PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

103
1 PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN SINGAPURA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah(S.E) Oleh: Dewi Soimah 1112046300008 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 M./1438 H.

Transcript of PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

Page 1: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

1

PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK

DI INDONESIA DAN SINGAPURA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah(S.E)

Oleh:

Dewi Soimah

1112046300008

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016 M./1438 H.

Page 2: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

ii

PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK

DI INDONESIA DAN SINGAPURA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah

Disusun Oleh:

Dewi Soimah

1112046300008

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016

Page 3: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

iii

Page 4: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar stara 1 di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 26 Desember 2016

Dewi Soimah

Page 5: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

v

ABSTRACK

“Praktek Zakat Pengurang Pajak di Indonesia dan Singapura”. Bachelor

degree of islamic economy departemen of Faculty of Economy and Business of

Syarif Hidayatullah Islamic state University Jakarta 2016.

The aim of the study was to examine the reduction of tax through paying

zakah in Indonesia and Singapore. Zakah and tax development, the regulation, and

the zakah institution in Indonesia and Singapore are also discussed.

This study employed descriptive analysis to obtain and present the data. The

data were collected through interviewing MUIS and BAZNAS and studying the

literature regarding the issues. Zakah and tax books, journals and articels were

examine.

The risult showed that the tax reduction by paying zakah in Indonesia is less

than the reduction of tax by paying zakah in Singapore which is 100%. Unlike in

Singapore there are few know the tax reduction by paying zakah in Indonesia.

Keyword: Implemtation, Zakah, Tax, Indonesia, Singapura.

Page 6: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

vi

ABSTRAK

“Praktek Zakat Pengurang Pajak di Indonesia dan Singapura”. Stara satu

(S1) Jurusan Ekonomi Syariah Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuai parktek zakat sebagai pengurang

pajak di Indonesia dan Singapura. Mulai dari perkembangan zakat dan pajak, dasar

hukum, dan pengelola zakat di Indonesia dan Singapura.

Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif, yaitu penelitian

yang menggambarkan data dan informasi berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh

penulis melalui wawancara dengan pihak MUIS dan BAZNAS, buku-buku tentang

zakat dan pajak, jurnal-jurnal yang terkait dengan judul dan internet.

Hasil penelitian menunjukan praktek zakat sebagai pengurang pajak di

Indonesia masih sangat sangat sedikit pengurangnya dan masih banyak masyarakat

yang tidak mengetahui jika zakat dapat mengurangi pajak. Sedangkan di Singapura

yang muslim minoritas zakat sebagai pengurang pajaknya sudah 100%.

Keyword: Praktek, Zakat, Pajak, Indonesia, Singapura.

Page 7: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, berkat rahmat dan kasih

sayangnya, skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam

selalu tercurahkan kepada kepada baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga serta

para sahabatnya yang senantiasa setia dan taat kepada beliau.

Dengen kerendahan hati penulis mnegucapkan banyak terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik langsung maupun

tidak langsung dalam penyusuan skripsi ini. Karena berkat bantuan mereka jugalah

skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh sebab itu penulis mengucapkan banyak

terimakasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Asep Saepuddin Jahar, MA, selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus dosen penguji skripsi

penulis.

2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A, selaku Ketua Program Studi Muamalat dan

Bapak Abdurrauf, Lc, selaku Sekretaris Program Studi Muamalat dan sebagai

Ketua dan Sekretaris Panitia Ujian Skripsi.

3. Bapak Dr. H. Gustian Djuanda, SE, MM, selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah memberikan bantuan, arahan, saran, koreksi, ilmu pengetahuan

serta semangat kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Pihak MUIS dan BAZNAS, selaku informan yang telah meluangkan

waktunya kepada penulis untuk berbagi pengetahuan dan informasi untuk

penyusunan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum dan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis yang telah mengajarkan ilmunya selama penulis mengikuti

perkuliahan, semoga ilmu yang telah disampaikan bermanfaat.

6. Kedua orang tuaku tesayang, Umi Kasanah dan Bapak Amin Sari.

Terimakasih untuk doa-doanya dan dukungannya. Serta kakak-kakakku

Page 8: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

viii

terkasih, Ang Abub, Ang Okha dan Ang Uti, terimakasih untuk doa, bantuan

dan motivasinya. Dan adikku tercinta, Hambali.

7. Teman-teman ZISWAF 2012, teman-teman keluarga Permai Ayu DKI Jakarta

dan KMSGD Jabodetabek, teman-teman kosan, terimakasih sudah menemani

hari-hariku.

8. Seluruh staf dan karyawan Akademik Fakultas Syariah dan Hukum dan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian penulis sangat bersyukur dapat menyelesaikan studi di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Atas bantuan dan motivasi dari tokok-tokoh tersebut di atas

penulis sangat berterimakasih, semoga Allah membalas kebaikannya. Dan semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis serta para pembacanya.

Jakarta, 26 Desember 2016

Penulis

Page 9: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................,,,,,,.........ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN................................................................,,,,,,........iii

LEMBAR PERNYATAAN..........................................................................,,,,,..........iv

ABSTRAK.....................................................................................................................v

KATA PENGANTAR.................................................................................................vii

DAFTAR ISI................................................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR...................................................................................................xii

DAFTAR TABEL......................................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................................1

B. RumusanMasalah...............................................................................................5

C. Pembatasan Masalah..........................................................................................6

D. Tujuan Penelitian...............................................................................................6

E. Manfaat Penelitian.............................................................................................7

F. Studi Terdahulu.................................................................................................8

G. Metode Penelitian............................................................................................10

1. Jenis Penelitian..........................................................................................10

2. Teknik Pengumpulan Data........................................................................11

3. Sumber Data..............................................................................................11

4. Teknik Analisis Data.................................................................................11

H. Teknik Penulisan Skripsi.................................................................................12

I. Sistematika Penulisan......................................................................................12

Page 10: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

x

BAB II PARADIGMA ZAKAT DAN PAJAK...........................................................14

A. Pengertian Zakat..............................................................................................14

B. Dasar Hukum Zakat.........................................................................................16

C. Jenis-Jenis Zakat..............................................................................................19

D. Pengertian Pajak..............................................................................................24

E. Dasar hukum Pajak..........................................................................................26

F. Jenis-Jenis Pajak..............................................................................................27

G. Tujuan Zakat dan Pajak...................................................................................30

1. Tujuan Zakat..............................................................................................30

2. Tujuan Pajak..............................................................................................32

3. Persamaan dan Perbedaan Zakat dan Pajak...............................................35

BAB III SISTEM PENGELOLAAN ZAKAT DAN PAJAK DI INDONESIA DAN

SINGAPURA................................................................................................38

A. Sistem Pengelolaan Zakat dan Pajak di Indonesia..........................................38

1. Sistem Pengelolana Zakat di Indonesia.....................................................38

2. Sistem Pengelolaan Pajak di Indonesia.....................................................44

B. Sistem Pengelolaan Zakat dan Pajak di Singapura..........................................46

1. Sistem Pengelolana Zakat Singapura.........................................................46

2. Sistem Pengelolaan Pajak di Singapura.....................................................52

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN................................................................56

A. Zakat Sebagai Pengurang Pajak di Indonesia..................................................56

1. Dasar Hukum Zakat Pengurang Pajak di Indonesia..................................56

2. Perhitungan Zakat Pengurang Pajak di Indonesia.....................................65

B. Zakat Sebagai Pengurang Pajak di Singapura.................................................69

1. Dasar Hukum Zakat Pengurang Pajak di Singapura..................................69

2. Perhitungan Zakat Pengurang Pajak di Singapura.....................................71

Page 11: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

xi

C. Perbedaan Zakat Pengurang Pajak di Indonesia dan Singapura......................73

BAB V PENUTUP......................................................................................................74

A. Simpulan .........................................................................................................74

B. Saran ...............................................................................................................75

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................76

LAMPIRAN-LAMPIRAN....................................................................................83

Page 12: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1: Peta Pembagian Masjid di Singapura.....................................................51

Gambar 3.2: Grafik Penerimaan Zakat Singapura.......................................................52

Page 13: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1: Perbedaan Pajak Langsung dan Pajak Tidak Langsung.............................39

Tabel 2.2: Perbedaan Zakat Dan Pajak........................................................................36

Tabel 4.1: Perhitungan Zakat Pengurang Pajak Sebagai Pengurang Bruto.................66

Tabel 4.2: Perhitungan Zakat Pengurang Pajak Sebagai Pengurang Netto…….........67

Tabel 4.3: Perhitungan Pajak Tanpa Zakat..................................................................68

Tabel 4.4: Perhitungan Zakat Pengurang Pajak di Singapura.....................................72

Tabel 4.5: Perbedaan Akat Pengurang Pajak di Indonesia dan Singapura..................73

Page 14: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jauh sebelum Islam datang, sistem perpajakan telah lama dikenal oleh

sejumlah manusia1. Zakat dan pajak merupakan kewajiban yang harus di bayar,

tetapi zakat dan pajak memiliki pengertian yang berbeda dan kekhususan

karakteristik yang berbeda pula. Saat ini banyak masyarakat yang mengasumsikan

zakat adalah pajak tidak resmi yang diberlakukan oleh agama Islam kepada setiap

muslim2. Anggapan demikian memang tidak sepenuhnya salah, tetapi juga tidak

sepenuhnya benar. Zakat dan pajak memiliki persamaan karena perintah

mengeluarkan sebagian harta ini dijalankan menurut aturan tertentu yang

menaungi sebuah kelompok masyarakat. Zakat dibayar berdasarkan syariat Islam,

sedangkan pajak dibayarkan menurut undang-undang perpajakan yang berlaku

dalam sebuah negara3. Persamaan pajak dan zakat lainnya adalah besarnya

pembayaran ditentukan menurut prosentase tertentu dan berlaku untuk orang-

orang yang memenuhi syarat. Keduanya juga berperan dalam membangun

kesejahteraan kelompok masyarakat tertentu.

1 Must Itjand, Catatan Kaki Meja: Sejarah Pajak, dikutip dari

catatankakimeja.blogspot.com/2015/03/sejarah-pajak.html?m=1 pada 21 Desember

2016. 2 Zakat.or.id, Apakah Persamaan dan Perbedaan antara Zakat dan Pajak, dikutip dari

http://zakat.or.id/apakah-persamaan-dan-perbedaan-antara-zakat-dan-pajak/#sthash.zwDg6D3P.dpbs

pada 23 Oktober 2015. 3 Didin Hafidhuddin, Anda Bertanya tentang Zakat Infak & Sedekah Kami

Menjawab(Jakarta:Badan Ambil Zakat Nasional (BAZNAS),2005), hlm.71-72.

Page 15: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

2

Perbedaan zakat dan pajak yang pertama adalah dalam hal penerimanya.

Zakat dibayarkan melalui amil zakat (lembaga penyalur dan pengelola zakat)

maupun dibayarkan langsung kepada delapan golongan orang yang berhak

menerima zakat4. Manfaat zakat dapat dirasakan langsung maupun tidak langsung

oleh masyarakat. Sedangkan pajak merupakan kewajiban yang dibayarkan kepada

kantor pelayanan pajak dan lembaga-lembaga lain yang ditunjuk oleh Pemerintah

sebagai tempat pembayaran pajak. Manfaat pajak tidak bisa dirasakan langsung

oleh masyarakat suatu negara.

Perbedaan pajak dan zakat yang kedua adalah waktu pembayarannya. Zakat

fitrah dibayarkan hanya pada bulan Ramadhan, lalu zakat harta dibayarkan pada

saat telah mencapai nisab dan dimiliki selama setahun. Sedangkan waktu

pembayaran pajak negara adalah satu tahun pembukuan. Perbedaan pajak dan

zakat yang ketiga adalah benda yang digunakan sebagai alat pembayaran. Pajak

umumnya dibayar menggunakan uang tunai. Sementara itu zakat fitrah boleh

dibayarkan dalam bentuk uang tunai maupun bahan makanan pokok seperti beras

dan gandum.5

Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf merupakan solusi konkrit dalam rangka

memberi jaminan dan perlindungan terhadap fakir miskin dan dapat menutup

sumber-sumber kerawanan sosial yang ada di masyarakat. Zakat merupakan

sumber pendanaan yang berkesinambungan, menurut Prof. Dr. Nasrullah Umar,

4 Ibid, hlm.73-74.

5 Zakat.or.id, Apakah Persamaan dan Perbedaan antara Zakat dan Pajak, dikutip dari

http://zakat.or.id/apakah-persamaan-dan-perbedaan-antara-zakat-dan-pajak/#sthash.zwDg6D3P.dpbs

pada 23 Oktober 2015.

Page 16: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

3

ada empat syarat untuk mencapai optimalisasi pengelolaan zakat yaitu dukungan,

peran pemerintah sebagai pemegang otoritas kekuasaan negara; profesionalitas

lembaga yang mengelola zakat; program pelayanan mustahik yang tepat sasaran

dan tepat prioritas; dan sosialisasi dan edukasi yang terus menerus tentang

kewajiban zakat dan manfaat zakat bagi umat.6

Konsep zakat sebagai pengurang pajak sekarang bukan hanya sekedar

konsep, karena sudah ada beberapa negara yang menerapkan zakat sebagai

pengurang pajak, salah satunya adalah Singapura. Dalam urusan Zakat, Singapura

ternyata lebih maju. Tahun 2010, pada pertemuan kedua Dewan Zakat Mentri-

mentri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura

(MABIMS) membahas pula tentang zakat pengurang pajak, Indonesia saat itu

masih memperjuangkan Undang-Undang baru tentang zakat untuk

mengamandemen Undang-Undang sebelumnya dan memperjuangkan pula zakat

sebagai pengurang pajak7 secara murni.

Tahun 2011 baru disahkan Undang-Undang Nomor 23 tetang Pengelolaan

Zakat sebagai pengganti dan penyempurna Undang-Undang Nomor 38 Tahun

1999. Di Undang-Undang No. 23 dijelaskan pada Pasal 22 yang berbunyi “Zakat

yang dibayarkan oleh muzaki kepada BAZNAS atau LAZ dikurangkan dari

penghasilan kena pajak8”. Setiap muzaki yang membayarkan zakat akan

mendapatkan bukti setoran zakat yang dapat digunakan sebagai pengurang

6 Artikel , ZIS dan Wakaf Solusi Konkrit Perlindungan Fakir Mikin, dikutip dari Majalah

Ikhlas Beramal. Nomor 63 Tahun XIII Juni 2010. Hlm. 6. 7 Ibid, hlm. 62.

8 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.

Page 17: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

4

penghasilan kena pajak dengan cara muzaki melampirkan fotokopi bukti

pembayaran pada Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan Tahun

Pajak dilakukannya pengurangan zakat atau sumbangan keagamaan yang sifatnya

wajib9.

Sedangkan di Singapura saat itu zakat sebangai pengurang pajak sudah

berjalan enam tahun. Bahkan sistem pembayaran pajak dan zakat di Singapura

sudah terhubung secara terpadu sehingga memudahkan bagi warga muslim disana

untuk melakukan transaksi di satu tempat saja. Di Singapura seorang wajib pajak

yang kelebihan membayar pajaknya langsung mendapat restitusi apabila ternyata

pembayaran zakatnya belum dihitung.

Dari pemaparan yang tertera di atas penulis ingin mengkaji lebih dalam

tentang zakat dan pajak pengurang di Indonesia dan Singapura, karena terdapat

hal menarik dimana di Singapura zakat menjadi pengurang 100% terhadapat

pajak. Sedangkan di Indonesia, zakat sebagai pengurang pajak tidak sesuai

dengan Undang-Undang, baik Undang-Undang Zakat maupun Undang-Undang

Pajak. Dalam UU No.38/1999 zakat sebagai pengurang penghasilan pajak dan

dipertegas dalam ketentuan perpajakan dalam UU No. 17/2000 tentang perubahan

Ketiga atas UU No. 7/1983 tetnag Pajak penghasilan ditegaskan dalam pasal 4

ayat (3) huruf a nomor 1 bahwa yang tidak termasuk objek pajak salah satunya

adalah zakat.

9 Irma Devita, Zakat bisa mengurangi penghasilan kena pajak, dikutip dari

http://irmadevita.com/2013/zakat-bisa-mengurangi-penghasilan-kena-pajak/ pada 12 September 2015.

Page 18: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

5

Pada saat UU No.23/2011 disahkan, Dirjen pajak pun mengeluarkan

Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER- 33/PJ/2011 yang menerangkan

bahwa zakat bisa mengurangkan penghasilan netto. Tapi pada tahun selanjutnya

keluar Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-15/PJ/2012 yang

mengatakan bahwa zakat sebagai pengurang penghasilan bruto dan berlaku sejak

11 Juni 2012 yang secara secara otomatis menghapus peraturan Dirjen pajak

sebelumnya, dan semua peraturan yang dikeluarkan dirjen ini bertentangan

dengan UU zakat dan pajak, tapi hal inilah yang berlaku di Indonesia sekarang,

sehingga membuat minat masyarkat untuk membayar zakat masih rendah.

Dari pemaparan tersebut di atas penulis menemukan poin-poin yang

menarik untuk dikaji lebih dalam, maka penulis ingin membuat penelitian dengan

bertema “Praktek Zakat Pengurang Pajak di Indonesia dan Singapura”.

B. Rumusan Masalah

Zakat sebagai pengurang penghasilan kena pajak di Indonesia sudah tertulis

dalam Undang-Undang Zakat No. 23 Tahun 2011, tetapi dalam prakteknya baru

tahun-tahun sekarang zakat sebagai pengurang pajak berjalan walaupun tersendat

dan belum secara optimal terintegrasi dengan Kantor Pelayanan Pajak ditambah

perubahan-perubahan ketentuan Zakat sebagai penurang penghasilan kena pajak

oleh Dirjen Pajak. Di Singapura, zakat sebagai pengurang pajak sudah berlaku

sejak 2005 dan sudah terintegrasi langsung dengan lembaga pajak di Singapura.

