anggota masyarakat yang diajukan dan dipilih berdasarkan hasil

musyawarah desa.31

c. Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) di Unit Pengelola Kegiatan

(UPK) Kec. Jambi Luar Kota Kab. Muaro Jambi

Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) Berdasarkan Penjelasan

Petunjuk Teknis Operasional (PTO) PNPM-Mandiri Perdesaan melalui

Departermen Dalam Negeri Republik Indonesia. Kegiatan simpan pinjam untuk

kelompok perempuan (SPP) merupakan kegiatan pemberian permodalan untuk

kelompok perempuan yang mempunyai kegiatan simpan pinjam.32

31

Tim Koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Nasional (PNPM) Mandiri-Perdesaan,

Penjelasan Petunjuk Teknis Operasional (PTO) V Pelaku PNPM Mandiri-Perdesaan, , (Jakarta:

Departermen Dalam Negeri Republik Indonesia, 2007), hlm. 10. 32

Tim Koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Nasional (PNPM) Mandiri-Perdesaan,

Penjelasan Petunjuk Teknis Operasional (PTO) lV Jenis dan Proses pelaksanaan Bidang

Kegiatan PNPM Mandiri-Perdesaan, hlm. 58

19

d. Simpan Pinjam Kelompok Peremupan (SPP) Perspektif Hukum Islam

Pinjam meminjam dengan istilah Qardh adalah memotong sebagian harta

dari pemberi pinjaman kepada penerima pinjaman dan dikembalikan dalam

keadaan yang sama. Pinjam meminjam sifatnya tolong menolong dan wajib

dikembalikan pada prinsipnya dibolehkan. Kecuali ada dalil yang melarangnya.

Hal ini sesuai dengan surah Al Maidah (5):2 : “Dan tolong menlonglah dalam

perbuatan kebaikan dan bertakwa dan janganlah tolong menolong dalam

perbuatan dosa dan pelanggaran, bertaqwalah kepada allah, sungguh, allah sangat

berat siksaannya. maksud disini pelaku (UPK) dalam menolong dengan kebaikan

sesuai dengan prinsip pinjam meminjam dengan keadaan yang sama dalam

pembayaran, tanpa ada tambahan termasuk dalam dosa dan pelangaran. Atau

sebaliknya berlaku bagi anggota kelompok melakukan kezoliman dalam

pembayaran dengan melakukan tunggakan (cara pembayaran kepada pihak lain

dengan unzur eksploitasi) dan ingat akan siksaan (balasan) allah sangatlah pedih

dari pada sesama pelaku simpan pinjam itu sendiri.

Dan pinjam meminjam dengan unsur memanfaatkan yang menyebabkan

penindasan tidak dibolehkan dengan kata lain pinjam meminjam dengan unsur

tambahan atau berlipat ganda tidak dibolehkan.

Jadi, pinjam meminjam mengandung unsur penindasan, pemerasan

(eksploitasi) yang menyebabkan riba itu tidak diperbolehkan. Pinjam meminjam

yang di sebut riba nasiah yang bermakna tambahan waktu yang diberikan kepada

peminjam untuk membayar kembali pinjamannya dengan memberikan tambahan

20

atau nilai lebih.33

Pinjam meminjam dengan sifat konsumtif itu yang tidak

diperbolehkan karena tidak mendatangkan keuntungan untuk pengembalian

pinjaman sedangkan pinjam meminjam dengan sifatnya produktif diperbolehkan

karena mendatangkan keuntungan.

Hal yang menjadi fenomena di Simpan Pinjam Kelompok (SPP) menurut

Hukum Islam simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) di Indonesia masih

tergolong Konvensional. Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) di

Indonesia masih belum jelas (subhat). Simpan Pinjam Kelompok Perempuan

(SPP) bisa saja dikategorikan riba karena esensi dari riba ada bunga dan unsur

eksploitasi (penindasan, penganiayaan).

Diantara Unit Pengelola Kegiatan (UPK) dengan Anggota Kelompok, salah

satu penyebab kredit macet di UPK adalah tunggakan yang dilakukan oleh

anggota kelompok Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) sehingga

dana bergulir menjadi berkurang dan Unit Pengelola Kegiatan (UPK)

mengalami kerugian. Penyebab tunggakan menjadi kredit macet adalah

usaha hanya sebagai Formalitas sehingga dana bergulir digunakan sebagai

konsumtif atau usaha dalam manajemen kurang teliti dalam pencatatan

dalam administrasi usaha dan asset pribadi dicampur dengan modal

usahanya juga dapat menyebabkan kredit macet di Simpan Pinjam

Kelompok Perempuan (SPP).

Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) menurut Hukum Islam

berdasarkan kejadian atau peristiwa-perstiwa dengan prinsip syariah contoh:

Salah satu diantara Lembaga Program Nasional Masyarakat Pemberdayaan

(PNPM) Simpan Pinjam Kelompok (SPP) di Indonesia yang ada di aceh

tempatnya di aceh di kecamatan Montasik Aceh besar. Pihak Unit Pengelola

Kegiatan (UPK) dengan musyawarah Pimpinan kecamatan Aceh

(MUSPIKA) dan juga Nahdatul Ulama Aceh (NU) membuat suatu forum

untuk membahas Pembiayaan yang digunakan dapat dijalankan atau tidak.

Pihak MUSPIKA dan NU membolehkan system tersebut dijalankan, tetapi

tidak secara khusus mengesahkannya.

33

Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah, hlm.195

21

Bahakan di beberpa di beberapa Kecamatan di montasik, para ulama jum’at

menyampaikan kepada para jamaah nya bahwa pengelolaan perguliran yang

sedang dijalankan oleh UPK PNPM-Mandiri Perdesaan adalah hukumnya

haram karena menerapkan system bunga. Masyarakat menginginkan agar

UPK dalam mengelola perguliran menggunakan system syariah.

Karena permasalahan diatas beberapa pelaku Provinsi, Kabupaten mencoba

memfasilitasi UPK, dan Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) untuk

mendiskusikan Pola Pembiyayaan syariah serta meningkatkan kemampuan

atau pemahaman melalui pelatihan-pelatihan. Dalam hal ini ada keinginan

dari pihak UPK untuk menerapkan system ke pola syariah.dengan adanya

dasar hukum dalam Al-Qur’an Al Baqarah (2): 275:

Artinya: orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan

seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)

penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan

mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,

Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-

orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus

berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya

dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah.

orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-

penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.

Riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl. Riba nasiah ialah pembayaran

lebih yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. Riba fadhl ialah penukaran

suatu barang dengan barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya karena

orang yang menukarkan mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas dengan

emas, padi dengan padi, dan sebagainya. Riba yang dimaksud dalam ayat ini Riba

nasiah yang berlipat ganda yang umum terjadi dalam masyarakat Arab zaman

jahiliyah. Maksudnya: orang yang mengambil Riba tidak tenteram jiwanya

22

seperti orang kemasukan syaitan.Riba yang sudah diambil (dipungut) sebelum

turun ayat ini, boleh tidak dikembalikan.

Dari ayat diatas menjelaskan bahwa riba merupakan hal yang dilarang

karena hal itu, pihak UPK Kecamatan Montasikberkeinginan untuk

mengkonversikan dari system yang sebelumnya konvensional ke system syariah.

Pola pengoperasionalnya pihak UPK yang sebelumnya mmemakai system

konvensional melakukan pembiyayaan seperti pembiyayaan di bank-bank

konvensional salah satunya system kredit. Stelah terjadinya konversi ke pola

syariah, sistem yang digunakan adalah akad wakilah dan juga akad murabahah.

Dimana pihak pengurus kelompok yang telah mengajukan proposal mengajukan

pinjaman pada UPK dan UPK memberikan pinjaman kepada pengurus kelompok

apabila memenuhi syarat.34

Istilah pinjam meminjam untuk simpan pinjam kelompok perempuan (SPP)

syariah akan lebih baik mengarak ke pembiyaan untuk perbankan yang berbasis

syariah denagn pembiayaan. Istilah pembiayaan untuk usaha memerukan modal

agar berkembang. Perlu adanya kerjasama antara pemilik modal dengan pengelola

dengan demikian lebih baik menggunakan sistem bagi hasil, jual beli, dan sewa-

menyewa untuk suatu usaha. Kerja sama dalam hukum islam disebut syirkah

sesuai dengan bentu kerja sama dalam penyertaan modal disebut mudarabah dan

murabahan. Secara teknis mudarobah adalah akad kerjasama usaha antara dua

34

Zulaiva Ulya, Skripsi Sistem Operasional Konversi Dana Simpan Pinjam Pada PNPM

Mandiri dari Sistem Konvensional ke Sistem Syariah, (Aceh: Universitas Islam Negeri AR-

Raniry, 2016), hlm. 4

23

pihak dimana pihak pertama (Shahibul maal) menyediakan seluruh (100%)

modal, sedangkan pihak lanya menjadi pengelola (mudharib).35

Sistem Simpan Pinjam Kelompok perempuan (SPP) menurut Hukum Islam dari

konvensional ke syariah menjadi acuan untuk diteliti.

e. Hikmah Qardh

Adapun hikmah disyariatkannya qardh (pinjam Meminjam).

1) Dari sisi yang menerima pinjaman (muqtaridh) adalah membantu mereka

yang membutuhkan. Ketika seseorang sedang terjepit dalam kesulitan hidup,

seperti kebutuhan biaya. Kemudian orang yang ada orang yang bersedia

memberikan pinjaman uang tanpa dibebani tambahan bunga, maka beban dan

kesulitannya untuk sementara dapat teratasi.

2) Dilihat dari sisi pemberi pinjaman (muridh), qardh dapat menumbuhkan jiwa

ingin menolong orang lain, menghaluskan perasaannya, sehingga ia peka

terhadap kesulitan yang dialami oleh saudara, teman atau tetangganya.36

Dengan demikian pinjam meminjam dengan memberikan sesuatu kepada

peminjam dan peminjam membayar dalam keadaan yang sama termasuk tolong

menolong dalam perbuatan kebaikan dan bukan tolong menolong dalam perbuatan

dosa dan pelanggaran.

Pinjam meminjam apabila mengandung unsur tambahan atau ekploitasi

(pemerasan,penindasan) atau saling memberatkan adalah riba yang dilarang dan

termasuk perbuatan dosa dan pelanggaran. maka bertaubatlah atau bertaqwalah

kepada allah SWT. Karena balasan allah sangatlah berat.

35

Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, hlm. 95 36

Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah, (Jakarta:Amzah,2015), hlm. 277

24

Adapun sebab dilarangnya riba ialah karena riba mendatangkan

kemudaratan yang besar bagi umat islam yaitu: Riba menyebabkan permusuhan

antata individu yang satu dengan yang lain. Mehilangkan jiwa tolong menolong

diantara mereka.37

Dengan demikian untuk kemaslahatan umat perlu adanya pembiayaan

dengan sistem kerjasama antara pemilik modal dan penelola baik secara

Mudharobah (bagi hasil), Murabahah (jual Beli) dan wakalah (perwakilan) agar

mewujudkan sikap tolong menolong dalam perbuatan perbuatan kebajikan

(kebaikan) bukan tolong menolong dalam perbuatan dosa dan pelanggaran.

Dalam hal ini islam mendorong umatnya agar mau memberikan pinjaman

kepada orang lain yang membutuhkan dengan model “qardhul hasan” atau

pinjam tanpa bunga.

F. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan penelusuran terhadap beberapa karya penelitian sebelumnya

yang memiliki hampir sama dengan tema yang diangkat peneliti sebagai rujukan

penelitian diantaranya:

Dina Anggraeni Widia Saputri Praktik Pengembalian Pinjaman Pada

Koperasi Institut Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dalam

penelitian menyatakan bahwa (1) Praktek Pengembalian Pinjaman Pada Koperasi

Institut Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dalam prosedur kerja

telah efisien, dalam pengembalian pinjaman dengan biaya jasa yang di dapat dari

pinjaman akan dirapatkan dan dibagikan kembali kepada anggota koperasi (2)

37

Ibid., hlm. 263

25

Simpan Pinjam Dalam koperasi IAIN STS Jambi, menggunakan landasan , asas,

dan Tujuan koperasi Indonesia sebagaimana diatur dala UU 25 Tahun 1992

tentang Perkoperasian. (3) Tinjauan Hukum Bisnis Islam terhadap Praktik

pengembalian Pinjaman di Koperasi IAIN STS Jambi pada dasarnya memakai

Riba dan masih berjalan secara konvensional, namun apabila dilihat dari

perkembangan zaman maka terdapat hukum yang membolehkan hal tersebut.

Karena badan usaha koperasi, merupakan salah satu badan yang mencegah

timbulnya riba yang lebih besar.38

Wahdiah dengan Judul Sripsi Pengendalian Piutang Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesan (PNPM-MP) Di Kecamatan

Astambul Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. Hasil penelitian ini menunjukan

bahwa sistem pengembalian piutang yang diTetapkan oleh UPK adalah sistem

Tanggung Renteng dengan sanksi lokal untuk menghindari redit macet.

