ppt patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

67
RESPIRATORY DISEaSe DOSEN : NOFRI HENDRI SANDI, M. Farm, Apt

Transcript of ppt patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

Page 1: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

RESPIRATORY DISEaSe

DOSEN : NOFRI HENDRI SANDI, M. Farm, Apt

Page 2: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

Kelompok 12 :Dea Suci Rahmadhani

Dinda PramithaNadila Putri

Rina Nurjannah

Page 3: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

Sistem Respirasi

•   Sistem Pernafasan atau Respirasi adalah Sistem pada manusia yang berfungsi untuk mengambil oksigen dari udara luar dan mengeluarkan karbondioksida melalui paru-paru.• Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur sekalipun karena sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom.

Page 4: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

 Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam.• Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler

• Pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.

•Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar.

Page 5: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

Proses respirasi pada manusia dibagi 2:

1.inspirasi:Proses masuknya oksigen dari hidung menuju keparu-paru yang selanjutnya diteruskan oleh darah keseluruh tubuh.

2.Ekspirasi:Proses keluarnya karbodioksida dari tubuh melewati hidung.

Page 6: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

Inspirasi – Pemasukan udara ke dalam paru-paru

Udaramasuk

Tulangrusukterangkat karenakontraksi ototantar tulang rusuk

Diaphragma berkontraksi(turun)

Inspirasi

Mekanisme Inspirasi :

• Otot-otot interkostal berkontraksi akibatnya tulang rusuk terangkat.

• Kontraksi otot interkostal diikuti oleh kontraksi otot diafragma.

• Akibat kontraksi kedua otot ini, rongga dada menjadi membesar.

• Rongga dada yang bertambah besar menyebabkan tekanan udara di paru-paru menjadi kecil.

• Akibatnya udara masuk ke dalam paru-paru

Page 7: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

Ekspirasi – Pengeluaran udara dari dalam paru-paru

Udarakeluar

Tulang rusukturun karenaotot interkostalberelaksasi

Diaphragma berelaksasi(naik)

Ekspirasi

Mekanisme Ekspirasi :

• Otot-otot interkostal berelaksasi akibatnya tulang rusuk turun.

• Relaksasi otot interkostal diikuti oleh berelaksasinya otot diafragma.

• Akibat relaksasi kedua otot ini, rongga dada menjadi menjadi mengecil.

• Rongga dada yang mengecil menyebabkan tekanan udara di paru-paru menjadi besar.

• Akibatnya udara keluar dari dalam paru-paru ke lingkungan.

Page 8: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

 Jenis - Jenis Pernapasan

1. Pernapasan Dadaadalah pernapasan yang melibatkan otot antar tulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut

• Fase inspirasi : Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga   dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.• Fase ekspirasi : Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.

Page 9: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

 2. Pernapasan Perutadalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut:

• Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.• Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diafragma ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.

Page 10: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

Alat-alat Sistem Pernafasan Manusia

Page 11: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

Alat-alat respirasi manusia

1. Hidung

• Hidung adalah bagian paling atas dan paling luar dari alat pernapasan pada manusia dan merupakan alat pernapasan paling awal yang dilalui udara. Di hidung terdapat saraf-saraf penciuman. Lubang hidung terbagi menjadi dua, yaitu sebelah kanan dan kiri yang dibatasi oleh sekat hidung.

• Rongga hidung berhubungan dengan rongga mulut. Rongga hidung memiliki tiga fungsi utama, yaitu menghangatkan udara, melembapkan udara, dan menyaring udara. Di dalam rongga hidung terdapat rambut-rambut halus dan selaput lendir yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk dan mengeluarkan partikel-partikel.

Page 12: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

Alat-alat respirasi manusia

2. Faring

• Pada bagian belakang rongga hidung terdapat daerah yang disebut faring (tekak). Faring adalah lanjutan dari saluran hidung yang meneruskan udara ke laring. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran pencernaan (orofarings) pada bagian belakang.

• Fungsi utama faring adalah menyediakan saluran bagi udara yang keluar masuk dan juga sebagi jalan makanan dan minuman yang ditelan, faring juga menyediakan ruang dengung(resonansi) untuk suara percakapan.

Page 13: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

Alat-alat respirasi manusia• Laring terdiri dari

lempengan-lempengan tulang rawan. Bagian dalam dindingnya digerakkan oleh otot untuk menutup serta membuka glotis. Glotis adalah lubang mirip celah yang menghubungkan faring dengan trakea. Laring memiliki katup yang disebut epiglotis (anak tekak). Epiglotis selalu dalam keadaan terbuka, dan hanya akan menutup jika ada makanan yang masuk ke kerongkongan.

