Praktek Akuntansi Manajemen Pada Perusahan an

29
  PRAKTEK AKUNTANSI MANAJEMEN PADA PERUSAHAN-PERUSAHAAN DI KAWASAN INDUS TRI BATAMINDO - BATAM ARTIKEL Disusun Oleh: RIANI SUKMA WIJAYA 0921221022 PROGRAM STUDI AKUNTANSI PASCA SARJANA UNVERSITAS ANDALAS 2012

Transcript of Praktek Akuntansi Manajemen Pada Perusahan an

PRAKTEK AKUNTANSI MANAJEMEN PADA PERUSAHAN-PERUSAHAAN DI KAWASAN INDUSTRI BATAMINDO - BATAM

ARTIKEL

Disusun Oleh:RIANI SUKMA WIJAYA 0921221022

PROGRAM STUDI AKUNTANSI PASCA SARJANA UNVERSITAS ANDALAS 2012

PRAKTEK AKUNTANSI MANAJEMEN PADA PERUSAHAN-PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI KAWASAN INDUSTRI BATAMINDO BATAM Oleh: Riani Sukma Wijaya Dibawah Bimbingan Dr. Yurniwati SE.M.Si Ak. Dan Drs. A. Rizal Putra, Msi, Ak

This research is empiricall to evaluate Perceived Environment Uncertainty, and Management Accounting Practise on Management Performance. The aim of this research are to see the descriptive management accounting practise in benefit particular of management accounting practise. To analisys Perceived Environment Uncertainty, Management Accounting Practise on Management Performance and also test interaction between Perceived Environment Uncertainty and Management Accounting Practise on Management Performance. The respondent are accounting managers of manufacturing comapan in Batamindo Industrial Park-Batam. 33 respondens using mail survey. Statistical methode that use is Multiple Linear Regression. The result of Perceived Environment Uncertainty and Management Accounting Practise are significan. Management Accounting Practise on company performance are significan influence and also interaction between Environment Uncertainty and Management Accounting on company performance are significan influence Key words: Perceived Environment Uncertainty, Management Accounting Practise and Company Performance

1. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Di dalam paradigma manajemen lama, manajemen memfokuskan pada produksi. Dalam aktifitas pemasaran, konsep produksi digunakan sebagai konsep untuk bersaing. Manajer perusahaan yang berorientasi pada produksi hanya berorientasi pada pencapaian efesiensi produk tinggi (hight production effeciency) dan distribusi secara luas (Philip Kotler, 1997). Dengan tajamnya persaingan global, mau tidak mau perusahaan harus mengubah pradigma manajemennya untuk bisa bersaing karena pradigma lama sudah tidak lagi memadai untuk

dijadikan sebagai senjata untuk bersing. Dengan banyaknya persaingan diera globalisasi dimana banyak berbagai produk dari berbagai negara yang masuk kedalam suatu negara maka perusahaan harus merubah dari fokus produksi ke fokus pelanggan. Konsep pemasaran menetapkan bahwa kunci utama utnuk mencpai tujuan perusahaan adalah harus lebih unggul dari pesaing (Philip Kotler, 1997). Dapat diasumsikan bahwa persaingan sangat tajam karena penawaran produk (supply) lebih besar dari permintaan (demand). Beberapa teknik akuntansi manajemen tradisional yang dipraktekkan antara lain absorption/full costing, standard costing, traditional budget, cvp analysis dan profit-based performance measures, dan focus terhadap internal organisasi. Untuk sukses dalam lingkungan bisnis yang dinamis saat ini perusahaan harus mencocokkan strategi dengan peningkatan kualitas, peningkatan fleksibilitas dalam mencapai permintaan pelanggan, mengurangi waktu tunggu persediaan, dan biaya produksi (Lucas, 1997; dalam Sulaiman et al; 2004). Alat akuntansi manajemen terbaru antara lain activity based costing, balanced scorecard, target costing, value chain analysis dan benchmarking telah memberikan pengaruh terhadap keseluruhan proses akuntansi manajemen (planning, controlling, decision making, dan penilaian kinerja (Kaplan dan Atkinson, 1998; Otley, 1995; Haldma dan Laats, 2002; dalam Pavlatos dan Paggios, 2009). Teknik-teknik akuntansi manajemen tersebut telah didesain untuk mendukung teknologi modern dan proses manajemen, seperti total quality management dan sistem produksi just in time dan penelitian bagi keunggulan kompetitif dan memenuhi tantangan persaingan global (Abdel-Kader and Luther, 2006). Perkembangan dan penggunaan teknik akuntansi manajemen dihubungkan dengan persoalan kebutuhan akan informasi eksternal untuk menghadapi ketidakpastian lingkungan dan mendukung keputusan strategis. Perkembangan penelitian dalam akuntansi manajemen berakar pada pertimbangan dasar akan peningkatan relevansi informasi dari luar perusahaan (Simmonds, 1981; Bromwich,1990).