Dari sini muncul banyak pertanyaan, karena berbedaan yang signifikan antara

Indonesia dan Singapura yang mempunyai latar belakang berbeda pula. Oleh

Page 19: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

6

sebab itu, peneliti akan mengumpulkan alternatif sebab terjadinya masalah yang

akan nanti diteliti sesuai dengan batasan kemampuan peneliti.

Masalah yang dapat diidentifikasikan penulis adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sistem pengelolaan zakat di Indonesia?

2. Bagaimana sistem pengelolaan zakat di Singapura?

3. Bagaimana bentuk implementasi zakat pengurang pajak di Indonesia?

4. Bagaimana bentuk impelemtasi zakat pengurang pajak di Singapura?

5. Apa perbedaan zakat pengurang pajak di Indonesia dan Singapura?

C. Pembatasan Masalah

Untuk meneliti seluruh permasalahan di atas, peneliti perlu waktu dan materi

yang banyak. Jika peneliti memiliki keterbatasan-keterbatasan kemampuan, maka

peneliti hanya akan dibatasi pada: Sistem pengelolaan zakat di Indonesia dan

Singapura dan posisi zakat sebagai pengurang pajak yang terjadi di Indonesia dan

Singapura.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan zakat sebagai pengurang pajak di

Indonesia.

Page 20: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

7

2. Untuk mengetahui dan mendeskripdikan zakat sebagai pengurang pajak di

Singapura.

3. Untuk mengetahui sistem dan mekanisme yang terkait dengan zakat di

Indonesia dan Singapura secara menyeluruh, dan;

4. Untuk mengetahui zakat pengurang pajak di Indonesia dan Singapura.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini untuk berbagai bidang, yaitu:

1. Peneliti

Sebagai referensi penelitian selanjutnya mengenai zakat pengurang pajak baik

di Indonesia maupun di Singapura.

2. Akademisi

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai literatur pembelajaran

tentang zakat dan pajak di universitas, khususnya dalam praktik zakat sebagai

pengurang pajak.

3. Lembaga Zakat

Dapat di jadikan bahan acuan untuk lebih giat dalam memperjuangkan

eksistensi BAZ/LAZ dalam hal pengembangan dan pengumpulan dana zakat.

4. Pemerintah

Dalam pemerintahan, dapat mengkaji ulang zakat pengurang pajak di

Indonesia.

Page 21: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

8

F. Studi Terdahulu

Dalam penelitian ini, penulis menemukan beberapa sumber kajian lain yang

telah lebih dulu membahas terkait zakat sebagai pengurang pajak di Indonesia,

diantaranya yaitu:

1. E. R. Fitranoska / Pengaruh Zakat Sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi: Pada KPP Pratama Jaya

Tanah Abang III / Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Indonesia,

2006.

Tesis ini menemukan hubungan positif yang kuat antara zakat sebagai

pengurang penghasilan kena pajak dengan pemenuhan kewajiban pajak. Dan

dari hasil analisis akhir didapat variable zakat sebagai pengurang penghasilan

kena pajak memberikan kontribusi 59,2% terhadap pemenuhan kewajiban

pajak orang pribadi.

2. Apriliana S.E / Analisis Komparatif Antara Perlakuan Zakat Sebagai

Pengurang Penghasilan Kena Pajak Dengan Perlakuan Zakat Sebagai

Pengurang Langsung Pajak Penghasilan / Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta / 2010.

Skripsi ini menganalisis perbedaan antara dua pelaku zakat. Perlakuan

pertama, zakat sebagai pengurang penghasilan kena pajak dan kedua

perlakuan zakat sebagai pengurang langsung pajak penghasilan (kredit pajak).

Zakat sebagai penguran PKP dikurangkan dari penghasilan netto, dan zakat

sebagai kredit pajak dikurangkan dari PPh terutang. Dan hasil analisis terakhir

terdapat korelasi positif antara pajak dan zakat.

Page 22: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

9

3. Nurul Miftakhi / Implementasi Ketentuan Pembayaran Zakat Sebagai

Pengurang Penghasilan Kena Pajak Bagi Wajib Orang Pribadi (Studi Kasus di

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Malang Selatan) / Manajemen,

Fakultas Ekonomi, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang / 2011.

Skripsinya membahas tentang pelaksanaan ketemtuan pembayaran zakat pajak

sebagai pengurang penghasilan kena pajak bagi wajib pajak orang pribadi

serta dan hambatan yang dihadapi dalam ketentuan pembayaran zakat sebagai

pengurang penghasilan kena pajak bagi wajib pajak orang pribadi.

4. Abdul Basir / Zakat Atas Penghasilan, Sebagai Pengurang Penghasilan Kena

Pajak / Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Indonesia / 2002.

Tesis ini menjelaskan kemungkinan zakat penghasilan dengan pajak

penghasilan dan mencari alternative guna menyempurnakan system pajak

penghasilan dengan memperhatikan kedudukan yang sebenarnya dari zakat

penghasilan.

5. Nurfitriana / Analisis Perlakuan Zakat Dan Perhitungan Pajak Penghasilan

Orang Pribadi (Studi Komparasi Antara Peraturan Perpajakan Indonesia

dengan Malaysia / Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Indonesia / 2008.

Isi tentang pengelolaan dan penghimpunan dana zakat di Indonesia dan

Malaysia, dan perbandingan ketentuan zakat dalam undang-undang antara

Indonesia dan Malaysia, juga perbandingan jumlah hasil pajak dan zakat

antara Indonesia dan Malaysia.

Page 23: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

10

6. Mariah S.Sy / Zakat Sebagi Pengurang Pengasilan Kena Pajak (Studi

Terhadap Pelaksanaan Undang-Undang Zakat di Kabupaten Bekasi) / Hukum

Keluarga, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah / 2011.

G. Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini merupakan penelitian

deskriptif yang menjelaskan praktik perhitungan zakat sebagai pengurang pajak di

Indonesia dan Singapura. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memberikan

gambaran dan mengungkapkan suatu permasalahn, keadaan atau peristiwa

sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada.

1. Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian yang digunakan penulis di sini adalah dengan

menggunakan penelitian kualitatif, penelitian akan menggunakan metode

eksploratif. Penelitian ini akan mengkombinasikan pendekatan normatif

dengan studi kepustkaan (library research). Pendekatan normatif yaitu kajian

kerpustakan bertujuan mengeksplorasi dan memahami berbagai konsep yang

berkaitan dengan tema penulis yang dilakukan untuk mendapatkan data dan

sedetail mungkin dengan mengacu pada teori yang sudah dijelaskan pada

kajian teoritis. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan juga

sumber data skunder: buku-buku, jurnal-jurnal yang berisi tulisan-tulisan yang

membahas zakat sebagai pengurang pajak.

Page 24: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

11

2. Teknik Pengumpulan Data

Mengenai teknik pengumpulan data, penulis akan mendapatkan data

dengan observasi langsung yaitu wawancara dan studi pustaka, mencari,

mengumpulkan, meneliti, menelaah serta mengkaji data dan informasi dari

berbagai media yang relevan dan objektif guna memenuhi pembahasan

Analisis Perbandingan Zakat Pengurang Pajak di Indonesia dan Singapura.

3. Sumber data

a. Data primer, bersumber dari observasi langsung kelapangan dan

wawancara, Undang-Undang Zakat dan Pajak, Undang-undang

Adminisrasi Hukum Islam (AMLA) Singapura.

b. Data sekunder, yang digunakan penulis dalam penulisan skripsi ini yaitu

literatur berupa skripsi, jurnal, majalah, artikel, surat kabar, buku, serta

website yang pembahasannya berkaitan dengan objek kajian penulis.

4. Teknik Analisis Data

Dalam penulisan skripsi penulis menggunakan analisis isi yaitu

pendekatan isi (cotent Analysis), yang menekankan pengambilan dari

kesimpulan analisa yang bersifat deskriftif dan deduktif, seluruh data yang

diperoleh akan diklasifikasikan dari bentuk yang bersifat umum, kemudian

dikaji dan diteliti selanjutnya ditarik kesimpulan yang mampu memberikan

gambaran spesifik dan relevan mengenai data tersebut.

Page 25: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

12

H. Teknik Penulisan Skripsi

Teknik penulisan sekripsi ini berpedoman pada buku Pedoman Penulisa

Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta 2012.

I. Sistematika Penulisan

Garis-garis besar dalam penelitian skripsi ini adalah :

BAB I : Pendahuluan

yang memuat; Latar Belakang, Permasalahan, Tujuan

dan manfaat penulisan skripsi, Metode Penelitian,

Teknik Penulisan dan Sistematika Penulisan Skripsi.

BAB II : Paradigma Zakat dan Pajak

meliputi; pengertian zakat dan dasar hukumnya,

pengertian pajak dan dasar hukumnya, persamaan dan

perbedaan zakat dan pajak.

BAB III : Sistem Pengelolaan Zakat dan Pajak

Memuat, sistem pengelolaan zakat dan pajak di

Indonesia dan Singapura,

BAB IV : Analisis Zakat Pengurang Pajak di Indonesia dan

Singapura, Perbandingan Zakat pengurang Pajak di

Indonesia dan Singapura.

Page 26: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

13

BAB V : Penutup

dalam bab ini memuat, Simpulan dan Saran.

Page 27: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

14

BAB II

PARADIGMA ZAKAT DAN PAJAK

A. Pengertian Zakat

Zakat merupakan kata dasar dari zaka yang berarti suci, berkah, tumbuh,

dan terpuji, yang semua arti itu sangat popular dalam penerjemahan al-Quran

maupun Hadist. Sesuatu dikatakan zaka apabila ia tumbuh dan berkembang, dan

seseorang disebut zaka apabila ia bersifat baik dan terpuji10

. Pengertian zakat

menurut istilah yaitu mengeluarkan sebagian harta (tertentu) yang telah

diwajibkan Allah SWT untuk diberikan kepada orang-orang yang berhak

menerimanya, dengan kadar, haul tertentu dan memenuhi syarat dan rukunnya11

.

Zakat adalah ibadah maaliyyah ijtima’iyyah yang memiliki posisi sangat penting,

strategis, dan menentukan12

, baik dilihat dari sisi ajaran islam maupun sisi

pembangunan kesejahteraan umat13

.

Zakat mempunyai berbagai makna, para ulama memberikan makna yang

berbeda-beda:

Pertama, zakat berarti at-thahuru (membersihkan atau mensucikan),

demikian juga menurut Abu Hasan Al Wahidi dan Imam Nawawi. Artinya, orang

10

Faisal, Sejarah Penegelola Zakat di Dunia Muslim dan Indonesia (Pendekatan Teori

Investigasi-Sejarah Charles Pierce dan Defisit Kebenaran Lieven Boeve), Jurnal Analisis, Vol. XI No.

2, (Desember 2011), hlm.243. 11

Modul Penyuluhan Zakat, Kementrian Agama RI Direktorat Jendral BIMAS Islam

Direktorat Pemberdayaan Zakat Tahun 2013, hlm. 2. 12

Yusuf al-Qaradhawi, Al-Ibadah fil-Islam(Bairut:Muassasah Risalah, 1993), hlm.235. 13

Didin Hafidhuddin, Anda Bertanya tentang Zakat Infak & Sedekah Kami

Menjawab(Jakarta:Badan Ambil Zakat Nasional (BAZNAS),2005), hlm.11.

Page 28: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

15

yag selalu menunaikan zakat karena Allah dan karena bukan ingin dipuji

manusia, Allah akan membersihkan dan mensucikan baik harta maupun jiwanya.

Kedua, zakat bermakna al-barakatu (berkah). Artinya, orang yang selalu

membayar zakat, hartanya akan selalu dilimpahkan keberkahan oleh Allah SWT.

Keberkahan ini akan berdampak pada keberkahan hidup, karena harta yang kita

gunakan adalah harta yang sudah dibersihkan dengen membayar zakat.

Ketiga, zakat bermakna an-Nuwun yang artinya tumbuh dan berkembang.

Makna ini menegaskan bahwa orang yang selalu menunaikan zakat, hartanya

akan selalu terus berkembang dan tumbuh, hal ini disebabkan oleh kesucian dan

keberkahan harta yang telah ditunaikan kewajiban zakatnya.

Keempat, zakat bermakna as-shalahu (beres dan bagus). Artinya, orang

yang selalu menunaikan zakat, hartanya akan selalu bagus dalam arti tidak

bermasalah dan terhindar dari masalah. Misalnya kebangkrutan, kecurian, hilang

dsb. bisa jadi karena mereka melalaikan kewajiban menunaikan zakat14

.

Dari segi terminologi fiqih yang dikemukaan oleh Taqiyuddin Abu Bakr,

zakat berarti sejumlah harta yang diserahkan kepada orang-orang yang berhak

dengan syarat-syarat tertentu15

. Sedangkan menurut undang-undang zakat adalah

harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk

diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam.16

14

Modul Penyuluhan Zakat, Kementrian Agama RI Direktorat Jendral BIMAS Islam

Direktorat Pemberdayaan Zakat Tahun 2013, hlm. 1. 15

Taqiyudin Abu Bakr ibn Muhammad al-Husaini al-Hisani ad-Dimasyqi asy-Syafi’i, Kifayah

al-Akhyar, (Surabaya: al-Hidayah, t.t), hlm. 172. 16

Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tetang Pengelola Zakat, Bab 1 Pasal 1 Ayat 2.

Page 29: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

16

Zakat merupakan ibadah yang memiliki nilai ganda, hablum minallah

(vertikal) dan hablum minannas (horizontal), dimensi ritual dan sosial. Artinya,

orang yang selalu menunaikan zakat akan meningkatkan keimanan kepada Allah

SWT dan menumbuhkan rasa kepedulian sosial, serta membangun hubungan

sosial kemasyarakatan17

.

B. Dasar Hukum Zakat

Zakat merupakan salah satu rukun Islam ketiga dan disebut dalam al-Quran

sebanyak 82 kali. Zakat wajib dikerjakan oleh orang Islam bagi yang cukup nisab

dan haulnya. Dasar hukum zakat yang kuat yaitu al-Quran dan Hadist. Diantara

ayat al-Quran tentang zakat dan sejenisnya yaitu:

a. Kata zakat yang tertulis dalam al-Qur’an dengan kata sadaqoh dalam Q.S.

At-Taubah:9:60).

:(٩:٦٠)التوبة

17

Modul Penyuluhan Zakat, Kementrian Agama RI Direktorat Jendral BIMAS Islam

Direktorat Pemberdayaan Zakat Tahun 2013, hlm. 2.

Page 30: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

17

Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk

orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus

zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk

(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk

jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan,

sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah

Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (Q.S. At-

Taubah:9:60)

b. Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang

yang ruku’.

:(٢:٤٣)البقرة

Artinya:“…dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan

ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'.” (Q.S. Al-

Baqarah:2:43)

c. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh,

mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapatkan pahala

disisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak

mereka bersedih hati.

:(٢:٢٧٧)البقرة

Page 31: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

18

Artinya:“Sesungguhnya orang-orang yang beriman,

mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan

zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada

kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka

bersedih hati.” (Q.S. Al-Baqarah:2:277)

d. Zakat dapat diambil langsung oleh amil dan mendoakannya, karena zakat

mensucikan dan membersihkan harta mereka.

(٩:١٠٣)التوبة:Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan

zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan

mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu

(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha

mendengar lagi Maha mengetahui.” (QزS. At-Taubah:9:103)

e. Hadits-hadits yang mewajibkan zakat atas kaum muslim.

هما: ) أن النبي صلى الله عليه وسلم ب عث معاذا عن ابن عباس رضي الله عن ) أن الله قد اف ت رض عليهم فذكر الحديث, وفيه: رضي الله عنه إلى اليمن (

فق عليه صدقة في أموالهم, ت ؤخذ من أغنيائهم, ف ت رد ف ي ف قرائهم ( مت

Artinya: “Dari Ibnu Abbas r. bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi

wa Sallam mengutus Mu'adz ke negeri Yaman --ia meneruskan

hadits itu-- dan didalamnya (beliau bersabda): "Sesungguhnya

Allah telah mewajibkan mereka zakat dari harta mereka yang

diambil dari orang-orang kaya di antara mereka dan

Page 32: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

19

dibagikan kepada orang-orang fakir di antara mereka."

Muttafaq Alaihi. 18

ه قال: قال رسول الله صلى الله وعن عمرو بن شعيب, عن أبيه, عن جدرواه أحمد عليه وسلم ) ت ؤخذ صدقات المسلمين على مياههم (

Artinya: “Dari Amar Ibnu Syu`aib dari ayahnya, dari kakeknya

Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa

Sallam bersabda: "Zakat kaum muslimin diambil di tempat-

tempat sumber air mereka." Riwayat Ahmad.19

C. Jenis-jenis Zakat

Secara umum zakat terbagi menjadi dua macam, yaitu zakat jiwa (nafs)

zakat fitrah dan zakat harta atau zakat maal.

1. Zakat Nafs/ Zakat Fitrah

Pengertian fitrah ialah ciptaan, sifat asal, bakat, perasaan keagamaan, dan

perangai. Sedangkan zakat fitrah adalah zakat yang berfungsi mengembalikan

manusia muslim kepada fitrahnya, dengan menyucikan jiwa mereka dari kotoran-

kotoran (dosa-dosa) yang disebabkan oleh pengaruh pergaulan dan sebagainnya

sehingga manusia itu menyimpang dari fitrahnya20

. Objek yang dijadikan zakat

fitrah adalah bahan makanan pokok di daerah orang yang mengeluarkan zakat

18

A. Hasan, Tarjamah Bulughul-Maram Ibnu Hajar al-‘Asqalani(Bandung: Diponegoro,

2006), hlm.265. 19

Ibid, hlm.268. 20

Eri Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, (Jakarta: PT Grasindo, 2006), hlm.

21.

Page 33: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

20

fitrah, seperti beras, jagung, tepung sagu dan sebagainnya. Menurut ulama

Mazhab Hanafi dan Mazhab Syafi’i membolehkan membayar zakat fitrah dengan

uang tunai senilai dengan nilai jual bahan pokok makanan sebanyak satu

Sha’(2,5 kg / 3,5 liter), jika maslahat orang-orang fakir mengharuskan

dikeluarkan zakat untuk mereka dalam bentuk uang.

