Ppt Ortho Final

105
FRACTURE AND DISLOCATION Atika Prisilia 030.07.038

description

ihh

Transcript of Ppt Ortho Final

FRACTURE AND DISLOCATIONAtika Prisilia030.07.038

Pendahuluan• Saat ini, penyakit muskuloskeletal telah menjadi masalah

yang banyak dijumpai di pusat-pusat pelayanan kesehatan di seluruh dunia.

• Penyebab fracture terbanyak adalah karena kecelakaan lalu lintas.

• Fracture pada anak mempunyai keistimewaan dibanding dengan dewasa, proses penyembuhannya dapat berlangsung lebih singkat dengan remodeling yang sangat baik.

Pendahuluan• Dislocasi sangat penting dikuasai oleh tenaga medis

terutama para profesional yang berkecimpung dalam dunia kedokteran.

• Dislocasi terjadi saat ligamen memberikan jalan sedemikian rupa sehingga tulang berpindah dari posisinya yang normal di dalam sendi.

• Dislocasi dapat disebabkan oleh faktor penyakit atau trauma karena didapat (acquired) atau karena sejak lahir (congenital).

Anatomi

• Sistem muskuloskeletal terdiri dari tulang, sendi, otot, dan struktur pendukung lainnya, seperti :

Tendon Ligamen Fasia Bursae

Tulang Axial skeleton tdd : kerangka os cranium & cervical,

skeletal, columna vertebrae, os costae, os hyoid & sternum

Apendicular skeleton tdd :

- Kerangka tulang lengan & kaki

- Extremitas atas → os scapula, os clavikula, os humerus, os ulna, os radius) & tangan (carpal, metacarpal, phalanx)

- Extremitas bawah → os pelvic, os femur, os patella, os tibia, os fibula) & kaki (tarsal, metatarsal, phalanx)

Jenis Tulang

TULANG PANJANG

Ada 3 pembuluh darah yang menyuplai tulang panjang :• Arteri kecil menembus tulang kompakta untuk menyuplai

canal & system Harvers.• Banyak arteri lebih besar menembus tulang kompakta

untuk menyuplai tulang spongiosa & sumsum tulang.• 1 atau 2 arteri besar menyuplai canal medulla. Arteri

nutrient yang masuk → foramen nutrient.

TULANG PENDEK

TULANG PIPIH

TULANG TIDAK BERATURAN

TULANG SESAMOID

Cranium

Cranium

TULANG BELAKANG

Columna vertebralis, tdd: 7 vertebra cervicales 12 vertebra thoracicae 5 vertebra lumbales Sacrum vertebra coccygeae

Tulang Rangka Manusia

Struktur Tulang

Tulang tersusun oleh :• jaringan tulang kompakta (cortical)• canselous (trabekular atau spongiosa)

Tulang kompakta secara makroskopis terlihat padat.

Akan tetapi jika diperiksa dengan mikroskop terdiri dari system Havers.

Sistem Havers tdd → Canal Havers

1 Canal Havers tdd → pembuluh darah, saraf, dan pembuluh limfe, lamela, lacuna dan canaliculi.

Tipe tulang berdasarkan jaringan penyusun & sifat fisiknya

TULANG RAWAN (CARTILAGO)• Tulang yang tidak mengandung pembuluh darah dan

saraf kecuali lapisan luarnya (perichondrium).• Bersifat lentur → tersusun atas zat interseluler

(condroithin sulfat) didalamnya : serabut colagen elastin. • Juga terdapat lakuna yang berisi chondrocyt.

Terbagi menjadi :

Tulang rawan hyaline• Mengandung serat-serat colagen dan chondrocyt.

• Dapat ditemukan pada : − laring− trakea− bronkus− ujung- ujung tulang panjang− tulang rusuk bagian depan− cuping hidung− rangka janin

Tulang rawan elastic

• Mengandung serabut-serabut elastis.

