Ppt Skenario 2 Neoplasia

43
NYERI PERUT KANAN ATAS

description

ppt

Transcript of Ppt Skenario 2 Neoplasia

  • NYERI PERUT KANAN ATAS

  • KELOMPOK A-7Ketua: Annisa Fadhilah(1102011033)Sekretaris: Cindy Aulia M. (1102011066)Anggota: Airiza Aszelea(1102010011) Ajeng Astrini(1102010012) Anissa Nadya K.(1102011030) Annisa Eka Nova(1102011032) Cindikia Ayu S.(1102011065) Dania Ahdariyah P.(1102011069) Indah Nur Permata(1102011125)

  • NYERI PERUT KANAN ATASSeorang karyawan berumur 54 tahun, berobat ke poli penyakit dalam. Pasien mengeluhkan nyeri pada perut kanan atas yang dialami sejak 6 bulan lalu, hilang timbul namun dua bulan terakhir nyeri semakin sering. Merasa mual dan selera makan berkurang sejak 4 bulan yang lalu sehingga berat badan berkurang 15 kg. dari anamnesis diketahui pasien pernah terkena hepatitis 15 tahun yang lalu dan sering mengkonsumsi alcohol. Pada pemeriksaan fisik ditemukan BB 45 kg dan TB 165 cm. tekanan darah dan tanda vital lainnya normal. Pemeriksaan abdomen hepatomegaly, dengan permukaan hati bernodul, tepi tumpul dan nyeri tekan (+). Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan serum transaminase SGPT dan SGOT dengan bilirubin normal, Alpha Feto Protein (AFP) 1000U/L (normal
  • Sasaran Belajar1. Memahami dan menjelaskan Karsinoma HepatoselulerMemahami dan menjelaskan DefinisiMemahami dan menjelaskan EpidemiologiMemahami dan menjelaskan KlasifikasiMemahami dan menjelaskan EtiologiMemahami dan menjelaskan PatofisiologiMemahami dan menjelaskan Manifestasi KlinisMemahami dan menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis BandingMemahami dan menjelaskan TatalaksanaMemahami dan menjelaskan KomplikasiMemahami dan menjelaskan PrognosisMemahami dan menjelaskan Pencegahan2. Memahami dan menjelaskan Hukum Transplantasi Hati menurut Agama Islam

  • Definisi Karsinoma hepatoseluler Keganasan pada hepatosit dimana stem sel dari hati berkembang menjadi massa maligna yang dipicu oleh adanya proses fibrotik maupun proses kronik dari hati (sirosis). Massa tumor ini berkembang di dalam hepar, di permukaan hepar maupun ekstrahepatik seperti pada metastase jauh.

  • Epidemiologi Karsinoma hepatoselulerKanker hati dapat terjadi pada semua golonganusia, tetapi jarang ditemukan pada usia muda, kecuali di wilayah yang endemik infeksi virus hepatitis B (HBV) serta banyak transmisi HBV secara perinatal. Tingkat insiden tertinggi tercatat di Asia Timur dan Asia Tenggara serta di Afrika TengahDi Indonesia kanker hati banyak ditemukan padausia 40-50 tahunWHO tahun 2000 melaporkan IR kanker hati di dunia yaitu 9 per 100.000 penduduk

  • Klasifikasi Karsinoma hepatoselulerStadium I: Satu fokal tumor berdiametes < 3cm yang terbatas hanya pada salah satu segment tetapi bukan di segment I hatiStadium II: Satu fokal tumor berdiameter > 3 cm, terbatas pada segement I atau multi-fokal terbatas pada lobus kanan/kiriStadium III: Tumor pada segment I meluas ke lobus kiri (segment IV) atas ke lobus kanan segment V dan VIII atau tumor dengan invasi peripheral ke sistem pembuluh darah (vascular) atau pembuluh empedu (billiary duct) tetapi terbatas pada lobus kanan atau kiriStadium IV: Multi-fokal atau diffuse tumor yang mengenai lobus kanan dan lobus kiri hati atau tumor dengan invasi (intra hepatic vaskuler)/(biliary duct) /(extra hepatic vessel)

