Ppt Keratitis

51
KERATITIS Created By : Seventh Team

Transcript of Ppt Keratitis

Page 1: Ppt Keratitis

KERATITIS

Created By :

Seventh Team

Page 2: Ppt Keratitis

CREATED BY :

1. Ignes Monasita 2. Iin Dewi Maimunah TN 3. Johan Nasrul P 4. Riski Nurkusuma A 5 Umi Uswatun K 6. Yuliana Widya N

Page 3: Ppt Keratitis

DEFINISI

Keratitis adalah peradangan pada salah satu dari kelima lapisan kornea. Peradangan tersebut dapat terjadi di epitel, membran Bowman, stroma, membran Descemet, ataupun endotel. Peradangan juga dapat melibatkan lebih dari satu lapisan kornea.

Page 4: Ppt Keratitis

ETIOLOGI Bakteri, seperti: Staphylococcus, streptococcus,

pseudomonas dan pneumococcus Virus, seperti: Virus herpes simpleks tipe I ( paling

sering) dan virus herpes zoster Jamur, seperti: Candida dan aspergillus Hipersensitif: toksin/allergen Gangguan nervus trigeminus Idiopatik Kekeringan pada mata Benda asing yang masuk ke mata, reaksi alergi atau

mata yang terlalu sensitif terhadap kosmestik mata, debu, polusi atau bahan iritatif lain

Kekurangan vitamin A dan penggunaan lensa kontak yang kurang baik.

Page 5: Ppt Keratitis

KLASIFIKASIBERDASARKAN LAPISAN YANG TERKENA KERATITIS DIBEDAKAN MENJADI :

Keratitis Pungtata Keratitis yang terkumpul didaerah bowman, dengan

infiltrat yang berbentuk bercak-bercak halus. Keratitis pungtata superfisial memberikan gambaran seperti infiltrat halus bertitik-titik pada permukaan kornea. Merupakan cacat halus kornea superfisial dan hijau bila diwarnai fluoresein. Sedangkan keratitis pungtata sub epitel adalah keratitis yang terkumpul di daerah membran Bowman.

Page 6: Ppt Keratitis

LANJUTAN..........

Keratitis Marginal Merupakan infiltrat yang tertimbun di tepi

kornea sejajar dengan limbus. Penyakit infeksi lokal konjungtiva dapat menyebabkan keratitis kataral atau keratitis marginal ini. Keratitis marginal kataral biasanya terdapat pada pasien setengah umur dengan blefarokonjungtivitis.

Page 7: Ppt Keratitis

Keratitis interstisial Adalah keratitis yang ditemukan pada

jaringan kornea yang lebih dalam. Keratitis intertistiel merupakan keratitis non supuratif profunda disertai dengan neovaskularisasi.

Page 8: Ppt Keratitis

BERDASARKAN PENYEBABNYA KERATITIS DIBEDAKAN MENJADI :

Keratitis Bakteri Keratitis Jamur Keratitis Virus Keratitis Herpetika Keratitis Alergia

Page 9: Ppt Keratitis

BERDASARKAN BENTUK KLINISNYA, KERATITIS DIBEDAKAN MENJADI ;

Keratitis Flikten

Keratitis Sika

Keratitis Neuroparalitik

Keratitis Numuralis

Page 10: Ppt Keratitis

MANIFESTASI KLINIS Mata sakit, gatal dan silau Gangguan penglihatan (visus menurun) Mata merah dan bengkak Hiperemi konjungtiva Merasa kelilipan Gangguan kornea (sensibilitas kornea yang hipestesia) Fotofobi, lakrimasi, blefarospasme Pada kelopak terlihat vesikel dan infiltrat filament pada kornea. Inflamasi bola mata yang jelas Terasa benda asing di mata Cairan mokopurulen dengan kelopak mata saling melekat saat bangun Ulserasi epitel Hipopion (terkumpulnya nanah dalam kamera anterior) Dapat terjadi perforasi kornea Ekstrusi iris dan endoftalmitis Mata berair Kehilangan penglihatan bila tidak terkontrol

Page 11: Ppt Keratitis

PATOFISIOLOGI

Page 12: Ppt Keratitis

PENATALAKSANAAN Pemberian antibiotik, air mata buatan Pada keratitis baketri diberikan gentamisin

15mg/ml, tobramisin 15 mg/ml, atau seturoksim 50 mg/ml. Untuk hari-hari pertama diberikan setiap setengah jam. Kemudian diturunkan menjadi setiap jam sampai 2 jam bila membaik. Ganti obatnya bila resisten atau tidak terlihat membaik.

