PPT PBL Blok 13

download PPT PBL Blok 13

of 21

description

Inkontinensia Urin pada Geriatri

Transcript of PPT PBL Blok 13

Inkontinensia Urin pada Geriatri

Inkontinensia Urin pada GeriatriNevy Olianovi102013101B2

AnamnesisIdentitas pasienKeluhan utama:Tidak dapat menahan kencingKeluhan penyertaNyeri sendi lutut untuk berjalanTidak berani keluar rumah karena malu/seganRiwayat penyakit sekarang:Lama inkontinensiaKeadaan yang menyebabkan kebocoran urinRiwayat penyakit terdahulu

AnamnesisBagaimana volume dan frekuensi keluarnya urin.Apakah mengkonsumsi obat-obatan golongan tertentu?Apakah pasien merasa ada sisa-sisa urine yang menetes setelah buang air kecil?Apakah disaat pasien tertawa atau batuk tanpa sadar ia berkemih.Apakah ada rasa nyeri saat berkemih?

Pemeriksaan FisikKeadaan umum: Tampak sakit ringan, kesadaran Compos MentisTinggi Badan 150 cm dengan Berat Badan 60 kgTanda tanda vital :Suhu tubuh : 37CFrekuensi nadi : 85x/menitFrekuensi pernafasan: 20x/menitTekanan darah : 130/80mmHg (normal: 90-120/60-80mmHg)

Pemeriksaan FisikStatus mental: Kognitif, motivasi, dan moodStatus neurologi: Parkinson, dan refleks sakralAbdomen: Distensi V.U., nyeri suprapubik, massa abdomen distalRektum: Tonus sfingter, massaPelvis: Prolaps pelvis, kondisi kulit, dsb

5Pemeriksaan PenunjangUrynalisisCystometry [Cystometrogram]Fase Proprioresepsi Fase V.U. penuh Fase ingin berkemih Kontraksi M. Detrusor volunterTes diagnostik lanjutan: Tes urodinamik, Tes tekanan uretra, Imaging

CystometogramDiagnosis KerjaTerdapatnya pengeluaran urin involunter saat tertawa dan batukPasien tidak dapat menahan urin terlalu lama dan keluar involunterINKONTINENSIA CAMPURAN (Inkontinensia Stress dan Inkontinensia Urgensi)Diagnosis BandingTipeDeskripsiInkontinensia StressKebocoran urin berhubungan dengan peningkatan tekanan abdomen, seperti batuk, tertawa, bersin. Inkontinensia UrgensiKebocoran urin yang ditandai dengan kontraksi otot detrusor involunter.Inkontinensia OverflowSering berkemih dengan jumlah urin sedikit-sedikit.Inkontinensia FungsionalDitandai dengan keluarnya urin secara dini, akibat ketidakmampuan mencapai tempat berkemih karena gangguan fisik atau kognitif maupun macam-macam hambatan situasi atau lingkungan yang lain, sebelum siap untuk berkemih.Penyebab lain: faktor-faktor psikologi seperti marah, depresi.EtiologiLemahnya otot dasar panggulKehamilan, pasca melahirkan, kegemukan (obesitas), menopause, usia lanjut, kurang aktivitasDefisiensi kekuatan Sphincter Urethrea InternaTrauma pelvis, operasi (histerektomi)Proses penuaanPelemahan jaringan ikat, hipoesterogenisme, gangguan medis lain

Gejala Klinis

Patofisiologi

Epidemiologi10-13 juta penderita di USA dan lebih dari 200 juta penderita di duniaLebih sering terjadi pada wanita dengan perbandingan 2:17% pada anak diatas 5 tahun, 10-35% dewasa, 50-84% pada pasien geriatri20.5% pada laki-laki dan 32.5% pada wanitaDari 1.150 orang random, 434 menderita Inkontinensia Urin

PenatalaksanaanTerapi Non FarmakologiBladder TrainingMemperpanjang interval berkemih yang normal sehingga frekuensi berkemih hanya 6-7 kali perhari atau 3-4 jam sekali.Habit TrainingMembiasakan berkemih pada waktu yang telah ditentukan sesuai dengan kebiasaan lansia.Promted voidingMengajari lansia mengenal kondisi berkemih mereka serta dapat memberitahukan petugas atau pengasuhnya bila ingin berkemih.

PenatalaksanaanTerapi Non FarmakologiBiofeedback therapyMelakukan latihan otot dasar panggul dengan mengkontraksikan otot dasar panggul secara berulang-ulang.NeuromodulasiTerapi dengan stimulasi saraf sakral dengan kegiatan interneuron medulla spinalis atau neuron adrenergik beta yang menghambat kegiatan kandung kemih

PenatalaksanaanTerapi FarmakologiObatDosisTipe InkontinensiaEfek SampingHyoscamin3 x 0,125 mgUrgensi atau campuranMulut kering, mata kabur, glaukoma, derilium, konstipasiTolterodin2 x 4 mgUrgensiMulut kering, konstipasiImipramin3 x 25-50 mgUrgensiDerilium, hipotensi ortostatikPseudoephedrin3 x 30-60 mgStressSakit kepala, takikardi, hipertensiDoxazosin4 x 1-4 mgUrgensiHipotensi postural15PenatalaksanaanTindakan OperasiTindakan pembedahan yang paling sering dilakukan: ileosistoplasti dan miektomi detrusor.Teknik pembedahan:Inkontinensia StressInkontinensia Urgensiinjectable intraurethral bulking agentsaugmentation cystoplasty suspensi leher kandung kemihstimulasi elektrikurethral slingsartificial urinary sphinctersPenatalaksanaanModalitas LainPampersMenimbulkan luka lecet bila jumlah air seni melebihi daya tampung pampersKulit menjadi lembab kemerahan pada kulit, gatal, dan alergiKateterKateter menetap infeksi saluran kemihKateter sementara: untuk mengosongkan kandung kemih. Beresiko menimbulkan infeksi pada saluran kemih, abses ginjal bahkan proses keganasan pada saluran kemihAlat bantu toiletUrinal dan bedpan

KomplikasiInfeksi saluran kemihLecet pada area pantat sampai dengan ulkus dekubitus karena selalu lembabJatuh dan fraktur akibat terpeleset oleh urin yang tercecerDehidrasiGangguan tidurDepresi, mudah marah dan merasa terisolasiSelulitis

PrognosisPrognosis inkontinensia urin cukup baik bila ditekahui secara cepat dan tepat penyebabnya sehingga dapat diberikan terapi yang baik.Inkontinensia Urin tipe Stress: terapi latihan dasar panggulInkontinensia Urin tipe Urgensi: penatalaksanaan medikamentosa

PencegahanKebiasaan berkemih yang teraturAkses mudah ke toiletPembatasan cairan (terutama cafein)Perlindungan dari infeksi saluran urin (UTI)Berat badan idealTidak merokok

KesimpulanHipotesis diterima. Wanita lebih rentan terhadap inkontinensia urin dibandingkan pria. Hal ini dikarenakan berbagai resiko yang dialami wanita seperti melemahnya otot dasar panggul akibat terlalu sering melahirkan. Selain itu seiring lanjutnya usia maka fungsi fisiologis tubuh makin berkurang yang berakibat rentannya seseorang yang lanjut usia untuk terkena suatu penyakit. Wanita berusia 70 tahun pada skenario menderita inkontinensia urin campuran dan osteoartritis. Hal ini menyebabkan pasien tersebut menjadi depresi sehingga tidak mau keluar rumah.