Ppt Hasil Loura Piks

13
PENGARUH PEMBERIAN KOPI DAN ASAP ROKOK TERHADAP KERUSAKAN GINJAL MENCIT(Mus Musculus L) Oleh: Loura Pattipeilohy 2008-76-057 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PATTIMURA

description

file

Transcript of Ppt Hasil Loura Piks

PERAN MADU SEBAGAI ANTIOKSIDAN DALAM MENCEGAH KERUSAKAN PANKREAS MENCIT (Mus musculus) TERPAPAR ASAP ROKOK KRETEK

PENGARUH PEMBERIAN KOPI DAN ASAP ROKOK TERHADAP KERUSAKAN GINJAL MENCIT(Mus Musculus L)Oleh:Loura Pattipeilohy2008-76-057

JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS PATTIMURAPENDAHULUANLatar Belakang

KERUSAKAN GINJAL kafeinkopiAsap rokokRADIKAL BEBASNIKOTINPerumusan MasalahTujuan PenelitianManfaat PenelitianBagaimana pengaruh kopi dan asap rokok terhadap kerusakan ginjalMencit (Mus musculus L) ?

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kopi dan asap rokok terhadap kerusakan organ ginjal Mencit (Mus musculus L). Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu : Dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, untukmengetahui efek kopi dan asap rokok sebagai salah satu zat yang menyebabkan kerusakan pada ginjal mencit dan menjadi sumber acuan yang dapat digunakan untuk npenelitian selanjutnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih lanjut. METODE PENELITIANTipe PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian eksperimental

Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan di Laboratorium Zoologi - Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pattimura dan pembuatan preparat histologi ginjal di Universitas Brawijaya Malang

Alat dan Bahan PenelitianKandang mencitPisau bedahAlat bedah paraffinKotak rol filmKaca pembesar (Loop)NeracaPinsetSmokoing chamberkamera

12 ekor mencitKopiRokok kretekNaCl 0,9%Alkohol 70%Ethanol absoluteJerami

Prosedur PenelitianCara perlakuan dosis kopiCara pemberian kopiPemaparan asap rokok kretekCara pemamparan asap rokokPengamatan Pembuatan preparat sayatan ginjal Analisa DataGambaran preparat histologi ginjal mencit (Mus Musculus) dengan pewarnaan hematoksilin-eosin (HE) dianalisis secara diskriptif.

Pengelompokkan Hewan UjiTidak diberi kopi dan tidak dipapar asap rokokDiberi larutan kopi sebanyak 0,002gr/BBDipapar asap rokok kretek sebanyak 1 batangDipapar asap rokok setelah 1 jam pemberian kopiHASIL DAN PEMBAHASAN

ADCB312122PembahasanHasil pengamatan histologi ginjal mencit yang dipapar asap rokok selama 30 hari menunjukan bahwa terjadi kerusakan pada ginjal mencit seperti endapan protein tubuli, nekrosis dan degenerasi hidrofis.Terjadi kerusakan glomerulus menyebabkan daya filtrasi akan terganggu(Ressang 1984).kerusakan ini dapat mengganggu sistem vaskular peritubular dan berpotensi untuk mengalirkan zat racun ke tubuli.sebaliknya kerusakan parah pada tubuli akibat peningkatan tekanan intra glomerulus dapat menyebabkan terjadinya atrofi glomerulus(Cotran et al, 1989).Kerusakan glomerulus cenderung diikuti oleh kerusakan epitel tubulus berupa degenerasi ataupun adanya endapan protein dalam sitoplasma(Ressang 1984).selain itu, menurunnya kemampuan absorsi tubulus yang dikarenakan epitel tubulus telah mengalami degenerasi hingga nekrosis juga menjadi faktor adanya endapan protein (Carlton & McGavine 1995). Pada penelitian ini, kelompok yang diberi perlakuan kopi pada mencit menunjukkan terjadinya kerusakan pada sel ginjal yaitu endapan protein tubuli dan nekrosis yang diakibatkan karena kecilnya dosis yang diberikan sehingga antioksidan yang terdapat didalam kopi tidak dapat menetrallisir racun yang disebabkan oleh kafein (Gambar 4B). Pada kelompok mencit yang diberi perlakuan asap rokok kretek selama 30 hari menunjukkan adanya kerusakan pada sel-sel ginjal mencit yaitu endapan protein tubuli dan nekrosis yang disebabkan karena adanya peningkatan radikal bebas yang terkandung dalam asap rokok kretek sehingga merusak membran sel.

10lanjutanPada kelompok mencit yang diberikan paparan asap rokok kretek ini juga, banyak terdapat sel-sel podosit didalam tubulus proksimal (Gambar 4C). Sedangkan pada kelompok mencit yang diberi perlakuan asap rokok kretek setelah 1 jam pemberian kopi masih terjadi nekrosis dan degenerasi hidrofis tetapi sudah tidak terjadi endapan protein tubuli. Hal ini menunjukkan bahwa tubulus distal dan tubulus proksimal telah mengalami lisis dan sel-sel podosit yang berada pada tubulus proksimal mulai menghilang diakibatkan karena kecilnya dosis yang diberikan dan peningkatan radikal bebas yang terkandung didalam asap rokok kretek (Gambar 4D). Oleh karena itu, untuk mencegah kerusakan ginjal akibat kafein dan radikal bebas yang terdapat didalam kopi dan asap rokok kretek, dibutuhkan asupan antioksidan tambahan.Flavonoid merupakan golongan senyawa bahan alam dari senyawa fenolik yang akan berfungsi dalam tubuh sebagai antioksidan. Manfaat flavonoid antara lain adalah untuk melindungi struktur sel, memiliki hubungan sinergis dengan vitamin C (meningkatkan efektivitas vitamin C), anti inflamasi, antibiotik dan induksi apoptosis (Anonim, 2011). Sel akan mengalami poliferasi dan regenerasi untuk mengganti sel-sel yang lepas atau mati (Robbins & Koemar, 1992). Dengan demikian jika sel-sel pada tubulus dapat beregenerasi kembali, maka akan mempengaruhi keoptimalan fungsi dari tubulus tersebut sebagai saluran pembawa toksikan yang akan dikeluarkan bersama urin. 11PENUTUPKesimpulanBerdasarkan hasil penelitian diatas maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :Kopi dan Asap Rokok dapat merusak ginjal mencit (Mus muscullus L) seperti endapan protein tubuli, nekrosis dan atropi glomerulus.

SARANSebaiknya kopi dan rokok tidak seharusnya dikonsumsi secara bersamaan agar dapat mencegah kerusakan ginjal.Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat pengaruh pemberian kopi dan asap rokok terhadap organ lain, serta efek antioksidan dalam mencegah atau memperbaiki kerusakan ginjal akibat asap rokok dan kopi.

Sekian Dan Terima Kasih

13