Perlu diberikan sikloplegik untuk menghindari terbentuknya snekia posterior dan mengurangi nyeri akibat spasme siliar

Pada keratitis jamur, sebagai terapi awal diberikan ekonazol 1 % yang berspektrum luas.

Debridement Antivirus, antiinflamasi dan analgetik

Page 13: Ppt Keratitis

KOMPLIKASI

Gangguan refraksi Jaringan parut permanent Ulkus kornea Perforasi kornea Glaukoma sekunder 

Page 14: Ppt Keratitis

Keratitis Bakteri

Page 15: Ppt Keratitis

TERAPI KERATITIS

Topikal Terapi keratitis bakterial sebelumnya adalah tetes

mata fortified seperti 5% cefazoline dan 1% gentamicin, namun terapi ini memiliki biaya yang mahal dan kurang nyaman digunakan oleh pasien.

Page 16: Ppt Keratitis

Terapi Kortikosteroid Terapi topikal kortikosteroid memiliki peran

bermanfaat dalam mengobati beberapa kasus menular keratitis. Keuntungan potensial adalah penekanan peradangan dan pengurangan pembentukan jaringan parut pada kornea, yang dapat menyebabkan kehilangan penglihatan. Antara kerugiannya pula termasuk timbulnya aktivitas infeksi baru, imunosupresi lokal, penghambatan sintesis kolagen dan peningkatan tekanan intraokular

Page 17: Ppt Keratitis

KOMPLIKASI

Komplikasi yang paling ditakuti dari keratitis bakteri ini adalah penipisan kornea, dan akhirnya perforasi kornea yang dapat mengakibatkan endophthalmitis dan hilangnya penglihatan.

Page 18: Ppt Keratitis

PROGNOSIS

Prognosis pada keratitis bakteri tergantung dari : Virulensi organisme yang bertanggung jawab

atas keratitis Luas dan lokasi ulkus kornea Hasil vaskularisasi dan / atau deposisi kolagen

Page 19: Ppt Keratitis
Page 20: Ppt Keratitis

Keratitis Virus

Page 21: Ppt Keratitis

KERATITIS HERPES SIMPLEK Disebabkan oleh virus herpes simpleks, ditandai

dengan adanya infiltrasi sel radang & edema pada lapisan kornea manapun. Pada mata, virus herpes simplek dapat diisolasi dari kerokan epitel kornea penderita keratitis herpes simpleks. Penularan dapat terjadi melalui kontak dengan cairan dan jaringan mata, rongga hidung, mulut, alat kelamin yang mengandung virus (Ilyas, 2006).

Page 22: Ppt Keratitis

KERATITIS VIRUS VARISELA ZOSTER Infeksi virus varicella zoster terjadi dalam 2 bentuk:

primer (varicella) dan rekuren (zoster). Manifestasi pada mata jarang terjadi pada varicella namun sering pada zoster ophthalmic. Pada varicella, lesi mata umumnya pada kelopak dan tepian kelopak. Jarang ada keratitis (khas lesi stroma perifer dengan vaskularisasi), dan lebih jarang lagi keratitis epithelial dengan atau tanpa pseudodendrite. Pernah dilaporkan keratitis disciformis, dengan uveitis yang lamanya bervariasi (Vaughan, 2009).