Zakat ini wajib dikeluarkan di bulan Ramadan sebelum salat ‘Id, sedangkan

bagi orang yang mengeluarkan zakat fitrah setelah dilaksanakannua salat ‘Id

maka apa yang dikeluarkannya itu bukanlah termasuk zakat fitrah tetapi

merupakan sedekah biasa21

, hal ini sesuai dengan hadist Nabi SAW;

هما قال: ) ف رض رسول الله صلى الله عليه وعن ابن عباس رضي الله عن وسلم زكاة الفطر; طهرة للصائم من اللغو, والرفث, وطعمة للمساكين, فمن

ولة, ومن أداها ب عد الصلة فهي صدقة من أداها ق بل الصلة فهي زكاة مقب رواه أبو داود, وابن ماجه الصدقات. (

Artinya:“Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa

Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah sebagai pembersih

bagi orang yang berpuasa dari perkataan yang tidak berguna

dan kotor, dan sebagai makanan bagi orang-orang miskin.

Maka barang siapa yang mengeluarkannya sebelum sholat, ia

menjadi zakat yang diterima dan barangsiapa

mengeluarkannya setelah sholat, ia menjadi sedekah biasa”.

(Riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah)22

.

21

Ibid, hlm. 22. 22

A. Hasan, Tarjamah Bulughul-Maram Ibnu Hajar al-‘Asqalani(Bandung: Diponegoro,

2006), hlm.277-278.

Page 34: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

21

Melewatkan pembayaran zakat fitrah sampai selesai salat hari raya

hukumnya makhruh karena tujuan utamanya membahagiakan orang-orang

miskin pada hari raya, dengan demikian apabila dilewatkan pembayarannya

hilanglah separuh kebahagiaannya pada hari itu

Menurut Yusuf Qardawi ada dua hikmah zakat fitrah, yaitu sebagai berikut.

a. Membersihkan kotoran selama menjalankan puasa, karena selama

menjalankan puasa seringkali orang terjerumus pada perkataan dan

perbuatan yang tidak ada manfaatnya serta melakukan perbuatan-

perbuatan yang dilarang Allah.

b. Menumbuhkan rasa kecintaan kepada orang-orang miskin dan orang-

orang yang membutuhkan. Dengan member zakat fitrah kepada orang-

orang miskin dan orang-orang yang membutuhkan akan membawa

mereka kepada kebutuhan dan kegembiraan, bersuka cita pada hari

raya23

.

2. Zakat Harta/ Zakat Maal

Zakat maal ialah zakat yang dikenakan atas harta (maal) yang dimiliki

oleh seorang atau lembaga dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang

telah ditetapkan. Maal menurut bahasa ialah segala sesuatu yang diingkan

sekali oleh manusia untuk menyimpan dan memilikinya, sedangkan maal

23

Eri Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, (Jakarta: PT Grasindo, 2006), hlm.

22-23.

Page 35: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

22

menurut hukum Islam adalah segala yang dapat dipunyai (kuasai) dan dapat

digunakan (manfaatkan) menurut kebiasaannya.

Jenis-jenis harta/ maal yang wajib dizakatkan yaitu:

1. Emas, perak dan uang (simpanan)

Zakat emas, perak dan uang simpanan atau deposito dikeluarkan zakatnya

jika sudah mencapai satu tahun (haul) dan mencapai nisabnya (hitungan),

nisab emas yaitu 20 dinar yang setara dengan 85 gr emas murni dan

zakatnya adalah 2,5%. Nisab perak yaitu 200 dirham atau setara 595gr

perak24

dan zakatnya 2,5%. Nisab uang simpanan yaitu setara dengan

nisab emas dan zakat yang harus dikeuarkan 2,5%25

.

2. Barang yang diperdagangkan/harta perniagaan

Barang perniagaan atau barang yang diperdagangkan dikenakan

kewajiban zakat jika sudah mencapai nisab dan haul, nisabnya diqiyaskan

dengan zakat emas dan zakatnya 2,5%26

.

3. Hasil pertanian

Zakat pertanitian wajib dikeluarkan setelah selesai panen dengan nisab

hasil pertanian 5 wasak yang 1 wasak setara dengan 60 sha’ (1 sha’=2,75

kg)27

atau kurang lebih 650 kg28

gabah, setiap panen harus dikeluarkan

24

Kholid Syamhudi, Syarat Wajib dan Cara Mengeluarkan Zakat Mal, dikutip dari

muslim.or.id/367-syarat-wajib-dan-cara-mengeluarkan-zakat-mal.html pada 20 Desember 2016. 25

Didin Hafidhuddin, Anda Bertanya tentang Zakat Infak & Sedekah Kami

Menjawab(Jakarta:Badan Ambil Zakat Nasional (BAZNAS),2005), hlm.147-148. 26

Ibid, hlm.117-119. 27 Kholid Syamhudi, Syarat Wajib dan Cara Mengeluarkan Zakat Mal, dikutip dari

muslim.or.id/367-syarat-wajib-dan-cara-mengeluarkan-zakat-mal.html pada 20 Desember 2016.

Page 36: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

23

zakatnya sebanyak 5% jika tanah pertaniannya dibiayai air irigasi dan

zakatnya 10% jika pertanianya diairi tanpa mengeluarkan biaya.

4. Hasil ternak

Hasil ternak di sini yang wajib dizakati adalah unta, sapi, dan kambing

jika sudah mencapai nisab dan haulnya. Nisab zakat unta adalah 5 ekor

unta dan zakatnya adalah 1 ekor kambing. Nisab zakat sapi adalah 30

ekor sapi dan zakatnya adalah 1 ekor sapi jantan atau betina yang

berumur setahun dan nisab zakat kambing yaitu 40 ekor kambing dan

zakatnya 1 ekor kambing29

.

5. Hasil tambang dan barang temuan

Hasil barang tambang atau galian yaitu seperti emas, perak, timah, besi,

batu bara, dll. semua itu wajib dizakatkan tanpa menunggu satu tahun.

Dan barang temuan wajib dizakatkan tanpa nisab dan haul, dan zakatnya

1/5 dari hasil temuan atau 20%30

.

6. Lain-lain (zakat profesi, saham, rezeki tidak terduga, undian (kuis)

berhadiah)31

.

Zakat profesi adalah zakat yang dikeluarkan dari penghasilan

profesi(hasil profesi) bila sudah mencapai nisab32

, zakat profesi

28

Didin Hafidhuddin, Anda Bertanya tentang Zakat Infak & Sedekah Kami

Menjawab(Jakarta:Badan Ambil Zakat Nasional (BAZNAS),2005), hlm.124-125. 29

Kholid Syamhudi, Syarat Wajib dan Cara Mengeluarkan Zakat Mal, dikutip dari

muslim.or.id/367-syarat-wajib-dan-cara-mengeluarkan-zakat-mal.html pada 20 Desember 2016. 30

Kholid Syamhudi, Syarat Wajib dan Cara Mengeluarkan Zakat Mal, dikutip dari

muslim.or.id/367-syarat-wajib-dan-cara-mengeluarkan-zakat-mal.html pada 20 Desember 2016 31

Eri Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, (Jakarta: PT Grasindo, 2006), hlm.

24-25.

Page 37: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

24

diqiyaskan dengan zakat emas yaitu nisabnya 85gr emas murni dan

zakatnya 2,5% tetapi pengeluaran zakatnya diqiyaskan pada zakat

pertanian, yaitu saat menerima gaji atau penghasilan33

. Zakat sama sama

dengan zakat deposito, zakat rezeki tak terduga, undian dan hadiah yaitu

nisabnyadiqiyaskan dengan emas 85gr dan zakatnya 2,5%34

tanpa

menunggu haul.

D. Pengertian Pajak

Pakar ekonomi kontemporer mendefinisikan pajak sebagai kewajiban

untuk membayar tunai yang ditentukan oleh pemerintah atau pejabat berwenang

yang bersifat mengikat tanpa adanya imbalan tertentu. Ketentuan pemerintah ini

sesuai dengan kemampuan si pemilik harta dan dialokasikan untuk mencukupi

kebutuhan pangan secara umum dan untuk memenuhi tuntutan politik keuangan

bagi pemerintah35

.

Simon James, seorang pengajar ekonomi dan perpajakan di University of

Exeter School of Business, dalam bukunya The Economic of Taxation:

Principles, Policy and Pactice mendefinisikan pajak sebagai berikut: “a

compulsory lavy made by public authorities for which nothing is received

32

Wikipidia, Zakat Profesi, dikutip dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/Zakat_Profesi pada

tanggal 2 Desember 2016. 33

Didin Hafidhuddin, Anda Bertanya tentang Zakat Infak & Sedekah Kami

Menjawab(Jakarta:Badan Ambil Zakat Nasional (BAZNAS),2005), hlm.164. 34

Ibid, hlm.93-95. 35

Gazi Inayah, “Teori Komprehensip Tentang Zakat dan Pajak”, (Yogyakarta: Tiara Wacana

Yogya, 2003), hlm. 1.

Page 38: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

25

directly in return. Dalam definisi yang lebih komprehensif, Sammelfeld,

Anderson dan Brock mendefinisikan pajak sebagai berikut.

“…… any nompenal yet compulsory transfer of resources form the

private to the public sector, levied on the basis of predetermined

criteria and without receipt of a specific benefit of equal value, in

order to accomplish some of a nation’s economic and social

objective”.

Dalam The Encyclopedia Americana, pajak didefinisikan sebagai:

“a compulsory contribution from the person to the government to

defray the expenses incurred in the common interest of all, without

reference to special benefits conferred”.

Kata ‘the person’ menunjukan bahwa pajak dibayar/ditanggung oleh orang

baik natural person (orang pribadi) mau pun artificial person seperti badan. Kata

government menunjukan bahwa pajak dibayarkan kepada pemerintah dalam

berbagai bentuknya. Jadi, pajak tersebut dibayar atau dipungut oleh pemerintah

pusat, pemerintah daerah atau pemerinta yang bersifat internasional (misalnya

kerja sama regional, internasional atau organisasi internasional).36

Unsur pajak sebagai berikut:

36

Haula Rosdiana dan Rasin Tarigan, “Perpajakan Teori dan Aplikasi”, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2005), hlm. 43-44

Page 39: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

26

1. Pajak dibayar tunai, artinya pajak harus dibayar dengan uang tunai tidak

berupa barang.

2. Pajak adalah kewajiban yang mengikat, artinya bahwa pajak adalah

kewajiban yang dipungut dari setiap individu sebagai suatu keharusan.

3. Pajak adalah kewajiban dari pemerintah dan hasilnya akan dipergunakan

untuk kepentingan umum.

4. Pajak kewajiban yang bersifat final, artinya seorang tidak berhak untuk

menolak untuk membayar.

5. Pajak tidak ada imbalannya, artinya tidak ada syarat bagi wajib pajak untuk

memperoleh imbalan atau fasilitas kesejahteraan secara langsung.

6. Pajak adalah kewajiban tuntutan politik untuk keuangan Negara. Para pakar

ekonomi membatasi saasran pajak untuk menutupi kebutuhan umum37

.

E. Dasar Hukum Pajak

Dasar utama perpajkan di Indonesia berpijak pada pasal 23A UD 1945

yang berbunyi, “Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan

negara diatur dengan undang-undang”.

Agar dapat diimplementasikan dalam kehidupan bernegara, maka sebagai

tindak lanjut dari bunyi pasal 23A UUD 1945 tersebut diterbitkan undang-

undang yang mengatur tatacara penyelenggaraan perpajakan. Setidaknya terdapat

37

Gazi Inayah, “Teori Komprehensip Tentang Zakat dan Pajak”, (Yogyakarta: Tiara Wacana

Yogya, 2003), hlm. I-2.

Page 40: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

27

delapan undang-undang yang menjadi landasan hokum pemungutan pajak di

Indonesia, yaitu:

1. UU No. 6/1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan :

DIGANTI dengan UU No. 16/2000 Tentang Ketentuan Umum dan

Tatacara Perpajakan

2. UU No. 7/1983 Tentang Pajak Penghasilan/ UU PPh : DIGANTI

dengan UU No. 17/2000

3. UU No. 8/1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai atas Barang dan Jasa

dan Pajak Penjualan atas barang mewah, UU PPN/ PPn BM, DIGANTI

dengan UU No. 18/2000

4. UU No. 12/1985 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan, UU PBB.

DIGANTI dengan UU No. 18/2000

5. UU No. 21/1997 Tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan,

UU BPHTB, DIGANTI degan UU No. 20/2000

6. UU NO. 19/1997 Tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, UU

PPSP. DIGANTI dengan UU No. 19/2000

7. UU Pengadilan Pajak, UU PP, UU No. 14/2002

8. UU Bea Materai, UU BM, UU No. 13/198538

38

Muhammad Yamin, “Mengenal Pajak”, dikutip dari

http://www.muhammadyamin.com/tag/dasar-hukum-pajak/ 28 April 2016.

Page 41: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

28

F. Jenis-jenis Pajak

Jenis-jenis pajak terbagi menajdi tiga, yaitu berdasarkan jenis pungutannya,

menurut subjeknya dan pajak menurut sifatnya.

Pajak berdasarkan jenis pungutannya , pajak dibedakan menjadi dua, yaitu

Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Jenis pajak-pajak yang dipungut oleh pemerintah

pusat dan dikelola oleh Direktorat Jendral Pajak adalah:

1. Pajak Penghasilan (PPh)

2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

3. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn BW)

4. Bea Materai

5. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Sedangkan pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah, baik Provinsi

mau pun Kabupaten/Kota adalah:

1. Pajak Provinsi, yaitu: Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama

Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air

Permukaan dan Pajak Rokok

2. Pajak Kabupaten/ Kota, yaitu: Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan,

Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam dan

Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak

Page 42: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

29

Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan, Bea Perolehan Hak Atas

Tanah dan/atau Bangunan39

.

Sedangkan jenis pajak menurut subjeknya terbagi menjadi dua, yaitu Pajak

Langsung dan Pajak Tidak Langsung. Pajak Langsung adalah pajak yang

pembayaranya harus dilakukan oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan

atau dibebankan kepada pihak lain seperti Pajak Penghasilan. Pajak Tidak

Langsung adalah pajak yang pembayarannya dapat dilimpahkan atau dibebankan

kepada pihak lain dan tidak harus dilakukan oleh wajib pajak.

Tabel 2.1: Perbedaan Pajak Langsung dan Pajak Tidak Langsung

PAJAK LANGSUNG PAJAK TIDAL LANGSUNG

Dibebankan berdasarkan kemampuan

membayar (ability to pay) wajib

pajak. Artinya, kondisi wajib pajak

(individual circumstances) seperti

besarnya penghasilan dan jumlah

tanggungan menjadi salah satu factor

penentu besarnya pajak (tax burden).

Dibebankan tanpa memerhatikan

konsidi wajib pajak, seperti besarnya

penghasilan dan jumlah tanggungan.

Contohnya, cukai rokok dikenakan

terhadap setiap orang yang membeli

rokok. PPN dikenakan kepada orang

yang mengkonsumsi BKP.

Beban pajak tidak dapat dialihkan.

Pemungutan pajak langsung secara

otomatis akan mengurangi Take Hom

Pay Wajib Pajak.

Beban pajak dapat dialihkan-

seluruhnya atau sebagian-kepada

pihak lain. Bentuk pengalihan beban

pajak ini bisa Forward Shifting atau

Backward Shifting.

This split depends upon the nature of

the past and present administrative

arrangements for assessment and

collection of the tax. If the tax is

…tax on consumers is collected from

businesses: it is the indirect tax.

Seperti Pajak Penjualan atau Pajak

Pertambahan Nilai yang diterapkan di

39

Muhammad Yamin, Mengenal Pajak, dikutip dari

http://www.muhammadyamin.com/tag/dasar-hukum-pajak/ 28 April 2016.

Page 43: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

30

actually assessed on and collected

from the individuals who intended to

bear it, it is called a direct tax.

Jadi, pada umumnya yang

menghitung, menyetorkan dan

melaporkan pajak yang terutang

adalah wajib pajak itu sendiri.

Indonesia meskipun yang

menanggung beban pajak adalah

konsumen (jika forward shifting),

tetapi yang memungut, menyetorkan

dan melaporkan pajak yang terutang

adalah Pengusaha Kena Pajak.

Secara adminidtratif, ada periodisasi

pemungutan pajak (dibayar dan

dilaporkan dalam satu periode seperti

Tahun).

Bisa terutang setiap saat. Misalnya

pembeli BKP di Supermarket harus

membayar PPN pada saat itu juga-

saat ia membeli barang. Begitu juga

importir harus membayar Bea Masuk,

PPN Impor, PPn BM dan PPh pasal

22 pada saat mengimpor barang. Jadi,

tidak sampai menunggu sampai akhir

bulan atau akhir tahun.

Sumber: Haula Rosdiana dan Rasin Tarigan, “Perpajakan Teori dan Aplikasi”, (Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 69.

Jenis pajak yang ketiga yaitu menurut sifatnya dan terbagi menjadi dua

yaitu Pajak Subjektif dan Pajak Objektif. Pajak Subjektif, yaitu pajak yang

memperhatikan kondisi kehidupan wajib pajak, contohnya pajak dari orang yang

sudah menikah dengan yang belum menikah berbeda. Kedua, pajak objektif,

yaitu pajak yang pemungutannya berdasarkan objek pajak tanpa memperhatikan

kondisi wajib pajak tersebut. Contohnya pajak bumi dan bangunan didasarkan

pada luas tanah/ luas bangunan, tanpa memperhatikan kondisi pemiliknya.40

40

Soft Ilmu, “Pengertian , Fungsi dan Jenis-jenis Pajak”, dikutip dari

http://www.softilmu.com/2015/06/Pengertian-Fungsi-Unsur-Jenis-Macam-Pajak-Adalah.html?m=1 28

April 2016.

