Prak. Kimia Analisis Titrasi Asan Basa

28
CHEMERICAL ENGINEERING TRIBHUWANA TUNGGADEWI UNIVERSITASY MALANG 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu cara dalam penentuan kadar larutan asam basa adalah dengan melalui proses titrasi asam basa yang menggunakan metode analisa volumetri. Cara ini cukup menguntungkan karena pelaksanaannya mudah dan cepat, ketelitian dan ketepatannya juga cukup tinggi.Selain dalam reaksi asam basa juga dapat berlangsung dalam pelarut non air. Sebenarnya pemeriksaan ini agak baru dalam pemeriksaan kimia, tetapi untuk pemakaiannya kini digunakan untuk senyawa organik maupun anorganik,sesungguhnya dalam titrasi bebas air ini juga berlangsung reaksi netralisasi. Walaupun cara ini terhitung baru namun para analisis telah merasakan betapa cara ini memiliki beberapa keuntungan diantaranya untuk senyawa yang tidak dapat larut dalam air,dapat larut dalam air, dapat larut dalam pereaksi yang mudah didapat dan dikenal. Sehingga untuk menentukan kadarnya tidak kesulitan dalam mencari pelarut yang lain untuk melarutkannya.Pada percobaan ini adalah penentuan kadar dengan metode analisa volumetri menggunakan indikator phenopthalein (pp) dan metil jingga (methyl orange), hal ini dilakukan karena jika meggunakan indikator yang lain, adanya kemungkinan kadar pH- nya jauh dari titik ekuivalen.Keuntungan lain dengan pemakaian metode ini adalah karena dalam percobaan digunakan pelarut non air seperti asam asetat glacial, pelarut ini memiliki kekuatan asam basa yang sangat kuat. Dalam bidang farmasi biasanya menggunakan untuk menentukan kadar suatu obat dengan teliti karena dengan titrasi ini, penyimpangan titik ekivalen lebih kecil sehingga lebih mudah untuk mengetahui titik akhir titrasinya yang ditandai dengan suatu perubahan warna 1.2 Tujuan - Untuk mengetahui cara penentuan titik ekuivalen dalam pentitrasian antara NaOH, HCL. - Untuk mengetahui perubahan warna setiap pentitrasian NaOH maupun HCL.

Transcript of Prak. Kimia Analisis Titrasi Asan Basa

Page 1: Prak. Kimia Analisis Titrasi Asan Basa

CHEMERICAL ENGINEERING TRIBHUWANA TUNGGADEWI UNIVERSITASY MALANG 1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu cara dalam penentuan kadar larutan asam basa adalah dengan

melalui proses titrasi asam basa yang menggunakan metode analisa volumetri.

Cara ini cukup menguntungkan karena pelaksanaannya mudah dan cepat,

ketelitian dan ketepatannya juga cukup tinggi.Selain dalam reaksi asam basa

juga dapat berlangsung dalam pelarut non air. Sebenarnya pemeriksaan ini agak

baru dalam pemeriksaan kimia, tetapi untuk pemakaiannya kini digunakan

untuk senyawa organik maupun anorganik,sesungguhnya dalam titrasi bebas air

ini juga berlangsung reaksi netralisasi.

Walaupun cara ini terhitung baru namun para analisis telah merasakan

betapa cara ini memiliki beberapa keuntungan diantaranya untuk senyawa yang

tidak dapat larut dalam air,dapat larut dalam air, dapat larut dalam pereaksi yang

mudah didapat dan dikenal. Sehingga untuk menentukan kadarnya tidak

kesulitan dalam mencari pelarut yang lain untuk melarutkannya.Pada percobaan

ini adalah penentuan kadar dengan metode analisa volumetri menggunakan

indikator phenopthalein (pp) dan metil jingga (methyl orange), hal ini dilakukan

karena jika meggunakan indikator yang lain, adanya kemungkinan kadar pH-

nya jauh dari titik ekuivalen.Keuntungan lain dengan pemakaian metode ini

adalah karena dalam percobaan digunakan pelarut non air seperti asam asetat

glacial, pelarut ini memiliki kekuatan asam basa yang sangat kuat.

Dalam bidang farmasi biasanya menggunakan untuk menentukan kadar

suatu obat dengan teliti karena dengan titrasi ini, penyimpangan titik ekivalen

lebih kecil sehingga lebih mudah untuk mengetahui titik akhir titrasinya yang

ditandai dengan suatu perubahan warna

1.2 Tujuan

- Untuk mengetahui cara penentuan titik ekuivalen dalam pentitrasian antara

NaOH, HCL.

- Untuk mengetahui perubahan warna setiap pentitrasian NaOH maupun HCL.

Page 2: Prak. Kimia Analisis Titrasi Asan Basa

CHEMERICAL ENGINEERING TRIBHUWANA TUNGGADEWI UNIVERSITASY MALANG 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

Analisis volumetri didasarkan pada pengukuran volume sejumlah larutan

pereaksi yang diperlukan untuk bereaksi dengan senyawa yang hendak di

tentukan. Larutan pereaksi yang digunakan untuk penentuan volumetri ini

disebut larutan baku. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk melakukan

metode volumetri adalah:

Reaksi antara larutan baku dan zat yang hendak ditentukan harus

berjalan secara kuantitatif dan stoikiometri.

Reaksi berlangsung secara cepat.

Konsentrasi larutan baku diketahui secara tepat.

Titik akhir penentuan volumetri harus dapat ditentukan dengan

menggunakan indikator visual.

Volume jumlah reagen yang ditambahkan tepat sama dengan yang

diperlukan untuk bereaksi sempurna dengan zat yang dianalisis disebut titik

ekivalen.Volume dimana perubahan warna indikator tampak oleh pengamat

disebut titik akhir.Titik akhir dan titik ekivalen tidak sama, pada prakteknya,

titik akhir dicapai setelah titik ekivalen tercapai. Perbedaan antara titik akhir dan

titik ekivalen disebut kesalahan titik akhir.

