PPT SEMPRO

32
SEMINAR PROPOSAL Dadang Putrawansyah 105070200131003 K3LN

description

Seminar Variabel Vascular Endothelial Growth Factor

Transcript of PPT SEMPRO

Page 1: PPT SEMPRO

SEMINAR PROPOSAL Dadang Putrawansyah

105070200131003

K3LN

Page 2: PPT SEMPRO

EFEKTIFITAS HIDROGEL BINAHONG (Anredera

cordifolia (Ten) Steenis) TERHADAP PENINGKATAN

EKSPRESI VASCULAR ENDOTHELIAL GROWTH

FACTOR (VEGF) PADA PERAWATAN LUKA DIABETES

MELITUS TIPE II TIKUS PUTIH GALUR WISTAR

Page 3: PPT SEMPRO

LATAR BELAKANG

Pada tahun 2020, jumlah penderita DM tipe II diperkirakan akan mencapai 250 orang di seluruh dunia

(Shulman, 2000)

International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan bahwa prevalensi diabetes usia 20-79 tahun di Indonesia

sebanyak 7 juta kasus dan menempati urutan ke-9 pada tahun 2010 dan diprediksi naik ke peringkat ke-6 pada

tahun 2030

Salah satu komplikasi yang dapat terjadi adalah terjadinya perubahan patologis pada ekstremitas, yaitu luka

(Irwanashari, 2008).

Penanganan luka diabetes saat ini di masyarakat sering kali menggunakan betadine, cairan NaCl 0.9 %, dan

antibiotik topikal framycetin sulphate -> Penyembuhan luka lambat dan pertumbuhan berlebih dari bakteri

tertentu, jamur, atau organisme lain

Sediaan yang ditujukan untuk penggunaan luka terbuka adalah sediaan steril (Moynihan dan Crean, 2009).

salah satunya adalah sediaan hidrogel

Page 4: PPT SEMPRO

Cont..

Proses angiogenesis dikendalikan oleh growth factor angiogenik seperti Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF),

Transfroming Growth Factor (TGF), basic Fibroblast Growth Factor (bFGF), Platelet-derived Growth Factor (PDGF),

dan beberapa growth factor lainnya.

Kandungan saponin bermanfaat sebagai pembersih dan antiseptik , serta mampu merangsang pembentukan kolagen.

Saponin juga menstimulasi produksi VEGF (Vascular Endothelial Growth Factor) (Kimura et al., 2006).

Daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) banyak mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, polifenol,

triterpenoid, antosianin, asam ursolat, asam askorbat dan saponin (Hidayati, 2009).

Page 5: PPT SEMPRO

Rumusan Masalah

Apakah perawatan luka menggunakan hidrogel

binahong dapat meningkatkan ekspresi VEGF pada tikus DM

tipe II ?

Tujuan Umum

Mengidentifikasi peningkatan jumlah ekspresi VEGF pada

perawatan luka tikus DM tipe II dengan pemberian

hidrogel binahong.

Page 6: PPT SEMPRO

Tujuan Khusus

Mengidentifikasi peningkatan jumlah ekspresi VEGF dengan

perawatan menggunakan normal saline pada luka DM tipe II

Mengidentifikasi peningkatan jumlah ekspresi VEGF dengan

perawatan menggunakan hidrogel pada luka DM tipe II

Mengidentifikasi peningkatan jumlah ekspresi VEGF dengan

perawatan menggunakan hidrogel binahong 2,5% topikal pada

luka DM tipe II

Mengidentifikasi peningkatan jumlah ekspresi VEGF dengan

perawatan menggunakan hidrogel binahong 5% topikal pada luka

DM tipe II

Mengidentifikasi peningkatan jumlah ekspresi VEGF dengan

perawatan menggunakan hidrogel binahong 7,5% topikal pada

luka DM tipe II

Membandingkan peningkatan jumlah ekspresi VEGF pada enam

kelompok pembedahan hari ke-3 dan enam kelompok pada

pembedahan hari ke-12

Page 7: PPT SEMPRO

Manfaat Penelitian

Akademis

Menambah khasanah

keilmuan akan manfaat

ekstrak daun binahong

(Anredera cordifolia (Ten.)