Page 44: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

31

G. Tujuan Zakat dan Pajak

1. Tujuan Zakat

Zakat merupakan ibadah yang mengandung dua dimensi, dimensi hablu

minallah dan dimensi hablu minannas. Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai

oleh Islam di balik kewajiban zakat adalah sebagai berikut.

1. Mengangkat derajat fakir mskin dan membantunya keluar dari

kesulitan hidup dan penderitaan.

2. Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh gharim,

ibnussabil dan mustahiq dan lain-lainnya.

3. Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesame umat Islam

dan manusia pada umumnya.

4. Menghilangkan sifat kikir dan atau loba pemilik harta kekayaan.

5. Membersihkan sifat dengki dan iri (kecemburuan sosial) dari hati

orang-orang miskin.

6. Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin

dalam suatu masyarakat.

7. Mengembangkan rasa tanggungjawab sosial pada diri seseorang,

terutama pada mereka yang mempunyai harta.

8. Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan

menyerahkan hak orang lain yang ada padanya.

9. Sarana pemerataan pendapatan (rezeki) untuk mencapai keadilan

sosial.

Page 45: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

32

Berdasarkan uraian di atas maka secara umum zakat bertujuan untuk

menutupi kebutuhan pihak-pihak yang memerlukan dari harta kekayaan sebagai

perwujudan dari rasa tolong-menolong antara sesame manusia beriman41

. Zakat

juga mengandung manfaat yang demikian besar dan mulia, baik yang beraitan

dengan orang yang berzakat (muzakki), penerimanya (mustahiq), harta yang

dikeuarkan zakatnya, maupun bagi masyarakat keseluruhan. Manfaat tersebut

antara lain sebagai berikut:

1. Sebagai perwujudan keimanan kepada Allah SWT.

2. Karena zakat merupakan hak mustahiq, zakat berfungsi untuk

menolong, membantu dan membina mereka, terutama fakir miskin,

kea rah kehidupan yang lebih baik.

3. Zakat sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana

maupun prasarana.

4. Zakat untuk memasyarakatkan etika bisnis yang benar, sebab zakat itu

bukanlah memberikan harta kotor, tetapi mengeluarkan bagian dari

hak orang lain dari harta kita yang kita usahakan dengan baik dan

benar.

5. Indikator utama kedudukan seseorang terhadap ajaran Islam.

Adapun Multiplayer effect dari zakat yaitu:

1. Menambah jumlah muzakki dan munfiq atau mushoddiq.

41

Eri Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, (Jakarta: PT Grasindo, 2006), hlm.

12-13.

Page 46: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

33

2. Melipatgandakan penguasaan asset dan modal ditangan umat Islam.

3. Membuka lapangan kerja yang luas42

.

2. Tujuan Pajak

Secara umum tujuan yang dapat dicapai dari diberlakukannya pajak adalah

untuk mencapai kondisi meningkatnya ekonomi suatu Negara, yaitu:

Untuk membatasi konsumsi dan dengan demikian mentransfer sumber

dari konsumsi ke investasi.

Untuk mendorong tabungan dan menanam modal

Untuk menstransfer sumber dari tangan masyarakat ke tangan

pemerintah sehingga memungkinkan adanya investasi sumber dari

tangan masyarakat ke tangan pemerintah sehingga memungkinkan

adanya investasi pemerintah

Untuk memodifikasi pola investasi

Untuk mengurangi ketimpangan ekonomi

Untuk memobilisasi suplus ekonomi (Nurkse, 1971) dalam (Muchlis,

2002).43

42

Gustian Djuanda, dkk., Pelaporan Zakat Pengurang Pajak Penghasilan, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2006), hlm. 16-17. 43

Abstraksi Ekonomi: Tujuan dan Fungsi Pajak dari Skripsi Lintan Gupita, Analisis

Penerimaan Pajak Reklame di Kota Semarang Tahun 1990-2011 (Program Sarjana Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponogoro Tahun 2013) dikutip dari

http://abstraksiekonomi.blogspot.in/2013/07/tujuan-dan-fungsi-pajak.html?m=1 28 April 2016.

Page 47: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

34

Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah perlu memegang asas-asas

pemungutan pajak. Mansury menyatakan sebagai berikut.

“Dari pengalaman ternyata apabila apabila tidak setiap

ketentuan rancangan undang-undang pada saat penyusunannya

selalu diuji apakah sejalan atau tidaknya dengan tujuan dan asas

yang harus dipegang teguh, ketentuan tersebut mudah sekali

mengatur sesuatu yang sebenarnya tidak sejalan dengan asas

yang harus dipegang teguh.” 44

Banyak para ahli yang mengemukakan tentang asas-asas perpajakan yang

harus ditegakkan dalam membangun suatu sistem perpajakan di antara pendapat

para ahli tersebut yang paling terkenal adalah four maxims dari Adam Smith.45

Menurut Adam Smith, pungutan pajak hendaknya didasarkan atas empat asas,

yaitu:

1. Equity (kesamaan/keadilan)

Keadilan merupakan salah satu asas yang palings sering

menjadi pertimbangan penting dalam memilih policy option yang ada

dalam membangun system perpajakan. Asas equity mengatakan bahwa

pajak itu harus adil dan merata.46

Artinya beban pajak harus sesuai

dengan kemampuan relative dari setiap wajib pajak. Dalam arti lain

orang yang penghasilannya sama harus dikenakan pajak yang sama.

44

R. Mansury, Pajak Penghasilan Lanjutan, (Jakarta:: Ind Hill-Co, 1996), hlm. 4. 45

Haula Rosdiana dan Rasin Tarigan, “Perpajakan Teori dan Aplikasi”, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2005), hlm. 117. 46

Ibid, hlm. 120-121.

Page 48: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

35

2. Certainty (kepastian)

Asas certainty menyatakan bahwa harus ada kepastian, baik

bagi petugas pajak maupun semua wajib pajak dan seluruh

masyarakat. Asas kepastian ini antara lain mencakup kepastian

mengenai siapa-siapa yang harus dikenakan pajak, apa-apa yang

dijadikan sebagai objek pajak, serta besarannya jumlah pajak yang

harus dibayar dan bagaimana jumlah pajak yang terutang itu harus

dibayar.47

Simpulannya pajak dikenakan berdasarkan kepastian hokum

yang bersifat tegas, jelas, dan pasti bagi wajib pajak maupun aparatur

pajak.

3. Convenience (kemudahan/kenyamanan)

Asas convenience menyatakan bahwa saat pembayaran pajak

hendaknya dimungkinkan pada saat yang

“menyenangkan”/memudahkan wajib pajak, misalnya pada saat

menerima gaji atau penghasilan lain seperti saat menerima bunga

deposito.

Ray M. Sommerfeld (1982) mengaitkan asas conveince dengan

masalah keserderhanaan administrasi. Beliau juga menmabahkan

bahwa ada beberapa ahli yang berpendapat bahwa wajib pajak mau

membayar lebih banyak asalkan terpenuhinya asas conveince. 48

47

Ibid, hlm. 133-134. 48

Ibid, hlm. 134-135.

Page 49: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

36

4. Economy (Ekonomi)

Dalam memungut pajak, hendaknya tidak menimbulkan biaya

yang lebih besar dari jumlah penerimaan pajaknya.

3. Persamaan dan Perbedaan Zakat dan Pajak

Masyarakat sering membuat persamaan bahwa zakat adalah pajak

yang tidak resmi yang ditentukan oleh agama Islam kepada setiap muslim.

Anggapan itu memang tidak sepenuhnya salah, tetapi tidak juga

sepenuhnya benar. Pajak dan zakat memiliki sejumlah persamaan dan

perbedaan yang perlu diketahui.49

Persamaan zakat dan pajak, antara lain:

1. Bersifat mengikat dan wajib atas harta yang telah ditentukan

kepada setiap penduduk negeri.

2. Zakat dan pajak harus disetorkan pada lembaga resmi agar

tercapai optimalisasi penggalangan dana maupun

penyalurannya.

3. Zakat dan pajak memiliki tujuan yang sama yaitu untuk

membantu menyelesaikan masalah ekonomi dan pengentasan

kemiskinan.

4. Tidak ada janji akan memperoleh imbalan materi tertentu di

dunia atau imbalan secara langsung.

49

Yons Ahmad, Apakah Persamaan dan Perbedaan Antara Zakat dan Pajak?, dikutip dari

http://zakat.or.id/apakah-persamaan-dan-perbedaan-antara-zakat-dan-pajak/ pada 28 April 2016.

Page 50: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

37

5. Zakat dan pajak dikelola oleh Negara.50

Sedangkan perbedaan antara Zakat dan Pajak dapat dilihat pada tabel

2.2 di bawah ini.

Tabel 2.2: Perbedaan Zakat dan Pajak

Zakat Pajak

Zakat kewajiban agama Pajak adalah kewajiban Negara yang

ditentukan oleh pemerintah

Zakat hanya diwajibkan kepada orang

islam

Semua warga Negara wajib

membayar pajak

Orang yang berhak menerima zakat

sudah ditentukan yaitu 8 asnaf.

Sedangkan yang berhak menikmati

pajak adalah semua penduduk yang

ada dalam suatu Negara.

Sangksi tidak membayar zakat adalah

dosa dan azab dari Allah.

Sangksi tidak membayar pajak adalah

denda atau hukuman kurungan.

Zakat tidak akan mungkin diganti

atau dihapuskan karena merupakan

rukun Islam.

Pajak mungkin saja diganti atau

berubah bahkan dihapuskan.

Tergantung kepada pemerintah yang

berwenang.

Zakat adalah suatu ibadah yang wajib

didahului dengan niat.

Pajak tidak memakai niat.

Zakat telah ditentukan kadarnya di

dalam al-Quran dan Hadist.

Pajak ditentukan oleh hukum Negara.

Zakat dibayarkan merupakan

manifestasi ketaan kepada Allah dan

rasulnya.

Pajak dibayarkan merupakan ketaan

seorang warga Negara kepada ulil

amri atau pemerintah/pemimpin

Sumber: Internet51

50

Accounting Media, Perbedaan dan Persamaan Zakat dengan Pajak, dikutip dari

http://accounting-media.blogspot.com/2014/08/perbedaan-dan-persamaan-zakat-dengan.html?m=1

pada 28 April 2016.

Page 51: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

38

BAB III

SISTEM PENGELOLAAN ZAKAT DAN PAJAK

DI INDONESIA DAN SINGAPURA

A. Sistem Pengelolaan Zakat dan Pajak di Indonesia

1. Sistem Pengelolaan Zakat di Indonesia

Pengelolaan perzakat di Indonesia tentunya mengalami sejarah yang

panjang, sama seperti sejarah masuknya Islam itu sendiri. Ketika Islam masuk

Indonesia, maka salah satu ajaran pokoknya yang menjadi perhatian para dai dan

pemerintah52

, Islam memandang bahwa zakat memiliki dua dimensi yang tak

bisa dipisahkan, ukhrawi dan duniawi. Indonesia yang merupakan negara

kepulauan terbesar di dunia, berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara

yang berpenduduk muslim terbesar di dunia53

dengan lebih dari 207 juta jiwa54

,

sudah selayaknya pemerintantah mendukung penuh pelaksaan ibadah

masyarakat Islam dan menfasilitasinya sesuai dengan Undang-Undang Dasar.

51

Accounting Media, “Perbedaan dan Persamaan Zakat dengan Pajak”, dikutip dari

http://accounting-media.blogspot.com/2014/08/perbedaan-dan-persamaan-zakat-dengan.html?m=1 28

April 2016 dan Islamnya Muslim, “Perbedaan Antara Zakat dan Pajak”, dikutip dari

http://www.islamnyamuslim.com/2013/10/perbedaan-antara-zakat-dan-pajak.html?m=1 28 April 2016. 52

Ilham Kadir, Menelusuri Sejarah Pengelolaan Zakat di Indonesia, dikutip dari

https://www.islampos.com/menelusuri-sejarah-pengelolaan-zakat-di-indonesia-26749 pada 20

Desember 2016. 53

Erik Purnama Putra, Persentase Umat Islam di Indonesia Jadi 85 Persen, dikutip dari

http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/01/09/o0ow4v334-persentase-umat-islam-di-

indonesia-jadi-85-persen pada 27 Juli 2016. 54

Wikipedia, Indonesia, dikutip dari https://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia pada 25 Juli

2016.

Page 52: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

39

Sejarah pengelolaan zakat di Indonesia dimulai sejak Islam masuk di

Indonesia yang dibawa oleh pedagang, mubalig, dan golongan ahli tasawuf55

,

awal mula Islam masuk, sistem perzakatan dilakukan secara tradisoinal di mana

muzaki memberikan zakatnya secara langung kepada mustahik56

.

Pada masa penjajahan, pemerintahan Hindia Belanda sangat dikenal

dengan kebijakan politik etisnya. Dalam urusan zakat yang notabene merupakan

urusan keagamaan murni, pemerintah Belanda tercatat pernah mengeluarkan

beberapa kebijakan. Di masa itu pelaksanaannya diatur dalam Ordonantic

pemerintah Hindia Belanda nomor 6200 tangggal 28 Februari 1905 tapi di

pengaturannya pemerintahan Belanda tidak mencampuri masalah pengelolaan

zakat57

.

Pada awal kemerdekaan, pengelolaan zakat masih belum diatuir oleh

pemerintah dan masih menjadi urusan masyarakat, upaya pengumpulan zakat

maih dilakukan oleh organisasi-organisasi Islam, lembaga-lembaga dakwah,

majelis ta’lim dan pondok pesantren58

. Baru pada tahun 1951 keluar surat edara

Kementrian Agama nomor A/VII/17367 tanggal 8 Desember 1952 tentang

55

Sofyan Hadi, Inilah Sejarah, Teori dan Perkembangan Islam di Indonesia, dikutip dari

http://www.qolbunhadi.com/inilah-sejarah-teori-dan-perkembangan-islam-di-indonesia/ pada tanggal

26 Juli 2016. 56

Ilham Kadir, Menelusuri Sejarah Pengelolaan Zakat di Indonesia, dikutip dari

https://www.islampos.com/menelusuri-sejarah-pengelolaan-zakat-di-indonesia-26749 pada 20

Desember 2016. 57

Lazismu, Sejarah Pengelolaan Z.I.S di Indonesia, dikutip dari

lazismu.pdmjogja.org/sejarah-pengelolaan-z-i-s-di-indonesia/ pada 20 Desember

2016. 58

BAZIS DKI Jakarta, Manajemen ZIS BAZIS Provinsi DKI Jakarta, Cet-1(Jakarta: BAZIS

DKI Jakarta), hlm.9.

Page 53: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

40

pelaksanaan zakat fitrah59

. Namun, secara resmi belum ada peraturan pemerintah

yang secara khusus mengatur masalah zakat. Baru pada sekitar tahun 1960-an,

pembahasan tentang peraturan mengenai pelaksanaan dan pengumpulan zakat di

Indonesia mulai menghasilkan satu peraturan60

.

Pada tahun 1964 Kementiran Agama menyusun rancangan undang –

undang tentang pelaksanaan pengumpulan dan pembagian zakat serta

pembentukan Baitul Maal tetapi kedua perangkat peraturan tersebut belum

sempat diajukan61

. Tahun 1968 pemikiran tentang perlunya Lembaga Pengelola

Zakat (LPZ) di Indonesia mulai terealisasikan atas perjuangan sebelas tokoh

ulama nasional62

yang menyerukan pelaksanaan zakat.

Pada tanggal 26 Oktober 1968 pada acara Isra’ Mi’raj di Istana Negara,

Presiden RI secara langsung menyerukan pelaksanaan zakat untuk menunjang

pembangunan. Untuk memperkuat hal tersebut, Presiden mengeluarkan Surat

Edaran No. B. 133/PRES/11/1968. Berbagai kalangan masyarakat menyambut

baik seruan ini dan beberapa Gubernur Kepala Daerah mengeluarkan keputusan

untuk mendirikan LAZ, termasuk Pemprov DKI Jakarta yang saat itu dipimpin

59

Lazismu, Sejarah Pengelolaan Z.I.S di Indonesia, dikutip dari

lazismu.pdmjogja.org/sejarah-pengelolaan-z-i-s-di-indonesia/ pada 20 Desember

2016. 60

BAZIS DKI Jakarta, Manajemen ZIS BAZIS Provinsi DKI Jakarta, Cet-1(Jakarta: BAZIS

DKI Jakarta), hlm.9. 61

Lazismu, Sejarah Pengelolaan Z.I.S di Indonesia, dikutip dari

lazismu.pdmjogja.org/sejarah-pengelolaan-z-i-s-di-indonesia/ pada 20 Desember

2016. 62

Para tokoh tersebut adalah: Prof. Dr. Hamka, KH. Ahmad Azhari, KH. Moh. Syukri

Ghazali, Moh. Sodry, KH. Taufiqurrahman, KH. Moh. Sole Su’aidi, Ustadz M. Ali Al Hamidy, Ustadz

Mukhtar Luthfy, KH. A. Malik Ahmad, Abdul Kadir, dan KH. M.A. Zawawy.

Page 54: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

41

oleh Ali Sadikin mengeluarkan Surat Keputusan No.Cb. 14/8/18/68 tertanggal 5

Desember 1968 tentang Pembentukan Badan Amil Zakat, berdasarkan syariat

Islam dalam wilayah DKI Jakarta63

. Pada tahun 1973 BAZ DKI Jakarta berubah

nama sesuai dengan Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. D.III/B/14/6/73

untuk memperluas sasaran operasional dan semakin kompleknya permasalahan

zakat di Pemprov DKI Jakarta menjadi Badan Amil Zakat, Infak dan Shadaqah

(BAZIS DKI Jakarta)64

.

Selain pemerintah yang membentuk Lembaga Amil Zakat, masyarakat

yang tergerakpun membentuk lembaga sendiri untuk membantu pemerintah

seperti Yayasan Dana Sosial Islam (YDSI)65

Sumatera Barat pada tahun 1973

terbentuk dan sekarang sudah menjadi BAZNAS Sumatera Barat.