Metode volumetri yang biasa digunakan adalah titrasi asam-basa yang

meliputi reaksi asam-basa baik kuat atau lemah.Suatu asam hanya dapat

memberikan proton jika ada basa yang berfungsi sebagai akseptor proton,

sebaliknya basa baru dapat menerima proton jika ada asam yang memberikan

proton. Konsep asam-basa menurut Bonsted-Lowry adalah:

asam basa + proton

Titrasi asam-basa hanya mungkin terjadi jika titik ekivalen dapat

ditentukan dari reaksi yang terjadi.Jumlah asam atau basa penitrasi dapat

digunakan untuk menghitung jumlah asam atau basa yang dititrasi.Indikator

yang digunakan dalam titrasi asam-basa dapat berupa asam atau basa, larut,

stabil dan menunjukan perubahan warna yang kuat dan biasanya adalah

Page 3: Prak. Kimia Analisis Titrasi Asan Basa

CHEMERICAL ENGINEERING TRIBHUWANA TUNGGADEWI UNIVERSITASY MALANG 3

senyawa organik.Perubahan warna disebabkan oleh resonansi isomer

elektron.Indikator-indikator memiliki tetapan ionisasi yang berbeda, akibatnya

indikator tersebut menunjukan warna pada range pH berbeda. Indikator asam-

basa secara garis besar dikelompokan mejadi 3 kelompok yaitu:

Indikator ftalein dan sulfotalein

Indikator azo

Indikator trifenilmetana

Semua metode volumetri tergantung pada larutan standar yang

mengandung sejumlah reagen per satuan volume larutan dengan ketepatan

yanag tinggi.Larutan standar primer adalah zat yang tersediadalam komposisi

kimia yang jelas murni.Larutan tersebut hanya bereaksi pada kondisi titrasi dan

tidak terjadi reaksi samping.Senyawa ini harus dimurnikan dan sedapat mungkin

tidak higroskopis.Berat ekivalennya sebaiknya besar, untuk

menghindarikesalahan.Bila suatu asam atau basa,harus mempunyai tetapan

ionisasi yang besar.

2.2 Tinjauan Bahan

2.2.1 Natrium hidroksida, Pelet, Reagen ACS MSDS

1) Produk kimia dan Identifikasi Perusahaan

Nama Produk: Sodium hydroxide, Pelet, Reagen ACS Informasi

Kontak:

Katalog Kode: SLS4090 Sciencelab.com, Inc

14.025 Smith Rd.

CAS #: 1310-73-2 Houston, Texas 77396

RTECS: WB4900000 AS Penjualan: 1-800-901-7247

Penjualan Internasional: 1-281-

441-4400

TSCA: TSCA 8 (b) persediaan: Natrium hidroksida

Order Online:

Page 4: Prak. Kimia Analisis Titrasi Asan Basa

CHEMERICAL ENGINEERING TRIBHUWANA TUNGGADEWI UNIVERSITASY MALANG 4

ScienceLab.com

CI #: Tidak tersedia.

CHEMTREC (24HR

Telepon Darurat), hubungi:

Sinonim: caustic soda 1-800-424-9300

Nama kimia: Natrium Hidroksida Internasional CHEMTREC,

hubungi: 1-703-527-3887

Chemical Formula: NaOH Untuk non-darurat bantuan, hubungi:

1-281-441-4400

2) Komposisi dan Informasi Bahan

Komposisi:

Nama CAS #% dalam berat

Natrium hidroksida 1310-73-2 100

Data toksikologis pada Bahan: Natrium hidroksida LD50: Tidak

tersedia. LC50: Tidak tersedia.

3) Identifikasi Bahaya

Potensi Efek Kesehatan Akut:

Sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit (korosif, mengiritasi,

permeator), kontak mata (iritan, korosif), menelan,dari inhalasi.

Jumlah kerusakan jaringan tergantung pada panjang kontak.

Kontak mata dapat mengakibatkan kerusakan kornea atau

kebutaan. Kontak kulit dapat menghasilkan peradangan dan terik.

Menghirup debu akan menghasilkan iritasi pada gastro-intestinal

atausaluran pernapasan, yang ditandai dengan rasa terbakar,

bersin dan batuk. Parah over-eksposur dapat menghasilkan

kerusakan paru-paru, tersedak,pingsan atau kematian. Peradangan

mata ditandai dengan kemerahan, penyiraman, dan gatal.

Peradangan kulitditandai dengan gatal, kemerahan scaling,, atau,

kadang-kadang, terik.

Page 5: Prak. Kimia Analisis Titrasi Asan Basa

CHEMERICAL ENGINEERING TRIBHUWANA TUNGGADEWI UNIVERSITASY MALANG 5

Potensi Efek Kesehatan kronis:

Efek karsinogenik: Tidak tersedia.

Efek mutagenik: Tidak tersedia.

Efek teratogenik: Tidak tersedia.

Pembangunan Toksisitas: Tidak tersedia.

Substansi adalah racun bagi paru-paru. Berulang atau

berkepanjangan eksposur kesubstansi dapat menghasilkan

kerusakan target organ. Paparan berulang dari mata ke

tingkat debu yang rendah dapat menghasilkan iritasi mata.

Paparan berulang kulit dapat menghasilkan kerusakan

kulit lokal, atau dermatitis. Inhalasi diulang debu dapat

menghasilkan berbagaitingkat iritasi pernapasan atau

kerusakan paru-paru.

4) Tindakan Pertolongan Pertama

Kontak Mata:

Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi

kontak, segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya

15menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan perawatan medis

dengan segera.

Kulit Hubungi:

Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air

sedikitnya selama 15 menit saat mengeluarkan pakaian yang

terkontaminasidan sepatu. Tutup kulit yang teriritasi dengan yg

melunakkan. Air dingin mungkin pakaian used.Wash sebelum

digunakan kembali. Benar-benar bersihsepatu sebelum digunakan

kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.

Kulit Serius Hubungi:

Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi

dengan krim anti-bakteri. Cari bantuan medis.

Inhalasi:

Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas,

Page 6: Prak. Kimia Analisis Titrasi Asan Basa

CHEMERICAL ENGINEERING TRIBHUWANA TUNGGADEWI UNIVERSITASY MALANG 6

berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen.

Dapatkan medisperhatian segera.

Serius Terhirup:

Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan

pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat

pinggang. Jikasulit bernapas, mengelola oksigen. Jika korban

tidak bernafas, melakukan mulut ke mulut resusitasi.

PERINGATAN: Ini mungkinberbahaya bagi orang yang

memberikan bantuan untuk memberikan mulut ke mulut

resusitasi bila bahan dihirup adalah racun, infeksi ataukorosif.

Cari bantuan medis segera.

Tertelan:

JANGAN mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat

demikian oleh personel medis. Jangan pernah memberikan

apapun melalui mulut kepada bawah sadarorang. Jika sejumlah

besar bahan ini tertelan, panggil dokter segera. Longgarkan

pakaian yang ketat seperti kerah,dasi, ikat pinggang atau ikat

pinggang.