  • T1 : tumor ukuran 2 cm atau kurang tanpa invasi vaskulerT2 : tumor 2 cm atau kurang dengan invasi vaskuler, atau tumor soliter dengan ukuran terbesar lebih dari 2 cm tanpa invasi vaskulerT3 : tumor ukuran lebih dari 2 cm tanpa invasi vaskuler atau tumor multiple yang terbatas pada satu lobus dengan ukuran terbesar tidak lebih dari 2 cm dan dengan invasi vaskuler T4 : tumor meliputi pada lebih dari satu lobus paru atau tumor-tumor yang meliputi cabang utama vena porta atau vena hepatica

  • Etiologi Karsinoma hepatoseluler

  • Patofisiologi Karsinoma Hepatoseluler

  • Manifestasi klinis 1. Hepatoma fase subklinis Pasien yang tanpa gejala dan tanda fisik hepatoma yang jelas, biasanya ditemukan melalui pemeriksaan AFP dan teknik pencitraan.

    2. Hepatoma fase klinisNyeri abdomen kanan atas:tumor tumbuh cepat regangan kapsul hati. Perut kembung: massa tumor sangat besar, asites dan gangguan fungsi hati.Anoreksia: fungsi hati terganggu, tumor mendesak GITLetih, berat badan: metabolit dari tumor ganas dan asupan makan berkurangDemam: nekrosis tumor, disertai infeksi atau adanya metabolit tumorIkterus: gangguan fungsi hati, tumor mendesak saluran empedu hingga timbul ikterus obstruktif.Asites: perut membuncit dan pekak bergeser, disertai udem kedua tungkai.

  • Diagnosis Karsinoma hepatoselulerKriteria diagnosa karsinoma hepatoseluler menurut PPHI, yaitu: 1. Hati membesar berbenjol-benjol dengan/tanpa bising arteri. 2. AFP (Alphafetoprotein) yang meningkat lebih dari 500 ng/L. 3. USG, CT Scann, MRI, Angiography, ataupun Positron Emission Tomography (PET) yang menunjukkan karsinoma hepatoseluler.4. Peritoneoscopy dan biopsi menunjukkan adanya karsinoma hepatoseluler.5. Hasil biopsi atau aspirasi biopsi jarum halus menunjukkan karsinoma hepatoseluler.Diagnosa karsinoma hepatoseluler didapatkan bila ada dua ataulebih dari lima kriteria atau hanya satu yaitu kriteria empat atau lima.

  • Diagnosis Karsinoma hepatoselulerPemeriksaan FisikDidapatkan pembesaran hati yang berbenjol, keras, kadang disertai nyeri tekan.Palpasi :gesekan permukaan peritoneum viserale yang kasar akibat rangsangan dari infiltrat tumor ke permukaan hepar dengan dinding perut.Auskultasi di atas benjolan kadang ditemukan suatu suara bising aliran darah karena hipervaskularisasi tumor.

  • Diagnosis Karsinoma hepatoselulerPemeriksaan Laboratorium1.Alfa-fetoprotein (AFP) AFP adalah sejenis glikoprotein, disintesis oleh hepatosit dan sakus vitelinus, terdapat dalam serum darah janin.Ketika hepatosit berubah ganas, AFP kembali muncul.AFP memiliki spesifisitas tinggi dalam diagnosis karsinoma hepatoselular.. 2.Petanda tumor lainnyaTidak spesifik untuk diagnosis sifat hepatoma primer: des-gama karboksi protrombin(DCP), alfa-L-fukosidase (AFU), gama-glutamil transpeptidase (GGT-II),CA19-9, antitripsin, feritin, CEA.3.Fungsi hati dan sistem antigen antibodi hepatitis BPetanda hepatitis B atau C positif, artinya terdapat dasar penyakit hati untuk hepatoma, itu dapat membantu dalam diagnosis.