Setelah keputusan Presiden dan Mentri Agama banyak lembaga-lembaga

lain bermunculan, seperti: BAZIS Bengkulu (1989)66

, BAZIS Provinsi Jatim

(1992) dengan SK Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Jatim

No.02.05/BA.03.2/0556/199267

, Dompet Dhuafa (1993)68

, Dompet Sosial

63

BAZIS DKI Jakarta, Manajemen ZIS BAZIS Provinsi DKI Jakarta, Cet-1(Jakarta: BAZIS

DKI Jakarta, 2006), hlm.10-12. 64

Ibid, hlm. 13. 65

Institut Manajemen Zakat, Profil 7 Badan Amil Zakat Daerah Provinsi & Kabupaten

Potensial di Indonesia(Ciputat:Institut Manajemen Zakat, 2006), hlm .56. 66

Ibid, hlm. 19. 67

Ibid, hlm. 4. 68

Wikipedia, Dompet Dhuafa Repubika dikutip dari

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Dompet_Dhuafa_Republika pada 20 Desember 2016 dan

Dompet Dhuafa, Sejarah Tentang Kami, dikutip dari https://zakat.or.id/tentang-

kami/sejarah/ pada 20 Desember 2016.

Page 55: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

42

Ummul Quro (DSUQ) tahun 199869

dan berubah nama mendadi Rumah Zakat

dan mendapat sertifikasi pengukuhan sebagai lembaga amil zakat nasional

berdasarkan SK Menteri Agama RI No. 157 pada tanggal 18 Maret 200370

, Pos

Keadilan Peduli Umat (PKPU) tahun 199971

.

Tahun 1999, pemerintah mulai menanggapi dengan serius tentang

pengelolaan zakat dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 38 tahun 1999

tentang Pengelolaan Zakat, Setelah UU Zakat No.38 pada tahun 1999 disahkan,

pemerintah membentuk Badan Amil Zakat Naisonal (BAZNAS) yang berwenang

mengumpulkan, mendistribusikan dana Zakat secara nasional.

Tahun 2011 pemerintah mengeluarkan kembali undang-undang zakat khusus

zakat yaitu Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat di

Indonesia disahkan pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang

Yudoyono yang dengan sendirinya mengamademen Undang-Undang Zakat

sebelumnya yaitu Undang-Undang No.38 Tahun 1999.

Undang-Undang No. 23 merupakan Undang-Undang penyempurna undang-

undang zakat sebelumnya, dengan dikeluarkanya Undang-Undang zakat ini maka

pungutan zakat di Indonesia mempunyai payung hukum sendiri. Dengan adanya

Undang-Undang zakat sangat membantu dalam perkembangan zakat Indonesia,

69 Wikipedia, Rumah Zakat Indonesia, dikutip dari

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Rumah_Zakat_Indonesia pada 20 Desember 2016. 70

Rumah Zakat, Sejarh Tentang Kami, dikutip dari https://www.rumahzakat.org/tentang-

kami/sejarah/ pada 20 Desember 2016. 71

PKPU Kudus, Sekilas PKPU Kudus, dikutip dari

pkpukudus.blogspot.com/p/profile.html?m=1 pada 23 Desember 2016.

Page 56: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

43

pengumpulan dana zakat mulai terlihat. Potensi zakat Indonesiapun terus

meningkat, dari penelitian hasil Baznas dan Institus Pertanian Bogor(IPB) pada

tahun 2010 potensi zakat di Indonesia sebesar Rp 217 triliun. dengan metode

estrapolasi, potensi zakat tahun 2015 sebesar Rp 280 triliun, dan realisasinya

diperkirakan Rp 4 triliun atau kurang dari 1,4 persen dari potensi72

.

Pertumbuhan zakat setiap tahun terus meningkat dibandingkan pertumbuhan

pajak. Pertumbuhan perhimpunan zakat, infak dan sedekah oleh lembaga-

lembaga amil zakat resmi yang dimiliki pemerintah atau yang diakui pemerintah

untuk periode 2002-2015 adalah lebih dari 23%, dan pertumbuhan ini jauh

melampaui rerat pertumbuhan ekonomi nasional periode tersebut yang kurang

dari 6%.73

Masyarakat muslim Indonesia yang membayar zakat di Baznas akan

mendapatkan Nomor Pokok Wajib Zakat(NPWZ). Muzaki yang tercatat dalam

Sistem Baznas (SIMBA) dan sudah memiliki Nomor Pokok Wajib Zakat

(NPWZ) ada sekitar 50 ribuan lebih,74

NPWZ itu berfungsi untuk memudahkan

muzaki dalam membayar zakat, dan mengingatkan muzaki untuk membayar

zakat jika sudah memasuki waktu untuk membayar zakat.

72

Hartono, Mengungkap Tabir Zakat di Indonesia, dikutip dari

http://www.pajak.go.id/content/article/mengungkap-tabir-zakat-di-indonesia pada tanggal 26 Juli 2016 73

Badan Amil Zakat Nasional, Kebangkitan Baznas, dikutip dari

http://pusat.baznas.go.id/berita-artikel/kebangkitan-zakat/ pada tanggal 20 Oktober 2016. 74

Wawancara dengan Agus Siswanto sebagai Kepala Bagian Pelayanan Mustahik Baznas,

pada 26 Oktober 2016.

Page 57: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

44

2. Sistem Pengelolaan Pajak di Indonesia

Sejarah pajak telah ada sejak zaman sebelum masehi, sebagai contoh

pada Zaman Mesir Kuno pada zaman fir’aun telah dikenal dengan istilah

Scribe bagi para penarik pajak75

. Pajak merupakan pendapatan terbesar suatu

negara dan hampir di setiap negara memberlakukan pajak, termasuk

Indonesia. Secara umum, di Indonesia pemungutan pajak yang teratur dan

permanen telah dikenakan pada masa kolonial. Tetapi pada masa kerajaan

dahulu juga telah ada pungutan seperti pajak, pungutan seperti itu

dipersembahkan kepada raja sebagai wujud rasa hormat dan upeti kepada

raja, yang disampaikan rakyat di wilayah kerajaan maupun di wilayah

jajahan, figur raja dalam hal ini dapat dipandang sebagi manifestasi dari

kekuasaan tunggal kerajaan (negara)76

.

Pada awal kemerdekaan pernah dikeluarkan Undang-Undang Darurat

Nomor 12 Tahun 1950 yang menjadi dasar bagi pajak peredaran (barang),

yang dalam tahun 1951 diganti dengan pajak penjualan (PPn). Pengenaan

pajak secara sitematis dan permanen, dimulai dengan pengenaan pajak

terhadap tanah, hal ini telah ada pada zaman kolonial. Pajak ini disebut

“Landrent” (sewa tanah) oleh Gubernur Jenderal Raffles dari Inggris. Pada

75

Must Itjand, Catatan Kaki Meja: Sejarah Pajak, dikutip dari

catatankakimeja.blogspot.com/2015/03/sejarah-pajak.html?m=1 pada 21 Desember

2016. 76

Anik Ohani, “Perkembangan Perpajakan Di Indonesia”, dikutip dari

http://anikohani14.blogspot.co.id/2013/02/perkembangan-perpajakan-di-indonesia.html pada

tanggal 4 Agustus 2015.

Page 58: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

45

masa penjajahan Belanda disebut “Landrente”. Peraturan tentang Landrente

dikeluarkan tahun 1907 yang kemudian diubah dan ditambah dengan

Ordonansi Landrente. Pada tahun 1932, dikeluarkan Ordonansi Pajak

Kekayaan (PKk) yang beberapa kali diubah dengan Undang-Undang Nomor

24 Tahun1964.77

Sejak tahun 1964 undang-undang perpajakan terus berubah mengikuti

perkembangan dan kebutuhann. Pada tahun 2005 pemerintah menyusun tiga

RUU yang mengubah tiga UU perpajakn yang saat itu berlaku. Ketiga UU

yang akan diamandemen yaitu UU mengenai Ketentuan Umum dan Tata

Cara Perpajakan (KUP), UU mengenai Pajak Penghasilan (PPh) dan UU

mengenai Pajak Pertambahan Nilai/Pajak Penjualan Barang Mewah

(PPn/PPNBM). Ketiga UU tersebut diamandemen karena selain merupakan

ketentuan perundang-undangan yang paling krusial dan praktik penerapan

hukum perpajakan, juga merupakan kunci hukum yang akan menjadi hal

yang paling utama dalam rangka meningkatkan penerimaan pajak.

Amandemen UU Perpajakan tahun 2005 ini menandai dilaksanakanya

reformasi perjakan kelima, sejak bergantinya sistem perpajakan nasional.

Sebelumnya pemerintah telah melaksanakan reformasi perpajakan pada

tahun 1984, tahun 1994, tahun 1997, dan tahun 2000. Reformasi perpajakan

kali ini cukup menarik, karena memiliki arti khusus, yaitu memperkuat

77

Anik Ohani, “Perkembangan Perpajakan Di Indonesia”, dikutip dari

http://anikohani14.blogspot.co.id/2013/02/perkembangan-perpajakan-di-indonesia.html pada tanggal 4 Agustus 2015.

Page 59: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

46

upaya panarimaan pajak yang semakin menjadi tulang punggung dalam

pembiayaan keuangan negara. (Gunawan dan Hidayat : 2005)78

Perkembangan penerimaan pajak dari tahun ke tahun terus mengalami

peningkatan walaupun realisasi penerimaan pajak di Indonesia masih belum

sesuai dengan penerimaan yang ditargetkan dalam Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN).

Pada tahun 2015 kemarin, realisasi total penerimaan pajak (netto)

mencapai Rp 1.055 triliun, penerimaan tersebut merupakan rekor pertama

kali sepanjang sejarah Indonesia menerima hasil pajak di atas Rp 1.000

triliun, pencapaian tersebut lebih tinggi 7,4 persen dibandingkan penerimaan

pajak tahun 2014 yang sebesar Rp 981,9 triliun. Walaupun penerimaan pajak

tersebut mencapai rekor baru tetapi realisasi pajak tersebut hanya mecapai

81,5 persen dari target penerimaan pajak dalam APBN yang dipatok Rp

1.294,3 triliun79

.

78

Iput Wiliyan Pradana, Jurnal Perkembangan Penerimaan Pajak di Indonesia, Universitas

Negeri Surabaya, Periode 2 Januari 2013. 79

Desi Setyowati, Kata Data “Terendah Sejak 1990, Realisasi Pajak 2015 Cuma 81,5

Persen”, dikutip dari http://katadata.co.id/berita/2016/01/04/paling-rendah-realisasi-pajak-2015-cuma-815-persen pada 26 Juli 2016

Page 60: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

47

B. Sistem Pengelolaan Zakat dan Pajak di Singapura

1. Sistem Pengelolaan Zakat di Singapura

Singapura adalah sebuah negara pulau di lepas ujung selatan Semenajung

Malaya. Penduduknya berjumlah 5 juta jiwa dan terdiri dari beragam etnis yaitu

Cina, Melayu, India, Asia dan Kaukasoid80

. Singapura dikenal dengan negara

sekuler81

dan berpenduduk minoritas muslim. Agama di Singapura menjadi

urusan pribadi, pemerintah tidak mempunyai hak untuk mengatur agama setiap

individu.

Sistem pemerintahan Singapura adalah sistem demokrasi parlementer

dengan model Westminster yang mewakili sebagai konstitusi. Konstitusi

menetapkan hak-hak fudamental tertentu, seperti kebebasan beragama (freedom

of religion), kebebasan berbicara (freedom of speech), dan persamaan hak(equal

right)82

. Pemerintah memberikan hak kebebasan tetapi dibatasi, seperti halnya

agama, termasuk agama Islam. Pemerintah Singapura membuat peraturan yang

menangani segala urusan umat yaitu The Administration of Muslim Law Act

80

Wikipedia, Singapura, dikutip dari https://id.wikipedia.org/wiki/Singapura pada 25 Juli 2016. 81

Helmiati, Dinamika Islam Singapura: Menelisik Pengalaman Minoritas Muslim di Negara

Singapura yang Sekuler & Multikultural, Jurnal Toleransi, Vol. 5 No. 2 Juli – Desember 2013, hlm.

88. 82

Sidioe Blog, Kelebihan dan Kekurangan Konstitusi Singapura dan Indonesia, dikutip dari

http://sidqioe.blogspot.com/2014/05/kelebihan-dan-kekurangan-konstitusi.html?m=1 pada tanggal 29

Oktober 2016 dan Helmiati, Dinamika Islam Singapura: Menelisik Pengalaman Minoritas Muslim di

Negara Singapura yang Sekuler & Multikultural, Jurnal Toleransi, Vol. 5 No. 2 Juli – Desember 2013,

hlm. 88.

Page 61: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

48

(AMLA) dan selanjutnya parlemen Singapura membentuk Majelis Ugama Islam

Singapura (MUIS) pada 17 Agustus 196683

.

MUIS merupakan badan resmi Islam di Singapura yang mengatur dan

mengawasi semua urusan keagamaan masyarakat muslim di Singapura, seperti

administrasi zakat baik dari pengumpulan ataupun penyalurannya, sertifikat

halal, manajemen dan administrasi wakaf, pengelolaan haji, masjid, dan

madrasah84

.

Islam di Singapura tidak jauh beda dengan wajah Islam di negara jirannya,

Malaysia. Banyak kesamaan karena muslim di Singapura umumnya dari

kalangan etnis Melayu85

, dalam praktik ibadah maupun budaya kehidupan sehari-

hari tidak ada perbedaan yang signifikan. Sedikit banyaknya mungkin

dipengaruhi oleh sisa warisan Islam Malaysia, ketika negeri kecil itu pisah dari

induknya, Malaysia, pada tahun 1965.

Di tengah sistem sekuler yang diterapkan Pemerintah Singapura, muslim

di Singapura terus berpacu meningkatkan kualitas modal insani, agar mampu

83

Zaki Halim Mubarok, Skripsi: Strategi Pengelolaan Wakaf Real Estate di Singapura dan

Upaya Penerapannya di Indonesia. (Fakultas Syariah dan Hukum, Prodi Muamalat, Konestrasi

Perbankan Syariha, 2014) h. 45. 84

Ibid, hlm.45. 85

Citizen Reporter, “Urusan Zakat Singapura Lebih Maju”, dikutip dari

http://citizenreporterworld.blogspot.co.id/2014/02/urusan-zakat-singapura-lebih-maju.html pada 13

Agustus 2016.

Page 62: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

49

bersaing dengan cepatnya kemajuan di Singapura, termasuk dalam pengelolaan

zakat secara professional86

.

Pengelolaan zakat di Singapura, terutama penghimpunan dilakukan di

bawah koordinasi Pemerintah melalui MUIS. Zakat memainkan peranan besar

dalam bidang ekonomi masyarakat Islam di Singapura, terutama dalam

membantu membasmi masalah kemiskinan. Namun di luar zakat, dihimpun juga

sedekah untuk pendidikan madrasah dan pembangunan masjid. Dana zakat

merupakan sumbangan warga muslim yang langsung membantu menangani

kemiskinan dan kebodohan. Pemerintah Singapura merupakan pemerintahan

sekuler dan mereka sadar bahwa suatu tatanan seperti zakat ini yang telah

berjalan baik maka tidak perlu diutak-atik lagi.

Menurut data MUIS, penerimaan zakat setiap tahun terus mengalami

peningkatan. Pada tahun 2012 saja jumlahnya mencapai 25,6 juta dolar

Singapura. Meski umat Islam di Singapura hanya 15 persen, tapi tak menjadikan

nilai zakat menurun. Malah sebaliknya, dengan pengurusan yang profesional,

sosialisasi yang gencar, dan transparansi dalam pengelolaan, nilai zakat di

Singapura terus meningkat setiap tahun.

Pengurus zakat juga menggunakan berbagai media untuk menyebarkan

informasi mengenai zakat kepada masyarakat muslim Singapura yaitu melalui

TV, radio, twitter, facebook, dan sosial media lainnya. Selain itu, kejujuran

86

Citizen Reporter, “Urusan Zakat Singapura Lebih Maju”, dikutip dari

http://citizenreporterworld.blogspot.co.id/2014/02/urusan-zakat-singapura-lebih-maju.html pada 13

Agustus 2016.

Page 63: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

50

pengurus zakat di Singapura juga menambah kepercayaan (trust) masyarakat

karena dana zakat digunakan sesuai amanah. Zakat yang telah dibayarkan secara

lengkap dipublikasi setiap tahun. Zakat di Singapura diperuntukkan bagi upaya

pemerataan dan kesejahteraan umat Islam di Singapura. Pemberdayaan amanat

agama ini mencapai target maksimal di Singapura karena dikelola secara

profesional. Dari sekitar 650 ribu penduduk muslim Singapura ada sekitar 170

ribu orang muslim yang membayar zakat secara rutin.87

Di Singapura terdapat 71 masjid88

, Masjid Molaka adalah masjid tertua di

Singapura, Sedangkan masjid terbesar yang merupakan monumen nasional sejati

di Singapura adalah Masjid Sultan dan Masjid Chulia89

. Akan tetapi dari sekian

banyak masjid itu, yang ditunjuk MUIS sebagai Pusat Pungutan Zakat(PPZ)

hanya 21 masjid, dari 21 masjid terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

87

IMZ, “Peran Negara Dalam Pengelolaan Zakat: Perspektif Negara Kesejahteraan Dan

Praktek Negara-Negara Tetangga”, dikutip dari

http://www.imz.or.id/new/publication/45/?lang=id pada 13 Agustus 2016

88 MUIS Annual Report 2014. Moving Forward With The Community. hlm. 54-56

89 M. Ali Kettani, Minoritas Muslim: di Dunia Dewasa Ini, (Terj) Zarkowi Soejoeti, (Jakarta:

RajaGrafindo Persada, 2005) h. 221-222

Page 64: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

51

Gambar 3.3: Peta Pembagian Masjid di Singapura

Sumber: MUIS

Sejak tahun 2005 penerimaan zakat di Singapura terus meningkat, itu

semua tidak terlepas dari peran Majelis Ugama Islam Singapura (MUIS)

dalam mengupayakan pengentasan kemiskinan dikalangan masyarakat

muslim Singapura.