•Ditemukan pada : − daun telinga− tuba eustachi−laring

Tulang rawan fibrosa• Mengandung banyak bundle-bundle serat colagen → tulang rawan fibrosa sangat kuat dan lebih kaku

• Ditemukan pada : − discus antara tulang vertebrae− pada symphisis pubis diantara 2 os pubis

TULANG KERAS (OSTEON)• Tersusun atas sel, matriks protein, & deposit

mineral.• Terdiri atas 3 jenis sel :− Osteoblast− Osteocyt− Osteoclast

Jaringan Tulang

SENDI

Komponen penunjang sendi: Capsula sendi Ligamen Tulang rawan hyaline Cairan sinovial

Berdasarkan strukturnya, sendi dibedakan atas: Fibrosa Cartilago, terbagi menjadi 2 :− Synchondrosis− Symphisis Sendi Sinovial, struktur anatomi :− Ball and socket joint− Hinge joints− Biaxial joint− Pivot joint

 

Terdiri dari:

1. Sendi Synarthrosis

2. Sendi Amphiarthrosis

3. Sendi Diarthrosis/Sinovial, dapat membuat berbagai macam

gerakan, yaitu: abduksi, adduksi, extensi, flexi, dorso-flexi, plantar-

flexi, pronasi, supinasi, eversi, inversi, circumducsi, endorotasi, dan

exorotasi.

OTOTKelompok otot terdiri dari: Otot rangka (lurik) Otot visceral (polos) Otot jantung

STRUKTUR LAIN Ligamen Tendon Fascia Bursae

FISIOLOGI

• Tulang adalah bentuk khusus jaringan ikat dengan kerangka colagen yang mengandung garam Ca2+ dan PO43-, terutama hidroksiapatit. Sistem skelet (tulang) dibentuk oleh sebuah matriks dari serabut-serabut dan protein yang diperkeras dengan calsium, magnesium fosfat, dan karbonat.

• Matriks organik tdd : serat-serat colagen & medium gelatin homogen yang disebut substansi dasar. Substansi dasar ini tdd : cairan ekstraseluler + proteoglikan, khususnya chondroitinsulfat dan asam hialuronat yang membantu mengatur pengendapan calsium. Garam-garam tulang terutama terdiri dari calsium dan fosfat. Rumus garam utamanya dikenal sebagai hidroksiapatit.

• Kemampuan tulang melakukan regenerasi akibat adanya absorpsi-pengendapan tulang.

• Kecepatan absorpsi-pengendapan tulang yang berlangsung cepat, misalnya pada anak-anak, cenderung membuat tulang rapuh dibandingkan dengan absorpsi-pengendapan tulang yang lambat.

• Jadi, pada anak-anak akan terjadi regenerasi yang cepat apabila ada kerusakan.

Terdapat 206 tulang di tubuh yang diklasifikasikan menurut panjang, pendek, datar, dan tak beraturan, sesuai dengan bentuknya. Secara umum tulang mempunyai fungsi sebagai berikut(3):

• Tulang berperan dalam homoestasis Ca2+ dan PO43- secara keseluruhan.• Tulang berfungsi untuk melindungi organ vital.• Menahan jaringan tubuh dan memberi bentuk kepada kerangka tubuh• Melindungi organ ±organ tubuh (contoh cranium melindungi otak).• Untuk pergerakan (otak melekat kepada tulang untuk berkontraksi dan bergerak)• Merupakan tempat penyimpanan mineral, seperti calsium. • Hematopoiesis (tempat pembuatan sel darah merah dalam sumsum tulang).

FRACTURE

DEFINISI Terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang

umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Terputusnya kontinuitas struktur jaringan tulang atau tulang rawan

yang umumnya disebabkan trauma, baik trauma langsung maupun tidak langsung.

Patah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat menyebabkan patah tulang disertai luxatio sendi yang disebut fracture dislocasi.

