[PPT]PowerPoint Presentation - Website Poltekkes Medan AJAR/KL/Materi... · Web viewPengelolaan...

140
Pengelolaan Sampah Sampah (waste); suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis.

Transcript of [PPT]PowerPoint Presentation - Website Poltekkes Medan AJAR/KL/Materi... · Web viewPengelolaan...

Pengelolaan Sampah

Sampah (waste); suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis.

Sumber dan klasifikasi sampah 1 Sampah basah (garbage) sampah organik yang mudah busuk (degradable)2 Sampah kering (rubbish) sampah anorganik yang tidak mudah busuk (undegradable)3 Sampah lembut, yaitu sampah yang merupakan

partikel-partikel ukuran kecil, ringan dan mudah diterbangkan angin, berbentuk debu dan abu.4 Sampah besar (bulky waste) yaitu sampah yang

berukuran besar, misal bekas furnitur, kursi, meja.

5 5 Sampah berbahaya (Sampah berbahaya (hazardous wastehazardous waste)) sampah yang berbahaya baik bagi manusia, binatang sampah yang berbahaya baik bagi manusia, binatang

maupun tumbuhan.Sampah ini terdiri dari;maupun tumbuhan.Sampah ini terdiri dari; aa. Sampah patogen yaitu sampah yang berasal dari . Sampah patogen yaitu sampah yang berasal dari

rumah sakit dan klinik rumah sakit dan klinik bb. Sampah beracun, yaitu sampah sisa pestisida, . Sampah beracun, yaitu sampah sisa pestisida,

insektisida, kertas bungkus bahan beracun.insektisida, kertas bungkus bahan beracun. cc. Sampah radioaktif, yaitu sampah bahan-bahan . Sampah radioaktif, yaitu sampah bahan-bahan

radioaktif, sisa pengolahan nuklir. radioaktif, sisa pengolahan nuklir. dd. Sampah ledakan yaitu sampah yang berasal dari . Sampah ledakan yaitu sampah yang berasal dari

ledakan petasan, misiu, sampah perang. ledakan petasan, misiu, sampah perang.

Sampah dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain berdasarkan atas;

A. Sumber sampah Sumber sampah dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu; sampah hasil kegiatan rumah tangga (domestic refuse) sisa makanan, bahan dan peralatan rumah tangga.

Sampah dari kegiatan perdagangan Sampah dari kegiatan perdagangan ((comercial refusecomercial refuse) )

Adalah sampah yang berasal dari tempat-Adalah sampah yang berasal dari tempat-tempat perdagangan seperti supermarket, tempat perdagangan seperti supermarket, pusat pertokoan, warung dan sejenisnya.pusat pertokoan, warung dan sejenisnya.

Sampah yang berasal dari industri (Sampah yang berasal dari industri ( industrial industrial refuserefuse))

Merupakan sampah yang berasal dari Merupakan sampah yang berasal dari kegiatan industri, jumlah dan macamnya kegiatan industri, jumlah dan macamnya sangat tergantung pada jenis industri.sangat tergantung pada jenis industri.

Sampah yang berasal dari jalanan (Sampah yang berasal dari jalanan (street sweepingstreet sweeping).). Ragamnya sangat bervariasi, misal daun tanaman Ragamnya sangat bervariasi, misal daun tanaman perindang jalan, kertas plastik, puntung rokok, barang-perindang jalan, kertas plastik, puntung rokok, barang- barang yang dibuang sembarangan oleh penumpang barang yang dibuang sembarangan oleh penumpang kendaraan.kendaraan.

Sampah yang berasal dari binatang mati (Sampah yang berasal dari binatang mati (dead animaldead animal)) Lebih dikenal sebagai bangkai, misal bangkai tikus, Lebih dikenal sebagai bangkai, misal bangkai tikus, ular, burung, ayam, anjing, kucing. ular, burung, ayam, anjing, kucing.

B. Sampah yang mudah Terdegradasi dan Tidak B. Sampah yang mudah Terdegradasi dan Tidak TerdegradasiTerdegradasi Berdasarkan mudah dan tidaknya terdegradasi, Berdasarkan mudah dan tidaknya terdegradasi,

sampah dikelompokkan menjadi dua bagian besar sampah dikelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu;yaitu;

Sampah yang mudah terurai (Sampah yang mudah terurai (degradable refusedegradable refuse)) Yaitu sampah yang dapat diurai secara alami melalui Yaitu sampah yang dapat diurai secara alami melalui

proses fisik, kimia maupun biologis. Pada umumnya proses fisik, kimia maupun biologis. Pada umumnya jenis sampah ini berasal dari bahan- bahan organik, jenis sampah ini berasal dari bahan- bahan organik, yang dihancurkan oleh mikroorganisme.yang dihancurkan oleh mikroorganisme.

Sampah yang tidak mudah terurai (Sampah yang tidak mudah terurai (non degradablenon degradable refuse) refuse)

Yaitu sampah yang tidak dapat diurai atau sulit diurai Yaitu sampah yang tidak dapat diurai atau sulit diurai secara alami oleh proses fisik, kimia maupun biologis secara alami oleh proses fisik, kimia maupun biologis menjadi molekul-molekul yang lebih kecil. menjadi molekul-molekul yang lebih kecil. Non degredable refuse, Non degredable refuse, umumnya terdiri dari bahan-bahanumumnya terdiri dari bahan-bahananorganik, bahan sintetis, dan bahan keras lainnya, misalanorganik, bahan sintetis, dan bahan keras lainnya, misalLogam, kaca, kayu, keramik, plastik.Logam, kaca, kayu, keramik, plastik.

Dampak keberadaan sampahDampak keberadaan sampah

Dampak Negatip SampahDampak Negatip Sampah Nilai Estetika sampah yang menumpuk Nilai Estetika sampah yang menumpuk

dan dibiarkan pada tempat terbuka (dan dibiarkan pada tempat terbuka (open open dumpdump) menyebabkan turunnya estetika tempat ) menyebabkan turunnya estetika tempat sekitar, mengganggu keindahan panorama sekitar, mengganggu keindahan panorama setempat, bau busuk yang tidak enak, dan setempat, bau busuk yang tidak enak, dan berkembangnya berbagai organisme berkembangnya berbagai organisme pathogen. Tempat berkembang biak lalat yang pathogen. Tempat berkembang biak lalat yang mampu membawa penyakitmampu membawa penyakit..

Polusi UdaraPolusi Udara Pembakaran sampah secara terbuka menimbulkan emisi gas Pembakaran sampah secara terbuka menimbulkan emisi gas

karbondioksida (COkarbondioksida (CO22), karbonmonoksida (CO), nitrogen ), karbonmonoksida (CO), nitrogen monoksida (NO), gas sulfur dan partikel-partikel halus di udara monoksida (NO), gas sulfur dan partikel-partikel halus di udara yang dapat menyebabkan penyakit pada pernafasan, penyakit yang dapat menyebabkan penyakit pada pernafasan, penyakit kulit, iritasi mata dan sebagainya.kulit, iritasi mata dan sebagainya.

Kontaminasi pada AirKontaminasi pada Air Air hujan bersama dengan air hasil pembusukan dikenal Air hujan bersama dengan air hasil pembusukan dikenal

sebagai air lindi atau sebagai air lindi atau leachateleachate, akan berkumpul maupun , akan berkumpul maupun mengalir ke parit-parit maupun sungai yang ada disekitarnya. mengalir ke parit-parit maupun sungai yang ada disekitarnya. Akibatnya air sungai tercemar oleh air lindi, sehingga tidak Akibatnya air sungai tercemar oleh air lindi, sehingga tidak dapat dimanfaatkan, karena akan menimbulkan gatal-gatal dapat dimanfaatkan, karena akan menimbulkan gatal-gatal pada kulitpada kulit

PENGARUH TERHADAP KESEHATAN

Tempat berkembangbiak vektor penyakit

Insidensi penyakit demam berdarah dengue meningkat

Terjadinya kecelakaan Gangguan psikosomatis

PENGARUH SAMPAH TERHADAP KESEHATAN DAPAT DIKELOMPOKKAN MENJADI EFEK LANGSUNG DAN

TIDAK LANGSUNG

1. Efek langsung : kontak langsung dgn sph tsb. misalnya : sph beracun, sph korosif terhadap tbh, sph yg mengandung kuman patogen.2. Efek tidak langsung : dpt dirasakan masyarakat akibat

proses pembusukan, pembakaran dan pembuangan sph,dan penyakit bawaan vektor.