Ainin Ainun dengan Judul Skripsi Tinjauan Hukum Islam terhadap Bunga

Utang-Piutang dalam kegiatan Simpan Pinjam Untuk Kelompok Perempuan (studi

di PNPM mandiri perdesaan desa Minggir kecamatan winongan Kabupaten

Pasuruan dari penelitiannya pelaksanaan dan pengembalian utang-piutang pada

kegiatan SPP PPNPM Mandiri Perdesaan di desa minggir yaitu melalui pengajuan

pinjaman pengisian formulir, Foto Copy KTP dan pengembalin dari Anggota ke

Ketua Kelompok, Ketua TPK, Ketua UPK, dan Bunga sebesar1.5% dalam

transaksi Utang-piutang tersebut.

38

Dina Anggraeni Widia Saputri, Praktek Pengembalian Pinjaman Pada Koperasi Institut

Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, (Jambi, Syariah,2016), hlm. 11

26

Zulaiva Ulya dengan Judul Skripsi Sistem Operasional Konversi Dana

Simpan Pinjam Pada PNPM Mandiri dari Sistem Konvensional ke Sistem

Syariah. dari penelitiannya adalah Pertama: operasional sistem konversi UPK

Mandiri setelah konversi ke UPK Mandiri Syariah adalah dengan menerapkan

akad murabahah antara pihak UPK Mandiri Syariah Montasik dengan anggota

SPP. Kedua: Tingkat keberhasilan penerapan sistem syariah pada UPK Mandiri

Syariah Montasik dengan Banyaknya respon positif yang didapat dari anggota

SPP, Ketiga: Penerapan sistem konversi pada sistem simpan pinjam pada UPK

Mandiri kecamatanMontasik sesuai dengan ekonomi syariah, dimana dalam

praktiknya pihak UPK melakukan akad murabahah pada anggota kelompok

simpan pinjam dengan memperlihatkan rincian barang belanjaan kebutuhan

anggota kelompok SPP beserta harga barang tersebut, kemudian pihak UPK

Mandiri Syariah Montasik menerapkan margin 1% kepada Anggota Kelompok

Perbulan saat Pengambilan pinjam maksimal masa pinjaman 12 bulan.

Akan tetapi, dalam penelitian ini, peneliti hanya meneliti Praktik, Peran dan

Perpektif Hukum Islam Simpan Pinjam Kelompok Perempuan di Unit Pengelola

Kegiatan (UPK) di Pijoan Kec. Jambi Luar Kota Kab.Muaro Jambi. Dalam

penelitian ini ada perbedaan antara penelitian terdahulu yaitu apakah Praktik

Simpan Pinjam Kelompok Perempuan tegolong riba atau terdapat biaya

administrasi di UPK, dan apakah terdapat unsur eksploitasi lainya antara UPK dan

Anggota SPP.

27

BAB II

METODEPENELITIAN

Metode penelitian adalah suatu proses penelitian atau pemahaman yang

berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan

masalah manusia.39

Mengenai permasaahan pokok pada penelitian ini yang

berkisar pada Hukum Islam dan Praktik terhadap Simpan Pinjam Kelompok

Perempuan (SPP) di Unit Pengelola Kegiatan (UPK) di Pijoan Kec. Jambi Luar

Kota Kab. Muaro Jambi. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian

sebagai berikut:

A. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan penelitian dengan

metode pendekatan kualitatif dengann teknik analisis deskriptif. Penelitian

deskriftif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek dan

subjek sesuai dengan keadaannya.40

Menurut Kirk dan Miller, bahwa pendekatan kualitatif merupakan suatu

tradisi dalam ilmu pengetahuan yang bergantung pada pengamatan seseorang.

Pengamatan tersebut berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya

dan peristilahannya.41

Dalam penelitian ini penulis berusaha mendeskrisikan mengenai Hukum

Islam dan Praktik Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Unit Pengelola Kegiatan

(UPK) di Pijoan Kec. Jaluko Kab. Muaro Jambi.

39

Iskandar, Metode Penelitian Kualitatif, cet. Ke-1, (Jakarta: Gaung Persada, 2009), hlm.

11. 40

Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 163. 41

L. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja

Rosdakarya,2002),hlm. 4.

28

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil langsung dari sumbernya tanpa ada

perantara atau data yang diperoleh secara langsung di lapangan oleh yang

melakukan penelitian atau bersangkutan yang melakukannya.42

Data primer di sini adalah suatu data yang diperoleh penulis dari hasil

observasi, wawancara dengan Ketua UPK dan Staf UPK di Pijoan Kec. Jaluko

Kab. Muaro Jambi, dan dokumentasi berupa arsip dan peraturan di lapangan.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua data ini

diperoleh dengan cara mengutip dari sumber lain, sehingga tidak bersifat

authentik, karena sudah diperoleh dari tangan kedua, ketiga dan seterusnya43

atau

data sekunder adalah data yang berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat di

peroleh oleh peneliti dengan cara membaca, mendengarkan, dan melihat.44

Dalam penelitian tentang Terhadap Praktik Simpan Pinjam Kelompok

Perempuan (SPP) Perspektif Hukum Islam(Studi Kasus di Unit Pengelola

Kegiatan (UPK) di Pijoan Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro

Jambi)ini diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada

sebelumnya yang bisa diperoleh dari perpustakaan, laporan-laporan penelitian,

42

Sayuti Una (ed.), Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), (Jambi: Syariah Press,

2011), hlm. 178. 43

Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, cet. Ke-16, (Yogyakarta: Pusaka Pelajar, 2015),

hlm.91. 44

Ibid., hlm. 119.

29

buku dan semua yang berkaitan dengan penelitian, dan dokumen-dokumen yang

diperoleh dari UPK dan Lain- lain.

C. Instrumen Pengumpulan Data

Instrument pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data dan fakta penelitian.45

Intrumen pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

melakukan penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data. Adapun pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai

berikut :

1. Observasi

Observasi adalah kegiatan yang berhubungan dengan pengawasan,

peninjauan, dan penyelidikan riset.46

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah

proses-proses pengamatan dan ingatan.47

Observasi terbagi menjadi dua bagian, pertama participant observation

(observasi berperan serta) dan yang kedua non participant observation (tidak ikut

serta).

Observasi yang digunakan adalah observasi non partisipan yaitu peneliti

tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen Terhadap Praktik Simpan

45

Sayuti Una (ed.), Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), (Jambi: Syariah Press,

2011), hlm. 37. 46

W Gulo, Metode Penelitian, cet. Ke-7, (Jakarta: PT Grasindo, 2007), hlm. 116. 47

Ibid., hlm. 101.

30

Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) Perspektif Hukum Islam (Studi di Unit

Pengelola Kegiatan (UPK) di Pijoan Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten

Muaro Jambi).

2. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data dilakukan

dengan berhadapan secara langsung dengan yang diwawancarai tetapi dapat juga

diberikan daftar pertanyaan dahulu untuk dijawab pada kesempatan lain.48

Wawancara dapat juga diartikan suatu proses interaksi dan komunikasi

untuk mendapatkan informasi yang hanya dapat diperoleh dengan cara bertanya

langsung dengan responden.49

Wawancara digunakan untuk mendapatkan data mentah dari informan,

sehingga ditemukan data baru yang tidak terdapat dalam dokumen. Data mentah

yang diperoleh dari informan ini bermamfaat untuk menjawab rumusan masalah

didalam penelitian.50

Untuk mendapatkan data yang akurat maka dalam penelitian ini melakukan

wawancara dengan beberapa responden yaitu:

a. Di Unit Pengelola Kegiatan (UPK) diantaranya :

1) Ketua UPK

2) Staaf UPK

3) Anggota BP-UPK

48

Juliansyah Noor, Metode Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah, cet. Ke-

11, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm. 138. 49

Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, cet. Ke-19, (Jakarta: Pustaka

LP3ES Indonesia, 2008), hlm. 192. 50

Ibid.,hlm. 38-39.

31

b. Kelompok Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP)

1) Kelompok Nirwana

2) Kelompok Yasinan RT. 10

3) Kelompok Nurul Hikmah 2

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi

bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.51

Buku merupakan sumber yang sangat penting untuk melengkapi sebuah

penelitian, sumber internet disini sebagai bahan pelengkap data skripsi dimana

jika data yang tidak bisa didapatkan dari buku-buku atau data yang lainnya.

Dokumen merupakan data berbentuk dokumen yang lebih sering kita dapatkan di

lokasi penelitian ataupun tempat riset.

D. Teknik Analisis Data

Analisis yang digunakan untuk memahami hubungan dan konsep dalam data

sehingga dapat dikembangkan dan dievaluasi.52

Bedasarkan hal diatas dapat

dikemukakan disini bahwa analisis data yang digunakan peneliti adalah proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat dipahami

dengan mudah, serta membuat kesimpulan dengan tujuan agar dapat di

infomasikan dan mudah di pahami orang lain.

51

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan RND, cet. Ke-21, (Bandung:

Alfabeta, 2014), hlm. 240. 52

Ibid., hlm. 242.

32

Dalam penelitian kualitatif, data yang diperoleh dari berbagai sumber

dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam, dan

dilakukan secara terus-menerus.53

E. Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2018-2020

Feb

ruari

Sep

temb

er

Ok

tob

er

Maret

Jun

i

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajun Judul x

2 Pembuatan Proposal x x x

3 Perbaikan Proposal dan

Semiar

x x

4 Surat Izin Riset x

5 Pengumpulan Data x

6 Pengolahan dan

Analisis Data

x

7 Pembuatan Laporan

x x

8 Bimbingan dan

Perbaikan

x x

9 Agenda dan Ujian

Skripsi

x x

10 Perbaikan dan

Penjilidan

x x x

53

Ibid.,hlm. 243.

33

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan dan penyusunan serta pemahaman tentang

skripsi ini, maka penulis melakukan susunan dan sistematik penulisan sebagai

berikut:

BAB I Pendahuluan yang terdiri dari sub bab sebagai berikut : Latar

Belakang, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian,

Kerangka Teori dan Kerangka Konsep dan Tinjauan Pustaka.

BAB II Metode Penelitian yang terdiri dari sub bab sebagai berikut :

Pendekatan, Jenis dan Sumber Data, Instrumen Pengumpulan Data, Teknik

Analisis Data dan Jadwal Penelitian.

BAB III Gambaran Umum atau Lokasi Penelitian yang terdiri dari sub

bab sebagai berikut : Gambaran umum Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) serta Simpan Pnjam Kelompok

Perempuan (SPP) Khususnya, dan Unit Pengelolaan Kegiatan (UPK) di Pijoan

Kec. Jambi Luar Kota, Kab. Maro Jambi.

BAB IV Pembahasan dan Hasil Penelitian yang terdiri dari sub bab

sebagai berikut : Praktik Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) di Unit

Pengelola Kegiatan (UPK) di Pijoan Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten

Muaro Jambi dan Perpektif Hukum Islam Terhadap Praktik Simpan Pinjam

Kelompok Perempuan (SPP) Di Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Di Pijoan

Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.

BAB V Penutup yang terdiri dari sub bab sebagai berikut :

Kesimpulan dan Saran.

34

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Profil Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Madiri Perdesaan

(PNPM-MP)

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-

MP), yang telah diluncurkan oleh Presiden Republik Indonesia yang ke-5 Bapak

Susilo Bambang Yudhoyono pada 30 April 2007, di kota Palu, Provinsi Sulawesi

Tengah, Sejumlah upaya penanggulangan kemiskinan telah diluncurkan, salah

satu yang masih bertahan hingga sekarang adalah pemberian piutang oleh PNPM-

MP, yang dikelola oleh Unit Pengelola Kegiatan (UPK.) 54

Dana bergulir BLM

Mandiri Perdesaan bersumber dari: Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN), Anggaran Pendapatan dan belanja Daerah (APBD), Swadaya

Masyarakat dan Partisipasi dunia usaha55

Salah satu programnya adalah kegiatan kelompok Simpan Pinjam

Perempuan (SPP) dibawah Unit Kegiatan Pengelola (UPK) yang berada di

Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi. Kelompok SPP ini terdiri

dari masyarakat miskin produktif yang bertujuan untuk membangkitkan jiwa

Kewirausahaan para perempuan khususnya para Ibu rumah tangga sehingga dapat

meningkatkan perekonomian keluarganya dan` juga kesejahteraan masyarakat

pada umumnya.56

54

Ibid. 55

Tim Koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Nasional (PNPM) Mandiri-Perdesaan,

Penjelasan Petunjuk Opreasional IX (PTO)Pendanaan dan administrasi Kegiatan PNPM Mandiri

Perdesaan, (Jakarta: Departermen Dalam Negeri Republik Ind6nesia, 2007), hlm. 1 56

http://etheses.uin-malang.ac.id/334/Skripsi Ainin Ainun.pdf 11 Otober 2018.