Serius tertelan: Tidak tersedia.

5) Api dan Ledakan data.

Mudah terbakar Produk: Non-mudah terbakar.

Auto-Ignition Suhu: Tidak dipakai.

Poin Flash: Tidak dilakukan.

Batas mudah terbakar: Tidak dipakai.

Produk dari Pembakaran: Tidak tersedia.

Bahaya Kebakaran di Hadirat Zat Berbagai: logam

Ledakan di Hadirat Zat Berbagai:

Resiko ledakan produk di hadapan dampak mekanis: Tidak

tersedia. Resiko ledakan produk diadanya listrik statis: Tidak

tersedia. Sedikit ledakan di hadapan panas.

Kebakaran Media Berjuang dan Petunjuk: Tidak dipakai.

Page 7: Prak. Kimia Analisis Titrasi Asan Basa

CHEMERICAL ENGINEERING TRIBHUWANA TUNGGADEWI UNIVERSITASY MALANG 7

Keterangan khusus tentang Bahaya Kebakaran:

natrium hidroksida + seng debu logam menyebabkan

pengapian yang kedua. Dalam kondisi yang tepat dari suhu,

tekanan dan negara divisi, dapat menyalakan atau bereaksi

hebat dengan asetaldehida, alkohol sekutu, klorida alil,

benzena-1 ,4-diol, trifluorida klorin, 1,2 dichlorethylene,

nitroethane, nitromethane, nitroparaffins, nitropropane,

cinnamaldehyde, 2,2-dikloro-3 ,3-dimetilbutan. Natrium

hidroksida kontak dengan air dapat menghasilkan panas yang

cukup untuk menyalakan bahan mudah terbakar yang

berdekatan. Fosfordirebus dengan NaOH menghasilkan

phosphines campuran yang dapat memicu spontanously di

udara. natrium hidroksida dan cinnamaldehyde +

panas dapat menyebabkan pengapian. Reaksi dengan logam

tertentu melepaskan gas hidrogen mudah terbakar dan

meledak.

Keterangan khusus tentang Bahaya ledakan:

Natrium hidroksida bereaksi untuk membentuk produk

eksplosif dengan amonia + nitrat perak. Benzene ekstrak

benzenesulfonate alil dibuat dari alkohol alil, dan klorida

benzena sulfonil di hadapan natrium hidroksida aquesous,

kondisi vakum distilasi, residu gelap dan meledak. Natrium

Hydroxde + tidak murni tetrahidrofuran, yang dapat berisi

peroksida, dapatmenyebabkan ledakan serius. Campuran

kering natrium hidroksida dan natrium hidrogen

tetrahydroborate membebaskan eksplosif di230-270 deg.

Natrium Hidroksida C. bereaksi dengan garam natrium dari

TRIKLOROFENOL + panas metil alkohol + + untuk

trichlorobenzenemenyebabkan ledakan.

6) Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran

Tumpahan Kecil:

Page 8: Prak. Kimia Analisis Titrasi Asan Basa

CHEMERICAL ENGINEERING TRIBHUWANA TUNGGADEWI UNIVERSITASY MALANG 8

Gunakan alat yang tepat untuk menempatkan tumpah padat

dalam wadah pembuangan limbah nyaman. Jika perlu:

Menetralisir residu denganlarutan encer asam asetat.

Besar Tumpahan:

Korosif padat. Hentikan kebocoran jika tanpa risiko. Jangan

sampai air di dalam kontainer. Jangan menyentuh bahan

tumpah. Gunakan semprotan airuntuk mengurangi uap.

Mencegahnya masuk ke dalam selokan, ruang bawah tanah

atau daerah terbatas; tanggul jika diperlukan. Meminta

bantuan pada pembuangan.Menetralisir residu dengan larutan

encer asam asetat. Hati-hati bahwa produk tidak hadir pada

tingkat konsentrasidi atas NAB. Periksa NAB pada MSDS

dan dengan pemerintah setempat.

7) Penanganan dan Penyimpanan

Tindakan pencegahan:

Simpan wadah kering. Jangan menghirup debu. Jangan

pernah menambahkan air pada produk ini. Dalam hal

ventilasi cukup, pakai cocokpernapasan peralatan. Jika

Anda merasa tidak sehat, dapatkan bantuan medis dan

tunjukkan label jika memungkinkan. Hindari kontak dengan

kulitdan mata. Jauhkan dari incompatibles seperti oksidator,

mengurangi agen, kelembaban logam, asam, alkali,.

Penyimpanan: Simpan wadah tertutup rapat. Simpan wadah

di tempat yang sejuk dan berventilasi cukup. Jangan simpan

di atas 23 ° C (73,4 ° F).

8) Pengontrolan Pemaparan / Perlindungan Pribadi

Rekayasa Kontrol:

Gunakan lampiran proses, ventilasi pembuangan lokal, atau

kendali teknik lain untuk menjaga kadar udara di bawah

direkomendasikanpaparan batas. Jika operasi pengguna

menghasilkan debu, asap atau kabut, gunakan ventilasi

Page 9: Prak. Kimia Analisis Titrasi Asan Basa

CHEMERICAL ENGINEERING TRIBHUWANA TUNGGADEWI UNIVERSITASY MALANG 9

untuk menjaga paparan kontaminan udara di bawah batas

yang diperbolehkan.

Pribadi Perlindungan:

Splash kacamata. Sintetis celemek. Uap dan debu

respirator. Pastikan untuk menggunakan respirator yang

disetujui / bersertifikat atau setara.Sarung tangan.

Pribadi Perlindungan di Kasus dari Tumpahan Besar:

Splash kacamata. Penuh sesuai. Uap dan debu respirator.

Boots. Sarung tangan. Sebuah alat bernafas mandiri

contained harus digunakan untukmenghindari inhalasi

produk. Pakaian pelindung yang disarankan mungkin tidak

cukup; berkonsultasi dengan spesialis SEBELUM

penanganan

produk ini.

9) Sifat Fisik dan Kimia

Keadaan fisik dan penampilan: Solid.

Bau: berbau.

Rasa: Tidak tersedia.

Molekul Berat: 40 g / mol

Warna: Putih.

pH (1% soln / air): [. Dasar] 13,5

Titik Didih: 1388 ° C (2530,4 ° F)

Melting Point: 323 ° C (613,4 ° F)

Suhu kritis: Tidak tersedia.