KLASIFIKASI

Klasifikasi Fracture terbuka menurut Gustillo dan Anderson ( 1976 )

Klasifikasi lanjut fracture terbuka tipe III (Gustillo dan Anderson, 1976) 

Menurut Penyebab terjadinya :

• Fracture Traumatik : direct atau indirect

• Fracture Fatique atau Stress

• Trauma berulang, kronis, misal: fr. Fibula pd olahragawan

• Fracture patologis : biasanya terjadi secara spontan

 Menurut hubungan dengan jaringan ikat sekitarnya :

• Fracture Simple : fracture tertutup

• Fracture Terbuka : bone expose

• Fracture Komplikasi : kerusakan pembuluh darah, saraf, organ visera

Menurut Mansjoer (2000 : 346-347) dan menurut Appley Solomon (1995 : 238-239), Fracture

diklasifikasikan menjadi :

Berdasarkan garis patah tulang Greenstick Transversal Spiral Obliq Compressi Comminutiva Segmental

Berdasarkan bentuk patah tulang : Complete Incomplete Fracture compressi Avulsi Communited Simple Fracture dengan perubahan posisi Fracture tanpa perubahan posisi Fracture Complicata

ETIOLOGI

2 faktor mempengaruhi terjadinya fracture :

- Extrinsic

- Intrinsic Trauma langsung akibat benturan → garis fracture transversal dan

kerusakan jaringan lunak. Benturan yang lebih keras disertai dengan penghimpitan tulang →

garis fracture comminutiva diikuti dengan kerusakan jaringan lunak yang lebih luas.

Pada olahragawan, penari dan tentara dapat pula terjadi fracture pada tibia, fibula atau metatarsal yang disebabkan oleh karena trauma yang berulang (stress fracture).

Proses patologi pada tulang seperti tumor atau pada penyakit Paget dengan energi yang minimal saja akan mengakibatkan fracture.

PATOFISIOLOGI

Ada 2 mekanisme terjadinya fracture :

• Mekanisme direct force

• Mekanisme indirect force

MANIFESTASI KLINIS

Menurut Blach (1989) manifestasi klinik fracture adalah : Nyeri Gangguan fungsi Deformitas/kelainan bentuk Pemendekan (shortening) Krepitasi Bengkak Perubahan warna

DIAGNOSIS

Riwayat PenyakitAnamnesis terarah pada : Riwayat mekanisme cedera (posisi kejadian) Kejadian yang berhubungan dengan cedera Riwayat cedera atau fracture sebelumnya

LAIN-LAINRiwayat Penyakit Dahulu

Riwayat sosial ekonomi

Pekerjaan

Riwayat Pengobatan (obat-obatan yang dikonsumsi)

Riwayat Kebiasaan

Riwayat alergi

Riwayat osteoporosis

Pemeriksaan Fisika. Inspeksi / Look

Deformitas : angulasi, rotasi, pemendekan, pemanjangan, bengkak

Pada fracture terbuka : klasifikasi Gustilo

b. Palpasi / Feel ( nyeri tekan (tenderness), Krepitasi )

Status neurologis dan vaskuler di bagian distalnya perlu diperiksa.

Neurovaskularisasi bagian distal fracture meliputi : pulsasi arteri, warna kulit, pengembalian

cairan kapiler (Capillary refill test) sensasi

c. Gerakan / Moving

Keterbatasan pada pergerakan sendi yang berdekatan dengan lokasi fracture.

d. Pemeriksaan trauma di tempat lain : kepala, thorax, abdomen, pelvis

Pemeriksaan Penunjang

• Laboratorium : darah rutin, faktor pembekuan darah, golongan darah, cross-test, dan urinalisa.

• Radiologis untuk lokasi fracture harus menurut rule of two, terdiri dari :

- 2 gambaran, AP & lateral

- Memuat 2 sendi : proksimal & distal

- Memuat gambaran foto 2 extremitas : extremitas yang cedera & yang tidak terkena cedera (pada anak)

- 2 kali, yaitu sebelum & sesudah tindakan.