3. Laring

• Laring diselaputi oleh membrane mukosa yang terdiri dari epitel berlapis pipih yang cukup tebal sehingga kuat untuk menahan getaran-getaran suara pada laring. Fungsi utama laring adalah menghasilkan suara dan juga sebagai tempat keluar masuknya udara

Page 14: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

Alat-alat respirasi manusia

4. Trakea • Trakea tersusun dari cincin tulang rawan yang terletak di depan kerongkongan dan berbentuk pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan sebagian di rongga dada (torak). Bagian dalam trakea licin dilapisi oleh selaput lendir dan mempunyai lapisan yang terdiri dari sel-sel bersilia.

• Trakea ini terdiri dari 3 lapis yaitu :a) Lapis luar terdiri atas jaringan ikatb) Lapis tengah terdiri dari otot polos dan

cincin tulang rawanc) Lapis terdalam terdiri atas jaringan

epitel bersilia yang menghasilkan banyak lendir yang berfungsi untuk menangkap dan mengembalikannya ke hulu saluran pernapasan benda-benda asing yang akan masuk ke dalam peru-paru

Page 15: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

Alat-alat respirasi manusia

5. Bronkus

Page 16: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

Alat-alat respirasi manusia6. Paru-

ParuParu-paru adalah alat pernapasan yang terletak di dalam rongga dada dan di atas diafragma. Diafragma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Paru-paru diselubungi oleh selaput elastis yang disebut pleura

Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kiri dan paru-paru kanan. Paru-paru kiri terdiri dari dua lobus, sedangkan paru-paru kanan terdiri dari tiga lobus. Di dalam paru-paru terdapat bronkus dan bronkiolus. Bronkiolus paru-paru bercabang-cabang lagi membentuk saluran-saluran halus.

Pleura ini merupakan selaput tipis rangkap dua. Diantara selaput tersebut dengan paru-paru terdapat cairan limfa, yang berfungsi untuk melindungi paru-paru dari gesekan pada waktu mengembang dan mengempis.

Page 17: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

Alat-alat respirasi manusia

7. Alveolus • Alveolus merupakan

gelembung-gelembung halus atau gelembung paru-paru yang sangat tipis tetapi elastis dan mengandung kapiler-kapiler darah.

• Pada alveolus inilah pertukaran gas antara oksigen dengan karbon dioksida terjadi.

Page 18: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

Pertukaran Gas Oksigen dan Karbondioksida dalam Tubuh

Faktor-faktor yang menentukan difusi gas respirasi melintasi membran alveolus dan kapiler darah yaitu sebagai berikut:a) Permeabilitas epithelium /membran respirasi. Jika

membran semakin permeable maka semakin cepat proses difusi.

b) Luas permukaan epithelium/membran respirasi. Semakin luas membran respirasinya, maka semakin cepat proses difusi berlangsung.

c) Tekanan parsial gas yang bergantung pada persentasenya dalam seluruh bagian udara, semakin tinggi tekanan parsial, maka semakin cepat proses difusi berlangsung.

d) Kecepatan sirkulasi darah di paru-paru atau insang. Semakin cepat peredaran darah maka semakin cepat pula proses difusinya.

e) Kecepatan reaksi kimia yang terjadi di dalam darah. Semakin cepat reaksi yang terjadi maka semakin cepat pula preses difusinya.

Page 19: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

Macam-Macam Volume Udara Pernapasan

• Volume udara tidal yaitu volume udara yang masuk dan keluar sebagai akibat pernapasan biasa, besarnya 500 cc.

• Volume udara komplementer yaitu volume udara yang dapat masuk ke dalam paru-paru setelah melakukan inspirasi normal, besarnya 1500 cc.

• Volume udara suplementer yaitu volume udara yang masih dapat dikeluarkan setelah melakukan ekspirasi normal, besarnya sama dengan volume udara komplementer yaitu 1500 cc.

• Volume udara residu yaitu volume udara yang tersisa di dalam paru-paru yang tidak dapat diekspirasikan , besarnya 1000 cc.

• Kapasitas vital paru-paru yaitu volume udara yang dapat dihembuskan semaksimal mungkin setelah melakukan inspirasi secara maksimal (volume udara tidal + volume udara suplementer + volume udara komplementer), besarnya 3500 cc.

• Kapasitas total paru-paru yaitu volume udara yang tertampung secara maksimal di paru-paru (kapasitas vital paru-paru + udara residu) 4500 cc.

Page 20: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

Kelainan sistem respirasi

Page 21: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

Penyakit yang terkait dengan sistem pernapasan :• Influenza• Batuk• Asma • Sinus

Page 22: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

1. INFLUENZA

Influenza adalah suatu penyakit infeksi akut pernapasan terutama ditandai oleh demam, menggigil sakit otot, sakit kepala dan sering disertai pilek, sakit tenggorokan dan batuk nonproduktif.