  • Pemeriksaan Penunjang HCC

  • Ultrasonografi (USG)USG merupakan metode paling sering digunakan dalam diagnosis hepatoma. memastikan ada tidaknya lesi penempat ruang dalam hatimengindikasikan sifat lesi penempat ruangmembedakan lesi berisi cairan dari yang padatmembantu memahami hubungan kanker dengan pembuluh darah penting dalam hatimembantu memahami penyebaran dan infiltrasi hepatoma dalam hati dan jaringan organ sekitarnyamemperlihatkan adatidaknya trombus tumor dalam percabangan vena porta intrahepatik

  • CT SCANParameter pemeriksaan rutin terpenting untuk diagnosis lokasi dan sifat karsinoma hepatoseluler.CT dapat membantu memperjelas diagnosis, menunjukkan lokasi tepat, jumlah dan ukuran tumor dalam hati hubungannya dengan pembuluh darah, dalam penentuan modalitas terapi sangatlah penting. CT scan sudah dapat membuat gambar karsinoma dalam 3 dimensi dan 4 dimensi dengan sangat jelas serta memperlihatkan hubungan karsinoma ini dengan jaringan tubuh sekitarnya.

  • MRI(Magnetic Resonance Imaging)

    MRI merupakan teknik pemeriksaan non-radiasi, tidak memakai zat kontras berisi iodium, dapat secara jelas menunjukkan struktur pembuluh darah dan saluran empedu dalam hati, juga memperlihatkan struktur internal jaringan hati dan hepatoma, sangat membantu dalam menilai efektivitas terapi. Dengan zat kontras spesifik hepatosit dapat menemukan hepatoma kecil kurang dari 1cm dengan angka keberhasilan 55%.

  • Angiografi arteri hepatica

    Pada setiap pasien yang akan menjalani operasi reseksi hati harus dilakukan pemeriksaan angiografi. Dengan angiografi ini dapat dilihat berapa luas kanker yang sebenarnya

  • PET (Positron Emission Tomography) Alat diagnosis karsinoma menggunakan glukosa radioaktif yang dikenal sebagai flourine18 atau Fluorodeoxyglucose (FGD) yang mampu mendiagnosa karsinoma dengan cepat dan dalam stadium dini. PET dapat menetapkan tingkat atau stadium HCC sehingga tindakan lanjut penanganan karsinoma ini serta pengobatannya menjadi lebih mudah. Di samping itu juga dapat melihat metastase dari karsinoma itu sendiri.

  • Diagnosis Banding HCC1. Hemangioma Tumor terlazim dalam hati, tumor ini biasanya subkapsular pada konveksitas lobus hepatis dexter dan kadang-kadang berpedunkulasi. USG :bercak-bercak ekogenik soliter dengan batas licin berbatas tegas. Pada foto polos: kapsul berkalsifikasi. 2. Abses heparBentuk infeksi hati yang disebabkan infeksi bakteri, parasit, maupun jamur yang bersumber dari sistem gastrointestinal, ditandai dengan proses supurasi parenkim hati. Biasanya sangat besar, kadang-kadang multilokular. 3. Tumor metastasisHepar adalah organ yang paling sering menjadi tempat tumor metastasi setelah kelenjar limfe.

  • ReseksiTerapi yang paling ideal untuk kanker hati stadium dini adalah tindakan bedah yaitu reseksi (pemotongan) bahagian hati yang terkena kanker dan juga reseksi daerah sekitarnya. Pada prinsipnya dokter ahli bedah akan membuang seluruh kanker dan tidak akan menyisakan lagi jaringan kanker pada penderita. Radiologilah satu-satunya cara untuk menentukan perkiraan pasti batas itu yaitu dengan pemeriksaan CT angiography

  • Transplantasi Hati

    Bila kanker hati ini ditemukan pada pasien yang sudah ada sirrhosis hati dan ditemukan kerusakan hati yang berkelanjutan atau sudah hampir seluruh hati terkena kanker atau sudah ada sel-sel kanker yang masuk ke vena porta (thrombus vena porta).Transplantasi hati adalah tindakan pemasangan organ hati dari orang lain ke dalam tubuh seseorang.