Page 23: Ppt Keratitis
Page 24: Ppt Keratitis

TERAPI Debridement Cara efektif mengobati keratitis dendritik adalah

debridement epitelial, karena virus berlokasi di dalam epitel. Debridement juga mengurangi beban antigenik virus pada stroma kornea. Epitel sehat melekat erat pada kornea, namun epitel terinfeksi mudah dilepaskan. Debridement dilakukan dengan aplikator berujung kapas khusus. Yodium atau eter topikal tidak banyak manfaat dan dapat menimbulkan keratitis kimiawi. Obat siklopegik seperti atropi 1 % atau homatropin5% diteteskan kedalam sakus konjugtiva, dan ditutup dengan sedikit tekanan. Pasien harus diperiksa setiap hari dan diganti penutupnya sampai defek korneanya sembuh umumny adalah 72 jam. Pengobatan tambahan dengan anti virus topikal mempercepat pemulihan epitel. Terapi obat topikal tanpa debridement epitel pada keratitis epitel memberi keuntungan karena tidak perlu ditutup, namun ada kemungkinan pasien menghadapi berbagai keracunan obat

Page 25: Ppt Keratitis

Terapi obat Agen anti virus topikal yang di pakai pada keratitis

herpes adalah idoxuridine, trifluridine, vidarabine, dan acyclovir. Trifluridine dan acyclovir jauh lebih efektif untuk penyakit stroma dari pada yang lain. Idoxuridine dan trifluridine sering kali menimbulkan reaksi toxik. Acyclovir oral ada mamfaatnya untuk pengobatan penyakit herpes mata berat, khususnya pada orang atopik yang rentan terhadap penyakit herpes mata dan kulit agresif (eczema herpeticum)

Page 26: Ppt Keratitis

Bedah Keratoplasti penetrans mungkin diindentifikasi

untuk rehabilitasi penglihatan pasien yang mempunyai parut kornea berat, namun hendaknya dilakukan beberapa bulan setelah penyakit herpes non aktif. Pasca bedah, infeksi herpes rekurens dapat timbul karena trauma bedah dan kortikosteroid topikal yang diperlukan untuk mencegah penolakan transplantasi kornea. Juga sulit dibedakan penolakan transplantasi kornea dari penyakit stroma rekurens (Vaughan, 2009).

Page 27: Ppt Keratitis

PROGNOSIS

Prognosis akhirnya baik karena tidak terjadi parut atau vaskularisasi pada kornea. Bila tidak diobati, penyakit ini berlangsung 1-3 tahun dengan meninggalkan gejala sisa.

Page 28: Ppt Keratitis

Keratitis Jamur

Page 29: Ppt Keratitis

KERATITIS FUNGI

Keratitis jamur dapat menyebabkan infeksi jamur yang serius pada kornea dan berdasarkan sejumlah laporan, jamur telah ditemukan menyebabkan 6%-53% kasus keratitis ulseratif

Page 30: Ppt Keratitis

ETIOLOGI

Jamur berfilamen (filamentous fungi) : bersifat multiseluler dengan cabang-cabang hifa. Jamur bersepta : Furasium sp, Acremonium sp,

Aspergillus sp, Cladosporium sp, Penicillium sp, Paecilomyces sp, Phialophora sp, Curvularia sp, Altenaria sp.

Jamur tidak bersepta : Mucor sp, Rhizopus sp, Absidia sp.

Jamur ragi (yeast) yaitu jamur uniseluler dengan pseudohifa dan tunas : Candida albicans, Cryptococcus sp, Rodotolura sp.

Page 31: Ppt Keratitis

TERAPI Terapi pada keratitis tergantung padajenis

penyebabnya : Belum diidentifikasi jenis jamur penyebabnya. Jamur berfilamen. Ragi (yeast). Golongan Actinomyces yang sebenarnya bukan

jamur sejati.

Page 32: Ppt Keratitis

Untuk golongan I : Topikal Amphotericin B 1,0 2,5 mg/ml, Thiomerosal (10

mg/ml), Natamycin > 10 mg/ml, golongan Imidazole. Untuk golongan II : Topikal Amphotericin B 0,15%, Miconazole 1%, Natamycin

5% (obat terpilih), econazole 1% (obat terpilih). Untuk golongan III : Econazole 1%, Amphoterisin B 0,15 %, Natamycin 5%,

Clotrimazole 1%, fluoconazol 2 % (Jack, 2009). Untuk golongan IV : Golongan Sulfa, berbagai jenis Antibiotik. Steroid topikal adalah kontra indikasi, terutama pada saat

terapi awal. Diberikan juga obat sikloplegik (atropin) guna mencegah sinekia posterior untuk mengurangi uveitis anterior.