Sumber PenyakitSumber Penyakit

Tempat penimbunan sampah, khususnya Tempat penimbunan sampah, khususnya yang masih basah merupakan tempat yang masih basah merupakan tempat hidup yang sangat baik bagi hidup yang sangat baik bagi perkembangan tikus, nyamuk, lalat, perkembangan tikus, nyamuk, lalat, insekta, dan mikrobia. Binatang-binatang insekta, dan mikrobia. Binatang-binatang tersebut dapat menularkan atau tersebut dapat menularkan atau menyebabkan timbulnya penyakit untuk menyebabkan timbulnya penyakit untuk masyarakat sekitar tempat masyarakat sekitar tempat penampungansampah.penampungansampah.

Penyakit Bawaan SampahPenyakit Bawaan Sampah Nama Penyakit Penyebab PenyakitNama Penyakit Penyebab Penyakit

Bawaan lalatBawaan lalat Dysentreri basillaris Shigella shigaeDysentreri basillaris Shigella shigae D.Amoebica Entamoeba histolyticaD.Amoebica Entamoeba histolytica Typhus abdominalis Salmonella typhiTyphus abdominalis Salmonella typhi Cholera Vibrio choleraeCholera Vibrio cholerae Ascariasis A. lumbricoidesAscariasis A. lumbricoides AncylostomiasisAncylostomiasis A. duodenale A. duodenale Bawaan Tikus / Pinjal Bawaan Tikus / Pinjal Pest Pest Pateurella pestisPateurella pestis Leptospirosis Leptospira icterohaemorrhagicaLeptospirosis Leptospira icterohaemorrhagica Streptobacillus moniliformis Rat bite fever Streptobacillus moniliformis Rat bite fever KeracunanKeracunan MethanaMethana CarbondioksidaCarbondioksida CarbonmonoksidaCarbonmonoksida Logam berat dan seterusnya Logam berat dan seterusnya

Dekomposisi sampah biasanya terjadi secara Dekomposisi sampah biasanya terjadi secara aerobik, dilanjutkkan secara fakultatif dan aerobik, dilanjutkkan secara fakultatif dan secara anaerobik apabila oksigen telah habis. secara anaerobik apabila oksigen telah habis. Dekomposisi aerobik akan menghasilkan cairan Dekomposisi aerobik akan menghasilkan cairan yang disebut yang disebut leachate leachate beserta gas. beserta gas. LeachateLeachate atau lindi ini adalah cairan yang mengandung atau lindi ini adalah cairan yang mengandung zat padat tersuspensi yang sangat halus dan zat padat tersuspensi yang sangat halus dan hasil penguraian mikroba; biasanya terdiri atas hasil penguraian mikroba; biasanya terdiri atas Ca, Mg, Na, K, Fe, Khlorida, Sulfat, Phosfat, Zn, Ca, Mg, Na, K, Fe, Khlorida, Sulfat, Phosfat, Zn, Ni, CO2, H2O, N2, NH3, H2S, dan Asam Ni, CO2, H2O, N2, NH3, H2S, dan Asam organik. Tergantung dari kualitas sampah, maka organik. Tergantung dari kualitas sampah, maka didalam didalam leachateleachate bisa pula didapat mikroba bisa pula didapat mikroba patogen, logam berat dan zat lainnya yang patogen, logam berat dan zat lainnya yang berbahaya.berbahaya.

Penyumbatan Saluran AirPenyumbatan Saluran Air

Kebiasaan yang sulit dicegah yaitu masih Kebiasaan yang sulit dicegah yaitu masih banyakbanyakwarga masyarakat dengan sengaja warga masyarakat dengan sengaja membuang sampah di selokan, ke sungai membuang sampah di selokan, ke sungai atau got saluran pembuangan air hujan di atau got saluran pembuangan air hujan di kota. Timbunan sampah yang tidak kota. Timbunan sampah yang tidak sengaja, akan dapat menutup saluran kota. sengaja, akan dapat menutup saluran kota. Akibatnya air saluran meluap pada waktu Akibatnya air saluran meluap pada waktu hujan. Air sungai-pun ikut menjadi kotor.hujan. Air sungai-pun ikut menjadi kotor.

Longsoran Sampah

Timbunan sampah yang menggunung dan tidak terkendali, salah satu contoh di Bandung Timurpada tahun 2006, telah terjadi “longsoran tumpukan sampah” yang sangat hebat. Beberapa puluh rumah tertimbun sampah yangLongsor, disamping beberapa orang tewas.Dengan demikian, timbunan sampah yang tidakterkendali mampu menimbulkan bencana alam.

Konflik Kepentingan antar Daerah

Sampah yang berasal dari wilayah DKI Jakarta dibuang di TPAS yang berada di wilayah Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Tangerang, pada awalnya belum menimbulkan masalah, namun dengan maraknya nuansa Otonomi Daerah, keberadaan TPAS tersebut saat ini dipermasalahkan.

Dampak Positip SampahSampah merupakan barang yang dianggap tidakberharga dan dibuang oleh pemiliknya. Namun demikian pengelolaan sampah yang benar mampu menimbulkan dampak positip bagi masyarakat.

Dibuat pupuk atau kompos. Dimanfaatkan untuk menyuburkan tanah, proses

dekomposisi telah mampu mengubah sampah menjadi humus, ini dilakukan pada jenis sampah organik yang mudah terurai (degradable refuse) antara lain daun-daunan oleh sebab itu perlu dilakukan pemilahan terlebih dahulu.

Dimanfaatkan sebagai makanan ternakDimanfaatkan sebagai makanan ternak Terlebih dahulu pada sampah dilakukan Terlebih dahulu pada sampah dilakukan

pemilahan dan pengolahan sampah sebelum pemilahan dan pengolahan sampah sebelum diberikan pada ternak. Maksudnya agar diberikan pada ternak. Maksudnya agar ternak terhindar dari pengaruh buruk sampah ternak terhindar dari pengaruh buruk sampah khususnya karena keberadaan B-3. Dibakar khususnya karena keberadaan B-3. Dibakar atau dipakai sebagai bahan bakar. Sampah atau dipakai sebagai bahan bakar. Sampah dimanfaatkan sebagai bahan baku briket atau dimanfaatkan sebagai bahan baku briket atau biogas.biogas.

Untuk menimbun tanah rawa

Semua jenis sampah dapat dipergunakan sebagai bahan timbunan tanah rawa, namun perlu diperhatikan bahwa air rawa tersebut tidak dimanfaatkan untuk air irigasi. Hal ini perlu diperhatikan karena selama proses pembusukan sampah dapat menimbulkan air lindi yang bersifat toksik.

Menurut Depkes (1987) sampah atau wastes diartikan sebagai benda yang tidak dipakai, tidak diinginkan dan dibuang. Berdasarkan masalah dan cara-cara penanganannya, wastes digolongkan;

1) Solid wastes atau refuse, yaitu sampah padat.

2) Liquid wastes atau wastes water, yaitu sampah cair atau air buangan.

3) Atmospheric wastes, yaitu sampah gas. 4) Human wastes atau excreta disposal, yaitu

kotoran manusia. 5) Manure, yaitu kotoran hewan. 6) Special wastes, yaitu sampah berbahaya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi sampah

Menurut Sumirat (2007), sampah, baik kuantitas maupun kualitasnya, sangat dipengaruhi oleh berbagai kegiatan dan taraf hidup masyarakat. Beberapa faktor yang penting antara lain adalah: a). Jumlah penduduk.. b). Keadaan sosial ekonomi. c). Kemajuan teknologi.