  • Injeksi Etanol Perkutan (Percutaneus Etanol Injeksi = PEI)

    Pada kasus-kasus yang menolak untuk dibedah dan juga menolak semua tindakan atau pasien tidak mampu membiayai pembedahan dan tak mampu membiayai tindakan lainnya maka tindakan PEI-lah yang menjadi pilihan satu-satunya. Tindakan injeksi etanol perkutan ini mudah dikerjakan, aman, efek samping ringan, biaya murah, dan hasilnya pun cukup memberikan harapan. PEI hanya dikerjakan pada pasien stadium dini saja dan tidak pada stadium lanjut. Pengobatan paling optimal dikerjakan pada garis tengah kurang dari 3 cm.

  • Embolisasi Arteri Hepatika (Trans Arterial Embolisasi = TAE)

    Pada kanker timbul banyak sel-sel baru sehingga diperlukan banyak makanan dan oksigen, dengan demikian terjadi banyak pembuluh darah baru (neovascularisasi) yang merupakan cabang-cabang dari pembuluh darah yang sudah ada disebut pembuluh darah pemberi makanan (feeding artery) Tindakan TAE ini menyumbat feeding artery

  • Terapi sistemikKemoterapi sitotoksik (etoposide, doxorubicin, epirubicin, cisplatin, 5-fluorouracil, mitoxantrone, fludarabine, irinotecan, nolatrexed).Terapi hormonal: antiestrogen, tamoxifen dipakai karena bisa menurunkan jumlah reseptor estrogen di hepar.Terapi somatostatin (ocreotide, lanreotide): Aktivitas antimitosis terhadap tumor nonendokrin, sel HCCreseptor somatostatin. Thalidomide: Terapi tunggal/kombinasi dengan epirubicin/interferon menunjukkan aktivitas yang terbatas pada pengobatan HCC.Terapi interferon: Efek langsung anti virus,efek imunomodulasi, serta efek antiproliferasi langsung maupun tak langsung.Molecularly targeted therapy, adalah inhibitor tirosin-kinase multi target dengan kemampuan antiangio genesis pula.

  • Komplikasi karsinoma hepatoselulerKomplikasi yang sering terjadi pada sirosis adalah asites, perdarahan saluran cerna bagian atas, ensefalopati hepatika, dan sindrom hepatorenal. Sindrom hepatorenal adalah suatu keadaan pada pasien dengan hepatitis kronik, kegagalan fungsi hati, hipertensi portal, yang ditandai dengan gangguan fungsi ginjal dan sirkulasi darah. Sindrom ini mempunyai risiko kematian yang tinggi.

  • Prognosis Karsinoma hepatoselulerPada umumnya prognosis karsinoma hati adalah jelek.Dideteksi dini, maka masa hidup penderita dapat menjadi lebih panjang lagi.Penderita karsinoma hati fase lanjut mempunyai masa hidup yang lebih singkat. Kematian umumnya disebabkan oleh karena koma hepatik, hematemesis dan melena, syok yang sebelumnya didahului dengan rasa sakit hebat karena pecahnya karsinoma hati.

  • Pencegahan HCC

  • Pencegahan Primordial

    Pencegahan yang dilakukan terhadap orang yang belum terpapar faktor risiko. 1. Konsumsi makanan berserat seperti buah dan sayur serta konsumsi makanan dengan gizi seimbang. 2. Hindari makanan tinggi lemak dan makanan yang mengandung bahan pengawet/ pewarna. 3. Konsumsi vitamin A, C, E, B kompleks dan suplemen yang bersifat antioksidan, peningkat daya tahan tubuh.