35

B. Profil UPK Biarta Sejahtera Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten

Muaro Jambi

1. Pengantar

Kecamatan Jambi Luar Kota terletak di Kabupaten Muaro Jambi Propinsi

Jambi. Kecamatan ini terdiri dari 19 Desa dan 1 Kelurahan, Mata pencaharian

masyarakatnya mayoritas masyarakat disini adalah petani. Kecamatan ini

memiliki sejumlah sumberdaya alam potensial seperti perkebunan, pertanian,

perikanan, pasir, minyak, dll. Adapun produk unggulan pertanian Kecamatan ini

seperti Sayur mayur, karet, kelapa sawit, budidaya jamur. Produk Unggulan

Perikanan seperti tambak dan kolam ikan patin, ikan nila, ikan lele, dll. Produk

unggulan peternakan seperti sapi, kambing,

kerbau, ayam, bebek, dll. Serta unggulan produk lainnya seperti kerajinan

tangan, makanan ringan, dll.57

UPK Biarta Sejahtera Kecamatan Jambi Luar Kota berdiri sejak tanggal 23

Agustus 2008 yang awalnya masih bernama Unit Pengelola Kegiatan Sementara (

UPKS ) yang mencakup 18 Desa di Kecamatan Jambi Luar Kota. Kecamatan ini

telah ikut berpartisipasi dalam kegiatan PNPM ini sejak tahun 2008.58

2. Visi dan Misi

VISI

Menjadi UPK yang profesional , Mandiri dan selalu menjadi mitra masyarakat

, Serta Meningkatkan peran serta masyarakat dalam Pembangunan di

kecamatan jambi luar kota.59

57

Unit Pengelola Kegiatan (UPK) BIARTA SEJAHTERA Kecamatan Jambi Luar Kota

Kabupaten Muaro Jambi, Profil Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Jambi Luar Kota

Kabupaten Muaro Jambi, (Jambi :UPK Biarta,2008, hlm. 1 58

Ibid. 59

Ibid., hlm.1

36

MISI

1. Mengembangkan kelompok SPP menjadi kelompok pengelola kegiatan

Simpan pinjam ditingkat Desa atau di tingkat beberapa Desa

2. Mendampingi Kelompok SPP untuk Mandiri

3. Melaksankan tertib administrasi di tingkat UPK

4. Mendampingi TPK dalam membuat pembukuan dan pengadministrasian

laporan keuangan dan laporan fisik kegiatan.

5. Meningkatkan kesejahteraan Masyarakat Khususnya di kecamatan jambi luar

kota melalui kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan.

3. Kepengurusan 60

Pengurus UPKS Periode 2008

Ketua : M. Ridho, SE

Sekretaris : Sahroni

Bendahara : Pahrul

Pengurus UPK Periode 2009

Ketua : M. Ridho, SE

Sekretaris : Pahrul

Bendahara : Wita Budiarti Tanjung

Pengurus UPK Periode 2010

Ketua : Pahrul

Sekretaris : R. Abdullah

Bendahara : Ratumas Sarona

Staf : Dedi

Pengurus UPK Periode 2011 - 2019

Ketua : Pahrul

Sekretaris : Rika Meirani, S.Pd

Bendahara : Ratumas Sarona

Staf : Dedi, SE

Pengurus BKAD Periode 2008-2014

Ketua : A. Rasyid

Sekretaris : Suryati, S.Pd

Bendahara : Rina Yulienti, S.Pd

Pengurus BKAD Periode 2014-2019

Ketua : Darmawi, S.Pd

Sekretaris : Ariani Bombong, SH

Bendahara : Ratna Eliana, S.Sos

Pengurus BP UPK Periode 2011-2014

Ketua : Aminuddin, S.Ag.M.Fill

Anggota : Samsul Bahri

Anggota : Netty Yulianingsih

Pengurus BP UPK Periode 2014-2019

60

Ibid., hlm.2

37

Ketua : Aminuddin, S.Ag.M.Fill

Anggota : Samsul Bahri

Anggota : Ria Fitriyanti , S.Pd

C. Informasi Umum Pengelolaan Dana Dan Kegiatan Perkembangan

Kelembagaan UPK

1. Perkembangan BKAD

Pada tanggal 23 Agustus 2008 terbentuklah suatu lembaga yang dinamaka

Badan KerjaSama Antar Desa yang dibentuk atas dasar kesepakatan antar desa

dimana sebagai ketua terpilih adalah Bapak A.,Rasyid, terpilih sebagai Sekretaris

Ibu Suryati , terpilih sebagai bendahara Ibu RinaYulienti , pada perkembangannya

BKAD sangat membantu dalam pengelola partisipasi masyarakat, kegiatan antar

desa memberikan paayung hukum. Merumuskan, membahas, dan menetapkan

kanrencana strategis disamping itu BKAD mengawasi, memeriksa ,serta evaluasi

kinerja UPK.61

Untuk itu kami Unit Pengelola Kegiatan mengucapkan terimakasih atas kritikan,

saran, arahan, serta bimbingan dari BKAD sehingga semua ini dapat berjalan

secara baik.

2. Perkembangan UPK

Pada tanggal 23 Agustus 2008 terbentuklah suatu lembaga yang dinamakan

Unit Pengelola Kegiatan Sementara yang terpilih sebagai Ketua yaitu M.

Ridho,SE, sebagai Sekretaris yaitu Sahroni, sebagai Bendahara yaitu Pahrul. Pada

perkembangannya Kepengurusan UPK telah berganti sebanyak 3 kali dan sampai

sekarang UPK telah menambah staf sebanyak 1 orang ini dikarenakan beban kerja

yang bertambah sehingga kami mengusulkan menambah staf.

61

Ibid., hlm. 3

38

3. Perkembangan BP-UPK

Bersama dengan terbentuknya BKAD dan UPK, padatanggal 23 Agustus

2008 terbentuklah BP-UPK dimana terpilih sebagai Ketua adalah Bapak

Aminuddin, terpilih sebagai Sekretaris adalah Bapak Samsul Bahri, serta terpilih

sebagai Bendahara adalah Ibu Netty Yulianingsih. Badan Pengawas sangat

membantu dalam memberikan kritikan, arahan dan bimbingan baik menyangkut

administrasi keuangan maupun kegiatan lainnya dalam bentuk audit keuangan

UPK bulanan, Alhamdulillah sampai saat ini masih on tehe track.Untuk itu pada

tahun anggaran 2009 dianggarkan transport BP-UPK sebesar 2% dari RAB

D. Profil Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP)

Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) adalah kegiatan pemberian

permodalan untuk kelompok perempuan yang mempunyai kegiatan simpan

Pinjam. Tujuan umum kegiatan SPP ini adalah untuk mengembangkan potensi

kegiatan simpan pinjam perdesaan. Kemudian akses pendanaan usaha skala

mikro, pemenuhan kebutuhan pendanaan sosial dasar, dan memperkuat

kelembagan kegiatan kaum perempuan serta mendorong pengurangan rumah

tangga miskin dan menciptakan lapangan pekerjaan. Sedangkan tujuan secara

khusus kegiatan SPP ini adalah mempercepat proses pemenuhan kebutuhan

pendanaan usaha ataupun sosial dasar, memberikan kesempatan kaum perempuan

meningkatkan ekonomi rumah tangga melalui pendanaan modal usaha,

mendorong penguatan kelembagaan simpan pinjam oleh kaum perempuan.62

62

Tim Koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Nasional (PNPM) Mandiri-Perdesaan,

Penjelasan IV (Jenis dan Proses Pelaksanaan Bidang Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan)

Petunjuk Opreasional (PTO), hlm. 1

39

1. Pengembangan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP)

a. Kategori Kelompok

Kategori kempok sasaran dana bergulir adalah kategori kelompok pemanfaat

berdasarkan:63

1) Kategori Faktor Pemersatu (faktor pengikat) kelompok

Kelompok berdasarkan faktor pemersatu kelompok dibedakan menjadi:

a) Kegiatan Ekonomi adalah kelompok terbentuk dengan alat pemersatu kegiaan

ekonomi, misalnya mengelola usaha secara bersama

b) Kegiatan kemasyarakatan adalah kelompok terbentuk dengan alat pemersatu

kegiatan sosial atau kemasyarakatan, misalnyakegiatan arisan, pengajian,

kebaktian dan sebagainya.

c) Geografis/wilayah adalah kelompok yang terbentuk dengan alat pemersatu

yaitu lokasi geografis.

2) Kategori Jenis Kelompok

Pembedaan jenis kelompok berdasarkan kegiatan usaha kelompok yang

telah dilakukan dibedakan menjadi:

a) Kelompok aneka usaha adalah kelompok pelaku usaha yang usahanyadikelola

secara individu masing-masing dan tergantung sebagai kelompok pemanfaat

BLM dan dana bergulir. Misalnya kelompok usaha disekitar pasar.

63

Tim Koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Nasional (PNPM) Mandiri-Perdesaan,

Penjelasan X (Pengelolaan Dana Berulir ) Petunjuk Opreasional (PTO), (Jakarta: Departermen

Dalam Negeri Republik Ind6nesia), hlm. 1

40

b) Kelompok usaha bersama (KUB) adalah kelompok pelaku usaha yang

mengelola usaha dalam satu manajajemen atau pengelolaan misalnya

kelompok perternakan sapi dan kelomok pengrajin.

c) Kelompok simpan pinjam (KSP) adalah kelompok yang mempunyai kegiatan

simpan dan pinjam. Kelompok ini dibedakan menjadi kelompok SPP dan

kelomok campuran.

3) Kategori Perkembangan Kelompok

Pembedaan kategori kelompok bertujuan untuk menggolongkan

kelembagaan kelompok berdasarkan perkembangan keompok kesiapan kelompok

dalam mengelola dana bergulir sebagi berikut:

a) Kelompok pemuda adalah jika hasil penjualan nilai indikator sampai dengan9

sembilan)

b) Kelompok berkembang adalah jika hasil penjumlahan nilai indikator antara 10

(sepuluh) sampai dengan 18 (delapan Belas)

c) Kelompok siap/matang adalah jika hasil penjumlahan nilai indikator di atas 18

(delapan belas)

Perhitungan nilai dengan melakukan penjumlahan indikator pada masing-

masing indikator-indikator: ikatan pemersatu, kegiatan kelompok, pengurus,

aturan iuran dan administrasi pada kelompok.

41

Tabel indikator dan nilai untuk melakukan kategorisasi sebagai berikut:

Tabel Indikator

Perkembangan Kelompok SPP

Indikator Nilai= 1 Nilai= 2 Nilai= 3 Nilai= 4

Ikatan

Pemersatu

Ikatan pemersatu

adalah domisili

atau geografis

atau keluarga

Ikatan pemersatu

kemasyarakatan/ekonomi

/simpan pinjam kurang

dari satu tahun

Ikatan pemersatu

kegiatan simpan

pinjam antara

satu tahun

Sampai tiga tahun

Ikatan pemersatu

kegiatan simpan

pinjam lebih dari

3 tahun

Kegiatan

anggota

untuk

tujuan

bersama

Belum

mempunyai

kegiatan secara

rutin

Mempunyai kegiatan

tetapi belum terencana

dengan baik

Mempunyai

kegiatan simpan

pinjam yang

masih berjalan

dengan baik

Mempunyai

kegiatan simpan

pinjaman yang

terus berkembang

dengan baik

Pengurus

Belum

mempunyai

pengurus yang

disepakati oleh

anggota

Pengurus belum

mempunyai pertemuan

tetapi belum secara rutin

Pengurus

mempunyai

pertemuan rutin

tetapi belum

mempunyai

agenda pertemuan

terencana

Pengurus

mempunyai

pertemuan rutin

dan mempunyai

agenda pertemuan

yang terencana

dengan baik

Aturan

kelompok

Belum ada

kesempatan untuk

mencapai tujuan

bersama

Mempunyai kesempatan

untuk mencapai tujuan

bersama tetapi tidak

secara tertulis

Mempunyai

aturan tertulis

tetapi belum

seluruhnya

dilaksanakan

Mempunyai

AD/ART yang

telah dilaksanakan

dengan bak

Iuran

anggota

Belum

mempunyai iuran

anggota secara

wajib tetap

Mempunyai iuran tetapi

belum mencukupi untuk

operasional kelompok

Mempunyai iuran

wajib dan

sukarela untuk

operasional

kelompok

Mempunyai iuran

wajib,iuran

sukarela dan

simpanan sebagai

modal usaha

kelompok

Administrasi

kelompok

Belum

mempunyai

administrasi

secara tertulis

Mempunyai administrasi

tertulis tetapi belum

mempunyai laporan

tertulis

Mempunyai

administrasi

tertulis dan

mempunyai

laporan tertulis

tetapi belum

secara rutin

dipertanggung

jawabkan

Mempunyai

administrasi

tertulis dan

mempunyai

laporan tertulis dan

secara rutin

dipertanggung

jawabkan

42

4) Kategori Fungsi Kelompok

Pembedaan fungsi kelompok bertujuan untuk menggolongkan kelembagaan

kelompok berdasarkan fungsi pelayanan kepada pemanfaat atau masyarakat.