PENGELOLAAN SAMPAH Pengelolaan sampah adalah suatu bidang yang

berhubungan dengan pengaturan terhadap penimbulan, penyimpanan sementara, pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan, pemprosesan dan pembuangan sampah dengan suatu cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip terbaik dari kesehatan masyarakat, teknik (engineering), perlindungan alam (conservation), keindahan dan pertimbangan-pertimbangan lingkungan lainnya dan juga mempertimbangkan sikap masyarakat.

Menurut Neolaka,(2008) Sistem pengelolaan sampah yang telah

disepakati pemerintah dan perusahaan pengelola untuk melaksanakan pengelolaan sampah tersebut harus didukung penuh oleh rakyat yang memproduksi sampah. Apabila hal seperti ini terjadi maka pengelolaan sampah yang harmonis dan persoalan dapat diselesaikan dengan baik.

UNSUR-UNSUR POKOK DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

Beberapa unsur pokok yang perlu dilakukan dalam pengelolaan sampah antara lain:

a) Penimbulan sampah (waste generation) Meliputi aktivitas-aktivitas pembuangan barang-barang yang tidak lama bergunanya baik yang dilempar begitu saja oleh

pemiliknya maupun yang dikumpulkan lebih dahulu.

b) Penyimpanan setempat (on site storage) Elemen ini sangat penting sebab melibatkan nilai-nilai

keindahan, kesehatan masyarakat dan ekonomi. Tempat penyimpanan setempat yang memenuhi syarat adalah: 1) Kedap air, 2) Mempunyai tutup yang sesuai dengan bagian badannya, 3) Mempunyai alat pegangan jika tempat sampah itu berupa tong.

c) Pengumpulan Elemen ini menyangkut tidak hanya pengumpulan sampah

(gathering) saja tetapi juga termasuk pengangkutannya setelah sampah dikumpulkan untuk selanjutnya dibawa ke suatu tempat sampai alat pengangkutan dikosongkan.

d). Pengangkutan Kegiatan elemen ini terdiri dari dua langkah: 1). Pemindahan

alat angkut yang lebih kecil ke alat angkut yang lebih besar dan 2). Tahap berikutnya, biasanya pada jarak yang jauh ketempat pembuangan akhir. Pemindahan ini dilaksanakan ditempat pemindahan (transfer station).

e). Pengolahan dan pemanfaatan kembali Elemen ini termasuk penggunaan semua teknik alat-alat dan

fasilitas untuk mempertinggi efisiensi elemen-elemen fungsional lain dan untuk mendapatkan material-material yang masih berguna, pengubahan produk atau energi yang berasal dari sampah.

f). PembuanganDisposal adalah tumpuan akhir dari semua proses pengelolaan sampah, apakah sampah dari tempat-tempat pemukiman, dari tempat-tempat umum dan komersial, institusi, industri maupun sampah hasil penyapuan jalan yang dikumpulkan dan diangkut langsung ke tempat landfill. TPA sampah merupakan salah satu unsur pokok di dalam pengelolaan sampah.

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang direkomendasikan oleh para ahli dengan menggunakan sistem sanitary landfill dapat dilengkapi dengan sarana pengomposan dan pemanfaatan sampah menjadi bahan baku daur ulang. Sisa sampah yang tidak dapat didaur ulang ataupun dibuat menjadi kompos kemudian dibakar dan dimasukkan ke tempat sanitary landfill.

Instalasi Pengolahan Sampah Terpadu (IPST). Proses daur ulang, produksi kompos dan pembakaran tersebut bertujuan untuk memperkecil volume sampah yang dihasilkan, sehingga pembuangan sampah pada lokasi sanitary landfill dapat diperkecil dan akhirnya dapat menghemat penggunaan lahan TPA

Beberapa aspek yang perlu didekati dalam pengelolaan persampahan;

1.1. Aspek teknik Aspek teknik Hal pertama yang perlu diketahui dalam mengelola

persampahan adalah karakter dari sampah yang ditimbulkan oleh masyarakat perkotaan.Berbagai karakter sampah perlu dikenali, dimengerti dan difahami agar dalam menyusun sistem pengelolaan yang dimulai dari perencanaan strategi dan kebijakan serta pelaksanaan penanganan sampah dapat dilakukan secara benar.

Karakter sampah dapat dikenali sebagai berikut; 1) tingkat produksi sampah, 2) komposisi dan kandungan sampah, 3) kecenderungan perubahannya dari waktu ke

waktu. Karakter sampah tersebut sangat dipengaruhi

oleh tingkat pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran serta gaya hidup dari masyarakat perkotaan.

2. Aspek Kelembagaan

Pada beberapa kota umumnya pengelolaan persampahan dilakukan oleh Dinas Kebersihan Kota. Keterlibatan masyarakat maupun pihak swasta dalam menangani persampahan pada beberapa kota sudah dilakukan untuk beberapa jenis kegiatan. Swasta umumnya mengelola persampahan pada kawasan elit dimana kemampuan membayar dari konsumen sudah cukup tinggi.

3. Aspek Keuangan dan Manajemen

Hasil retribusi yang diperoleh dari pelayanan pengelolaan sampah akan semakin kecil karena banyak retribusi yang tidak tertagih, hal ini menjadi semakin sulit karena enforcement terhadap penunggak retribusi tersebut tidak ada sangsi. Pada kawasan perkotaan dimana dinas kebersihan menjadi pengelola persampahan, dana untuk pengelolaan tersebut berasal dari pemerintah daerah dan retribusi jasa pelayanan persampahan yang berasal dari konsumen.

Pengelolaan Persampahan Secara Terpadu

Untuk mengelola persampahan hal pertama yang harus diperhatikan adalah kebijakan dari pemerintah yang dibuat dengan pendekatan menyeluruh sehingga dapat dijadikan payung bagi penyusunan kebijakan ditingkat pusat maupun daerah. Belum adanya Peraturan Pemerintah tersebut menyulitkan pengelolaan persampahan. Kebijakan strategis yang telah ditetapkan oleh pemerintah baru pada tahap aspek teknis yaitu dengan melakukan pengurangan timbulan sampah dengan menerapkan Reduce, Reuse dan Recycle ( 3 R ), dengan harapan pada tahun 2025 tercapai “zero waste“.

Berbagai prinsip yang perlu dilakukan dalam menerapkan pengelolaan persampahan secara regional ini adalah sebagai berikut;

pelaksanaan Membuat peraturan daerah bersama yang mengatur pengelolaan

persampahan. Peraturan tersebut berisi berbagai hal dengan mempertimbangkan aspek hukum dan kelembagaan, teknik, serta aspek keuangan.

Dari aspek kelembagaan telah ada pemisahan peran yang jelas antara pembuat peraturan, pengatur / pembina dan pelaksana (operator). Dengan adanya pemisahan yang jelas ini, diharapkan penerapan peraturan dapat dilakukan dengan optimal termasuk unsur pembinaan yang berupa sangsi-sangsi yang tegas.

Dari aspek teknis telah diterapkan beberapa indikator pelayanan yang meliputi antara lain :

Tidak terdapat timbunan sampah pada tempat terbuka;

Pengumpulan sampah harus dilakukan secepat mungkin dan menjangkau seluruh kawasan perkotaan termasuk kawasan rumah tinggal, niaga, fasilitas umum dan tempat-tempat wisata;

Sampah hanya dikumpulkan pada TPS atau kontainer sampah yang telah ditentukan;

yang terkumpul pada TPS harus sudah diangkut ke TPA Sampah dalam waktu kurang dari 24 jam;

Pengangkutan dari TPS dan dibuang ke TPA harus tidak menyebabkan kemacetan lalulintas serta tidak menimbulkan ceceran sampah maupun cairannya di sepanjang jalan;

Pengoperasian TPA dilakukan dengan sistem sanitary landfill;

Mengoptimalkan manfaat nilai tambah dari sampah dengan menerapkan daur ulang atau melakukan pengomposan.