  • Pencegahan PrimerMemberikan imunisasi hepatitis B bagi bayi segera setelah lahir. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang virus hepatitis (faktor-faktor risiko kanker hati). Menghindari makanan dan minuman yang mengandung alkoholMenghindari makanan yang tersimpan lama atau berjamur karena berisiko mengandung jamur Aspergillus flavus yang dapat menjadi faktor risiko kanker hati. Membatasi konsumsi sumber radikal bebas agar dapat menekan perkembangan sel kanker

  • Pencegahan sekunder dan tersierPencegahan sekunder merupakan upaya yang dilakukan terhadap orang yang sudah sakit agar lekas sembuh dan menghambat progresifitas penyakit melalui diagnosis dini dan pengobatan yang tepat.Pencegahan tersier yang dapat dilakukan yaitu berupa perawatan terhadap penderita kanker hati melalui pengaturan pola makan, pemberian suplemen pendukung penyembuhan kanker, dan cara hidup sehat agar dapat mencegah kekambuhan setelah operasi.

  • SASARAN BELAJAR

  • Transplantasi Organ Dari Donor Yang Masih Hidup

    Seseorang diperbolehkan pada saat hidupnya mendonorkan sebuah organ tubuhnya kepada orang lain yang membutuhkan organ yang disumbangkan itu Mendonorkan organ tunggal yang dapat mengakibatkan kematian si pendonor, Maka hukumnya tidak diperbolehkan (haram), berdasarkan firman Allah SWT dalam Al-Quran surat (Al-Baqorah ayat 195) dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan (Al-Maidah ayat 2)dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran

  • Hukum Transplantasi Dari Donor Yang Telah Meninggal

    Adapun beberapa hukum yang harus kita tahu, yaitu :Dilakukan setelah memastikan : si pendonor ingin menyumbangkan organnya setelah dia meninggal.Jika pendonor organ belum memberikan persetujuan terlebih dahulu maka dilimpahkan kepada pihak keluarga pendonor terdekat : pengambilan keputusan.Organ yang akan disumbangkan haruslah organ yang dapat menyelamatkan atau mempertahankan kualitas hidup manusia lainnya.Organ yang akan disumbangkan harus dipindahkan setelah dipastikan secara prosedur medis bahwa si pendonor organ telah meninggal dunia.

  • Keadaan Darurat

    Donor anggota tubuh yang bisa pulih kembali Disimpulkan bahwa darah, kulit hukumnya boleh selama hal itu sangat darurat dan dibutuhkan. (Fatwa Kibar Ulama Ummah, hal. 939) Adapun dalil-dalilnya adalah sebagai berikut : Firman Allah swt : Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. " ( Qs Al Maidah : 32 ) Dalam ayat ini, Allah swt memuji setiap orang yang memelihara kehidupan manusia, maka dalam hal ini, para pendonor darah dan dokter yang menangani pasien adalah orang-orang yang mendapatkan pujian dari Allah swt, karena memelihara kehidupan seorang pasien, atau menjadi sebab hidupnya pasien dengan izin Allah swt. Donor anggota tubuh yang bisa menyebabkan kematian. Dalam transplantasi organ ada beberapa organ yang akan menyebabkan kematian seseorang, seperti: limpa, jantung, ginjal, otak. Maka mendonorkan organ-organ tubuh tersebut kepada orang lain hukumnya haram karena termasuk dalam kategori bunuh diri. Dan ini bertentangan dengan firman Allah swt : "dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan. " (Qs Al Baqarah : 195)Juga dengan firman Allah swt : "Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri , sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. ( Qs An Nisa : 29 )

  • DAFTAR PUSTAKA

    Abu Dawud. Sunan Abi Dawud, vol. II. tt. Dar al-Fikr, tt.Budihusodo, Unggul. Karsinoma Hati. Dalam: Sudoyo A, setyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 3 edisi 5. Jakarta: InternaPublishing. 2009: Hal 685-691.Desen, Wan. Onkologi Klinik: Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2008: Hal 408-423.Kowalak, Jennifer P., William Welsh. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1995, Jakarta.Price.Sylvia A.,Wilson.Lorraine M, 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit., Edisi 6. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.Sjamsuhidayat R, Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.Sudoyo,Aru W.2009.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi V.Jakarta:Pusat Penerbitan Departemen IPD FKUI.

  • *