Ppt skill lab yang dipakai
-
Upload
nurul-siti-khodijah -
Category
Health & Medicine
-
view
91 -
download
4
Transcript of Ppt skill lab yang dipakai
Aba Madonna Sallao ( 102014013 )
Grevaldo Austen ( 102014015 )
Livia Brenda Patty ( 102014050 )
Nurul Siti Khodijah ( 102014117 )
Yosepha Vebrianti Hutauruk ( 102014147 )
Ferdy Bahasuan ( 102014160 )
Merry Chahya Puteri ( 102014200 )
Narasumber 1
Nama : Ibu Unah
Anak : Yuyun
Cucu : Yudi dan Syahrul
Umur : 60 tahun
Alamat : Guji Baru
Pekerjaan : Buruh cuci/ibu rumah tangga
Biodata Narasumber
Riwayat Hidup
Lahir dan besar di Bogor, merantau ke Jakarta tahun 1975.
Suaminya telah meninggal 7 tahun yang lalu.
Memiliki 7 anak, tapi tersisa 3 anak yang hidup sampai sekarang.
Dari dulu sampai sekarang bekerja sebagai tukang cuci baju.
Suami anaknya pergi meninggalkan anak perempuan serta 2 cucu
lelakinya.
Ibu Yuyun, anak perempuan yang tinggal bersamanya, membantu
menafkahi keluarga tersebut dengan bekerja membantu di kantin
Universitas Esa Unggul.
Kondisi Fisik
Sejak 7 tahun yang lalu kaki Ibu Unah sudah sakit
Penglihatan Ibu Unah makin memburuk sekitar 2 tahun
yang lalu akibat katarak.
Perasaannya dengan Kondisi Saat Ini
Ibu Unah sedih memikirkan nasib keluarganya apabila
tidak dapat bekerja dengan baik.
Kondisi Sosial
Ibu Unah tinggal di daerah Kalibata setahun yang lalu.
Sekarang tinggal Kampung Guji Baru, selama setahun
sudah 7 kali mengalami banjir.
Di kontrakan barunya dalam 1 rumah terdapat 4 kamar, Ibu
Unah menempati kamar yang bersebelahan dengan WC
umum.
Biaya sewa perbulannya Rp. 300.000,- dengan ukuran
kamar hanya 3x4 m.
Kedua cucunya tidak dapat belajar dengan baik
diakibatkan penerangan yang kurang memadai.
Rencana Selanjutnya
Berdoa dan memohon pada Tuhan agar diberi kesehatan.
Mampu menyekolahkan kedua cucunya agar mendapat
penghidupan yang lebih layak daripada yang mereka jalani
saat ini.
Berserah akan rencana yang telah diatur oleh Yang Maha
Kuasa.
Kesan
Kami belajar untuk berkomunikasi empati pada kalangan
’wong cilik’
Semangat juang Ibu Unah untuk menghidupi keluarga
kecilnya patut diapresiasi.
Kesimpulan
Keadaan dan kondisi sosial membuat Ibu Unah hanya
dapat pasrah mengahadapi kesulitan yang ada.
Harapan yang diimpikan Ibu Unah mendorong dia untuk
terus berjuang menyekolahkan kedua cucunya.
DokumentasiWawancara
Narasumber 2
Nama : Kartina
Umur : 59
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. GujiBaru RT/RW: 04/002
Pekerjaan : Tukang Urut, Dukun beranak
Status Pernikahan : Janda
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Biodata Narasumber
asal Purwokerto
seorang janda, suami meninggal 3 tahun lalu
bekerja sebagai tukang urut dan dukun beranak
memiliki 9 orang anak namun 2 di antaranya sudah meninggal
Riwayat Hidup Ibu
Kartina
Riwayat Hidup Ibu
Kartina 6 anak dari Ibu Kartina sudah
tinggal terpisah dengannya.
Tinggal bersama anak bungsu,
menantu, 2 cucu, 1 cicit
Anak dan cucu bekerja sebagai
joki three in one, menantu
bekerja sebagai buru serabutan
Umur yang tidak muda lagi, masih harus bekerja dan kondisi lingkungan yang
kurang bersih membuatnya sering sakit.
Kondisi Fisik
Pegal linu, diare, demam, pilek
Tidak pernah ke dokter karena tidak ada biaya
Sempat berupaya membuat askes atau BPJS tetapi tidak mendapat
respon yang berarti.
Kondisi Fisik
Ada kalanya merasa sedih dengan kondisi yang beliau alami
saat ini.
Namun, dengan semangatnya yang begitu tetap bekerja kerja
keras demi kelanjutan hidup anak dan cucunya
Perasaannya dengan Kondisi Saat Ini
Tinggal di sebuah kontrakan di Jl. Guji Baru dengan biaya kontrakan
600 ribu per bulan.
Kondisi rumah sangat memprihatinkan dengan hanya berdinding
papan.
Kondisi kebersihan lingkungan juga tidak memadai.