Pengolahan Sampah Yang dimaksud dengan pengolahan sampah

adalah suatu upaya yang sering dilakukan dalam sistem manajemen persampahan dengan tujuan untuk:

1. Meningkatkan efisiensi operasional, 2. Mendaur ulang material atau bahan-

bahan yang kurang bermanfaat untuk ditingkatkan kembali manfaatnya,

3. Mendaur ulang material atau bahan-bahan buangan untuk diubah menjadi produk lain atau energi

Secara proses ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk

mencapai tujuan tersebut, diantaranya adalah : 1. Pemadatan (compaction), merupakan upaya

mengurangi volume sampah secara mekanis.2. Pembakaran (incineration), merupakan upaya

mengurangi volume sampah secara kimiawi.3. Penghancuran (shredding), merupakan upaya

mengurangi volume sampah dengan cara memotong-motong atau mengiris-iris.

4. Pemisahan, merupakan upaya mendaur ulang meterial atau bahan-bahan untuk ditingkatkan manfaatnya atau diubah menjadi produk lain atau energi.

5. Pengeringan, merupakan pengurangan kadar air dengan maksud mengurangi volume dan berat sampah.

Produksi Bersih dan Prinsip 4 R

Replace (mengganti) Reduce (mengurangi)

Re-use (gunakan kembali) Recycle (daur ulang)

Penentuan Komposisi Sampah Campur seluruh sampah dari kotak sampling

sebanyak 40 liter Lakukan pemilahan sampah berdasarkan

komposisinya (organik, kertas, kaleng, kayu, kaca dan lain-lain)

Timbang masing-masing komponen tersebut.

Penentuan Karakteristik Sampah Setiap komponen tersebut diatas diambil lebih kurang 10%

dan disatukan, kemudian dicacah sehingga homogen, Sampel yang telah homogen diambil kira-kira 5 – 10 kg dan

dimasukkan ke dalam kantong plastik untuk secepatnya dianalisa di laboratorium,

Analisa tersebut meliputi : - analisa kadar air - analisa kadar abu - analisa nilai kalor (analisa ini disarankan untuk dilakukan di Kota besar dan Metropolitan).

POLA TEKNIS OPERASIONAL- Pola pewadahan terdiri dari : 1. Individual 2. Komunal

- Pengumpulan a. Pola Pengumpulan - Individual langsung - Individual tidak langsung - Komunal langsung - Komunal tidak langsung

Pengumpulan sampah Pengumpulan sampah : cara atau proses

pengambilan sampah mulai dari tempat pewadahan / penampungan sampah dari sumber timbulan sampah sampai ke tempat pengumpulan sementara / stasiun pemindah atau sekaligus diangkut ke tempat pembuangan akhir.

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah

TPA sampah adalah tempat untuk pembuangan akhir sampah yang berasal dari berbagai sumber penghasil sampah. TPA sampah biasanya terletak didaerah tertentu dan dibuat sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kesehatan lingkungan dan manusia. TPA sampah merupakan salah satu unsur pokok di dalam pengelolaan sampah

Menurut Azwar (1996), lazimnya syarat yang harus dipenuhi dalam membangun TPA sampah adalah : Tidak dibangun berdekatan dengan sumber air minum atau

sumber air lainnya yang dipergunakan oleh manusia seperti mandi, mencuci, kakus, dan sebagainya. Adapun jarak yang sering dipakai sebagai pedoman ialah lebih dari 200 meter dari sumber air.

Tidak dibangun pada tempat yang sering terkena banjir. Dibangun pada tempat yang jauh dari tempat tinggal

manusia yaitu sekitar 2 KM dari pemukiman penduduk, serta kurang lebih 15 KM dari permukaan laut.

Jenis pelayanan sampah1. Curb collection : container diletakkan dipinggir jalan2. Alley collection : container berada di ganggang3. Set out : petugas masuk ke halaman mengambil sampah container diletakkan dipinggir jalan4. Set out set back: container diambil petugas dan setelah

dikosongkan dikembalikan ke tempat semula.5. Back yard carry : Petugas bertanggungjawab masuk kehalaman rumah untuk mengambil sampah.

Sistim pengumpulan sampah1. Sistim container diangkut (HCS). contaner dianigkut ke tempat pembuangan dan

dikosongkan kemudian container dikembalikan ketempat semula atau ke tempat lain. Secara ekonomi sistim ini sangat menguntungkan.

2. Sistim container tetap (SCS). Sampah dimasukkan ke dalam truk sampah,

diangkut dan dibuang ke tempat pembuangan. Ada 2 bentuk sistim ini : 1. menggunakan kompactor otomatis 2. secara manual.

3 Sistim HCS1. Hoist Truck : truk dengan alat pengangkut dan menggunakan alat compactor tetap.2. Sistim Tilf Frame : truk container yang memiliki compactor tetap dan cara pengosongannya dengan cara memiringkan.3. Tran Trayler (Truk traktor) : container tertutup dan dilengkapi dengan kompactor tetap.

Transfer stationPemilihan sistim pemindahan sampah yang digunakandalam kegiatan pengumpulan sampah tergantung pada sistim pengangkutan yang digunakan atau dari kendaraan kecil ke kendaraan lebih besar.

Klasifikasi Transfer Station : 1. Stasiun pemindah kecil kapasitas 100 ton/hari2. Stasiun pemindah sedang kapasitas 100 – 500 ton/hari3. Stasiun pemindah besar kapasitas > 500 ton/hari

Type stasiun pemindaha. Type pengisian langsung (Direct dis charge)b. Type bongkar simpan c. Type kombinasi (pengisian langsung dan

bongkar simpan).

Syarat stasiun pemindah Sedekat mungkin dengan area / daerah yang

dilayani dan penghasil sampah terbanyak, Mudah dijangkau oleh kendaraan pengangkut

sampah, Tidak mengganggu masyarakat dan

lingkungan selama beroperasi.

Metode Pengolahan Sampah Pengolahan sampah dilaksanakan sebagai

tahap akhir pengelolaan sampah sebelum dibuang ke alam ataupun supaya dapat dimanfaatkan kembali. Ada beberapa metode pengolahan sampah yaitu daur ulang, open dumping, sanitary landfill, insenerasi/pembakaran, serta pengomposan.

Kegiatan daur ulang dapat dilakukan dengan cara menggunakan kembali (reuse) benda – benda yang masih berguna, dikembalikan manfaatnya dan memisahkan bahan yang masih perlu diproses sebelum digunakan kembali. (World Health Organization, 1999).

Pada sistem open dumping, sampah ditimbun di areal tertentu tanpa membutuhkan tanah penutup, sedangkan pada cara sanitary landfill, sampah ditimbun secara berselang – selang antara lapisan sampah dan lapisan tanah sebagai penutup (Tiwow, dkk.,2003).

Incinerator adalah alat pemusnah limbah padat dengan cara pembakaran yang terkendali sehingga emisi gas buangan terkontrol atau tidak mencemari lingkungan serta abu hasil pembakaran tidak berbahaya (stabil). Pembakaran adalah sistem sederhana dengan membakar atau mengoksidasi senyawa – senyawa. Pembakaran sederhana menghasilkan panas, cahaya, air dan karbondioksida. Abu sebagai kombinasi material akhir, terbentuk akibat pembakaran tidak sempurna dan padatan baru yang terbentuk selama masa oksidasi (LIPI, 2003).

Selain metode diatas juga sering digunakan metode untuk mengelola sampah. Kompos adalah zat akhir suatu pengomposan proses fermentasi tumpukan sampah/seresah tanaman dan termasuk bangkai binatang. Perubahan – perubahan yang terjadi karena adanya penguraian, pembebasan, dan pengikatan berbagai zat/unsur hara oleh jasad renik selama proses pembentukan kompos (Sutejo, 2002).

Prinsip pembuatan kompos merupakan pencampuran bahan organik dengan mikroorganisme sebagai aktivator. Mikroorganisme tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti kotoran ternak (manure) atau bakteri inokulan (bakterial inoculant) berupa Effective Microorganisms (EM4), orgadec, dan stardec. Mikroorganisme tersebut berfungsi dalam menjaga keseimbangan karbon (C) dan nitrogen (N) yang merupakan faktor penentu keberhasilan pembuatan kompos.