Masyarakt muslim Singapura yang membayar zakat kepada MUIS dan

tercata di MUIS ada sekitar 20-30 ribu setiap tahunnya.90

Pihak MUIS juga

sangat gencar mensosialisaikan zakat yang dapat menjadi pengurang pajak.

90

Wawancara pribadi via email dengan pihak MUIS, Zakat Metter, pada tanggal 7 Oktober

2016.

Page 65: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

52

Gambar 3.6: Grafik Penerimaan Zakat Singapura

Sumber: MUIS Annual Report 2010-2014

2. Sistem Pengelolaan Pajak di Singapura

Sistem perpajakan yang berlaku di Singapura saat ini tidak terlepas

dari campur tangan pemerintahan Inggris. Seperti halnya Indonesia,

Singapura juga memiliki sejarah akan perkembangan pajak. Pajak

penghasilan di Singapura mulai diperkenalkan selama perang dunia I dan II

untuk meningkatkan pendapatan dalam membiayai peperangan. Namun,

pajk itu tidak terlalu dikenal dan banyak kalangan yang menentang, hingga

akhirnya pajak penghasilan hanyalah tinggal agenda. Baru pada tahun 1947

pemerintah Singapura mendirikan Departemen Pajak Penghasilan( Income

Tax Departement)91

dan mulai diperkenalkan pajak penghasilan di bawah

pemerintahan kolonial Inggris. Pada tahun 1948 ditetapkanlah Undang-

91

Wikipedia, Inland Revenue Authority of Singapore, dikutip dari

https://en.wikipedia.org/wiki/Inland_Revenue_Authority_of_Singapore pada 31 agustus 2016.

Page 66: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

53

Undang Pajak Penghasilan, Undang-Undnag itu dibuat berdasarkan Model

Colonial Territories Income Tax Ordinance 1992, yang dirancang untuk

koloni Inggris pada saat itu.92

Dalam masa satu tahun pertama sejak berlakunya Undang-Undang,

total pajak yang terkumpul dari periode 1 Januari 1948- 31 Desember 1949

sebesar S$ 32.200.000 dari pajak penghasilan individu dan perusahaan.

Pada tahun 1960 dibentukalah Inland Reveneu Departement yang bertujuan

untuk mengumpulkan berbagai pendapatan yang dikumpulkan oleh

beberapa lembaga. Singapura menjadi negara merdeka pada 9 Agustus

1965 dan undang-undang pajak penghasilanpun mengalami perubahan.

Pada tanggal 1 September 1992, didirikan Inland Revenue Autority of

Singapore (IRAS) di bawah naungan Departemen Keuangan (Ministry of

Finance) berasaskan Income Tax Act 1947. IRAS didirikan oleh Inland

Revenue Autority of Singapore Act untuk mengambil alih fungsi Inland

Reveneu Departement. Sebagai kepala badan pengumpulan pendapatan

pemerintah Singapur, IRAS bertugas mengumpulkan uang hasil dari Pajak

Penghasilan, Pajak Barang dan Jasa, Pajak Properti, Estate Duty, Betting

and Sweepstakes Duties, Stamp Duties and Casino Tax.93

92

Hawksford, Singapore Tax Sistem & Tax Rates, dikutip dari

https://www.guidemesingapore.com/taxation/topics/singapore-tax-rates pada 31 Agustus 2016 93

Wikipedia, Inland Revenue Authority of Singapore, dikutip dari

https://en.wikipedia.org/wiki/Inland_Revenue_Authority_of_Singapore pada 31 Agustus 2016 .

Page 67: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

54

Pajak Barang dan jasa di Singapura sendiri mulai mulai

diperkenalkan pada 1 April 1994.94

Pajak di Singapura menganut sistem

Official Assessment yaitu suatu system pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada pemungut pajak (fiskus) untuk menentukan besarnya

pajak yang harus dibayar (pajak yang terhutang) oleh seseorang. Dengan

system ini masyarakat (wajib pajak) bersifat pasif menunggu

dikeluarkannya suatu ketetapan pajak oleh fiskus. Dan besarnya pajak

seseorang baru diketehui setelah adanya surat ketetapan pajak.95

Di Singapura, lembaga penetapan besarnya pajak dilakukan oleh

otoritas pajak bernama Inland Revenue Authority of Singapore (IRAS).

Proses pelaporan dan penetapan pajak di Singapura, pertama wajb pajak

melaporkan perkiraan penghasilan yang dikenakan pajak atau biasa disebut

dengan Estimated Chargeable Income (ECI) kepada IRAS, Estimated

Chargeable Income wajib dilaporkan maksimal tiga bulan setelah akhir

tahun buku. IRAS kemudian melakukan penyesuaian terhadap Estimated

Chargeable Income yang dilaporkan wajib pajak, IRAS menghitung dan

menetapkan besarnya pajak yang terutang. Besarnya pajak yang terutang

diberitahukan kepada wajib pajak melalui Notice of Estimated Assessment

94

HistorySG, Introduction of The Goods and Services Tax, dikutip dari

http://eresources.nlb.gov.sg/history/events/c5594d45-4948-4080-a6fb-5175eb8d83c3 pada 31 Agustus

2016. 95

Apriliana, Skripsi:Analisis Komparatif Antara Perlakuan Zakat Sebagai Pengurang

Penghasilan Kena Pajak Dengan Perlakuan Zakat Sebagai Pengurang Langsung Pajak Penghasilan,

(UIN Jakarta, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi, 2011), h. 34.

Page 68: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

55

(NOA).96

Wajib pajak yang bekerja disebuah perusahaan yang sudah ikut

program Auto Inclusion Scheme, Wajib pajak tidak usah repot mengisi dan

melaporkan SPT karena pihak perusahaan yang akan melaporkan,

karyawan atau wajib pajak hanya perlu megisi FormB.97

Dari tahun ketahun penerimaan pajak di Singapura terus mengalami

peningkatan. Pada pelaporan FY2014/15, IRAS berhasil mengumpulkan

pajak sebesar S$43.400.000.000. IRAS juga menangani lebih dari 4,1 juta

wajib pajak, yang terdiri dari individu, pemilik properti dan bisnis.98

96

Fayanuar, Perpajakan Singapura, singkatnya…, dikutip dari

https://fayanuar.wordpress.com/2013/01/03/perpajakan-singapura-singkatnya/ pada 23 Maret 2016. 97

Hardianto Horas, Skripsi: Perbandingan Penghitungan Pajak Penghasilan Antara Undang-

Undang Perpajakan Indonesia dengan Undang-Undanng Perpajakan Singapore Mr.X Sebagai

Pegawai Tetap. (Universitas Kristen Petra, Fakultas Ekonomi, Prodi Studi Akuntansi, Program

Akuntansi Pajak, 2010), hlm. 31 98

Wikipedia, Inland Revenue Authority of Singapore, dikutip dari

https://en.wikipedia.org/wiki/Inland_Revenue_Authority_of_Singapore pada 31 Agustus 2016.

Page 69: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

56

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Zakat Sebagai Pengurang Pajak di Indonesia

1. Dasar Hukum Zakat Pengurang Pajak di Indonesia

Indonesia merupakan negara demokrasi dan berasaskan Pancasila

sebagai dasar negara. Dalam sila kesatu yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa,

dijelaskan dalam Undang-Undang pasal 29 ayat 2 bahwa “ Setiap warga

negara Indonesia berhak memeluk agama sesuai dengan keyakinannya

masing-masing”, hal ini menjadi dasar hukum kebebasan setiap individu

dalam beragama dan negara berkewajiban melindungi dan menundukung

setiap praktek keagamaan yang dilakukan setiap warga negara.

Tak terkecuali Islam yang menjadi agama mayoritas di Indonesia,

pemerintah sangat mendukung praktek keagamaan Islam, khususnya dalam

hal perzakatan, di mana masyarakat Islam yang membayar zakat akan diberi

keringanan dengan membayar pajak.

Orang Islam yang membayarkan zakatnya di BAZNAS atau

Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) yang sudah ditunjuk dan disahkan

oleh Kementrian Agama akan mendapatkan bukti pembayaran zakat yang

dapat digunakan sebagai pengurang pajak penghasilan.

Tetapi dalam kehidupan nyata, banyak masyarakat Indonesia yang

tidak mengetahui zakat atau sumbangan dapat menjadi pengurang pajak

penghasilan. Dasar hukum Zakat dapat menjadi pengurang pajak terdapat

Page 70: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

57

dalam undang-undang zakat dan undang-undang pajak. Dalam undang-

undang No. 17 Tahun 2000 tentang Perubahan Ketiga atas UU No. 7 Tahun

1983 tentang Pajak Penghasilan, yakni diatur dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a

nomor 1 yang berbunyi:

“Yang tidak termasuk sebagai Objek Pajak adalah:

bantuan sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan

amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau

disahkan oleh Pemerintah dan para penerima zakat yang

berhak.”

Selain itu, Pasal 1 ayat (1) PP No. 60 Tahun 2010 tentang Zakat atau

Sumbangan Keagamaan yang Sifatnya Wajib yang Boleh Dikurangkan dari

Penghasilan Bruto juga menentukan:

“Zakat atau sumbangan keagamaan yang sifatnya

wajib yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto

meliputi:

a) zakat atas penghasilan yang dibayarkan oleh Wajib Pajak

orang pribadi pemeluk agama Islam dan/atau oleh Wajib

Pajak badan dalam negeri yang dimiliki oleh pemeluk agama

Islam kepada badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang

dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah; atau

b) sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi Wajib

Pajak orang pribadi pemeluk agama selain agama Islam

dan/atau oleh Wajib Pajak badan dalam negeri yang dimiliki

oleh pemeluk agama selain agama Islam, yang diakui di

Indonesia yang dibayarkan kepada lembaga keagamaan yang

dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah.”

Page 71: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

58

Dalam Undang-Undang No.23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat

terdapat pada Pasal 22 yang berbunyi:

“Zakat yang dibayarkan oleh muzaki kepada BAZNAS

atau LAZ dikurangkan dari penghasilan kena pajak.”

Selain itu, Pasal 1 ayat (1) PP No. 60 Tahun 2010 tentang Zakat atau

Sumbangan Keagamaan yang Sifatnya Wajib yang Boleh Dikurangkan dari

Penghasilan Bruto juga menentukan:

“Zakat atau sumbangan keagamaan yang sifatnya

wajib yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto

meliputi:

a) zakat atas penghasilan yang dibayarkan oleh Wajib Pajak

orang pribadi pemeluk agama Islam dan/atau oleh Wajib

Pajak badan dalam negeri yang dimiliki oleh pemeluk agama

Islam kepada badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang

dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah; atau

b) sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi Wajib

Pajak orang pribadi pemeluk agama selain agama Islam

dan/atau oleh Wajib Pajak badan dalam negeri yang dimiliki

oleh pemeluk agama selain agama Islam, yang diakui di

Indonesia yang dibayarkan kepada lembaga keagamaan yang

dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah.”

Pada pasal 2 (2) c Peraturan Menteri Keuangan 254/PMK.03/2010

zakat anak dapat dikurangkan pada penghasilan bruto orang tuanya yang

dimaksud adalah zakat fitrah. Tarif 2,5% dari penghasilan bruto mengacu

pada tarif yang umum dipakai dalam menghitung zakat profesi, jadi besarnya

Page 72: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

59

zakat dan donasi yang bisa diperhitungkan sebagai pengurang penghasilan

adalah sebesar 2,5 persen99

, sedangkan pada Peraturan Pemerintah No. 60

tahun 2010 tidak ditentukan/dibatasi besarnya tarif zakat.

Zakat atas pengahasilan yang diperkenankan sebagai pengurang

penghasilan bruto harus memenuhi beberapa hal berikut ini :

1. Jenis zakat yang diperkenankan untuk dijadikan pengurang penghasilan

bruto adalah jenis zakat atas penghasilan. Zakat-zakat lain selain zakat

atas penghasilan tidak dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto.

2. Pembayaran zakat atas penghasilan adalah Wajib Pajak orang pribadi

pemeluk agama Islam dan/atau oleh Wajib Pajak badan dalam negeri

yang dimiliki oleh pemeluk agama Islam. Pengurangan Penghasilan

bruto oleh zakat penghasilan, pada akhir tahun dilaporkan dalam Surat

Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang

pribadi dan/atau oleh Wajib Pajak badan dalam negeri yang

bersangkutan.

3. Zakat atas penghasilan dapat berupa uang atau yang disetarakan dengan

uang. Pembayaran dengan yang disetarakan dengan uang dinilai dengan

harga pasar pada saat zakat atas penghasilan tersebut dibayarkan.

4. Zakat atas penghasilan yang dibayarkan oleh :

99

Achmad Subiyanto, Perhitungan Zakat sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak, dikutip dari

https://langkah2011.wordpress.com/2013/04/11/zakat-berfungsi-sebagai-pengurang-penghasilan-kena-

pajak/ pada 26 Juli 2016.

Page 73: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

60

a. wanita yang telah kawin yang pengenaan pajaknya berdasarkan

penggabungan penghasilan neto suami isteri, dikurangkan dari

penghasilan bruto suaminya;Pada akhir tahun pelaporannya

dilakukan melalui Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak

Penghasilan suami yang bersangkutan.

b. wanita yang telah kawin yang:

1) telah hidup berpisah dengan suaminya berdasarkan putusan

hakim;

2) secara tertulis melakukan perjanjian pemisahan harta dan

penghasilan; atau

3) memilih untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya

sendiri, dapat dikurangkan dari penghasilan bruto wanita yang

bersangkutan. Pada akhir tahun pelaporannya dilakukan melalui

Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan wanita

yang telah kawin yang bersangkutan.

c. anak yang belum dewasa, dapat dikurangkan dari penghasilan bruto

orang tuanya. Pada akhir tahun pelaporannya dilakukan melalui

Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan orang tua

dari anak yang bersangkutan.

5. Apabila dalam tahun pajak dilaporkannya penghasilan dalam Surat

Pemberitahuan (SPT) Tahunan, zakat atas penghasilan belum dibayar,

maka pengurangan zakat atas penghasilan dapat dilakukan dalam tahun

pajak dilakukannya pembayaran; dan Wajib Pajak dapat menunjukkan

Page 74: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

61

bahwa penghasilan bruto telah dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan

(SPT) Tahunan tahun pajak sebelumnya.

6. Wajib Pajak yang melakukan pengurangan penghasilan bruto dengan

zakat atas penghasilan wajib melampirkan fotokopi bukti pembayaran

pada Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan Tahun

Pajak dilakukannya pengurangan penghasilan bruto dengan zakat atas

penghasilan. Bukti pembayaran yang diatur dalam Peraturan Direktur

Jenderal Pajak Nomor PER - 6/PJ/2011adalah :

a. dapat berupa bukti pembayaran secara langsung atau melalui

transfer rekening bank, atau pembayaran melalui Anjungan Tunai

Mandiri (ATM), dan

b. paling sedikit memuat :

1) Nama lengkap Wajib Pajak dan Nomor Pokok Wajib Pajak

(NPWP) pembayar;

2) Jumlah pembayaran;

3) Tanggal pembayaran;

4) Nama badan amil zakat; lembaga amil zakat; atau lembaga

keagamaan yang dibentuk atau disahkan Pemerintah; dan

5) Tanda tangan petugas badan amil zakat; lembaga amil zakat;

atau lembaga keagamaan, yang dibentuk atau disahkan

Pemerintah, di bukti pembayaran, apabila pembayaran secara

langsung; atau

Page 75: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

62

6) Validasi petugas bank pada bukti pembayaran apabila

pembayaran melalui transfer rekening bank.

7. Tempat pembayaran zakat atas penghasilan tersebut adalah badan amil

zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh

Pemerintah. Apabila pengeluaran untuk zakat atas penghasilan tersebut

tidak dibayarkan kepada badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang

dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah, maka zakat atas penghasilan

tersebut tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.