Spesifik Gravity: 2.13 (Air = 1)

Tekanan Uap: Tidak dipakai.

Kepadatan uap: Tidak tersedia.

Volatilitas: Tidak tersedia.

Bau Threshold: Tidak tersedia.

Air / Minyak Dist. Coeff:. Tidak tersedia.

Ionicity (dalam air): Tidak tersedia.

Page 10: Prak. Kimia Analisis Titrasi Asan Basa

CHEMERICAL ENGINEERING TRIBHUWANA TUNGGADEWI UNIVERSITASY MALANG 10

Properti Dispersi: Lihat kelarutan dalam air.

Kelarutan: Mudah larut dalam air dingin.

2.2.2 Jingga metil (Methyl orange)

Jingga metil adalah salah satu indikator yang banyak digunakan

dalam titrasi. Pada larutan yang bersifat basa, jingga metil berwarna

kuning dan strukturnya adalah:

Sekarang, anda mungkin berfikir bahwa ketika anda menambahkan

asam, ion hidrogen akan ditangkap oleh yang bermuatan negatif oksigen.

Itulah tempat yang jelas untuk memulainya. Tidak begitu!

Pada faktanya, ion hidrogen tertarik pada salah satu ion nitrogen

pada ikatan rangkap nitrogen-nitrogen untuk memberikan struktur yang

dapat dituliskan seperti berikut ini:

Anda memiliki kesetimbangan yang sama antara dua bentuk jingga

metil seperti pada kasus lakmus – tetapi warnanya berbeda.

Anda sebaiknya mencari sendiri kenapa terjadi perubahan warna

ketika anda menambahkan asam atau basa.Penjelasannya identik dengan

kasus lakmus – bedanya adalah warna.

Pada kasus jingga metil, pada setengah tingkat dimana campuran

merah dan kuning menghasilkan warna jingga terjadi pada pH 3.7 –

Page 11: Prak. Kimia Analisis Titrasi Asan Basa

CHEMERICAL ENGINEERING TRIBHUWANA TUNGGADEWI UNIVERSITASY MALANG 11

mendekati netral. Ini akan diekplorasi dengan lebih lanjut pada bagian

bawah halaman.

2.2.3 Indikator pp

Penolptalein adalah indikator titrasi yang lain yang sering

digunakan, dan fenolftalein ini merupakan bentuk asam lemah yang lain.

Pada kasus ini, asam lemah tidak berwarna dan ion-nya berwarna

merah muda terang.Penambahan ion hidrogen berlebih menggeser posisi

kesetimbangan ke arah kiri, dan mengubah indikator menjadi tak

berwarna.Penambahan ion hidroksida menghilangkan ion hidrogen dari

kesetimbangan yang mengarah ke kanan untuk menggantikannya –

mengubah indikator menjadi merah muda.

Setengah tingkat terjadi pada pH 9.3. Karena pencampuran warna

merah muda dan tak berwarna menghasilkan warna merah muda yang

pucat, hal ini sulit untuk mendeteksinya dengan akurat!

2.2.4 MSDSAir (H2O)

1) ProdukKimiadan IdentifikasiPerusahaan

Nama Produk: Air Informasi Kontak:

Katalog Kode: SLW1063 Sciencelab.com, Inc

14.025 Smith Rd.

CAS #: 7732-18-5 Houston, Texas 77396

RTECS: ZC0110000 AS Penjualan: 1-800-901-7247

Penjualan Internasional: 1-281-441-4400

TSCA: TSCA 8 (b) persediaan: Air

Order Online: ScienceLab.com

CI #: Tidak tersedia.

CHEMTREC (24HR Telepon Darurat), hubungi:

Sinonim: dihidrogen oksida 1-800-424-9300

Nama kimia: Air Internasional CHEMTREC, hubungi: 1-703-

527-3887

Page 12: Prak. Kimia Analisis Titrasi Asan Basa

CHEMERICAL ENGINEERING TRIBHUWANA TUNGGADEWI UNIVERSITASY MALANG 12

Chemical Formula: H2O Untuk non-darurat, panggilan bantuan: 1-

281-441-4400

2) Komposisi dan Informasi Bahan

Komposisi:

Nama CAS #% dalam berat

Air 7732-18-5 100

Data toksikologis pada Bahan: Tidak dipakai.

3) Identifikasi Bahaya

Potensi Efek Kesehatan Akut:

Non-korosif bagi kulit. Non-iritasi bagi kulit. Non-sensitizer

untuk kulit. Non-permeator oleh kulit. Tidak menyebabkan iritasi

pada mata. Non-berbahaya dalam hal konsumsi. Tidak berbahaya

jika terjadi inhalasi. Non-iritasi bagi paru-paru. Non-sensitizer

untuk paru-paru. Non-korosif pada mata. Non-korosif untuk paru-

paru.

Potensi Efek Kesehatan kronis:

Non-korosif bagi kulit. Non-iritasi bagi kulit. Non-sensitizer

untuk kulit. Non-permeator oleh kulit. Tidak menyebabkan iritasi

pada mata.Tidak dipakai dalam hal konsumsi. Tidak berbahaya

jika terjadi inhalasi. Non-iritasi bagi paru-paru. Non-sensitizer

untuk paru-paru.Efek karsinogenik: Tidak tersedia. Efek

mutagenik: Tidak tersedia. Efek teratogenik: Tidak tersedia.

PEMBANGUNAN TOKSISITAS: Tidak tersedia.

4) Tindakan Pertolongan Pertama

Kontak Mata: Tidak dipakai.

Kulit Kontak: Tidak dilakukan.

Kontak Kulit serius: Tidak tersedia.

Inhalasi: Tidak dipakai.

Penghirupan serius: Tidak tersedia.

Page 13: Prak. Kimia Analisis Titrasi Asan Basa

CHEMERICAL ENGINEERING TRIBHUWANA TUNGGADEWI UNIVERSITASY MALANG 13

Tertelan: Tidak Berlaku

Serius tertelan: Tidak tersedia.

5) Api dan Ledakan data

Mudah terbakar Produk: Non-mudah terbakar.

Auto-Ignition Suhu: Tidak dipakai.

Poin Flash: Tidak dilakukan.

Batas mudah terbakar: Tidak dipakai.

Produk dari Pembakaran: Tidak tersedia.

Bahaya Kebakaran di Hadirat Zat Berbagai: Tidak dipakai.

