PPT Retensi Fekal.pdf
-
Upload
dian-rahmawati -
Category
Documents
-
view
187 -
download
14
description
Transcript of PPT Retensi Fekal.pdf
Retensi Fekal
Oleh FG 4, Kelas BFIK UI 2014
Anggota FG 4
1. Dian Rahmawati 1206218846
2. Dwiana Intan Rahayu Pertiwi 1206245140
3. Nabila Dheatami 1206218915
4. Shintia Silvana 1206240543
Outline
Kasus Pemicu
Anatomi dan fisiologi rektum, anal, dan tulang servikal
Patofisiologi dan etiologi retensi fekal
Manifestasi dan komplikasi retensi fekal
Pemeriksaan Fisik dan Diagnostik
Asuhan Keperawatan
Kasus Pemicu
RETENSI FEKAL
Seorang laki-laki berusia 25 tahun, dirawat dengan suspect fraktur kompresi cervikal ke 7. Keluhan saat ini pasien belum BAB sejak 5 hari yang lalu. Sebelum sakit pasien mengatakan BAB 1x/hari
Anatomi dan Fisiologi rektum, anus, dantulang servikal
Rektum dan Anus
Struktur Rektum
Saraf yang mempengaruhi proses defekasi
Tulang belakang
Tulang belakang terdiri dari 4 segmen
Segmen servikal: terdiri dari 8
ruas tulang
Semen torakal : terdiri dari 12
ruas tulang
Segmen lumbal: terdiri dari 5
ruas tulang
Segmen sakral : terdiri dari 5 ruas tulang
Segmen koksiks: terdiri dari 1
ruas tulang
Patofisiologi dan etiologi retensi fekal
Sistem Saraf
Sistem Saraf Pusat Sistem Saraf Perifer
Sistem Saraf Perifer
Sistem saraf perifer
S. Kranial S. Spinal S. Otonom
Parasimpatis
Simpatis
Gerakan Kolon
Kinerja Saraf Parasimpatis dan Simpatis pada Gerakan Kolon
Meninggalkan medulla spinalis
menuju saraf splangnikus.
Serabut saraf ini bersinaps melalui saraf seliaka dan
aortikorenalis,
Dan juga serabut pasca ganglionik
(untuk mengeluarkan asetikolin)
Meninggalkan medulla spinalis
menuju Saraf vagus
Kemudian bersinaps ke bagian tengah
kolon transversum,
saraf pelvikus yang berasal dari daerah sakral menyuplai bagian distal.
(mengeluarkan norepinefrin)
simpatis
parasimpatis
Gerakan Kolon
Patofisiologi Retensi Fekal
Cervical ke-7 bekerja secara parasimpatis dan berfungsi untuk pengaturan dilatasi
sfingter ani dan gerakan kolon
Fraktur (kerusakan
tulang)
Penjepitan saraf spinal (khususnya cervical ke -
7) oleh ligamentum flavum dan kompresi
osteosif/material diskus
Nekrosis sel Gangguan sensori-motorik
Hilangnya sensasi defekasi
Tidak sampainya impuls ke medulla
spinalisRetensi fekal
Manifestasi dan komplikasi retensi fekal
Manifestasi Klinis
Perut kembung/distensi
usus,
• hal ini ditandai dengan banyaknya gerakan usus yang tidak lazim dan mungkin merasa seperti tidak dapat mengeluarkan flatus(gas/kentut)
• hal ini disebabkan oleh terlalu banyaknya tinja/feses di usus dan rektum yang tidak dapat dikeluarkan
Gerakan usus yang keras,
• hal ini disebabkan oleh kurangnya impuls yang diberikan oleh saraf cervical-7 akibat fraktur yang dialami klien
Gerakan massa kolon yang lamban
• hal ini disebabkan oleh adanya fraktur pada cervical ke-7 dan menyebabkan proses defekasi juga menjadi lebih lama (pada kasus satu kali sehari pada 5 hari yang lalu).
Komplikasi yang dapat terjadi
1. Konstipasi • Konstipasi merupakan kondisi dimana jarang untuk melakukan proses defekasi.
• Hal ini akan terjadi ketika klien mengalami retensi fekal.
