Ppt klmpok

23
PENDEKATAN KONSELING GESTALT Oleh : Indah Nurul Safitri 1113500094 Alimaturrofi Hendiyani 1113500100 Zaudika Riko 1113500023 Eka Fitriana 111350015 Siska Melia Enus 1113500142 Dede Imam

Transcript of Ppt klmpok

PENDEKATAN KONSELING

GESTALTOleh :

Indah Nurul Safitri 1113500094 Alimaturrofi Hendiyani 1113500100Zaudika Riko 1113500023Eka Fitriana 111350015Siska Melia Enus 1113500142Dede Imam

Arti kata Gestalt

“Gestalt” berasal dari bahasa Jerman yang berarti meresepsikan suatu bentuk, maka bentuk itu tidak pernah tampil bagian per bagian tapi selalu sebagai keseluruhan.

Pendekatan Konseling

gestalt

suatu pendekatan eksistensial yang

menekankan kesadaran di sini dan

sekarang.

Pendekatan konseling gestalt dikembangkan oleh

Frederick S.Pearl (1894-1970) yang didasari oleh

empat aliran : psikoanalisis,

fenomenologis, dan eksistensialisme.

• Dalam hubungannya dengan perjalanan kehidupan manusia :

tidak ada yang “ada” kecuali “sekarang”.

Masa lalu telah pergi dan masa depan belum dijalani, oleh karena itu yang menentukan kehidupan manusia adalah masa sekarang.

KONSEP DASAR

• Dalam pendekatan Gestalt terdapat konsep tentang urusan yang tak selesai, yakni mencakup perasaan-perasaan yang tidak terungkap. Seperti marah, dendam, benci, sakit hati

• Setiap individu memiliki kemampuan untuk menerima tanggung jawab pribadi & dorongan

mengembangan kesadaran.

• manusia aktif terdorong kearah keseluruhan dan integrasi pemikiran, perasaan, dan tingkah

lakunya.

Selanjutnya

ASUMSI TINGKAH LAKU BERMASALAH

Under dog adalah keadaan defensif, membela diri, tidak berdaya, lemah, pasif,

ingin dimaklumi.

Individu bermasalah karena terjadi pertentangan antara kekuatan “top dog” dan keberadaan “under

dog”

Top dog adalah kekuatan yang mengharuskan, menuntut, mengancam

Perkembangan yang terganggu karena terjadi ketidakseimbangan antara apa-apa yang harus (self-image) dan apa-apa yang diinginkan (self)

Ketidakmampuan individu mengintegrasikan pikiran, perasaan, dan tingkah lakunya

Terjadi pertentangan antara keberadaan sosial dan biologis

Mengalami gap atau kesenjangan sekarang dan yang akan datang.

Melarikan diri dari kenyataan yang harus dihadapi

Kepribadian kaku (rigid)

Tidak mau bebas-bertanggung jawab, ingin tetap tergantung

Menolak berhubungan dengan lingkungan

Memeliharan unfinished bussiness

Menolak kebutuhan diri sendiri

Melihat diri sendiri dalam kontinum “hitam-putih”

Spektrum tingkah laku bermasalah meliputi :

Tujuan Konseling

TUJUAN UMUM :

Membantu klien agar berani menghadapi tantangan dan kenyataan yang harus dihadapi

Klien dapat berubah dari ketergantungan terhadap lingkungan/orang lain menjadi percaya pada diri, dapat berbuat lebih banyak untuk meingkatkan kebermaknaan hidupnya.

Tujuan Konseling

TUJUAN KHUSUS :1. Membantu klien agar dapat memperoleh kesadaran pribadi, memahami kenyataan dan realitas 2. Membantu klien menuju pencapaian integritas kepribadiaannya

3. Mengentaskan klien dari kondisinya yang tergantung pada pertimbangan orang lain ke mengatur diri sendiri ( to be true to himself )

4. Meningkatkan kesadaran individual agar klien dapat bertingkah laku menurut prnisip-prinsip gestalt, semua situasi bermasalah (unfisihed bussines) yang muncul dan selalu akan muncul dapat diatasi dengan baik.

