ppt persentaion Pemeriksaan urine
-
Upload
santos-tos -
Category
Health & Medicine
-
view
730 -
download
17
Transcript of ppt persentaion Pemeriksaan urine
PEMERIKSAAN URINE
Vianina riskinta
Apa itu urine
Urin atau air seni atau air kencing
adalah cairan sisa yang
diekskresikan oleh ginjal yang
kemudian akan dikeluarkan dari
dalam tubuh melalui proses
urinasi.
Jenis pengambilan urine
• Urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan
setiap saat dan tidak ditentukan secara
khusus. Mungkin sampel encer, isotonik,
atau hipertonik dan mungkin mengandung
sel darah putih, bakteri, dan epitel skuamosa
sebagai kontaminan.
• Urine pagi Pengumpulan sampel pada pagi
hari setelah bangun tidur, dilakukan sebelum
makan atau menelan cairan apapun
• Urine tampung 24 jam adalah urine yang
dikeluarkan selama 24 jam terus-menerus
dan dikumpulkan dalam satu wadah.
Pengambilan Urine.
PERSIAPAN ALAT
• Botol yang telah disterilkan(tempat penampung spesimen)
• Label spesimen
• Sarung tangan sekali pakai
• Larutan anti septik
• Kapas sublimat
• Formulir Laboratorium
• Urinal (Pispot) jika klien tidak dapat berjalan
• Baskom air hangat
• Waslap
• Sabun
• Handuk
Cara pengambilan sampel urine clean-catch pada
pasien wanita
1. Pasien harus mencuci tangannya dengan memakai sabun lalu
mengeringkannya dengan handuk, kain yang bersih atau tissue.
2. Tanggalkan pakaian dalam, lebarkan labia dengan satu tangan
3. Bersihkan labia dan vulva menggunakan kasa steril dengan arah dari
depan ke belakang
4. Bilas dengan air bersih dan keringkan dengan kasa steril yang lain.
5. Selama proses ini berlangsung, labia harus tetap terbuka dan jari
tangan jangan menyentuh daerah yang telah dibersihkan.
6. Keluarkan urine, aliran urine yang pertama dibuang. Aliran urine
selanjutnya ditampung dalam wadah steril yang telah disediakan.
Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis. Diusahakan
agar urine tidak membasahi bagian luar wadah.
7. Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke laboratorium.
Cara pengambilan urine clean-catch pada
pasien pria
1. Pasien harus mencuci tangannya dengan memakai sabun lalu
mengeringkannya dengan handuk, kain yang bersih atau
tissue.
2. Jika tidak disunat, tarik preputium ke belakang. Keluarkan
urine, aliran urine yang pertama dibuang. Aliran urine
selanjutnya ditampung dalam wadah steril yang telah
disediakan. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine
habis. Diusahakan agar urine tidak membasahi bagian luar
wadah.
3. Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke laboratorium
Hal-hal yang perlu di infeksi dalam
pemeriksaan urine
• Volume urine
Dihitung dalam gelas ukur. Volume urine
normal : 1200-1500 ml/24 jam. Volume urine
masingmasing orang bervariasi tergantung
pada luas permukaan tubuh, pemakaian
cairan, dan kelembapan udara / penguapan.
• Bau urine yang normal, tidak keras. Bau
urine yang normal disebabkan dari sebagian
oleh asam-asam organik yang mudah
menguap.
• Buih pada urine normal berwarna putih. Jika
urine mudah berbuih, menunjukkan bahwa
urine tersebut mengandung protein.
Sedangkan jika urine memiliki buih yang
berwarna kuning, hal tersebut disebabkan
oleh adanya pigmen empedu(bilirubin) dalam
urine.
• Warna urine ditentukan oleh besarnya
dieresis. Makin besar dieresis, makin muda
warna urine itu.
• Kejernihan
Cara menguji kejernihan sama seperti
menguji warna yaitu jernih, agak keruh,
keruh atau sangat keruh. Tidak semua
macam kekeruhan bersifat abnormal. Urine
normal pun akan menjadi keruh jika
dibiarkan atau didinginkan
Macam macam pemeriksaan
sampel urine
Punksi Suprapubik.