Fungsi kelompok dibedakan menjadi:

a) Kelompok chanelling (penyalur) adalah kelomok yang hanya menyalurkan

pinjaman dari UPK kepada pemanfaat tanpa mengubah persyaratan yang

ditetapkan oleh UPK

b) Kelompok Executing (pengelola )adalah kelompok yang mengelola pinjaman

dari UPK secara mandiri sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh

kelompok kepada masyarakat.

b. Fasilitasi Penguatan Kelembagaan

Fasilitasi Penguatan Kelembagaan adalah pengutan kelembagaan kelompok

yang sesuai dengan ketentuan program fasilitasi penguatan kelembagaan dapat

dilakukan atas dasar bebrapa hal diantaranya:

1) Berdasarkan jenis kelompok

Fasilitasi jenis kelomok difokuskan pada perubahan jenis kelompok aneka

usaha menjadi kelompok aneka usaha harus difasilitasi menjadi jenis kelompok

simpan pinjam atau kelompok usaha bersama dengan langkah fasilitasi sebagai

berikut:

a) Melakukan identifikasi dan evaluasi kecendrungan sktivitas kegiatan atau

usaha anggota yang tergabung dalam kelompok.

b) Menentukan jenis kelompok berdasarkan hasil evaluasi kecendrungan.

43

c) Melakukan pengaturan lanjutan jika disepakati sebagai kelompok simpan

pinjam sehingga memenuhi persyaratan sebagai lembaga executing.

2) Berdasarkan Kategori Perkembangan Kelompok

Fasilitas kategori kelompok diarahkan dengantujuan peningkatan status

kategori kelompok. Misalnya kelompok pemula menjadi kelompok berkembang.

Kelompok berkembang menjadi kelompok siap.

3) Berdasarkan Fungsi Kelompok

Fasilitasi fungsi kelompok diarahkan pada penguatan kelembagaan

kelompok simpan Pinjam dari Chanelling(penyalur) menjadi Executing

(pengelola). Tujuan kelompok sebagai lembaga pengelola pinjaman adalah untuk

memperkuat permodalan kelompok, memperluas pelayanan pinjaman masyarakat

serta, mempersingkat waktu proses pelayanan. Sebagai lembaga pengelola

pinjaman, kelompok dapat melakukan pengelolan dana bergulir secara mandiri.

Kelompok dalam hal ini dapat melakukan seleksi pemanfaat pinjaman, Penentuan

jumlah angsuran, penentuan tingkat bunga, penentuan jadwal angsuran, dan

penentuan persyaratan pinjaman.

c. Fasilitas Pengembangan Kegiata/Usaha Kelompok

Fasilitas Pengembangan Kegiata/Usaha Kelompok adalah upaya yan dapat

membantu pengembangan kegiatan kelompok berdasarkan pada jenis kelompok.

Fasilitas pengembangan kegiatan kelompokberdasarkan pada jens kelompok yaitu

kelompok simpan pinjam sebagai pengelola pinjaman(executing) dan kelompok

usaha bersama. Kegiatan fasilitas dapat dilakukan sebagai berikut:

44

1) Kelompok Simpan Pinjam

a) penguatan Organisasi dengan fasilitas pembuatan AD/ART, fasilitas

Pembuatan SOP, dan sebagainya.

b) Penguatan Pengelola Keuangan sengan fasilitas penguatan administrasi dan

pelaporan keuangan, fasilitas penignkatanpermoalan dengan pengembangan

jaringan, fasilitasi peningkatan simpanan anggota, dan sebagainya.

c) penguatan Pengelolaan Pinjaman dengan fasilitasi penmbuatan aturan dan

mekanisme penyaluran pinjaman, fasiltasi pentuan persyaratan pinjaman,

fasilitsi Pengelolaan Pinjaman Bermaalah, dan sebagainya.

2) Kelompok Usaha Bersama

a) Penguatan Organisasi/manajemen dengan melakukan fasilitasi peningkatan

kapasitas pengurus dan anggota kelompok dalam organisasi ataupun

menajemen.

b) Penguatan Pengelolaan Usaha:

(1) Aspek Pemasaran yang mencakup kualitas produk, jaringan distribusi, strategi

promosi, persaingan harga jual dan sebagainya.

(2) Produksi/Operasi yang mencakup masalah supply bahan baku, proses

produksi (sistem, kapasitas sarana dan kapasitas sumber daya manusia) dan

sebagainya.

(3) Pengelolaaan keuangan :

(a) berupa administrasi dan pelaporan keuangan;

(b) Peningkatan permodalan yang mencakup permodalan untuk pengembangan

sarana/prasarana maupun modal kerja.

45

3) Pengembangan Jaringan

Fasilitasi pengembangn jaringan diarahkan pada pengembangan kegiatan

atau usaha kelompok dengan penekanan pada penyedian informasi-informasi

kepada kelompok yang mendukung kegiatan/usaha yang mencakup informasi.

a) Bantuan Teknik misalnya: lembaga-lembaga pelatihan, instansi terkait

penyedian pelatihan, lembaga swadaya masyarakat.

b) Permodalan misalnya: bank, lembaga keuangan, program-program bantuan.

c) Usaha misalnyya: penyedian bahan baku, jaringan pemasaran, diverifikasi

usaha.

2. Peubahan Kelompok

Tujuan perubahan kelompok adalah meningkatan kualitas kelompok melalui

proses sebagai berikut:

a) Pengubahan kelompok adalah pembentukan kelompok baru berdasarkan

penggabungan lebih dari satu kelompok pinjaman. Tujuan penggabungan

kelompok baru agar kelompok menjadi lebih sehat dan lebih baik. Jika

penggabungan kelompok ini dilakukan sesama kelompok peminjam maka

harus mendapatkan persetujuan BKAD/MAD atau telah diatur dalam

ketentuan perguliran yang disetujui oleh BKAD/MAD.

b) Pemekaran kelompok adalah pemecahan satu kelompok pinjaman menjadi

lebih dari satu. Tujuan pemekaran agar kelompok lebih sehat dan lebih baik.

Pemecahan kelompk ini biasanya terjadi karena wilayah pelayanan.

46

c) Penambahan anggota kelompok adalah penambahan jumlah anggota

kelompok dari yang sudah ada dengan tujuan membentuk kelompok yang

lebih sehat dan menambah jumlah pemanfaat.

d) Pengurangan anggota kelompok adalah pengurangan jumlah anggota

kelompok dari yang sudah ada dengan tujuan membentuk kelompok yang

sehat dan berdasarkan ketentuan kesepakatan kelompok.

47

Alur Pengembangan Kelompok

KELOMPOK MASYARAKAT

KELOMPOK BERDASARKAN

DOMISILI

KELOMPOK BERDASARKAN

AKTIVITAS SOSIAL

KELOMPOK BERDASARKAN

AKTIVITAS EKONOMI

KATEGORISASI PERKEMBANGAN : 1. IKATAN PEMERSATU

2. TUJUAN BERSAMA

3. KEPENGURUSAN

4. ATURAN KELOMPOK

5. IURAN ANGGOTA

6. KUALITAS ADMINISTRASI

KELOMPOK PEMULA

KELOMPOK USAHA

BERSAMA

KELOMPOK SIAP KELOMPOK BERKEMBANG

PENGGOLONGAN

KELOMPOK SIMPAN

PINJAM

KELOMPOK ANEKA

USAHA

FUNGSI CHANELLING FUNGSI EXECUTING

BADAN USAHA : 1. KOPERASI

2. PT

BADAN HUKUM : KOPERASI SIMPAN PINJAM

48

2. Kegiatan Simpan Pinajam Untuk Kelompok Perempuan (SPP)

Kegiatan untuk Kelompok Perempuan (SPP) merupakan kegiatan

pemberian permohonan untuk kelompok perempuan yang mempunyai kegiatan

simpan pinjam.64

a. Tujuan dan Ketentuan Umum

1) Tujuan umum

Secara umum kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi kegiatan

simpan pinjam perdesaan kemudahan akses pendanaan usaha skala mikro,

pemenuhan kebutuhan pendanaan sosial dasar, dan memperkuat kelembagaan

kegiatan kaum perempuan serta mendorong pengangguran rumah tangga miskin

dan penciptaan lapanga pekerjaan.

2) Tujuan khusus

a) Memprcepat proses pemenuhan kebutuhan pendanaan usaha ataupun sosial

dasar.

b) Membrikan kesempatan kaum perempuan meningkatkan ekonomi rumah

tangga melalui pendanaan modal usaha.

c) Mendorong penguatan kelembaggan simpan pinjam oleh kaum peempuan

b. Ketentuan Dasar

1) Kemudahan, artinya masyarakat miskin dngan mudah dan cepat mendapatkan

pelayanan pendanaan kebutuhan tanpa syarat agunan

64

Tim Koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Nasional (PNPM) Mandiri-Perdesaan,

Penjelasan lV Jenis dan Proses pelaksanaan Bidang Kegiatan PNPM Mandiri- Perdesaan,

(Jakarta: Departermen Dalam Negeri Republik Ind6nesia), hlm. 58

49

2) Terlembagakan, artinya dana kegiatan SPP disalurkan melalui kelompok yang

sudah mempunyai tata cara dan prosedur yang baku dalam pengelolaan

simpanan dan pengelolaan pinjaman.

3) Keberdayaan, artinya proses pengelolaan didasari oleh keputusan yang

profesional oleh kaum peempuan dengan mempertimbangkan pelestarian dan

pengembangan dana bergulir guna meningkatkan kesejahteraan

4) Pengembangan, aerinya setiap keputusan pendanaan harus berorientasi pada

peningkatan pendapatan sehingga meningkatkan pertumbuhan aktivitas

ekonomi masyarakat perdesaan.

5) Akntabilitas, arinya dalam melakukan penggelolaan dana bergulir harus dapat

di pertanggung jawabkan kepada masyarakat.

2. Ketentuan Pendanaan BLM

Dana bantuan langsung masyarakat (BLM) adalah dana yang disediakan

untuk mendanai kegiatan simpanan pinjam kelompok perempuan (SPP)

perkecamatan maksimal 25% dari dana alokasi BLM.

a. Sasaran, Bentuk Kegiatan dan Ketentuan Kelompok SPP

1) Sasaran Program

Sasaran program adalah rumah tangga miskin yang produkif yang

memerlukan penandaan kegiatan usaha ataupun kebetuhan sosial dasar

melalui kelomok simpan pinjam perempuan yang sudah ada di masyarakat.

50

2) Bentuk Kegiatan

Bentuk kegiatan SPP adalah memberikan dana pinjaman sebagai tambahan

modal kerja bagi kelompok kaum perempuan yang mempunyai pengelolaan

dana simpanan dan simpanan dan pengelolaan dana pinjaman.

E. Ketentuan Kelompok SPP

Ketentuan kelompok SPP adalah:

1) kelompok yang dikelola dan anggotannya perempuan, yang satu sama saling

mengenal, memiliki kegiatan trtentu dan pertemuan rutin yang sudah berjalan

sekurang-kurangnya satu tahun.

2) mempunyai kegiatan simpan pinjam dengan aturan pengelolaan dana

simpanan dan dana pinjaman yang telah disepakati.

3) telah mempunyai modal dan simpanan dari anggota sebagai sumber dana

pinjaman yang diberikan kepada anggota.

4) kegiatan pinjaman pada kelompok masih berlangsung dengan baik.

5) mempunyai organisasi kelompok dan administrasi secara sederhana

1. Mekanisme Pengelolaan

Mekanisme tetap mengacu pada alur keiatan program akan tetapi perlu

memberikan beberapa penjelasan dalam tahapan sebagai berikut :

a. MAD Sosialisasi

Dalam MAD Sosialisasi dilakukan sosialisasi ketentuan dan persyaratan untuk

kegiatan SPP sehingga perilaku-perilaku tingkat desa memahami adanya

kegiatan SPP dan dapat memanfatkan.

51

b. Musdes Sosialisasi

Dalam Musdes Sosialisasi dilakukan sosialisasi ketentuan dan persyaratan

untuk kegiatan SPP di tingkat desa sehingga perilaku-perilaku tingkat desa

memahami adanya kegiatan SPP dan melakukan persiapan proses lanjutkan.

c. Musyawarah Dusun

Proses identitas kelompok melalui musyawarah di dusun/ kampung dengan

proses sebagai brikut.

1) Identifikasi kelompok sesui dengan ketentuan tersebut di atas termasuk

kondisi anggota.

2) Kader melakukan identifikasi perkembangan kelompok SPP dan melakukan

kategorisasi kelompok yang terdiri dari: kelompok pemula, kelompok

berkembang dan kelompok siap. Proses katagorisasi kelompok mengacu pada

ketentuan kategori perkembangan kelompok. Menyiapkan daftar pemanfaat

setiap kelompok beserta jumlah kebutuha dan daftar rumah tangga miskin

yang akan menjadi pemanfaat.

3) Rumah tangga miskin yang belum menjadi anggota kelompok agar dilakukan

tawaran dan fasilitasi untuk menjadi anggota kelompok sehingga dapat

menjadi pemanfaat.