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka permasalahan yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana kemanfaatan teknik-teknik akuntansi manajemen di perusahaan-perusahaan

industri kawasan Batamindo-Batam 2. Bagaimana pengaruh faktor ketidakpastian lingkungan terhadap penerapan teknik-teknik akuntansi manajemen 3. 4. Bagaimana pengaruh teknik akuntansi manajemen terhadap kinerja perusahaan Bagaimana pengaruh interaksi antara ketidakpastian lingkungan dan teknik-teknik akuntansi manajemen terhadap kinerja perusahaan. II. LANDASAN TEORITIS 2.1. Pengertian Akuntansi Manajemen Pengertian akuntansi manajemen menurut Robert N. Anthony dan Horngren dan Sundem. Pengertian akuntansi manajemen menurut Robert N. Anthony ( 1987) akuntansi manajemen adalah : Management accounting is the process within organizational that provided informations used by organizations manager in planning, implementing and the controliing organizations activities.

Sedangkan akuntansi manajemen menurut Horngren dan Sundem (1980) yaitu: The process of identifying, measuring, accumulating, analysing, preparing, interpreting, and communicating financial and non-financial environmental information that helps managers fulfil corporate environmental objectives

2.2. Manfaat Akuntansi Manajemen Sedangkan manfaat akuntansi manajemen menurut Leanardo Blair (1997) antara lain: 2.2.1. Akuntansi manajemen membantu memelihara dan mengendalikan sumberdaya perusahaan. Akuntansi manajemen juga disebut dengan akuntansi manajerial adalah seperangkat praktek dan tekhnik yang ditujukan untuk memberikan informasi keuangan kepada manajer untuk membantu mereka membuat keputusan dan memlihara efektifitas pengendalian atas sumber daya perusahaan. Akuntansi manajemen utamanya mengurangi risiko dalam pengambilan keputusan karena praktek akuntansi manajemen memberikan manajer jejak kinerja, mengelola biaya dan harga, produk atau jasa dan membuat perencanaan strategik untuk kepentingan perusahaan

2.1.2. Tracking performance Melalui akuntnsi manajemen, manajer dapat melihat siapa-siapa yang kinerjanya naik dan siapa yang tidak. Melalui akuntansi manajemen seorang manajer dapat membandingkan produktivitasnya dengan manajer lain melalui laporan akuntansi yang memberikan informasi seperti rata-rata tenaga kerja per jam dan sisa persediaan. 2.1.3. Planning Akuntansi manajemen membantu perencanaan bisnis ke depan. Informasi yang dihasilkan oleh akuntansi manajemen juga membantu dalam memonitor dan mengendalikan anggaran untuk periode tertentu. Laporan akuntansi manajemen dapat digunakan untuk menjawab apakah perusahaan mencapai tujuannya atau tidak dan membantu untuk mengidentifikasi dan memperbaiki area permasalahan. Manager dapat menggunakan data atau item tertentu seperti jumlah persediaan dan volume penjualan untuk menentukan besaran iklan dan promosi berdasrkan refensi bisnisnya.