• Ada beberapa karakteristik bagi seseorang yang diindikasikan konstipasi. Karakteristik tersebut diantaranya (Kozier 2011);
• penurunan frekuensi defekasi dari kebiasaan,
• mengejan saat dedekasi dan nyeri
• merasa tidak komplit dalam mengeluarkan feses;
• nyeri abdomen, kram Hal ini disebabkan oleh pergerakan feses di usus besar berjalan lambat, sehingga memungkinkan tersedianya waktu yang cukup lama untuk melakukan proses penyerapan cairan di usus besar.
Cont
2. Impaksi fekal
• Impaksi fekal adalah massa atau kumpulan feses yang mengeras didalam rektum.
• Impaksi terjadi akibat retensi dan akumulasi materi feses dalam waktu lama. Impkasi fekal dapat diketahui dengan keluarnya feses cair (diare) dan bukan feses yang normal.
• Bagian feses cair akan keluar dari pinggir massa feses yang sudah mengalami impaksi (mengeras didalam rektum).
Pemeriksaan Fisik dan Diagnostik
Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik
Spinal
Abdomen
RektumDiagnostik
Anamnesis
• Identitas klien
• Durasi konstipasi, pola eliminasi sekarang dan yang lalu, perkiraan pasien tentang eliminasi usus normal, gaya hidup dan pekerjaan.
• Riwayat penggunaan obat dan riwayat medis
• Kaji adanya hal-hal berikut : rasa penuh atau tekanan pada rektum, nyeri abdomen, mengejan saat defekasi, diare encer atau flatus.
(Markum; 2005)
Pemeriksaan Fisik Spinal (C 7)
• Saat klien melakukan fleksi anterior pada leher
• Rentang pergerakan sendiinspeksi
• Saat klien melakukan fleksi anterior pada leher
• Palpasi tulang untuk mengetahui adanya nyeri tekan
• Palpasi sendi untuk menilai rentang pergerakan sendipalpasi
• Mengidentifikasi adanya nyeri tekan
• Perubahan refleks
• Kelemahan ototPerkusi
Skala untuk menentukan derajatrespons refleks0 : Tidak ada respons
refleks+1 : Aktivitas minimal
(hipoaktif)+2 : Respons normal+3 : lebih aktif dari normal+4 : Aktivitas maksimal
(hiperaktif)
Pemeriksaan Fisik Spinal
Inspeksi Palpasi
Pemeriksaan fisik Abdomen dan RektumAbdomen Rektum
Inspeksi:
Pada 4 kuadran abdomen untuk melihat warna kulit, bentuk dan
kesimetrisan, bekas luka dan gelombang peristaltik.
Terlihat distensi abdomen (Potter & Perry, 2010/2009).
Auskultasi:
- Menggunakan stetoskop untuk mengkaji bising usus.
Normalnya, bising usus terdengar secara ireguler 5-35 kali
permenit. Bising usus yang terdengar biasanya hipoaktif (Potter
& Perry, 2010/2009).
Palpasi:
Untuk mengetahui massa dan area yang lunak dengan
meregangkan otot abdomen (mengedan).
Biasanya muncul nyeri tekan saat dilakukan palpasi apabila klien
mengalami retensi (Potter & Perry, 2010/2009).
Untuk mengetahui adanya
lesi, hemoroid, dan
inflamasi.
Pada pemeriksaan dubur
dapat dilakukan colok
dubur untuk mengetahu
adanya tegangan otot
rektum/anus, adanya
timbunan feses, atau
adanya darah didalam
rektum. (Carpenito,
2009/2002)
Pemeriksaan Diagnostik Spinal (C7)
• Wilayah dari tulang belakang dan leher yang dianjurkan untuk pemeriksaan yaitu: anteroposterior, lateral dan odontoid
• Hasil X-ray dapat menunjukan wilayah sakit dannyeri pasien
X-Ray
• Digunakan saat X-ray tidak sensitif padafraktur tulang belakang yang kecilCT-Scan
• Jika radiografi serviks lateral dan CT scan negatif, maka MRI merupakan pemeriksaan pilihan untukmengecualikan ketidakstabilan
• Pemeriksaan terbaik untuk menggambarkankerusakan neurologi
MRI
Pemeriksaan Diagnostik Spinal (C7)
X-Ray Axial CT Scan of C6-C7dan C7-T11
MRIs of C6-C7 dan C7-T11
Pemeriksaan Diagnostik Abdomen dan Rektum
Tes feses.