Page 23: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

1. INFLUENZA

• EtiologiPenyebab dari timbulnya influenza adalah haemophillus influenza ada tiga

tipe yakni tipe A, B dan C. Ketiga tipe ini dapat dibedakan dengan complement fixation test.

• Jenis-jenis influenza1.    Virus Tipe A

• Genus ini memiliki satu spesies, virus influenza A. • Virus tipe A merupakan patogen manusia paling virulen di antara ketiga tipe

influenza dan menimbulkan penyakit yang paling berat. Virus influenza A dapat dibagi lagi menjadi subdivisi berupa serotipe-serotipe yang berbeda berdasarkan tanggapan antibodi terhadap virus ini.

Page 24: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

2.     Virus Tipe B

• Genus ini memiliki satu spesies, yaitu virus influenza B. influenza B hampir secara eksklusif hanya menyerang manusia dan lebih jarang dibandingkan dengan influenza A.

• Jenis influenza ini mengalami mutasi 2-3 kali lebih lambat dibandingkan tipe A dan oleh karenanya keragaman genetiknya lebih sedikit, beberapa tingkat kekebalan terhadap influenza B biasanya diperoleh pada usia muda.

• Mutasi yang terjadi pada virus influenza B cukup untuk membuat kekebalan permanen menjadi tidak mungkin. Perubahan antigen yang lambat, dikombinasikan dengan jumlah inang yang terbatas (tidak memungkinkan perpindahan antigen antarspesies).

Page 25: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

3. Virus Tipe C• Genus ini memiliki satu spesies, virus

influenza C, yang menginfeksi manusia, anjing, dan babi, kadangkala menimbulkan penyakit yang berat dan epidemi lokal. Namun, influenza C lebih jarang terjadi dibandingkan dengan jenis lain dan biasanya hanya menimbulkan penyakit ringan pada anak-anak.

Page 26: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

Patofisiologi • Virus influenza A, B dan C masing-masing dengan

banyak sifat mutagenik yang mana virus tersebut dihirup lewat droplet mukus yang terarolisis dari orang-orang yang terinfeksi. Virus ini menumpuk dan menembus permukaan mukosa sel pada saluran napas bagian atas, menghasilkan sel lisis dan kerusakan epithelium silia.

• Di suatu peradangan dan nekrosis bronchiolar dan epithelium alveolar mengisi alveoli dan exudat yang berisi leukosit, erithrosit dan membran hyaline. Hal ini sulit untuk mengontrol influenza sebab permukaan sel antigen virus memiliki kemampuan untuk berubah. Imunitas terhadap virus influenza A dimediasi oleh tipe spesifik immunoglobin A (lg A) dalam sekresi nasal. Sirkulasi lg G juga secara efektif untuk menetralkan virus. Stimulus lg G adalah dasar imunisasi dengan vaksin influenza A yang tidak aktif.

Page 27: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

• Setelah nekrosis dan desquamasi terjadi regenerasi epithelium secara perlahan mulai setelah sakit hari kelima. Regenerasi mencapai suatu maximum kedalam 9 sampai 15 hari, pada saat produksi mukus dan celia mulai tampak.

• Penyakit pada umumnya sembuh sendiri. Gejala akut biasanya 2 sampai 7 hari diikuti oleh periode penyembuhan kira-kira seminggu. Penyakit ini penting karena sifatnya epidemik dan pandemik dan karena angka kematian tinggi bersama sekunder. Resiko tinggi pada orang tua dan orang yang berpenyakit kronik.

Page 28: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

Manifestasi Klinis• Gejala influenza dapat dimulai dengan cepat, satu sampai dua

hari setelah infeksi. Biasanya gejala pertama adalah menggigil atau perasaan dingin, namun demam juga sering terjadi pada awal infeksi, dengan temperatur tubuh berkisar 38-39 °C (kurang lebih 100-103 °F).

• Banyak orang merasa begitu sakit sehingga mereka tidak dapat bangun dari tempati tidur selama beberapa hari, dengan rasa sakit dan nyeri sekujur tubuh, yang terasa lebih berat pada daerah punggung dan kaki.

Page 29: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

Gejala influenza dapat meliputi:• Demam dan perasaan dingin yang ekstrem (menggigil,

gemetar)• Batuk• Sumbatan hidung• Nyeri tubuh, terutama sendi dan tenggorok• Kelelahan• Nyeri kepala• Iritasi mata, mata berair• Mata merah, kulit merah (terutama wajah), serta kemerahan

pada mulut, tenggorok, dan hidung• Ruam petechiaePada anak, gejala gastrointestinal seperti diare dan nyeri abdomen (dapat menjadi parah pada anak dengan influenza B)