Kendala dalam Pengelolaan Sampah Menurut Soemirat (2003) pada saat ini terdapat

beberapa kendala dalam pengelolaan sampah, yaitu :Cepatnya perkembangan teknologi, lebih cepat

daripada kemampuan masyarakat untuk mengelola dan memahami persoalan persampahan.

Meningkatnya tingkat hidup masyarakat, yang tidak disertai dengan keselarasan pengetahuan tentang persampahan.

Meningkatnya biaya operasi, pengelolaan, dan konstruksi di segala bidang termasuk bidang persampahan.

Kebiasaan pengelolaan sampah yang tidak efisien, tidak benar, menimbulkan permasalahan pencemaran udara, tanah, air, menimbulkan turunnya harga tanah karena daerah itu turun nilai aestetiknya, bau dan tinggi populasi lalat.

Kegagalan dalam daur ulang ataupun pemanfaatan kembali barang bekas. Juga ketidak-mampuan orang memelihara barangnya, sehingga cepat rusak.

Semakin sulitnya mendapatkan lahan sebagai tempat pembuangan akhir sampah, selain tanah dan formasi tanah yang tidak cocok bagi pembuangan sampah; juga terjadi kompetisi yang semakin rumit akan penggunaan tanah.

Semakin banyaknya masyarakat yang berkeberatan bahwa daerahnya dipakai sebagai tempat pembuangan sampah.

Kurangnya pengawasan dan pelaksanaan peraturan.

Sulitnya mencari partisipasi masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya dan memelihara kebersihan.

Pembiayaan yang tidak memadai, mengingat bahwa sampai saat ini kebanyakan sampah dikelola oleh jawatan pemerintah.

Pengelolaan sampah di masa lalu dan saat ini kurang memperhatikan faktor non-teknis seperti partisipasi masyarakat dan penyuluhan tentang hidup sehat dan bersih

PENENTUAN UMUR TEKNIS TPAPENENTUAN UMUR TEKNIS TPACara penentuan umur teknis TPA didasarkan

kepada faktor-faktor sebagai berikut :1. Luas zona sampah2. Ketinggian sampah aktual3. Ketinggian sampah yang direncanakan4. Laju pembuangan sampah5. Laju penurunan

MANAJEMEN PENGELOLAAN SAMPAH TERPADUTerdapat 3 alasan mengapa Manajemen

dibutuhkan :1.Untuk mencapai tujuan, baik tujuan organisasi

maupun tujuan pribadi2. Untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-

tujuan yang saling bertentangan dari semua pihak yang berkepentingan dalam organisasi tersebut

3. Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas yang merupakan salah satu cara umum menilai organisasi.

Merupakan suatu bahan buangan yang mempunyai potensi menimbulkan bahaya bagi

kesehatan manusia maupun mahluk hidup lainnya.

PENGARUH SAMPAH BERBAHAYA TERHADAP LINGKUNGAN 1. Bahan buangan tersebut tidak dapat

diturunkan kadar bahayanya atau tetap selama di alam

2. Dari segi biologis sangat besar bahayanya3. Dapat menyebabkan kematian4. Memberi kerusakan secara kumulatif

SIFAT SAMPAH BERBAHAYA

1. Sifatnya beracun 2. Mudah terbakar3. Mudah menimbulkan karat

Macam Limbah Beracun Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi

kimia dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan.

Limbah mudah terbakar adalah limbah yang bila berdekatan dengan api, percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau terbakar dan bila telah menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu lama.

Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan atau menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi.

Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan kematian atau sakit bila masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut.

Limbah penyebab infeksi adalah limbah laboratorium yang terinfeksi penyakit atau limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena infeksi.

Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang menyebabkan iritasi pada kulit atau mengkorosif baja, yaitu memiliki pH sama atau kurang dari 2,0 untuk limbah yang bersifat asam dan lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.

JENIS DAN SUMBER SAMPAH BERBAHAYA1. Bahan buangan radioaktif radiasi untuk jangka waktu relatif lama

sehingga berbahaya bagi mahluk hidup. misal : senyawa uranium sumber : 1. Pusat penelitian Biomedis 2. Rumah sakit 3. Laboratorium 4. Instalasi pembangkit tenaga nuklir

2. Sampah bahan kimia a. bahan organik sintetis b. bahan anorganik c. bahan yang mudah terbakar d. bahan yang mudah meledak Sumber : pabrik pestisida, pabrik bateray,

pabrik mesiu, rumah sakit, laboratorium.

3. Sampah Biologis sifatnya adalah : punya kemampuan untuk menginfeksi mahluk hidup dan menghasilkan

bahan beracun. Termasuk golongan ini adalah : - jaringan tumor dan kanker - kain pembalut - obat-obatan kadaluarsa

4. Sampah yang mudah terbakar. termasuk golongan sampah kimia, sangat

berbahaya dan sulit penanganannya sehingga penyimpanan, pengumpulan dan pembuangannya dikerjakan lebih khusus, bahan ini berbentuk gas, cair dan padat.

Contoh : organik sulpen, bensin, oli, alkohol, plastik dan lumpur organik. Sumber : - Instalasi penjernihan minyak - Penyimpanan minyak - Pabrik alkohol

5. Bahan buangan yang mudah meledak. - berbentuk gas, cair dan padat - bahan meriam, senjata, bahan peledak dan

mesiu. Sumber : - pabrik senjata - pabrik mesiu dan pabrik petasan.

FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM USAHA PENANGANAN SAMPAH BERBAHAYA

1. Peran serta secara aktif dari masyarakat dalam hal pemberian informasi maupun pengumpulan pendapat,

2. Kerjasama yang baik antara masyarakat dengan petugas kesehatan masyarakat

3. Kesadaran akan arti kesehatan dan bahaya dari sampah tsb oleh pemilik industri.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANGANAN DARI SUMBER SAMPAH1. Belum ada pengetahuan akan bahaya yang

disebabkan oleh sampah berbahaya,2. Belum ada tenaga yang profesional untuk

menangani sampah berbahaya tsb,3. Masyarakat menganggap masalah sampah

tidak penting karena jumlahnya masih kecil.

USAHA- USAHA PENGELOLAAN TERHADAP SAMPAH BERBAHAYA1. Mengumpulkan data lokasi industri yang ada di daerah tsb

untuk tujuan mempermudah pengelolaan sampah berbahaya, 2. Mengenal lembaga / perusahaan serta unit-unit industri yang

menghasilkan sampah berbahaya untuk tujuan mempermudah pengawasan, pengelolaan dan pengembangan secara teknis maupun administratif.

MENGENAL SUMBER DAN PRODUSEN SAMPAH BERBAHAYA1. Sangat sedikit informasi yang dapat

dikumpulkan dari masyarakat maupun industri,

2. Sikap keberatan / tidak terbuka dari pihak industri dalam hal pemberian informasi mengenai bahan buangan yang dihasilkannya.

PERSYARATAN KHUSUS TEMPAT PENYIMPANAN SAMPAH BERBAHAYA1. Ditentukan oleh jenis bahan buangan yang

dihasilkan atau ditampungnya,2. Sifat sampah berbahaya tsb3. Lokasi tempat penyimpanan diletakkan.

SYARAT UKURAN / VOLUME TEMPAT PENYIMPANAN SAMPAH BERBAHAYA

1. Tergantung dari jumlah sampah yang diproduksi / dihasilkan,

2. Disesuaikan dengan waktu pembuangan yang diinginkan.

JANGKA WAKTU / LAMA PENYIMPANAN SAMPAH BERBAHAYA

1. Pada jenis tertentu sampah berbahaya dapat disimpan sampai beberapa bulan juga sampai bertahun-tahun,

2. Pada jenis tertentu juga harus segera dibuang / dimusnahkan sesuai dengan persyaratan kesehatan yang diperkenankan.

PERSYARATAN TEKNIS TEMPAT PENYIMPANAN SAMPAH BERBAHAYA1. Untuk jenis sampah yang mudah membuat karat, tempat

penyimpanannya terbuat dari tanki atau drum fiber glas dan dilapisi dengan gelas

2. Untuk jenis sampah yang mempunyai tekanan tinggi, biasanya disimpan dalam tanki yang ditanam didalam tanah atau dimasukkan kedalam sumur.