• Pemeriksaan pada warna feses dan konsistensi penampilan feses.
• Pada konstipasi, obstipasi (konstipasi ekstrem) atau impaksi fekal dapat mengakibatkan pasase massa yang kecil, kering, keras seperti batu yang disebut skibala
Tes diagnostik radiografik:
• Tes diagnostik radiografik mencangkup pemeriksaan saluran gastrointestinal atas,
• pemeriksaan saluran gastrointestinal bawah,
Penatalaksanaan Medis
Pain Medications
1. Aspirin
2. NSAID (Non-Steroidal Anti Inflamatory Drugs)
3. COX-2 Inhibitors
4. Non-Narcotic Prescription Pain Medications
5. Narcotic Pain Medications
6. Muscle Relaxants
7. Anti-Depressants
Pain Medications. Diambil dari http://www.allaboutbackpain.com/html/spine_general/spine_general_painmeds.html#Medications.
Cervical Collar / Collar Neck
Tujuan pemasangan alat ini:• Mencegah pergerakan
tulang servikal yang patah (proses imobilisasi serta mengurangi kompresi pada radiks saraf).
• Mencegah bertambahnya kerusakan tulang servikal dan korda spinalis.
• Mengurangi rasa sakit.• Mengurangi pergerakan
leher selama proses pemulihan.
SOMI (Sternal Occipital Mandibular Immobilizer) Xcollar Extrication Collar
Spinal Surgery
Vertebroplasty
Kyphoplasty
Johns Hopkins Medicine. Kyphoplasty. Diambil dari http://www.hopkinsmedicine.org/healthlibrary/test_procedures/orthopaedic/kyphoplasty_135,36/.
Johns Hopkins Medicine. Vertebroplasty. Diambil dari http://www.hopkinsmedicine.org/healthlibrary/test_procedures/orthopaedic/vertebroplasty_135,37/.
Penatalaksanaan Medis Retensi Fekal
Laksative / Enema
Suppository/ Digital
Stimulation
Abdominal Massage
Bowel Program
Laxative
• Laksatif dan katartiks adalah obat yang dipergunakan untuk mengeluarkan feses. Laksatif melunakkan feses dan katartik menyebabkan feses lunak sampai berair dengan sedikit kram.
Jenis-jenis laksatif:1. Stimulant Laxatives (meliputi cascara, senna, ExLax®, Dulcolax®,
PeriColace®)2. Bulk Laxatives (meliputi calcium polyCarbophil, psyllium, Citrucel®,
Metamucil®, FiberCon®)3. Magnesium Laxatives atau Saline Laxatives (meliputi magnesium
citrate, Milk of Magnesia®)4. Sorbitol, Lactulose®, Golytely®5. Stool Softeners atau Lubricant Laxatives (Colace®, dialose,
doxidan)
Harari, Daniaelle, Quinian, Jerrilyn & Stiens, Steven A. Spinal Cord Injury Kit: Constipation and SCI. Paralyzed Veterans of America (PVA) Spinal Cord Injury Education and Training Foundation (ETF).
Enema
Enema adalah tindakan memasukan larutan ke dalam rektum yang berfungsi untuk mengeluarkan feses dan/atau flatus.
Jenis-jenis enema:
1. Enema pembersih
2. Enema karminatif
3. Enema retensi
4. Enema aliran balik (Harris flush)
5. Enema terapeutik
Potter, P. A. & Perry, A. G. (2005). Fundamentals of Nursing: Concepts, Process, and Practice. 6th edition. St. Louis: Elsevier Mosby.