 

Pergeseran fragmen Tulang ada 4 :• Alignment: perubahan arah axis longitudinal, bisa membentuk sudut• Panjang : dapat terjadi pemendekan (shortening)• Aposisi : hububgan ujung fragmen satu dengan lainnya• Rotasi : terjadi perputaran terhadap fragmen proksimal

PENATALAKSANAAN

Pada pasien dengan politrauma, pemeriksaan awal menurut protokol

ATLS (Primary survey → ABCD), saat pasien stabil, lakukan secondary survey.

Prinsip : 4R1.Recognition

2.Reduction

3.Retention

4.Rehabilitation

Tujuan pengobatan fracture :

• Reposisi

• Imobilisasi / fiksasi

• Union

• Rehabilitasi

Jenis-jenis fiksasi

• External Fixation

• Internal Fixation

External Fixation

Bidai (Spalk)Gips (Plaster cast)Traksi

Jenis traksi :

- Traksi Gravitasi : U- Slab pada fracture humerus

- Skin traksi

- Skeletal traksi : K-wire, Steinmann pin atau Denham pin

OREF (Open Reduction External Fixation)

Gips (Plaster cast)

Bidai (Spalk)

U-Slab

O.R.E.F

Indikasi OREF : Fracture terbuka derajat III Fracture dengan kerusakan jaringan lunak yang luas Fracture dengan gangguan neurovaskuler Fracture Kominutif Fracture Pelvis Fracture infeksi yang kontraindikasi dengan ORIF Non Union Trauma multiple

Internal Fixation

• K-wire (Kirschner wire)

• Plate & Screw

• K-nail (Küntscher nail)O.R.I.F

K-Wire

Intraoperative X-Ray of a Humeus fixated by Kirschner

wires

Kirschner Wires used for fixation of a Colles Fracture

Indikasi K-wire : fixasi sementara selama beberapa operasi fixasi definitif jika fragment fracture kecil (misal wrist fracture atau

hand injuries) imobilisasi sendi sementara

ORIF (Open Reduction Internal Fixation)

• K-Nail (Intramedullary rod)• Plates & Screws

K- Nail

= Intramedullary rod

X-ray showing the proximal portion of a fractured tibia with an intramedullary nail

Indikasi :→ untuk fracture yang lebih kompleks atau lebih proksimal atau distal pada poros

Plate and Screw

Indikasi ORIF : Fracture yang tak bisa sembuh atau bahaya avasculair nekrosis tinggi

Fracture yang tidak bisa direposisi tertutup

Fracture yang dapat direposisi tetapi sulit dipertahankan. Misalnya fracture Monteggia, fracture Galeazzi, fracture antebrachii, dan fracture pergelangan kaki

Fracture yang berdasarkan pengalaman memberi hasil yang lebih baik dengan operasi, misalnya : fracture femur

Penyembuhan Fracture

1. Fase Hematoma

2. Fase Proliferasi Seluler Subperiosteal dan Endosteal

3. Fase Pembentukan Callus (fase union secara klinis)

4. Fase Konsolidasi (fase union secara radiologik)

5. Fase Remodelling

Komplikasi Fracture

• Komplikasi Umum- Syok karena perdarahan

- Koagulopati difus

- Gangguan fungsi pernafasan

- Emboli lemak

- Trombosis vena dalam (DVT)

- Tetanus

- Gas gangrene

• Komplikasi Lokal→ komplikasi dini

→ komplikasi lanjut

Terjadi dalam 24 jam pertama pasca trauma

Komplikasi Dini• Tulang• Jaringan lunak• Otot• Pembuluh darah → Compartement Syndrome

• Syaraf

Komplikasi Lanjut• Malunion• Delayed union• Non union• Osteomyelitis• Kekakuan sendi (stiffness)

Dislocasi

• Keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi)