Page 33: Ppt Keratitis

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan tajam penglihatan: Pemeriksaan tajam penglihatan dilakukan untuk mengetahui fungsi penglihatan setiap mata secara terpisah. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan menggunakan kartu snellen maupun secara manual yaitu menggunakan jari tangan.

Pemulasan fluorescein Kerokan kornea yang kemudian dipulas dengan

pulasan gram maupun giemsa. Pemeriksaan mikroskopik dengan KOH 10 % pada

kerokan kornea Kultur bakteri atau fungi

Page 34: Ppt Keratitis

Uji dry eye : Pemeriksaan mata kering atau dry eye termasuk penilaian terhadap lapis film air mata ( tear film ), danau air mata ( teak lake ), dilakukan uji break up time tujuannya yaitu untuk melihat fungsi fisiologik film air mata yang melindungi kornea. Penilaiannya dalam keadaan normal film air mata mempunyai waktu pembasahan kornea lebih dari 25 detik. Pembasahan kornea kurang dari 15 detik menunjukkan film air mata tidak stabil.

Uji sensibilitas kornea : Untuk mengetahui keadaan sensibilitas kornea yang berkaitan dengan penyakit mata akibat kelainan saraf trigeminus oleh herpes zooster ataupun akibat gangguan ujung saraf sensibel kornea oleh infeksi herpes simpleks

Uji fistel : Untuk melihat kebocorankornea atau fistel akibat adanya perforasi kornea

Uji biakan dan sensitivitas : Mengidentifikasi patogen penyebab Uji plasido : Untuk mengetahui kelainan pada permukaan

kornea

Page 35: Ppt Keratitis

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KERATITIS

Page 36: Ppt Keratitis

PENGKAJIAN

Identitas klien Identitas klien meliputi :Nama, Umur, Jenis

kelamin, Suku bangsa, Pekerjaan, Pendidikan, Status menikah,Alamat, Tanggal MRS, Diagnosa medis

Keluhan Utama Tanyakan kepada klien tentang adanya

keluhan seperti nyeri, mata berair, mata merah, silau dan sekret pada mata

Page 37: Ppt Keratitis

Riwayat Penyakit Sekarang Informasi yang dapat diperoleh meliputi informasi

mengenai penurunan tajam penglihatan, trauma pada mata. Riwayat gejala mata seperti nyeri meliputi lokasi, awitan durasi, upaya menguragi dan beratnya, pusing, silau.

Meliputi PQRST Paliatif : Penyebab Quality : Kualitas Region : Daerah yang terasa nyeri Scale : Skala nyeri Time : waktu

Riwayat Penyakit Dahulu Tanyakan kepada klien riwayat riwayat dialami oleh klien

seperti diabetes militus, herpes zooster, herpes simplek.

Page 38: Ppt Keratitis

PENGKAJIAN FISIK PENGLIHATAN Ketajaman Penglihatan Uji formal ketajaman penglihatan harus merupakan

bagian dari setiap data dasar pasien. Tajam penglihatan diuji dengan kartu mata (shellen) yang diletakkan 6 meter.

Palpebra Superior Merah, sakit bila ditekan.

Palpebra Inferior Bengkak, merah, ditekan keluar sekret.

Page 39: Ppt Keratitis

Konjungtiva Tarsal Superior dan Inferior Inspeksi adanya : Papil, timbunan sel radang sub konjungtiva yang

berwarna merah dengan pembuluh darah dengan pembuluh darah ditengahnya.

Membran, sel radang didepan mukosa konjungtiva yang bila diangkat akan berdarah.

Pseudomembran, membran yang bila diangkat tidak berdarah.

Litrasisi, pembentukan batu senyawa kalsium berupa perkapuran yang terjadi pada konjungtiva kronis.

Sitatrik, terjadi pada trakoma. Konjungtiva Bulbi

Sekresi Kemosisi konjungtiva bulbi

Page 40: Ppt Keratitis

Kornea Erosi kornea Infiltrasi, timbulnya sel radang Pannus, terdapat sel radang dengan adanya pembuluh darah yang

membentuk tabir kornea. Ulkus Sikatik

Bilik Depan Mata Hipopion, penimbunan sel radang dibagian bawah bilik mata depan. Hifema, perdarahan pada bilik mat depan.