Pengambilan urin dengan punksi
suprapubik dilakukan pengambilan urin
langsung dari kandung kemih melalui kulit
dan dinding perut dengan semprit dan jarum
steril
Pada punksi suprapubik ini adalah tindakan
antisepsis yang baik pada daerah yang akan
ditusuk, anestesi lokal pada daerah yang
akan ditusuk dan keadaan asepsis harus
selalu dijaga
Bila keadaan asepsis baik, maka bakteri
apapun dan berapapun jumlah koloni yang
tumbuh pada biakan, dapat dipastikan
merupakan penyebab ISK.
Kateter
Bahan urin dapat diambil dari kateter dengan
jarum dan semprit yang steril
cara ini juga penting tindakan antisepsis pada
daerah kateter yang akan ditusuk dan keadaan
asepsis harus elalu dijaga. Tempat penusukan
kateter sebaiknya sedekat mungkin dengan
ujung kateter yang berada di dalam kandung
kemih (ujung distal). Penilaian urin yang
diperoleh dari kateter sama dengan hasil biakan
urin yang diperoleh dari punksi suprapubik.
Urin Porsi Tengah
Urin porsi tengah sebagai sampel pemeriksaan
urinalisis merupakan teknik pengambilan yang
paling sering dilakukan dan tidak menimbulkan
ketidaknyamanan pada penderita.
Akan tetapi resiko kontaminasi akibat kesalahan
pengambilan cukup besar. Tidak boleh
menggunakan antiseptik untuk persiapan
pasien karena dapat mengkontaminasi sampel
dan menyebabkan kultur false-negatif.
UNTUK PENGAMBILAN DAN PENAMPUNGAN URINE
PORSI TENGAH PADA PRIA
1. Siapkan beberapa potongan kasa steril untuk
membersihkan daerah penis dan muara uretra.
Satu potong kasa steril dibasahi dengan air sabun,
Dua potong kasa steril dibasahi dengan air sabun,
dua potong kasa steril dibasahi dengan air atau
salin hangat dan sepotong lagi dibiarkan dalam
keadaan kering.
Jangan memakai larutan antiseptik untuk
membersihkan daerah tersebut.
Siapkan pula wadah steril dan jangan buka tutupnya
sebelum pembersihan selesai.
2. Tarik prepusium ke belakang dengan satu tangan dan
bersihkan daerah ujung penis dengan kasa yang dibasahi
air sabun. Buang kasa yang telah dipakai ke tempat
sampah.
3. Bilas ujung penis dengan kasa yang dibasahi air atau
salin hangat. Ulangi sekali lagi, lalu keringkan daerah
tersebut dengan potongan kasa steril yang kering. Buang
kasa yang telah dipakai ke dalam tempat sampah.
4. Dengan tetap menahan prepusium ke belakang,
mulailah berkemih. Buang beberapa mililiter urin yang
keluar, kemudian tampung urin yang keluar berikutnya ke
dalam wadah steril sampai terisi sepertiga sampai
setengahnya
5. Setelah selesai, tutup kembali wadah urin
dengan rapat dan bersihkan dinding luar wadah
dari urin yang tertumpah.
PENGAMBILAN DAN PENAMPUNGAN URINE
PORSI TENGAH PADA WANITA
1. Siapkan beberapa potongan kasa steril untuk
membersihkan daerah vagina dan muara uretra.
Satu potong kasa steril dibasahi dengan air sabun,
dua potong kasa steril dibasahi air atau salin
hangat dan sepotong lagi dibiarkan dalam
keadaan kering.
Jangan memakai larutan antiseptik untuk
membersihkan daerah tersebut.
Siapkan pula wadah steril dan jangan buka tutupnya
sebelum pembersihan daerah vagina selesai.
2. Dengan 2 jari pisahkan kedua labia dan
bersihkan daerah vagina dengan potongan kasa
steril yang mengandung sabun.
Arah pembersihan dari depan ke belakang.