• Suatu keadaan keluarnya (bercerainya) caput sendi dari mangkuknya

• Bila terjadi fracture di dekat sendi atau mengenai sendi disertai luxatio sendi yang disebut fracture dislocasi

Etiologi & Kalsifikasi

• Dislocasi Traumatic• Dislocasi Congenital → Congenital Hip Dislocation

• Dislocasi Spontan / patologik- Acute

- Chronic

- Berulang → habitual dislocation

Diagnosis

• Anamnesis ( riwayat trauma, mekanisme trauma)

• Pemeriksaan Klinis- Deformitas

- Bengkak

- Nyeri

- Functiolaesa

• Pemeriksaan Radiologis

Congenital Hip Dislocation• Bayi ditidurkan dengan kedua kaki diflexikan

• Tekan secara lembut pada lutut kearah meja periksa,

sedangkan lutut dan pahanya diabduksikan secara

manual pada saat yang bersamaan bagian proksimal

paha ditekan keatas dan medial

•Tekanan pada lutut yang arahnya kebawah dapat

menyebabkan dislocasi total pada panggul yang

mengalami gangguan

• Pada waktu paha diabduksikan, panggul terasa

tereduksi secara spontan + bunyi “KLIK“ kemudian

dengan adduksi panggul dapat dirasakan dislocasinya

• Tes Ortolani Positif

Komplikasi

• Komplikasi Dini- Cedera saraf : n. axillaris dapat cedera

- Cedera pembuluh darah : a. axillaris dapat rusak

- Fracture dislocasi

• Komplikasi Lanjut- Kekakuan sendi bahu (frozen shoulder)

- Dislocasi yang berulang: terjadi kalau labrum glenoid robek atau

capsul terlepas dari bagian depan leher glenoid

- Kelemahan otot

Penatalaksanaan

• Reposisi segera

• Reduksi

• Immobilisasi

Dislocasi Sendi Bahu

Tanda-tanda :• Sendi bahu tidak dapat digerakakkan• Korban mengendong tangan yang sakit dengan yang

lain• Korban tidak bisa memegang bahu yang berlawanan• Kontur bahu hilang, bongkol sendi tidak teraba pada

tempatnya

Hennepin Technique

Stimson Technique

Dislocasi sendi panggul

Tanda klinis : Kaki lebih pendek dibanding yang tidak

dislocasi Caput femur terapa pada panggul Nyeri saat pinggul digerakkan

Fracture Pada Anak

• Fracture pada anak mempunyai keistimewaan dibanding dengan dewasa

• Perbedaan → adanya growth plate (epiphyseal plate) pada tulang anak-anak

• Growth plate tersusun atas cartilago (bagian terlemah pada tulang anak terhadap suatu trauma.

• Cedera pada growth plate dapat menyebabkan deformitas. • Growth plate juga membantu remodeling yang lebih baik

dari suatu fracture

Anatomi & Fisiologi

• Perbedaan mendasar Pada anak-anak antara epiphysis dan metaphysis terdapat epiphyseal plate sebagai daerah pertumbuhan congenital

• Epiphyseal plate ini akan menghilang pada dewasa, pada saat itulah pertumbuhan memanjang tulang akan berhenti

Perbedaan biomekanik tulang anak-anak

dibandingkan orang dewasa• Biomekanik Tulang → Tulang anak-anak sangat porous, cortex berlubang-lubang & sangat

mudah dipotong oleh karena canalis Haversian menduduki sebagian besar tulang sehingga, tulang anak-anak dapat menerima toleransi yang besar terhadap deformasi tulang

• Biomekanik Epiphyseal Plate → Epiphyseal plate merupakan tulang rawan yang melekat pada epiphysis

(bagian luar : periosteum ; bagian dalam : procesus mamilaris) Untuk memisahkan metaphysis dan epiphysis diperlukan kekuatan yang besar

• Biomekanik Periosteum → Periosteum pada anak sangat kuat, tebal & tidak mudah mengalami

robekan

Perbedaan fisiologi tulang anak dibanding dewasa, yaitu :

• Pertumbuhan berlebihan (over growth)

• Deformitas yang progresif

• Fracture total

Karakteristik struktur dan fungsi tulang anak yang membuatnya berbeda :

• Remodelling Tulang immatur melakukan remodelisasi jauh lebih baik karena adanya

aktivitas dari populasi sel yang banyak, kerusakan pada tulang dapat

diperbaiki lebih baik

Flexibilitas yang tinggi → kemampuan seperti “biological plasticity”.