Iris Kubiosis, radang pada iris Gambaran kripti pada iris

Pupil Reaksi sinar isokor

Pemeriksaan fundus okuli dengan optamoskop untuk melihat adanya kekeruhan pada media pengluhatan yang keruh seperti pada kornea, lensa dan badan kornea.

Page 41: Ppt Keratitis

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nyeri b/d proses inflamasi ditandai dengan         : Mata merasa sakit Mata merah bengkak Ekspresi wajah kesakitan Tampak gelisah

Resiko tinggi terhadap cidera b/d penurunan ketajaman penglihatan ditandai dengan : Visus menurun Fotofobi Adanya flikten Merasa klilipan

Potensial infeksi, penyebaran ke mata yang tak sakit berhubungan dengan kurang pengetahuan ditandai dengan      : Sering menggaruk mata Kurang menjaga kebersihan mata Tidak akurat mengikuti instruksi

Gangguan konsep diri b/d status kesehatannya ditandai dengan             : Klien menarik diri Diam dan sering termenung

Gangguan sensori perseptual: penglihatan b/d penurunan tajam penglihatan

Page 42: Ppt Keratitis

ANALISA DATA 1Data Etiologi Masalah

Ds : Pasien mengatakan matanya sakit

Do:

•   keadaan umum & pemfis :

• Mata pasien terlihat merah dan

bengkak hiperemi konjungtiva

• Pasien tampak meringis kesakitan

dengan selalu memegangi matanya

• Mata pasien terlihat berair

• Terlihat adanya trikiasis

• Terdapat blefarospasme

• Uji fluoresin didapatkan adanya

erosi kornea

• Uji biakan (kultur) didpatkan

adanya agen bakteri

Keratitis

Sistem endotel

terganggu

Dekompensasi endotel

Edema kornea

Dilatasi pembuluh

darah di limbus

mata kemerahan &

nyeri

Gangguan rasa nyaman

(nyeri)

Gangguan rasa

nyaman (nyeri)

Page 43: Ppt Keratitis

Data Etiologi Masalah

Ds : Pasien mengatakan silau

terhadap cahaya

Do:

Keadaan umum & pemfis:

• Mata pasien terlihat merah dan

bengkak hiperemi konjungtiva

• Pada kelopak mata terlihat ada

vesikel dan infiltrat

• Terdapat filament pada kornea

• Adanya sensibilitas kornea yang

hipestesia

• Terdapat blefarospasme

• Visus menurun 2/6

• Uji fluoresin didapatkan adanya

erosi kornea.

Keratitis

System endotel

terganggu

Dekompensasi endotel

Edema kornea

Sinar tidak mampu

dibiaskan

Silau

Gangguan persepsi

sensori (penglihatan)

Gangguan persepsi

sensori (penglihatan)

Page 44: Ppt Keratitis

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 1 x 24 jam nyeri berkurang.

Kriteria Hasil : nyeri berkurang, pasien merasa nyaman. Intervensi : Kaji tingkat nyeri R/ tingkat nyeri dapat menggambarkan intervensi selanjutnya. Kaji pernyataan verbal dan non verbal tentang nyeri R/ ketidaksesuaian pernyataan verbal dan non verbal memberikan petunjuk

derajat nyeri. Beri kompres basah hangat R/ Mengurangi nyeri, mempercepat penyembuhan, dan membersihkan mata. Kompres basah dengan NaCL dingin R/ mencegah dan mengurangi edema dan gatal-gatal yang berat Beri irigasi R/ untuk mengeluarkan sekret, benda asing/kotoran dan zat-zat kimia dari

mata. Dorong penggunaaan kaca mata hitam pada cahaya kuat R/ cahaya yang kuat meyebabkan rasa tak nyaman Kolaborasi team medis R/ pemakaian obat antibioteik dan antiseptik.

NYERI B/D IRITASI ATAU INFEKSI PADA MATA

Page 45: Ppt Keratitis

DIAGNOSA 2ANSIETAS B/D ADANYA KEMUNGKINAN/ KENYATAAN KEHILANGAN PENGLIHATAN

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 1 jam ansietas berkurang.

Kriteria Hasil : Klien tampak rileks, melaporkan ansietas menurun sampai tingkat dapat diatasi.