4) Hasil musyawarah dusun dituangkan dalam berita acara dilampiri :

a) Daftar kelomok yang diindentifikasi,

b) Kelompok SPP dengan daftar pemanfaat yang diusulkan,

c) Peta sosial dan peta rumah tangga miskin,

d) Rekap kebutuhan pemanfaat.

52

2. Musyawarah desa dan MKP

Musyawarah ini merupakan tahapan seleksi di tingkat desa adalah :

a. Penentuan usulan desa untuk kegiatan SPP melalui keputusan musyawarah

khusus perempuan (MKP). Hasil keputusan dalam MKP merupakan usulan

desa untuk kegiatan SPP.

b. Hasil keputusan diajukan berdasarkan seluruh kelompok yang diusulkan

dalam paket usulan desa.

c. Penulisan usulan kepompok adalah tahapan yang menghasikan proposal

kelompok yang akan dikompetensikan di tingkat kecamatan.

d. Dalam penulisan usulan SPP paling tidak harus memuat hal sebagai berikut :

1) Sekilas kondisi kelompok SPP

2) Gambaran kegiatan dan rencana yang menjelaskan kondisi anggota, kondisi

permodalan, kualitas pinjaman, kondisi operasional, pencana usaha dalam

satu tahun yang akan datang, perhitungan rencana kebutuhan dana,

3) Daftar calon pemanfaat untuk dana yang diusulkan dilengkapi dengan peta

sosial dan peta rumah tangga miskin.

3. Verifikasi

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses verifikasi kegiatan SPP adalah :

a. Penetapan formulir verifikasi

Penetapan formulir verifkasi merupakan proses penyesuaian dengan contoh

format formulir yang telah tersedia. Contoh format formulir masih harus

disesuaikan dengan kondisi lokal namun tidak mengurangi prinsip dasar penilaian

dengan model CAMEL (Capiital, Assets, Mangement, Earning, dan Liquidity)

53

yaitu : penilaian tentang permodalan, kualitas pinjaman, manjemen, pendapatan

dan likuiditas. Contoh formulir ada diformulir PTO.

b. Proses pelaksanaan Verifikasi

Verifikasi kelompok SPP mencakup bebrapa hal sebagai berikut :

1) Pengalaman Kegiatan Simpan Pinjam

2) Persyaratan kelompok

3) Kondisi kegiatan simpan pinjam,dengan penilain:

a) Permodalan

b) Kualitaspinjaman

c) Administrasi dan pengelolaan

d) Pendapatan

e) Likuiditas (pendanaan jangka pendek)

4) Penilaian khusus rencana kegiatan

5) Jumlah rumah tanggga miskin sebagai calon pemanfaat diverifikasi

Dengan daftar rumah tangga miskin.

6) Penilaian kategorisasi kelompok.

54

Kaegori Tingkat Perkembangan Kelompok

Tabel Indikator

Perkembangan Kelompok SPP

Indikator Nilai= 1 Nilai= 2 Nilai= 3 Nilai= 4

Ikatan

Pemersatu

Ikatan pemersatu

adalah domisili

atau geografis

atau keluarga

Ikatan pemersatu

kemasyarakatan/ekonomi

/simpan pinjam kurang

dari satu tahun

Ikatan pemersatu

kegiatan simpan

pinjam antara

satu tahun

Sampai tiga tahun

Ikatan pemersatu

kegiatan simpan

pinjam lebih dari

3 tahun

Kegiatan

anggota

untuk

tujuan

bersama

Belum

mempunyai

kegiatan secara

rutin

Mempunyai kegiatan

tetapi belum terencana

dengan baik

Mempunyai

kegiatan simpan

pinjam yang

masih berjalan

dengan baik

Mempunyai

kegiatan simpan

pinjaman yang

terus berkembang

dengan baik

Pengurus

Belum

mempunyai

pengurus yang

disepakati oleh

anggota

Pengurus belum

mempunyai pertemuan

tetapi belum secara rutin

Pengurus

mempunyai

pertemuan rutin

tetapi belum

mempunyai

agenda pertemuan

terencana

Pengurus

mempunyai

pertemuan rutin

dan mempunyai

agenda pertemuan

yang terencana

dengan baik

Aturan

kelompok

Belum ada

kesempatan untuk

mencapai tujuan

bersama

Mempunyai kesempatan

untuk mencapai tujuan

bersama tetapi tidak

secara tertulis

Mempunyai

aturan tertulis

tetapi belum

seluruhnya

dilaksanakan

Mempunyai

AD/ART yang

telah dilaksanakan

dengan bak

Iuran

anggota

Belum

mempunyai iuran

anggota secara

wajib tetap

Mempunyai iuran tetapi

belum mencukupi untuk

operasional kelompok

Mempunyai iuran

wajib dan

sukarela untuk

operasional

kelompok

Mempunyai iuran

wajib,iuran

sukarela dan

simpanan sebagai

modal usaha

kelompok

Administrasi

kelompok

Belum

mempunyai

administrasi

secara tertulis

Mempunyai administrasi

tertulis tetapi belum

mempunyai laporan

tertulis

Mempunyai

administrasi

tertulis dan

mempunyai

laporan tertulis

tetapi belum

secara rutin

dipertanggung

jawabkan

Mempunyai

administrasi

tertulis dan

mempunyai

laporan tertulis dan

secara rutin

dipertanggung

jawabkan

55

Dengan memperhatikan indikator-indikator tersebut diatas dan memberikan

nilai pada setiap indikator kemudian menunjukan nilai maka terhadap kelomok

dapt dikategorisasi menjadi :

a) kelompok pemula adalah jika hasil penjumlahan nilai tiap-tiap indikator samai

dengan 9 (sembilan)

b) kelompok berkembang adalah jika hasil penjumlahan nilai tiap-tiap indikator

antara 10 (sepuluh) sampai dengan 18 (delapan belas)

c) kelompok siap/ matang adalah jika hasil penjumlahan nilai penjumlahan nilai

tiap-tiap indikator diatas 18 (delapan belas).

7) Pembuatan berita acara (BA) hasil verifikasi, dalam BA tersebut

mencantumkan rekomendasi tersebut jumlah usulan kelompok apakah sudah

dalam kewajaran, ketertiban rumah tangga miskin sebagai pemanfaaat, dan

kategorisasi perkembangan kelompok.

4. MAD Perioritas Usulan

Tahapan ini merupakan tahapan evaluasi akhir dengan model prioritas

kebutuhan dengan mempertimbangkan hasil verifiksi perioritas penilaian

diletakkan pada kelompok yang lebih mengutamakan calon pemanfaatkategori

rumah tangga miiskin

dalam tahapan perioritas kebututhan ini menilai usulan-usula kelompok yang

tergabung dalam paket usulan desa. Penilaian dilakukan dengan basis usulan

kelompok sehingga jika ada kelompok yang tidak layak maka tidak secara otmatis

menggugurkan paket usulanterebut, kelompok yang dianggap layak tetap

mendapatkan pendanaan sampai jumlah kuota BLM terpenuhi.

56

Pemeringkatan dilakukan pada seluruh kelompok SPP tanpa memperhatikan

asal desanya, sehingga rangking prioritas yang di peroleh merupakan peringkat

kelompok bukan peringkat paket usulan desa atau desa.

Hasil pemeringkatan kelompokSPP sudah dapat menunjukan kebutuhan

pendanaan BLM untuk SPP sehingga sudah dapat ditentukan kelompok-

kelompok layak yang akan didanai dari BLM. Untuk kelompok yang layak dan

akan didanai BLM, tahapan selanjutnya adalah melakukan penyempurnaan

dokumen usulan misalnya KTP dan perjanjian Pinjaman prioritas kebutuhan

kelompok SPP agar mempertimbangkan :

1. Ketertiban rumah tangga miskin sebagai anggota dan pemanfaat

2. Kategori tingkat perkembangan klompok

3. Hasil penilain kelayakan kelompok pengusul yang dituangkan dalam berita

acara TIM verifikasi

4. Pertimbangan lainyang mendukung pengangguran jumlah rumah tanga miskin

dan peningkatan kesempatan kerja/usaha.

5. MAD Penetapan Usulan

Pada tahapan ini keputusan pendanan mencakup penetuan pendanaan usulan

dengan mnentukan kelompok-kelompok yang telah memenuhi syarat

pemeringkatan dapat didanai dengan dana BLM. Dalam MAD penetapan

usulanini, dimungkinkan adanya kelompok yang didanai sesui dengan MAD

perioritas usulan mengundurkan diri sehingga peningkatan selanjutnya yang akan

menerima,jika terjadi tidak sama jumlah kebutuhan pada kelompok terakhir maka

57

agar diputuskan melalui musyawarah bagi kecamatan yang telah mengelola dana

bergulir maka pada MAD ini dapat juga dilakukan proses MAD perguliran.

6. Penetapan persyaratan

Penepatapan persyaratan pinjaman yang tertuang dalam perjanjian pinjaman

paling tidak mencakup hal-hal:

a. penentuan jasa pinjaman dengan ketentuan : besar jasa pinjaman ditentuakan

berdasarkan bunga pasar untuk pinjaman pada lembaga keuangan pada

wilayah masing-msing sisem perhitungan jasa pinjaman menurun atau tetap.

b. Jangka waktu pinjaman sumbr dana BLM Maksimal 12 bulan

c. jadwal angsuran dana BLM paling tidak diangsur 3 kali angsuran dalam 12

bulan dengan memperthtikan dengan sirklus usaha baik pada tingkat

pemanfaat maupun tingkat kelompok

d. angsuran langsung dari kelompok ke UPK.

7. Pencairan Dana

Ketentuan pencairan dana BLM dengan ketentuan sebagai berikut :

a. pencairan melaui desa sesuai dengan ketentuan program dilampiri SPPB

dengan bukti penyaluran KW2

b. Pencairan dilakukan sekaligus (100%) pada setiap kelompok.

c. dalam saat yang bersamaaan ketua TPK memberikan dana SPP setelah

dikurangi Operasional UPK 2% dan Operasional desa 3% dengan bukti

Kuaitas yang ditandatangani oleh ketua kelompok sebagai penerima dan UPK

sebagai pengelola kegiatan. Tujuan kualitas ini adalah kelompok telah

menerima langsung dari UPK dan selanjutnya mengembalikan kepada UPK.

58

d. kelompok membuat perjanjian pinjaman dengan UPK sebagian lampiran

kualitas penerimaan dana.

e. kelompok menyerahkan kualitas/tanda terima uang per pemanfaat kepada

UPK.

8. Pengelolaan Dokumen dan Administrasi di UPK

Pengelola kegiatan di tingkat UPK meliputi :

a. pengelolaan dokumen UPK mencakup beberapa hal sebagai berikut :

Pengolaan data kelompok dan pinjaman/pemanfaat, pengelolaan proposal

penulisan usulan dengan peta sosial, pengelolaan dokumen penyaluran : kualitas,

SPPB.

b. Pengelolaan Administrasi meliputi :Rekening Pengambilan SPP, buku bantu

bank SPP, buku Kas Harian SPP, Kartu pinjaman.

c. pengelolaan pelaporan sebagai berikut: Laporan Realisasi Penyaluran laporan

Perkembangan Pinjaman SPP, Laporan Kolektibilitas SPP, Neraca, Laporan

Operasional.

9. Pengelolaan Dokumen dan Administrasi di Kelompok

Hal-hal yang di kelola di tingkat kelompok meliputi : data-data pinjaman,

dokumen pendanaan/kuitansi di kelompok maupun pemanfaat, administrasi

realisasi pengembalian pinjaman ke UPK, administrasi penyaluran dan

pengembalian/kartu pinjaman pemanfat dan administrasi pinjaman pemanfaat.

59

10. Penetapan Daftar Tunggu

Usulan kegiatan kelompok yang belum terdanai oleh BLM tetapi telah

diangap layak dapat didanai dengan dana berguir .jika dana bergulir tidak

mencukipi maka kelomok layak dapat ditetapkan sebagai kelomok. Daftar

tungggu ini ditatapkan dnengan berita acara. Selain menetapkan daftar tungu juga

menetapkan mekanisme dan persyaratan dalam pendanaan kelompok yang

termasuk daftar tunggu.

11. Pelestarian dan pengembangan kegiatan

Pelestarian kegiatan SPP mengacu pada ketentuan pengelolaandana bergulir

dengan mempertimbangkan ketentuan akses BLM yang telah sisepakti dalam

MAD yang mencakup:

a. Pelestarian Kegiatan

Dasar-dasar dalam rangka mewujudkan pelestarian kegiatan adalah:

1) Adanya dana kegiatan SPP yang prodktif dan bertambah jumlahnya untuk

penyediaan kebutuhan pendanaan masyarakt miskin.

2) Adanya pelestrian prinsip PNPM mandiri-Peedesaan terutama keberpihakan

kepada orang miskin dan transparansi.

3) Penguatan kelembagaan baik dalam aspek permodalan ataupun kelembagaan

kelompok.

4) Pengembangan layanan kepada masyarakat

5) Pengembangan permodalan.