3. Untuk sampah radioaktif disimpan didalam drum metal atau timah hitam dan dibungkus dengan beton.

4. Untuk jenis sampah kimia toksis, tempat penyimpanannya terbuat dari methal atau fiber glas dan dilapisi dengan kaca dibagian dalamnya untuk mencegah karat dan untuk zat kimia yang berbentuk asam.

5. Untuk jenis sampah Biologis, penyimpanannya dapat dibuat dengan 2 tahap yaitu:

a. Pra storage yaitu membungkus sampah berbahaya pada kantong plastik yang tebal, b. Storage yaitu tempat penyimpanan yang berupa drum methal atau plastik yang dapat menampung sampah dari pra storage tadi.

6. Untuk jenis sampah yang mudah terbakar, tempat penyimpanannya harus kuat dan rapat terbuat dari drum methal yang tertutup.

7. Untuk jenis sampah yang mudah meledak, tempat penyimpanannya sama dengan sampah yang mudah terbakar terbuat dari drum methal dan baja steel dan tahan benturan fisik.

BIO GAS Bahan bakar yang berasal dari

bahan-bahan organik, kotoran manusia, hewan, sisa-sisa pertanian

atau campuran melalui proses permentasi

KOMPOSISI GAS BIO1. Metan (CH4)2. Karbon dioksida (CO2)3. Nitrogen (N2)4. Karbon monoksida5. Oksigen (O2)6. Hidrogen sulfida (H2S)

Manfaat gas methan1. Kompor gas untuk 5 orang anggota keluarga dengan memasak 2x sehari dibutuhkan

ruang penangkap gas dengan volume 2 m³.2. Lampu petromax membutuhkan 50 – 100 liter gas methan per jam dengan kekuatan

cahaya 10 – 40 fc3. Lemari pendingin kebutuhan gas methan untuk lemari pendingin ukuran 6 kubic feet

sekitar 150 liter per jam4. Untuk mesin bakar5. Hasil sampingan dipergunakan kembali untuk pertanian karena mengandung unsur N, P

dan K.

Terjadinya Gas Methan. mo sellulosa

1. (C6 H12 O6)n n(C6 H12 O6) sellulosa glukosa

mo. ethanol2. n(C6 H12 O6) 2n(CHз CH2OH) glukosa ethanol +2n(CO2)+n(57000 kal)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI GAS BIO

1. Derajat keasaman. pH normal = 7 – 82. Temperatur pencernaan suhu : 5°C - 55°C suhu optimum : 35°C3. Pengenceran bahan baku 7 – 9 bahan kering paling baik4. Pengadukan Konstruksi tanki Gas Bio + alat pengaduk.

SUSUNAN LAPISAN DALAM TANKI FASE LAPISAN DAYA GUNA GAS GAS BIO GAS YANG DAPAT DIBAKAR SCUM PUPUK PENGISOLASI

CAIRAN SUPER NATANT AKTIF SECARA BIOLOGIK PADAT DALAM ISIAN YANG SUDAH DICERNA (KELUARAN) PUPUK

PADAT PADAT ANORGANIK TERMASUK PASIR

HARGA RATA-RATA BAHAN KERING

JENIS KOTORAN BAHAN KERING

MANUSIA 11

SAPI 18

BABI 11

AYAM / BURUNG 25

MENGHITUNG KEBUTUHAN BAHAN BAKU1. Perbandingan pengenceran = 1 : 1 atau 1 : 22. Volume tanki3. Untuk pengisian kontinyu, ditentukan berapa hari sekali

penambahan kotoran (setiap 2 hari sekali atau setiap 3 hari sekali).

Contoh perhitungan:Kebutuhan bahan baku untuk membuat Gas Bio dengan cara pengisian Kontinyu dalam drum ukuran 200 liter.1. Jika perbandingan pengenceran = 1 : 1, maka dibutuhkan

190 liter kotoran dan 190 liter air, bila tersedia ember ukuran 22 liter, maka diperlukan kotoran sebanyak 8 ember.

2. Jika perbandingan pengenceran = 1 : 2, maka dibutuhkan 120 liter kotoran dan 240 liter air, bila tersedia ember ukuran 22 liter, maka diperlukan kotoran sebanyak 5 – 6 ember dan untuk pengisian selanjutnya dilakukan setelah terbentuk Gas Bio yaitu :

a. 1 ember (22 liter) kotoran, bila pengisian setiap hari.b. 2 ember (44 liter) kotoran, bila pengisian 2 hari sekali.c. 3 ember (60 liter) kotoran, bila pengisian 3 hari sekali.

PERLU DIKETAHUI1. Campuran gas methan dan oxygen mudah terbakar2. Gas Bio dapat menimbulkan korosif pada besi dan seng,3. Gas Bio mempunyai tekanan rendah, untuk itu tidak bisa disalurkan

ketempat yang jauh,4. Digester harus dibersihkan setiap 6 bulan sekali,5. Hasil Gas Bio pertama harus dibuang6. Baik digunakan kotoran yang masih baru7. Perbandingan pengenceran kotoran bervariasi (1:1 atau 1:2)8. Kotoran harus diaduk sampai rata dan dibersihkan dari benda keras

sebelum dimasukkan kedalam tanki

BAHAN-BAHAN UNTUK MEMBUAT TANKI GAS BIOUntuk pengisian Langsung :1. 1 buah drum isi 200 liter2. 1 buah drum isi 90 – 100 liter Ø 50 cm3. Pipa gas (Gi) ukuran 50 cm, Ø ½ ″4. 1 buah stop kran Ø ½ ″5. Slang karet secukupnya

PENGISIAN KONTINYU1. 2 buah drum ukuran 200 liter2. Pipa sludge (Gi), ukuran 60 cm, Ø ½ ″3. Pipa Gas Bio (Gi) ukuran 50 cm, Ø ½ ″4. 1 buah stop kran Ø ½ ″5. Selang karet Ø ½ ″, panjang sesuai keperluan6. Plat besi / seng untuk corong 2 mm

secukupnya7. 12 buah baut dan mur8. Karet penahan9. Klem dari plat besi

KOMPOS Kompos : Merupakan proses biologis yang merubah sampah

menjadi humus sebagai interaksi yang komplek dari organisme tanah yang terdapat secara alami. (Yul.H. Bahar, 1986).

Kompos : Merupakan hasil penguraian sampah organik dengan bantuan jasad renik. (Basriyanta, 2007).

Kompos dapat di buat dari bahan padat dan semi padat, proses pengolahannya dapat dilakukan dalam kondisi anaerobik dan aerobik.

Sampah yang mudah dibuat kompos adalah sampah organik basah (garbage), sisa industri makanan, tekstil, pulp, sisa industri kertas, residu pertanian, sisa makanan ternak, sisa industri kehutanan dll.

Hal-hal yang mempengaruhi proses pembuatan kompos antara lain :

- derajat keasaman (pH) : 6 - 8- Kelembaban 50% – 70%- Kandungan karbon (C)- Nitrogen (N2),- Pospor (P),- Kalium (K),- temperatur

Ada tiga langkah yang harus dilakukan untuk membuat kompos yaitu :

a) pemilihan sampah organik, b) pembuatan/penyediaan tempat untuk membuat kompos, c) pembuatan kompos.

Jenis logam berat yang terkandung dalam daging sapi yang digembalakan di TPA sampah Jatibarang tersebut adalah Mercury (Hg), Cadmium (Cd) dan Cobalt (Co).

Residu logam berat terdapat pada semua daging maupun bagian-bagiannya seperti daging bagian paha, daging bagian punggung, hati, usus, dan darah. Pencemaran produk-produk peternakan oleh logam berat dapat menimbulkan bahaya kesehatan pada manusia.