Kemudian buang kasa yang telah dipakai ke
tempat sampah.
3. Bilas daerah tersebut dari arah depan ke
belakang dengan potongan kasa yang dibasahi
dengan air atau salin hangat.
Selama pembilasan tetap pisahkan kedua labia
dengan 2 jari dan jangan biarkan labia
menyentuh muara uretra.
4. Dengan tetap memisahkan kedua labia, mulailah
berkemih. Buang beberapa mililiter urin yang
mula-mula keluar.
Kemudian tampung aliran urin selanjutnya ke dalam
wadah steril sampai kurang lebih sepertiga atau
setengah wadah terisi.
5. Setelah selesai, tutup kembali wadah urin
dengan rapat dan bersihkan dinding luar wadah
dari urin yang tertumpah.
Pengamanan,Pengiriman Dan
Pengawetan Sampel Urine
Sebelum dikirim harus memastikan bahwa suatu
sampel baik, salah satu indikatornya adalah
wadah spesimen.
wadah untuk menampung spesimen urine
sebaiknya terbuat dari bahan plastik, tidak mudah
pecah, bermulut lebar, dapat menampung 10-15
ml urine dan dapat ditutup dengan rapat.
Selain itu juga harus bersih, kering, tidak
mengandung bahan yang dapat mengubah
komposisi zat-zat yang terdapat dalam urine.
Urine yang sudah ditampung sebaiknya segera diperiksa karna jika dibiarkan
lebih dari 2 jam akan terkontaminasi.Urine harus segera diperiksa, jika lokasi
laboratorium jauh, maka perkirakan jarak apabila kurang dari 2 jam dapat
diletakkan pada refrigator dengan suhu 40C,
BAHAN PENGAWET URINEa. Sodium Florida : Digunakan untuk tes glukosa , menghambat pertumbuhan
bakteri dan mencegah glikolisis sel .
b. Formalin : Mengawetkan elemen – elemen dalam urine .
c. HCL : Mengawetkan kalsium untuk tes phosporus .
d. Boric Acid : - Mengawetkan elemen urin seperti estriol dan esterogen
selama lebih dari 7 hari .
- Mengawetkan Kreatinin, Asam urat, Glukosa
- Mempertahankan pH dan mengawetkan protein .
e. Sodium Carbonate : Mengawetkan Porphyrin, urobilin .
f. Toluena : Menghambat perombakan urin oleh kuman dan baik dipakai
untuk mengawetkan glukosa .
g. Thymol : Mempunyai daya awet seperti Toluena
h. Natrium Carbonate : Mengawetkan Urobiinogen jika hendak menentukan
ekskresinya per 24 jam .
i. Asam Sulfat Pekat : Mengawetkan Urin untuk penetapan kuantitatif
kalsium,nitrogen, dan zat organik lain .
j. Formaldehyde, mercury, benzoate : Meningkatkan berat jenis urin
Pelakuan Terhadap Sisa Sampel Urine
Sampel urine yang sudah diperiksa bisa
dibuang di tempat sampah kantong plastik,
alangkah baiknya jika sampel urine tersebut
dimanfaatkan sebagai pupuk kompos
KESIMPULAN
Urine cairan sisa yang diekskresikan ginjal kemudian
dikeluarkan dari dalam tubuh, cara pengambilan,
pengumpulan ,pengamanan dan pengiriman urine
haruslah sesuai prosedur agar tidak terjadi
kontaminasi terhadap sampel sehingga diperoleh
hasil yang akurat.
SARAN
Hal-hal yang penting dilakukan sebelum dan sesudah
pengambilan spesimen urine:
1. Cuci tangan dengan baik menggunakan air hangat,
kemudian bersihkan dengan sabun sebelum dan sesudah
mengambil sampel urine.
2. Lakukan tata cara pengambilan urine dengan baik dan
benar.
3. Gunakan sarung tangan jika menyentuh urine orang lain.
4. Gunakan plastik bening dan bersih untuk membawa sampel
ke laboratorium.
5. Spesimen urine harus segera dibawa ke laboratorium
Terima kasih