Hubungan dengan tetangga-tetangga harmosis
Kondisi Sosial
Harapan yang dimiliki oleh Ibu Kartina adalah:::
Rencana Selanjutnya
Anak-anak serta cucunya mendapat penghidupan yang
lebih layak daripada yang diajalani saat ini
Ibu Kartina merupakan wanita yang tegar dan tidak mudah putus
asa. Dalam menjalani kehidupan sebagai ibu, nenek, dan sekaligus
orang tua tunggal, Ibu Kartina tetap berjuang dan bekerja meski pun
usianya tidak lagi muda. Kondisi ekonominya yang kurang tidak
membuatnya menelantarkan keluarganya.
Jika kita lebih peka untuk melihat keadaan disekeliling kita, masih
banyak orang yang membutuhkan kepedulian kita.
Kesimpulan
Kami mendapat banyak pelajaran berharga.
Lebih bersyukur, peduli terhadap sesama, tidak mudah
menyerah, tidak bersungut-sungut, tetap tegar, perjuangan.
Kesan
Hidup yang sulit jangan membuat
kami putus asa. Tetap berjuang untuk
menghadapi tantangan-tantangan
hidup.
DokumentasiWawancara
Narasumber 3
Nama : Rosnawati
Usia : 62 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Kampung Guji Baru No. 9
RT/RW 04/02, Jakarta Barat
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status : Janda
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Biodata Narasumber
Ibu Rosnawati mengidap penyakit stroke sejak 4 tahun yang
lalu Awalnya Ibu Rosnawati merasa pusing biasa dan
membiarkannya. Lama-lama menjadi semakin menyakitkan
yang menyebabkan anaknya memberikan obat-obatan
tradisional. Bukannya sembuh malah semakin parah sehingga
akhirnya kenyataan pahit yang dia dapat, Ibu Rosnawati tidak
dapat berjalan lagi. Selama 4 tahun Ibu Rosnawati pernah
mencoba perawatan dirumah sakit. Namun hasilnya tetap nihil.
Riwayat Penyakit
Ibu Rosnawati mengeluhkan kondisi kakinya yang berat seperti ada
pasir. Hal ini menyebabkan dia kesulitan untuk bergerak. Di awal
hanya kaki saja yang sakit, kemudian perlahan menjalar ke kedua
tangannya yang menyebabkan Ibu Rosnawati sulit bergerak. Kondisi
fisik ini kerap kali membuat Ibu Rosnawati merasa tidak enak pada
keluarganya karena untuk melakukan suatu hal kecilpun, Ibu
Rosnawati membutuhkan pertolongan dari anaknya. Seperti untuk
mandi saja dia harus dimandikan. Apalagi untuk makan, dia harus
disuapi untuk memenuhi salah satu kebutuhan dasar hidup seseorang.
Perasaannya dengan Kondisi Saat Ini
Keterbatasan fisik yang membatasi pergerakannya membuat Ibu
Rosnawati enggan untuk tinggal bersama anaknya yang telah berkeluarga.
Oleh karena itu, sekarang Ibu Rosnawati tinggal bersama seorang anaknya
yang belum menikah. Kelima anaknya yang lain sudah sibuk dengan
keluarganya masing-masing.
Ibu Rosnawati sudah beberapa puluh tahun tinggal dirumah yang menjadi
rumah masa kecil bagi anak-anaknya. Biasanya Ibu Rosnawati akan
memandangi lapangan tempat bermain anak-anak disamping rumahnya
untuk menghilangkan kejenuhan karena tidak bisa beraktifitas sama sekali
Kondisi Sosial
Dalam kunjungan ke rumah Ibu Rosnawati kita dapat mempraktikan
bagaimana berkomunikasi secara empati. Kondisi fisik yang terbatas
membuat Ibu Rosnawati tidak lancar dalam menjawab ataupun
menceritakan kehidupannya. Tetapi dari ekspresi wajah serta gerak
tubuhnya yang menyimpan kesepian dan kesakitan, kita dapat
memahami betapa menderitanya kondisi yang dia alami saat ini.
Selama durasi 5 menit kami berkomunikasi dengan Ibu Rosnawati,
kami dapat menangkap segala informasi yang diberikan melalui
komunikasi non verbal yang Ibu Rosnawati tunjukkan secara alami,
tanpa dibuat-buat.
Kesan
Kondisi fisik Ibu Rosnawati yang menghambatnya untuk beraktifitas
memiliki pengaruh besar dalam perubahan perilaku Ibu Rosnawati
dalam bersosialisasi di masyarakat luas. Keterbatasan fisik yang
dimiliki Ibu Rosnawati membuat dia kesulitan untuk berkomunikasi
dengan lancar pada orang lain. Selain itu, pembentukan persepsi
negatif akan ketidakmampuannya dalam beraktifitas membuat dia
canggung untuk mengungkapkan segala perasaan yang dimilikinya
saat itu. Dalam hal ini, kondisi sosial kerap kali mempengaruhi
persepsi tersebut, seperti ketiadaan teman untuk berbagi cerita karena
anak yang tinggal bersamanya sibuk bekerja.
Kesimpulan
DokumentasiWawancara