Steenis) sebagai tanaman

obat keluarga untuk ilmu

keperawatan.

Praktis

Menambah pengetahuan bagi

profesi keperawatan tentang

potensi perawatan luka DM tipe

II menggunakan ekstrak

binahong (Anredera cordifolia

(Ten.) Steenis)

Mengembangkan intervensi

asuhan keperawatan pada

pasien dengan luka DM tipe II

dan sebagai dasar teori bagi

penelitian lebih lanjut yang

berkaitan dengan perawatan

luka diabetes

Page 8: PPT SEMPRO

Diabetes Melitus Tipe II

• Definisi : Menurut Perkeni tahun 2011, DM tipe II merupakan jenis diabetes

yang tidak tergantung insulin. DM tipe II terjadi akibat penurunan

sensitivitas terhadap insulin (resistensi insulin) atau akibat penurunan

jumlah produksi insulin.

• Etiologi : Menurut smeltzer & Bare (2002) DM tipe II disebabkan kegagalan

sel β dan resisten insulin.

• Faktor Resiko :

Kelainan Genetik

Usia

Gaya Hidup Stres

Pola Makan yang salah

Page 9: PPT SEMPRO

Anatomi Kulit

• Epidermis

Epidermis adalah bagian terluar kulit. Bagian ini

tersusun dari jaringan epitel skuamosa bertingkat yang

mengalami keratinisasi. Jaringan ini tidak memilki pembuluh

darah, sel-selnya sangat rapat dan mengalami stratifikasi

menjadi lima lapisan berikut (Sloane, 2003):

- Stratum basalis, spinosum, granulosum, lusidum, korneum

• Dermis

Dermis dipisahkan dari lapisan epidermis dengan adanya

membran dasar atau lamina.

• Lapisan subkutan atau hipodermis

Lapisan ini mengikat kulit secara longgar dengan organ-organ

yang terdapat di bawahnya. Lapisan ini mengandung jumlah

sel lemak yang beragam, bergantung pada area tubuh dan

nutrisi individu, serta berisi banyak pembuluh darah dan ujung

saraf.

Page 10: PPT SEMPRO

Fisiologi Kulit

Sloane (2003) :

• Perlindungan

• Pengaturan Suhu Tubuh

• Ekskresi

• Metabolisme

• Komunikasi

Page 11: PPT SEMPRO

Luka DM • Definisi : Luka diabetes melitus merupakan suatu kondisi kerusakan

jaringan kulit yang dimulai dari epidermis, dermis, jaringan subkutan

dan dapat menyebar ke jaringan yang lebih dalam, seperti tulang

dan otot.

• Klasifikasi : Menurut University of Texas dalam Firman (2009)

Tahapan Derajat 0 Derajat 1 Derajat 2 Derajat 3

A Pre atau pos lesi

ulkus, epitelisasi

Luka superfisial,

tidak termasuk

tendon, tulang

dan fasia

Luka menyebar

ke tendon dan

fasia

Luka menyebar

ke tulang dan

persendian

B Infeksi Infeksi Infeksi Infeksi

C Iskemia Iskemia Iskemia Iskemia

D Infeksi dan

iskemia

Infeksi dan

iskemia

Infeksi dan

iskemia

Infeksi dan

iskemia

Page 12: PPT SEMPRO

Patofisiologi Luka DM

• Kadar glukosa darah tinggi meningkatkan level

fibrinogen peningkatan viskositas koagulitas darah

gangguan metabolisme protein dan lemak

penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah perifer

perfusi ke jaringan terganggu Hipoksia jaringan

cidera jaringan

Page 13: PPT SEMPRO

Faktor Penyulit Penyembuhan Luka DM

• Proses penyembuhan luka DM dipengaruhi oleh faktor sistemik dan selular. Faktor-

faktor sistemi yang dapat berpengaruh yaitu (Genna, 2003) :

Perfusi yang tidak adekuat

Adanya infeksi

Edema

Nutrisi yang inadekuat

• Faktor-faktor selular yang dapat berpengaruh dalam proses penyembuhan luka DM

meliputi (Genna, 2003) :