Ledakan di Hadirat Zat Berbagai: Tidak Berlaku

Kebakaran Media Berjuang dan Petunjuk: Tidak dipakai.

Keterangan Khusus tentang Bahaya Api: Tidak tersedia.

Keterangan Khusus tentang Ledakan Bahaya: Tidak tersedia.

6) Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran

Tumpahan Kecil: Mop, atau menyerap dengan bahan inert dan

tempat kering dalam wadah pembuangan limbah yang baik.

Tumpahan Besar: Menyerap dengan bahan inert dan

menempatkan bahan yang tumpah dalam pembuangan limbah

yang baik.

7) Penanganan dan Penyimpanan

Tindakan pencegahan: Tidak ada frase keselamatan spesifik

ditemukan berlaku untuk produk ini.

Penyimpanan: Tidak dipakai.

8) Pengontrolan Pemaparan / Perlindungan Pribadi

Teknik Kontrol: Tidak Berlaku.

Pribadi Perlindungan: Kacamata pengaman. Lab mantel.

Pribadi Perlindungan di Kasus dari Tumpahan Besar: Tidak

Berlaku

Batas: Tidak tersedia.

9) Sifat Fisik dan Kimia

Keadaan fisik dan penampilan: Cairan.

Page 14: Prak. Kimia Analisis Titrasi Asan Basa

CHEMERICAL ENGINEERING TRIBHUWANA TUNGGADEWI UNIVERSITASY MALANG 14

Bau: berbau.

Rasa: Tidak tersedia.

Berat Molekul: 18,02 g / mol

Warna: tak berwarna.

pH (1% soln / air): [. Netral] 7

Titik Didih: 100 ° C (212 ° F)

Melting Point: Tidak tersedia.

Suhu kritis: Tidak tersedia.

Spesifik Gravity: 1 (Air = 1)

Tekanan Uap: 2,3 kPa (@ 20 ° C)

Kepadatan uap: 0.62 (udara = 1)

Bau Threshold: Tidak tersedia.

Air / Minyak Dist. Coeff:. Tidak tersedia.

2.2.5 Asam Klorida (HCl) MSDS

1) Produk kimia dan Identifikasi Perusahaan

Nama Produk: Asam klorida

Katalog Kode: SLH1462, SLH3154

CAS #: Campuran.

RTECS: MW4025000

TSCA: TSCA 8 (b) persediaan: asam klorida

CI #: Tidak dipakai.

Sinonim: Asam klorida; muriatic Asam

Nama kimia: Tidak dipakai.

Chemical Formula: Tidak dipakai.

Informasi Kontak: Sciencelab.com, Inc 14.025 Smith Rd.

Houston, Texas 77396 AS Penjualan: 1-800-901-7247

Penjualan Internasional: 1-281-441-

4400

Order Online: ScienceLab.com

CHEMTREC (24HR Telepon Darurat), hubungi:1-800-424-9300

Internasional CHEMTREC, hubungi: 1-703-527-3887

Page 15: Prak. Kimia Analisis Titrasi Asan Basa

CHEMERICAL ENGINEERING TRIBHUWANA TUNGGADEWI UNIVERSITASY MALANG 15

Untuk non-darurat, panggilan bantuan: 1-281-441-4400

2) Komposisi dan Informasi Bahan

Komposisi:

Nama CAS #% dalam berat

Hidrogen klorida 7647-01-0 20-38

Air 7732-18-5 62-80

Toksikologi Data Bahan: Hidrogen klorida: GAS (LC50): Akut:

4701 ppm 0,5 jam [Tikus].

3) Identifikasi Bahaya

Potensi Efek Kesehatan Akut:

Sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit (korosif, mengiritasi,

permeator), kontak mata (iritan, korosif), menelan,.Sedikit berbahaya

jika terjadi inhalasi (paru-paru sensitizer).Non-korosif untuk paru-

paru.Cair atau kabut semprotan dapat menghasilkan kerusakan

jaringan terutama pada selaput lendir mata, mulut dan saluran

pernapasan.Kontak kulit dapat menghasilkan luka bakar.Inhalasi dari

semprot kabut dapat menghasilkan iritasi parah dari saluran

pernapasan, yang ditandai dengan batuk, tersedak, atau sesak

napas.Parah over-eksposur dapat menyebabkan kematian.Peradangan

mata ditandai dengan kemerahan, penyiraman, dan gatal. Kulit

peradangan ini ditandai dengan gatal, kemerahan scaling,, atau,

kadang-kadang, terik.

Potensi Efek Kesehatan kronis:

Sedikit berbahaya jika terjadi kontak kulit (sensitizer). Efek-efek

Karsinogenik: Baris 3 (Tidak diklasifikasikan untukmanusia) IARC.

[Asam klorida]. Efek mutagenik: Tidak tersedia. Efek teratogenik:

Tidak tersedia.

PEMBANGUNAN TOKSISITAS: Tidak tersedia. Substansi

mungkin beracun untuk ginjal, hati, selaput lendir, atassaluran

pernapasan, kulit, mata, Sistem Peredaran Darah, gigi.Paparan

berulang atau berkepanjangan untuk zat dapat menghasilkan

Page 16: Prak. Kimia Analisis Titrasi Asan Basa

CHEMERICAL ENGINEERING TRIBHUWANA TUNGGADEWI UNIVERSITASY MALANG 16

sasaranorgan kerusakan.Kontak berulang atau berkepanjangan

dengan semprotan kabut dapat menghasilkan iritasi mata kronis dan

iritasi kulit yang parah.Berulang atau kontak yang terlalu lama kabut

semprotan dapat menghasilkan iritasi saluran pernapasan

menyebabkan serangan sering bronchial infeksi.Pemaparan berulang

terhadap bahan yang sangat beracun dapat menghasilkan kerusakan

umum kesehatan dengan akumulasi dalam satu atau organ manusia

banyak.

4) Tindakan Pertolongan Pertama

Kontak Mata:

Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak.Dalam kasus terjadi

kontak, segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya

15menit.Air dingin dapat digunakan.Dapatkan perawatan medis

dengan segera.Kulit Hubungi:

Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air

sedikitnya selama 15 menit saat mengeluarkan pakaian yang

terkontaminasidan sepatu.Tutup kulit yang teriritasi dengan yg

melunakkan.Air dingin mungkin pakaian used.Wash sebelum

digunakan kembali.Benar-benar bersihsepatu sebelum digunakan

kembali.Dapatkan perawatan medis dengan segera.Kulit Serius

Hubungi:

Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi

dengan krim anti-bakteri.Mencari medis segeraperhatian.