Page 30: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

Mekanisme Penularan• Shedding virus influenza (waktu di mana

seseorang dapat menularkan virus pada orang lain) dimulai satu hari sebelum gejala muncul dan virus akan dilepaskan selama antara 5 sampai 7 hari, walaupun sebagian orang mungkin melepaskan virus selama periode yang lebih lama. Orang yang tertular influenza paling infektif pada hari kedua dan ketiga setelah infeksi. Jumlah virus yang dilepaskan nampaknya berhubungan dengan demam, jumlah virus yang dilepaskan lebih besar saat temperaturnya lebih tinggi. Anak-anak jauh lebih infeksius dibandingkan orang dewasa dan mereka melepaskan virus sebelum mereka mengalami gejala hingga dua minggu setelah infeksi

Page 31: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

Mekanisme PenularanInfluenza dapat disebarkan dalam tiga cara utama:• Melalui penularan langsung (saat orang yang

terinfeksi bersin, terdapat lendir hidung yang masuk secara langsung pada mata, hidung, dan mulut dari orang lain)

• Melalui udara (saat seseorang menghirup aerosol (butiran cairan kecil dalam udara) yang dihasilkan saat orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau meludah)

• Melalui penularan tangan-ke-mata, tangan-ke-hidung, atau tangan-ke-mulut, baik dari permukaan yang terkontaminasi atau dari kontak personal langsung seperti bersalaman.

Page 32: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

Faktor risikoRisiko flu meningkat atau dapat berkomplikasi jika anda :•    Bayi atau anak-anak•    Berusia lebih dari 50 tahun• Memiliki penyakit yang kronis, seperti

diabetes atau penyakit jantung, penyakit ginjal atau paru-paru.

• Memiliki sistem imun yang lemah, seperti HIV AIDS

• Hamil ketika akan musim flu• Secara reguler melakukan kontak secara

dekat dengan bayi atau anak-anak.

Page 33: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

•   Pencegahana.     VaksinasiVaksinasi terhadap influenza dengan vaksin influenza sering direkomendasikan pada kelompok risiko tinggi, seperti anak-anak dan lansia, atau pada penderita asma, diabetes, penyakit jantung, atau orang-orang yang mengalami gangguan imun.

Pencegahan dan Pengobatan

b. Pengendalian InfeksiCara yang cukup efektif untuk menurunkan penularan influenza salah satunya adalah menjaga kesehatan pribadi dan kebiasaan higienis yang baik: seperti tidak menyentuh mata, hidung dan mulut; sering mencuci tangan (dengan air dan sabun, atau dengan cairan pencuci berbasis alkohol); menutup mulut dan hidung saat batuk dan bersin, menghindari kontak dekat dengan orang yang sakit; dan tetap berada di rumah sendiri saat sedang sakit. Tidak meludah juga disarankan.

Page 34: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

• PengobatanOrang yang menderita flu disarankan untuk banyak beristirahat, meminum banyak cairan, menghindari penggunaan alkohol dan rokok, dan apabila diperlukan, mengonsumsi obat seperti asetaminofen (parasetamol) untuk meredakan gejala demam dan nyeri otot yang berhubungan dengan flu.

• Terapi Obat1. Antipyretic 2. Agent adrenergic3. Agent antiinfektif 4. Imunisasi aktif

Page 35: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

2. batuk• Definisi Batuk

o Batuk merupakan refleks fisiologis kompleks yang melindungi paru dari trauma mekanik, kimia dan suhu.

o Batuk juga merupakan mekanisme pertahanan paru yang alamiah untuk menjaga agar jalan nafas tetap bersih dan terbuka dengan jalan mencegah masuknya benda asing ke saluran nafas dan mengeluarkan benda asing atau sekret yang abnormal dari dalam saluran nafas.

o Batuk menjadi tidak fisiologis bila dirasakan sebagai gangguan. Batuk semacam itu sering kali merupakan tanda suatu penyakit di dalam atau diluar paru dan kadang-kadang merupakan gejala dini suatu penyakit. Penularan penyakit batuk melalui udara (air borne infection).

Page 36: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

• Faktor Penyebab Batuk

Reflek batuk dapat ditimbulkan oleh :

o Rangsangan mekanis, misalnya asap rokok, debu, tumor

o Adanya perubahan suhu mendadako Rangsangan kimiawi, misalnya gas dan bau-

bauano Adanya peradangan / infeksio Reaksi alergi

Page 37: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

• Mekanisme Batuk Mekanisme batuk dapat dibagi menjadi empat

fase, yaitu :1. Fase iritasi

Iritasi dari salah satu saraf sensoris nervus vagus di laring, trakea, bronkus besar, atau serat afferen cabang faring dari nervus glosofaringeus dapat menimbulkan batuk.