60

b. Pengembangan kelompok

Pengembangan kelompok SPP diarahkan sebagai lembaga pengelola

simpanan dan pinjaman yang profesional, akuntabel sehingga mampu menarik

minat kerja sama lembaga lain sebagai lembaga penyalur dan pengelola pinjaman.

Pengembangan kelembagaan kelompok SPP, secara badan hukum dapat menjadi

Koperasi Simpan Pinjam. Fasilitas pengembangankelompok dapat didasarkan

pada tingkat perkembangan kelompok dapat didasarkan pada didasarkan pada

tingkat perkembangan kelompok maupun fungsi kelompok kelompok yang

dijelaskan dalam penelolaan dan bergulir.

61

MAD

Sosialisasi

ALUR KEGIATAN SPP

PENGEMBALIAN SPP

DAN PENGELUARAN

DANA BERGULIR

Musdes

Pertanggung jawaban

MUSYAWARAH DUSUN

Musyawarah Desa

Musdes

Informasi Hasil

MAD

Musdes

Sosialisasi

Pertemuan Pengendalian

gagasan dan identifikasi

Kelompok SPP

SUPERVISI

DAN

MONITORING

Musyawarah Khusus

Perempuan (seleksi

Kelompok

Persiapan

Penyaluran

RPD,Pencairan,

Pelaksanaan,dan

LPD Kegiatan

Verifikasi Usulan

Penetapan,

Penulisan Usulan

Dan Paket Usulan

Desa

MAD

Prioritas Usulan

MAD

Penetapan Usulan

MAD PERGULIRAN

Penyempurnaan

dokumen Usulan

SPP yang akan

Didanai

62

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Praktik Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) Di Unit Pengelola

Kegiatan (UPK) di Pijoan Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten

Muaro Jambi

Pinjam meminjam yang di danai oleh pemerintah sejak tahun 2008 ini

merupakan dana bergulir melalui Program Nasional Pemberdayaan (PNPM)

Mandiri Perdesaan dan salah satunya yaitu Simpan Pinjam Kelompok Perempuan

(SPP) yang di kelola oleh Unit Pengelola Kegiatan (UPK) di Pijoan Kecamatan

Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi. Dalam program ini pemerintah

menghibahkan dana bergulir ke masyarakat untuk Rumah Tangga Miskin (RTM)

bagi kelompok perempuan, dengan program Simpan Pinjam Kelompok

Perempuan (SPP) di kelola oleh Kelembagaan Unit Pengelola Kegiatan (UPK)

sebagai lembaga penggelola keuangan dan pinjaman UPK membantu BKAD

untuk mengkoordinasikan pertemuan-pertemuan di kecamatan. Pengurus UPK

yang berasal dari anggota masyarakat yang diajukan dan dipilih berdasarkan hasil

musyawarah Desa.Unit Pengelola Kegiatan (UPK) sebagai pengatur pengelolaan

dan pinjaman dana bergulir bagi masyarakat miskin ini dapat digunakan untuk

mengembangkan potensi agar menjadikan usaha yang produktif sehingga dapat

membantu perekonomian.

Selanjutnya, Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) di Unit Pengelola

Kegiatan (UPK) di Pijoan Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.

Berdasarkan penjelasan dari Bapak Parul Ketua Unit Pengelola Kegiatan (UPK)

di Pijoan Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi bahwa :

Salah satu Kegiatan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) di Unit

pengelola kegiatan (UPK) Biarta di kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten

Muaro berpatokan berdasarkan Peraturan Pemerintah dari Departermen

Dalam Negeri Republik Indonesia melalui dua buku Penjelasan Petunjuk

Teknis Operasional (PTO) IV (Jenis dan Proses Pelaksanaan Bidang

Kegiatan PNPM-Mandiri Perdesaan) yang tedapat didalam satu bundel

Penjelasan PTO PNPM-MP yang terangkum kedalam satu bundel

Penjelasan PTO PNPM- MP dan Penjelasan X PTO PNPM-Mandiri

Perdesaan (Pengelolaan Dana Bergulir) peraturan ini di susun sedemikian

rupa oleh Tim Koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) (TM PNPM Mandiri Perdesaan dengan peraturan ini masyarakat

mendapat payung hukum untuk mengembangkan Potensi desa. Salah satu

program yang masih bertahan sampai sekarang yaitu simpan Pinjam

Kelompok Perempuan (SPP) di se kecamatan Jambi Luar Kota dengan 1

kelurahan 19 Desa di kelola oleh Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Biarta.65

Mengenai peraturan Penjelasan PTO sebagai landasan UPK untuk

membuat program dari PNPM-MP sebagai acuan untuk mengendalikan program

Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) agar berjalan sebagaimana mestinya.

Berdasarkan penjelasan dari Ibu Ria Fitiyanti, S.Pd.I Selaku BP-UPK

Menjelaskan bahwa:

Untuk menjalankan kegiatan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP)

yang harus dilakukan oleh setiap Kelompok Perempuan untuk melakukan

setiap pencairan, tahap awal harus melakukan pembuatan Proposal Simpan

pinjam Kelompok Perempuan (SPP) isi di dalam proposal yaitu Berita

Acara, Notulen, Daftar Hadir, Surat Permohonan Kredit, Usulan Kegiatan

SPP, Rencana Kegiatan SPP, Surat Peryataan Tanggung Renteng, Surat Izin

Suami/Orang Tua, Daftar Penerima Manfaat, Rencana Angsuran Anggota,

dan melampirkan seperti: KTP, Kartu Keluarga, Surat Keterangan Usaha,

buku nikah dan surat pernyataan Anggota. Setelah melakukan pembuatan

proposal kelompok tersebut di kumpulkan di balai desa untuk di verifikasi

lebih lanjut untuk di mintai keterangan apakah memang benar mempunyai

usaha. Selanjutnya tim verifikasi mengecek dimana usaha anggota

kelompok itu dijalankan. Setelah melakukan verifikasi dan kelompok itu

dinyatakan layak untuk diberikan pinjaman maka di hari berikutnya sesuai

jadwal pencairan anggota kelompok itu diberikan surat kapan akan

melakukan pencairan dan setelah menentuakn hari pencairan maka dibuat

65

wawancara dengan Bapak Parul, Ketua Unit Pengelola Kegiatan (UPK) di Pijoan,

Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi, 30 Agustus 2019.

berita acara ditentukan hari, tanggal, kapan akan melakukan pembayaran

SPP, tabungan berapa yang harus disimpan untuk menanggulangi kredit

macet atau dana tabungan bisa diambil apabila anggota kelompok keluar

dari kelompoknya serta siapa saja daftar pemanfaat pinjaman yang akan

ikut melakukan pinjaman.66

Selanjutnya ibu Rika Meryani, S.Pdi. selaku Sekretaris Unit Pengelola

Kegiatan (UPK) di Pijoan Kec. Jambi Luar Kota Kab. Muaro Jambi mengatakan

bahwa :

Semenjak pergantian presiden Joko widodo dana bergulir dari BLM

dihentikan maka SPP di UPK hanya mengandalkan dihibahkan yang

diberiakan oleh pemerintah. Jadi, apabila mengalami tunggakan maka untuk

menanggulangi atau menambah dana untuk kelompok lain menggunakan

bunga pada setiap pinjaman kelompok.67

Seperti yang telah ada di Kantor Unit Pengelola Kegiatan (UPK), dana

bergulir ini digulirkan kepada masyarakat seperti dalam penjelasan dari anggota

BP-UPK Ria Firiyanti, S.Pd. I menjelaskan Bahwa:

SPP dalam kegiatan Pinjam Meminjam dalam pengembalian dikenakan

biaya administrasi dari jumlah pinjaman yang diberikan kepada UPK dan

bagi masyarakat yang akan menghutang tidak bisa meminjam secara

perorangan akan tetapi berkelompok yang beranggotakan minimal 5 orang

dan maksimal 20 orang. Dimana dengan di adanya kelompok dalam anggota

dapat saling tangung menanggung mengenai masalah yang dihadapi dan

saling mengingatkan dalam hal ini maka disebut dengan tanggung renteng.68

Dalam praktik Simpan Pinjam kelompok Perempuan (SPP) di Unit

Pengelola Kegiatan (UPK) di Pijoan Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten

Muaro Jambi. ini misalnya apabila salah satu anggota meminjam sebesar Rp.

2.000.000,- di bagi dengan bunga tetap 0,92% Per bulan (11% Per 12 bulan)

dengan perincian sebagai berikut :

66

Wawancara dengan Ria Fitriyanti, S. Pd, Anggota BP-UPK di Unit Pengelola Kegiatan

(UPK), Pijoan, Kecamatan Jmabi luar Kota Kabupaten Muaro Jambi, 23 September 2019. 67

wawancara dengan Ibu Rika Meirani, S.Pd, Sekretaris Unit Pengelola Kegiatan (UPK) di

Pijoan, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi, 30 Agustus 2019. 68

Rencana Angsuran :69

Pokok Pinjaman : Rp. 2.000.000,-

Jumlah Bunga : 0,92% per bulan (11% per 12 bulan)

Sistem Angsuran : Bunga Tetap

Total Bunga : Rp. 220.000,- (11% per 12 bulan)

Bunga Setahun : Rp. 220.000,-

BULAN ANGSURAN POKOK BUNGA

JUMLAH

ANGSURAN SALDO

PINJAMAN

KE (RP.) (Rp.) (Rp.)

2,220,000

1 166,700 18,400 185,100 2,034,900

2 166,700 18,400 185,100 1,849,800

3 166,700 18,400 185,100 1,664,700

4 166,700 18,400 185,100 1,479,600

5 166,700 18,400 185,100 1,294,500

6 166,700 18,400 185,100 1,109,400

7 166,700 18,400 185,100 924,300

8 166,700 18,400 185,100 739,200

9 166,700 18,400 185,100 554,100

10 166,700 18,400 185,100 369,000

11 166,700 18,400 185,100 183,900

12 166,300 17,600 183,900 0

Total 2,000,000 220,000 2,220,000 2,220,000

Selajutnya ibu Ria Fitriyanti , S. Pd.I menjelaskan Bahwa :

Rencana anggaran anngota Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) di

Unit Pengelola Kegiatan (UPK) di kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten

Muaro Jambi untuk saat ini hanya mencapai 5.000.000,-. 70

Dari pemaparan di atas Mengenai masalah Praktik Simpan Pinjam

Kelompok Perempuan (SPP) ini merupkan pinjam meminjam dengan bunga

69 Kantor Unit Pengelola Kegiatan (UPK) di pijoan Kec. Jaluko Kab. Muaro Jambi,

Proposal Simpan Pinjam Perempuan (SPP) Perguliran, (Kecamatan Jambi Luar Kota, Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan, 2016). 70

Wawancara dengan Ria Fitriyanti, S. Pd, Anggota BP-UPK di Unit Pengelola Kegiatan

(UPK), Pijoan, Kecamatan Jmabi luar Kota Kabupaten Muaro Jambi, 23 September 2019.

tetap yang dimana nilai tambahan diperjanjian pembayaran pada pokok

pinjaman ditetapkan dengan angsuran perbulan (dalam 12 bulan), apabila

anggota tidak bisa melunasi pada saat jatuh tempo maka tidak ada tambahan

bunga. Akan tetapi, anggota harus mengkonfirmasikan kepada pihak ketua

Kelompok dan UPK untuk menanguhkan waktu pembayaran, kapan anggota

bisa membayar dan konsekuensinya apabila salah satu anggota belum bisa

membayar, maka jadwal pencairan tahun depan pada kelompok tersebut

diundur hingga pinjaman tersebut dilunasi dan biaya yang ditetapkan diawal

perjanjian digunakan untuk biaya administrasi yaitu menutupi kredit macet

untuk pinjaman kelompok lain dan terdapat dana sosial kepada masyarakat

yang memerlukan pertolongan.

Masyarakat saat ini memerlukan modal baik memulai usaha atau dalam

mengembangkan usahannya, jadi salah satu cara untuk mendapatkan modal

tersebut dengan meminjam modal di unit pengelola kegiatan (UPK) di Pijoan

Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi dalam program Simpan

Pinjam Kelompok Perempuan (SPP). Program SPP di masyarakat sangat

membantu dalam usahannya setidaknya dapat menambah modal usaha yang

dijalankankannya agar dapat menambah keuntungan lebih banyak atau menutup

kerugian disaat usaha mengalami kerugian dan masih Banyak faktor lain yang

membuat masyarakat meminjam ke UPK untuk menambah modal usahanya.

Adapun peminjam/pemanfaat berada di Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten

Muaro Jambi dalam program SPP ini diantaranya di Desa Simpang Sungai Duren

yang data diberikan oleh UPK yang merasakan Meminjam dana di unit pengelola

kegiatan sangat membantu dalam perekonomiannya dan merasa terbantu

dikelompoknya.

