PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

58
Sendi - sendi yang terkait dengan penyakit nyeri sendi Artritis Reumatoid Gout Osteoartriti s

Transcript of PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

Page 1: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

Sendi - sendi yang terkait dengan penyakit nyeri sendi

Artritis Reumatoid

Gout

Osteoartritis

Page 2: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

Vertebra servikalisGelang bahu(axis flexionis)

Siku(axis flexionis art.cubiti)Tangan(manus)Panggul(pelvis)

Lutut (regio patellaris)Kaki(pedis) dan pergelangan

kaki(axis flexionis)

Artritis Reumatoid BACK

Page 3: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

sendi-sendi yang harus memikul beban tubuh, antara lain:

lutut(regio patellaris) panggul(pelvis)vertebra lumbal

Servikalsendi-sendi pada jari (sendi tangan -

sendi tarsometatarsa I dan sendi kaki – sendi karpometakarpal I)

Osteoartritis BACK

Page 4: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

jempol kaki(phalanx I)telapak kaki(regio plantaris pedis) pergelangan kaki(axis flexionis)

Tumit(tuber calcanea) dan pergelangan tangan(axis radioulnaris manus).

Sendi metatarsofalangealjari tangan (phalanx),lutut (regio

patellaris), mata kaki(bursa subcutanea malleoli lateralis) dan siku(axis flexionis

art.cubiti).

Gout

Suatu jenis artritis yang dipicu oleh kristal yang dapat menimbulkan nyeri mendadak dan parah, bengkak dan kemerahan di satu sendi atau lebih.

BACK

Page 5: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

Jenis-jenis pemeriksaan terhadap artritis reumatoid

Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan radiologi

Observasi dokter

Page 6: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

Mengapa Ny. Mirna mengeluhkan nyeri terutama pada pagi hari?

Page 7: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

• Salah satu kriteria American Rheumatism Association untuk Artritis Reumatoid adalah kaku pada pagi hari. Kekakuannya pada pagi hari pada persendian dan sekitarnya, sekurangnya selama 1 jam sebelum perbaikan maksimal.

Page 8: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

• Gejala klinis yang berhubungan dengan aktivitas sinovitis adalah kaku pagi hari. Sinovitis merupakan kelainan yang umumnya bersifat reversibel dan dapat diatasi dengan pengobatan medikamentosa atau pengobatan non-surgikal lainnya. Kekakuan pada pagi hari merupakan gejala yang selalu dijumpai pada AR aktif. Berbeda dengan rasa kaku yang biasa dijumpai oleh pasien osteotrosis atau kadang pada orang normal, kaku pagi hari pada AR berlangsung lebih lama yang umumnya lebih dari 1 jam. Lamanya kaku pagi hari pada AR agaknya berhubungan dengan lamanya imobilisasi pada saat pasien sedang tidur serta beratnya inflamasi. Gejala kaku pada pagi hari akan menghilang jika remisi dapat tercapai. Faktor lain penyebab kaku pada pagi hari adalah inflamasi akibat sinovitis. Inflamasi akan menyebabkan terjadinya imobilisasi persendian yang jika berlangsung lama akan mengurangi pergerakan sendi baik secara aktif maupun secara pasif.

Page 9: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

Artritis Reumatoid

Page 10: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

Definisi

Artritis reumatoid (AR) adalah penyakit autoimun yang ditandai oleh inflamasi sistemik kronik dan progresif, dimana sendi merupakan target utama. Manifestasi klinik klasik AR adalah poliartritis simetrik yang terutama mengenai sendi-sendi kecil pada tangan dan kaki.

Page 11: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

Epidemiologi

RA merupakan suatu penyakit yang telah lama dikenal dan tersebar luas di seluruh dunia serta melibatkan semua ras dan kelompok etnik. Prevalensi RA sekitar 1% populasi (berkisar antara 0,3-2,1%). RA lebih sering dijumpai pada wanita, dengan perbandingan wanita dan pria sebesar 3:1. Perbandingan ini mencapai 5:1 pada wanita dalam usia subur.