Inhalasi:

Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas,

berikan pernapasan buatan.Jika sulit bernapas, berikan

oksigen.Dapatkan medisperhatian segera.

Serius Terhirup:

Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya.Longgarkan

pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat

pinggang.Jikasulit bernapas, mengelola oksigen.Jika korban tidak

Page 17: Prak. Kimia Analisis Titrasi Asan Basa

CHEMERICAL ENGINEERING TRIBHUWANA TUNGGADEWI UNIVERSITASY MALANG 17

bernafas, melakukan mulut ke mulut resusitasi. PERINGATAN:

Ini mungkinberbahaya bagi orang yang memberikan bantuan untuk

memberikan mulut ke mulut resusitasi bila bahan dihirup adalah

racun, infeksi ataukorosif. Cari bantuan medis segera.

Tertelan:

Jika tertelan, jangan dimuntahkan kecuali diarahkan untuk

melakukannya oleh tenaga medis.Jangan pernah memberikan

apapun melalui mulut kepadabawah sadar seseorang.Longgarkan

pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat

pinggang.Dapatkan perawatan medis dengan segera.

Serius tertelan: Tidak tersedia.

5) Api dan Ledakan data

Mudah terbakar Produk: Non-mudah terbakar.

Auto-Ignition Suhu: Tidak dipakai.

Poin Flash: Tidak dilakukan.

Batas mudah terbakar: Tidak dipakai.

Produk dari Pembakaran: Tidak tersedia.

Bahaya Kebakaran di Hadirat Zat Berbagai: logam

Ledakan di Hadirat Zat Berbagai: Non-ledak di hadapan nyala api

terbuka dan bunga api, guncangan.

Kebakaran Media Berjuang dan Petunjuk: Tidak dipakai.

Keterangan khusus tentang Bahaya Kebakaran:Tidak mudah

terbakar. Kalsium karbida bereaksi dengan gas hidrogen klorida

dengan lampu pijar. Uranium fosfida bereaksi denganasam klorida

untuk melepaskan fosfin secara spontan terbakar. Asetilena

Rubidium karbida luka bakar dengan sedikit hangatklorida asam.

Lithium silisida kontak dengan hidrogen klorida menjadi pijar.

Ketika asam klorida encer adalahdigunakan, gas mudah terbakar

secara spontan di udara berevolusi.Magnesium boride dikerjakan

dengan asam hidroklorat pekat menghasilkanspontan yang dapat

terbakar jika gas. Asetilena Cesium karbida luka bakar hidrogen

Page 18: Prak. Kimia Analisis Titrasi Asan Basa

CHEMERICAL ENGINEERING TRIBHUWANA TUNGGADEWI UNIVERSITASY MALANG 18

klorida gas. Karbida Cesium menyatu dalam kontak denganasam

klorida kecuali asam encer. Bereaksi dengan kebanyakan logam

untuk menghasilkan gas Hydrodgen mudah terbakar.

Keterangan khusus tentang Bahaya ledakan:Hidrogen klorida dalam

kontak dengan berikut ini dapat menyebabkan ledakan, kunci

kontak pada kontak, atau reaksi kekerasan / kuat lainnya:Anhidrida

asetat AgClO + CCl4 Alkohol + hidrogen sianida, Aluminium

Aluminium-titanium paduan (dengan HCl uap), 2-Aminoetanol,

Amonium hidroksida, Kalsium karbida Ca3P2 Klor +

dinitroanilines (berkembang gas), asam klorosulfonat

Cesiumkarbida karbida asetilena Cesium, 1,1-Difluoroethylene

Etilen Etilen diamina imina, Fluorin, HClO4 Hexalithiumdisilicide

acetylides Logam H2SO4 atau karbida, Magnesium borida, sulfat

merkuri, Oleum, Kalium permanganat,beta-Propiolactone Propylene

oksida Rubidium karbida, Rubidium, asetilena karbida Natrium

(dengan HCl encer), SodiumNatrium hidroksida tetraselenium,

Sulfonic asam, Tetraselenium tetranitride, U3P4, asetat Vinyl. Perak

perklorat dengan karbontetraklorida dengan adanya asam klorida

menghasilkan perklorat trichloromethyl yang meledakan pada 40

deg. C.

6) Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran

Tumpahan Kecil:

Encerkan dengan air dan mengepel, atau menyerap dengan bahan

inert dan tempat kering dalam wadah pembuangan limbah yang

baik. Jikadiperlukan: Menetralisir residu dengan larutan encer

natrium karbonat.

Tumpahan Besar:

Korosif cair.Beracun cair.Hentikan kebocoran jika tanpa

risiko.Menyerap dengan bumi KERING, pasir atau non-materi yang

mudah terbakar.

Page 19: Prak. Kimia Analisis Titrasi Asan Basa

CHEMERICAL ENGINEERING TRIBHUWANA TUNGGADEWI UNIVERSITASY MALANG 19

Jangan sampai air di dalam kontainer.Jangan menyentuh bahan

tumpah.Gunakan tirai air semprotan untuk mengalihkan melayang

uap.Gunakan semprotan airuntuk mengurangi uap.Mencegahnya

masuk ke dalam selokan, ruang bawah tanah atau daerah terbatas;

tanggul jika diperlukan.Meminta bantuan pada

pembuangan.Menetralisir residu dengan larutan encer natrium

karbonat.Hati-hati bahwa produk tidak hadir pada

konsentrasitingkat di atas NAB.Periksa NAB pada MSDS dan

dengan pemerintah setempat.

7) Penanganan dan Penyimpanan

Tindakan pencegahan:

Simpan dalam tempat terkunci ..Simpan wadah kering.Jangan

menelan. Jangan menghirup gas / asap / uap / semprotan. Jangan

pernah menambahkan air pada produk ini.Dalam hal ventilasi

cukup, pakai peralatan pernapasan yang sesuai.Jika tertelan, segera

dapatkan saran medis dan tunjukkanwadah atau label.Hindari

kontak dengan kulit dan mata.Jauhkan dari incompatibles seperti

agen oksidasi, organik bahan, logam, alkali, kelembaban.Dapat

menimbulkan korosi permukaan logam. Simpan dalam drum papan

serat logam atau dilapisi menggunakan kuatpolietilen dalam paket.

Penyimpanan: Simpan wadah tertutup rapat. Simpan wadah di

tempat yang sejuk dan berventilasi cukup.