Harari, Daniaelle, Quinian, Jerrilyn & Stiens, Steven A. Spinal Cord Injury Kit: Constipation and SCI. Paralyzed Veterans of America (PVA) Spinal Cord Injury Education and Training Foundation (ETF).
Suppository
• Supositoria merupakan sedian padat yang berbentuk kerucut atau oval yang digunakan dengan cara memasukkannya ke dalam rektum.
• Umumnya supositoria melunak, meleleh, dan melarut pada suhu tubuh.• Contoh: glycerin, bisacodyl, Magic Bullet®
Langkah-langkah memasukkan supositoria:1. Hilangkan feses yang dapat menghalangi masuknya supositoria.2. Lembabkan supositoria untuk melunakkannya sebelum dimasukkan ke
dalam rektum.3. Tempatkan supositoria setinggi mungkin di dalam rektum, gunakan
sarung tangan steril atau suppository inserter.4. Tempatkan supositoria agar tidak menempel dengan dinding rektum.5. Keluarkan tangan secara perlahan-lahan untuk mencegah supositoria
tergelincir dan posisinya semula.
Harari, Daniaelle, Quinian, Jerrilyn & Stiens, Steven A. Spinal Cord Injury Kit: Constipation and SCI. Paralyzed Veterans of America (PVA) Spinal Cord Injury Education and Training Foundation (ETF).
Digital Stimulation
Digital stimulation dapat dilakukan tersendiri atau setelah memasukkan supositoria.
Langkah-langkah melakukan digital stimulation:
1. Gunakan sarung tangan steril.
2. Masukkan satu jari tangan (biasanya telunjuk) sedalam 2-3 inch melalui anus sampai jari merasakan sfingter ani internal (otot berbentuk cincin di dalam anus).
3. Pijat sfingter ani sebanyak 3-4 kali, atau sampai otot berelaksasi. Relaksasi otot sfingter ani internal memungkinkan feses dievakuasi keluar anus.
4. Tunggu selama 5-10 menit antara setiap stimulasi.
5. Jika sebelumnya menggunakan supositoria atau enema retensi, lakukan stimulasi 10-30 menit setelah memasukkan supositoria dan minyak enema retensi.
Harari, Daniaelle, Quinian, Jerrilyn & Stiens, Steven A. Spinal Cord Injury Kit: Constipation and SCI. Paralyzed Veterans of America (PVA) Spinal Cord Injury Education and Training Foundation (ETF).
Abdominal Massage
Abdominal massage biasanya dilakukan setelah memasukkan supositoria atau setelah digital stimulation yang pertama.
Pijatan yang dilakukan mengikuti bentuk usus besar hingga ke rektum.
Langkah-langkah melakukan abdominal massage:
1. Tekan perut bagian kanan bawah dengan menggunakan telapak tangan.
2. Pijat perut mengikuti bentuk tulang rusuk.
3. Arahkan pijatan ke bagian kiri perut.
4. Pijat sampai ke bagian kiri bawah perut.
5. Ulangi pijatan setiap 30 detik selama 10 kali untuk hasil yang maksimal.
Harari, Daniaelle, Quinian, Jerrilyn & Stiens, Steven A. Spinal Cord Injury Kit: Constipation and SCI. Paralyzed Veterans of America (PVA) Spinal Cord Injury Education and Training Foundation (ETF).
Bowel Program Guidelinesuntuk pasien dengan neck/upper spinal cord injury (spastic bowel)1. Pasien harus melakukan bowel program setiap hari atau setiap
pasien memiliki gejala atau faktor risiko konstipasi. Jika pasien tidak memiliki gejala atau faktor risiko konstipasi, pasien harus melakukan bowel program paling tidak satu kali setiap 3 hari untuk mencegah terjadinya konstipasi.
2. Masukkan supositoria ke dalam rektum pasien dengan teknik yang tepat.
3. Lakukan abdominal massage selama 5-10 menit.4. Tunggu sampai feses dan flatus keluar. Jika feses tidak keluar
setelah 10 menit, lakukan tahap ke 5.5. Lakukan digital stimulation hingga sfingter ani berelaksasi.6. Lakukan digital stimulation tambahan sebanyak 2 kali, tunggu 5-10
menit diantara keduanya. Jika tidak ada lagi feses yang keluar dalam 15 menit, pasien telah selesai melaksanakan bowel program.