Menyebabkan tulang anak-anak dapat membengkok tanpa patah atau

hancur → gambaran fracture yang unik (fracture buckle atau greenstick)

• Ligament Tensile strength (kekuatan tegangan) pada ligamen anak-anak dan

dewasa secara umum sama

• Periosteum Lapisan fibrosa dense (bagian terluar tulang) yang pada anak-anak

secara signifikan lebih tebal daripada dewasa

fracture tidak cenderung untuk mengalami displace seperti pada

dewasa & sembuh lebih cepat secara signifikan

• Growth Plate → secara histologik terdiri dari 4 lapisan :

Resting zone Proliferating zone Hypertrophic zone Calcified zone

Etiologi

• Trauma (langsung & tidak langsung)

• Non Trauma

• Stress Fracture

Klasifikasi

1) Klasifikasi Radiologi• Fracture Buckle atau torus• Tulang melengkung• Fracture green-stick• Fracture total

2) Klasifikasi Anatomis• Fracture epiphysis• Fracture epiphyseal plate• Fracture metaphysis• Fracture diaphysis

3) Klasifikasi Klinis• Traumatik• Patologik• Stress

• Fracture khusus pada anak– Fracture akibat trauma kelahiran– Fracture Shalter-Harris (ada 5 tipe)

Tipe 1 : Epiphysis dan epiphyseal plate lepas dari metaphysis tetapi masih utuh.

Tipe 2 : Garis fracture melalui sepanjang epiphyseal plate dan membelok ke metaphysis →

tanda Thurston-Holland

Tipe 3 : Garis fracture mulai permukaan sendi melewati epiphyseal plate kemudian sepanjang

garis epiphyseal plate

Tipe 4 : Merupakan fracture intra-intraartikuler yang melalui permukaan sendi memotong

epiphysis serta seluruh lapisan epiphyseal plate dan berlanjut pada sebagian metaphysis

Tipe 5 : Terdapat compressi pada sebagian epiphyseal plate yang menyebabkan kematian dari

sebagian epiphyseal plate tersebut

Ada 2 jenis fracture khusus pada anak yaitu di daerah epiphysis dan

di epiphyseal plate :

• Fracture avulsi akibat tarikan ligamen

• Fracture compressi yang bersifat komunitif

• Fracture osteokondral

Diagnosa

• Anamnesis Pada anak : Alloanamnesis Riwayat trauma : waktu terjadinya, cara terjadinya, posisi penderita &

lokasi trauma

• Pemeriksaan fisik Look (Inspeksi) : deformitas, bengkak atau kebiruan,

functiolaesa Feel (Palpasi) : tenderness, krepitasi, nyeri sumbu Move (Gerakan)

Tambahan : pemeriksaan trauma di tempat lain & pemeriksaan komplikasi fracture

• Pemeriksaan penunjang → radiologis

Penyembuhan fracture pada anak

Penyembuhan fracture tulang cortical :

1) Fase hematoma

2) Fase proliferasi seluler subperiosteal dan endosteal

3) Fase pembentukan callus (fase union secara klinis)

4) Fase konsolidasi (fase union secara radiologik)

5) Fase Remodelling

Penyembuhan tulang canselous :Terjadi cepat karena beberapa faktor →

• Vaskularisasi yang cukup

• Terdapat permukaan yang lebih luas

• Kontak yang baik memberikan kemudahan vaskularisasi yang cepat

• Hematoma memegang peranan dalam penyembuhan fracture

→ Penyembuhan fracture pada daerah tulang kanselosa melalui proses pembentukan callus interna dan endosteal