Page 12: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

Gambaran Klinis

1. Gejala-gejala konstitusional.

2. Poliartritis simetris.

3. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari satu jam.

4. Deformitas .

5. Nodula-nodula.

6. Manifestasi ekstra-artikular

Page 13: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

Etiologi

• Penyebab pasti arthritis reumatoid tidak diketahui. Biasanya merupakan kombinasi dari faktor genetic, lingkungan, hormonal dan faktor system reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikoplasma dan virus (Lemone & Burke, 2001).

Page 14: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

Patologi

• Kelainan yang dapat terjadi pada suatu artritis reumatoid yaitu: 1. Kelainan pada daerah artikuler (kelainan pada sinovia, tendo dan tulang). 2. Kelainan pada jaringan ekstra-artikuler

Page 15: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

FAKTOR PENYEBAB :

Faktor genetik. Hormon. Faktor Infeksi.

Page 16: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

PatofisiologiPatogenesis

Page 17: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

• RA adalah suatu penyakit autoimun. Reaksi auto-imun yg terus-menerus, di sertai sel T helper CD4 dan pembebasan lokal mediator-mediator peradangan dan berbagai sitokin merupakan penyebab rusaknya sendi.

• Antigen mengalami auto-imun sehingga menyerang dirinya sendiri pada sendi.

• Reaksi auto-imun terdiri dari sel T-CD4 yg teraktivasi• Sel-T merangsang sel-sel lain di sendi untuk menghasilkan sitokin• Sitokin merupan mediator utama pada reaksi sinovium• Sitokin terpenting TNF dan IL-1 dihasilkan sel makrofag yg diaktifkan sel T-

CD4• TNF dan IL-1 merangsang sel sinovium berproliferasi menghasilkan

mediator peradangan (Prostaglandin) dan metaloproteinase matriks menyebabkan kerusakan tulang

• Sel T aktif dan fibroblas sinovium mengaktifkan osteoklas yg menyebabkan kerusakan sendi progresif

• Sinovium hiperplastik yg terdapat sel radang melekat permukaan sendi dan tumbuh menutupiya, lalu membentuk pannus lalu merangsang resorpsi tulang rawan

• Akhirnya pannus menimbulkan kerusakan irreversibel dan erosi tulang pada subkondral

Page 18: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

Pemeriksaan Penunjang

• Tes faktor rheumatoid serum biasanya positif pada lebih dari 75% kasus.

• Kelainan pemeriksaan sinar-X pada tulang sendi• Aspirin cairan sinovium mungkin memperlihatkan

adanya sel- sel darah putih dalam cairan yang steril• Darah perifer lengkap• Faktor reumatoid• Laju endap darah atau C-reactive protein (CRP)• Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal untuk

membantu dalam pemilihan terapi

Page 19: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

Sendi-sendi yang terlibat• Metacarpophalangeal (MCP)• Pergelangan tangan• Proximal interphalangeal (PIP)• Lutut• Metatarsophalangeal (MTP)• Pergelangan kaki• Bahu• Midfoot• Panggul• Siku• Acromioclavicular• Vertebra servikal• Temporomandibular• sternoclavicular

Page 20: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ
Page 21: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

KOMPLIKASI

Rheumatoid arthritis dapat menyebabkan komplikasi ke berbagai organ tubuh. Proses inflamasi autoimun pada sendi secara sistemik dapat berdampak pada:

• Mata.• Paru-paru.• Kulit.• Jantung dan pembuluh darah.• Organ lainnya.

Page 22: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

TERAPITerapi puasa, suplementasi asam lemak esensial, terapi spa, dan latihan.

Terapi Non

Farmakologik

Obat anti-inflamasi non steroid (OAINS) untuk mengendalikan nyeri, Glukokortikoid dosis rendah, dan DMARD.