Harari, Daniaelle, Quinian, Jerrilyn & Stiens, Steven A. Spinal Cord Injury Kit: Constipation and SCI. Paralyzed Veterans of America (PVA) Spinal Cord Injury Education and Training Foundation (ETF).
Asuhan Keperawatan
Kasus Pemicu
RETENSI FEKAL
Seorang laki-laki berusia 25 tahun, dirawat dengan suspect fraktur kompresi cervikal ke 7. Keluhan saat ini pasien belum BAB sejak 5 hari yang lalu. Sebelum sakit pasien mengatakan BAB 1x/hari
Diagnosa Keperawatan pada Kasus Retensi Fekal
1• Nyeri akut b.d fraktur kompresi servikal ke 7, kerusakan sistem
saraf penggunaan traksi, dan distensi abdomen
2.• Konstipasi b.d hambatan defekasi karena fraktur kompresi
servikal ke 7
3.• Kerusakan mobilitas fisik b.d kerusakan muskuloskeletal
4.• Potensial terhadap kerusakan integritas kulit b.d imobilitas fisik
5.• Risiko Trauma Spinal Tambahan b.d komplikasi fraktur servikal
Wilkinson, Judith M. & Ahern, Nancy R. (2009). Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Edisi 9.(Terj. Prentice Hall Nursing Diagnosis Handbook: NANDA Diagnoses, NIC Interventions, NOC Outcomes) Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Tucker, Susan Martin, Canobbio, Mary M., Paquette, Eleanor Vargo, & Wells, Majorie Fyfe. (1993). Standar Perawatan Pasien: ProsesKeperawatan, Diagnosis, dan Evaluasi. Edisi V. Volume 4. (Terj. Patient Care Standards: Nursing Process, Diagnosis, and Outcome, 1992) Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Doenges, Marilynn E., Moorhouse, Mary Frances & Murr, Alice C. (2010). Nursing Care Plans: Guidelines for Individualizing Client Care Across theLife Span. 8th ed. USA: F. A. Davis Company.
Wilkinson, Judith M. & Ahern, Nancy R. (2009). Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Edisi 9.(Terj. Prentice Hall Nursing Diagnosis Handbook: NANDA Diagnoses, NIC Interventions, NOC Outcomes) Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Tucker, Susan Martin, Canobbio, Mary M., Paquette, Eleanor Vargo, & Wells, Majorie Fyfe. (1993). Standar Perawatan Pasien: ProsesKeperawatan, Diagnosis, dan Evaluasi. Edisi V. Volume 4. (Terj. Patient Care Standards: Nursing Process, Diagnosis, and Outcome, 1992) Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Doenges, Marilynn E., Moorhouse, Mary Frances & Murr, Alice C. (2010). Nursing Care Plans: Guidelines for Individualizing Client Care Across theLife Span. 8th ed. USA: F. A. Davis Company.
Wilkinson, Judith M. & Ahern, Nancy R. (2009). Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Edisi 9.(Terj. Prentice Hall Nursing Diagnosis Handbook: NANDA Diagnoses, NIC Interventions, NOC Outcomes) Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Tucker, Susan Martin, Canobbio, Mary M., Paquette, Eleanor Vargo, & Wells, Majorie Fyfe. (1993). Standar Perawatan Pasien: ProsesKeperawatan, Diagnosis, dan Evaluasi. Edisi V. Volume 4. (Terj. Patient Care Standards: Nursing Process, Diagnosis, and Outcome, 1992) Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Doenges, Marilynn E., Moorhouse, Mary Frances & Murr, Alice C. (2010). Nursing Care Plans: Guidelines for Individualizing Client Care Across theLife Span. 8th ed. USA: F. A. Davis Company.
Referensi
• American Academy of Orthopaedic Surgeons. (2011). Critical Care Transport. 2nd Edition. Massachusetts: Jones and Bartlett Learning.