Tanggapan dari kelompok Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) di

RT.10 Simpang Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro

Jambi. Ibu Rohimah sebagai ketua kelompok mengatakan :

Meminjam dana di Unit Pengelola Kegiatan (UPK) sangat membantu dalam

usaha kelompoknya dengan modal tersebut dapat mempertahankan

kelangsungan usaha kelompoknya.71

Dari tanggapan anggota kelompok lainnya yaitu Ibu ifit mengenai dana

bergulir di kelompoknya mengatakan :

SPP ini sangat membantu Saya dalam usaha apalagi dana itu dapat

membantu untuk menambah modal dari kebun sawitnya.72

Dan Ibu Ifit sebagai anggota kelompok yasinan RT.10 menjelaskan apabila

mengalami kredit macet di kelompoknya bahwa :

Kelompok akan melakukan tanggung renteng dikelompoknya apabila

anggota kelompoknya mengalami kredit macet kelompoknya melakukan

musyawarah bagaimana supaya kredit macet tersebut tidak bermasalah dan

tidak berdampak buruk bagi kelompoknya yang mengakibatkan, pencairan

untuk selanjutnya berjalan dengan lancar. Dan hasil dari musyawarah itu

anggota yang mengalami kredit macet harus bersedia menjaminkan sesuatu

barang yang bisa dijaminkan. Sampai dia sanggup membayar tunggakan itu

pada kelompoknya dan kelompok itupun bersedia patungan membayar

berapa banyak tunggakan kepada UPK.73

Kelompok Nirwana dengan nama anggotanya ibu Hasnah memberi tanggapan

bahwa :

Pinjam meminjam di UPK dapat membantu di usaha kelompoknya dan tidak

pernah mengalami kredit macet.74

71

Wawancara dengan Ibu Rohimah, Ketua Kelompok Yasinan RT.10 Simpan Pinajm

Kelompok Perempuan (SPP), Simpang Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten

Muaro Jambi, 10 September 2019. 72

Wawancara dengan Ibu ifit, Ketua Kelompok Yasinan RT.10 Simpan Pinajm Kelompok

Perempuan (SPP), Simpang Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi,

10 September 2019. 73

Ibid. 74

Wawancara dengan Ibu Hasnah, Anggota Kelompok Nirwana Simpan Pinajm Kelompok

Perempuan (SPP), Simpang Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi,

10 September 2019

Kelompok Nurul Hikmah 2 anggota kelompok yang beranama Ibu Sri

IndraYani dengan usaha kantin memberi tangapan bahwa :

Pinjaman di Unit pengelola kegiatan sangat membantu dalam membangun

usaha walau dana yang dipinjamkan sedikit dan bunga yang diberikan tidak

tergolong memberatkan.75

Tanggapan dari Rika selaku Bendahara UPK mengenai UPK Konvensional

dirubah menjadi UPK Syariah menjelaskan bahwa :

Pendapat saya sih setuju saja tetapi UPK syarih sistem nya hampir mirip

dengan UPK Konvensional masih ada tambahan diawal. Nah, ini yang

menjadi permasalahan di masyarakat. Dan masyarakat mengagap sama

saja.76

Mengenai pinjam meminjam prinsip dengan prinsip syariah sebenarnya ada

perbedaannya yaitu akad yang digunakan dimana akad yang digunakan dengan

sistem jual beli contoh : perbankan hanya menyalurkan apa yang dibutuhkan

nasabah, tetapi nasabah harus membuat laporan apa saja yang dibutuhkan dalam

usahanya secara rinci dan bank akan membeli apa yang dibutuhkan oleh nasabah

ke distributor/agen penjualan barang dan barang diserahkan kepada nasabah, dan

nasabah membayar kepada bank sesuai dengan kesepakatan. Selanjutnya prisip

syariah secara mudharabah yang dapat dilakukan yaitu bagi hasil antara bank dan

nasabah apabila kerugian dilakukan pihak bank maka bank yang akan

menanggungnya sedangkan kerugian usaha di pihak nasabah maka ditanggung

nasabah. Tetapi apabila Nasabah mengalami kesulitan dalam pembayarannya ke

75

Wawancara dengan Ibu Deliana, Anggota Kelompok Nurul Hikmah 2 Simpan Pinajm

Kelompok Perempuan (SPP), Simpang Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten

Muaro Jambi, 10 September 2019 76

wawancara dengan Ibu Rika Meirani, S.Pd, Sekretaris Unit Pengelola Kegiatan (UPK) di

Pijoan, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi, 30 Agustus 2019.

bank dapat dikonfirmaikan secara musyawah mana yang terbaik agar pinjam

meminjam itu dapat berjalan dengan baik.

Ria fitriyanti selaku anggota BP-UPK memberi tanggapan mengenai hukum

bagi kelompok bermasalah menjelaskan bahwa :

Penerapan hukum tidak ada karena dana bergulir yang disalurkan ke

masyarakat merupakan dana hibah dan masyarakat meanggap apabila

mengalami tunggakan dan tidak mau membayar karena kesulitan

pengembaliannya mereka menjawab itu adalah dana hibah jadi mereka

mengaggap dana itu dana masyarakat. Jadi, pihak UPK tidak bisa

mengambil ketegasan dalam penagihan karena hukum yang sesuai dengan

PTO tidak berjalan sebagai mana mestinya. Karena anggota kelompok itu

melakukan wanprestasi. Dari tindakan itu dapat mengakibatkan kerugian

baik dari UPK yang mengalami kekurangan dana atau kerugian bagi

kelompok dan atau desanya tidak bisa lagi meminjam dana bergulir karena

kredit macet selama belum lunas dari tunggakan tersebut.77

Penyelesaian pinjaman bermasalah saat ini masih mengandalkan pada

penagihan yang dirasakan memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit.

Beberapa materi pola penyelesaian pinjaman bermasalah telah ditetapkan di

lapangan. Namun hasilnya masih belum optimal yang disebabkan terutama oleh

tidak berfungsinya kelembagaan kelompok, terbatasnya pendanaan operasional,

dan provokasi yang bersifat negatif.

B. Praktik Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) di Unit Pengelola

Kegiatan (UPK) di Pijoan Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten

Muaro Jambi Perspektif Hukum Islam

Berdasarkan beberapa pendapat jika kita melihat pada pratiknya pinjam

meminjam yang ada pada kegiatan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP)

77

Wawancara dengan Ria Fitriyanti, S. Pd, Anggota BP-UPK di Unit Pengelola Kegiatan

(UPK), Pijoan, Kecamatan Jmabi luar Kota Kabupaten Muaro Jambi, 23 September 2019.

di UPK termasuk konvensional dan terdapat bunga yang mengakibatkan riba,

sedangkan riba itu diharamkan.

Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) didalam praktiknya yang

dalam pengembalian pembayaran terdapat bunga atau biaya administrasi 0,92%

per bulan, yang pada dasarnya dalam pengunaan bunga tersebut oleh Unit

Pengelola Kegiatan (UPK) untuk penghapusan kredit macet, untuk digulirkan bagi

kelompok yang lain belum mendapat dana pinjaman, dan selain itu bunga atau

jasa sebesar 0,92 % tersebut oleh Unit Pengelola Kegiatan (UPK) juga digunakan

untuk kegiatan sosial yang bermanfaat untuk masyarakat atau nasabah yang tidak

lain adalah masyarakat sekecamatan Jambi Luar Kota. Disamping itu pelaksanan

pinjam meminjam yang terjadi di kegiatan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan

(SPP) dalam program Nasional pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesan

(PNPM-MP) terdapat unsur tidak saling memberatkan, dan tambahan dalam

pengembalian di kegiatan SPP dalam PNPM-MP tidak ada denda/ bunga di setiap

jatuh tempo dan diberi kelonggaran sampai bisa membayar dengan konsekuensi

pencairan tahun selanjutnya akan lama proses pencairan sampai lunas pembayaran

simpan pinjam SPP tersebut. Supaya modal pencairan SPP tersebut cair maka

ada tanggung renteng di setiap kelompok untuk menutupi kredit macet.

Tetapi di Unit Pengelola Kegiatan (UPK) terdapat Tunggakan yang masih

belum dibayar oleh anggota kelompok bermasalah. Dengan demikian anggota

yang ada di Simpan Pinjam kelompok Perempuan (SPP) yang melakukan

eksploitas ke UPK dengan adanya tunggakan merupakan tindakan kezoliman,

yang mengakibatkan pihak lain merasa dirugikan baik kelompoknya atau

kelompok lain. Quraisy Syihab menjelaskan bahwa ilat keharaman riba adalah

Dzulm (aniaya aau penindasan), keberadaan kegiatan Simpan Pinjam Kelompok

Perempuan (SPP) dalam PNPM-MP dirasa banyak memberikan maslahah atau

kesejahteraan bagi kelompok peminjam khususnya masyarakat sekecamatan

Jambi Luar Kota. Sehingga bunga atau jasa pinjaman yang ada di Unit pengelola

Kegiatan (UPK) masih diterima oleh masyarakat. Tetapi pada hakikatnya menurut

yusuf Qordowi berdasarkan Al Quran dan Al Hadist besar kecilnya suatu

tambahan dalam harga pokok termasuk riba.

Dari faktor tersebut Simpan Pinjam Kelompok Perermpuan (SPP) di Unit

pengelola Kegiatan (UPK) masih ada melakukan pengekplotasian (unsur

penindasan, pemerasan) maksud dari pemerasan yaitu menganiaya (merugikan)

sendiri sendiri dan orang lain seperti: penyelewengan dana yang dilakukan

anggota kelompok bermasalah bukan untuk tambahan modal usaha sehingga

menyebabkan riba dan pemerasan (aniaya/Dzulum) bisa dilakukan anggota

kelompok ke kelurga atau anggota kelompok untuk membayar tunggakannya.

UPK melakukan prinsip tolong-menolong dalam programnya. Hanya saja UPK

belum menggunakan sistem bagi hasil sesuai dengan syariat Islam dan belum

adanya fatwa DSN-MUI dan hanya berpatokan pada Peraturan Pemerintah

Departermen Dalam Negeri Republik Indoneesia Pada Penjelasan PTO I sampai

dengan XII pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM-MPd)

Mandiri Perdesaan.

Dikarenakan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) sudah lama

berkembang sejak tahun 2007 dari dana bergulir BLM dari PNPM-Mandiri

Perdesaan hingga akhir aliran dana dihentikan dari BLM tahun 2011. Kemudian

Pemerintah dihibahkan Dana tambahan Modal pada tahun 2012 kepada kelompok

Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) di Unit Pengelola Kegitan (UPK) di

kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi sudah lama dan memiliki

Usaha dan bukan usaha yang baru dirintis.

Alangkah baiknya kegiatan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP)

dirubah ke syariah dari UPK konvensional Menjadi UPK Syariah Untuk untuk

kemaslahatan umat manusia dan disukai allah dan rasulnya. Seperti yang ada di

UPK Syariah di Montasik Di Provinsi aceh. UPK mandiri Kecamatan Montasik

berdiri sejak tahun 2010 dan berdiri hingga sekarang dalam pemberian pinjaman,

pihak UPK Mandiri Syariah melakukan verifikasi terhadap usaha-usaha yang

layak untuk diberikan pinjaman. Pinjaman diberikan kepada usaha yang telah

berjalan bukan usaha yang baru dirintis.

Pola pengoperasionalnya pihak UPK yang sebelumnya mmemakai system

konvensional melakukan pembiayaan seperti pembiayaan di bank-bank

konvensional salah satunya system kredit. Setelah terjadinya konversi ke pola

syariah, sistem yang digunakan adalah akad wakilah dan juga akad murabahah.

Dimana pihak pengurus kelompok yang telah mengajukan proposal mengajukan

pinjaman pada UPK dan UPK memberikan pinjaman kepada pengurus kelompok

apabila memenuhi syarat. Pihak UPK di sini memakai akad wakilah, dimana

mewakilkan kepada pengurus kelompok untuk membeli barang yang dibutuhkan

seperti yang tertera pada lembar proposal pinjaman. Pihak UPK memerisa

kelengkapan barang yang sudah dibeli oleh pengurus Kelompok dan selanjutnya

UPK melakukan akad Murabahah (Jual Beli dengan Pengurus Kelompok) dan

selanjutnya dalam akad tersebut pihak UPK wajib memberitahukan keuntungan

dari barang yang akan dijual dan dikembalikan dengan angsuran sesuai dengan

kesepakatan dengan kelompok. Beban marjin sebesar 1% per bulan bagi para

kelompok maksimal rentang waktu peminjaman adalah 12 bulan. Dalam hal ini,

pihak UPK menggunakan dua akad dalam transaksi.

Apabila kelompok mampu mengembalikan pinjaman tersebut sebelum jatuh

tempo maka akan diberlakukan IPTW (Iuran Pembayaran Tepat Waktu) sebesar

0,5% dari keuntungan yang mutlak diberikan diakhir periode pasa saat surplus.

Apabila pengembalian pinjaman melewati batas waktu pengembalian, maka

kelompok tersebut tidak ada pemberian sanksi khusus, hanya dikurangi dari dana

awal pinjaman. Dalam SOP UPK Mandiri Syariah kecamatan Montasik

menjelaskan sanksi-sanksi yang diberikan kepada anggota kelompok tidak

melunasi setoran pada jangka waktu yang sudah ditentukan, maka kelompok

tersebut tidak berhak lagi mendapatkan pembiayaan sampai setoran itu beserta

keuntungan dilunasi.