Terapi Farmakol

ogik

Page 23: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

Prognosis

Prediktor prognosis buruk pada stadium dini AR antara lain bila:

1. Skor fungsional yang rendah2. Status sosialekonomi rendah3. Tingkat pendidikan rendah4. Ada riwayat keluarga dekat menderita AR5. Melibatkan banyak sendi6. Nilai CRP / LED tinggi saat permulaan penyakit7. RF atau anti-CCP positif8. Ada perubahan radiologis pada awal penyakit9. Ada nodul reumatoid /manifestasi ekstraartikular lainnya

Page 24: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

SARWENDA ANNAS2009 730 160

SARWENDA ANNAS2009 730 160

Page 25: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

DEFINISI Osteoartritis adalah suatu penyakit sendi menahun

yang ditandai oleh adanya kelainan pada tulang rawan (kartilago) sendi dan tulang di dekatnya. Tulang rawan (kartilago) adalah bagian dari sendi yang melapisi ujung dari tulang, yang memudahkan pergerakan dari sendi. Kelainan pada kartilago dapat menyebabkan tulang bergesekan satu sama lain, yang menyebabkan kekakuan, nyeri dan pembatasan gerakan pada sendi.

Osteoarthritis, atau kadang juga disebut penyakit sendi degeneratif atau ostearthrosis, adalah penyakit sendi yang paling sering terjadi.

Page 26: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ
Page 27: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

Epidemiologi• 63-85% orang amerika yang berusia > 65 thn

gambaran radiolgi osteoarthritis• 35-50% memiliki gejala sakit, kekakuan atau

ketebatasan gerak sendi.• 9-12% orang amerika yang lebih tua tidak dapat

melakukan aktifitas besarnya & setengahnya benar-benar tidak dapat melakukan apa-apa.

• Walaupun penyakit reumatik terdapat 150 jenis, namun ternyata berdasarkan penelitian yang kami lakukan di RS Dr. Hasan Sadikin sebagian besar (70%) adalah Osteoartritis.

Page 28: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

Klasifikasi

• OA Primer (idiopatik) biasanya padawanita 30-40an tahun tanpasebab yang jelas. Dan proses wear and tear, berhubungandengan bertambahnya usia dan weight bearing.

• OA Sekunder : lebih banyak padalaki-laki, pada usia anak-anaksampai tua, berkaitan dengancedera, fraktur, obat-obatankortikosteroid

Page 29: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

Etiologi

• Wanita berusia lebih dari 45 tahun• Kelebihan berat badan• Aktifitas fisik yang berlebihan, seperti para

olahragawan dan pekerja kasar• Menderita kelemahan otot paha• Pernah mengalami patah tulang disekitar

sendi yang tidak mendapatkan perawatan yang tepat

Page 30: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

Tanda dan gejala klinik

• Nyeri sendi• Hambatan gerakan sendi • Kaku pagi (morning stiffness)• Krepitasi• deformitas• Perubahan gaya berjalan

Page 31: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ
Page 32: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

Heberden’s node

Page 33: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

PATOGENESIS

OSTEOARTHRITIS

Penipisan rawan sendiPenyempitan celah sendi pada rontgen

Perubahan komposisi molekul & struktur

matriks rawan sendi

Terjadinya fibrilasi rawan sendi

Stimulasi fungsi osteofit

Gangguan fungsi rawan sendi

Perubahan komposisi molekul & struktur

matriks rawan sendi

Gangguan Kondrosit

Page 34: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ
Page 35: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

DIAGNOSIS

1. Klinis- Nyeri sendi yang kronik2. Pmx fisik- Krepitasi gerakan3. Pmxfisik- Efusi sendi4. Pmxfisik–Nyeri sendi(+)5. Ro gambaran osteofit6. Ro Penyempitan space kartilago7. Ro Peningkatan densitas tulang subchondral

Page 36: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

Pemeriksaan penunjang1. Röntgen tulang 2. MRI (Magnetic Resonance Imaging) 3. Aspirasi sendi (arthrocentesis) 4. Arthroscopy

Page 37: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ
Page 38: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

Klasifikasi osteoarthritis berdasarkan gambaran radiologis

Grade Classification  Description

0 Normal No features of OA

1 Doubtfull Minute osteophyteDoubtful significance

2 Mild Definite osteophyte. Normal joint space

3 Moderate Moderate joint space reduction

4 Severe Joint space greatly reduced Subchondral sclerosis

The epidemiology of chronic rheumatism, Kellgren ,vol. 2. Atlas of standard radiographs.Oxford: Blackwell Scientific; 1963.