Penyembuhan fracture tulang rawan persendian :• Tulang rawan hialin permukaan sendi sangat terbatas

kemampuannya untuk regenerasi• Pada fracture intraartikuler, penyembuhan tidak terjadi

melalui tulang rawan hialin, tetapi terbentuk melalui fibrocartilago

Waktu penyembuhan fracture

• Waktu penyembuhan tulang pada anak-anak jauh lebih cepat daripada orang dewasa

• Waktu penyembuhan anak secara kasar adalah setengah kali waktu penyembuhan pada orang dewasa

Penatalaksanaan fracture

Konservatif• Proteksi saja (mitella)• Immobilisasi saja tanpa reposisi• Reposisi tertutup dan fixasi dengan gips Misal : fr. supracondylair, colles & smith

• Traksi

Traksi pada anak

→Pada anak-anak dipakai traksi kulit (traksi Hamilton Russel/traksi Bryant)

Traksi kulit terbatas untuk 4 minggu dan beban < 5 kg

→ Untuk orang dewasa traksi definitif harus traksi skeletal berupa balanced traction

Traksi kulit pada tungkai

Penatalaksanaan fracture anak

Fracture Clavicula Letak tersering : antara 1/3 medial & lateral Pasien akan menderita nyeri pada pergerakan bahu & leher Pembengkakan local & krepitus dapat tampak Penatalksanaan

Fracture clavicula pada neonatus biasanya tidak memerlukan terapi lebih lanjut Pada anak yang lebih tua → imobilisasi bahu (dengan balutan seperti kain

gendongan atau yang mampu menyandang/memfixasi bagian lengan bawah dalam posisi horizontal melawan batang tubuh)

Fracture clavicula biasanya sembuh dengan cepat dalam 3-6 minggu

Fracture proximal humerus

Akibat jatuh ke belakang dalam lengan yang extensi

Cedera neurovaskular jarang

Kerusakan n. axillaris dicurigai jika pasien merasakan fungsi deltoid

yang tidak normal dan parestesia/anesthesia sepanjang bahu lateral

Penatalaksanaan dengan immobilisasi lengan dengan “sling-and

swathe” (balutan papan elastis yang memfixasi humerus melawan

tubuh) selama 3-4 minggu

Fracture supracondylair humeri Fracture siku yang paling sering pada anak-anak Terjadi sering pada usia antara 3 -10 tahun Compartment syndrome pada lengan bawah volar dapat terjadi

dalam 12-24 jam Volkmann’s ischemia contracture karena ischemia

intracompartement dapat mengikuti Pin sering digunakan untuk memfixasi fracture setelah reduksi

terbuka atau tertutup Fracture supracondylair yang umumnya tanpa gangguan

neurovaskular → dibidai dengan posisi siku flexi 90o & lengan bawah dibidai dalam pronasi / posisi netral.

Fracture condylus lateral

Akibat jatuh dimana caput radialis pindah ke capitellium humerus

Resiko tinggi malunion dan nonunion pada fracture ini tinggi

Karena growth plate dan permukaan sendi displaced, reduksi

terbuka dan fixasi dengan pin perkutaneus mungkin diperlukan

Gips tanpa pinning mungkin cukup memuaskan untuk fracture non-

displaced

Fracture caput radialis

Diagnosis secara klinis, sulit untuk terlihat dengan X-ray

Nyeri berat tersering → saat supinasi / pronasi

Nyeri ringan → saat flexi / extensi siku

Collum radius dapat mengalami angulasi hingga 70o-80o

Angulasi 45o atau kurang biasanya akan remodel secara spontan

Manipulasi tertutup diperlukan pada angulasi yang lebih besar

Fracture buckle / torus Tersering : metaphysis radius distal Jatuh bersandar dengan pergelangan tangan dalam dorsoflexi Fracture impaksi & terdapat pembengkakan jaringan lunak Sering disertai fracture ulna distal Penatalaksanaan dengan short-arm cast (gips lengan pendek) Fracture biasanya sembuh dalam 3-4 minggu