Peran konselor dalam Pendekatan Gestalt

Memfokuskan pada perasaan klien, kesadaran pada saat yang sedang berjalan, serta hambatan terhadap kesadaran

Tugas terapis adalah menantang klien sehingga mereka mau memanfaatkan indera mereka sepenuhnya dan berhubungan dengan pesan-pesan tubuh mereka

Menaruh perhatian pada bahasa tubuh klien, sebagai petunujk non verbal

Secara halus berkonfrontasi dengan klien guna untuk menolong mereka menjadi sadar akan akibat dari bahasa mereka

Deskripsi Proses

Konseling

Fokus utama konseling : bagaimana keadaan klien sekarang serta hambatan-hambatan apa yang muncul dalam kesadarannya

Tugas konselor : mendorong klien untuk dapat melihat kenyataan yang ada pada dirinya dan mau mencoba menghadapinya

Klien bisa diajak untuk memilih dua alternatif, menolak kenyataan yang ada pada dirinya atau membuka diri untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya sekarang

Pada saat klien mengalami gejala kesesatan dan klien menyatakan kekalahannya terhadap lingkungan dengan cara mengungkapkan kelemahannya, dirinya tidak berdaya, bodoh, atau gila

Konselor membantu membuat perasaan klien untuk bangkit dan mau menghadapi ketersesatannya sehingga potensinya dapat berkembang lebih optimal

FASE-FASE PROSES KONSELING

FASE PERTAMA Membentuk pola pertemuan konseling agar tercapai situasi

yang memungkinkan perubahan-perubahan pada klien.

Pola yang diciptakan berbeda pada tiap klien, karena masing-masing memiliki keunikan sebagai individu serta memiliki kebutuhan yang bergantung pada masalah yang aharus dipecahkan.

Situasi ini mengandung komponen emosional dan infuitif.

FASE KEDUA konselor berusaha meyakinkan dan

mengkondisikan klien untuk mengikuti prosedur yang telah ditetapkan sesuai dengan kondisi klien. Ada dua hal yang dilakukan konselor :

Membangkitkan motivasi klien.

Dengan memberikan

kesempatan untuk menyampaikan

ketidaksenangannya atau

ketidakpuasannya.

Membangkitkan dan

mengembangkan otonomi klien dan

menekankan kepada klien bahwa klien boleh menolak

saran-saran konselor asal dapat

mengemukakan alasan-alasannya

secara bertanggung jawab.

FASE KETIGA

Klien didorong untuk menyatakan perasaan-perasaannya pada pertemuan-pertemuan konseling saat ini bukan menceritakan pengalaman masa lalu atau harapan masa datang

Klien diberi kesempatan untuk mengalami kembali segala perasaan dan perbuatan pada masa lalu, dalam situasi di sini dan saat ini.

Konselor berusaha menemukan celah-celah kepribadian atau aspek-aspek kepribadian yang hilang, dari sini dapat ditentukan apa yang harus dilakukan.

FASE KE EMPAT

Setelah klien memperoleh pemahaman dan penyadaran tentang dirinya, tindakan dan perasaannya maka konseling sudah sampai tahap akhir.

Klien secara sadar dan bertanggung jawab memutuskan untuk “melepaskan” diri dari konselor, dan siap untuk mengembangan potensi.

Klien telah memiliki kepercayaan pada potensinya, selalu menyadari dirinya, sadar dan bertanggung jawab atas sifat otonominya, perbuatannya, perasaan- perasaannya, dan pikiran-pikirannya.

Klien menunjukkan ciri-ciri yang menunjukkan integritas kepribadiannya sebagai individu yang unik dan manusiawi.

TEKNIK KONSELING GESTALT

A. PENEKANAN TANGGUNG JAWAB KLIEN

Yaitu konselor menekankan agar klien mengambil tanggung jawab atas tingkah lakunya.

B. ORIENTASI SEKARANG DAN DISINI

Yaitu dalam proses konseling, konselor tidak merekonstruksi masa lalu atau motif-motif tidak sadar tapi memfokuskan keadaan sekarang

C. ORIENTASI EKSPERIENSIAL

Yaitu teknik yang dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran klien tentang diri sendiri & masalahnya

Menolak ketidak berdayaan sbg alasan untuk tidak berubah

KELEBIHAN PENDEKATAN GESTALT

Menangani masa lampau dengan membawa aspek-aspek masa lampau yang relevan ke

saat sekarang

Menekankan klien untuk menemukan makna dan

penafsiran sendiri

Memberikan perhatian terhadap pesan-pesan

nonverbal & pesan-pesan tubuh

A Kecerdasan Visual & Spasial

Kelebihan Pendekatan Gestalt

Kurang memperhatikan faktor kognitif

Menekankan tanggung jawab atas diri sendiri & mengabaikan tanggung

jawab pd orang lain

Penggunaan teknik-teknik Gestalt mjd tidak

produktifbila dikembangkan secara mekanis

Klien sering bereaksi negatif terhadap sejumlah teknik gestalt krn merasa dirinya

dianggap anak kecil/