8) Pengontrolan Pemaparan / Perlindungan Pribadi

Rekayasa Kontrol:

Sediakan ventilasi pembuangan atau kendali teknik lain untuk

menjaga konsentrasi udara uap di bawah masing-masingambang

batas nilai. Pastikan bahwa obat cuci mata stasiun dan pancuran

keselamatan proksimal ke lokasi kerja stasiun.

Pribadi Perlindungan:

Page 20: Prak. Kimia Analisis Titrasi Asan Basa

CHEMERICAL ENGINEERING TRIBHUWANA TUNGGADEWI UNIVERSITASY MALANG 20

Wajah perisai.Penuh sesuai.Uap respirator.Pastikan untuk

menggunakan respirator yang disetujui / bersertifikat atau

setara.Sarung tangan.Boots.

Pribadi Perlindungan di Kasus dari Tumpahan Besar:

Splash kacamata.Penuh sesuai.Uap respirator.Boots.Sarung tangan.

Sebuah alat bernafas mandiri contained harus digunakan untuk

menghindariinhalasi produk. Pakaian pelindung yang disarankan

mungkin tidak cukup; periksakan ke dokter spesialis SEBELUM

penangananproduk.

Batas Ceil: 5 (ppm) dari OSHA (PEL) ceil [Amerika Serikat]: 7 (mg/m3)

dari OSHA (PEL) ceil [Amerika Serikat]: 5 dari NIOSHCeil: 7 (mg/m3)

dari NIOSH TWA: 1 STEL: 5 (ppm) [Inggris Raya (UK)] TWA: 2 STEL:

8 (mg/m3) [Britania Raya(Inggris)] Konsultasikan otoritas setempat

untuk batas pemaparan diterima.

9) Sifat Fisik dan Kimia

Keadaan fisik dan penampilan: Cairan.

Bau: pedas. Iritasi (Strong.)

Rasa: Tidak tersedia.

Molekul Berat: Tidak dipakai.

Warna: tak berwarna menyala kuning.

pH (1% soln / air): Asam.

Titik Didih:,108.58 C @ 760 mmHg (untuk 20,22% HCl dalam air)

83 C @ 760 mmHg (untuk 31% HCl dalam air) 50,5 C (untuk 37%

HCl dalam air).

Melting Point:-62,25 ° C (-80 ° F) (20,69% HCl dalam air) -46,2 C

(31,24% HCl dalam air) -25,4 C (39,17% HCl dalam air)

Suhu kritis: Tidak tersedia.

Spesifik Gravity:1,1-1,19 (Air = 1) 1.10 (20% dan 22% HCl solusi)

1,12 (24% HCl solusi) 1,15 (29,57% HCl solusi) 1,16 (32%

HClsolusi) 1,19 (37% dan 38% HCl solusi)

Tekanan Uap: 16 kPa (@ 20 ° C) rata-rata

Kepadatan uap: 1,267 (Air = 1)

Page 21: Prak. Kimia Analisis Titrasi Asan Basa

CHEMERICAL ENGINEERING TRIBHUWANA TUNGGADEWI UNIVERSITASY MALANG 21

Volatilitas: Tidak tersedia.

Bau Threshold: 0,25 sampai 10 ppm.

Air / Minyak Dist. Coeff:. Tidak tersedia.

Ionicity (dalam air): Tidak tersedia.

Properti Dispersi: Lihat kelarutan dalam air, dietil eter.

Kelarutan: Larut dalam air dingin, air panas, dietil eter.

2.2.6 Natrium Tetraborat (1: 427)

Nama resmi : Natrii tetraboras

Nama lain : Natrium tetraborat

RM/BM : Na2B4O7/381,37

Pemerian : Hablur transparan, tidak berwarna atau serbuk

hablur putih, tidak berbau, rasa asin dan basa.

Dalam udara kering merapuh

Kelarutan : Larut dalam 20 bagian air, dalam 0,6 bagian air

mendidih, dan dalam lebih kurang 1 bagian

gliserol, praktis tidak larut dalam etanol (95%) P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kandungan : Tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari

105,0% Na2B4O7.10 H2O

Khasiat : Antiseptikum ekstern

Kegunaan : Sebagai sampel

Page 22: Prak. Kimia Analisis Titrasi Asan Basa

CHEMERICAL ENGINEERING TRIBHUWANA TUNGGADEWI UNIVERSITASY MALANG 22

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bahan dan Alat Percobaan

3.3.1 Bahan

1) Natrium tetraborat 4) Indikator metil orange

2) Indikator pp 5) NaOH (padatan)

3) HCl 2M 6) Akuades

3.3.2 Alat

1) Bola hisap 8) Pipet tetes

2) Batang pengaduk 9) Kaca arloji

3) Statif 10) Sendok plastic

4) Kliem 11) Pipet ukur

5) Boshad 12) Beaker glass

6) Botol semprot 13) Erlenmeyer

7) Buret leher 1 14) Labu ukur

3.2 Diagram Alir

3.2.1 Pembuatan Larutan HCL 2M 250 ml

Dipipet HCl 41,66 ml

Dimasukan dalam labu ukur 250 ml

Ditandabataskan sampai volume 250 ml

Disebut larutan HCl 2 M

Page 23: Prak. Kimia Analisis Titrasi Asan Basa

CHEMERICAL ENGINEERING TRIBHUWANA TUNGGADEWI UNIVERSITASY MALANG 23

3.2.1 Pembakuan Asam Klorida ( HCl ) dengan Natrium Tetraborat.

Ditimbang natrium tetraborat sebanyak 1,7 gram

Dimasukan ke dalam beaker glass 100 ml

Dilarutkan dalam 75 ml akuades

Diencerkan dengan menggunakan labu ukur 100 ml dan ditandabataskan

Dipipet larutan pengenceran sebanyak 10 ml

Dimasukan dalam erlenmeyer 250 ml

Ditambahkan akuades hingga mencapai volume 100 ml

Ditambahkan indikator metil orange sebanyak 3 tetes

Dititrasi dengan larutan asam HCl, hingga terjadi perubahan warna ( kuning

)

Dicatat volume larutan HCl yang dibutuhkan dan dilakukan duplo (diulangi 2x)