Fracture monteggia / galeazzi

Monteggia : fracture pada pertengahan atau

proximal ulna dengan dislocasi kaput radius

→ Tx : Reduksi tertutup & gips ulna

Galeazzi : fracture radius yang lebih distal

dengan dislocasi distal radioulnar joint

→ Tx : O.R.I.F (plates & screw)

Rontgen Fracture Galeazzi Variasi Fracture Monteggia

Fracture panggul, collum femur, dan shaft femur

Fracture panggul biasanya akibat kecelakaan kendaraan bermotor,

kecelakaan saat bersepeda, atau jatuh dari ketinggian

Pasien tampak nyeri dengan pergerakan panggul yang pelan

Pada anak resiko tinggi → nekrosis vascular & gangguan pertumbuhan

Fracture collum femur : fracture yang tidak stabil & risiko tinggi (kaya akan

pembuluh darah)

Penatalaksanaan sebagai emergensi dengan ORIF dengan screw untuk

menstabilisasi

• Fracture shaft femur → pemendekan dan angulasi ke longitudinal

akibat tarikan otot dan spasme

• Restorasi panjang dan alignment dicapai dengan traksi longitudinal

• Overgrowth kira-kira 1-2,5 cm sering terjadi pada fracture femur

pada anak-anak antara 2-10 tahun

• Gips digunakan pada kelompok usia ini untuk pemendekan

beberapa sentimeter

• Penyambungan solid (union) biasanya tercapai dalam 6 minggu

Terapi operatif

a. Reposisi secara tertutup : dengan bimbingan radiologis (image intensifier, C-arm)

b. Terapi operatif– O.R.I.F– Excisional Arthroplasty– Excisi fragmen & pemasangan

endoprosthesis

Pengobatan Fracture Terbuka

Tindakan sudah harus dimulai dari fase pra-rumah sakit :• Pembidaian• Menghentikan perdarahan dengan perban tekan• Menghentikan perdarahan besar dengan klem

→ Tindakan life-saving harus selalu didahulukan dalam kerangka kerja terpadu (team work)

Kesimpulan

Fracture atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa

Dislocasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis

Fracture pada anak mempunyai keistimewaan dibanding dengan dewasa, proses penyembuhannya dapat berlangsung lebih singkat dengan remodeling yang sangat baik, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan anatomi, biomekanik serta fisiologi tulang anak yang berbeda dengan tulang orang dewasa

Daftar Pustaka

• Apley, A.Graham. Buku Ajar Ortopedi dan Fracture Sistem APLEY. Ed.7. Jakarta : Widya Medika.1995

• Bagian Bedah Staf Pengajar Fakultas kedokteran Universitas Indonesia. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta : Binarupa Aksara.1995.

• Cole, Warren H and Zollinger Robert M. Textbook of Surgery, Ninth Edition. New York: Meredith Corporation.

• Salter Robert bruce. 1999. Textbook of Disorder and Injuries of the Musculoskeletal System, 3rd-ed. Baltimore: Williams & Wilkins.

• Rasjad, Chairuddin. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Jakarta : PT. Yarsif Watampone. 2007

• Reksoprodjo, S, Pemeriksaan Orthopaedi dalam Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah FKUI, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta, 1995, hal : 453-471.

• Sjamsuhidajat R, De Jong Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.2004.

• Schwartz, Shires, Spencer. Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah, Edisi 6. Jakarta : EGC.2000.

• Sabiston, David C. Buku Ajar Bedah bagian 2. Jakarta: EGC 1994.

• http://orthoinfo.aaos.org

• www.bedahugm.com

• www.emedicine.com