Efek gangguan logam berat terhadap kesehatan manusia tergantung pada bagian mana dari logam berat tersebut yang terikat dalam tubuh serta besarnya dosis yang dikonsumsi.

Beberapa penyakit yang disebabkan oleh keracunan logam berat antara lain anemia, gangguan pada berbagai organ tubuh dan penurunan kecerdasan. Anak-anak merupakan golongan yang beresiko tinggi keracunan logam berat.

MATERI PRAKTEK

1. Pembuatan kompos dengan cara aerobik2. Pembuatan Briket arang3. Daur ulang kertas4. Incenerator5. Perhitungan timbulan sampah

LIMBAH RUMAH SAKIT

Limbah berbentuk padat maupun cair yg berasal dari kegiatan rumah sakit baik kegiatan medis maupun non medis yang kemungkinan besar mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif.

JENIS LIMBAH RUMAH SAKITLimbah yang dihasilkan dari rumah sakit

dapat dibagi menjadi dua :1. Limbah medis - Padat - Cair - Radioaktif

2. Limbah nonmedis - Padat - Cair

LIMBAH PADAT MEDISLimbah padat medis sering juga disebut sebagai sampah biologis

yang terdiri dari :1. Sampah medis yang dihasilkan dari ruang poliklinik, ruang

perawatan, ruang bedah, ruang kebidanan. seperti : perban, kasa, alat injeksi, ampul, dan botol bekas obat

injeksi, kateter, swab, plester, masker dsb.2. Sampah patologis yang dihasilkan dari ruang poliklinik, bedah,

kebidanan, ruang otopsi seperti : plasenta, jaringan organ, anggota badan dsb.

3. Sampah laboratorium yang dihasilkan dari pemeriksaan laboratorium diagnostik atau penelitian seperti : sediaan atau media sampel dan bangkai binatang percobaan

LIMBAH PADAT NONMEDIS

Limbah padat nonmedis dihasilkan dari kegiatan sebagai berikut :

1. Kantor atau administrasi2. Unit perlengkapan3. Ruang tunggu4. Ruang inap5. Unit gizi atau dapur6. Halaman parkir dan taman7. Unit pelayanan

LIMBAH CAIR MEDISLimbah yang mengandung zat beracun seperti bahan-bahan

kimia anorganik, zat organik yang berasal dari air bilasan ruang bedah otopsi.

LIMBAH CAIR NON MEDISLimbah cair nonmedis merupakan limbah rumah

sakit yang berupa : 1. Kotoran manusia seperti tinja, air kemih yang

berasal dari kloset dan peturasan di dalam toilet atau kamar mandi

2. Air bekas cucian yang berasal dari lavatory, kitchen sink, atau floor drain dari ruangan di rumah sakit

REKOMENDASI KODE WARNA UNTUK LIMBAH

LAYANAN KESEHATAN Jenis limbah Warna kontainer dan

penandaanJenis kontainer

Limbah sangat infeksius

Limbah infeksius lain, limbah patologis dan anatomis.

Benda tajam

Limbah bahan kimia dan sediaan farmasi

Limbah radioaktif

Limbah layanan kesehatan umum

Kuning, bertanda”SANGAT INFEKSIUS”

Kuning

Kuning, bertanda “BENDA TAJAM”Cokelat

-

Hitam

Kantong plastik anti bocor yang kuat atau kontainer yang dapat di autoclavingKantong plastik atau kontainer anti bocor.Kontainer anti robek

Kantong plastik atau kontainer

Kotak timah, diberi label dengan simbol radioaktif

Kantong plastik

BEBERAPA CARA DALAM PEMILAHAN SAMPAH MEDIS YAITU :

1. Pemilahan sampah harus dilakukan mulai dari sumber yang menghasilkan sampah tersebut

2. Sampah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah dengan memperhatikan terkontaminasi atau tidaknya wadah tersebut, harus anti bocor, anti tusuk, dan tidak mudah untuk di buka sehingga orang yang tidak berkepentingan tidak dapat membukanya.

3. Jarum syringe harus dipisahkan sehingga tidak dapat digunakan lagi.

Penampungan Sampah Rumah Sakit

Setiap unit di Rumah Sakit hendaknya menyediakan tempat penampungan sementara sampah dengan bentuk, ukuran dan jenis yang sama. Jumlah penampungan sementara sesuai dengan kebutuhan serta kondisi ruangan.

Menurut WHO (2005), pada fasilitas penampungan perlu diperhatikan sebagai berikut:

Area penampungan harus memiliki lantai yang kokoh, impermiabel dan drainasenya baik (lantai itu harus dibersihkan dan didesinfeksi).

2. Adanya persediaan air untuk tujuan pembersihan. 3. Area penampungan harus mudah dijangkau oleh staf yang

bertugas menangani sampah. 4. Ruangan atau area penampungan harus dapat dikunci untuk

mencegah masuknya mereka yang tidak berkepentingan. 5. Adanya kemudahan bagi kendaraan pengumpul sampah. 6. Terhindar dari sinar matahari. 7. Area penampungan jangan sampai mudah dimasuki oleh

serangga, burung dan binatang lainya. 8. Lokasi penampungan tidak boleh berdekatan dengan lokasi

penyimpanan makanan mentah atau lokasi penyimpanan makanan. 9. Adanya perlengkapan kebersihan, alat pelindung dan kantong

limbah.

Menurut Depkes RI, 2002 Tempat-tempat penampungan sampah hendaknya memenuhi persyaratan minimal sebagai berikut:

1. Bahan tidak mudah karat 2. Kedap air, terutama untuk menampung sampah

basah 3. Bertutup rapat 4. Mudah dibersihkan 5. Mudah dikosongkan atau diangkut 6. Tidak menimbulkan bising 7. Tahan terhadap benda tajam dan runcing.

Kantong plastik pelapis dan bak sampah dapat digunakan untuk memudahkan pengosongan dan pengangkutan. Kantong plastik tersebut membantu membungkus sampah waktu pengangkutan sehingga mengurangi kontak langsung mikroba dengan manusia dan mengurangi bau, tidak terlihat sehingga memberi rasa estetis dan memudahkan pencucian bak sampah.

Pengangkutan Sampah Rumah Sakit

Untuk mengangkut sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) biasanya menggunakan troli, kontainer atau gerobak yang tidak digunakan untuk tujuan yang lain dan harus memenuhi persyaratan sebagi berikut (WHO, 2005):

1. Mudah dimuat dan dibongkar muat2. Tidak ada tepi tajam yang dapat merusak kantong atau

kontainer sampah selama permuatan ataupun pembongkaran muat

3. Mudah dibersihkan4. Bahan-bahan yang berbahaya tidak mencemari jalan yang

ditempuh kepembuangan.

Pengangkutan sampah dimulai dengan pengosongan bak sampah di setiap unit dan diangkut ke pengumpulan lokal atau ke tempat pemusnahan.

Pengangkutan biasanya dengan kereta, sedang untuk bangunan bertingkat dapat dibantu dengan menyediakan cerobong sampah atau lift pada tiap sudut bangunan.

Pengangkutan limbah ke luar rumah sakit menggunakan kendaraan khusus. Kantong sampah sebelum dimasukkan ke kendaraan pengangkut harus diletakkan dalam kontainer yang kuat dan tertutup. Kantong sampah juga harus aman dari jangkauan manusia maupun binatang.(Depkes. RI, 2004).

a. Kereta Kereta adalah alat angkut yang umum digunakan dan

dalam merencanakan pengangkutan perlu mempertimbangkan :

1. Penyebaran tempat penampungan sampah dengan cara pada setiap ruangan yang ada di rumah sakit harus mempunyai tempat sampah.