Data

Page 24: Prak. Kimia Analisis Titrasi Asan Basa

CHEMERICAL ENGINEERING TRIBHUWANA TUNGGADEWI UNIVERSITASY MALANG 24

3.2.2 Pembuatan Campuran Basa dan Karbonat

Ditimbang 1,61gram padatan NaOH

Dilarutkan dalam 75 ml akuades

Dimasukan ke dalam labu ukur 100 ml dan ditandabataskan

Dipipet larutan hasil pengenceran sebanyak 10 ml

Dimasukan ke dalam erlenmeyer 250 ml

Ditabahkan akuades hingga mencapai volume 100 ml

Ditambahkan indikator pp sebanyak 3 tetes

Dititrasi larutan basa dengan HCl yang sudah ditandabatasi, hingga terjadi

perubahan warna (menjadi tidak berwarna)

Dicatat volume yang dibutuhkan

Ditambahkan 3 tetes indikator metil orange

Dititrasi kembali larutan dengan HCl sampai terjadi perubahan warna (tidak

berwarna jingga)

Dicatat volume HCl yang dibutuhkan

Data

Page 25: Prak. Kimia Analisis Titrasi Asan Basa

CHEMERICAL ENGINEERING TRIBHUWANA TUNGGADEWI UNIVERSITASY MALANG 25

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Percobaan

4.1.1 Pembakuan HCl menggunakan Natrium tetraborat

Berat Na-tetraborat = 1,7gram

Pengenceran = 100 ml

Pemipetan = 10 ml

Hasil titrasi

VOLUME HCl

Bacaan awal = 0 ml

Bacaan akhir = 2,5 ml

Selisih = 2,5 ml

4.1.2Penentuan Campuran Basa dan Karbonat

Berat NaOH = 1,61gram

Pengenceran = 100 ml

Pemipetan = 10 ml

Hasil titrasi

VOLUME HCl

Indikator pp (V1) Indikator metil orange (V2)

Bacaan awal = 2,5 ml Bacaan awal = 4,3 ml

Bacaan akhir = 4,3 ml Bacaan akhir = 10,5 ml

Selisih = 1,8 ml Selisih = 6,2 ml

4.2 Perhitungan

4.2.1 Perhitungan pembuatan larutan HCl 2 M 250 ml

Tersedia larutan HCl 12 M

V1 .M1= V2. M2V1=

= = 41,66 ml

Page 26: Prak. Kimia Analisis Titrasi Asan Basa

CHEMERICAL ENGINEERING TRIBHUWANA TUNGGADEWI UNIVERSITASY MALANG 26

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pembakuan Asam Klorida ( HCl ) dengan Natrium Tetraborat

Ketelitian dalam pengenceran merupakan salah satu faktor untuk

memperoleh ketetapan konsentrasi yang diinginkan, karena itu pengenceran

akan lebih baik bila dilakukan dalam labu ukur untuk membuat larutan dari

bahan padat, maka ditimbang sejumlah zat tertentu zat padat dilarutkan dalam

air sampai volume tertentu sesuai konsentrasi yang diinginkan. Konsentrasi

larutan yang tepat akan diperoleh pengambilan zat padat dan pengembangan

dikerjakan dengan teliti dan sebersih mungkin.

4.3.2 Penentuan Campuran Basa dan Karbonat

Dalam penentuan campuran basa dan karbonat ini pencampuran indikator pp

sebanyak 3 tetes sudah perubahan warna dari tidak berwarna menjadi

berwarna merah jambu kemudian dititrasi HCl menjadi tidak berwarna,

sedangkan dicampur dengan indikator metal orange perubahan warna kuning

dititrasi HCl menjadi berwarna jingga. Jadi percobaan ini berhasil untuk

diterapkan kemudian hari tetapi didalam percobaan ini harus teliti

melukukannya.

Page 27: Prak. Kimia Analisis Titrasi Asan Basa

CHEMERICAL ENGINEERING TRIBHUWANA TUNGGADEWI UNIVERSITASY MALANG 27

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Dari hasil percobaan di atas dapat diperoleh kesimpulan yaitu :

Untuk Pembakuan Asam Klorida ( HCl ) dengan Natrium Tetraboratyang

ditambahkan 10 ml akuades, tidak dapat mengubah menjadi warna merah

jambu, jika indicator pp yang dibutuhkan hanya 2 tetes, melainkan harus

sebanyak 20 tetes baru terjadi perubahan warna merah jambu. Dititrasi

Natrium Tetraborat sebanyak 2,5 akan terjadi perubahan warna menjadi

tidak berwarna.

Untuk Penentuan Campuran Basa dan Karbonatyang ditambahkan 10 ml

akuades, dan 3 tetes indicator pp terjadi perubahan warna merah jambu

dalam dititrasi menggunakan HCl 2 M volume 1,8 ml terjadi perubahan

warna menjadi tidak berwarna, ditambahkan indikator metal orange

sebanyak 3 tetes terjadi perubahan warna merah dititrasi menggunakan

HCl 2 M volume 6,2 ml terjadi perubahan warna jingga. Jadi dapat

disimpulkan bahwa HCl 2 M ini berfungsi untuk menetralkan sehingga

percobaan ini berhasil dengan sempurna.

5.2 Saran

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disarankan:

1. Bahan-bahan yang digunakan harus dipersiapkan terlebih dahulu, sebelum

praktikum.

2. Dalam pecobaan ini kita harus sabar dan teliti karena bahan yang

digunakan sangat berbahaya.

3. Sebaiknya memperhatikan prosedur maupun diagram alir terlebih dahulu,

sebelum mengerjakan percobaan ini.

4. Semoga percobaan ini bermamafaat untuk teman-teman yang akan

melakukan percobaan ini yang sempurna menjadi lebih sempurna.

Page 28: Prak. Kimia Analisis Titrasi Asan Basa

CHEMERICAL ENGINEERING TRIBHUWANA TUNGGADEWI UNIVERSITASY MALANG 28

DAFTAR PUSTAKA

Proborini, Wahyu Diah. 2012. petunjuk praktikum kimia analisis, semester

genap2011/2012, ps.Teknik kimia, fak.Teknik-Universitas Tribhuwana

Tunggadewi.

Shevla,G.1990.Vogel I: Buku teks analisis kualitatif makro dan semimikro, edisi

V.Jakarta : Kalman Media Pustaka.

Shevla,G.1990.Vogel II: Buku teks analisis kualitatif makro dan semimikro,Edisi

V.Jakarta : Kalman Media Pustaka.

http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9924997/21_6_2012/01.18 wib

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_fisika1/

kesetimbangan_asam_basa/indikator_asam_basa/23_6_2012/09.45 wib