2.1.4. Managing costs and price Perusahaan dapat mengelola harga melalui akuntansi manajemen. Praktek akuntansi manajemen sering digunakan untuk membuat laporan khusus yang menguji antara biaya dan laba karena berhubungan dengan berbagai macam pilihan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan akuntasi manajemen dapat dihasilkan untuk membandingkan respon pesaing terhadap pemotongan harga atau bahkan perubahan produk. 2.3. Teknik Akuntansi Manajemen 2.3.1. Anggaran Atkinson, et.al (2001, hal;439) menyatakan anggaran adalah sebuah ekpresi kuantitatif yang dinyatakan dalam bentuk aliran masuk dan keluar uang yang memprediksi konsekuensi dari keputusan operasi saat ini dan menyatakan apakah rencana keuangan sesuai dengan tujuan organisasi. 2.3.2. Teknik untuk pengambilan keputusan taktis Tujuan pengambilan keputusan taktis untuk menekankan biaya pembuatan produk utama dengan segera. Dilihat dari segi kemanfaatan memberikan informasi biaya relevan juga digunakan untuk pengambilan keputusan taktis atau jangka pendek (Hansen dan Mowen; 2005, hal; 339).

2.3.3. NPV dan IRR untuk pengambilan keputusan berinvestasi Net Present Value merupakan selisih antara nilai sekarang dari arus kas masuk dan arus kas keluar yang berhubungan dengan suatu proyek (Hansen dan Mowen; 2005, hal;406) sementara IRR merupakan suku bunga yang mengatur nilai sekarang dari arus kas masuk proyek sama dengan nilai sekarang dari biaya proyek tersebut. Dengan kata

lain, IRR adalah suku bunga yang mengatur NPV proyek sama dengan nol (Hansen dan Mowen; 2005, hal;408)

2.3.4. Analisis varian Sebagai akibat dari perubahan lingkungan manufaktur, kegunaan standar costing dan analisis varians menjadi berkurang (Durry et al., 1993; Lucas, 1997; dalam Sulaiman, 2004). Pada masa lalu, standar costing dimanfaatkan sebagai alat yang meningkatkan planning dan control dan juga meningkatkan penilaian kinerja. Lebih jauh, standard costing juga membantu dalam menghitung harga pokok produk. 2.3.5. Kinerja kualitas dan produktifitas Kaitannya dengan pengukuran dan produktivitas, Pemberdayaan pegawai (

Employee empowerment), sangat diperlukan karena, manjemen memberikan kedekatan antara pegawai dengan proses operasi, langganan dan supplier untuk membuat keputusan . 2.3.6. Penilain kinerja berdasarkan kepusan pelanggan Menurut Philip Kotler (2000) dalam Principle of Marketing 7e bahwa Kepuasan Konsumen adalah hasil yang dirasakan oleh pembeli yang mengalami kinerja sebuah perusahaan yang sesuai dengan harapannya.

2.3.7. ROA atau ROI Penialaian kinerja diidentifikasikan sebagai fungsi yang penting dari akuntansi manajemen (Emmanuel et.,al 1990) dalam R. H. Chenhall (2000). Pemilihan alat ukur kinerja yang membantu mengevaluasi kinerja unit bisnis merupakan tantangan yang

harus dihadapi oleh organsiasi (Itter dan Larcker, 1998; dalam Abdel-Kader dan Luther; 2006). 2.3.8. Penilaian kinerja divisi atau unit-unit produksi Penilaian kinerja divisi sangat diperlukan untuk tujuan memaksimumkan profit. Hal ini akan tercapai apabila terdapat kesamaan tujuan atau yang lazim disebut goal congruence, diantara seluruh segmen yang terlibat dalam aktivitas perusahaan, sehingga masingmasing segmen akan berupaya untuk mencapai tujuan dengan langkah yang seirama dan bertinadak selalu atas kepentingan perusahaan. 2.3. 9. Analisa profitability Analisis Profitabilitas adalah evaluasi atas tingkat pengembalian investasi perusahaan, berfokus pada sumber daya perusahaan dan tingkat profitabilitasnya. 2.3.10. Benchmarking Benchmarking merupakan suatu cara yang penting dalam standar penilain kinerja yang bisa digunakan dalam manajemen atau umumnya manajemen strategik. 2,3.11. Balanced Scorecard Menurut Kaplan dan Norton (1996), Balanced Scorecard merupakan: ...a set of measures that gives top managers a fast but comprehensive view of the business..includes financial measures that tell the result of actions already taken...complements the financial measures with operational measures on costumer satisfaction, intenal processes, and the organizations innovatiion and improvement activities-operational measures that are drivers of future financial performance 2.3.12. Analisi Cost Volume Profit (CVP) CVP diklaim sebagai salah satu alat yang paling kuat membantu manajer dalam perencanaan dan pengambilan keputusan (Garrison and Noreen, 2003; Hansen dan