Intervensi : Kaji tingkat ansietas, derajat pengalaman nyeri/ timbulnya

gejala tiba-tiba dan pengetahuan kondisi saat ini. Rasional :Data dasar menentukan intervensi. Berikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan

perasaannya. Rasional : Membantu kecemasan klien Beri informasi yang akurat dan jujur. Rasional : Informasi yang akurt dapat mengurangi tingkt

kecemasan klien. Dukung dan arahkan mekanisme koping klien. Rasional : Meningkatkan kepercayaan diri klien.

Page 46: Ppt Keratitis

GANGGUAN SENSORI PERSEPTUAL: PENGLIHATAN B/D PENURUNAN TAJAM PENGLIHATAN

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 1 jam terdapat peningkatan tajam penglihatan.

KH : Ketajaman penglihatan meningkat. Intervensi : Menentukan ketajaman poenglihatan, catat apakah satu

atau kedua mata terlibat. Rasional : Menentukan dasar untuk intervensi. Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lain

di areanya. Rasional : Mencegah terjadinya cedera. Anjurkan klien u tuk mengistirahatkan mata yang sakit. Rasional : Mengistirahatkan mata dan mengatur beban

mata. Anjurkan klien kontrol secara rutin. Rasional : Deteksi dini terdapat tingkat penyembuhan.

Page 47: Ppt Keratitis

RESIKO TINGGI TERHADAP CIDERA B/D PENURUNAN KETAJAMAN

Tujuan Visus kembali normal Tidak tampak luka cidera pada tubuh Intervensi :

Kaji tingkat ketajaman penglihatan Rasional : Kebutuha individu dan pilihan intervensi bervariasi

sebab kehilangan penglihatan terjadi lamban dan progresif Pertahankan posisi tempat tidur rendah, pagar tempat tidur

tinggi dan bel samping tempat tidur. Rasional : Memberikan kenyamanan pasien saat

membutuhkan bantuan dan mengurangi resiko cedera. Singkirkan benda-benda yang dapat menimbulkan cidera ( pisau

buah ) Rasional : Memberikan perlindungan terhadap resiko cidera

Beritahu pasien agar tidak menggaruk mata R/ mencegah terjadinya cidera mata.

Page 48: Ppt Keratitis

POTENSIAL INFEKSI, PENYEBARAN KE MATA YANG TAK SAKIT BERHUBUNGAN DENGAN KURANG PENGETAHUAN

Tujuan             : Infeksi tidak menyebar ke mata sebelahnya Intervensi : Kaji pemberian antibiotik setian 30 menit/1jam/2jam

dan kaji efek sampingnya setelah pemberian obat R/ mencegah komplikasi dan penyebaran infeksi ke

mata yang tidak terinfeksi. Lakukan tehnik steril saat pemberian obat R/ mencegah infeksi silang Lakukan HE tentang pencegahan dan penularan

penyakit R/ memberikan pengetahuan dasar bagaimana cara

memproteksi diri.

Page 49: Ppt Keratitis

GANGGUAN KONSEP DIRI B/D STATUS KESEHATANNYA

Tujuan             : Klien tidak menarik diri Wajah tanpak ceria Pasien tampak bersosialisasi Intervensi : Ciptakan / pertahankan hubungan terapeutik antara pasien dan

perawat R/ mengenbangkan rasa saling percaya dengan Px dan keluarga Px Kaji interaksi antara pasien dengan keluarga, catat apabila ada

perubahan dalam hubungan keluarga. R/ Keluarga mungkin secara sadar/ tidak memperkuat sikap negatif

dan keyakinan pasien atau informasi yang didapat mungkin menghambat dalam penanganan pasien.

Dukung penggunaan mekanisme pertahanan. R/ konfrontasi pasien terhadap situasi yang nyatadan mengakibatkan

peningkatan ansietas dan mengurangi kemampuan untuk mengatasi perubahan konsep diri.

Beri informasi yang benar tentang keadaan kesehatannya. R/ membantu pasien menerima keadaan kesehatannya

Page 50: Ppt Keratitis

VIDEO

Acanthamoeba Keratitis and contact lens.mp4

Page 51: Ppt Keratitis

Terima Kasih.....