Pelatihan pelaku (UPK, BKAD) bekerjasama dengan Bank Mandiri Syariah.

BKAD mengundang tokoh masyarakat (ulama, dan tokoh lainnya) serta pelaku

lainnya yang difasilitasi oleh Tim Faksab dan Bank Mandiri Syariah. Pertemuan

merasa permasalahan pengelolan perguliran yang selama ini menggunakan sistem

bunga perlu diubah ke pola pembiayaan syariah sesuai tuntutan dan pemenuhan

keinginan masyarakat, agar masyarakat sebagai pemanfaat merasa nyaman dalam

memanfaatkan dana yang ada di UPK.

74

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian pada bab pembahasan sebagai jawaban atas

permasalahan yang ada pada bab pendahulu skripsi ini, dapat ditarik kesimpulan :

1. Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) di Unit Pengelola Kegiatan

(UPK) Konvensional menerapkan pinjam meminjam di dalam praktinya

berdasarkan bunga diawal 0,92% Perbulan jangak pinjaman dalam satu tahun

11% per tahun (12 bulan) yang telah ditetapkan. Apabila mengalami kredit

macet yang dilakukan oleh anggota kelompok yang telah telah jatuh tempo

tidak dikenakan bunga/denda dan kelompok menyelesaikan masalah dengan

musyawarah dan mereka melakukan (Tangung Renteng) dan anggota yang

bermasalah harus memberikan jaminan kepada kelompok berupa barang dan

sampai kapan anggota tersebut sanggup membayar kepada kelompok tersebut

dan apabila anggota bermasalah itu lunas barang jaminan bisa dikembalikan

atau tidak lunas barang tersebut dijual oleh kelompoknya untuk dana yang

mereka pinjam ke anggota bermasalah untuk membayar tunggakan kepada

UPK dan selanjutnya apabila kelompok bermasalah salah satu anggota belum

bisa mengembalikan pinjman maka kelompok bermasalah tersebut selama

belum lunas tidak bisa melakukan pinjaman. Dengan demikian, anggota

kelompok telah merugikan diri sendiri dan orang lain sehingga melakukan

kredit macet. Selanjutnya dana bergulir yang dikembalikan oleh kelompok

SPP digulirkan ke kelompok SPP desa lain, dan sebagian untuk gaji staf yang

ada di Unit Pengelola Kegiatan dan dana tersebut digunakan untuk

memberikan dana sosial di wilayah yang membutuhkan.

2. Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) di Unit Pengelola Kegiatan

(UPK) di Pijoan Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi

Perspektif Hukum Islam tergolong konvensional, esensi dari pinjam

meminjam yang mengadung riba adalah Anggota Kelompok SPP melakukan

eksploitasi (penyelewengan dana bukan untuk tambahan modal usaha) ke UPK

dan anggota kelompok lain. Dengan adanya tunggakan merupakan tindakan

kezoliman, yang mengakibatkan pihak lain merasa dirugikan baik

kelompoknya atau kelompok lain. Quraisy Syihab menjelaskan bahwa ilat

keharaman riba adalah Dzulm (aniaya atau penindasan). Di UPK Biarta

sejahtera ini Penambahan pada jumlah harga pokok diistilahkan dengan bunga

bukan mudharabah (bagi Hasil) pada perbankan syariah antara pemilik modal

dengan pengelola usaha Dan Kegiatan Simpan pinjam Keompok Perempuan

sebagian ulama seperti Yusuf Qordowi pinjaman berdasarkan tambahan baik

itu kecil atau besar sama saja itu termasuk riba, jelas keharamannya. Alangkah

baiknya kegiatan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) dirubah ke

syariah dari UPK konvensional Menjadi UPK Syariah Untuk untuk

kemaslahatan umat manusia dan disukai allah dan rasulnya. dengan cara

mudharabah (bagi Hasil) antara pemilik modal dengan pengelola usaha atau

Seperti yang ada di UPK Syariah di Montasik Di Provinsi aceh. dengan

dengan akad Wakilah dan Murabahah.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang ada dalam skripsi ini, peneliti mencoba

memberikan saran kepada Unit Peneglola Kegiatan (UPK) dengan harapan bisa

dijadikan bahan pertimbangan atau masukan demi kemaslahatan umat islam :

1. Seharusnya Unit pengelola Kegiatan (UPK) berkerja sama dengan Fatwa

DSN-MUI untuk melakukan perubahan dengan merubah UPK Konvensional

menjadi UPK Syariah agar menjadi lebih baik karena mayoritas di wilayah

Kecamatan Jambi Luar Kota beragama islam dengan menerapkan prinsip

syariah agar tidak terjadi was-was dalam bertransaksi di program Simpan

Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) agar lebih mendapat keridoan allah

SWT. Perubahan UPK Syariah di mana Simpan Pinjam Kelompok

Perempuan (SPP dalam usahanya memberikan pengembalian sesuai apa yang

dipinjamkan dan memberikan zakat atau sedekah kepada UPK. Dengan

begitu terhindarlah dari praktik riba.

2. Unit pengelola Kegiatan (UPK) Dengan melakukan upah/ gajih diterapkan

dengan sistem sedekah seperti ini sama halnya diterapkan di Baznas dalam

penerimaan zakat zakat mal digunakan sebagai zakat produktif dan zakat

sebagian diberikan kepada amil zakat apabila dilakukan di Unit Pengelola

Kegiatan (UPK) dimana pegawai sebagai amil zakat dan UPK menggunakan

prinsip syariah (Muamalah) pada program Simpan Pinjam Kelompok

Perempuan (SPP) dengan sistem bagi hasil (Mudaharabah) dana yang

dihibahkan oleh pemerintah itu menjadi berkah. dari setiap perjanjian di awal

yang ditetapkan dengan bunga sering diperdebatkan oleh kalangan ulama dan

di mana dalam praktiknya masyarakat kebanyakan melakukan pinjam

meminjam di Unit Pengelola Kegiatan (UPK) tesebut.

3. Agar pinjam meminjam menjadi kepentingan masyarakat yang maslahah

perlu dibentuk prinsip syariah yang memandai, sayang jika dana tersebut

dijadikan kontroversi antara kepentingan dunia dan kepentingan akhirat yang

membuat masyarakat awam menjadi bingung. Jika hal ini diteruskan tanpa

ada kejelasan atau kekeliruan yang terjadi di masyarakat.

4. cara untuk mencari solusi dari masalah apabila terjadi suatu di Unit Pengelola

Kegiatan (UPK) mengalami kebangkrutan yang diakibatkan dari tunggakan

yang anggota kelompok bermasalah dengan kelalaiannya yang

mengakibatkan kerugian Menzolimi pada anggota lain yang tidak bisa

meminjam lagi ke UPK terebut membuat surat perjanjian seperti apa yang

pernah dibuat atau anggota kelompok memberikan jaminan baik itu berupa

barang atau memang usaha yang dijalankan benar-benar usaha itu ada dan

memberikan kesempatan bagi anggota kelompok yang bermasalah dengan

meminjam kembali ke Unit Pengelola Kegiatan (UPK) apabila menimpa

musibah yang mengakibatkan anggota itu mengalami kredit macet. apabila

Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) di Unit Pengelola Kegiatan

(UPK) ingin di rubah dalam prinsip yarih dari UPK Kovensional

dikonvesikan menjadi UPK syariah. Dimana dari bunga menjadi bagi hasi.

Bagi hasil yang seperti apa yang pernah diterapkan di provinsi Aceh yang

menerapkan prinsip syariah di UPK Syariah.

DAFTAR PUSTAKA

A. Literature

Ahmad Wardi Muslich, FiqihMuamalat, cet. Ke-3, Jakarta: Amzah, 2015

Abdul Rahman Ghazaly, Ghufron Ihsan, Sapiudin Shidiq, Fiqh Muamalat., Cet

1., Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2010

Al-Quran, dan Terjemahannya,Jakarta: Amzah, 2015

Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2010)

Jakarta: Amzah, 2015

Ibrahim Anis, et. al., Al-Mu’jam Al Wasith, Juz 2, Dar Ihya’ At- Turats Al-

Arabiy, Kairo, cet. II, 1972

Iskandar, Metode Penelitian Kualitatif, cet. Ke-1, Jakarta: Gaung Persada, 2009

Juliansyah Noor, Metode Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah,

cet. Ke-11, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011

K.J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya,

2002

Sayuti Una (ed.), Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), Jambi: Syariah Press,

2011

Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, cet. Ke-19, Jakarta:

Pustaka LP3ES Indonesia, 2008

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan RND, cet. Ke-21,

Bandung: Alfabeta, 2014

Sayyid Bakri Al- Dimyati, I’ anath Al-Thalibin, Juz III, Bandung : Al-Ma’arif,

Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan, Yogyakarta: Bumi Aksara, 2003

Wahbah zuhaili, Al-Fiqih Al-Islamil wa Adillatul, Juz IV, Dar Al-Fikr, Damaskus,

1989

W Gulo, Metode Penelitian, cet. Ke-7, Jakarta: PT Grasindo, 2007

Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, cet. Ke-16, Yogyakarta: Pusaka

Pelajar,2015

Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, cet. Ke-5, Jakarta: Sinar Grafika, 2014

Zulaiva Ulya, Dengan Judul Skripsi Sistem Operasional Konversi Dana Simpan

Pinjam Pada PNPM Mandiri dari Sistem Konvensional ke Sistem Syariah,

Aceh: Universitas Negeri Islam AR-Raniry, 2016

B. Peraturan-Peraturan

Tim Penulisan Fakultas Syariah, Pedoman Penulisan Skripsi (edisi revisi), Jambi:

Syariah Press Fakultas Syariah IAIN STS Jambi, 2014

Tim Koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Nasional (PNPM) Mandiri-

Perdesaan, Penjelasan Petunjuk Teknis Operasional (PTO), Jakarta:

Departermen Dalam Negeri Republik Indonesia, 2007.

Tim Koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Nasional (PNPM) Mandiri-

Perdesaan, Penjelasan Petunjuk Opreasional IX (PTO)Pendanaan dan

administrasi Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan, Jakarta: Departermen

Dalam Negeri Republik Ind6nesia, 2007

Tim Koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Nasional (PNPM) Mandiri-

Perdesaan, Penjelasan Petunjuk Teknis Operasional (PTO) lV Jenis dan

Proses pelaksanaan Bidang Kegiatan PNPM Mandiri-Perdesaan, , Jakarta:

Departermen Dalam Negeri Republik Indonesia, 2007

C. Lain-lain

http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/801/1/SKRIPSI%20WAHDIAH.pdf

10 Oktober 2018

http://etheses.uin-malang.ac.id/334/Skripsi Ainin Ainun.pdf Diakses 10 Oktober

2018

http://sitimariyam17.blogspot.com/2015/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Diakses 14 oktober 2018

http://gladieblog.blogspot.com/2014/06/al-qardh-hutang-piutang. Dakses 10

Oktober 2018

Dokumentasi Bersama dengan StafUnit pengelola Kegiatan (UPK) di Pijoan

Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi

Dokumntasi Kelompok Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP)

Foto bersama dengan Anggota BP-UPK Ria Fitriyanti, S.Pd. I

Foto bersama dengan Ibu Riyanti Anggota Kelompok Nurul Hikmah 2

Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) dengan usaha Toko Sayuran.

Foto bersama dengan Ibu Niraida Anggota Kelompok YasinanRT.10 Simpan

Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) dengan usaha Toko Sembako.

Foto bersama dengan Ibu Siti Isrohwiyah Anggota Kelompok Nurul Nirwana

Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) dengan usaha Kos-kosan.

Foto bersama dengan Sri Indra Yani Anggota Kelompok Nurul Hikmah 2

Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) dengan usaha Kantin.

CURRICULUM VITAE

A. Identitas Diri

Nama : Sumarti

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat&TanggalLahir : Sebapo, 23 Januari 1988

NIM : SHE.151838

Fakultas : Syariah

Jurusan : HukumEkonomiSyariah

Alamat Alamat Asal : RT.008 Simpang Sungai Duren Kec. Jambi

Luar Kota

Kab. Muaro Jambi

AlamatSekarang : RT.008 Simpang Sungai Duren Kec. Jambi

Luar Kota Kab. Muaro Jambi

No.Telp/ HP : 0822 9883 4646

Nama Ayah : Surono

NamaIbu : Kunti

B. Riwayat Pendidikan

Motto: Cubit diri sendiri baru mencubit orang lain

Jambi, Mei 2020

Penulis,

Sumarti____

SHE. 151838

No Pendidikan TahunTamat Alamat

1. SD No.227/1 Maro Sebo 2001 Maro Sebo

2. MTs. Swasta Nurul Ihsan Muhajirin 2004 Muhajirin

3. SMK PGRI 1 JAMBI 2007 Kota Jambi

4. UIN STS Jambi 2020 Simp. Sei. Duren