Mowen, 2002; dalam Sulaiman, 2004). CVP membantu manager untuk memahami hubungan timbal balik antara kuantitas penjualan, biaya, harga jual dan laba. 2.3.13. Full costing Merupakan metode harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik, baik yang berprilaku variable maupun tetap (Mulyadi, 2000: hal. 18).

2.3.14. Variabel costing Variabel costing merupakan biaya yang totalnya berubah secara proposional dengan perubahan output aktivitas, sedangakan biaya per unitnya adalah tetap dalam batas relevan tertentu (Riwayadi, 2006 hal; 30). 2.3.15. Target costing Target costing dapat dikatakan memberikan persaingan perusahaan sebagai pendukung peningkatan berkelanjutan pada langkah desain dan produksi (Sakurai, 1989: dalam Sulaiman, 2004). Menurut Atkinson dan Kaplan (1998: hal..222) target costing digunakan selama siklus perencanaan dan dijalankan selama proses pemilihan produk dan proses desain yang akan menghasilkan sebuah produk yang dapat diproduksi pada tingkat biaya yang diizinkan dan diterima pada tingkat laba tertentu, memberikan perkiraan harga pasar, jumlah penjualan, dan target functionality. 2.3.16. Activity Based Costing ABC telah memperoleh perhatian yang tinggi diantara pelaksananya sebagai alat untuk membantu mengalokasikan overheads dengan tingkat ketelitian yang tinggi Sulaiman

et,.al (2004). Untuk menghasikan suatu produk diperlukan aktivitas, untuk melaksankan aktifitas diperlukan sumber daya dan setiap sumber daya memiliki biaya (Riwayadi, 2006 hal; 53). 2.3.17. Cost plus pricing Adalah penentuan harga jual dengan cara menambahkan laba yang diharapkan diatas biaya penuh masa yang akan datang untuk memproduksi dan memasarkan produk (Mulyadi, 1993; hal 351). 2.3.18. Target Pricing Merupaka suatu metode harga jual suatu produk produksi sebagian tingkat pengembalian investasi untuk jumlah produksi tertentu (Hansen dan Mowen; 2005). Menurut Garrison (2003), Target costing (penentuan harga biaya plus) suatu metode penentuan harga dimana mark-up yang sudah ditentukan sebelumnya diterapkan untuk suatu dasar harga untuk menentukan harga jual target. 1.5. Hubungan faktor ketidakpastian lingkungan dengan teknik-teknik akuntansi manajemen Penelitian yang telah dilakuakan oleh Burns dan Staker, yang mempelajari 20 perusahaan industri inggris dan Scotlandia untuk menentukan bagaimana struktur organsisasi dan praktek manajemen mereka dapat berbeda atas dasar kondisi lingkungan yang saling berbeda dengan mewawancarai dan mangamati para menejer, mereka mengevaluasi kondisi lingkungan perusahaan atas dasar tingkat perubahan dalam teknologi ilmiah dan pasar yang relevan dari produk mereka. Begitu juga dengan penelitian Maliah et al., (2004) didalam penelitiannya ditemukan bahwa ketidakpastian lingkungan berpengaruh terhadap teknikteknik akuntansi manajemen. 1.6. Hubungan teknik-teknik akuntansi manajemen dan kinerja perusahaan