2. Fase inspirasiPada fase inspirasi glotis secara refleks terbuka lebar akibat kontraksi otot abduktor kartilago aritenoidea. Inspirasi terjadi secara dalam dan cepat, sehingga udara dengan cepat dan dalam jumlah banyak masuk ke dalam paru

Page 38: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

3. Fase kompresiFase ini dimulai dengan tertutupnya glotis

akibat kontraksi otot adduktor kartilago aritenoidea, glotis tertutup selama 0,2 detik. Pada fase ini tekanan intratoraks meninggi sampai 300 cm H2O agar terjadi batuk yang efektif. Tekanan pleura tetap meninggi selama 0,5 detik setelah glotis terbuka . 4. Fase ekspirasi

Pada fase ini glotis terbuka secara tiba-tiba akibat kontraksi aktif otot ekspirasi, sehingga terjadilah pengeluaran udara dalam jumlah besar dengan kecepatan yang tinggi disertai dengan pengeluaran benda-benda asing dan bahan-bahan lain. Gerakan glotis, otot-otot pernafasan dan cabang-cabang bronkus merupakan hal yang penting dalam fase mekanisme batuk dan disinilah terjadi fase batuk yang sebenarnya.

Page 39: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx
Page 40: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

• Jenis-Jenis BatukBatuk berdasarkan waktu :1. Akut• Akut merupakan fase awal dan masih mudah buat

sembuh. Jangka waktunya kurang dari tiga minggu dan terjadi karena iritasi, bakteri, virus, penyempitan saluran nafas atas.

2. Subakut• Subakut adalah fase peralihan dari akut akan

menjadi kronis. Dikategorikan subakut bila batuk sudah 3-8 minggu. Terjadi karena gangguan pada epitel.

3. Kronis• Kronis adalah batuk yang sulit disembuhkan

dikarenakan penyempitan saluran nafas atas dan terjadi lebih dari delapan minggu. Batuk kronis biasanya adalah tanda atau gejala adanya penyakit lain yang lebih berat.

Page 41: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

Berdasarkan sebabnya

1. Batuk berdahak, • Jumlah dahak yang dihasilkan sangat banyak,

sehingga menyumbat saluran pernafasan. 2. Batuk kering• Batuk ini tidak mengeluarkan dahak. Tenggorokan

terasa gatal, sehingga merangsang timbulnya batuk. Batuk ini mengganggu kenyamanan, bila batuknya terlalu keras akan dapat memecahkan pembuluh darah pada mata.

3. Batuk yang khas• Batuk rejan, batuknya bisa berlangsung 100 hari.

Bisa menyebabkan pita suara radang dan suara parau.

Page 42: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

• Batuk penyakit TBC, berlangsung berbulan-bulan, kecil-kecil, timbul sekali-sekali, kadang seperti hanya berdehem. Pada TBC batuk bisa disertai bercak darah segar.

• Batuk karena asma, sehabis serangan asma lendir banyak dihasilkan. Lendir inilah yang merangsang timbulnya batuk.

• Batuk karena penyakit jantung lemah, darah yang terbendung di paru-paru, menjadikan paru-paru menjadi basah. Kondisi basah pada paru-paru ini yang merangsang timbulnya batuk.

• Batuk karena kanker paru-paru yang menahun tidak sembuh. Batuknya tidak tentu. Bila kerusakan paru-paru semakin luas, batuk semakin tambah.

• Batuk karena kemasukan benda asing, pada saat saluran pernafasan berusaha mengeluarkan benda asing maka akan menimbulkan batuk.

Page 43: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

• Gejala-Gejala yang Menyertai Batuk dan Pengobatannya

Gejala yang menyertai batuk pada umumnya disebabkan oleh influenza. Gejala tersebut antara lain :o demam yang tinggi disertai otot tubuh yang

kaku o bersin-bersino hidung tersumbato sakit tenggorokan

Namun batuk berdahak juga timbul akibat peradangan pada paru-paru.

Page 44: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

Jenis obat batuk berdasarkan jenis batuknya dapat dibagi dalam dua golongan obat :1. EkspetoranObat batuk ini ditujukan untuk jenis batuk berdahak, karena dapat mempertinggi sekresi saluran pernapasan atau mencairkan dahak. Kandungan obat batuk yang mungkin ada dalam jenis expectorantia ini adalah zat yang bersifat mencairkan dahak sehingga mudah dikeluarkan, misalnya :• guaiafenesin atau gliserin guaiacolat (GG)• ammonium klorida (NH 4 Cl)• kalium yodida (KI)

Obat batuk jenis ini seringkali dicampur dengan ramuan tumbuh-tumbuhan seperti jahe dan mint sehingga memberikan rasa hangat pada tenggorokan.

Page 45: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

2. Non-ekspektoran

Obat batuk ini ditujukan untuk jenis batuk kering. Ada dua golongan zat aktif yang biasa digunakan, yaitu :

• Golongan Alkaloid Morfin, seperti kodein, dionin, dan lain-lain. Obat ini bersifat narkotis dan menimbulkan ketagihan, karenanya hanya dapat dibeli dengan resep dokter.