Badan/Lembaga sebagai penerima zakat yang dapat dikurangkan dari

penghasilan bruto adalah:

7.1. Badan Amil Zakat Nasional berdasarkan Keputusan Presiden

Nomor 8 Tahun 2001 tanggal 17 Januari 2001;

7.2. Lembaga Amil Zakat (LAZ) sebagai berikut:

a. LAZ Dompet Dhuafa Republika berdasarkan Keputusan

Menteri Agama Nomor 439 Tahun 2001 tanggal 8 Oktober

2001;

b. LAZ Yayasan Amanah Takaful berdasarkan Keputusan

Menteri Agama Nomor 440 Tahun 2001 tanggal 8 Oktober

2001;

c. LAZ Pos Keadilan Peduli Umat berdasarkan Keputusan

Menteri Agama Nomor 441 Tahun 2001 tanggal 8

Oktober2001;

Page 76: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

63

d. LAZ Yayasan Baitulmaal Muamalat berdasarkan Keputusan

Menteri Agama Nomor 481 Tahun 2001 tanggal 7 November

2001;

e. LAZ Yayasan Dana Sosial Al Falah berdasarkan Keputusan

Menteri Agama Nomor 523 Tahun 2001 tanggal 10 Desember

2001;

f. LAZ Baitul Maal Hidayatullah berdasarkan Keputusan

Menteri Agama Nomor 538 Tahun 2001 tanggal 27 Desember

2001;

g. LAZ Persatuan Islam berdasarkan Keputusan Menteri Agama

Nomor 552 Tahun 2001 tanggal 31 Desember2001;

h. LAZ Yayasan Baitul Maal Umat Islam PT Bank Negara

Indonesia (Persero) Tbk. berdasarkan Keputusan Menteri

Agama Nomor 330 Tahun 2002 tanggal 20 Juni 2002;

i. LAZ Yayasan Bangun Sejahtera Mitra Umat berdasarkan

Keputusan Menteri Agama Nomor 406 Tahun 2002 tanggal 7

September 2002;

j. LAZ Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia berdasarkan

Keputusan Menteri Agama Nomor 407 Tahun 2002 tanggal

17 September 2002;

k. LAZ Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia

berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 445 Tahun

2002 tanggal 6 November 2002;

Page 77: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

64

l. LAZ Baitul Maal wat Tamwil berdasarkan Keputusan

Menteri Agama Nomor 468 Tahun 2002 tanggal 28

November 2002;

m. LAZ Baituzzakah Pertamina berdasarkan Keputusan Menteri

Agama Nomor 313 Tahun 2004 tanggal 24 Mei 2004;

n. LAZ Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid (DUDT)

berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 410 Tahun

2004 tanggal 13 Oktober 2004;

o. LAZ Yayasan Rumah Zakat Indonesia berdasarkan

Keputusan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2007 tanggal 7

Mei 2007;

7.3. Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah (LAZIS) sebagai

berikut:

a. LAZIS Muhammadiyah berdasarkan Keputusan Menteri

Agama Nomor 457 Tahun 2002 tanggal 21 November 2002;

b. LAZIS Nahdlatul Ulama (LAZIS NU) berdasarkan Keputusan

Menteri Agama Nomor 65 Tahun 2005 tanggal 16 Februari

2006;

c. LAZIS Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (LAZIS IPHI)

berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 498 Tahun

2006 tanggal 31 Juli 2006;

Page 78: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

65

2. Perhitungan Zakat Pengurang Pajak di Indonesia

Di Indonesia Zakat sebagai pengurang penghasilan kena pajak terdapat dua

kali regulasi, pertama zakat sebagai pengurang penghasilan kena pajak pada

penghasilan netto dan kedua zakat sebagai pengurang penghasilan kena pajak

pada penghasilan bruto. Dasar hukum yang melandasinya ada dalam Undang-

Undang Zakat dan Undang-Undang Pajak Penghasilan. Tak sedikit masyarakat

yang tahu bahwa zakat dapat sebagai pengurang pajak penghasilan, dan sedikit

masyarakat yang tahu tentang zakat dapat mengurangi pajak penghasilan tidak

tahu cara perhitungannya, di sini penulis akan membahas mekanisme zakat

yang dapat mengurangi pajak penghasilan dan berusaha mengungkap fakta

yang ada dilapangan dengan membandingkan perhitungan zakat sebagai

pengurang pajak pada penghasilan kena pajak netto dan penghasilan kena pajak

bruto.

Di sini penulis akan menjabarkan ilustrasi zakat dapat pengurang pajak

penghasilan muzaki, jika muzaki melampirkan Bukti Setor Zakat (BSZ) dalam

SPT tahunan. Ilustrasi pertama yaitu zakat yang dapat mengurangi pendapatan

netto wajib pajak sesuai dengan Kep. Dirjen No. 536/PJ/2000 tentang Norma

Penghitungan Netto. Dan jumlah zakat yang dibayarkan oleh wajib pajak

kepada Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang telah diakui pemerintah

Page 79: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

66

keabsahannya sebesar 2,5% dari dari penghasilan bruto, dengan menunjukan

Bukti Setor Zakat sesuai Pasal 9 ayat (1) huruf g UU-PPh.100

Berikut adalah perhitungan zakat pengurang penghasilan kena pajak di

Indonesia.

Tabel 4.1: Perhitungan Zakat Pengurang Pajak dalam Pengurang Bruto

Gaji satu bulan 4.000.000

Tunjangan-tunjangan 1.000.000

Jaminan JKK(0,24%) 9.600

Jaminan pemeliharaan

Kesehatan(6%)

240.000

Penghasilan Bruto 5.249.600

Pengurang

Zakat 2,5% x PB 131.240

Biaya Jabatan 5% x PB 262.480

Iuran Pensiun 100.000

Iuran THT (2%) 80.000 573.720

Penghasilan Netto 4.675.880

Penghasilan Netto setahun 56.110.560

PTKP (TK/3)

a. WP Pribadi 13.200.000

b. Tanggungan 3 3.600.000 16.800.000

PKP 39.310.560

Pph Pasal 21 setahun dibulatkan

10% x 39.310.000 3.931.000

Pph perbulan 327.583,33

100

Gustian Djuanda, dkk. Pelaporan Zakat Pengurang Pajak Penghasilan. (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2006), hlm.192

Page 80: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

67

Tabel 4. 2: Perhitungan Zakat Pengurang Pajak Sebagai Pengurang Netto

Gaji satu bulan 4.000.000

Tunjangan-tunjangan 1.000.000

Jaminan JKK(0,24%) 9.600

Jaminan pemeliharaan

Kesehatan(6%)

240.000

Penghasilan Bruto 5.249.600

Pengurang

Biaya Jabatan 5% x PB 262.480

Iuran Pensiun 100.000

Iuran THT (2%) 80.000 442.480

Penghasilan Netto 4.807.120

Pengurang, Zakat 2,5% x PN 120.178

Penghasilan Netto setelah zakat 4.686.942

Penghasilan Netto setahun 56.243.304

PTKP (TK/3)

a. WP Pribadi 13.200.000

b. Tanggungan 3 3.600.000 16.800.000

PKP 39.443.304

Pph Pasal 21 setahun dibulatkan

10% x 39.443.000 3.944.300

Pph perbulan 328.691,66

Dalam kedua tabel di atas peletakan zakat pengurang pajak sebagai

pengurang bruto maupun netto ada sedikit selihih, di mana zakat sebagai

pengurang netto lebih besar pajak yang harus dibayarkan muzaki di banding

Page 81: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

68

dengan zakat sebagai pengurang bruto, tetapi selisihnya memang tidak terlalu

banyak yaitu hanya Rp 1.108,- . Jika muzaki yang membayar zakat tetapi tidak

melampirkan Bukti Setor Zakat dalam SPT tahunan maka zakat yang ia

bayarkan tidak akan mengurangi penghasilan kena pajak, maka perhitungan

pajaknya seperti tabel di bawah ini:

Tabel 4.3: Perhitungan Pajak Tanpa Zakat

Gaji satu bulan 4.000.000

Tunjangan-tunjangan 1.000.000

Jaminan JKK(0,24%) 9.600

Jaminan pemeliharaan

Kesehatan(6%)

240.000

Penghasilan Bruto 5.249.600

Pengurang

Biaya Jabatan 5% x PB 262.480

Iuran Pensiun 100.000

Iuran THT (2%) 80.000 442.480

Penghasilan Netto 4.807.120

Penghasilan Netto setahun 5.765.440

PTKP (TK/3)

a. WP Pribadi 13.200.000

b. Tanggungan 3 3.600.000 16.800.000

PKP 40.885.440

Pph Pasal 21 setahun dibulatkan

10% x 40.885.000 4.088.500

Pph perbulan 340.708,33

Page 82: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

69

Dari ketiga tabel di atas dapat dilihat, zakat sebagai pengurang pajak di

Indonesia pengurangnya sangat sedikit, jika muzaki yang membayar zakat dan

melampirkan bukti setor zakatnya, maka ia membayar pajak bulanannya

sebesar Rp 327.583,- dan jika tidak melampirkan bukti setor zakat maka bayar

pajaknya sebesar Rp 340.708,- selisih antara keduanya hanya Rp 13.128,- saja,

sangat kecil memang, dan mungkin karena alasan inilah banyak muzaki yang

tidak melampirkan bukti setor zakatnya dalam SPT tahunanya, selain itu

menurut Agus Siswanto Ketua Bagian Pelayanan Muzaki Baznas

menambahkan alasan muzaki tidak melampirkan Bukti Setor Zakat(BSZ)

dalam SPT karena takut nanti akan diaudit dan kebanyakan muzaki merasa

keberatan101

.

B. Zakat Sebagai Pengurang Pajak di Singapura

1. Dasar Hukum Zakat Pengurang Pajak di Singapura

Sistem pemerintahan Singapura adalah sistem demokrasi parlementer

dengan model Westminster yang mewakili sebagai konstitusi. Konstitusi

menetapkan hak-hak fudamental tertentu, seperti kebebasan beragama (freedom

of religion), kebebasan berbicara (freedom of speech), dan persamaan hak(equal

101

Wawancara Pribadi dengan Agus Siswanto sebagai Kepala Bagian Pelayanan Mustahik

Baznas, pada 26 Oktober 2016.

Page 83: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

70

right).102

Dan ketiga kebebaan tersebut dibatasi, di mana hak-hak individual

tidaklah bersifat absolut melainkan dibatasi oleh kepentingan umum, moralitas

dan keamanan nasional. Perlindungan terhadap masyarakat minonritas dan

masyarakat pribumi diatur dengan dalam konstritusi.

Temasuk minoritas muslim mendapatkan perhatian dari pemerintah

Singapura dengan berdirinya MUIS dan undang-undang yang mngatur muslim

Singapura yaitu The Administration of Muslim Law Act (AMLA). Sistem

pemerintahan Islam di Singapura sendiri tidak terlepas dari sistem pemerintahan

Islam di Malaysia. Banyak ketentuan hukum Islam yang disadur atau dicontoh

dari Negara Malaysia yang notabanenya dulu Singapura merupakan anggota

Federasi Malaya. Dalam bidang zakatpun Singapura mencontoh sistem zakat di

Malaysia, di mana Malaysia lebih dulu menerapkan zakat sebagai pengurang

pajak.

Sejak tahun 2005 zakat di Singapura resmi menjadikan zakat sebagai

pengurang pajak (Under section 14(1)(g) of the Income Tax Act). 103

Zakat dapat

menjadi pengurang pajak ini merupakan hasil perjuangan umat Islam di

Singapura, sebelum zakat sebagai pengurang pajak, ada donasi atau sumbangan

yang dapat mengurangi penghasilan kena pajak.

102

Sidioe Blog, Kelebihan dan Kekurangan Konstitusi Singapura dan Indonesia, dikutip dari

http://sidqioe.blogspot.com/2014/05/kelebihan-dan-kekurangan-konstitusi.html?m=1 pada tanggal 29

Oktober 2016 dan Helmiati, Dinamika Islam Singapura: Menelisik Pengalaman Minoritas Muslim di

Negara Singapura yang Sekuler & Multikultural, Jurnal Toleransi, Vol. 5 No. 2 Juli – Desember 2013,

hlm. 88. 103

MUIS, Reduction of Income Tax with Zakat, dikutip dari ww.muis.gov.sg/ pada 5 Juli 2016.

Page 84: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

71

2. Perhitungan Zakat Pengurang Pajak di Singapura

Si Singapura, pajak penghasilan atas penghasilan orang pribadi disebut

Individual Income tax(for local). Badan pengelola Perpajak Singapur dikenal

dengan Inland Revenue Authority of Singapore IRAS. Individual Income

tax(for local) diatur oleh Inland Revenue Authority of Singapore yang

berdasarkan income tax act (cap 134, 2008 revised ed) yang mengatur

perpajakan Singapur.

Perhitungan pajak di Singapura menurut penulis adalah perhitungan pajak

yang sangat simpel dengan cara: Pendapatan (Income) dikurangi Beban

Pegawai (employment expense), kemudian ditambah dengan Pendapatan lain-

lain (another income) dikurangi lagi dengan Sumbangan (donation) dan

Pengurang (relief) maka didapatkan Pendapatan Kena Pajak (Chargeable

Income). Pendapatan kena pajak itu kemudian dikalikan Tarif Pajak (Rates of

tax)104

.

Berikut adalah perhitungan zakat pengurang pajak di Singapura,

sebelumnya penulis akan menjelaskan bahwa zakat dengan donasi di Singapura

itu berbeda, donasi(sumbangan) di Singapura sudah sejak dulu ada dan

tercantum dalam undang-undang perpajakan Singapur, tetapi zakat sebagai

104

Horas, Hardianto. 2010. Skripsi: Perbandingan Penghitungan Pajak Penghasilan Antara

Undang-Undang Perpajakan Indonesia dengan Undang-Undanng Perpajakan Singapore Mr.X

Sebagai Pegawai Tetap. Universitas Kristen Petra, Fakultas Ekonomi, Prodi Studi Akuntansi, Program

Akuntansi Pajak, hlm. 2.

Page 85: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

72

pengurang pajak baru berlaku sejak tahun 2005 dan sudah disetujui oleh

Institution of a Public Character (IPC) atau pemerintah Singapura.105

Tabel 4.4: Perhitungan Zakat Pengurang Pajak di Singapura

Income

Employment income((3000 x 12) + Bonus 5000) 41.000

Less: Employment Income Expense 0

NET EMPLOYMENT INCOME 41.000

Add: Trade, bussiness, profession or vacation 0

Add: Other Income 0

TOTAL INCOME 41.000

Less: Aproved Donation (200)

ASSESABLE INCOME 40.800

Less: Personal Relief

Earned income relief (1.000)

CPF (Provided Fund Relief) (20% x EI) (8.200)

CHARGEABLE INCOME 31.600

Tax payble on chargeable income

3,5% x (30.000 – 20.000) = 350

5,5% x 1.600 = 88

TAX 438

Less: Parenthood Tax Rabate 0

Zakah 900

Net Tax Payable - 462

105

Ibid, hlm. 19-20.

Page 86: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

73

Zakat sebagai pengurang pajak di Singapura dari tabel di atas terlihat

sangat signifikan pengurangannya. Di situ muzaki membayar zakat S$900 dan

pajaknya sebesar S$438, karena zakat yang lebih besar dari pajak maka selisih

menjadi restitusi sebagai pengurang pajak tahun depan.

C. Perbedaan Zakat Pengurang Pajak di Indonesia dan Singapura

Perbedaan zakat pengurang Pajak di Indonesia dan Singapura dapat

dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.5: Perbedaan Zakat Pengurang Pajak di Indonesia dan Singapura

Indonesia Singapura

Dasar negara yang melindungi penuh

dan kebebasan beragama (Sila ke-1

dan UUD pasal 29 ayat 2)

Kontitusi negara yang memberikan

kebebasan beragma tiap individu tapi

dibatasi

Ada undang-undang sebagai dasar

huku dan tertulis dengan jelas dalam

Undang-Undang Zakat No.23

Ada undang-undang pajak dan zakat

tidak sebagai tertulis dalam undang-

Undang namun tersirat

Zakat menjadi pengurang Penghasilan

kena Pajak

Zakat menjadi pengurang pajak

Zakat pengurang penghasilan kena

pajak hanya 2,5%

Zakat pengurang pajak 100%

Praktik lapangan hanya baru beberapa

persen

Praktik lapangan sudah banyak

Page 87: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

74

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Praktik zakat sebagai pengurang pajak di Indonesia masih hanya

sebatas pembahasan yang masih belum terlihat jelas praktiknya, dan masih

banyak masyarkat yang tahu tentang zakat dapat mengurangi pajak

penghasilan. Walaupun sudah didukung pemerintah dengan regulasi yang

jelas yaitu undang-undang, tetapi sosialisasi dari pihak BAZNAS saja tidak

cukup. Untuk mencapai target dengan semakin meningkatnya penerimaan

zakat dan pajak perlu kerja sama antara pihak BAZNAS, Dirjen Pajak dan

Kementrian Keuangan dalam mensukseskannya. Karena potensi zakat sangat

besar dan hanya baru beberapa persen saja zakat yang terkumpul.

Berbeda dengan Singapura, walaupun penduduk muslimnya minoritas,

kesadaran masyarakat untuk membayar zakat kepada lembaga sangat tinggi.

Di samping itu pemerintah memberi dukungan yang kuat, sebab itu zakat di

Singapura dapat berkembang pesat. Zakat di Singapura dapat mengurangi

pajak dan sudah berlaku sejak 2005. Di Indonesia zakat dapat menjadi

pengurang pajak sudah tertulis dalam Undang-undang zakat sejak tahun 1999,

tetapi praktiknya baru sekarang berjalan dan belum maksimal.

Page 88: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

75

B. Saran

Penulis menyarankan alangkah baiknya jika zakat dapat menjadi

pengurang pajak penuh di Indonesia, karena dari dasar sila pertama dan

undang-udang pasal 29 ayat 1 harusnya menjadi dasar negara untuk

memberikan hak penuh dan dukungan kepada masyarakat dalam menjalankan

agama. Kita dapat belajar dari tetangga kita Singapura yang merupakan

negara sekuler dan menyadur idiologi dari negara barat dan kebebasan agama

terbatas tetap memngizinkan zakat dapat mengurangi pajak.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Penulis berharap semoga di

hari esok terdapat ide-ide cemerlang tentang perzakatan yang merupakan

salah satu penerimaan terbesar umat Islam dan praktik zakat sebagai

pengurang pajak semakin jelas praktiknya dan terungkan dan ditulis kembali.

Mudah-mudahan dapat berguna bagi semua pihak dan menjadi tambahan

khazanah khususnya dalam bidang praktik zakat dan pajak dan setiap individu

yang memerlukan.

Page 89: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

76

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Nuruddin Muhammad. 2006. Zakat Sebagai Instrumen dalam Kebijakan Fiskal.

Jakarta: Rajawali Pres.

Aperi, Listiana Rizka. 2014. Skripsi: Analisis Penerapan Akuntansi Zakat sebagai

Pengurang Penghasilan Kena Pajak untuk Wajib Pajak Badan (Studi Kasus

pada Bank Syariah Amanah Sejatera). Universitas Negeri Malang, Fakultas

Ekonomi, Jurusan Akuntansi.

Apriliana. 2011. Skripsi: Analisis Komparatif Antara Perlakuan Zakat Sebagai

Pengurang Penghasilan Kena Pajak Dengan Perlakuan Zakat Sebagai

Pengurang Langsung Pajak Penghasilan. UIN Jakarta, Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, Jurusan Akuntansi.

Azra, Azyumardi. 2006. Filantropi dalam Sejarah Islam di Indonesia, dalam

Kuntarno Noor Aflah (editor), Zakat & Peran Negara. Jakarta: Forum Zakat

(FOZ).

Badriadi, Lili, dkk. 2005. Zakat & Wirausaha. Ciputat: CED (Centre for

Enterpreneurship Development).

BAZIS DKI Jakarta. 2006. Manajemen ZIS BAZIS Provinsi DKI Jakarta, Cet-1.