Beberapa penelitian yang melihat pengaruh sistem akuntasi manajemen terhadap kinerja masih belum terlalu banyak yang telah dipublikasikan. Hasil penelitian tersebut masih menunjukkan adanya perbedaaan manfaat tekhnik akutnansi manajemen terhadap kinerja. Klammer (1973) menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan konsisten yang signifikan antara kinerja dengan penggunaan teknik penganggaran modal, hal serupa juga ditemukan oleh Sim dan Killough (1998) dimana tidak ditemukan bukti bahwa peningkatan kinerja dapat diperoleh melalui penggabungan antara JIT dan TQM. Gordon dan Silvester (1999) menemukan tidak ada hubungan antara pengadopsian ABC dengan harga pasar saham yang signifikan, Adler et al (2000) juga menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara penjualan dengan teknik akuntansi lanjutan. 1.7. Interaksi antara faktor ketidakpastian lingkungan dan teknik akuntansi manajemen dengan kinerja perusahaan Gul & Chia (1994) yang telah menguji interaksi tiga arah dalam hubungan antara sistem akuntansi manajemen dan kinerja dengan mempertimbangkan variabel kontekstual seperti ketidakpastian lingkungan (PEU) dan sub pengendalian lainnya. Hasil penelitiannya adalah bahwa ketidakpastian lingkungan dan variabel lainnya berintersksi secara positif untuk mempengaruhi kinerja perusahaan. Begitu juga dalam penelitian Toomas Haldma dan Kertu Laats (2002) dalam penelitianya ditemukan interaksi yang terjadi bersamaan antara ketidakpastian lingkungan dengan praktek teknik-teknik akuntansi manajemen mendorong meningkatkan kinerja didalam organisasi.

III.METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini disusun untuk menguji hipotesis yang menggambarkan pola hubungan antara kinerja perusahaan, teknik akuntansi manajemen, dan ketidakpastian lingkungan. Penelitian ini membatasi ruang lingkup objek penelitian kepada perusahaan manufaktur yang berada dikawasan industri Batamindo-Batam. Pada penelitian ini dilakukan dalam kondisi normal tanpa adanya modifikasi dan pengkondisian khusus terhadap objek yang diteliti.

3.2

Populasi dan Sampel Populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen sejenis tetapi dapat dibedakan satu sama

lain. Perbedaan-perbedaan itu disebabkan karena adanya nilai karakterisktik yang berlainan (Supranto, 2000). Populasi dalam penelitian ini menejer menengah atau direktur keuangan. Populasi yang dijadikan objek penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang berada dikawasan industri Batamindo-Batam. Sampel merupakan bagian dari populasi yang dapat mewakili karakteristik populasi (Sekaran, 2003). Oleh karena itu, sampel harus memiliki syarat yang representatif dari populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang beroperasi di Batam Industrial Park. Metode pengambilan sampel (sampling) dilakukan dengan cara purposive sampling method. Adapun sample yang akan diambil yaitu seluruh perusahaan manufaktur di Batamindo Industrial Park. Batamindo industrial park merupakan salah satu kawasan industri terbesar yang berada di pulau Batam, dengan jumlah tenants 33

3.3

Jenis dan Sumber Data

Jenis sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer (primary data) adalah data yang diperoleh langsung atau dikumpulkan langsung dari sumber penelitian. Data yang dikumpulkan terdiri dari: Kemanfaataan teknik-teknik akuntansi manajemen Ketidakpastian lingkungan Kinerja prusahaan

Data ini akan ditabulasi dan diolah dengan program SPSS.

3.4.

Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini dengan

menggunakan mail survey dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner melalui mail survey ini disusun dalam daftar pertanyaan tertutup dan Kuesioner yang akan digunakan berupa pertanyaan kualitatif yang disajikan dengan skala likert atau skala interval dengan 5 batasan range jawaban. Metode Analisis 3.6.1 Analisis Deskriptif

Merupakan analisis data dasar yang membentuk dasar bagi dilaksanakannya analisis yang lebih mendalam. Analisis ini bertujuan untuk memberikan arah dan gambaran data atas seberapa spesifik variabel-variabel harus diperlakukan dalam analisis berikutnya. 3.6.2. Analisa Uji Hipotesis 3.6.2.1. Uji kualitas data dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar tingkat konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan instrumen penelitian. Pengujian terhadap kualitas data penelitian ini dapat dilakukan dengan uji validitas dan uji reabilitas. a. Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Validitas item-item pertanyaan kuesioner dapat diukur dengan melakukan korelasi antara skor item pertanyaan dengan total skor variabel atau konstruk. Apabila korelasi antara masing-masing item atau indikator terhadap total skor variabel menunjukkan hasil probabilitas dU ini berarti ada autokorelasi positif. d