• Golongan Non-Morfin, di mana jenis zat aktif ini tidak menimbulkan ketagihan seperti dextromethorphan (DMP). Untuk batuk yang yang disebabkan oleh infeksi/peradangan, diperlukan obat-obat antibiotik yang harus melalui pemeriksaan yang seksama oleh dokter.

Page 46: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

3. asma

• Definisi Asma Bronkial

• Asma adalah penyakit paru obstruktif, difus dengan hiperreaktivitas jalan napas terhadap berbagai rangsangan dan tingginya tingkat reversibilitas proses obstruktif, yang dapat terjadi secara spontan atau sebagai akibat pengobatan.

Page 47: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

• Etiologi Asma BronkialAdapun rangsangan atau faktor pencetus yang sering menimbulkan Asma adalah:• Faktor ekstrinsik (alergik) : reaksi alergik

yang disebabkan oleh alergen atau alergen yang dikenal seperti debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang.

• Faktor intrinsik(non-alergik) : tidak berhubungan dengan alergen, seperti common cold, infeksi traktus respiratorius, latihan, emosi, dan polutan lingkungan dapat mencetuskan serangan.

• Asma gabungan : Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan non-alergik

Page 48: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan Asma Bronkhial yaitu :

• Faktor predisposisi Genetik

Faktor yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi.

Page 49: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

•Faktor presipitasAlergenDimana alergen dapat dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:• Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan, misalnya: debu,

bulu binatang, serbuk bunga, bakteri, dan polusi• Ingestan, yang masuk melalui mulut, misalnya: makanan dan obat-

obatan.• Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulitPerubahan Cuaca• Atmosfer yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu

terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan mosim, seperti: musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin, serbuk bungan dan debu

Stres• Stres/gangguan emosi dapt menjadi pencetus serangan asma,

selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalamu stres/gangguan emosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena, jika stresnya belum diatasi maka gejala asma belum bisa diobati.

Olah Raga/Aktivitas Jasmani yang Berat• Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika

melakukan aktivitas jasmani atau olah raga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma karena aktivitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktivitas tersebut

.

Page 50: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

• Patologi Asma Bronkialo Asma ditandai 3 kelainan utama pada bronkus

yaitu bronkokonstriksi otot bronkus, inflamasi mukosa dan bertambahnya sekret yang berada di jalan nafas.

o Pada stadium permulaan terlihat mukosa jalan nafas pucat, terdapat edema dan sekresi lendir bertambah. Lumen bronkus dan bronkiolus menyempit akibat spasme. Terlihat kongesti pembuluh darah, infiltrasi sel eosinofil bahkan juga dalam sekret di dalam lumen saluran nafas. Bila serangan terjadi sering dan lama atau dalam stadium lanjut, akan terlihat deskuamasi epitel, penebalan membran hialin basal, hiperplasi serat elastin, hiperplasi dan hipertrofi otot bronkus dan jumlah sel goblet bertambah.

Page 51: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx
Page 52: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

• Patofisiologi Asma BronkialObstruksi saluran napas pada asma merupakan kombinasi spasme otot bronkus, sumbatan mukus, edema dan inflamasi dinding bronkus. Obstruksi bertambah berat selama ekspirasi karena secara fisiologis saluran napas menyempit pada fase tersebut. Dengan demikian penyempitan saluran napas pada asma akan menimbulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Gangguan ventilasi berupa hipoventilasi2. Ketidakseimbangan ventilasi perfusi di mana

distribusi ventilasi tidak setara dengan sirkulasi darah paru

3. Gangguan difusi gas di tingkat alveoli.Ketiga faktor tersebut akan mengakibatkan : hipoksemia, hiperkapnia, asidosis respiratorik pada tahap yang sangat lanjut.

Page 53: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

• Manifestasi klinis Asma Bronkial

• Secara umum gejala asma adalah sesak napas, batuk berdahak dan suara napas yang berbunyi ngik-ngik dimana seringnya gejala ini timbul pada pagi hari menjelang waktu subuh, hal ini karena pengaruh keseimbangan hormon kortisol yang kadarnya rendah ketika pagi dan berbagai faktor lainnya.

• Penderita asma akan mengeluhkan sesak nafas karena udara pada waktu bernafas tidak dapat mengalir dengan lancar pada saluran nafas yang sempit dan hal ini juga yang menyebabkan timbulnya bunyi ngik-ngik pada saat bernafas.