Faktor pertumbuhan yang kurang

Proses pembentukan fibroblas tidak terjadi

Pertumbuhan fibroblas dihambat oleh cairan plasma luka

Adanya hambatan migrasi keratinosit

Kandungan kolagen, glikosaminoglikan dan fibroblas yang menurun

Page 14: PPT SEMPRO

Fase Penyembuhan Luka

• Fase Hemostasis

• Fase Inflamasi

• Fase Proliferasi

• Fase Remodeling atau maturasi

Page 15: PPT SEMPRO

Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF)

VEGF merupakan sebuah

homodimerik 34,46 kDa

heparin-binding protein

dengan berat jenis 34000-

50000 dalton.

VEGF disekresi oleh berbagai

tipe sel berbeda seperti

neutrofil, makrofag yang

terkativasi, keratinosit dan

fibroblas. Ekspresi VEGF

diinduksi kuat oleh kondisi

hipoksia melalui transcription

factor hypoxia induceable

factor-1.

VEGF atau VEGF-A adalah

molekul primer yang terlibat

di dalam angiogenesis dan

vasculogenesis serta

menyebabkan proliferation,

sprouting, migrasi, serta

tube formation di sel

endotel. VEGF-A

merupakan kunci pengatur

yang paling kuat dan

spesifik dalam

angiogenesis secara

fisiologis dan patologis

(Ferrara, 2004).

Page 16: PPT SEMPRO

Binahong

Triterpenoid : Menurunkan gula

darah pada luka serta membantu

tubuh dalam proses sintesa organik

dan pemulihan sel-sel tubuh

Polifenol : membantu melawan

pembentukan radikal bebas dan

sebagai anti bakteri

Saponin : Antibakteri, antiseptik,

antiinflamasi, merangsang

pembentukan kolagen serta

produksi VEGF

Flavonoid : anti-inflamasi, analgesi,

dan anti-oksidan (De Padua et al,

1999)

Page 17: PPT SEMPRO

Hubungan Hidrogel Binahong –

VEGF-Luka DM

Ekstrak Daun

Binahong

Hidrogel Binahong

Hidrogel

Percepatan

Penyembuhan Luka DM

Page 18: PPT SEMPRO

Implikasi Keperawatan

Implikasi penelitian ini dalam bidang keperawatan adalah sebagai upaya

merubah pola hidup sehat masyarakat dengan memanfaatkan bahan-bahan yang

sudah tersedia di alam yaitu melalui pendidikan dan konseling yang diberikan

pada saat memberikan perawatan keluarga atau penyuluhan kesehatan

masyarakat, serta pada ruang lingkup klinik terutama kepada pasien dalam

mengambil keputusan untuk memilih alternatif pengobatan. Salah satu bentuk

kontrol luka yang dapat dilakukan perawat adalah bagaimana memberikan

perawatan pada luka DM agar dapat melalui tahapan proses penyembuhan luka

secara optimal berdasarkan kondisi dan karakteristik luka. Hal ini merupakan

tantangan perawat dalam mengembangkan model perawatan luka meliputi proses

membersihkan luka, penggantian balutan, prinsip kelembaban pada luka,

pemilihan jenis balutan yang nyaman bagi klien (Dealey, 2005).

Page 19: PPT SEMPRO

Kerangka Konsep & Hipotesis

Kerangka Konsep

Hipotesis :

Terdapat peningkatan

jumlah ekspresi VEGF

pada penyembuhan

luka DM tipe II

dengan perawatan

menggunakan

hidrogel Binahong.

Page 20: PPT SEMPRO

Metode

• Rancangan Penelitian : True Experiment dengan pengamatan time series

control group design

• Besar Sample :

p(n-1) > 15

12 (n-1) > 15

n-1 > 1,25

n > 2,25

n > 2 (hasil pembulatan)

Jadi dalam penelitian ini jumlah sampel tiap perlakuan minimal 2 ekor

tikus sehingga jumlah total tikus yang dibutuhkan sejumlah 24 ekor. Namun

untuk mengurangi terjadinya lose of sample di tengah-tengah penelitian karena

tikus mati, maka jumlah sampel ditambah 1 tiap perlakuan. Sehingga tikus

yang digunakan dalam penelitian ini sejumlah 36 ekor.