Page 39: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

Klasifikasi osteoarthritis berdasarkan arthroscopy

Grade  Description

1 Swelling and softening of cartilage. Edema and cellular infiltrate

2 Superficial fibrillation

3 Deeper and large cartilage fibrillation

4 Visualisation of underlying subchondral bone

Ayral X, Dougados M, Listrat et al. Chondroscopy:a new method for scoring chondropathy.Semin Arthritis Rheum 1993; 22:289-97

Page 40: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ
Page 41: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

Penatalaksanaan

Page 42: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

Terapi mild osteoarthritis

• Rasa nyeri menganggu• Tetapi pasien masih dapat melakukan aktifitas sehari-harinya

Terapi pilihannya dapat berupa :

• Istirahat• Latihan fisik• Kurangi BB• Penggunaan pemanasan & pendinginan• Konsultasi dengan ahli terapi fisik• Hindari aktifitas yang menyebabkan tekanan berlebih pada sendi• Pergunakan cream pengurang rasa sakit• Verban penguat

Page 43: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

Terapi moderate osteoarthritis

• Nyeri berlangsung terus-menerus i/ untuk pemberian obat-obatan

• Bila masih memungkinkan (+) aktifitas fisik• Istirahat• Pengurangan BB

Terapi yang dapat diberikan antara lain :

• Acetaminophen• NSAIDs• Tramadol

Page 44: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

Terapi severe osteoarthtritis

• Nyeri masih terasa• Mengganggu aktifitas• Sudah diberikan obat-obatan pengurang rasa sakit

Terapi yang dapat diberikan :• Analgetik kuat• Kortikosteroid• Suntikan asam hialuronat ( hyaluronic acid

derivatives (Hyalgan, Synvisc))

Page 45: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

Terapi pembedahan osteoarthritis

Pada pasien penderita osteoarthritis berat yang tidak membaik dengan obat-obatan mengganggu aktifitas sehari-hari

Terapi pembedahan dapat berupa :

• Penggantian sendi (arthroplasy)• Debridement Osteotomy• Osteotomy Arthrodesis• Arthrodesis

Page 46: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

Prognosis

Umumnya baik, sebaian besar nyeri dapat diatasi dengan obat-obat konservatif. Hanya kasus-kasus berat yang memerlukan operasi.

Page 47: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

Artritis Gout

Page 48: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

Definisi

Suatu serangan menyakitkan yang dengan cepat diikuti oleh timbulnya peradangan sendi.Peradangan ini dipercepat oleh endapan dari Kristal-kristal asam urat di cairan sendi dan lapisan sendi.Peradangan sendi yang hebat terjadi saat sel-sel darah putih memangsa Kristal-kristal asam urat dan melepaskan zat kimia, menyebabkan nyeri, panas, dan warna kemerahan dari jaringan-jaringan sendi

Page 49: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

Epidemiologi

• Arthritis gout lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan, puncaknya pada dekade ke-5.

• Di Indonesia, arthritis gout terjadi pada usia yang lebih muda, sekitar 32% pria berusia kurang dari 34 tahun.

• Pada wanita, kadar asam urat umum nya rendah dan meningkat setelah usia menopause.