Page 54: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

• Pengobatan 1. Farmakologi

Tujuan utama dari berbagai macam pengobatan adalah pasien segera mengalami relaksasi bronkus. Terapi awal, yaitu:

• Memberikan oksigen pernasal • Antagonis beta 2 adrenergik (salbutamol mg

atau fenetoral 2,5 mg atau terbutalin 10 mg)

• Aminophilin intravena• Kortikosteroid hidrokortison 100-200 mg

intravena• Bronkodilator, untuk mengatasi obstruksi

jalan napas, termasuk didalamnya golongan beta adrenergik dan anti kolinergik.

Page 55: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

• Pengobatan secara sederhana atau non farmakologis

 • Fisioterapi dada dan batuk efektif

membantu pasien untuk mengeluarkan sputum dengan baik

• Latihan fisik untuk meningkatkan toleransi aktivitas fisik

• Berikan posisi tidur yang nyaman (semi fowler)

• Anjurkan untuk minum air hangat 1500-2000 ml per hari

• Usaha agar pasien mandi air hangat setiap hari

• Hindarkan pasien dari faktor pencetus

Page 56: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

4. sinus

• Definisi Sinusitis didefinisikan sebagai inflamasi/peradangan pada satu atau lebih dari sinus paranasal. Sinus merupakan suatu rongga atau ruangan berisi udara dengan dinding yang terdiri dari membran mukosa.

Page 57: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

• ETIOLOGI

1. Pada Sinusitis Akut, yaitu :a. Infeksi virusSinusitis akut bisa terjadi setelah adanya infeksi virus pada saluran pernafasan bagian atas (misalnya Rhinovirus, Influenza virus, dan Parainfluenza virus).b. BakteriDi dalam tubuh manusia terdapat beberapa jenis bakteri yang dalam keadaan normal tidak menimbulkan penyakit (misalnya Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae). Jika sistem pertahanan tubuh menurun atau drainase dari sinus tersumbat akibat pilek atau infeksi virus lainnya, maka bakteri yang sebelumnya tidak berbahaya akan berkembang biak dan menyusup ke dalam sinus, sehingga terjadi infeksi sinus akut.

Page 58: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

c. Infeksi jamurInfeksi jamur bisa menyebabkan sinusitis akut pada penderita gangguan sistem kekebalan, contohnya jamur Aspergillus.d. Peradangan menahun pada saluran hidungPada penderita rhinitis alergi dan juga penderita rhinitis vasomotor.1)   Septum nasi yang bengkok.2)   Tonsilitis yg kronik.

Page 59: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

     2. Pada Sinusitis Kronik, yaitu :

a.       Sinusitis akut yang sering kambuh atau tidak sembuh.b.      Alergic.       Karies dentis ( gigi geraham atas ).d.      Septum nasi yang bengkok sehingga menggagu aliran mucosa.e.       Benda asing di hidung dan sinus paranasal.f.       Tumor di hidung dan sinus paranasal.

Page 60: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

• Jenis-jenis penyakit sinusitis 1.Jenis penyakit sinus maksilaSinus maksila merupakan sinus paranasal terbesar dan berbentuk pyiramid, ostium sinus maksila berada di sebelah superior dinding medial sinus dan bermuara ke hiatus semilunaris melalui infundibulum etmoid.

2.Jenis penyakit sinus frontalSinus frontal yang terletak di os frontal mulai terbentuk sejak bulan ke empat fetus, berasal dari sel-sel resesus frontal atau dari sel-sel infundibulum etmoid. Sinus frontal kanan dan kiri biasanya tidak simetris, satu lebih besar dari lainya dan dipisahkan oleh sekat yang terletak di garis tengah..

Page 61: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

3.Jenis penyakit sinus etmoidDari semua sinus paranasal, sinus etmoid yang paling bervariasi dan akhir-akhir ini dianggap paling penting, karena dapat merupakan focus bagi sinus-sinus lainnya. Sedangkan unutuk ukuran posterior mencapai 5 cm,pada sinus etmod sangat berongga-rongga.

4.Sinus sfenoidUntuk Sinus sfenoid terletak dalam os sfenoid di belakang sinus etmoid posterior, sinus sfenoid dibagi dua oleh sekat yang disebut septum intersfenoid.Ukurannya :•2 cm tingginya•Dalamnya 2,3 cm•Lebarnya 1,7 cm•Volumenya bervariasi dari 5 sampai 7,5 mlpenyakit sinusitis ini disebabkan oleh aliran udara dari dan ke rongga sinus yang mengalami gangguan serta pengeluaran cairan mukus yang juga mengalami gangguan, hal ini bisa disebabkan oleh flu, alergi, demam dan bahan-bahan iritan yang bisa mengakibatkan pembengkakan di ostia sehingga terjadi jalan buntu pada lubang drainase yang akhirnya menyebabkan penyumbatan aliran sinus dan pengeluaran cairan mukus.