2. Jalur jalan dalam rumah sakit harus luas sehingga memudahkan kereta masuk dan keluar untuk mengangkut sampah.

3. Jenis dan jumlah sampah harus dipisahkan agar memudahkan dalam melakakukan pengangkutan.

4. Jumlah tenaga dan sarana yang tersedia harus seimbang agar pengangkutan sampah tidak menjadi permasalahan.

Kereta pengangkut disarankan terpisah antara sampah medis dan non medis agar tidak kesulitan didalam pembuangan dan pemusnahannya. Kereta pengangkut hendaknya memenuhi syarat :

1. Permukaan bagian dalam harus rata dan kedap air agar sampah yang di angkut tidak terjatuh dan berceceran.

2. Mudah dibersihkan supaya tidak menghambat pekerja dalam berkerja.

3. Mudah diisi dengan dikosongkan agar mempercepat dan memudah pekerja dalam bekerja.

b. Cerobong Sampah/Lift Sarana cerobong sampah biasanya tersedia di gedung modern

bertingkat untuk efisiensi pengangkutan sampah dalam gedung. Namun penggunaan cerobong sampah ini banyak mengandung resiko, antara lain dapat menjadi tempat perkembangbiakan kuman, bahaya kebakaran, pencemaran udara, dan kesulitan lain, misalnya untuk pembersihannya dan penyediaan sarana penanggulangan kebakaran. Karena itu bila menggunakan sarana tersebut perlu ada perhatian khusus antara lain dengan menggunakan kantong plastik yang kuat.

c. Perpipaan Sarana perpipaan digunakan untuk sampah

yang berbentuk bubur yang dialirkan secara gravitasi ataupun bertekanan. Walau beberapa rumah sakit menggunakan perpipaan (chute) untuk pengangkutan sampah internal, tetapi pipa tidak disarankan karena alasan keamanan, teknis dan hygienis terutama untuk pengangkutan sampah benda-benda tajam, jaringan tubuh, infeksius, citotoksik, dan radioaktif.

d. Tempat Pengumpulan Sementara Sarana ini harus disediakan dalam ukuran yang

memadai dan dengan kondisi baik (tidak bocor, tertutup rapat, dan terkunci). Sarana ini bisa ditempatkan dalam atau di luar gedung. Konstruksi tempat pengumpul sampah sementara bisa dari dinding semen atau container logam dengan syarat tetap yaitu kedap air, mudah dibersihkan dan bertutup rapat. Ukuran hendaknya tidak terlalu besar sehingga mudah dikosongkan, apabila jumlah sampah yang ditampung cukup banyak perlu menambah jumlah container.

Bagi rumah sakit yang tidak mempunyai insinerator, maka sampah medis padatnya harus dimusnahkan melalui kerjasama dengan rumah sakit lain atau pihak lain yang mempunyai insinerator untuk dilakukan pemusnahan selambat-lambatnya 24 jam apabila disimpan pada suhu ruang. (Depkes .RI, 2004).

Untuk pengangkutan sampah infeksius, tajam dan sampah phatologi, hanya dirancang secara khusus, tertutup dan troly yang akan digunakan adalah yang mudah untuk di disinfektan. Troly ini tidak boleh digunakan untuk penggunaan lain. Jika bahan berbahaya lain setiap bahan kimia atau bahan farmasi akan diangkut, maka harus dibungkus agar tidak ada resiko yang dihasilkan selama pengangkutan. (Wagner, 2007).

Pembuangan Akhir Sampah Medis Rumah Sakit

Kegiatan pembuangan akhir merupakan tahap akhir yang penting didalam proses pengolahan sampah medis. Namun dalam kenyataannya kurang diperhatikan oleh pihak Rumah Sakit. Pada proses pembuangan sampah Rumah Sakit dapat melalui dua alternatif yaitu:

1. Pembuangan/pemusnahan sampah medis dilakukan terpisah dengan sampah non medis. Pemisahan dimungkinkan bila Dinas Kesehatan dapat diandalkan sehingga beban Rumah Sakit tinggal memusnahkan sampah medis tersebut.

2. Pembuangan/pemusnahan sampah medis dan non medis disatukan, dengan demikian Rumah Sakit menyediakan sarana yang memadai untuk melakukan pengelolaan sampah karena semua sampah atau bahan bangunan yang berasal dari kegiatan Rumah Sakit itu sendiri.

Dalam metode penanganan sampah sebelum dibuang untuk sampah yang berasal dari rumah sakit perlu mendapat perlakuan agar sampah infeksius dapat dibuang ke landfill yakni :

a. Autoclaving Autoclaving sering dilakukan untuk perlakuan sampah infeksius.

Sampah dipanasi dengan uap dibawah tekanan. Namun dalam volume sampah yang besar saat dipadatkan, penetrasi uap secara lengkap pada suhu yang diperlukan sering tidak terjadi dengan demikian tujuan autoclaving (sterilisasi) tidak tercapai.

Perlakuan dengan suhu tinggi pada periode singkat akan membunuh bakteri vegetatif dan mikroorganisme lain yang bisa membahayakan penjamah sampah. Kantong sampah plastik biasa hendaknya tidak digunakan karena tidak tahan panas dan akan meleleh selama autoclaving.

Karena itu diperlukan kantong autoclaving. Pada kantong ini terdapat indikator, seperti pita autoclave yang menunjukkan bahwa kantong telah mengalami perlakuan panas yang cukup. Autoclave yang digunakan secara rutin untuk limbah biologis harus diuji minimal setahun sekali untuk menjamin hasil yang optimal.

b. Disinfeksi dengan Bahan Kimia Peranan disinfeksi untuk institusi yang besar tampaknya

terbatas penggunanya, misalnya digunakan setelah mengepel lantai atau membasuh tumpahan dan mencuci kendaraan limbah.

Limbah infeksius dapat mengandung berbagai macam mikroorganisme patogen.

Mikroorganisme Patogen tersebut dapat memasuki tubuh manusia melalui beberapa jalur :

1)  Akibat tusukan, lecet, atau luka di kulit 2)  Melalui membran mukosa 3)  Melalui pernapasan 4)  Melalui ingesti

Pembuangan dan pemusnahan sampah dapat ditempuh melalui dua alternatif yaitu:

1. Pembuangan dan pemusnahan sampah medis dan non medis secara terpisah. Pemisahan ini dimungkinkan bila Dinas Kebersihan dapat diandalkan sehingga beban rumah sakit tinggal memusnahkan sampah medis.

2. Pembuangan dan pemusnahan sampah medis dan non medis dijadikan satu. Dengan demikian rumah sakit harus menyediakan sarana yang memadai.

Pemusnahan sampah rumah sakit dapat dilakukan dengan metode sebagai berikut:

 Insinerator Incinerator. Sebuah ilustrasi bagian-bagian dalam sebuah

incinerator Insinerasi pada dasarnya ialah proses oksidasi bahan-bahan

organik menjadi bahan anorganik. Prosesnya sendiri merupakan reaksi oksidasi cepat antara bahan organik dengan oksigen. Apabila berlangsung secara sempurna, kandungan bahan organik (H dan C) dalam sampah akan dikonversi menjadi gas karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O).

Unsur-unsur penyusun sampah lainnya seperti belerang (S) dan nitrogen (N) akan dioksidasi menjadi oksida-oksida dalam fasa gas (SOx, NOx) yang terbawa di gas produk. Beberapa contoh insinerator ialah open burning, single chamber, open pit, multiple chamber, starved air unit, rotary kiln, dan fluidized bed incinerator.

Insinerator merupakan alat yang digunakan untuk memusnahkan sampah dengan membakar sampah tersebut dalam satu tungku pada suhu 1500-1800 0F dan dapat mengurangi sampah 70 %.

Dalam penggunaan insinerator di rumah sakit, maka beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan adalah ukuran, desain yang disesuaikan dengan peraturan pengendalian pencemaran udara, penempatan lokasi yang berkaitan dengan jalur pengangkutan sampah dalam komplek rumah sakit dan jalur pembuangan abu dan sarana gedung untuk melindungi insinerator dari bahaya kebakaran.

Insinerator hanya digunakan untuk memusnahkan limbah klinis atau medis. Ukuran insinerator disesuaikan dengan jumlah dan kualitas sampah.

Sementara untuk memperkirakan ukuran dan kapasitas insinerator perlu mengetahui jumlah puncak produksi sampah.