Jakarta: BAZIS DKI Jakarta.

Djuanda, Gustian dkk. 2006. Pelaporan Zakat Pengurang Pajak Penghasilan.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Faisal. Sejarah Penegelola Zakat di Dunia Muslim dan Indonesia (Pendekatan Teori

Investigasi-Sejarah Charles Pierce dan Defisit Kebenaran Lieven Boeve).

Jurnal Analisis, Vol. XI No. 2, (Desember 2011).

Gaji, Inayah. 2003. Teori Komprehensip Zakat dan Pajak. Penerjamah, Zainul Adnan

& Nailul Falah—Cet. 1 – Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.

Gusfahmi. 2007. Pajak Menurut Syariah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Hafidhuddin, Didin. 2005. Anda Bertanya tentang Zakat Infak & Sedekah Kami

Menjawab. Jakarta:Badan Ambil Zakat Nasional (BAZNAS).

Hasan, A. 2006. Tarjamah Bulughul-Maram Ibnu Hajar al-‘Asqalani. Bandung:

Diponegoro.

Page 90: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

77

Helmiati. Dinamika Islam Singapura: Menelisik Pengalaman Minoritas Muslim di

Negara Singapura yang Sekuler & Multikultural. Jurnal Toleransi, Vol. 5 No.

2 Juli – Desember 2013

Horas, Hardianto. 2010. Skripsi: Perbandingan Penghitungan Pajak Penghasilan

Antara Undang-Undang Perpajakan Indonesia dengan Undang-Undanng

Perpajakan Singapore Mr.X Sebagai Pegawai Tetap. Universitas Kristen

Petra, Fakultas Ekonomi, Prodi Studi Akuntansi, Program Akuntansi Pajak.

Hosen, Ibrahim. 1992. Zakat dan Pajak. Jakarta: Bina Rena Pariwara.

Income Tax Act 1947 Singapura.

Institut Manajemen Zakat. 2006. Profil 7 Badan Amil Zakat Daerah Provinsi &

Kabupaten Potensial di Indonesia. Ciputat: Institut Manajemen Zakat.

Kementrian Agama RI. 2013. Modul Penyuluhan Zakat. Jakarta.

Kettani, Ali M. 2005. Minoritas Muslim di Dunia Dewasa Ini. Penerjemah: Zarkowi

Soejoeti, Ed. 1. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Mansury, R. 1996. Pajak Penghasilan Lanjutan. Jakarta:: Ind Hill-Co.

Mubarok, Zaki Halim. 2014. Skripsi: Strategi Pengelolaan Wakaf Real Estate di

Singapura dan Upaya Penerapannya di Indonesia. UIN Jakarta, Fakultas

Syariah dan Hukum, Prodi Muamalat, Konestrasi Perbankan Syariah.

MUIS Annual Report 2010. STREGTHENING THE CORE: Profound Content,

Dynamic Leader.

MUIS Annual Report 2011. Enhancing Faith Building Capacity Enriching.

MUIS Annual Report 2012. Serving The Community.

MUIS Annual Report 2013. Serving Our Community, Better.

MUIS Annual Report 2014. Moving Forward With The Community.

Murfaini, Arif. 2006. Akuntansi dan Manajemen Zakat: Mengomunikasikan

Kesadaran dan Membangun Jaringan. Jakarta: Kencana.

Nisa, Intan Uswatun. 2014. Skripsi: Kepentingan Nasional Indonesia Dalam

Kerjasama Perjanjian Ekstradisi Indonesia-Singapura. UIN Jakarta, Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Prodi Hubungan Internasional.

Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER- 33/PJ/2011

Page 91: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

78

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-15/PJ/2012

PP No. 60 TAHUN 2010 tentang Zakat Atau Sumbangan Keagamaan Yang Sifatnya

Wajib Yang Boleh Dikurangkan Dari Penghasilan Bruto

Pradana, Iput Wiliyan. Jurnal: Perkembangan Penerimaan Pajak di Indonesia.

Universitas Negeri Surabaya, Periode 2 Januari 2013.

Qordawi, Yusuf. 1999. Fikih Zakat.

Redaksi Sinar Grafika. PAJAK PENGHASILAN 2000. Jakarta: Sinar Grafika.

Rosdiana, Haulan dan Rasin Taringan. 2005. Perpajakan Teori dan Aplikasi. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Sari, Elsi Kartika. 2006. Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf. Jakarta: PT Grasindo.

Soehartono, Irawan. 2004. METODE PENELITIAN SOSIAL: Suatu Teknik Penelitian

Bidang Esejahteraan Sosial Dan Ilmu Sosial Lainnya. Cet. Ke-6. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Southeast Asia Zakat Movement. Penyunting, M. Arifin Purwakananta & Noor

Aflah—Cet. 1—Jakarta: Forum Zakat (FOZ), Dompet Dhuafa, Pemkot

Padang. 2008.

Suprayitno, Eko, Radiah Abdul Kader dan Azhar Harun.Inferensi. Zakat Sebagai

Pengurang Pajak dan Pengaruhnya Terhadap Penerimaan Pajak di

Semenanjung Malaysia. Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Vol.7, No. 1,

Juni 2013.

Taqiyudin, Abu Bakr ibn Muhammad al-Husaini al-Hisani ad-Dimasyqi asy-Syafi’i.

Kifayah al-Akhyar. Surabaya: al-Hidayah, t.t

The Administration of Muslim Law Act (AMLA).

Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan,

Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan

Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat

Uzaifah. Manajemen Zakat Pasca Kebijakan Pemerintah Tentang Zakat Sebagai

Pengurang Peghasilan Kena Pajak. La_Riba, Jurnal Ekonomi Islam, Volum

IV, No. 1, Juli 2010.

Page 92: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

79

Yani, Ahmad. 2004. SERI PRAKTIS PERPAJAKAN: Solusi Masalah Pajak

Penghasilan. Ed. Pertama. Jakarta: Prenada Media .

Internet

Abstraksi Ekonomi: “Tujuan dan Fungsi Pajak”, dari Skripsi Lintan Gupita, Analisis

Penerimaan Pajak Reklame di Kota Semarang Tahun 1990-2011 (Program

Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponogoro Tahun 2013)

dikutip dari http://abstraksiekonomi.blogspot.in/2013/07/tujuan-dan-fungsi-

pajak.html?m=1 pada tanggal 28 April 2016.

Accounting Media, “Perbedaan dan Persamaan Zakat dengan Pajak”, dikutip dari

http://accounting-media.blogspot.com/2014/08/perbedaan-dan-persamaan-

zakat-dengan.html?m=1 pada tanggal 28 April 2016.

Achmad Subiyanto, Perhitungan Zakat sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak, dikutip dari

https://langkah2011.wordpress.com/2013/04/11/zakat-berfungsi-sebagai-

pengurang-penghasilan-kena-pajak/ pada 26 Juli 2016.

Anik Ohani, “Perkembangan Perpajakan Di Indonesia”, dikutip dari

http://anikohani14.blogspot.co.id/2013/02/perkembangan-perpajakan-di-

indonesia.html pada tanggal 4 Agustus 2015.

Badan Amil Zakat Nasional, Kebangkitan Baznas, dikutip dari

http://pusat.baznas.go.id/berita-artikel/kebangkitan-zakat/ pada tanggal 20

Oktober 2016.

Citizen Reporter, “Urusan Zakat Singapura Lebih Maju”, dikutip dari

http://citizenreporterworld.blogspot.co.id/2014/02/urusan-zakat-singapura-

lebih-maju.html pada 13 Agustus 2016.

Desi Setyowati, Kata Data “Terendah Sejak 1990, Realisasi Pajak 2015 Cuma 81,5

Persen”, dikutip dari http://katadata.co.id/berita/2016/01/04/paling-rendah-

realisasi-pajak-2015-cuma-815-persen pada 26 Juli 2016.

Dompet Dhuafa, Sejarah Tentang Kami, dikutip dari https://zakat.or.id/tentang-

kami/sejarah/ pada 20 Desember 2016.

Page 93: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

80

Erik Purnama Putra, Persentase Umat Islam di Indonesia Jadi 85 Persen, dikutip dari

http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/01/09/o0ow4v334-

persentase-umat-islam-di-indonesia-jadi-85-persen pada 27 Juli 2016.

Fayanuar, Perpajakan Singapura, singkatnya…, dikutip dari

https://fayanuar.wordpress.com/2013/01/03/perpajakan-singapura-singkatnya/

pada tanggal 23 Maret 2016

Hartono, “Mengungkap Tabir Zakat di Indonesia”, dikutip dari

http://www.pajak.go.id/content/article/mengungkap-tabir-zakat-di-indonesia

pada tanggal 26 Juli 2016.

Hawksford, Singapore Tax Sistem & Tax Rates, dikutip dari

https://www.guidemesingapore.com/taxation/topics/singapore-tax-rates pada

31 Agustus 2016

HistorySG, Introduction of The Goods and Services Tax, dikutip dari

http://eresources.nlb.gov.sg/history/events/c5594d45-4948-4080-a6fb-

5175eb8d83c3 pada 31 Agustus 2016.

IMZ, “Peran Negara Dalam Pengelolaan Zakat: Perspektif Negara Kesejahteraan

Dan Praktek Negara-Negara Tetangga”, dikutip dari

http://www.imz.or.id/new/publication/45/?lang=id pada 13 Agustus 2016.

Irma Devita, Zakat Bisa Mengurangi Penghasilan Kena Pajak, dikutip dari

http://irmadevita.com/2013/zakat-bisa-mengurangi-penghasilan-kena-pajak/

pada 12 September 2015.

Kholid Syamhudi, Syarat Wajib dan Cara Mengeluarkan Zakat Mal, dikutip dari

muslim.or.id/367-syarat-wajib-dan-cara-mengeluarkan-zakat-mal.html pada

20 Desember 2016.

Must Itjand, Catatan Kaki Meja: Sejarah Pajak, dikutip dari

catatankakimeja.blogspot.com/2015/03/sejarah-pajak.html?m=1 pada 21

Desember 2016.

PKPU Kudus, Sekilas PKPU Kudus, dikutip dari

pkpukudus.blogspot.com/p/profile.html?m=1 pada 23 Desember 2016.

Page 94: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

81

Rumah Zakat, Sejarh Tentang Kami, dikutip dari

https://www.rumahzakat.org/tentang-kami/sejarah/ pada 20 Desember 2016.

Sidioe Blog, Kelebihan dan Kekurangan Konstitusi Singapura dan Indonesia, dikutip

dari http://sidqioe.blogspot.com/2014/05/kelebihan-dan-kekurangan-

konstitusi.html?m=1 pada tanggal 29 Oktober 2016.

Soft Ilmu, “Pengertian , Fungsi dan Jenis-jenis Pajak”, dikutip dari

http://www.softilmu.com/2015/06/Pengertian-Fungsi-Unsur-Jenis-Macam-

Pajak-Adalah.html?m=1 pada tanggal 28 April 2016.

Soft Ilmu, Perkembangan Islam di Indonesia, dikutip dari

http://www.softilmu.com/2014/08/perkembangan-islam-di-indonesia.html

pada tanggal 26 Juli 2016.

Sofyan Hadi, Inilah Sejarah, Teori dan Perkembangan Islam di Indonesia, dikutip

dari http://www.qolbunhadi.com/inilah-sejarah-teori-dan-perkembangan-

islam-di-indonesia/ pada tanggal 26 Juli 2016.

Wikipedia, “Indonesia”, dikutip dari https://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia pada

tanggal 25 Juli 2016.

Wikipedia, “Singapura”, dikutip dari https://id.wikipedia.org/wiki/Singapura pada 25

Juli 2016.

Wikipedia, Dompet Dhuafa Repubika, dikutip dari

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Dompet_Dhuafa_Republika pada 20

Desember 2016.

Wikipedia, Inland Revenue Authority of Singapore, dikutip dari

https://en.wikipedia.org/wiki/Inland_Revenue_Authority_of_Singapore pada

31 Agustus 2016.

www.muis.gov.sg/

www.pajak.go.id

Yamin, Muhammad “Mengenal Pajak”, dikutip dari

http://www.muhammadyamin.com/tag/dasar-hukum-pajak/ pada tanggal 28

April 2016.

Page 95: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

82

Yons Ahmad dipost web Dompet Dhuafa, “Apakah Persamaan dan Perbedaan

Antara Zakat dan Pajak?”, dikutip dari http://zakat.or.id/apakah-persamaan-

dan-perbedaan-antara-zakat-dan-pajak/ pada tanggal 28 April 2016.

Page 96: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

1

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 97: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

2

Page 98: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

3

Page 99: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

4

Page 100: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

5

PEDOMAN WAWANCARA

PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN

SINGAPURA

1. Identitas Lembaga

Nama Lembaga : BAZNAS

Alamat Lembaga : Jalan Kebon Sirih Raya, Jakarta Pusat

Status Lembaga : Milik Pemerintah

2. Identitas Narasumber

Nama Narasumber : Agus Siswanto

Jabatan di Lembaga : Kepala Bagian Pelayanan Mustahik BAZNAS

Kontak :

3. Tempat Wawancara

Tempat wawancara : Kantor BAZNAS

Waktu Wawancara : Rabu, 26 Oktober 2016 pukul 10.15 WIB

4. Hasil Wawancara

Hasil wawancara

a. Bagaimana perkembangan dan pertumbuhan zakat di Indonesia dilihat dari

segi penerimaan zakatnya?

Jawab:

Jika dilihat dari sisi penerimaannya, zakat semakin meningkat setiap

tahunnya. Dari sisi penerimaan di BAZNAS juga meningkat dari tahun-tahun

sebelumnya. Jadi pertumbuhan zakat itu tidak pernah menurun, dalam arti

Page 101: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

6

peningkatannya menurun. Tetapi dalam realitanya, zakat terus mengalami

peningkatan. Apalagi dengan adanya regulasi pemerintah untuk membantu

kita(BAZNAS) dalam bidang perzakatan, dengan adanya undang-undang

zakat, peraturan pemerintah juga kedasaran masyarakat dalam membayar

zakat di BAZNAS atau LAZ.

b. Berapa jumlah muzaki yang terdaftar di BAZNAS dan berapa persen muzaki

yang secara rutin membayar zakat ke BAZNAS?

Jawab:

Kalo di BAZNAS, muzaki yang tercatat sekitar 50ribuan. Dan itu yang

tercatat di BAZNAS pusat saja (Jakarta). Sedangkan nilai transaksi rutinnya,

ini dilihat dari transaksi kita perbulan itu bisa (ini dilihat dari transaksi bukan

perorangan), transaksi diperbankan kita setiap bulan dapat mencapai 8rb-10rb

transaksi yang masuk ke bank.

c. Di Indonesia, zakat sudah menjadi pengurang penghasilan kena pajak.

Bagaimana sosialisasi pihak BAZNAS kepada masyarakat terkait zakat dapat

mengurangi penghasilan kena pajak?

Jawab:

Dalam hal ini, kita (BAZNAS) apapun kita sosialisasikan kepada

masyarakata. Terlepas zakat itu sebagai pengurang pajak dan memang itu juga

tercantum dalam undang-undang zakat No.23 tahun 2011, bahwasanya zakat

dapat mengurangi penghasilan kena pajak, itu kita informasikan kepada

semua steakholder dan mitra BAZNAS, muzaki khususnya. Terkait hal ini

memang menjadi addvalue, namun tidak terlalu menjadi hal yang kita

utamakan, karena dalam arti kata untuk zakat pengurang pajak juga perlu ada

sosialisasi dari pihak pajak sendiri terkait hal ini, karena tanpa didukung pihak

Dirjen Pajak ataupun pemerintah(kementrian keuangan) untuk

mensosialisasikan, masyarakat jua akan kurang tahu. Karena BAZNAS

sendiri setiap sosialisai pasti menjelaskan bahwasanya Bukto Setor

Zakat(BSZ) ini dapat digunakan untuk pengurang penghasilan kena pajak.

Page 102: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

7

d. Dengan berlakunya zakat sebagai pengurang pajak, sejauh ini berpengaruh

tidak secara signifikan terhadap penerimaan zakat di BAZNAS?

Jika berpengaruh, berapa persen pengaruhnya? Jika tidak apa penyebabnya?

Jawab:

Secara signifikan... cendrerung tidak terlalu besar, karena ada beberapa hal

yang terkait hal ini, karena kita juga butuh dari pihak pajak sendiri, ada juga

muzaki yang khawatir karena sudah zakat di BAZNAS dan dia juga sudah

dipotong pajaknya oleh perusahaannya maka dia akan direstitusi. Restitusi itu

konsekuensinya mereka akan diaudit, kebanyakan muzaki itu keberatan. Ada

juga beberapa yang melorkan itu dan kita mendapat konfirmasi dari pihak

KPPnya untuk memastikan bahwasanya si ini benar berzakat di BAZNAS.

Tapi itu sangat sedikit.

e. Masyarkat yang membayar zakat ke BAZNAS akan mendapatkan Nomor

Pokok Wajib Zakat(NPWZ) dan masyarakat yang membayar pajak akan

mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak(NPWP). Apakah pemberia NPWZ

dan NPWP itu sudah terkoordinir antara pihak Dirjen Pajak dengan

BAZNAS?

Jawab:

Oh tidak, sementara ini masih belum terkoneksi dan terintegrasi dengan

NPWP, jadi NPWZ ini sebenarnya nomor id membership keanggotaan

BAZNAS, jadi belum terintegrasi dengan NPWP. Tapi kita sudah mengadopsi

untuk kode-kodenya tersebut dengan menggunakan wilayah perdaerah.

Seperti kode awal 317 itu untuk wilayah di DKI Jakarta (Jakpus), itu kode

daerah, nanti jika Mbak punya NPWZ di daerah lain misal di Bandung,

Sumatra, di NTB itu kode awalnya beda-beda. Mereka memiliki kode-kode

sendiri untuk membedakan juga.

Page 103: PRAKTEK ZAKAT PENGURANG PAJAK DI INDONESIA DAN …

8