Page 50: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

Gambaran Klinis1. Hiperurisemia asimtomatik : Tidak menunjukkan

gejala-gejala selain peningkatan serum2. Artritis Gout Akut : pembengkakan pada sendi ibu

jari kaki dan sendi metatarsofalangeal, terdapat demam,peningkatan jumlah leukosit

3. Interkritis : tidak terjadi gejala, apabila tidak diobati maka mengalami serangan gout berulng kurang dari 1 tahun

4. Gout Kronik : nyeri,sakit dan kaku juga pembesaran dan penonjolan sendi yang bengkak

Page 51: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

Etiologi

• Gejala arthritis gout akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristalmonosodium urat monohidrat. Karena itu, dilihat dari penyebabnya, penyakit ini termasuk dalam golongan kelainan metabolic.

• Asam urat merupakan zat sisa yang dibentuk oleh tubuh pada saat regenerasi sel. Beberapa orang dengan gout membentuk lebih banyak asam urat dalam tubuhnya(10%).

• Sisanya (90%), tubuh anda tidak efektif membuang asam urat melalui air seni.

Page 52: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

Faktor Peranan

• Diet tinggi Purin : memicu serangan terhadap orang mempunyai kelainan bawaan dalam metabolisme purin

• Jenis kelamin : pasien gout lebih banyak ditemukan di pasien laki-laki

• Minum alkohol : meningkatkan produksi urat• Obat-obatan : menghambat eskresi ginjal

Page 53: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

PatogenesisAsam urat adalah akhir dari produk degradasi nukleotida purin, produksinya terkait erat dengan jalur metabolisme purin, dengan konsentrasi intraseluler dari 5-phosphoribosyl-1-pirofosfat (PRPP) menjadi utama laju biosintesis asam urat. asam urat diekskresikan terutama oleh ginjal melalui mekanisme filtrasi glomerulus, sekresi tubular dan reabsorpsi. Hyperuricemia sehingga dapat muncul dalam berbagai pengaturan yang berlebih penyebab atau ekskresi asam urat berkurang atau kombinasi

Page 54: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

Diagnosis• 1. menemukan monosodium urat dalam cairan sinovial• 2.ditemukan tofus yang mengandung kristal MSU, atau• 3.ditemukan 6 dari 12 kriteria dibawah ini:

a) inflamasi maksimal hari pertama b) arthritis monoartikuler c) kulit diatas sendi kemerahand) bengkak + nyerie) dicurigai tofif) hiperurisemiag) pembengkakan sebuah sendi asimetrik pada foto roentgenh) kista subkortikal tanpa erosi pada foto roentgeni) kultur cairan sendi selama serangan inflamasi negative

Page 55: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

Pemeriksaan penunjang

• Foto Polos • Bone scanning• Pada gout kronis, temuan tanda yang

tophiinteroseus banyak. • Perubahan lain terlihat padaradiografi polos-

film • pada penyakit stadium akhir adalah ruang yang

menyempit serta deposit kalsifikasi pada jaringan lunak.

Page 56: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

Komplikasi

• 1. Nefrolitiasis urat : insiden terbentuknya kembali batu. Insiden meningkat dengan peningkataneksresi asam urat. PH urine menurun, riwayat keluarga atau diri sendiri pernah memiliki batu asam urat.

• 2. Gagal ginjal akut : dapat terjadi setelah pelepasan massif asam urat yang berlansung pada pasienyang telah mengalami pengobatan karena kelainan mielo atau limfoproliferatif

Page 57: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

Penatalaksanaan

• pemberian edukasi• pengaturan diet• istirahat sendi• Pengobatan

Page 58: PPT Pbl Modul 2 kelompok cempaka putih FK UMJ

Prognosis

• Tanpa pengobatan, serangan akut gout biasanya sembuh dalam lima sampai tujuh hari. Namun, 60% dari orang memiliki serangan kedua dalam waktu satu tahun. Mereka dengan gout akan meningkatkan risiko hipertensi, diabetes melitus, sindrom metabolik, dan penyakit ginjal dan kardiovaskular, dengan demikian meningkatkan risiko kematian. Hal ini mungkin sebagian karena hubungannya dengan resistensi insulin dan obesitas, tetapi beberapa peningkatan risiko tampaknya independen.