Page 21: PPT SEMPRO

Kriteria Sampel Penelitian

•Jenis tikus adalah tikus (Rattus norvegicus) galur Wistar

•Jenis kelamin jantan.

•Umur 2,5-3 bulan (usia pertumbuhan) karena proliferasi sel pada usia pertumbuhan lebih cepat sehingga mendukung penyembuhan luka.

•Berat badan 180-250 gram.

•Kondisi sehat, ditandai dengan pergerakan aktif; jinak; berbulu licin, mengkilat, dan bersih; rambut tebal dan tidak kusam; badan tegap; tidak ada luka; tidak keluar lendir, nanah, atau darah dari mata atau telinga; tidak terlalu banyak ludah; tidak diare; dan pernapasan tenang.

•Tidak mendapatkan pengobatan sebelumnya

Kriteria Inklusi

• Luka mengalami infeksi yang ditandai dengan adanya pus (nanah), eksudat yang berlebihan, bau busuk.

• Luka menjadi lebar karena digigit, atau terkena benda tajam lain.

• Tikus mati. Kriteria Ekslusi

Page 22: PPT SEMPRO

Variabel Penelitian

Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah normal saline, basis hidrogel,

hidrogel basis binahong 2,5%, hidrogel basis binahong 5%, hidrogel basis binahong

7,5%. Setiap dilakukan perawatan luka, sebelumnya telah dibersihkan dengan normal

saline 0,9%.

Variabel Kontrol

Sebelum dilakukan perawatan, sebelumnya luka dibersihkan dengan NS 0,9%.

Kontrol negatif : perawatan luka pada tikus sehat dengan normal saline. Untuk

mengetahui apakah terdapat pengaruh penyembuhan luka terbuka pada kondisi

hiperglikemia.. Kontrol positif : perawatan luka DM tipe II dengan normal saline. Pada

penelitian ini, terapi dengan normal saline digunakan untuk mengetahui apakah

kelompok perlakuan dapat berpengaruh positif pada proses penyembuhan luka DM tipe

II.

Variabel Tergantung

Variable tergantung pada penelitian ini adalah jumlah ekspresi VEGF.

Page 23: PPT SEMPRO

• Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium

Farmakologi, Laboratorium Biokimia-

Biomolekular dan Laboratorium Patologi

Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas

Brawijaya Malang yang dilaksanakan

selama tiga bulan.

Page 24: PPT SEMPRO

Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Cara Ukur dan Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Hidrogel binahong Hidrogel Binahong merupakan

hasil pencampuran antara

ekstrak daun binahong yang telah

melalui proses ekstraksi dengan

basis hidrogel (Duoderm) yang

biasa digunakan sebagai

dressing untuk luka.

Cara Ukur :

Metode maserasi, dan

dicampurkan dengan basis

hidrogel untuk pembuatan

hidrogel binahong.

Konsentrasi/ dosis

pembuatan hidrogel

binahong dapat dihitung

menggunakan rumus :

V1.N1 = V2.N2

Alat Ukur :

Maserator

Gelas Ukur

Timbangan

Cawan Penguap

Ekstrasi ethanol

95%, hidrogel

binahong 2,5%,

5% dan 7,5%.

Rasio

Page 25: PPT SEMPRO

Jumlah Ekspresi

VEGF

VEGF merupakan peptida

multifungsional yang dapat

menginduksi reseptor pada sel-sel

endotel sehingga terjadi proliferasi

dan angiogenesis baik secara in

vitro maupun in vivo . Ekspresi

VEGF dapat diidentifikasi pada inti

sel yang berwarna coklat.

Cara Ukur:

Jaringan luka diperiksa pada hari

ke-3 (fase inflamasi) dan hari ke-12

(fase proliferasi dengan metode

pewarnaan Immunohistokimia.

Setiap sediaan dilihat perubahan

warna coklat pada jaringan/sel dan

dihitung dalam 20 lapang pandang.

Alat Ukur :

Mikroskop OLYMPUS seri CX 21

Kamera digital Canon Ixus 105

Analisa menggunakan Software

AutoCAD dengan perbesaran 1000

kali.