• Apuna – Grummer, D., Howland, W. A. (2013). A Core Curriculum for Nurse Life Care Planning. Indiana: iUniverse. • Bazzocchi, Gabriele, Scuijt, Christoffel, Pederzini, Roberto & Menarini, Mauro. Bowel Disfunction in Spinal Cord
Injury Patients: Pathophysiology and Management. Germany: University of Bologna.• Benzel, E.C (ed). (2012). The Cervical Spine. 5th Edition. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins. • Berman, Audrey, Snyder, Shirlee, Kozier, Barbara, & Erb, Glenora. (2003). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis
Kozier & Erb. Edisi 5. (Terj. Kozier and Erb’s Techniques in Clinical Nursing, 5th Edition, 2002) Jakarta: Penerbit BukuKedokteran EGC.
• Center for Neuro and Spine. Compression Fractures. Diambil darihttp://www.centerforneuroandspine.com/conditions/spine-conditions/lumbar-spine-conditions/compression-fracture/default.aspx.
• Cottrell, J. E., dan Young, W. L. (2010). Cottrell and Young’s Neuroanesthesia. 5th Edition. Philadelphia: Mosby Elsevier.
• Dell, M. O., dan Stubblefield, M. (2009). Cancer Rehabilitation: Principles and Practice. New York: Demos Medical Publishing.
• Doenges, Marilynn E., Moorhouse, Mary Frances & Murr, Alice C. (2010). Nursing Care Plans: Guidelines for Individualizing Client Care Across the Life Span. 8th ed. USA: F. A. Davis Company.
• Garber, J. S., Gross, M., dan Slonim, A.D. (2009). Avoiding Common Nursing Errors. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins.
• Google Image. http://www.google.com.• Harari, Danielle, Quinian, Jerrilyn & Stiens, Steven A. Spinal Cord Injury Kit: Constipation and SCI. Paralyzed
Veterans of America (PVA) Spinal Cord Injury Education and Training Foundation (ETF).
Referensi
• http://www.eorthopod.com/content/spinal-compression-fractures (diakses pada hari selasa 6 Mei,2014 pukul8.23)
• http://www.patient.co.uk/doctor/Back-Examination-(Thoraco-lumbar).htm (diakses pada hari selasa 6 Mei,2014 pukul 7.00)
• https://www.ebmedicine.net/topics.php?paction=showTopicSeg&topic_id=213&seg_id=4308 (diakses pada hariselasa 6 Mei,2014 pukul 8.20)
• Johns Hopkins Medicine. Kyphoplasty. Diambil darihttp://www.hopkinsmedicine.org/healthlibrary/test_procedures/orthopaedic/kyphoplasty_135,36/.
• Johns Hopkins Medicine. Vertebroplasty. Diambil darihttp://www.hopkinsmedicine.org/healthlibrary/test_procedures/orthopaedic/vertebroplasty_135,37/.
• Pain Medications. Diambil darihttp://www.allaboutbackpain.com/html/spine_general/spine_general_painmeds.html#Medications.
• Potter, P. A. & Perry, A. G. (2005). Fundamentals of Nursing: Concepts, Process, and Practice. 6th edition. St. Louis: Elsevier Mosby.
• Spine Health. Compression Fracture Treatment. Diambil dari http://www.spine-health.com/conditions/osteoporosis/compression-fracture-treatment.
• Spine Health. Spine Fracture Treatment Options. Diambil dari http://www.spine-health.com/treatment/back-surgery/spine-fracture-treatment-options.
• Tucker, Susan Martin, Canobbio, Mary M., Paquette, Eleanor Vargo, & Wells, Majorie Fyfe. (1993). StandarPerawatan Pasien: Proses Keperawatan, Diagnosis, dan Evaluasi. Edisi V. Volume 4. (Terj. Patient Care Standards: Nursing Process, Diagnosis, and Outcome, 1992) Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
• Wilkinson, Judith M. & Ahern, Nancy R. (2009). Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis NANDA, IntervensiNIC, Kriteria Hasil NOC. Edisi 9. (Terj. Prentice Hall Nursing Diagnosis Handbook: NANDA Diagnoses, NIC Interventions, NOC Outcomes) Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.