Page 62: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

• MANIFESTASI KLINIKKeluhan utama dari pasien bervariasi, akan tetapi semuanya berkaitan dengan nyeri dan tekanan pada sinus yang disertai dengan sakit kepala.1. Sinusitis Akuta. Sinus Maksilaris : Gejalanya berupa demam,

malaise, dan nyeri kepala yang tak jelas yang biasanya reda dengan pemberian analgetik biasa seperti aspirin. Wajah terasa bengkak, penuh dan gigi terasa nyeri pada gerakan kepala mendadak, dan sering kali terdapat nyeri pipi khas yang tumpul dan menusuk juga terkadang berbau busuk.

b. Sinusitis etmoidalis : Gejalanya berupa nyeri dan nyeri tekan di antara kedua mata dan diatas jembatan hidung, drainase dan sumbatan hidung.

c. Sinusitis Frontalis : Gejalanya berupa nyeri kepala yang khas berlokasi diatas alis dan biasa pada pagi hari dan memburuk pada tengah hari kemudian perlahan-lahan sampai menjelang malam.

d. Sinusitis Sfenoidalis : Gejalanya berupa nyeri kepala yang mengarah ke verteks kranium.

Page 63: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

2. Sinusitis KronisSering tidak nyeri dan sifatnya bisa menetap atau bisa juga hilang timbul (intermiten). Tekanan dan nyeri yang dirasa akan semakin memberat dalam 3-4 jam setelah bangun tidur, karena akumulasi eksudasi pada sinus. Gejala lainnya menunjukkan adanya demam, sakit tenggorokan, postnasal drips, dan aliran sekret dari nasal.

Page 64: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

• Patofisiologi

Kesehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostium-ostium sinus dan kelancaran klirens dari mukosiliar didalam komplek osteo meatal (KOM). Disamping itu mukus juga mengandung substansi antimikrobial dan zat-zat yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap kuman yang masuk bersama udara pernafasan.

Bila terinfeksi organ yang membentuk KOM mengalami oedem, sehingga mukosa yang berhadapan akan saling bertemu. Hal ini menyebabkan silia tidak dapat bergerak dan juga menyebabkan tersumbatnya ostium.

Efek awal yang ditimbulkan adalah keluarnya cairan serous yang dianggap sebagai sinusitis non bakterial yang dapat sembuh tanpa pengobatan. Bila tidak sembuh maka sekret yang tertumpuk dalam sinus ini akan menjadi media yang poten untuk tumbuh dan multiplikasi bakteri, dan sekret akan berubah menjadi purulen yang disebut sinusitis akut bakterialis yang membutuhkan terapi antibiotik.

Page 65: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

• Faktor Predisposisi

• Obstruksi mekanik seperti deviasi septum, hipertrofi konka media, benda asing di hidung, polip serta tumor di dalam rongga hidung merupakan faktor predisposisi terjadinya sinusitis. Selain itu rinitis kronis serta rinitis alergi juga menyebabkan obstruksi ostium sinus serta menghasilkan lendir yang banyak, yang merupakan media untuk tumbuhnya bakteri.

Page 66: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

Terapi Non Farmakologi Penyakit Sinusitis :

• Menghindari konsumsi produk susu yang berlebihan seperti yogurt, es cream, keju dan masih banyal lagi, karena hal ini akan membuat penimbunan lendir dalam sinus menjadi lebih banyak dan semakin parah.

• Buat lingkungan menjadi bersih, infeksi yang terjadi pada penderita penyakit sinus karena lingkungan yang kurang streil atau kurang bersih, nah agar infeksi tidak semakin parah, Anda harus rajin membersihkan lingkungan seperti dari debu, polusi dan masih banyak lagi.

• Hindari merokok, asap dari rokok mengandung toksin atau racun yang sangat membahayakan saluran pernapasan terutama untuk penderita sinusitis, maka dari itu jika menderita sinusitis hindari rokok mulai sekarang juga.

Page 67: ppt  patofisiologi kelompok IV (tdk tampil).pptx

Terapi Non Farmakologi Penyakit Sinusitis :• Konsumsi makanan higenis, makanan yang higenis atau

bersih akan sangat penting untuk mendukung proses penyembuhan dari penyakit sinusitis ini, konsumsilah makanan yang higenis seperti makanan yang telah terjamin mutunya.

• Bersihkan gigi secara rutin, lendir yang terdapat pada gigi juga akan ikut menyokong pegendapan yang terjadi pada tulang sinus, untuk menghindari hal tersebut terjadi, rutinlah membersihkan gigi dengan cara gosok gigi ataupun berkumur dengan cairan pembersih gigi.

• Jangan mengonsumsi makanan penyebab lendir menjadi banyak seperti es, makanan yang terlau pedas, makanan yang terlalu asin dan masih banyak lagi, karena hal tersebut akan memicu lendir menjadi banyak dan menyebabkan pengendapan yang lebih besar.