Didapatkan rata-rata

peningkatan ekspresi

VEGF pada masing-

masing perlakuan.

Rasio

Page 26: PPT SEMPRO

Pembuatan Ekstrak

Binahong

Proses

Esktraksi

Evaporasi Pembuatan Hidrogel Binahong : Hidrogel binahong 2,5% Hari ke-3

V1 X 100% (ekstrak murni) = 400 mg X 2,5%

V1 = 10 mg/hari ekstrak binahong dan di campurkan (impregnated)

dengan 390 gr basis hidrogel.

Untuk 4 hari = 10 mg X 4 = 40 mg/ekor

3 ekor tikus = 40 mg X 3 = 120 mg ekstrak binahong

3 ekor tikus = 390 X 3 = 1.170 mg basis hidrogel

Page 27: PPT SEMPRO

Pembuatan Tikus DM

• Timbang berat badan tikus

• Mengukur kadar glukosa dengan menggunakan glukometer

• Larutkan STZ pada buffer sitrat 0.1 ml dalam 10 mmol sehingga pH

larutan menjadi 4.5

• Menyuntikkan STZ pada tikus secara intraperitonial dosis

50mg/kgBB

• Tiga hari kemudian tiga dilakukan pengukuran kadar glukosa darah

ekor dengan glukometer.

• Tikus yang menjadi diabetes melitus (>160 mg) akan digunakan

dalam penelitian (Agus Yuwono, et al 2011).

Page 28: PPT SEMPRO

Pembuatan Luka pada Tikus DM

• Lakukan pengecekan kadar gula darah sebelum dilakukan pembuatan luka.

Dilakukan pembuatan luka DM Tipe 2 jika kadar gula darah puasa mencapai > 160

mg/dL diukur dengan glukometer

• Tandai daerah yang akan dibuat luka dengan ukuran 2 x 1 cm dengan kedalaman 2

mm (B Shivananda N ayak et al, 2006).

• Lakukan pencukuran dengan menggunakan Mesh pada bagian punggung hewan

coba dengan ukuran 5 x 3 cm

• Anastesi umum pada hewan coba dengan Ketamine hydrochloride 1 ml (120 mg/Kg)

secara intraperitonial (B Shivananda N ayak et al, 2006).

• Disinfeksi menggunakan povidon iodine dibagian yang akan dilukai

• Cubit bagian kulit dengan pinset kemudian eksisi bagian kulit yang yang sudah

ditandai menggunakan gunting bedah

• Setelah luka dibuat lakukan perawatan luka dengan prosedur yang sudah ditentukan

• Masukkan tikus ke dalam kandang dan biarkan kesadarannya kembali (Oky Masir,

2012).

Page 29: PPT SEMPRO

Pengukuran VEGF

• Proses identifikasi ekspresi VEGF dilakukan pada hari ke-3 dan 12

setelah luka dibersihkan

• Sediaan diamati dengan dengan perbesaran 1000 kali. Kemudian

dilihat perubahan warna coklat pada inti sel dan dihitung dalam 20

lapang pandang besar yang dinyatakan dalam jumlah (Malara et al.,

2005).

• Metode pengumpulan data dengan menghitung ekspresi VEGF

menggunakan mikroskop OLYMPUS seri CX 21, kamera digital

Canon Ixus 105 dan software AutoCAD.

Page 30: PPT SEMPRO

Alur Kerja Penelitian

ALUR STUDI

EKSPLORASI ALUR

PENELITIAN

Page 31: PPT SEMPRO

Analisa Data

Uji Normalitas &

Homogenitas

Kolmogorov-Smirnov: p > 0,05

peningkatan ekspresi VEGF antar

kelompok terdistribusi normal

Homogenity of variance : p > 0,05

semua kelompok memiliki variansi sama

atau homogen

One Way ANOVA

p < 0,05 rata-rata peningkatan

ekspresi VEGF antar kelompok

berbeda

Post Hoc Test p < 0,05 perbedaan peningkatan

ekspresi VEGF yang paling

signifikan

Page 32: PPT SEMPRO

Terima Kasih